KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, May 2, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 01 MEI 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 01 MEI 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: JANGAN SUJUD MENYEMBAH PATUNG BERHALA

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, yang memungkinkan kita untuk melangsungkan ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalafman Alkitab dari KITAB MALEAKHI.
Malam ini kita hanya memperhatikan ayat 18.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar     = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik       = orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Saat ini kita tidak dapat mengatakan bahwa ibadah kita lebih benar dari pada ibadah-ibadah yang lain, untuk menunjukkan perbedaan itu,  namun satu hal yang patut kita syukuri adalah sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya pengajaran Tabernakel, yang disebut dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang berkuasa untuk mengoreksi, menyelidiki kita masing-masing dan akan membawa kita kepada pembentukan tubuh Kristus yang sempurna/menjadi pengantin perempuan, menjadi milik kesayangan-Nya pada hari yang disiapkan.
Sebagaimana dalam ayat 17, di mana mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan sendiri pada hari yang Tuhan siapkan, yaitu mereka yang melayani dalam kesucian.
Sampai hari ini, Tuhan tidak pernah tertidur, tidak pernah terlelap, sebab sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia sedang menyediakan / mempersiapkan tempat sebanyak jiwa yang diselamatkan.

Mari kita lihat; PRIBADI YANG BERIBADAH KEPADA ALLAH YANG HIDUP.
Yosua 24: 15
(24:15) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Yosua berkata kepada bangsa Israel: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!
Yosua menunjukkan sikap yang tegas kepada bangsa Israel, dalam hal beribadah kepada Allah.

Respon bangsa Israel terhadap perkataan Yosua.
Yosua 24: 16-18
(24:16) Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
(24:17) Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,
(24:18) TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Bangsa Israel tidak beribadah kepada allah asing, melainkan juga turut beribadah kepada Allah nenek moyang bangsa Israel; Allah Abraham, Ishak, Yakub.
Kalau Yosua dan bangsa Israel harus beribadah kepada Tuhan, itu adalah hal yang wajar, sesuai dengan alasan yang ada dalam ayat 17-18, antara lain;
1.    Allah telah menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, oleh darah Anak Domba Paskah.
2.    Allah telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar di depan mata mereka di tengah perjalanan.
3.    Allah telah melindungi bangsa Israel sepanjang jalan yang mereka tempuh di antara semua bangsa yang dilalui.
4.    Allah menghalau 7 penduduk negeri tanah Kanaan sehingga mereka boleh beribadah kepada Tuhan Allah.

Sehingga kalau kita perhatikan (Maleakhi 3:13-14), bangsa Israel menikmati semua kemurahan Tuhan; mereka memperoleh negeri Kanaan tanpa bersusah-susah, mendiami kota-kota yang tidak didirikan, dan menikmati kebun-kebun anggur, menikmati kebun-kebun pohon zaitun = menikmati segala kemurahan hati Tuhan.

Syarat beribadah kepada Tuhan.
Yosua 24: 19
(24:19) Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.

Harus memperhatikan 2 hal:
1.    Dialah Allah yang kudus.
2.    Dialah Allah yang cemburu.
Kalau tidak memperhatikan 2 hal ini, maka siapapun tidak akan sanggup beribadah kepada Allah.

Keterangan:
DIALAH ALLAH YANG CEMBURU, yang dikaitkan dengan 10 hukum Allah.

Keluaran 20: 3-5
(20:3) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
(20:4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
(20:5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

Tuhan Allah bangsa Israel adalah Allah yang cemburu.
Kecemburuan Allah di sini bersifat prefentif, maksudnya Allah mencegah bangsa Israel supaya jangan berbuat dosa, berbeda dengan kecemburuan manusia daging yang adalah bodoh karena membabi-buta.

Sebagai bukti bahwa kecemburuan Allah bersifat prefentif:
YANG KETIGA: Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya (Keluaran 20: 5).

Keluaran 32: 4-8
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
(32:5) Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."

Bangsa Israel membuat patung anak lembu emas tuangan dan sujud menyembah kepadanya.
Sementara dalam Ulangan 20: 3-5, terkhusus ayat 5 dikatakan: “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya”.
Setelah dikeluarkan hukum itu, Musa menyampaikannya, mengajarkannya kepada bangsa Israel, bahkan Allah sendiri berfirman kepada bangsa Israel dari tengah-tengah api, ketika mereka berada di gunung Horeb (Ulangan 9: 10).

Ketika bangsa Israel sujud menyembah kepada patung anak lembu emas tuangan, menunjukkan bahwa mereka:
-      Menyimpang dari kebenaran / melanggar hukum yang pertama.
-      Lupa terhadap kasih setia Tuhan, yaitu kasih karunia demi kasih karunia Tuhan yang mereka terima.
Bangsa Israel lupa bahwa Tuhanlah yang membebaskan mereka dari Mesir.
Ada dua sebutan Mesir, yaitu;
1.      Mesir disebut dengan rumah perbudakan.
2.      Mesir disebut dengan dapur peleburan besi, berarti sengsara tanpa akhir yang baik. Berbanding terbalik dengan sengsara salib, dibaliknya ada kemuliaan Tuhan.
Kesimpulannya; bangsa Israel lupa kebenaran, juga lupa kasih karunia demi kasih karunia yang diperbuat Allah kepada mereka, ini adalah gambaran dari orang yang sombong, angkuh, lupa diri, persis seperti Lucifer. Tuhanlah yang menciptakan para malaikat namun Lucifer lupa kepada penciptanya, sehingga ia membuat tahta untuk menyamai takhta Allah. Pendeknya; Lucifer jatuh dalam dosa kesombongan (keangkuhan), tetapi Lucifer tidak mendapat kesempatan untuk diampuni. Perlu diketahui, kalau nyawa masih menyatu dengan tubuh dan darah, dan Tuhan masih memberi waktu inilah kesempatan yang harus kita gunakan untuk bertobat.
Saya tambahkan sedikit; lupa terhadap kasih karunia dan kebenaran, sama dengan penyangkalan terhadap Anak Manusia dan salib-Nya, sebab dalam Injil Yohanes 1:14....”sebagai Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Tanda seseorang sujud menyembah kepada berhala.
Keluaran 32: 5-6, 8
(32:5) Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."

Bangsa Israel mendirikan mezbah bagi patung anak lembu emas tuangan selanjutnya mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.

Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN KORBAN BAKARAN.
Imamat 1: 1-2, 14
(2:1) "Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya.
(2:2) Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
(2:14) Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu.

Korban bakaran yang harus dipersembahkan kepada Tuhan antara lain; lembu sapi, kambing domba yang terbaik, ataupun burung tekukur/merpati.

Lebih jauh kita melihat tentang korban bakaran...
Imamat 6: 8-9
(6:8) TUHAN berfirman kepada Musa:
(6:9) "Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya.

Korban bakaran itu harus tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, berarti sampai hangus, menunjuk pada kasih Allah.
Dalam Injil Yohanes 2: 17, ....“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku”.

Berarti mempersembahkan korban bakaran kepada berhala artinya; rela berjuang, berkorban bahkan sampai hangus untuk berhala.
Sesungguhnya, berjuang, berkorban untuk berhala, untuk sesuatu yang tidak penting, adalah suatu kebodohan dan kesia-siaan, sebagaimana dalam perkataan Rasul Paulus.

1 Korintus 13: 1-3
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Kalau tidak mampu mengasihi Tuhan sampai hangus, maka apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita perbuat; tidak ada artinya, sekalipun dengan perjuangan dan pengorbanan yang besar.
Ada 4 hal pengorbanan, perjuangan namun akhirnya menjadi sia-sia, antara lain;
1.    Sekalipun seseorang dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika ia tidak mempunyai kasih = gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing, tidak dapat mengikuti tinggi rendahnya suatu nada dan naik turunnya suatu irama lagu = tanpa kasih, sebab naik turun artinya; mati dan bangkit.
2.    Sekalipun seseorang mempunyai karunia untuk bernubuat dan mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan, namun kalau tidak ada kasih: semuanya menjadi sia-sia, ini menunjuk kepada seorang (hamba Tuhan) pemberita firman, namun hidup tanpa kasih.
3.    Sekalipun seseorang memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika ia tidak mempunyai kasih, ia sama sekali tidak berguna bagi Allah = sia-sia. Berarti mujizat tanpa kasih adalah kesia-siaan.
4.    Sekalipun seseorang membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padanya, bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar, tetapi jika ia tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak berfaedah bagi Allah.

Kalau hanya berjuang berkorban kepada allah yang mati, berjuang untuk sesuatu yang tidak penting, semua itu tidak berarti bagi Tuhan.
Banyak orang di luar Tuhan berjuang, berkorban untuk sesuatu yang tidak penting, kalau sidang jemaat lebih mengutamakan pekerjaan dari pada ibadah dan pelayanan, semua itu tidak berfaedah, tidak berguna, dan tidak berarti bagi Tuhan. Sepertinya toleran kepada sesama, tetapi kalau tidak ada kasih, semuanya sia-sia, tidak ada artinya.

Saya tandaskan sekali lagi: menyembah berhala dan mempersembahkan korban bakaran kepada berhala adalah kesia-siaan.
Jangan sampai kita berjuang untuk berhala dan untuk sesuatu yang tidak penting.

Penyetaraan dari kesia-siaan itu.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Ada 3 kesia-siaan:
YANG PERTAMA: Sia-sialah orang yang membangun rumahnya jikalau tanpa kasih Allah.
Rumah à gereja Tuhan, kehidupan pribadi lepas pribadi.
Kalau kita beribadah melayani kepada Tuhan, untuk membangun rumah rohani (pribadi lepas pribadi), tetapi kalau kita tidak memiliki kasih, itu semua menjadi sia-sia.
YANG KEDUA: Sia-sialah orang yang mengawal kota (pengawal yang berjaga-jaga) jikalau tanpa kasih Tuhan.
Sehebat apapun seseorang untuk mengawal yang dijaganya, tetapi jikalau tanpa kasih Tuhan, semuanya menjadi sia-sia.
YANG KETIGA: Sia-sialah orang yang makan roti yang diperoleh dengan susah payah.
Susah payah = bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam hanya untuk mencari sesuap nasi / bangun pagi pulang malam untuk sesuap nasi.

Bandingkan dengan orang yang memiliki kasih: Allah memberikannya hanya kepada orang yang dicintai-Nya pada waktu tidur, mereka itulah orang yang memiliki kasih.
Tidur artinya; satu dalam pengalaman kematian = daging tidak bersuara lagi.
Bukan tidak boleh untuk melakukan aktifitas di atas muka bumi ini, tetapi jikalau sesuatu hal / perkara itu membuat kita jauh dari Tuhan, maksudnya, jauh dari ibadah dan pelayanan, itu semua adalah kesia-siaan, karena tanpa kasih Allah.

Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN KORBAN KESELAMATAN.
Imamat 3: 1, 3, 7-9
(3:1) "Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN.
(3:3) Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu sebagai korban api-apian bagi TUHAN,
(3:7) Jikalau ia mempersembahkan seekor domba sebagai persembahannya, ia harus membawanya ke hadapan TUHAN.
(3:8) Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala persembahannya itu dan menyembelihnya di depan Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
(3:9) Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus mempersembahkan lemaknya sebagai korban api-apian bagi TUHAN, yakni segenap ekornya yang berlemak yang harus dipotong dekat pada tulang belakang, dan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu,

Mempersembahkan sebagai korban keselamatan, tidak ditentukan jantan atau betina, baik itu dari lembu sapi atau kambing domba, tetapi yang terpenting adalah: mempersembahkan segala lemak sebagai korban api-apian bagi Tuhan.

Imamat 6: 12
(6:12) Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana.

Segala lemak yang dibakar merupakan korban keselamatan kepada Allah.

Mazmur 63: 6
(63:6) Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.

Bibir yang bersorak-sorai, mulut memuji-muji Allah = lemak yang dipersembahkan di atas mezbah.
Oleh sebab itu, setiap kita beribadah kepada Tuhan, saat kita bernyanyi, biarlah bibir kita betul-betul bersorak-sorai bagi Tuhan, mulut betul-betul memuji-muji Tuhan. Jangan menahan diri saat bersorak-sorai, memuji Tuhan.

Imamat 3: 16
(3:16) Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.

Segala lemak adalah kepunyaan Tuhan, dan itu harus dipersembahkan sebagai korban api-apian, menjadi bau yang menyenangkan hati Tuhan.

Imamat 7: 23-25
(7:23) "Katakanlah kepada orang Israel: Segala lemak dari lembu, domba ataupun kambing janganlah kamu makan.
(7:24) Lemak bangkai atau lemak binatang yang mati diterkam boleh dipergunakan untuk segala keperluan, tetapi jangan sekali-kali kamu memakannya.
(7:25) Karena setiap orang yang memakan lemak dari hewan yang dipergunakan untuk mempersembahkan korban api-apian bagi TUHAN, nyawa orang yang memakan itu, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya.

Setiap orang memakan lemak dari hewan yang dipergunakan untuk mempersembahkan korban api-apian bagi TUHAN, nyawa orang yang memakan itu, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya.
Saudaraku, kiranya kita dengan segala kerelaan hati mempersembahkan lemak itu sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan, jangan menahan diri untuk memuji Tuhan, sebab orang yang memakan lemak yang dipergunakan sebagai korban api-apian bagi Tuhan = memuliakan diri sendiri, dan orang semacam ini harus dilenyapkan.
Apapun tugas di tengah-tengah pelayanan, harus turut memuji Tuhan, tidak boleh menahan diri.
Namun yang menjadi persoalan adalah; bangsa Israel mempersembahkan korban keselamatan kepada berhala. Berarti, mulut membesar-besarkan allah asing, membesar-besarkan sesuatu yang tidak penting.

Aturan/hukum saat mempersembahkan korban keselamatan.
Imamat 7: 11-13
(7:11) "Inilah hukum tentang korban keselamatan, yang harus dipersembahkan orang kepada TUHAN.
(7:12) Jikalau ia mempersembahkannya untuk memberi syukur, haruslah beserta korban syukur itu dipersembahkannya roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak, serta roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak.
(7:13) Ia harus mempersembahkan persembahannya itu beserta dengan roti bundar yang beragi, di samping korban syukur yang menjadi korban keselamatannya.

Ketika mempersembahkan korban keselamatan yang disertai dengan ucapan syukur, hukumnya adalah haruslah dipersembahkan dengan:
Yang pertama:roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak.”
Artinya; mengasihi dengan kasih yang tidak putus-putusnya.
Yang kedua: “roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak.”
Artinya; harus disertai dengan kerendahan hati.
Yang ketiga: “roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak.”
Artinya; kasih yang disertai dengan perjuangan dan pengorbanan.

Tetapi semua itu dipersembahkan hanya kepada berhala, ini merupakan kesia-siaan.
Seringkali kita berbuat seperti ini; untuk pekerjaan, untuk mencari sesuap nasi, untuk kesibukan-kesibukan yang ada di dunia ini, kita berjuang dan berkorban, bahkan kita kerahkan segenap hati, pikiran, kekuatan  kita, tetapi sebaliknya, untuk Tuhan, yaitu ibadah dan pelayanan, sering kali kita kecilkan, diabaikan.
Ini adalah aturan yang salah, ini adalah hukum yang salah.
Banyak orang ingin mengejar gelar, kedudukan, jabatan, harta, kekayaan, mencari uang sebanyak mungkin, mereka mengasihinya dengan luar biasa, mereka merendahkan dirinya untuk itu, tetapi mereka tidak melakukannya untuk Tuhan, persis seperti ahli Taurat dan orang Farisi, mereka tidak adil, berlaku curang dihadapan Tuhan.

Matius 23: 23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak berlaku adil di hadapan Tuhan, sebab mereka mempersembahkan segala persepuluhan kepada Tuhan, tetapi yang terpenting dari hukum Taurat diabaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Seharusnya yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Bagus jika seseorang mempersembahkan persepuluhan, tetapi yang terpenting dari hukum Taurat janganlah diabaikan, keduanya harus sama – sama dikerjakan.
Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak mampu mengerjakannya bersama-sama karena mereka munafik.
Munafik: di luar dan di dalam tidak sama; di luar terlihat baik, tetapi di dalamnya penuh dengan kejahatan, persis seperti kuburan; luarnya dilabor putih, tetapi di dalamnya penuh dengan tulang belulang yang berbau busuk.

Dampak negatif menyembah berhala.
Keluaran 32: 7
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.

Bangsa Israel telah rusak lakunya karena mereka membuat patung anak lembu emas tuangan, kemudian mendirikan mezbah baginya, dan sujud menyembah kepadanya, serta mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.

Ulangan 9: 12
(9:12) Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Bangunlah, turunlah dengan segera dari sini, sebab bangsamu, yang kaubawa keluar dari Mesir, telah berlaku busuk; mereka segera menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat patung tuangan.

Di sini dikatakan: “berlaku busuk”.
Ini sama seperti binatang yang telah mati berhari-hari sampai akhirnya busuk. Kalau bangkai sudah busuk, maka lama kelamaan ia akan berulat/belatung. Jadi berlaku busuk, maksudnya; hatinya sama seperti ular gambaran Iblis/Setan.
Sehingga mereka segera menyimpang dari jalan yang diperintahkan oleh Tuhan yang disampaikan oleh Musa dan juga oleh Allah dari tengah-tengah api di gunung Horeb.

Bukti laku mereka rusak/berlaku busuk.
Keluaran 32: 6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.

Duduklah bangsa itu untuk makan dan minum, kemudian bangunlah mereka dan bersukacita.
Pendeknya; bangsa Israel jatuh dalam dosa makan minum, berarti rusak lakunya/berlaku busuk.

Matius 24: 37-38
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, kejadian yang sama akan terjadi di hari-hari terakhir menjelang datangnya Tuhan pada  kali yang kedua, banyak orang dikuasai dosa makan dan minum.
Dosa makan dan minum adalah; dosa merokok, narkoba, sabu-sabu, minum-minuman keras.
Kalau seseorang dikuasai dosa makan dan minun, otomatis akan dilanjutkan dengan dosa kawin dan mengawinkan, itu adalah dosa kenajisan (sex bebas).
Pada zaman Nuh sebelum air bah itu terjadi, semua anak-anak manusia kawin dan mengawinkan, mengambil siapa saja perempuan yang dia sukai (Kejadian 6:9-22).
Hari-hari ini dosa sex bebas semakin marak, demikian halnya sekte/ajaran setan di dalamnya terjadi sex bebas, bahkan tukar menukar pasangan pun disahkan.
Bagi dunia, ini adalah sesuatu yang biasa, bahkan kawin mengawinkan pun sesuatu yang biasa. Demikian juga dengan orang yang jatuh dalam dosa yang sama, itu adalah hal yang sepele baginya.

Oleh sebab itu, jikalau di dalam hati anak-anak Tuhan ada keinginan sedikitpun, berarti lakunya sudah mulai rusak. Kalau ada keinginan dalam hati, jangan dilanjutkan, supaya jangan terlanjur-lanjur/kebablasan. Percayalah, kenikmatan sesaat (dosa makan minun, kawin-mengawinkan) menimbulkan ratap tangis dan dukacita, itu merupakan tipu muslihat dari Iblis/Setan.

Keluaran 32: 17-18
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."

Musa mendengarkan dari atas gunung, dari perkemahan bangsa Israel: “bunyi orang menyanyi berbalas-balasan” = tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah, arti rohaninya; jatuh dalam dosa kenajisan / sex bebas (kawin-mengawinkan).

Sedangkan, Yosua mendengar ada bunyi sorak peperangan kedengaran diperkemahan bangsa Israel, berbeda dengan apa yang didengar oleh Musa.
Dalam peperangan, pasti ada yang menang, ada yang kalah. Kita semua adalah laskar Kristus, pejuang iman, bukan melawan darah daging, melainkan melawan penghulu di udara yang gelap, itulah roh jahat dan roh najis.
Kalau kita berperang membawa nama Tuhan, kita akan berkemenangan.
Tetapi Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan." Yosua salah menilai karena ia masih minim pengalaman di tengah-tengah ibadah pelayanan, tetapi Musa, sebagai gembala yang baik dan berpengalaman, mengajarkan Yosua hal-hal yang baik.
Di tengah-tengah kandang penggembalaan, dalam ibadah, Tuhan mengajarkan hal-hal yang baik supaya berjuang melawan penghulu di udara. Tetapi kalau kita berjuang, berkorban bahkan merendahkan diri untuk berhala sesuai dengan firman di atas tadi, maka akan berujung pada dosa kenajisan.
Saya berkali-kali berkata: tidak ada seorang pun manusia yang dapat mempertahankan kesuciannya, jikalau ia jauh dari Tuhan. Sehebat apapun seseorang, setinggi apapun kedudukan seseorang, itu tidak cukup membuat ia kudus di hadapan Tuhan. Sehebat apapun seorang motivator, ia tidak akan sanggup membuat seseorang suci di hadapan Tuhan, kecuali jika ia tergembala dalam kandang penggembalaan, karena di dalam kandang penggembalaan, seseorang akan mendapat/menerima ajaran yang benar seperti Yosua.

Keluaran 22: 20
(22:20) Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas."

Siapa yang sujud menyembah kepada allah asing, allah lain dan mempersembahkan korban kepadanya, ia harus ditumpas habis. Inilah 1 dari 3 perbuatan keji.
Itu sebabnya kalau kita perhatikan dalam kitab Wahyu 21:8 dan Wahyu 22:15 ... sihir, penyembahan berhala, dusta... tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.

Itu sebabnya saya berani berkata: barangkali saat ini kita tidak dapat menunjukkan bahwa ibadah kitalah paling benar dari ibadah orang lain, tetapi yang bisa saya sampaikan pada malam ini adalah kita patut bersyukur karena kita menikmati firman pengajaran mempelai yang membawa kita menjadi pengantin Kristus (Wahyu 19:6-9).

Jadi, kalau kita membuat patung dan mendirikan mezbah baginya, lalu sujud menyembah dan mempersembahkan korban, maka orang semacam ini tidak akan masuk dalam Kerajaan Sorga.
Kalau seseorang menomorsatukan hal-hal lahiriah dari pada ibadah dan pelayanan, saya yakin dan saya pastikan ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga, sesuai dengan pernyataan firman Allah.

Ulangan 9: 13-14
(9:13) Lagi TUHAN berfirman kepadaku: Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk.
(9:14) Biarkanlah Aku, maka Aku akan memunahkan mereka dan menghapuskan nama mereka dari kolong langit; tetapi dari padamu akan Kubuat suatu bangsa yang lebih berkuasa dan lebih banyak dari pada bangsa ini.

Oleh karena penyembahan berhala, Tuhan berencana untuk memunahkan mereka dan menghapuskan nama mereka dari kolong langit, sesuai dengan pernyataan Tuhan dalam Keluaran 32:31-33.
Di situlah Musa memohon supaya bangsa itu jangan menjadi cemooh bagi bangsa-bangsa lain, dan ia tidak mau membiarkan jiwa-jiwa itu jauh dari Tuhan, apalagi namanya dihapuskan dari kitab kehidupan.

Pendeknya; sujud menyembah kepada berhala dan mempersembahkan segala korban, akan berujung kepada kebinasaan.

Ciri-ciri rusak lakunya.
Yang pertama.
Keluaran 32: 4, 8
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."

Harun berkata: Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!
Perkataan ini menunjukkan bahwa bangsa Israel menjadi bodoh, tidak mengerti firman Allah sebab 10 hukum yang tertulis pada 2 loh batu, terkhusus hukum yang pertama (Keluaran 20: 2), bunyinya adalah; “Akulah Tuhan Allahmu yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir dari tempat perbudakan.”
Kalau seseorang tidak mengerti firman, ia pasti menjadi bodoh. Salomo memiliki hikmat dan pengertian, bagaikan pedang yang tajam, menusuk amat dalam, untuk menyelidiki segala sesuatu yang terkandung dari apa yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Barangkali seseorang paham tentang sesuatu perkara yang ada di bumi, tetapi kalau ia mengabaikan firman Tuhan, maka; ia buta dan bodoh tentang kebenaran.

Matius 13: 4, 19
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Mendengar firman tetapi tidak sampai mengerti = bodoh à kerohanian yang di pinggir jalan = di luar Tuhan.
Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, menjadi bodoh, persis seperti bangsa Israel .
Biarlah kita mengerti setiap firman yang kita dengar, supaya kita dapat menikmati kasih Allah.

Yang kedua.
Keluaran 32: 9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.

Bangsa Israel adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Tegar tengkuk: seperti leher terbuat dari tembaga (dalam bahasa lain) sehingga tidak dapat menundukkan kepala = tidak dapat merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Yesaya 48: 4-7
(48:4) Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu,
(48:5) maka Aku memberitahukannya kepadamu dari sejak dahulu; sebelum hal itu menjadi kenyataan, Aku mengabarkannya kepadamu, supaya jangan engkau berkata: Berhalaku yang melakukannya, patung pahatanku dan patung tuanganku yang memerintahkannya.
(48:6) Engkau telah mendengar semuanya itu dan sekarang engkau harus melihatnya; tidakkah kamu sendiri mau mengakuinya? Aku mengabarkan kepadamu hal-hal yang baru dari sejak sekarang, dan hal-hal yang tersimpan yang belum kauketahui.
(48:7) Baru sekarang hal-hal itu diciptakan dan bukan dari sejak dahulu, dan sebelumnya engkau tidak mendengarnya, supaya jangan engkau berkata: Memang aku telah mengetahuinya!

Bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala, berkepala batu, susah diubahkan, berarti tidak mau merendahkan dirinya dihadapan Tuhan.
Keadaan orang yang tegar tengkuk:
1.    Suka mengandalkan kekuatan sendiri, kemampuan sendiri, apapun yang ia miliki / memberhalakan segala kelebihan-kelebihannya.
2.    Tidak mau mengakui segala kebaikan dan kemurahan Tuhan, tidak mau mengakui kasih karunia demi kasih karunia, termasuk pembukaan rahasia firman Tuhan.
3.    Sok tahu; lebih mengetahui sekalipun belum diajarkan.
Itulah orang yang tidak mau merendahkan diri/tegar tengkuk dihadapan Tuhan.

Yesaya 48: 8
(48:8) Engkau tidak mendengarnya ataupun mengetahuinya, juga telingamu tidak terbuka dari sejak dahulu; tetapi Aku telah mengetahui, bahwa engkau berbuat khianat sekeji-kejinya, dan bahwa orang menyebutkan engkau: pemberontak sejak dari kandungan.

Mengakui apa yang tidak dilakukannya = pemberontak sejak dari kandungan.
Segala sesuatu yang kita miliki, yang kita peroleh, dan akhirnya kita dimampukan untuk melayani Tuhan, kalau tidak diakui, itu menunjukkan kalau ia adalah orang yang tegar tengkuk, orang yang tidak mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Yang ketiga
Keluaran 32: 25
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang--sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka—

Seperti kuda terlepas dari kandang, artinya; liar tidak tergembala, karena lebih mengikuti hawa nafsu dan keinginan daging / kekuatannya sendiri / mengandalkan manusia daging.
Kuda adalah gambaran dari kekuatan.

Yesaya 31: 1
(31:1) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.

Minta tolong ke Mesir, yang mengandalkan kuda-kuda Mesir, tetapi tidak memandang kepada Allah, tidak mencari Tuhan = liar tidak tergembala.

Yesaya 31: 3
(31:3) Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.

Kalau jauh dari Tuhan, liar tidak tergembala; suatu kali kelak mereka akan jatuh dan tergelincir dan ujung-ujungnya binasa, sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa, sedangkan Roh Allah memampukan kita untuk beribadah dan melayani Dia, sesuai dengan bunyi firman Tuhan yang mengatakan; “bukan karena gagah hebat dan kuatnya melainkan oleh Roh Tuhan.”

Kesimpulannya; bangsa Israel sangat terpuruk dan mereka harus dibinasakan.

JALAN KELUARNYA....
Keluaran 32: 19
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Oleh karena penyembahan berhala bangsa Israel, 2 loh batu yang berisikan 10 hukum Allah dipecahkan di hadapan bangsa Israel.
10 hukum Allah adalah firman Allah. Yesus Kristus adalah firman Allah yang menjadi manusia, Ia telah disalibkan berarti tubuh-Nya diserahkan bagi kita di atas kayu salib = roti yang dipecah-pecahkan. Jadi, oleh karena penyembahan berhala bangsa Israel, Yesus menjadi korban di atas kayu salib.

ADA 3 KALI PEMECAHAN ROTI , yaitu;
Pemecahan roti pertama.
Matius 14: 17-19
(14:17) Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
(14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
(14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Yesus memberi makan 5000 laki-laki dengan 5 roti dan 2 ikan.
Syaratnya: Yesus memerintahkan orang banyak itu duduk di rumput, artinya; tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan. Rumput menunjuk kepada padang penggembalaan.
Kalau saya dan saudara tergembala dengan baik, akan terlihat dengan jelas 2 hal (Yohanes 10:3-4):
1.    Domba-domba mendengar suara gembala= dengar-dengaran. Dengar-dengaran berarti tidak akan mendengar suara asing. Sedangkan dengar-dengaran adalah gambaran dari tanah yang subur / tanah yang baik.
2.    Mengikuti gembala.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya pengajaran Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna / menjadi pengantin perempuan.

Matius 14: 14
(14:14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Pemecahan roti yang pertama adalah belas kasih Tuhan kepada kita.
Kalau kita tergembala dengan baik itu merupakan belas kasih Tuhan. Sebaliknya, ketika seseorang jauh dari kandang penggembalaan / liar maka ia jauh dari belas kasih Tuhan, jauh dari kemurahan Tuhan.
Persis seperti bayi Musa yang diambil dari sungai Nil karena belas kasih. Dalam sungai Nil banyak buaya, gambaran dari Firaun. Kalau kita jauh dari penggembalaan, mulut buaya siap menerkam, menghabisi kita semua.

Pemecahan roti kedua.
Matius 15: 34-36
(15:34) Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
(15:35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
(15:36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.

Yesus memberi makan 4000 orang laki-laki, dengan 7 roti yang dipecah-pecahkan dan beberapa ikan.
Syaratnya: Yesus memerintahkan mereka duduk di tanah, artinya; merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan = menyadari diri sebagai orang berdosa / manusia yang hina seperti debu tanah, sedangkan Dia begitu mulia.
Kalau seseorang menyadari diri sebagai orang berdosa, ia tidak akan mau menghakimi sesamanya / orang lain dalam kesalahannya.
Misalnya; pembunuh dengan pembunuh, tidak akan saling membuka kedok / tidak saling mempermalukan, karena sama-sama pembunuh.
Sama halnya ketika seseorang bertobat / meninggalkan hidup lamanya, dia adalah pribadi yang sangat menyadari diri = merendahkan diri di hadapan Tuhan, tidak mau menunjuk dosa/kesalahan orang lain
Sebaliknya, kalau seseorang tidak menyadari diri sebagai orang berdosa / tidak merendahkan diri dihadapan Tuhan, suka melihat kesalahan orang lain / sesamanya, tetapi biasanya orang seperti ini, tidak menyadari kalau kesalahannya lebih besar, persis seperti Matius 7:3.... melihat selumbar di mata orang lain, sedangkan balok di dalam matanya sendiri tidak diketahui.
Sama seperti anjing: kembali menjilat muntahnya, tetapi juga suka menjilat borok.
Kalau kita merendahkan diri, menyadari diri sebagai orang berdosa, gambaran dari debu tanah, itu semua karena belas kasih Tuhan.

Matius 15: 32
(15:32) Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."

Yesus memberi makan orang banyak karena belas kasih Tuhan saja. Demikian juga, kalau akhirnya kita menyadari diri sebagai orang berdosa, merendahkan diri serendah-rendahnya, itu semua karena belas kasih Tuhan, tujuannya: supaya tidak pingsan di jalan.
Pingsan = tidak hidup tetapi tidak mati, arti rohaninya; tidak menyadari diri / tidak sadarkan diri.
Itu sebabnya Yesus tidak mau menyuruh orang banyak pulang dalam keadaan lapar, nanti mereka pingsan di jalan / tidak sampai ke rumah masing-masing.
Demikian halnya, saat ini kita sedang berjalan menuju rumah Bapa di Surga, jangan sampai pingsan di tengah-tengah perjalanan rohani kita.

Pemecahan roti ketiga.
Yesus disalibkan di atas kayu salib. Inilah puncak pemecahan roti.
Ketika Yesus disalibkan di atas kayu salib, Ia mempersembahkan tubuh-Nya bagi kita, itulah roti yang tak beragi, tanpa dosa keburukan dan kejahatan.
Anak Domba Paskah telah disembelih, darah-Nya tercurah atas kita, untuk menebus dan mengampuni, untuk membenarkan dan menyelamatkan kita.
Pemecahan roti yang ketiga bukan lagi merendahkan diri, tetapi Yesus direndahkan / dikecilkan dari semua pihak. Sehingga dengan demikian kita mendapatkan kehidupan yang kekal.

Keluaran 32: 20
(32:20) Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.

Setelah 2 loh batu yang berisikan 10 hukum Allah dipecahkan, selanjutnya Musa mengambil patung anak lembu emas tuangan itu, kemudian dibakar dengan api, digiling dengan halus, ditaburkan di atas air.

Ulangan 9: 21
(9:21) Tetapi hasil perbuatanmu yang berdosa, yakni anak lembu itu, kuambil, kubakar, kuhancurkan dan kugiling baik-baik sampai halus, menjadi abu, lalu abunya kulemparkan ke dalam sungai yang mengalir turun dari gunung.

Musa mengambil patung anak lembu emas tuangan kemudian dibakar dengan api, digiling dengan halus sampai menjadi abu.
Kalau patung anak lembu emas menjadi abu, berarti tidak ada lagi harganya / tidak berharga dihadapan Tuhan.
Debu/abu adalah makanan/santapan bagi ular.
Biarlah kita kembali pada kasih yang semula supaya kita kembali pada wujud yang semula lewat pemecahan roti yang pertama, kedua dan yang ketiga sebagai puncaknya; Yesus disalibkan itulah Roti yang tak beragi / roti yang dipecah-pecahkan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment