KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, April 12, 2013

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 APRIL 2013


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 APRIL 2013

“DARI KITAB MALEAKHI”

SubtemaPERAWAN SUCI SIAP SEDIA MENANTIKAN KEDATANGAN TUHAN (DIPERTUNANGKAN KEPADA SATU LAKI-LAKI)

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus menikmati Sabda Tuhan.

Kembali kita memeriksa Maleakhi 2.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnyaDalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Allah menyatakan tiga hal yang menjadi kelebihan dari orang-orang Lewi kepada imam-imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.     Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.    Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
III.  Dalam damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti Tuhan.

Kita masih memperhatikan bagian yang kedua.
Keterangan:
II.  KECURANGAN TIDAK TERDAPAT PADA BIBIRNYA.
Zefanya 3: 9
(3:9) "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.

Tuhan memberikan “BIBIR LAIN”, yakni BIBIR YANG BERSIH, kepada bangsa-bangsa, kepada setiap orang.
Berarti, setiap orang tidak dapat membersihkan bibirnya dengan segala kepintarannya, dengan kekuatannya, dengan kekayaannya, hanya Tuhan yang dapat memberikan bibir yang lain, bibir yang bersih kepada setiap orang.
Bibir yang bersih = tidak terdapat kecurangan di dalam bibir = tidak terdapat dusta di dalam mulut.

Zefanya 3: 13
(3:13) yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya."

Bibir lain (bibir yang bersih);
-      Tidak bohong / tidak ada dusta ketika berbicara.
-      Di dalam mulut tidak terdapat lidah penipu.

Mari kita lihat; ORANG-ORANG YANG TIDAK TERDAPAT KECURANGAN PADA BIBIR.
Wahyu 14: 1, 5
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Di dalam mulut 144000 orang, tidak terdapat dusta, sehingga mereka tidak bercela / tidak ada cela, tidak ada noda dosa dalam kehidupan mereka.
Dalam Yakobus 3 dikatakan; setiap orang yang tidak bersalah dalam perkataan adalah orang yang sempurna.
Orang yang sempurna adalah orang yang tidak bercela, tidak ada noda dosa dalam kehidupan mereka.
Mereka adalah orang-orang pilihan, jumlah mereka 144000 orang, mereka berdiri bersama dengan Anak Domba di bukit Sion.

Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
144000 orang murni sama seperti perawan, menunjukkan bahwa mereka hidup dalam kesucian, sebab mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.
Tidak mencemarkan diri dengan perempuan = tidak menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.
Keinginan daging merangsang dosa, sama dengan dengan hukum Taurat yang merangsang dosa, sehingga mereka yang hidup di bawah hawa nafsu daging, pasti hidup di bawah hukum Taurat.

Mereka yang hidup dalam kesucian (tidak ada kecurangan pada bibir) adalah KEHIDUPAN YANG MENANTI-NANTIKAN TUHAN.
Dalam 2 Korintus 11: 2-3, Rasul Paulus mengatakan kepada sidang jemaat di Korintus, bahwa sidang jemaat di Korintus dipertunangkan kepada satu laki-laki, itu sebabnya Rasul Paulus mempersiapkan sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci.
Kalau dipertunangkan = mempelai perempuan yang akan masuk dalam pesta nikah.
Ini bukanlah pesta nikah yang biasa kita perhatikan di dunia ini, suatu kelak nanti, akan terjadi pesta nikah yang luar biasa, yang tidak pernah terjadi di atas muka bumi ini.

Keluaran 19: 10
(19:10) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.

Tuhan berfirman kepada Musa, supaya bangsa Israel;
-      menguduskan diri,
-      mencuci pakaian.
Ini berlaku selama dua hari; HARI PERTAMA dan HARI KEDUA.

Keluaran 19: 14
(19:14) Lalu turunlah Musa dari gunung mendapatkan bangsa itu; disuruhnyalah bangsa itu menguduskan diri dan mereka pun mencuci pakaiannya.

HARI PERTAMA dan HARI YANG KEDUA, bangsa Israel harus;
-      MENGUDUSKAN DIRI DI HADAPAN TUHAN, untuk menantikan kedatangan Tuhan, di mana Tuhan akan turun di atas gunung Sinai.
Yohanes 17: 17
(17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Firman Allah adalah kebenaran yang menguduskan setiap orang.
Jadi, setiap orang tidak dapat menguduskan dirinya tanpa mendengarkan firman Allah, yang adalah kebenaran.

Efesus 5: 26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

Dikuduskan, berarti; dimandikan oleh air firman Tuhan.
Jadi, supaya sidang jemaat itu kudus, harus dimandikan oleh air dan firman yang limpah, sama seperti orang yang sedang mandi, tidak cukup dengan dua tiga gayung saja.
Demikian juga dalam hal menyampaikan firman Tuhan, tidak cukup dengan dua tiga ayat saja, melainkan dengan ayat yang limpah / pemberitaan firman yang limpah, supaya benar-benar bersih.

Efesus 5: 27
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Maka, sidang jemaat menjadi cemerlang di hadapan Tuhan, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, dengan kata lain; jemaat kudus dan tidak bercela.
Oleh sebab itu, saya dan saudara harus bersyukur kepada Tuhan, apabila kita menerima firman Allah dengan limpah; ayat satu menjelaskan ayat yang lain, sampai terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, sehingga dosa-dosa yang terselubung dalam hati tersingkap oleh firman Tuhan yang limpah.

-      MENCUCI PAKAIAN.
Wahyu 7: 14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

144000 orang yang telah dimeteraikan, mencuci jubah / mencuci pakaian mereka di dalam darah Anak Domba, sampai jubah / pakaian itu menjadi putih bersih dan berkilau-kilauan, itulah lenan halus.
Lenan halus artinya; perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus (Wahyu 19: 8).

Mencuci jubah / pakaian di dalam darah Anak Domba, berarti; SATU DI DALAM PENDERITAAN KRISTUS.
Sebab, darah -> pengorbanan Kristus / korban Kristus.
Semakin kita mencemplungkan diri di dalam darah pengorbanan Kristus, semakin kelakuan kita benar, seperti pakaian yang putih bersih berkilau-kilauan.

Saya tambahkan sedikit lagi; memang, pengalaman mencemplungkan diri di dalam darah pengorbanan Kristus sangat penting sekali, sebab tidak mungkin seseorang dapat membersihkan pakaiannya, apabila menghindari korban Kristus.
Kalau kita perhatikan; mereka yang berdiri di hadapan takhta Anak Domba mengenakan pakaian putih, kemudian, mereka itu adalah ORANG YANG KELUAR DARI KESUSAHAN YANG BESAR, dan membuat pakaian mereka putih di dalam darah Anak Domba.
Keluar dari kesusahan yang besar menunjukkan bahwa mereka satu di dalam penderitaan Kristus = mengalami sengsara salib / ada tanda darah, di situlah mereka menggunakan kesempatan untuk mencuci jubah / pakaian mereka sampai putih bersih.

1 Petrus 4: 1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

Kalau satu di dalam penderitaan Kristus, ia pasti berhenti berbuat dosa.
Oleh sebab itu, ada baiknya jika saya dan saudara mempersenjatai diri dengan pikiran yang demikian, supaya dengan demikian berhenti berbuat dosa / pakaian yang putih itu tidak ternodai lagi.

Wahyu 16: 15
(16:15) "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Berbahagialah orang yang memperhatikan pakaiannya, supaya apabila Tuhan datang pada kali yang kedua, tidak kelihatan ketelanjangan yang memalukan itu.
Kita semua adalah orang-orang yang berbahagia, bila kita masing-masing memperhatikan pakaian kita.

Hal itu berlangsung pada hari yang pertama dan hari yang kedua.
Sekarang kita memperhatikan; HARI YANG KETIGA
Keluaran 19: 15
(19:15) Maka kata Musa kepada bangsa itu: "Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah kamu bersetubuh dengan perempuan."

Pada hari yang ketiga, bangsa itu TIDAK BOLEH BERSETUBUH DENGAN PEREMPUAN, sama seperti 144000 orang yang berdiri di bukit Sion bersama Anak Domba Allah, mereka yang dipilih dari antara manusia sebagai korban-korban sulung, dan mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.
JADI, TIDAK BERSETUBUH DENGAN PEREMPUAN, ARTINYA; TIDAK HIDUP DALAM HAWA NAFSU DAN KEINGINAN DAGING.

Tidak hidup menurut keinginan daging adalah waktu yang tepat untuk melakukan tiga hal.
YANG PERTAMA.
1 Korintus 7: 5
(7:5) Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.

Kalau seseorang tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, dengan demikian ia mendapat kesempatan untuk BERDOA KEPADA TUHAN.
Memang, untuk mendapatkan kesempatan untuk berdoa, harus terlebih dahulu melepaskan diri dari hawa nafsu dan keinginan daging, sebab di dalam 1 Petrus 4, dikatakan: “...karena itu, kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa...
Setiap orang yang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging, ia hanya memikirkan hal-hal yang dari daging. Kalau seseorang hanya memikirkan hal-hal yang dari daging, maka dapat dipastikan bahwa ia tidak bisa melangsungkan / tidak bisa menaikkan doa-doa kepada Tuhan

Tingkatan doa adalah;
-      doa permohonan,
-      doa syafaat,
-      doa syukur untuk semua orang,
-      dan doa penyembahan (Matius 26: 40-41).

Jadi, waktu yang tepat untuk melangsungkan doa / menaikkan doa-doa kepada Tuhan adalah saat melepaskan diri dari hawa nafsu dan keinginan daging.

Tidak hidup menurut keinginan daging adalah waktu yang tepat untuk melakukan tiga hal.
YANG KEDUA.
1 Samuel 21: 4-6
(21:4) Lalu jawab imam itu kepada Daud: "Tidak ada roti biasa padaku, hanya roti kudus yang ada; asal saja orang-orangmu itu menjaga diri terhadap perempuan."
(21:5) Daud menjawab imam itu, katanya kepadanya: "Memang, kami tidak diperbolehkan bergaul dengan perempuan, seperti sediakala apabila aku maju berperang. Tubuh orang-orangku itu tahir, sekalipun pada perjalanan biasa, apalagi pada hari ini, masing-masing mereka tahir tubuhnya."
(21:6) Lalu imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian; roti itu biasa diangkat orang dari hadapan TUHAN, supaya pada hari roti itu diambil, ditaruh lagi roti baru.

Apabila terlepas dari hawa nafsu dan keinginan daging, adalah waktu yang tepat untuk MENIKMATI ROTI SAJIAN / ROTI KUDUS (ROTI TANPA RAGI).
Roti tanpa ragi adalah kebenaran yang tidak ditambahkan dan tidak dikurangi = tidak terdapat kejahatan atau pun keburukan.
Saudaraku, biarlah kita senantiasa menikmati roti sajian, yang disebut juga roti kudus (roti tanpa ragi), sehingga kita dapat menyajikan / menyatakan diri kita di hadapan Tuhan di dalam kekudusan.

Biarlah kiranya kita dapat menyajikan / menyatakan diri kita di hadapan Tuhan, sebagai kehidupan yang hidup di dalam kekudusan, tanpa ragi, tanpa dosa kejahatan, namun bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi kepada setiap orang, di manapun kita berada harus menyatakan diri di dalam kekudusan.

Mari kita lihat; ROTI SAJIAN / ROTI KUDUS (ROTI TANPA RAGI).
-      Matius 26: 59-60
(26:59) Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
(26:60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,

Yesus diadili di hadapan Mahkamah Agama, namun tidak terdapat kesalahan, tidak terdapat dosa kejahatan yang diperbuat oleh Yesus, sekalipun di situ tampil saksi-saksi dusta, supaya dapat mepersalahkan-Nya, dan selanjutnya menghukum-Nya dengan hukuman mati.
Yesus telah menyatakan diri-Nya, menyajikan diri-Nya sebagai roti kudus / roti tanpa ragi di hadapan Mahkamah Agama, termasuk di hadapan saksi-saksi dusta.

-      Matius 27: 13-14, 19, 23
(27:13) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
(27:14) Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran.
(27:19) Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam."
(27:23) Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!"

Yesus diadili di hadapan Pilatus, namun tidak ditemukan / tidak terdapat kesalahan-kesalahan di dalam diri Yesus, sesuai dengan tuduhan-tuduhan dari imam-imam kepala, tua-tua, serta orang-orang Yahudi lainnya.
Bahkan dari pembacaan ini, kita melihat, bahwa; isteri Pilatus sendiri mengetahui bahwa Yesus adalah orang benar = roti kudus / roti tanpa ragi.

Yesus telah menyajikan hidup-Nya, sebagai kehidupan yang kudus, tanpa cacat cela, Dialah roti tanpa ragi, tanpa dosa kejahatan. Bagaimana dengan perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik kita? itu juga harus disajikan sebagai roti tanpa ragi.

Tidak hidup menurut keinginan daging adalah waktu yang tepat untuk melakukan tiga hal.
YANG KETIGA.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Kalau terlepas dari hawa nafsu dan keinginan daging adalah waktu yang tepat untuk MEMBERI DIRI DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS.
Kalau seseorang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging, seseorang hanya memikirkan hal-hal yang dari daging, sedangkan kalau hidup menurut pimpinan Roh Kudus, seseorang hanya memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Roma 8: 7
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Kalau hidup menurut daging, menjadi seteru Allah, sebab mereka tidak takluk / tidak tunduk kepada kebenaran firman Tuhan.

Kita kembali memperhatikan;
HARI YANG KETIGA, MENJELANG TUHAN DATANG, TURUN DI ATAS GUNUNG SINAI.
Keluaran 19: 16-18
(19:16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
(19:17) Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
(19:18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.

Tuhan turun ke atas gunung Sinai, menjumpai bangsa Israel di sana dan mereka yang siap sedia menantikan kedatangan-Nya, tepatnya pada waktu terbit fajar, selepas kegelapan malam.

Kedatangan Tuhan ditandai dengan tiga hal, yaitu.
TANDA PERTAMA: ADA GURUH DAN KILAT DAN BUNYI SANGKAKALA YANG SANGAT KERAS.
Inilah tanda kedatangan Tuhan yang pertama, ketika turun di atas gunung Sinai.
Artinya; TEKUN DALAM IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, disertai dengan PERJAMUAN SUCI.
Dalam pola Tabernakel, terkena pada meja roti pertunjukkan (meja roti sajian).
Saudaraku, malam ini Tuhan turun, Tuhan ada di tengah-tengah ibadah ini, Dia tampil sebagai Imam Besar, melayani kita, berdoa dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, itulah tanda kedatangan-Nya.
Itu sebabnya tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, justru pada saat IBADAH PENDALAMAN ALKITAB seperti saat ini, adalah suatu kesempatan untuk menyambut kedatangan-Nya, sebab hari-hari ini sudah mengarah kepada kehancuran dunia, artinya kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Mari kita lihat; ADA GURUH DAN KILAT, DAN BUNYI SANGKAKALA YANG SANGAT KERAS.
Keterangan;
-      SANGKAKALA -> suara firman Allah yang harus diperdengarkan dengan jelas, dengan keras, sehingga yang mendengar dapat mengerti dan dapat memahami dengan baik.
Jadi, sangkakala harus ditiup dengan keras, bukan dengan tiupan yang redup, supaya bangsa itu dapat mendengarnya dengan jelas, berarti seorang hamba Tuhan (gembala sidang / pemberita firman Tuhan) tidak boleh takut dengan pemberitaan firman yang keras, sebab kebenaran itu harus diperdengarkan dengan jelas, inilah ciri-ciri gembala sidang yang bertanggung jawab atas keselamatan domba-domba di dalam satu kandang penggembalaan.

Oleh sebab itu, seorang pemberita firman Tuhan (gembala sidang, penginjil, dan lain-lain), jangan menyampaikan berita lain, yaitu firman yang DITAMBAHKAN dan DIKURANGKAN, sebab hari ini adalah hari-hari yang terakhir, di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
·        DITAMBAHKAN, artinya; pemberitaan firman yang disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, dan sebagainya.
·        DIKURANGKAN, artinya; pemberitaan salib Kristus diganti dengan tanda-tanda yang dahsyat, mujizat-mujizat semata dan teori-teori kemakmuran.

Keluaran 19: 19
(19:19) Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.

Bahkan bunyi sangkakala itu kian lama, kian keras.

Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan adalah firman yang keras, karena sifatnya memeriksa, mengoreksi dosa, sampai menyucikan dosa-dosa yang tidak kelihatan, sebab firman Allah yang tajam itu lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (Ibrani 4: 12).

Oleh sebab itu, kita memang sangat membutuhkan pemberitaan firman yang keras, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Justru semakin keras, semakin dikoreksi, kita harus makin bersyukur.
Kalau kita memperhatikan firman Allah yang keras itu dengan baik, maka di situ kita akan menyadari segala dosa, segala cacat cela kita.

-      GURUH DAN KILAT -> korban Kristus.
Ini adalah penglihatan dari nabi Musa di gunung Sinai disaat menerima 10 hukum Allah dan untuk menerima PETUNJUK MENDIRIKAN KEMAH SUCI / TABERNAKEL.

Sekarang, mari kita lihat; PERSAMAAN DARI APA YANG DILIHAT NABI MUSA DENGAN APA YANG DILIHAT OLEH RASUL YOHANES, mengenai kemah yang besar, itulah kemah kerajaan sorgawi.
Wahyu 4: 4
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

Di sekeliling takhta itu ada 24 takhta, di atas takhta itu, duduk 24 tua-tua, mereka semua memakai pakaian putih, dan mahkota emas di atas kepala.
24 tua-tua -> 12 rasul hujan awal (itulah 12 murid Yesus) dan 12 rasul hujan akhir (itulah gereja Tuhan yang didewasakan lewat Pendalaman Alkitab dan perjamuan suci).

Saudaraku, supaya apa yang dilihat Rasul Yohanes sama dengan apa yang dilihat oleh nabi Musa, mari kita perhatikan Tabernakel, secara khusus MEJA ROTI PERTUNJUKKAN (MEJA ROTI SAJIAN).
Di atas meja roti pertunjukkan, terdapat 12 roti sajian.
12 roti sajian -> 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir yang duduk di atas takhtanya.
Inilah ketekunan di dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.

Kemudian, PENDALAMAN ALKITAB itu harus disertai dengan PERJAMUAN SUCI.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Setelah bercerita tentang 24 takhta di mana duduk 24 tua-tua di atas takhta itu, selanjutnya pada ayat 5; dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu -> korban Kristus.
Korban Kristus dapat kita temui lewat Pendalaman Alkitab, disertai dengan PERJAMUAN SUCI.
Perjamuan suci adalah wujud dari pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib.

Inilah tanda kedatangan Tuhan yang pertama, di dalam kehidupan anak-anak Tuhan, dan kita harus siap sedia. Kehidupan yang siap sedia adalah kehidupan yang tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, sebagaimana Rasul Paulus mempersiapkan sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci.
Perawan suci adalah kehidupan yang siap sedia untuk menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.

Kedatangan Tuhan ditandai dengan tiga hal, yaitu.
TANDA KEDUA: ASAP MENUTUPI SELURUH GUNUNG SINAI.
Artinya; KETEKUNAN DALAM IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Doa penyembahan, artinya; hanyut dan tenggelam di dalam kasih Allah.
Dalam pola Tabernakel, terkena pada mezbah dupa.
Mari kita lihat; ASAP YANG BANYAK MEMBUMBUNG NAIK KE ATAS.
Wahyu 8: 3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Asap yang membumbung tinggi  / asap yang naik di hadapan Tuhan, itulah doa-doa orang kudus.

Ayat yang sama ...
Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Sekali lagi saya katakan, bahwa; asap yang naik dari pedupaan itu adalah doa orang-orang kudus.
Biarlah kita sekaliannya tekun dalam ibadah doa penyembahan, seperti keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua yang tersungkur di hadapan anak domba itu.
Inilah tanda kedatangan Tuhan yang kedua, bagi kehidupan anak-anak Tuhan = orang-orang yang siap sedia menantikan kedatangan Yesus kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Kedatangan Tuhan ditandai dengan tiga hal, yaitu.
TANDA KETIGA: ADA API (TUHAN TURUN DI DALAM API).
Artinya; KETEKUNAN DI DALAM IBADAH RAYA MINGGU, disertai dengan KESAKSIAN.
Dalam pola Tabernakel, terkena pada pelita emas (tujuh pelita di atas kaki dian).
Kita kembali memperhatikan Wahyu 4.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Tujuh obor / tujuh api menyala-nyala di hadapan takhta Allah -> ketujuh Roh Allah.
Artinya; kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh Kudus, menjadi terang, menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini.
Sama seperti dua saksi Allah, yaitu; MUSA dan ELIA.
Sebelum Yesus datang pada kali yang kedua, terlebih dahulu mereka (Musa dan Elia) memberi kesaksian.
Biarlah kita sekaliannya menjadi kesaksian, seperti Musa dan Elia, untuk menerangi setiap orang yang ada di dunia ini.

Wahyu 11: 1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

Kesaksian dari dua saksi Allah adalah mereka harus mengukur;
-      BAIT SUCI ALLAH.
Dalam pola Tabernakel, terkena pada RUANGAN SUCI.
Di dalam ruangan suci, terdapat tiga macam alat, itu menunjukkan kepada ketekunan dalam tiga macam ibadah utama (Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Raya Minggu, Ibadah Doa Penyembahan), dan ini harus disaksikan.
-      MEZBAH, itulah kehidupan yang senantiasa menaikkan doa-doa kepada Tuhan.
-      MEREKA YANG BERIBADAH DI DALAMNYA.
Ibrani 10: 24-25
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Jangan menjauhkan diri dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah, marilah kita salin menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Saling memperhatikan, supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Inilah orang-orang yang masuk dalam ukuran, lewat kesaksian dari pada dua saksi Allah (Musa dan Elia).

Bagaimana dengan kita, sudahkah masuk dalam ukuran dan menjadi kesaksian?
Saya bersyukur, saya dapat menyapaikan firman ini dengan baik, dan olehnya kita memperoleh pengertian yang baik dan benar, sehingga kita sama seperti 144000 orang, orang-orang yang dipilih dari antara manusia sebagai korban-korban sulung, pada akhirnya mereka melayani di hadapan takhta Allah siang dan malam.
Inilah yang menjadi kerinduan kita, dan itu pula yang menjadi sasaran akhir dari pada ibadah pelayanan di muka bumi ini.
Bandingkan dengan ayat 2...
Wahyu 11: 2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, tidak mendapat ukuran dari dua saksi Allah (Musa dan Elia).
Kalau kita perhatikan di pelataran / halaman pada Tabernakel, terdapat dua alat, yaitu;
-      Mezbah Korban Bakaran = salib Kristus / korban Kristus.
Ini adalah karya penyelamatan Yesus Kristus di atas kayu salib, bukan pekerjaan manusia.
-      Kolam pembasuhan = baptisan air / permandian air.
Arti rohaninya; mati dan bangkit.
Ini juga adalah pekerjaan dari pada Yesus Kristus, bukan pekerjaan dari manusia.

Jadi, keselamatan yang Tuhan berikan, dimulai dari korban Kristus (mezbah korban bakaran), serta kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah keselamatan yang Tuhan berikan, selanjutnya keselamatan itu harus dikerjakan di dalam Ruangan Suci.
Itu sebabnya, pelataran Bait Suci di sebelah luar (halaman Tabernakel) diserahkan kepada bangsa-bangsa lain untuk diinjak-injak 42 bulan lamanya = aniaya antikris selama 3,5 tahun = tidak mendapat ukuran.

Hasilnya.
Zefanya 3: 9
(3:9) "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.

Dengan bibir yang bersih, kita dipercayakan ibadah pelayanan.
Kemudian, ibadah itu juga disertai dengan bahu membahu; gembala sidang dan sidang jemaat bahu membahu dalam segala sesuatu, untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Wahyu 7: 9, 15
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Mereka itu berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, melayani Tuhan siang dan malam, di Bait Suci-Nya, mereka memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Jubah putih, itulah pakaian yang dicuci di dalam darah Anak Domba Allah, mereka itu adalah orang-orang yang keluar dari kesesusahan.
Kesusahan = aniaya firman = sengsara salib = penderitaan yang tidak harus ia tanggung = tanda darah.

Zefanya 3: 13
(3:13) yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya."

Mereka seperti domba yang makan rumput, berbaring, tidak ada yang mengganggu.
Berarti, kemah Allah telah dibentangkan di tengah-tengah mereka, sehingga mereka tidak terganggu, karena ada pembelaan, perlindungan dan pemeliharaan Tuhan.

Wahyu 7: 15-16
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
(7:16) Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.

-      Diberi kesempatan untuk beribadah melayani di hadapan takhta Allah, takhta Anak domba, kemudian Allah membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
-      Kemudian, tidak akan menderita lapar dan dahaga, matahari / panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.
= ADA PERLINDUNGAN, ADA PEMBELAAN DAN PEMELIHARAAN DARI TUHAN.

Wahyu 7: 17
(7:17) Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

Biarlah kita semua, baik anak-anak Tuhan yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, yang senantiasa tekun mengikuti Buli Buli Emas Berisi Manna (dengan alamat http://gptserangcilegon.blogspot.com/) digembalakan oleh Gembala Agung, lewat PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL, tanpa ragu dan mantap, supaya kita mendapat pemeliharaan, pembelaan, perlindungan dari Tuhan, bahkan Allah akan menghapuskan segala air mata dari mata mereka, tidak ada lagi ratap tangis, tidak ada lagi dukacita.

1 Petrus 3: 10-12
(3:10) "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
(3:11) Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
(3:12) Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

-      Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar,
-      dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong.
Mereka di sini adalah orang-orang yang TIDAK TERDAPAT KECURANGAN DI DALAM BIBIR, mereka menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan menjaga bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

Jelas sekali di sini dikatakan, bahwa; mereka mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, dan mata Tuhan tertuju kepada orang-orang yang demikian.
Kita akan melihat hari-hari baik malam hari ini dan seterusnya, asalkan kita memelihara bibir (tidak terdapat dusta, kecurangan dan tipu), dan hanya doa dari orang yang demikian didengar oleh Tuhan dan minta tolong mereka didengar oleh telinga Tuhan.

Biarlah kita sekalian diteguhkan oleh firman Tuhan malam ini, sehingga tidak terdapat kecurangan dalam bibir, dan biarlah bibir ini dijaga, kalau ya katakan: “ya”.
Jadi, polos saja, bicara apa adanya, itulah orang yang mencintai hidup dan orang yang melihat hari-hari baik, yaitu orang yang siap sedia untuk menantikan kedatangan Tuhan untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment