IBADAH RAYA MINGGU, 22 JUNI 2025
WAHYU PASAL 19
(Seri 5)
Subtema: LENAN HALUS BERKILAU-KILAUAN
Shalom, mula pertama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita sekalian dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus. Kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu malam ini semua karena perkenanan TUHAN.
Saya juga tidak lupa untuk menyapa saudara-saudari terkasih, bapak/ibu yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Youtube maupun Facebook atau media sosial lainnya, yang dapat diakses ataupun dipergunakan.
Tetapi tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi malam ini. Sehingga kita dapat merasakan lawatan dan jamahan TUHAN sampai kita nanti mengalami satu pertolongan yang besar, satu muzijat yang besar, mujizat yang pertama yaitu keubahan -- air menjadi anggur, itu keubahan dalam nikah; hubungan kita dengan TUHAN.
Selanjutnya kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab WAHYU.
Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!
Lenan halus dari gereja TUHAN yang sempurna disebut; berkilau-kilauan dan putih bersih.
Berkilau-kilauan atau bercahaya adalah sebuah fakta kebenaran yang datang dari dalam. Maka, apabila bagian dalam manusia gelap, tentu saja bagian luarnya atau pakaian luar; kotor. Sebaliknya, kalau manusia bagian dalam bersih, maka bagian luarnya juga akan bercahaya (berkilau-kilauan).
Sesungguhnya, Lenan halus adalah perbuatan-perbuatan benar / kebajikan dari orang-orang kudus
Wahyu 21:9-10 – Perikop: “Yerusalem yang baru”
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Pengantin perempuan, mempelai Anak Domba adalah gunung besar dan tinggi, itulah kota kudus Yerusalem baru yang turun dari Sorga, dari Allah.
Keberadaan dari mempelai Anak Domba.
Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kota kudus (Yerusalem Baru) bercahaya kemuliaan Allah, bagaikan permata Yaspis, permata yang paling indah, jernih seperti kristal. Pendeknya, manusia kristal / kehidupan yang sudah dikristalkan oleh TUHAN; ia bercahaya kemuliaan Allah. Kristal = transparan, itu berarti; bagian luar sama dengan manusia dalamnya.
Itu sebabnya saya sampaikan di atas tadi, kalau manusia dalamnya gelap, pasti pakaian yang nampak di luar kotor, tetapi kalau manusia dalamnya benar (bersih) pasti luarnya bercahaya (berkilau-kilauan).
Istilah lain dari cahaya kemuliaan Allah disebutlah itu Shekina Glory dan itu ada di antara dua kerub yang ada di atas tutup pendamaian (tutupan grafirat).
Sebagai tambahan, tentang “bercahaya berkilau-kilauan”. itu bisa terjadi juga lewat baptisan/lautan kaca.
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Oleh baptisan / lautan kaca, kehidupan kita (gereja TUHAN) menjadi kristal.
Jadi, kita dikristalkan bisa lewat baptisan / lautan kaca.
Lebih dalam lagi…
Roma 4:23-24
(4:23) Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, (4:24) tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, (4:25) yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
Jadi, singkat kata, umat manusia dibenarkan Allah oleh sebab; kematian dan kebangkitan Yesus.
Pendeknya, bila kita anak-anak TUHAN menerima kebenaran Allah, maka hidup kita disalut (ditutup bungkus), sehingga Allah hanya melihat penyalut / penutup bungkus itu, dan tidak akan melihat lagi kehidupan lama kita yang penuh dosa, yang disebut sebagai pakaian tua (pakaian kotor). Itu sebabnya saya berani untuk mengatakan bahwa, kita pun bisa dikristalkan lewat baptisan lautan kaca.
Biar kiranya kita memiliki pakaian, itulah lenan halus, yang berkilau-kilauan dan putih bersih, sebab itulah yang TUHAN kerjakan dari sejak semula, dari sejak taman Eden. Lihatlah, waktu manusia jatuh ke dalam dosa karena melanggar hukum ALLAH; mereka diusir dari taman Eden. Lalu mereka berupaya untuk menutupi ketelanjangan dengan kebenaran diri sendiri, tetapi sampai kapan kebenaran diri sendiri itu dapat menutupi ketelanjangan mereka? Akhirnya mau tidak mau TUHAN Yesus menjadi anak domba yang dikuliti, untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Sehingga yang TUHAN lihat dari sorga adalah kebenaran Allah, dengan lain kata: perbuatan lama / hidup lama / pakaian kotor itu tidak nampak lagi.
Roma 6:1-4 Perikop: “Mati dan bangkit dengan Kristus”
(6:1) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (6:2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Oleh baptisan Kristus yakni lautan kaca kita menjadi kristal, itulah keadaan dari orang-orang yang hidup baru.
Hidup baru artinya pribadi yang sudah dikristalkan oleh TUHAN.
Roma 6:20-21
(6:20) Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. (6:21) Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.
Waktu seseorang hamba dosa, ia bebas dari kebenaran dan buahnya adalah kematian kekal / binasa.
Kita lanjut tentang: DIKRISTALKAN OLEH LAUTAN KACA
Roma 6:22
(6:22) Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
Setelah dibebaskan dari dosa oleh baptisan lautan kaca, seseorang menjadi hamba Allah / hamba kebenaran. Dan buahnya adalah membawa kita kepada pengudusan.
Pengudusan bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena kepada RUANGAN SUCI.
Di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat → ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok
MEJA ROTI SAJIAN → ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = persekutuan dengan Yesus Anak Allah.
PELITA EMAS → ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh = Persekutuan dengan Roh El Kudus.
MEZBAH DUPA → ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = Persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasihNya.
Jadi kita harus memiliki tiga tabiat dari Allah Tritunggal yaitu: Firman Allah, Roh Allah, dan Kasih Allah. Maka kalau kita lihat dari pengertian ini, ibadah itu tidak cukup hanya Ibadah Raya Minggu, tetapi kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, supaya kita tinggal dalam Allah Tritunggal (TUHAN Yesus Kristus), Mempelai laki-laki Sorga.
Inilah yang sedang kita upayakan, gembor-gemborkan supaya gereja TUHAN di hari terakhir ini menerima pengertian semacam ini. Sehingga, tidak sedikit pengorbanan kita untuk hal ini, yang kita kerjakan baik lewat live streaming juga lewat fellowship PPT dan seterusnya. Tetapi percayalah, karena kita tidak egois, maka jerih payah kita tidak menjadi sia-sia.
Roma 6:22
(6:22) Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
Muara dari pengudusan (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok) ialah hidup yang kekal.
Hidup yang kekal → kota kudus, Yerusalem baru, itulah pengantin perempuan, mempelai Anak domba.
Inilah yang saya sampaikan di atas tadi; bercahaya kemuliaan ALLAH.
Wujud mempelai TUHAN yang dapat dilihat dari mata jasmani adalah: doa penyembahan. Jadi…
Kalau penyembahannya benar itu adalah cermin dari nikah suci.
Sebaliknya, kalau nikahnya suci, pasti penyembahannya benar.
Ini hebatnya Pengajaran Mempelai Tabernakel, langsung TUHAN berikan pengertian secara terang-terangan, dibawa dengan akurat, tidak lagi meraba-raba seperti gereja hawa yang melanggar hukum ALLAH.
Penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja.
Ayat referensinya…
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Pendeknya, kehendak manusia diserahkan kepada kehendak ALLAH, seperti Yesus menyerahkan seluruh hidupNya kepada kehendak Allah.
Itulah isi cawan Allah yang harus kita minum dan untuk hal itu kita harus berkata: ya Bapa, sebab tidak ada cara lain untuk sampai kepada hidup kekal, selain meminum cawan Allah.
Matius 26:38-39
(26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Isi cawan Allah disebut juga dengan adalah kehendak Allah.
Jadi kita harus minum cawan Allah, dan untuk kehendak Allah Bapa kita harus berkata: ya Bapa. Untuk sampai kepada muara ibadah, muara pengudusan, itulah pengantin perempuan mempelai Anak Domba, tidak ada cara lain selain “ya Bapa” (minum cawan yang isinya kehendak Allah).
Jadi, kehendak kita diserahkan kepada kehendak Allah dan Yesus sudah menunjukkan itu di atas kayu salib dua ribu tahun yang lalu.
Matius 26:40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Berjaga-jaga dan berdoa → Penyembahan yakni; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah. Sedangkan kuasa penyembahan: kita dapat melangkahi puncak gelap malam / puncak pencobaan, tepatnya nanti pada saat antikris menjadi raja, berkuasa atas seantero dunia. Di situ ada satu aniaya yang sangat besar, siksaan yang sangat dahsyat yang belum pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi lagi setelah 3 ½ tahun. Tetapi, oleh karena doa penyembahan kita sanggup melangkahi puncak pencobaan.
Pendeknya, sarana yang dapat kita gunakan untuk menghadapi puncak gelap malam / puncak pencobaan adalah lewat doa penyembahan itulah puncak ibadah, tidak ada sarana lain. Jadi, untuk menghadapi puncak pencobaan harus dengan puncak ibadah. Ini saja yang terpenting dalam menjalankan ibadah pelayanan kita di hadapan TUHAN.
Sarana itu sudah TUHAN berikan kepada kita, dan kita memperoleh pengertian lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Seandainya kita tidak digembalakan lewat Pengajaran Tabernakel, kita tidak akan mungkin mengerti ini semua, yang kita tahu hanya Ibadah Raya Mingg, dan kita “berasa” sudah masuk Sorga. Maka, ijinkanlah rencana TUHAN berlangsung dalam diri kita, sehingga kita tidak lagi melalui jalan lain, selain jalan yang sempit.
Biarlah kiranya kita semua bermuara pada pengudusan, kita semua menjadi mempelai TUHAN, wujud yang nampak ialah doa penyembahan. Berarti; kita harus berada pada puncak ibadah yang sanggup melangkahi puncak pencobaan.
Kita rangkailah pengertian dari Matius 26:39-41 dengan Ayub 39:29.
Ayub 39:29
(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
Mengembangkan sayapnya menuju ke selatan
Kalau dia menuju ke selatan berarti dia berasal dari utara. Kalau dia mengembangkan sayap ke barat berarti dia berasal dari timur.
Oleh pengertianmukah burung elang terbang.
Melepaskan diri dari puncak pencobaan yaitu aniaya antikris, jelas karena pengertian yang datang dari Sorga terkait dengan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, hingga nanti kita berada pada puncak ibadah yakni; doa penyembahan, bagaikan burung elang yang terbang ke selatan, dia lepas dari puncak pencobaan yakni; takhta setan (sebelah utara).
Jadi, jangan coba-coba menghadapi puncak pencobaan dengan pengertian sendiri; tidak bisa.
Berbahagilah kita keluarga GPT “Betania” Serang & Cilegon ini saudara, kita diberi pengertian lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Oleh sebab itu, biarlah kita terus ikuti gerak dari Pengajaran Mempelai, dalam kerendahan di hati, disertai dengan ketulusan sebab orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya (Amsal 11:3)
Ayub 39:30
(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?
Singkat kata, TUHANlah yang membawa kita sampai kepada puncak ibadah.
Perlu untuk diketahui:
Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja dan Dia adalah Raja damai sejahtera.
Kalau kita bicara raja kaitannya dengan takhta -- Dia bertakhta -- hal itu menunjuk kepada nikah / mempelai. Tetapi Dia juga adalah Imam Allah yang Mahatinggi yang memimpin ibadah kita sampai kepada puncak ibadah sebagaimana dalam Ibrani 7:1 -- Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi ---
Imam Allah yang Mahatinggi berarti; telah memimpin ibadah-ibadah kita di bumi ini sampai pada puncaknya yaitu; doa penyembahan.
Jadi, tetap dengan 2 (dua) pengertian;
Yesus Raja Salem.
Kalau Raja Salem kaitannya dengan Mempelai TUHAN
Yesus Imam yang Mahatinggi
Kalau Dia Imam yang Mahatinggi kaitannya dengan doa penyembahan.
Jadi sekali lagi saya sampaikan inti dari ayat 30 ini; TUHANlah yang membawa kita sampai puncak ibadah. Sebab…
Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja, Dia adalah Raja damai sejahtera dan Raja Salem
Dia juga Imam Allah yang Mahatinggi yang telah memimpin ibadah-ibadah kita di bumi sampai pada puncaknya (doa penyembahan)
Dan dalam Wahyu 19:6-7, Dia datang sebagai Raja dan Mempelai Laki-laki Sorga = imam (suami = imam). Dan kita juga menantikan TUHAN “di situ” sebagai Imamat Rajani.
Sekali lagi saya sampaikan; Dia memimpin ibadah kita sampai puncak ibadah. Jadi, kita datang beribadah itu karena kemauan dari TUHAN, imam-imam melayani di tengah ibadah itu juga karena kemauan yang datang dari TUHAN, sampai kita dipimipin pada puncak ibadah yakni; doa penyembahan. Sebagaiamna dalam Filipi 2:13 -- Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Ayub 39:31
(39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Puncak ibadah, yakni doa penyembahan tidak dapat dijangkau oleh mata ular, yaitu setan tritunggal; naga, antikris dan nabi-nabi palsu. Maka, sekali saya sampaikan dengan jelas, biarlah kiranya kita memperoleh pengertian yang benar dari Allah lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, selanjutnya Yesus adalah Raja dan Imam Besar Agung .
Yesus Raja kaitannya dengan mempelai TUHAN.
Yesus Imam Besar Agung kaitannya dengan doa penyembahan.
Jadi, antikris tidak dapat menjangkau kehidupan kita bilamana kehidupan kita sudah dipimpin oleh Imam Besar Agung sampai kepada puncak ibadah yakni doa penyembahan -- tidak bisa dijangkau oleh ular.
Ayub 39:32-33
(39:32) Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati; (39:33) anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
Berada pada puncak ibadah berarti;
Anak-anak TUHAN memiliki pandangan nubuatan, berarti; memandang jauh ke depan, cara berpikirnya tidak pendek.
Telah masuk dalam pengalaman kematian = daging tidak bersuara lagi -- di mana ada yang tewas, di situlah dia.
Yesaya 40:27- 29
(40:27) Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" (40:28) Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
Kalau kita mengerti rencana TUHAN dan segala sesuatunya, berarti “TUHAN bukanlah TUHAN.” Tetapi sekalipun sulit dipahami oleh manusia, tetaplah ikuti apa yang menjadi maunya TUHAN, dan kita tetap berada dalam rencana TUHAN.
Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar?
Yang harus kita ketahui dan dengar malam ini antara lain:
TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung, itu berbicara tentang 6 hari.
Tidak menjadi lesu 🡪 hari ketujuh / hari perhentikan; tekun tiga macam ibadah pokok.
Yesaya 40:29-31
(40:29) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. (40:30) Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, (40:31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Itulah keadaan orang yang menanti-nantikan TUHAN, kepadanya dipercayakan dua sayap burung nasar besar, sebab “dimana ada bangkai di situ burung nasar berkerumun”
Itulah kegunaan dari doa penyembahan untuk kita memperoleh sayap burung nasar yang besar. Jadi, tidak rugi kita datang meghadap TUHAN lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok. Tinggalkan pengertian manusia dan andalkanlah TUHAN dalam segala perkara.
Mazmur 103:1-5 -- Perikop: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku!”
(103:1) Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! (103:2) Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (103:3) Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, (103:4) Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, (103:5) Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
Mahkota dari orang muda adalah kekuatannya, tetapi TUHAN sudah memberikan kekuatan pada orang yang lemah dan tak berdaya, itulah sayap burung nasar yang besar, itulah kekuatan kita untuk menghadapi puncak gelap malam saat antikris menjadi raja. Tetapi orang yang merasa diri hebat dan kuat, justru menjadi lemah dan tidak berdaya; tidak bisa apa-apa.
Jadi, malam ini kita sudah diberi pengertian oleh TUHAN dan oleh kemurahan-Nya lewat Wahyu 19:8; kepada gereja TUHAN yang sempurna diberi pakaian lenan halus, berkilau-kilauan dan putih bersih.
Saudara, malam ini kita datang di kaki salib (menyembah TUHAN), membuktikan bahwa kita rindu untuk berada di dalam rencana TUHAN. Ayo, kita buktikan malam ini.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment