KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, August 10, 2011

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 AGUSTUS 2011

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 AGUSTUS 2011
 
Tema: YA ABBA, YA BAPA
(Seri 16)
 
Subtema: BERSERU SAAT BERADA DALAM KESESAKAN
 
Shalom. Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kasih Nya besar, kita boleh beribadah malam hari ini.
 
Kita lanjut kembali melihat Roma pasal 8. Kemurahan Tuhan kalau kita sudah sampai pada seri yang ke-16, tetapi biarlah kemurahan itu sampai pada Yerusalem yang baru.
Kita sudah banyak menerima Firman Tuhan, maka seharusnya pedang itu sudah bisa menembusi agar tidak ada akibat-akibat dosa yang fatal
Oleh sebab itu, setiap ada pengakuan itu adalah akar yang sudah tercabut. Kalau akar belum tercabut, biar bagaimanapun tidak akan mengalami perubahan. Hal itu harus kita tanamkan dalam hati sampai Tuhan datang, kalau tidak, tidak akan tertolong selama kita tidak mengakui dosa, selama akar dosa belum tercabut.
Biarlah kita mengakui pembukaan rahasia firman Tuhan; kalau tidak diakui, berarti ada keinginan untuk terus menerus melakukan kesalahan.
 
Mari kita perhatikan Roma 8.
Roma 8: 14
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. (8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
 
Setiap orang yang dipimpin Roh Allah, itu adalah anak Allah. Kalau tidak dipimpin Roh Allah, berarti bukanlah anak Allah. Jika dipimpin Roh Allah, maka kita ada keuntungan yang kita peroleh, yaitu oleh karena Roh itu kita dimampukan untuk berseru “ya Abba , ya Bapa”
 
“Ya Abba , ya Bapa adalah seruan dari anak-anak Tuhan kepada Allah.
Abba artinya: Bapa yang baik,  Bapa yang memelihara anak-anak Nya. Banyak sekali bapa di muka bumi ini tetapi hanya satu Bapa yang baik, Dialah Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya.
Oleh sebab itu, biarlah kita senantiasa berseru kepada Allah sebagai bapa yang baik “ya Abba, ya Bapa”, itu bukti bahwa kita mengagungkan memuliakan Bapa di bumi ini, seperti Dia diagungkan dimuliakan di dalam surga.
 
Setiap manusia suatu ketika pasti mengalami kesesakan; oleh sebab itu, biarlah kita memperhatikan kesesakan Yunus ini sampai akhirnya doa dan seruannya didengar Tuhan. Mari kita lihat SERUAN YUNUS DI DALAM KESESAKANNYA.
Yunus 2: 1-9
(2:1) Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu, (2:2) katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. (2:3) Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku. (2:4) Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus? (2:5) Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku (2:6) di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku. (2:7) Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. (2:8) Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. (2:9) Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!"
 
Ketika Yunus di dalam perut ikan, ketika dia berada di dalam kesesakan, Yunus berdoa berseru kepada Tuhan.
Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini suatu saat kelak pasti mengalami kesesakan, kesusahan, namun kesesakan yang dialami setiap manusia itu tidak sama. Dan ini adalah contoh yang bagus bagi kehidupan kita pribadi lepas pribadi, yaitu di dalam kesesakan, Yunus berdoa berseru kepada Tuhan artinya: tetap mengagungkan memuliakan Allah sebagai Bapa yang baik.
Jangan sampai sudah berada dalam kesesakan, tetapi tidak ada doa dan seruan kepada Tuhan, seperti Kain yang akhirnya meninggalkan Tuhan dan binasa.
 
Biarlah ketika dalam kesesakan, kita berseru kepada Tuhan, mengagungkan memuliakan Tuhan lewat doa. Janganlah kita menjauhkan diri dari TUHAN ketika kita berada dalam kesesakan. Biarlah kehidupan kita juga sama seperti Yunus; ketika berada dalam kesesakan, di dalam perut ikan, Yunus berdoa berseru kepada Tuhan.
 
Yunus 2: 6
(2:6) di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
 
Ketika Yunus mengalami kesesakan, sepertinya tidak ada jalan keluar; itu sebabnya ia berkata “pintunya terpalang di belakangku = Seperti tidak lagi mengalami suasana kebangkitan, seperti berada di dalam suasana liang kubur.
Ketika berada di dalam kesesakan, mungkin sepertinya tidak ada lagi jalan keluar; oleh sebab itu, biarlah kita memohon kepada Tuhan ketika di belakang sudah terpalang pintu, ketika mengalami kesesakan.
 
Pada akhirnya, TUHAN memberikan kemurahanNya kepada Yunus, Tuhan mendengar doa seruan Yunus karena 2 hal, YANG PERTAMA.
Yunus 2: 4
(2:4) Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?
 
Inilah jalan keluarnya: dalam kesesakan ia berkata “Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”, inilah seruan Yunus yang pertama sehingga ia tertolong
Artinya: keinginan untuk kembali melayani Tuhan di dalam rumah Tuhan, Bait Suci dengan sungguh-sungguh, disertai dengan kekudusan.
 
Wahyu 7: 15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
 
Kalau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh disertai dengan kekudusan berarti siap sedia melayani TUHAN siang dan malam = melayani dengan setia
Bukan hanya siang hari kita melayani, tetapi dalam malam pun tetap melayani. Bukan hanya saat terang saja melayani, tetapi saat dalam gelapnya dosa tetap setia melayani.
Setia, artinya: taat dengar-dengaran = patuh pada ajaran yang benar
 
Ibrani 3: 1-6
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. (3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. (3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
 
Biarlah kita tetap setia saja, patuh pada ajaran yang benar, tidak ada penyimpangan ke kiri dan ke kanan, dengan demikian kita dipandang layak untuk melayani Tuhan.
Biarlah kita melayani dengan layak, dengan setia sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, supaya nyatalah kemuliaan Allah dalam ibadah pelayanan kita semua. Kalau kita layak, maka kemuliaanNya pastilah nyata.
 
Ciri-ciri melayani siang dan malam / melayani dengan setia:
Wahyu 7: 14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
 
Ciri-ciri melayani dengan setia adalah mencuci jubah di dalam darah Anak Domba,sehingga mereka keluar dari kesusahan / kesesakan itu, seperti Yunus yang keluar dari kesesakan itu.
Jubah à perbuatan-perbuatan / kelakuan sehari-hari. Perbuatan / kelakuan sehari-hari harus dicuci di dalam darah Anak Domba. Setiap hari jubah harus kita cuci dalam darah Anak Domba, jangan ada noda-noda dosa.
Dalam kalau setia melayani TUHAN, maka ada tudung perlindungan dari Tuhan.
 
 
Ibrani 9: 19-22
(9:19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, (9:20) sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." (9:21) Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah. (9:22) Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
 
Oleh sebab itu, biarlah kita selalu mencuci jubah kita di dalam darah Anak Domba, sebab tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan.
Biarlah darah itu tertumpah dari atas kayu salib, seperti 2 tangan 2 kaki terpaku, artinya; berhenti berbuat dosa, kembalilah kepada Allah, dan jangan mengulangi lagi, dan layani Tuhan siang dan malam dengan sungguh-sungguh. Itulah jalan keluar yang pertama.
 
Pada akhirnya, TUHAN memberikan kemurahanNya kepada Yunus, Tuhan mendengar doa seruan Yunus karena 2 hal, YANG KEDUA.
Yunus 2: 9
(2:9) Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!"
 
Jalan keluar yang kedua: Dalam kesesakan, saat Yunus berdoa dan berseru  yang keluar dari mulut Yunus adalah “Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu, artinya: ada ucapan syukur yang keluar dari mulut Yunus
 
Ketika kita dalam kesesakan, tetap harus ada ucapan syukur, jangan menyalahkan orang lain. Biarlah lewat kesesakan, kita senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan, bukan mengutuki Tuhan, seolah-olah Tuhan tidak berkuasa atas kita. Sesungguhnya, kalau kita mengalami kesesakan itu karena dosa dan kesalahan kita. Biarlah kita ada ucapan syukur setinggi-tingginya supaya tidak keluar kata-kata kutuk.
 
Ciri-ciri orang yang berucap syukur: Mempersembahkan korban kepada Tuhan
Korban yang dipersembahkan kepada Tuhan yaitu membayar nazar. Nazar adalah janji suci dan janji yang benar kepada Tuhan untuk segera ditepati.
Seringkali kita bernazar kepada Tuhan, terlebih saat mendengar firman; tetapi baru saja selesai beribadah, justru sudah lupa semua. Biarlah janji nazar ini kita bayar kepada Tuhan.
 
Kuasanya: roh kita penurut, daging kita juga penurut
Selama ini roh kita penurut, tetapi setelah selesai ibadah lupa terhadap firman Tuhan; inilah yang disebut daging lemah. Tetapi jika nazar dibayar, maka roh penurut dan daging pun penurut, sebab kita tahu bahwa keselamatan itu datangnya dari Tuhan.
 
Praktek ketika mempersembahkan korban kepada Tuhan
Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
 
Inikah prakteknya yaitu jiwa hancur, hati yang patah dan remuk. Bayarlah korban nazar kepada Tuhan.
 
Hasilnya
Yunus 2: 10
(2:10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
 
Allah berfirman kepada ikan itu, lalu ikan itu memuntahkan Yunus, artinya: Tuhan menolong Yunus dari segala kesesakan
Biarlah Tuhan menolong kita keluar dari kesesakan, dengan syarat ADA KERINDUAN MELAYANI TUHAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DISERTAI DENGAN KEKUDUSAN dan SELALU ADA UCAPAN SYUKUR KEPADA TUHAN ketika berada di dalam kesesakan.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment