KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, May 26, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 MEI 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 MEI 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema : LATIHLAH DIRIMU BERIBADAH (Bagian 2)

Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Dua tiga orang berkumpul di dalam nama Yesus, Yesus Tuhan ada diantara kita.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.....
Maleakhi 3:18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Saudaraku, saat ini kita tidak dapat menunjukkan bahwa ibadah kita lebih benar dari pada ibadah orang lainnya, tetapi saya mau katakan; bahwa kita harus bersyukur kepada Tuhan bahwasanya sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel yang disebut juga firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, menjadi milik kesayangan-Nya/harta kesayangan-Nya. Sesuai ayat 17: mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya. Sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Tuhan masih bekerja sampai hari ini, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan tempat sebanyak jiwa yg akan diselamatkan.
Sekali lagi kita patut bersyukur karena telah digembalakan oleh pengajaran mempelai yang tiada duanya itu.

Lebih jauh kita melihat tentang beribadah kepada Tuhan....
Pada minggu lalu telah saya sampaikan tetapi saya kembali mengulangi, karena kita akan semakin dilengkapi.
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

“Latihlah dirimu beribadah!” Ini adalah pesan dari rasul Paulus kepada Timotius anak rohani yang dikasihinya.
Pendeknya dalam hal beribadah seseorang harus melatih dirinya, dengan cara menjauhkan diri dari pemberitaan firman yang ditambahkan, yaitu takhayul-takhayul dan dongeng nenek-nenek tua.

1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

“Ibadah itu berguna dalam segala hal.” Inilah tujuan kita untuk melatih diri beribadah kepada Tuhan.
Orang yang tidak mengerti ibadah, baginya ibadah itu adalah sampingan, padahal ibadah itu berguna dalam segala hal, dalam segala sesuatu, baik dalam hal yang jasmani terlebih dalam hal rohani, dalam hidup kita masing-masing.
Justru karena ibadah ini, kita berkenan dihadapan Tuhan dan dihormati manusia.

Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Lewat ibadah-ibadah yang kita ikuti kita dapat mempersembahkan tubuh kita seutuhnya kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadah yang sejati.

Persamaanya...
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Perhatikan beberapa kalimat; “... batu hidup...imamat kudus...karena Yesus Kristus berkenan.”
Jelas terdapat kesamaan antara Roma 12:1 dengan 1 Petrus 2:5.

1 Petrus 2:5 dibagi menjadi dua bagian, yaitu;
YANG PERTAMA; dipergunakan sebagai batu hidup.
Tujuannya; untuk pembangunan suatu rumah rohani.

Mari kita lihat rumah rohani...
Efesus 2:20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Rumah rohani; dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

Keterangan; dibangun di atas dasar para rasul = menerima pengajaran rasul-rasul.
Kisah Para Rasul 2:41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Pengajaran rasul-rasul antara lain;
·       Tekun dalam persekutuan.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PELITA EMAS, menunjuk kepada ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan. Ibadah Raya Minggu berguna untuk mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
·       Tekun dalam pemecahan roti.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN, menunjuk kepada ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman. Kegunaan dari Ibadah Pendalaman Alkitab adalah; untuk mendewasakan anak-anak Tuhan sampai memuncak menjadi tua-tua, seperti 24 tua-tua duduk di atas 24 takhta-takhta itu.
·       Tekun dalam berdoa.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada MEZBAH DUPA, menunjuk kepada ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan kasih. Kegunaan kasih yaitu; menutupi banyak sekali dosa, juga mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan.

Kita bersyukur lewat pengajaran rasul-rasul ini kita mempunyai dasar, kemudian bangunan itu dibangun diatas dasar yang sudah diletakkan, terlihat kerangkanya selanjutnya Kristus menjadi kepala kalau kita menjalankan ibadah yang seperti itu, brarti berharga di mata Tuhan, ukuran harga ini seharga dengan darah Yesus sebab kalau malam ini kita dapat beribadah semua karena darah Yesus, karena kemurahan Tuhan.

Selanjutnya...
Kisah para rasul 2:43-45
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu.
Kesimpulannya; oleh karena pengajaran rasul-rasul terwujudlah kesatuan dari anggota-anggota tubuh Kristus.

1 Korintus 12:12-13
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Tubuh itu satu sekalipun anggota-anggotanya banyak, antara lain; ada kaki, ada tangan, ada mata, ada telinga, hidung dan sebagainya. Kemudian anggota-anggota itu terdiri dari orang Yunani, Yahudi, budak atau merdeka, kaya atau miskin, selanjutnya mereka telah dibaptis dan menjadi satu tubuh. Pendeknya; tanpa ada perbedaan, kemudian diberi minum dari satu Roh, berarti memperoleh karunia-karunia yang berbeda-beda tetapi sumbernya dari roh yang satu, yang sama.

1 Korintus 12:14-20
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
(12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
(12:19) Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
(12:20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Memang banyak anggota tetapi hanya satu tubuh, sehingga satu dengan yang lain tidak boleh mementingkan diri sendiri, sebaliknya satu dengan yang lain saling membutuhkan, saling berkaitan, sekalipun berbeda-beda. Anggota-anggota tubuh tidak boleh mementingkan diri sendiri, tidak boleh dikuasai roh egosentris, karena satu dengan yang lain saling membutuhkan.
Kalau tubuh hanya terdiri dari satu anggota saja maka tidak terlihat tubuh Kristus, dengan kata lain tidak akan terwujud pembangunan tubuh Kristus.
Sementara kerinduan dari pada Yesus, sebagai Anak Allah, adalah supaya anggota-anggota tubuh yang banyak dan berbeda-beda itu menjadi satu kesatuan di dalam Kristus, seperti Anak dengan Bapa, mereka adalah satu.

1 Korintus 12:21-23
(12:21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
(12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
(12:23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.

Anggota-anggota tubuh yang banyak dan berbeda-beda itu saling membutuhkan satu dengan yang lain, demikian juga dalam kandang penggembalaan ini, kalau sehati sepikir maka pekerjaan apa saja dapat dikerjakan.
Walaupun jumlah kita belum mencapai 100 jiwa, tetapi dengan yang ada sekarang, saya terlalu yakin mengatakan kalau ada kesatuan tubuh di antara kita, sehati, sepikir, seia, sekata, di tengah-tengah pelayanan ini kita bergandengan tangan, kita mampu mengerjakan pekerjaan yang besar, termasuk mencetak majalah, membuat rekaman kotbah dalam bentuk kepingan CD, juga menerbitkan kotbah via internet, dan lain-lain.
Kita satu dengan yang lain saling membutuhkan, justru anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, jutru paling dibutuhkan, oleh sebab itu kita jangan mengecilkan anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, sebab justru ia yang menguatkan, sesuai dengan pernyataan Rasul Paulus: “Ketika aku lemah, aku kuat.”

Bukti dari kesatuan
Kisah para rasul 2:44-45
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, sehingga selalu ada saja dari antara mereka yang menjual harta milik mereka selanjutnya membagi-bagikannya, tentu sesuai dengan keperluan masing-masing.
Itulah kekuatan dari pengajaran rasul-rasul; ada kesatuan.

Kita memperoleh, memiliki sesuatu hal; dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan, biarlah itu terjadi.
Jangan sampai seperti orang kaya yang bodoh; mengumpulkan harta di bumi untuk memperkaya diri sendiri, dia tidak peduli dengan ibadah dan pelayanan, sehingga dengan harta yang dia punya, dia bertanya dalam hatinya: apa yang harus ia perbuat? Dengan harta yang berlimpah, sementara lumbungnya kecil, tidak cukup untuk harta yang besar itu, sehingga ketika ia bertanya dalam hati dan hatinya menjawab dia; dia akan memperbesar lumbungnya dan menaruh semua harta bendanya di dalam lumbungnya. Selanjutnya ia berkata kepada jiwanya: hai jiwaku, harta ada padamu, beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah. Itu saja tujuan hidup dari orang kaya yang bodoh tersebut.

Tetapi bagi kita yang telah dipanggil oleh Tuhan dan selanjutnya kita menerima pengajaran rasul-rasul sebagai dasar dari bangunan itu, supaya kita ada kesatuan dari pada tiap-tiap anggota yang berbeda-beda tetapi saling berkaitan, saling membutuhkan satu dengan yang lain, sehingga sekali lagi saya tandaskan; apa yang kita peroleh, yang kita miliki dari Tuhan, oleh Tuhan, kembali untuk Tuhan.

Kisah Para Rasul 2:46-47
(2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Disini kita melihat ketika mereka bertekun dengan sehati, mereka melakukannya dengan gembira & dengan tulus hati memuji Allah, tidak ada kepentingan-kepentingan pribadi, sehingga mereka disukai oleh semua orang.
Ketika kita berada di tengah-tengah ibadah pelayanan bersama-sama dengan saudara seiman yang lain, bergandengan tangan, bergembira dengan segala ketulusan hati, atau dengan tulus ikhlas melayani Tuhan, menunjukkan bahwa hatinya telah disucikan dari hati nurani yang jahat dan telah dibasuh dari perbuatan yang sia-sia oleh air yang murni.
Seseorang tidak akan mungkin dapat beribadah melayain sehati sepikir dengan tulus ikhlas, kalau hatinya belum disucikan dari hati nurani yang jahat.
Tetapi oleh karena pengajaran rasul-rasul ini, mereka bersehati, bergembira, tulus ikhlas melayani Tuhan.
Betapa pengajaran rasul-rasul itu hidup di dalam hidup mereka, yaitu atas gereja mula-mula, berarti firman Allah itu mendarah daging.

Wahyu 22:1-2
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Pohon kehidupan menunjuk pribadi Yesus Kristus. Kemudian pohon kehidupan itu berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali, dan daun dari pohon itu digunakan untuk menyembuhkan bangsa-bangsa, terkhusus mereka yang putus pengharapan, itulah tulang kering.
Berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali à pengajaran rasul-rasul.
Pengajaran rasul-rasul adalah pengajaran yang datang dari sorga, persis seperti sungai air kehidupan yang jernih bagaikan kristal, mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.

Keterangan; DIBANGUN DI ATAS PARA NABI
= menerima firman para nabi.

1 Korintus 14:3-4
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.

Tugas dari para nabi adalah bernubuat, berarti membangun, menasihati dan menghibur = menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang terkandung dalam hati, sehingga dengan demikian sidang jemaat dibangun dihadapan Tuhan.

1 Korintus 14:23-25
(14:23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."

Firman nubuatan itu berkuasa untuk menyelidiki, mengoreksi segala yang terkandung di dalam hati sehingga lewat penyucian itu seseorang diyakinkan, selanjutnya ia sujud menyembah kepada Allah dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Allah.
Sedangkan firman nubuatan adalah tanda untuk orang yang beriman, bukan untuk orang yang tidak beriman.
Berarti, orang yang memiliki iman sebesar biji sesawi saja, dengan segala kerelaan memberi diri dikoreksi, diselidiki oleh firman nubuatan, sehingga dengan demikian dia datang sujud menyembah kepada Allah.
Kalau ada anak Tuhan menolak untuk dikoreksi, diselidiki segala sesuatu yang ada di dalam hatinya, adalah tanda bahwa ia belum memiliki iman (belum beriman).

1 Petrus 1:8-9
(1:8) Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
(1:9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Mengasihi & percaya kepada Allah walaupun saat ini tidak dapat melihat Dia, menunjukkan bahwa ia telah mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa.

1 Petrus 1:10
(1:10). Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.

Para nabi bernubuat tentang kasih karunia yang akan kita terima, yaitu keselamatan, sebab keselamatan itu telah diselidiki dan diteliti dengan seksama oleh para nabi.
Sehingga seorang hamba Tuhan yang menyampaikan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, tidak boleh menyampaikan firman dengan sembarangan, terlebih dahulu meneliti, menyelidiki dengan seksama, barulah disampaikan.
Kita patut bersyukur karena kita menerima firman pengajaran mempelai dengan terangnya Tabernakel, sehingga ayat firman yang disampaikan tidak asal main comot, sehingga dengan demikian, para nabi bernubuat tentang kasih karunia yang akan kita terima, itulah keselamatan.

1 Petrus 1: 11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Menerima firman nubuatan, berarti dengan rela memberi diri diselidiki, dikoreksi, segala sesuatu yang terkandung dalam hatinya = rela menanggung penderitaan. Selanjutnya dibalik penderitaan/dibalik salib Kristus, Tuhan menyediakan kemuliaan, itulah keselamatan, kasih karunia lewat firman nubuatan.
Jadi, dibalik salib, Tuhan menyediakan kemuliaan, keselamatan. Tetapi sebaliknya, dibalik kemuliaan, Tuhan menyediakan salib, supaya seseorang tidak bermegah dan tidak menjadi sombong di tengah-tengah ibadah & pelayanan, supaya Tuhan menyediakan kemuliaan.

Jadi, firman para nabi tidak boleh disampaikan dengan sembarangan, terlebih dahulu diteliti oleh Roh Allah itu sendiri yang memberitahukan tentang keselamatan yang telah dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib, oleh sebab itu kita harus melatih diri untuk beribadah, melepaskan diri dari pemberitaan firman yang ditambahkan & dikurangkan.
Biarlah kita lebih menyukai firman para nabi, walaupun sakit, sebab dibalik penderitaan, Tuhan pasti menyediakan kemuliaan yang kekal.

1 Petrus 1: 12
 (1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.

Ketika seorang nabi bernubuat, menyampaikan firman tentang salib Kristus; dia sedang melayani Tuhan, bukan melayani manusia, tidak mencari kemuliaan untuk diri sendiri.
Jadi, firman yang disampaikan benar-benar berasal dari Tuhan, dari sorga untuk selanjutnya diberitakan kepada sidang jemaat.
Manusia memerlukan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, lebih lagi malaikat sorga. Jadi, firman nubuatan, firman para nabi, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, disampaikan kepada saya & saudara malam ini, sebetulnya malaikat juga membutuhkan itu, tetapi sejauh ini, firman para nabi tidak disampaikan kepada para malaikat, mereka terus melayani Tuhan saja, tetapi malam hari ini kita boleh merasakan kasih Tuhan, lewat isi hati, rahasia yang terkandung dalam hati Tuhan dinyatakan.

Keterangan; Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Efesus 2:20
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Kristus Yesus sebagai batu penjuru atas bangunan rohani tersebut.

1 Petrus 2:5-7
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Allah telah meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, batu yang mahal, itulah batu penjuru.
Tetapi kenyataannya batu penjuru itu telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan.
Berarti, batu penjuru à korban Kristus. Sedangkan tukang bangunan à ahli Taurat, imam-imam kepala, tua-tua; mereka tidak percaya & tidak menghargai batu yang terpilih yang telah diletakkan di Sion, dimana batu itu adalah batu yang mahal.

Perlu kita ketahui, korban Kristus bisa menjadi 2 hal tergantung bagaimana orang tersebut memandangnya, yaitu bisa menjadi batu sentuhan dan bisa menjadi batu sandungan.
Bila seseorang memandang korban Kristus & menghargainya, maka korban Kristus menjadi batu sentuhan bagi saya dan saudara. Di atas kayu salib, Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita semua yang menyentuh hati kita, sehingga semakin kita memandang korban Kristus, maka kasih Allah semakin menyentuh membebat hati kita, tergantung bagaimana kita memandang korban Kristus.
Ketika dikoreksi lewat firman Tuhan yang disampaikan dan selalu memandang korban-Nya, maka kita akan merasakan sentuhan & lawatan Tuhan.
Oleh sebab itu, ketika kita menerima firman nubuatan, dikoreksi, diselidiki segala yang terkandung dalam hati, segala dosa yang terselubung dalam hati, biarlah kita dengar & terima saja, dan kita terus mengarahkan pandangan pada korban Kristus, maka kita akan merasakan bahwa kasih Allah menyentuh hati kita masing-masing.
Sebaliknya, batu penjuru bisa menjadi batu sandungan, kalau kita mengecilkan korban Kristus. Ketika seseorang mengecilkan korban Kristus, maka ia menjadi batu sandungan, sehingga ibadah pelayanan yang seharusnya dikerjakan dengan sepenuh hati akan terasa berat, dengan kata lain ibadah & pelayanan menjadi batu sandungan.

1 Petrus 2: 8
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.

Orang yang tersandung adalah orang yang tidak taat pada firman Tuhan.
Tidak taat = tidak patuh pada ajaran yang benar.

Matius 16: 21-23
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Yesus berkata: “Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”.
Arti rohaninya: setiap orang yang berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan harus menanggung penderitaan, memikul salib dalam setiap ibadah & pelayanan yang Tuhan percayakan.
Yerusalem à ibadah & pelayanan.

Di sini kita melihat, Petrus berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”.
Pendeknya; Petrus menolak salib Kristus sehingga ia menjadi batu sandungan. Salib Kristus adalah rencana Allah yang besar untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Perlu diketahui; kalau tersandung terhadap salib Kristus, yaitu kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah pelayanan, menunjukkan ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan memikirkan apa yang dipikirkan manusia, perkara-perkara lahiriah = tidak memikirkan perkara rohani.

Pikiran Allah adalah: untuk menyelamatkan manusia lewat salib Kristus.
Tetapi di sini kita melihat, Petrus menolak supaya Yesus jangan disalibkan. Dalam hal ini dia menjadi batu sandungan di tengah-tengah ibadah pelayanan, karena sidang jemaat hidup menurut hawa nafsu & keinginan dagingnya, memikirkan apa yang dipikirkan manusia, tidak memikirkan penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah lewat salib Kristus.
Biarlah kita memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah supaya kita tidak tersandung, dan tidak menjadi batu sandungan terhadap orang lain di tengah-tengah ibadah & pelayanan.

Jadi, bangunan rohani / bangunan yang hidup itu dibangun di atas para rasul dan para nabi, dengan Yesus sebagai batu penjuru, sehingga menjadi bangunan yang kokoh.

Lukas 20: 17-19
(20:17) Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata: "Jika demikian apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru?
(20:18) Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk."
(20:19) Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak.

Ada 2 hal yang harus kita perhatikan:
-      Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur à jiwa yang hancur.
Oleh sebab itu, kita lebih baik berpihak/jatuh pada salib Kristus, karya penyelamatan Allah bagi kita semua, sekalipun rasanya jiwa kita hancur.
Memang kalau jatuh ke atas batu penjuru (korban Kristus), jiwa kita pasti hancur, itulah yang dialami raja Daud ketika dia memilih dari 3 pilihan yang diajukan oleh nabi Gad: (2 Samuel 24: 13-14)
1.    3 tahun kelaparan menimpa Israel.
2.    3 bulan lamanya Daud dikejar musuh.
3.    3 hari lamanya penyakit sampar menimpa bangsa Israel.
Namun dalam hal ini, Daud memilih yang ketiga, yaitu jatuh ke tangan Tuhan = jatuh ke atas korban Kristus/batu penjuru.
-      Barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.
Biarlah dengan segala kerendahan hati kita memberi diri memikul salib, merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat di tengah-tengah ibadah pelayanan = ditimpa oleh batu penjuru = korban Kristus.
Kalau kita menghindari jalan salib, pintar-pintar menghindari pengalaman kematian, percayalah, roh kemuliaan itu tidak akan memenuhi seseorang.

Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Korban sembelihan kepada Allah; jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak dipandang hina justru mulia di mata Tuhan.
Sebaliknya, kalau kita menghindari salib; dipandang hina oleh Tuhan dan tidak layak untuk melayani Tuhan, sekalipun seseorang telah melayani Tuhan.

Dampak positif dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Efesus 2:21
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

-     Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan.
Gambaran dari kerohanian yang bertumbuh berarti dewasa rohani, itulah batu hidup dan menjadi rumah rohani di hadapan Tuhan.
-     Rapi tersusun.
Bata di atas bata tersusun dengan rapi, sehingga bangunan itu indah, elok di pemandangan Tuhan.
Biarlah kiranya hidup kita elok, indah di hadapan Tuhan, karena perkataan, sikap, tingkah laku, cara berfikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya rapi tersusun.

Efesus 2:22
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Selanjutnya menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan, dengan kata lain menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh.

1 Korintus 6: 19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Kalau tubuh menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh, itu menunjukkan bahwa tubuh kita adalah milik Tuhan, bukan lagi milik kita. kita tidak berhak, tidak berkuasa terhadap tubuh kita, karena kita telah ditebus oleh darah yang mahal, bukan dengan barang fana, bukan dengan emas perak.
Selanjutnya, sebagai rumah Tuhan, Bait Allah, tempat Roh Allah berdiam, biarlah kita memuliakan Allah dengan tubuh, jiwa, roh kita, kemudian di dalamnya ada hati, pikiran, perasaan senantiasa tertuju kepada Tuhan, sesuai dengan Roma 12: 1, mempersembahkan tubuh seutuhnya kepada Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment