KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, December 7, 2015

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 5 DESEMBER 2015

IBADAH KAUM MUDA REMAJA,  5 DESEMBER 2015

“STUDY YUSUF”
(Seri  91 )

Subtema : MANIS SIKAPNYA ELOK PARASNYA

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja.

Mari kita kembali memperhatikan pribadi Yusuf....
Kejadian 39:6
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

Mari kita perhatikan kalimat: “Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Artinya: Bagian dalam dan bagian luar dari hidup Yusuf telah ditutupi oleh tabiat Ilahi = lahir batin memiliki tabiat Ilahi.
-     Manis sikapnya = bagian dalam = manusia batiniah.
-     Elok parasnya = bagian luar = manusia lahiriah = perbuatan – perbuatan / tindakan-tindakan yang terlihat.

Dikaitkan dengan tabut perjanjian....
Keluaran 25:10-11
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
(25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.

Kita lihat di sini tabut atau peti parjanjian terbuat dari kayu penaga. Kemudian disalut dengan emas murni dari dalam dan dari luar.
Artinya: Tabiat daging telah ditutupi oleh kemuliaan Allah yaitu kesucian Roh Suci.

-     Kayu penaga à Tabiat daging.
Dapat dilihat dengan jelas dalam Galatia 5:19-21, di situ terdapat 15 perbuatan daging.
-     Emas murni à tabiat Ilahi yaitu kemuliaan kesucian Roh Suci.
Kesimpulannya: Ini adalah keadaan dari anak-anak Tuhan yang sudah mencapai kesempurnaan dan kemuliaan-Nya = sederajat dengan Mempelai Pria baik lahir maupun batin.

Wahyu 21:9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Pengantin perempuan disebut juga dengan Mempelai Anak Domba à Yerusalem yang baru yang turun dari sorga dari Allah.

Keadaan pengantin perempuan.
Yang pertama: “DISEBUT KOTA YANG KUDUS.”
Berarti kudus dalam seluruh hidup. Hidup terdiri dari:
-     Hati, pikiran, perasaan berada dalam kekudusan.
-     Tubuh, jiwa dan roh berada dalam kekudusan.
Pendeknya, lahir dan batin dalam kekudusan sehingga perkataan dan perbuatan sama = tidak munafik.
Munafik = di luar terlihat baik di dalam penuh dengan kejahatan.

Bukti kudus dalam seluruh hidup:
Wahyu 21:2
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Di sini dikatakan: “Berhias bagaikan pengantin perempuan.”
Artinya: diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus.

2 Timotius 1:14
(1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Karunia-karunia Roh Kudus yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita adalah harta yang indah yang harus dipelihara oleh setiap orang yang telah menerimanya (para imam), jangan memandang rendah karunia-karunia Roh Kudus.

Sejenak kita melihat karunia-karunia Roh Kudus..
1 Korintus 12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Ada 9 karunia – karunia Roh Kudus, antara lain;
1.   Karunia berkata-kata dengan hikmat.
2.   Karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
3.   Karunia memberikan iman.
4.   Karunia untuk menyembuhkan. 
5.   Karunia mengadakan mujizat.
6.   Karunia untuk bernubuat.
7.   Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
8.   Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
9.   Karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Semua karunia – karunia itu sumbernya dari roh yang satu dan yang sama.
Jadi sumbernya dari roh yang satu yang sama, sumbernya tidak dua. Kalau sumbernya dua akhirnya satu dengan yang lain tidak ketemu. Ada karunia untuk memimpin pujian, singer, musik, kalau sumbernya dua nanti pemimpin pujian dengan pemain musik tidak satu, pemain musik dengan singer tidak satu, tetapi kalau sumbernya satu akan saling memperlengkapi.

Perlu diketahui: Karunia Roh Kudus diberikan kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya, jadi bukan kehendak sendiri.
Jadi kalau kita diperlengkapi dengan karunia Roh adalah kehendak Tuhan, tetapi kalau kita tekuni terus, taat, setia dengar-dengaran, serta tekun dalam tiga macam ibadah pokok, di situlah kita mendapatkan dan mengetahui karunia-karunia apa yang kita peroleh dari Tuhan.

1 Korintus 12:7
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Setiap imam-imam yang melayani sesuai dengan Karunia-karunia yang ia terima bertujuan; untuk kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi atau kepentingan golongan tertentu.

1 Kroitntus 12: 4-6
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Karunia-karunia roh yang berbeda – beda dikerjakan oleh roh yang satu dan sama dan pelayanan-pelayanan yang berbeda-beda tujuannya untuk melayani Tuhan, tidak melayani yang lain.
Kemudian ada berbagai-bagai perbuatan ajaib tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Saudaraku, tadi keadaan dari pengantin perempuan itu disebut: “Kota yang kudus.”
Kekudusan bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada Ruangan Suci.
Ruangan suci = tempat pengudusan à kandang penggembalaan.

Di dalam kandang penggembalaan ini pemuda remaja dikuduskan dihadapan Tuhan, di mulai dari:
Pertama: Imam-imam yang melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh dari Tuhan.
Tugas imam-imam: Sesuai dengan Keluaran 30:18-20.
-     “Mengatur segala perabotan yang ada dalam Ruangan Suci serta membersihkannya.”
= melayani Tuhan dengan teratur, dengan baik dan benar.
Misalnya; kalau pemain musik, atur alat musik sedemikan rupa, juga harus memiliki insting kuat mengiringi pujian supaya ada hadirat Tuhan. Kalau pemimpin pujian, lagu-lagu yang dibawakan itu harus teratur, tersusun dengan rapi dan pemimpin pujian harus menguasai lagu supaya nanti sidang jemaat juga memuji Tuhan dengan lafal baik dan akhirnya mengundang hadirat Tuhan.

-     Menyelengarakan kebaktian dan mempersembahkan korban api-apian” = persembahan yang berbau harum.
Korban api-apian = korban yang berbau harum dihadapan Tuhan, yaitu mereka yang sungguh-sungguh memperhatikan tugasnya / pekerjaannya dihadapan Tuhan.

Namun ada syarat yang harus diperhatikan, yaitu: Untuk masuk ke Ruangan Suci imam-imam harus terlebih dahulu membasuh dua tangan dan dua kaki mereka = melayani dalam kekudusan.
Tidak boleh melayani dengan sembarangan, dengan sikap, perkataan dan perbuatan yang tidak suci, melayani harus dengan sikap dan perkataan yang suci, harus dijaga.
-     Tangan à Perbuatan, harus dalam kesucian.
-     Kaki à Pengikutan dan pengiringan kita kepada Tuhan, harus dijaga dalam kekudusan.
Tidak boleh menyimpang ke kiri dan ke kanan. Kalau domba-domba tergembala, ikuti gembala.

Kedua: Anak-anak Tuhan (pemuda remaja) tekun dalam tiga macam ibadah pokok sesuai dengan tiga macam alat yang ada di Ruangan Suci, antara lain;
-     Meja Roti Sajian -> Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Tujuannya: Untuk mendewasakan anak-anak Tuhan sampai puncaknya menjadi 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta-takhta.
Ibadah ini menghasilkan iman.
-     Pelita emas -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Tujuannya: Untuk mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang supaya menjadi kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan.
-     Mezbah dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan kasih.

Kita boleh beribadah kepada Tuhan dan imam-imam melayani sesuai dengan karunia-karunia yang diterima untuk melayani Raja di atas segala raja. Berbeda dengan orang – orang di luaran sana, mereka tidak menjaga kesucian dan mereka tidak  butuh diperlengkapi dengan karuni-karunia Roh, tetapi kita bersyukur kita hidup dalam kekudusan, berada dalam kandang penggembalaan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, kemudian melayani sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.

Keadaan mempelai perempuan:
YANG KEDUA: PENUH DENGAN KEMULIAAN ALLAH.”
Berarti; bercahaya = terang, kegunaannya untuk menerangi orang-orang di sekitar kita.
Kalau anak-anak Tuhan penuh dengan kemuliaan Allah wajahnya pasti bercahaya = menjadi terang.

Cahaya kemuliaan Allah: “Cahaya-Nya sama seperi permata yang paling indah itulah permata Yaspis jernih seperti Kristal.”
Kristal = transparan  = tampil apa adanya, berarti luar dan dalam sama dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
Orang yang transparan:
-     Mudah sekali mengakui dosa ketika dikoreksi firman Allah.
-     Tulus, polos, jujur.
Ini adalah motor penggerak sehingga seseorang berapi-api, berkobar-kobar melayani Tuhan.
Ayo pertahankan kejujuran, ketulusan dan kepolosan, kalau seseorang tidak jujur, tidak polos lagi pasti tidak berkobar-kobar melayani Tuhan, susah untuk melayani Tuhan, sama seperti seonggok atau segumpal tanah liat yang belum terbentuk, hina dan tidak berarti bagi Tuhan = tidak bercahaya.

Keluaran 3:1-3
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

Kalau berkobar-kobar, bernyala-nyala, berapi-api melayani Tuhan, itu merupakan suatu penglihatan yang hebat = permata Yaspis, permata yang paling indah, sehingga orang yang melayani Tuhan dalam kesucian itu nilainya tinggi = berharga dan berarti / bermakna di mata Tuhan.

Saya sudah sampaikan kemarin kalau seseorang tidak berarti lagi, umurnya pasti pendek, biar dia hamba Tuhan.
Orang yang tidak melayani Tuhan sebenarnya tidak berarti, sebelum Tuhan datang, mereka sudah binasa, umurnya pendek.
Maka, kita semua tidak suatu kebetulan ada di tempat ini, Tuhan mau jadikan hidup kita berarti berguna dan bermakna, supaya umur panjang, sebab itu jangan terpaksa untuk melayani Tuhan.

Tindakan-tindakan untuk menjadi permata Yaspis.
YANG PERTAMA
Keluaran 3:1
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

“Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya” = tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala.
Biasa menggembalakan artinya; tergembala itu sudah menjadi tabiat.
Kalau tergembala itu sudah menjadi tabiat berarti beribadah dan melayani Tuhan bukan suatu rutinitas, bukan suatu kebiasaan, bukan ibadah yang dijalankan secara lahiriah melainkan pengabdian dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, untuk menyenangkan hati Tuhan.

Keadaan domba-domba bila tergembala sudah menjadi tabiat, ditinjau dari Yohanes 10:2-4.
Pertama: “Mendengar suara gembala” = dengar-dengaran.
Kalau domba-domba dengar-dengaran, tidak mendengar suara asing, suara daging, tidak mendengar suara Setan itulah roh jahat dan roh najis.
Jangan dengar suara asing apalagi kalau sudah melayani Tuhan, masakan kita sudah melayani Tuhan tetapi hati, pikiran, kita tidak jelas itu tidak boleh.

Kedua:Mengikuti gembala.”
Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tujuannya; membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = pengantin perempuan, itulah sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di muka bumi ini, itulah kerinduan hati kita.
Kemana saja kita dibawa ikuti saja geraknya Firman Pengajaran Mempelai ini, jangan ikuti geraknya firman yang di luar pengajaran mempelai sebab itu tidak membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Sebab itu kalau domba-domba tergembala, domba-domba itu juga harus dibawa ke luar, tidak hanya ada di dalam, tidak boleh menggemukkan diri. Kalau hanya di dalam tidak ada persekutuan antara kandang penggembalaan yang satu dengan yang lain, tetapi kalau dibawa keluar maka meningkat ada persekutuan antar denominasi gereja, meningkat lagi ada persekutuan antara bangsa kafir dengan Israel, sifatnya international, sehingga terwujudlah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (kesatuan tubuh). Maka harus semakin sungguh-sungguh, jangan ikuti ajaran asing, tidak jelas arahnya kita dibawa kemana.

Dampak positif bila tergembala adalah tabiat.
Keluaran 3:1
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

“Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.”
Saudaraku, saat ini kita berada di gunung Tuhan, gunung Allah, lewat ibadah pemuda remaja malam ini. Sekali waktu lewat penggembalaan ini kita akan digiring, dibawa lebih dekat lagi dengan Dia. Kalau jauh dari ibadah dan pelayanan tidak bisa digiring, dibawa untuk lebih dekat dengan Tuhan.
Sampai ke gunung Tuhan berarti berhadapan dengan Tuhan, inilah yang kita rindukan tentunya.

Kebiasaan orang di luaran sana, merindukan kalau dia berjumpa dengan lawan jenisnya, berjumpa dengan sesuatu yang sifatnya menyukakan daging, tetapi tidak dengan anak Tuhan, dengan mereka yang berada di atas gunung Tuhan yaitu; mereka yang beribadah dan melayani Tuhan, mereka ingin lebih dekat lagi dengan Allah, menghadap takhta kasih karunia.

Ibrani 4:16
(4:16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.”
Jadi orang yang berada di gunung Tuhan, orang yang beribadah dan melayani Tuhan adalah orang yang memiliki keteguhan hati dan keberanian yang luar biasa.
Sebab kalau kita datang ke gunung Tuhan beribadah dan melayani Tuhan itu adalah suatu keputusan yang luar biasa, tindakan berani dari seorang anak Tuhan.

Orang yang beribadah dan melayani Tuhan adalah orang yang berani mengambil resiko sekalipun harus dijauhi orang lain, dihinakan, dikucilkan, tidak jadi soal. Mari kita datang berani menghadap takhta kasih karunia Allah, tidak usah takut oleh karena ibadah ini kita tidak diakui oleh saudara-saudara kita / orang-orang terdekat.
Tujuannya: Supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia yang berguna untuk mendapat pertolongan bagi kita pada waktunya.
Pertolongan kita datang dari Tuhan oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, itu saja. jadi, tidak usah takut namun sebaliknya harus berani menghadap takhta kasih karunia.

Keluaran 2:11-15
(2:11) Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
(2:12) Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
(2:13) Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?"
(2:14) Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan."
(2:15) Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.

Musa berani bayar harga, ia berani meninggalkan Mesir.
Tinggal di istana kerajaan jauh lebih enak, tetapi Musa berani tinggalkan Mesir, berani bayar harga, dia tidak takut biarpun tidak diakui oleh Firaun, ayah kandung dari puteri Firaun yang mengasuhnya.

Ibrani 11:24-26
(11:24) Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
(11:25) karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
(11:26) Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.

Musa berani mengambil resiko karena pandangannya diarahkan kepada upah, supaya nanti suatu saat dia akan berjumpa dengan Allah.
Resiko yang harus ditempuh, antara lain;
-     “Menolak disebut anak puteri Firaun.”
Alasannya; lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada menikmati kesenangan tetapi hidup di dalam dosa. Mesir adalah gambaran dunia, di dalamnya; keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:15-16).
Lihat orang di luaran sana, mereka menikmati kesenangan dunia tetapi sifatnya sementara, pada akhirnya menuju kebinasaan.Harus ada keberanian, tidak usah gunakan logika.
-     “Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan lebih besar dari pada semua harta Mesir.”
Hati dan pikiran Musa tidak terpaut kepada Mesir, karena sesungguhnya Kristus adalah kekayaan yang lebih besar dari semua harta di Mesir.
Saya ngeri melihat jikalau orang Kristen lebih menikmati kekayaan dunia dan hatinya lebih terpaut kepada harta kekayaan dari pada korban Kristus, sebetulnya itu adalah penghinaan besar, tetapi mereka tidak menyadarinya. Hanya karena harta jauh dari ibadah = menghina korban Kristus.

Ibrani 11:27
(11:27) Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

“Ia meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja.”
Alasannya; ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Saya bertahan dengan prinsip saya berpegang teguh pada ibadah dan pelayanan, berpegang teguh kepada pengajaran mempelai, karena apa? Karena saya melihat apa yang tidak kelihatan, sebab saya melihat surga, sekalipun mata saya tidak melihat sekarang.
Ayo, kita menghampiri takhta kasih karunia dengan keberanian, tidak usah takut akan masa depan.

Ibrani 11:28
(11:28) Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.

Sampai pada akhirnya kita menjunjung tinggi korban Kristus dengan bukti adanya percikan darah.
Percikan darah artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Jadi, orang lain yang berbuat salah tetapi kita yang menanggungnya.

Tindakan-tindakan untuk menjadi permata Yaspis.
YANG KEDUA.
Keluaran 3:10
(3:10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

Musa diutus ke Firaun = memberi diri diutus.

Keluaran 3:11-12
(3:11) Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
(3:12) Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."

Tanda pengutusan.
Tanda pertama: “Tuhan menyertai Musa.”
Demikian juga anak-anak Tuhan (pemuda remaja) Tuhan akan menyertai kalau memberi diri diutus (melayani Tuhan).
Itu sebabnya Ia disebut juga dengan Imanuel; “ Tuhan beserta kita” jadi namanya sesuai dengan tabiat-Nya.

Yesaya 49:2
(49:2) Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.

Tanda bahwa Tuhan menyertai seorang hamba Tuhan yang diutus.
-     “Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam” = di mulut ada firman Allah yan berkuasa.
Tujuannya: Membangun, menasihati dan menghibur à firman nubuatan = yang berkuasa untuk menyelidiki dan mengoreksi segala sesuatu yang terkandung dalam hati.
-     Menjadi anak panah yang runcing.”
Kegunaan anak panah yang runcing: Siap untuk ditancapkan ke dalam hati.
Jaminannya: Berlindung dalam naungan tangan Tuhan dan menyembunyikan dalam tabung panahnya = berlindung di bawah tangan Tuhan yang kuat dan berada di dalam kuasa Roh Kudus.

Inilah penyertaan Tuhan  itu. Jadi tidak usah takut kalau di utus sebab dua tangan Tuhan dan Roh Kudus akan menyertai. Jangan tolak panggilan Tuhan dengan alasan; saya tidak bisa, saya tidak fasih lidah, saya tidak mengerti, sebetulnya itu adalah kekeliruan, sebab Tuhan tidak memanggil orang pandai dan orang hebat.


Tanda pengutusan.
Tanda KEDUA: “Bangsa Israel beribadah”... (Keluaran 3:12).

Keluaran pasal 24-25 bangsa Israel beribadah di gunung Horeb / gunung Tuhan = Allah menggenapi janji-Nya.
Berarti bangsa Israel digiring ke gunung Tuhan untuk menghadap takhta Allah lebih dekat lagi.

Penggenapannya.
Keluaran 24:12
(24:12) TUHAN berfirman kepada Musa: "Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka."

Musa naik ke gunung Tuhan, itulah gunung Horeb, gunung Sinai = bertemu dengan Allah.
Kemudian dalam kesempatan itu ia menerima dua loh batu yang berisikan 10 perintah Allah à kepada kebenaran yang disertai dengan kasih.
Hukum 1-4  ditulis pada loh batu yang pertama =  kasih kepada Allah, kalau dibuat diagramnya bentuknya vertikal.
Hukum 5-10 -> ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama, kalau dibuat diagramnya bentuknya horizontal .
Kalau disatukan vertikal dan horizontal, menjadi salib Kristus = kasih.
Diagramnya:

Jadi betul sekali dua loh batu yang berisikan dengan 10 perintah Allah adalah kebenaran disertai dengan kasih.

Sebagai bukti...
Keluaran 32:15-18
(32:15) Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
(32:16) Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."

Musa mendengar bunyi orang menyanyi berbalas-balasan = tidak menang tidak kalah.
Saudaraku, kita semua adalah imam-imam dan raja-raja, tujuannya untuk memerintah di atas bumi bukan diperintah dosa dan bukan menjadi hamba dosa.
Kita juga adalah tentara Tuhan, laskar Kristus yang sedang berperang memerangi musuh itulah Iblis/Setan yaitu roh jahat dan roh najis, kalau Tuhan dipihak kita, kita sanggup mengalahkan musuh. Berarti bunyi orang menyanyi berbalas-balasan à dosa yang belum dihentikan.
Inilah kejahatan bangsa Israel ketika Musa berada di atas gunung Tuhan selama 40 hari 40 malam.

Mari kita lihat dosa itu...
Bangsa Israel mendirikan patung anak lembu emas tuangan = menyembah berhala.
Akibat menyembah berhala:di situlah terjadi dosa makan minum = dosa merokok minum-minuman keras. Kemudian dosa kawin mengawinkan = dosa seks bebas, karena dikuasai oleh roh najis itulah yang disebut nyanyian berbalas-balasan
Seharusnya, kalau ada orang dalam kandang penggembalaan ini dikuasai roh najis itu, hentikan!!!! Jangan buat Setan senang, tetapi hati Tuhan sakit.

Kita lihat kebenaran disertai dengan kasih...
Keluaran 32:19
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Oleh karena penyembahan berhala dari bangsa Israel, dua loh batu dilemparkan dan pecah à korban Kristus.
Yesus adalah firman Allah yang menjadi manusia, namun dipecah-pecahkan di atas kayu salib itulah kebenaran yang disertai dengan kasih, inilah keuntungannya kalau kita berada di gunung Tuhan, dalam kesempatan itu kita akan dibenarkan oleh darah salib Kristus, maka kalau mereka jauh dari ibadah dan pelayanan mereka tidak berada dalam kebenaran yang disertai dengan kasih.
Tuhan baik kepada kita, begitu najisnya dan jahatnya, begitu banyaknya penyembahan berhala, tetapi ketika kita berada di gunung Tuhan kita dibenarkan oleh darah salib Kristus untuk menunjukkan keadilan-Nya bahwa Dia benar, sehingga kita benar dan oleh karena itu kita banyak membenarkan orang.

Yohanes 18:36-37
(18:36) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."
(18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

Yesus anak Allah diutus ke dunia supaya memberikan kesaksian tentang kebenaran.
Kebenaran yang sejati hanya terletak pada kayu salib, di luar salib Kristus tidak ada lagi kebenaran itulah kesaksian Yesus Kristus.

Ini ada kaitannya dengan....
Wahyu 21:9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Malaikat membawa Yohanes ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, kemudian menunjukkan kepadanya kota yang kudus, Yerusalem yang baru yang turun dari sorga dari Allah itulah pengantin perempuan, Mempelai Anak Domba.
Seperti itulah keadaan dari mempelai perempuan Anak Domba, gunung yang besar lagi tinggi, menerima kebenaran disertai oleh kasih.
Gunung yang besar lagi tinggi adalah bukit Golgota, lebih tinggi dan lebih besar dari gunung-gunung yang tertinggi di dunia ini, termasuk Mountain Efrest.

Filipi 2:9-10
(2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
(2:10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
(2:11) dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Yesus taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, sehingga dengan demikian Allah meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.
Tujuannya: Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit, di bumi dan di bawah bumi, inilah gunung yang besar lagi tinggi. Oleh karena nama Yesus semua bertekuk lutut.

Hasilnya.
Yang pertama.
Keluaran 24:16-18
(24:16) Kemuliaan TUHAN diam di atas gunung Sinai, dan awan itu menutupinya enam hari lamanya; pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari tengah-tengah awan itu.
(24:17) Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel.
(24:18) Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya.

Ketika Tuhan berada di gunung Tuhan, gunung Sinai: “Tampaklah kemuliaan Tuhan sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu.”
Yesaya 4:3-4
(4:3) Dan orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup,
(4:4) apabila TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.

Sifat tabiat dari Roh Kudus adalah menghanguskan tabiat daging.
Tujuannya: Untuk membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem.
Itulah kemuliaan Allah sebagai Roh Kudus yang menghanguskan tabiat daging.

Yang kedua.
Musa berada di atas gunung Sinai selama 40 hari 40 malam à tamatnya daging.
Berbicara angka 40 yang dikaitkan dengan pribadi Musa.
-     40 tahun pertama berada di Mesir diasuh oleh puteri Firaun sehingga ia dididik oleh segala hikmat orang Mesir.
-     40 tahun yang kedua berada di Midian menggembalakan kambing domba Yitro mertuanya = dilatih.
-     40 tahun yang ketiga Musa menggembalakan Israel umat Tuhan = bebas dari perbudakan Mesir.
Tanda tamatnya daging, ada hikmat, dilatih Tuhan, bebas dari perbudakan Mesir.
Hikmat Tuhan kita butuhkan, kita dilatih itulah sengsara salib, kemudian menggembalakan bangsa Isreal, berati keluar dari Mesir menerima tanah Kanaan, beribadah dan melayani Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang






No comments:

Post a Comment