KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 15, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 13 DESEMBER 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 13 DESEMBER 2015

JEMAAT DI LAODIKIA
(SERI 27 )

Subtema : HENDAKLAH MENDENGAR APA YANG DIKATAKAN ROH

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 3:14-22.
Wahyu 3:21
(3:21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Kita terlebih dahulu memperhatikan kalimat: Barangsiapa menang.”
Ini mengandung arti dua hal, yaitu:
Yang Pertama: Jemaat di Laodikia masih terdapat kekurangan / kelemahan. = Kalah terhadap dosa.
Kelemahan yang mendasar dari sidang jemaat di Laodikia adalah tidak dingin dan tidak panas = suam-suam.
Suam-suam artinya; tidak sepenuh hati mengasihi Tuhan = tidak sungguh-sungguh beribadah, melayani dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Penyebabnya; jemaat di Laodikia bergantung pada harta dan kekayaan (Wahyu 3:17).
Kalau bergantung pada harta dan kekayaan = Tidak bergantung kepada kemurahan hati Tuhan = Jauh dari ibadah dan pelayanan = Jauh dari kasih karunia. Hal itu telah saya sampaikan beberapa minggu yang lalu.

Sekarang kita akan perhatikan arti....
YANG Kedua: Tuhan menjanjikan sesuatu perkara kepada sidang jemaat di laodikia.
Adapun janji itu adalah: Duduk bersama-sama dengan Dia di atas takhta-Nya.
Dia menang maka kitapun pasti menang. Ia duduk bersama-sama dengan Bapa-Nya diatas takhta Bapa-Nya, maka kitapun duduk bersama-sama dengan Dia di atas takhta-Nya.
Ini merupakan teladan yang sempurna bagi gereja Tuhan, kita patut bersyukur.

Berkat yang diterima jemaat di Laodikia ini adalah berkat yang lebih besar, oleh karena akumulasi dari semua berkat-berkat yang diterima oleh enam sidang jemaat sebelumnya, di mulai dari sidang jemaat di Efesus, di Smirna sampai jemaat di Filadelfia (dari enam sidang jemaat sebelumnya yang ada di Asia kecil), karena pada akhirnya semua mereka yang menang; akan duduk di atas takhta.

Mari kita lihat: barang siapa menang.
Wahyu 12:10
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

Dia telah menang terhadap si pendakwa itulah; Iblis Setan (roh jahat dan roh najis), sehingga Ia memerintah dan berkuasa.
Memerintah dan berkuasa; adalah tanda kemenangan. Jadi berkuasa tetapi tidak memerintah itu bukan kemenangan, bisa saja berkuasa karena ada ini dan itu.

Wahyu 12:11
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Kalau Yesus menang maka kitapun menang.
Tadi saya sudah awali di Wahyu 3:21 tadi; Dia menang maka kita juga menang, Dia duduk di atas takhta Bapa-Nya maka kita juga duduk di atas tahta-Nya. Suatu teladan yang sempurna dari Yesus Kristus.
Karena Yesus menang maka kitapun sebagai pengikut dan sebagai orang percaya juga menang.

Kemenangan ini kita peroleh dari:
Pertama: Oleh darah Anak Domba.”
Jadi kemenangan seseorang itu tidak bisa lewat kepintaran seseorang, kekayaan seseorang, melainkan karena darah Anak Domba, karena pengorbanan-Nya, Dia telah mati di atas kayu salib menjadi domba sembelihan.
Kalaupun kita harus menjadi tawanan roh, terikat dengan pelayanan dalam kandang penggembalaan ini dan juga banyak melakukan kegiatan-kegiatan di dalamnya, dan oleh karena semua ibadah dan pelayanan ini kita banyak menanggung penderitaan, itu membuat kita berkemenangan, justru ketika kita berhenti berjuang maka kita akan kalah. Satu kali Daud tidak berjuang dia jatuh dalam dosa kenajisan.

Itu sebabnya dalam Injil Lukas di situ jelas sekali dikatakan: Menyangkal diri dan pikul salibnya setiap hari, tidak dikatakan sangkal diri dan pikul salib tiga hari sekali, melainkan setiap hari, supaya kita setiap hari mengalami kemenangan.

Kedua: Perkataan kesaksian mereka.”
Perkataan kesaksian bukan saja perkataan yang keluar dari mulut, tetapi kesaksian hidup, itu juga merupakan perkataan yang lebih berkuasa.

Mari kita lihat perkataan kesaksian mereka.
2 Korintus 3:1-3
(3:1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Ketika firman Allah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging , ditukik di dalam hati, itu menunjukkan bahwa seseorang menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca dan yang dapat dikenal oleh setiap orang = perkataan kesaksian.

Sidang jemaat di Korintus menjadi kesaksian, surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan yang dikenal oleh setiap orang karena mereka telah menerima pelayanan Roh.
Jemaat di Korintus telah menerima pelayanan roh bukan pelayanan tubuh.

2 Korintus 3:4-5
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
(3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Jemaat di Korintus menjadi kesaksian, karena telah menerima pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh.
Pelayanan Roh = firman Allah yang kita terima itu didengar untuk selanjutnya dilakukan / dipraktekkan sampai mendarah daging.
Kalau pelayanan tubuh; mendengar firman Tuhan kemudian terharu dan akhirnya menangis / sampai mencucurkan air mata, tetapi kalau tidak mengalami keubahan hidup = pelayanan tubuh.
Biarlah kiranya setiap ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok sesuai dengan pola kerajaan sorga ini, kita senantiasa menikmati pelayanan Roh, supaya menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dikenal, dibaca oleh setiap orang, baik dalam perkataan, sikap, tingkah laku dan gerak-gerik.

2 Korintus 3:7-8
(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
(3:8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!

Kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh itu sifatnya kekal dan lebih besar dari pada pelayanan tubuh.
Kalau beribadah dan melayani dijalankan secara lahiriah saja terlihat kemuliaannya, lebih lagi kalau kita menjalankan ibadah dan pelayanan ini dengan pelayanan Roh.
Coba saudara lihat, orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah lalu berjalan dengan orang yang tidak beribadah, pasti terlihat kemuliaan pada orang yang menjalankan ibadah sekalipun ia menjalankan ibadah itu secara lahiriah. Tetapi saya tidak mengajarkan sidang jemaat untuk menjalankan ibadah dan pelayanan secara lahiriah saja, sebab kemuliaannya hanya sebentar saja.

Yesaya 49:1-3
(49:1) Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
(49:2) Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
(49:3) Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

Hamba Tuhan sebagai terang / kesaksian di tengah-tengah segala bangsa untuk menyatakan kemuliaan dan keagungan Allah. Seorang hamba Tuhan, hamba kebenaran menjadi kesaksian; dia telah dipanggil dari sejak kandungan ibunya,

Keadaan dari seorang hamba Tuhan:
-     Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam.”
Jadi, perkataan-perkataan dari mulut seorang hamba Tuhan betul-betul firman, betul-betul kebenaran, tidak bercampur-baur dengan lahiriah, dengan yang sifatnya berbau daging.
Sesuai dengan 1 Korintus 14 firman nubuatan / firman yang keluar dari mulut nabi, berkuasa; membangun, menasihati dan menghibur.

Jaminannya: Berlindung dalam naungan tangan Tuhan (dua tangan Tuhan).
Jadi hamba Tuhan kalau menjadi kesaksian / terang, menjadi surat Kristus, tidak perlu takut masa depan dan segala sesuatu, jaminannya dua tangan Tuhan.
Kita perhatikan dalam 1 Petrus 4, di situ ditulis dengan jelas: Merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat. Kalau kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat  maka dua tangan Tuhan itulah yang menjadi jaminannya. Hamba Tuhan harus rendah hati.

Saudaraku, seorang anak kecil tidak berdaya dan tidak mengerti apa-apa; orang yang merendahkan diri hanya menaruh harapannya kepada Tuhan, mengandalkan dua tangan Tuhan = berada dalam gendongan dua tangan Tuhan.

-     Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing.”
Anak-anak panah -> ayat-ayat firman Allah, berarti firman Allah itu akan mendarah daging / dimeteraikan pada loh-loh daging, ditukik dalam hati yang membaca dan mengenal surat pujian dan surat Kristus.

Jaminannya: Menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
Tabung -> urapan Roh Kudus.
Kehidupan yang diurapi menjadi kesaksian dan terang, sama seperti dalam Wahyu 5:6; tujuh mata Allah itulah tujuh Roh Allah, yang diutus ke seluruh bumi.
Untuk menjadi kesaksian jaminannya adalah kuasa Roh Kudus, itu sebabnya dalam kitab Zakharia 4 dikatakan; “Bukan karena gagah hebat dan keperkasaan namun oleh Roh-Mu Tuhan”, sehingga kita menjadi anak panah yang runcing dapat dibaca dan dikenal, itulah kesaksian perkataan.

Inilah sebabnya yang membuat saya berani untuk melayani Tuhan, ada jaminan dari dua tangan Tuhan. Saya berani  melayani Tuhan, menjadi terang, Roh Kudus juga menjadi jaminannya.
Kalau ditinjau dari sudut pengetahuan, saya ini tidak ada apa-apanya, dari awal saya menolak panggilan itu karena saya tidak fasih lidah dan tidak pandai bicara, tetapi karena Roh Tuhan, saya berani melayani Tuhan, itulah jaminannya.
Jadi tidak ada kata-kata saya tidak mengerti, saya tidak bisa, saya tidak tahu, tidak ada kata-kata seperti itu, hanya kata: Mau menyerah atau tidak?
Kata menyerah ini tidak mudah, ada kaitannya daging, di dalam daging ada hati perasaan dan ada harga diri, di situlah persoalannya.
Jadi tidak ada kata-kata tidak bisa, tidak mampu, semua tergantung kepada penyerahan kita kepada Tuhan.

Kita memperhatikan syarat untuk berkemenangan:
Wahyu 12:11
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Syarat mengikuti dan melayani Tuhan:
-     Sangkal diri.
Artinya; tidak merasa bisa, tidak merasa diri mampu. Ini penyangkalan terhadap diri.
-     Pikul salibnya.
Salib adalah suatu tanggung jawab yang harus kita pikul di atas pundak kita masing-masing.
Sebagai suami harus bertanggungjawab kepada keluarganya.
Sebagai isteri bertanggungjawab menjadi isteri yang baik.
Sebagai anak bertanggungjawab, hormat pada orangtua.
Sebagai hamba-hamba tunduk kepada tuannya.
Sebagai imam-imam yang melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di tempat ini, harus mempertanggungjawabkan segala pelayanannya dihadapan Tuhan.

Kalau kita perhatikan Filipi 2: Anak Allah di utus ke bumi memikul tanggung jawab yang begitu besar yang dibebankan di atas pundak-Nya.
Sebagai hamba-hamba mari kita memikul salib kita masing-masing.
Salah satu dosa terbesar adalah kalau meninggalkan kasih semula seperti jemaat di Efesus, mereka meninggalkan kasih semula, untuk perkara lahiriah nomor satu, untuk perkara ibadah dan pelayanan nomor dua, tetapi ketika ada tanda darah / ada pertobatan di situlah kita rela untuk melayani Tuhan.
Pertobatan membuat kita kembali bergairah melayani Tuhan.

Matius 16:25
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Perhatikan kalimat: “Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya” artinya;
Barangsiapa tidak menyangkal dirinya dan memikul salibnya maka ia akan kehilangan nyawanya= binasa menuju kematian, sebaliknya barangsiapa kehilangan nyawa karena Aku, maka ia akan memperolehnya kembali = sangkal diri dan pikul salib.
Sebab itu ketika kita telah dipanggil, selanjutnya dipilih untuk melayani Tuhan, tidak boleh pura-pura tidak tahu.

Saudaraku, pura-pura tidak tahu itu penyangkalan Petrus yang pertama terhadap salib Kristus, jangan dipertahankan hal seperti ini.
Itu sebabnya pada Matius 16:21–22, Yesus harus pergi ke Yerusalem untuk menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat, Dia ditolak.
Jadi yang pertama-tama menanggung banyak penderitaan adalah; mereka yang mengambil bagian dalam pelayanan.

Kembali kita memperhatikan...
Wahyu 12:12
(12:12) Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."

Bersukacitalah karena ibadah dan pelayanan walaupun susah dan berat, tetap sangkal diri dan pikul salib.
Sukacita besar akan kita peroleh kelak, tetapi celakalah bumi, manusia lahiriah yang pikirannya secara duniawi tidak memikirkan perkara di atas, kemudian “celakalah, karena Iblis telah turun kepadamu.”
Jadi celaka ini menimpa manusia duniawi yang hanya memikirkan perkara lahiriah, sebab Iblis berkuasa terhadap dia.
Saudaraku, manusia duniawi sama seperti debu tanah, menjadi sasaran / makanan empuk dari pada Setan, maka adalah suatu kekeliruan kalau seseorang jauh dari ibadah apalagi jauh   dari pelayanan, ia akan mengalami celaka besar.
Sebab itu, sebagai seorang gembala yang bertanggungjawab dihadapan Tuhan, saya selalu menghimbau; tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan melayani Tuhan, kepada keluarga saya dan kepada siapapun saya himbau itu, supaya kita mengalami sukacita besar, lepas dari celaka yang besar.


Selanjutnya kita melihat kembali keadaan dari penunggang kuda putih..
Wahyu 19:11-12
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
(19:12) Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.

“Ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar" di atas kepala-Nya ada banyak mahkota = berkemenangan itulah pribadi Yesus Kristus, Dialah penunggang kuda putih.

Kita selidiki dulu penunggang kuda putih ini, bernama: YANG SETIA.”
Dalam Amsal dikatakan; Banyak orang mengaku diri baik tetapi orang setia siapa yang menemukannya?” Artinya; untuk menjadi orang yang setia itu sangat sulit.
Untuk berbuat baik banyak orang bisa, tetapi untuk setia sampai mati, belum tentu, banyak orang tidak bisa.

Filipi 2:5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Hendaklah dalam hidup bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam  Kristus Yesus, supaya kita juga tidak hanya mementingkan diri sendiri = terlepas dari roh egosentris.

Mari kita lihat perasaan dan pikiran yang terdapat dalam Kristus Yesus: “Tidak mempertahankan rupa Allah.”
Berarti meninggalkan seisi sorga.
Kemudian pada saat turun ke bumi...
-     Ia mengosongkan diri-Nya sendiri”, berarti tidak bermegah, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri hebat, dan ini menunjukkan jati diri seorang hamba Tuhan yang diurapi.
Roh kudus itu mengalir mencari tempat yang rendah, bukan mencari tempat yang tinggi. Kalau kita perhatikan Kejadian 1:1-2 Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Permukaan air adalah titik terendah, titik nol, di situlah Roh Kudus berkuasa.
Kalau ada seorang merasa diri bisa, merasa diri hebat, merasa diri mampu, itu tandanya dia ini adalah seorang hamba Tuhan yang tidak urapi oleh Tuhan, sebab itu saat dengar firman Tuhan tunjukkan bahwa engkau diurapi Roh Kudus, karena engkau kosong dan butuh firman.
Saya masih ingat ketika sekolah Alkitab, setelah beberapa bulan, akhirnya mulai mengerti firman, tetapi saya tetap bertanya kepada rekan siswa / siswi.
Pengurapan itu penting, bukan masalah bisa atau tidak.

-     Mengambil rupa seorang hamba berarti tidak mengambil rupa seorang tuan.
Dalam bahasa Yunani, hamba itu dulos artinya; tidak berhak atas diri sendiri selain tuannya.
Sebagai contoh: Yusuf, setelah Potifar membeli Yusuf dari saudagar-saudagar dari Midian, maka Yusuf menjadi hak Potifar dan Yusuf mengabdi kepada Potifar, dia melakukan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya, dia mengatur seisi rumah, sehingga Potifar tidak perlu direpotkan untuk mengatur seisi rumahnya, kecuali mengatur makanannya sendiri, inilah seorang hamba, inilah dulos.

-   a .Menjadi manusia yang rendah hati.
Biarlah kita saling merendahkan diri, satu dengan yang lain berlomba-lomba untuk saling mendahului memberi hormat, tidak usah gengsi untuk merendahkan diri.
Untuk memikul salib tidak usah gengsi, melayani tidak usah gengsi, kalau memang harus memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan, tidak usah gengsi.

Saudaraku,  kerendahan hati Yesus Kristus sebagai Anak Allah Ia turun ke bumi dan berada di bumi yang paling rendah, kemudian, mengalami banyak sengsara..
Anak Allah turun ke bumi yang paling rendah....Efesus 4.
Di Injil Lukas, Dia mengalami sengsara, itu kerendahan hati. Pengalaman kematian itu kerendahan hati, yang diawali dengan sengsara salib.
Pada Injil Matius, sebagai seorang Rajapun Dia tetap rendah hati, alasan Dia disalib adalah karena Dia Raja, Dia menghadapi Herodes juga bukan dengan kekuatan, itu merupakan kerendahan hati seorang Raja.
Pada Injil Markus, kerendahan hati sebagai seorang hamba, telah Ia tunjukkan dengan membasuh kaki murid-murid.

Bukti seorang hamba merendahkan diri dan memberi teladan yang baik, sesuai dengan Injil Lukas 22..
Kalau bangsa-bangsa dan raja-raja menguasai dunia ini, tetapi hamba Tuhan tidak seperti pemimpin-pemimpin dunia; yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda”, minim pengalaman mau diajar, kemudian, “pemimpin melayani Tuhan.” Sebab itu Yesus berkata; bukankah Aku berada di tengah-tengah kamu, melayani kamu, memberi makan dan minum, ini teladan hamba yang rendah.
Banyak hamba-hamba Tuhan tetapi tidak berlomba-lomba untuk saling merendahkan diri.
Jadi melayani Tuhan harus merendahkan diri. Apabila dalam pelayanan ini ada kecongkakan, kesombongan di hati, malam ini saya himbau mari kita saling  menyadari diri, semua itu adalah kesia-siaan, tidak ada artinya.

b.“ Sebagai manusia yang taat.”
Taat  artinya; patuh pada ajaran yang benar.
Ketaatan itu terlihat seperti Sarah, tunduk kepada Abraham sampai menyebutkan suaminya Abraham itu tuan. Di dalam ketaatan terlihat ketundukan, sebab orang yang taat patuh pada ajaran yang benar.
Ketundukan seorang isteri kepada suami digambarkan seperti seorang perempuan yang berambut panjang, jadi bukan terlihat dari perhiasan secara lahiriah; rambut dikepang-kepang.
Ketika kita tunduk, itu sangat penting sekali bagi Tuhan mengingat para Malaikat Sorga melayani Tuhan.
Jangan sampai melayani tetapi tidak ada ketundukkan, nanti kalah terhadap Malaikat.

1 Korintus 11:3
(11:3) Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah

Kepala dari tiap laki-laki adalah Kristus, kepala dari perempuan ialah suami, kepala dari Kristus adalah Allah, ini harus kita ketahui dengan baik, supaya kita tahu menempatkan kepala. Selama ini kita telah membuat banyak kepala-kepala asing dalam kehidupan kita.

1 Korintus 11:4-10
(11:4) Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
(11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
(11:6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
(11:7) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
(11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
(11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

Perempuan harus memakai tanda wibawa dikepalanya berhubung karena para Malaikat, jangan sampai para Malaikat lebih taat dari pada pelayan-pelayan Tuhan / imam-imam. Ketundukan itu harus kita tunjukkan kepada kepala.
Tuhan mau ajar kita supaya semakin taat dan tunduk kepada kepala, itu tanda wibawa. Wibawa itu bukan karena seorang hamba Tuhan  mengerti firman dan menunjukkan kelebihannya itu, justru kalau seperti itu engkau kecil dimata Tuhan.

1 Korintus 12:11-13
(11:11) Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
(11:12) Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.
(11:13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?

Perempuan tidak dapat berdoa kepada Tuhan tanpa kepala yang bertudung. Tanpa ketundukan doa seorang isteri tidak ada artinya.
Tanpa ketundukan kita kepada Tuhan, doa-doa kita kepada Tuhan tidak ada artinya,  engkau hanya tunduk kepada Tuhan, tetapi tidak tunduk kepada kepala di bumi, tidak mungkin, itu yang menghalangi doa.
Maka satu sisi saya sedih dan kasihan kalau sidang jemaat tidak memiliki kepala, harusnya dia menunjukkan ketundukkan kepada kepala tetapi dia tidak mau karena gengsi, malu, harga diri tinggi, ini adalah perbuatan yang sia-sia roh ini, harus dipatahkan.

1 Petrus 3:1-6
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
(3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Dalam ketaatan seseorang akan terlihat  ketundukkan, sama seperti Sara tunduk kepada suaminya, itu perhiasan rohani yang paling berharga dimata Tuhan, sumbernya dari roh yang lemah lembut dan tenteram, tidak keras kepala, tidak keras hati, tidak sombong dan tidak suka memberontak.
Jadi kalau taat berarti terlihat ketundukkan, taat = patuh pada ajaran yang benar, barulah doa itu didengar oleh Tuhan, maka ketundukan sangat penting (rambut pajang), berhubung para Malaikat.

Semakin hari saya semakin diberi pengertian oleh pengajaran mempelai maka saya tidak mau melepaskannya. Saya kasihan kepada mereka yang tidak mengerti karena menolak pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, itulah cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, supaya kita kembali pada wujud yang semula, sebab cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah gambar Allah, maka mereka yang melepaskan pengajaran mempelai karena tidak mau menerima didikan dan diajar oleh Firman Pengajaran Mempelai, saya sangat kasihan.
Jangan sampai kita menjalankan ibadah tetapi tidak sesuai dengan pola. Ibadah tidak berpola banyak sekali dikerjakan oleh gereja-gereja di hari-hari ini, dengan sebutan ibadah ini dan itu, tetapi tidak sesuai dengan pola, itu bukan gambaran dan bayangan dari apa yang terdapat dalam kerajaan sorga..... Ibrani 8:5 dan Wahyu 22:3-4.
Itu sebabnya untuk yang kesekian kali saya tidak lelah dan capek mengatakan; saya bersyukur, semakin saya mengenal pengajaran mempelai, semakin saya diteguhkan, seperti rembang di tengah hari, semua semakin jelas, kerajaan sorga semakin jelas, mengingat umur dunia tidak lama lagi, tinggal sebentar lagi, kalau kita kaitkan dengan umur Yesus selama Dia ada di bumi ini, ini tahun 2015, berarti tinggal 18 tahun lagi.
Tetapi saya tidak katakan itu kata Alkitab, saya hanya kaitkan dengan umur Yesus ketika di bumi, dan sudah terlihat tanda-tanda zaman, kemudian uang itu sudah mulai mengatur kita, patung itu sudah mulai berbicara.
Kalau tidak dari sekarang kita lepaskan, kita lawan suara patung bagaimana dengan kita? Kalau sudah terjadi pasar bebas, maka yang mengatur juga uang, dan mata uang juga menjadi tunggal, satu, tidak dua dan dia akan berbicara sedemikan rupa.... Wahyu 13.

Kita kembali memperhatikan...
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Puncak dari ketaatan: “Taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Jadi pelayanan Yesus Kristus bukan hanya sampai pada tanda-tanda heran / mujizat, menyembuhkan yang sakit, memberikan lima roti dan dua ikan kepada 5000 orang, tetapi taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, itu puncaknya, itu klimaksnya.

Filipi 2:9
(2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

Itulah alasan Allah meninggikan Yesus sebagai Anak Tunggal Allah dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Nama Yesus nama yang berkuasa.

Kita selidiki dulu penunggang kuda putih ini, selain bernama yang setia juga bernama: YANG BENAR.”
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kalimat pertama:Pada mulanya adalah Firman”, kalimat kedua: “Firman itu bersama-sama dengan Allah”, seolah-olah di sini ada dua oknum, kalimat ketiga:Firman itu adalah Allah.”
Jadi rupanya satu kesatuan tidak dua dan tiga.

Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.


Kalau firman Allah yang kita dengar kita melakuan sampai mendarah daging, maka kita penuh dengan kebenaran.

Firman itu telah menjadi manusia / mendarah daging, itu menunjuk pribadi Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa.

Kita tentu harus mengetahui, banyak kebenaran di atas bumi ini, tetapi sekarang kita melihat kebenaran yang dimaksud.
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Kasih karunia dan kebenaran datang lewat salib Kristus.
Kita dibenarkan lewat salib Kristus, berarti kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Kebenaran datang dari salib Kristus, sedangkan hukum Taurat datang dari Musa.
Jadi salib Kristus adalah kebenaran yang sejati, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Berarti setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat menjalankan hidupnya dan pelayanannya hanya secara lahiriah, ini bukan kebenaran.

Kita periksa lebih dalam kebenaran yang sejati itu dalam...
1 Petrus 2:19
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Kebenaran yang sejati adalah menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung. Kebenaran  yang sejati adalah kasih karunia.
Kita sadar, betul-betul sadar beribadah dan melayani Tuhan, dan kita  melakukan segala aktifitas dan kegiatan-kegiatan didalamnya harus dalam kesadaran penuh, sehingga ketika kita menanggung penderitaan juga harus di dalam kesadaran.
Jangan seperti orang-orang bodoh di luaran sana, banyak berkorban untuk hal-hal yang tidak penting, itu di luar kesadaran, kalau di dalam Tuhan pasti kita sadar betul apa yang kita kerjakan.
Orang sadar hidup di dalam Tuhan, orang yang tidak sadar; banyak berkorban untuk hal yang tidak penting, coba separuh pengorbanan di luar Tuhan itu dia lakukan untuk Tuhan.
Inilah kebenaran, jadi nama-Nya sesuai dengan tabiat-Nya.

Kesimpulannya: Nama dari penunggang kuda itu sesuai dengan tabiat-Nya, Dia setia, namanya disebut Yang Setia, Dia Yang benar karena Dia hidup dalam kebenaran yang sejati, supaya nama Tuhan dikuduskan di bumi seperti di sorga dan kalau kita juga berbuat baik dan benar menjaga kekudusan pasti disebut anak-anak Tuhan.
Yesus Kristus disebut juga Imam Besar, tugas-Nya memperdamaikan dosa. Yesus Kristus disebut Yehova Jireh  sebab di atas gunung Tuhan, Allah menyediakan, jadi nama sesuai dengan perbuatan-Nya.

Kemudian…
Wahyu 19:13
(19:13) Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

Penunggang kuda putih itu memakai jubah yang telah dicelup dalam darah.
Imam-imam yang melayani Tuhan mereka memakai pakaian putih, yang disebut juga lenan halus, itulah perbuatan- perbuatan benar dari orang-orang kudus (Wahyu 19:8, Keluaran 28:1-4)
Mereka itu hanya melayani di Ruangan Suci untuk mengatur perabotan-perabotan yang ada di Ruangan Suci dan membersihkannya, tetapi imam besar, bukan hanya memakai dasar dari pakaiannya itulah pakaian putih, tetapi juga memakai jubah ungu dan baju Efod dengan lima warna.
Jubah ungu inilah yang telah dicelupkan dalam darah, menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar.

Tugas Imam Besar.
Imamat 16:2-3
(16:2) Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.

Seorang imam besar harus membawa darah lembu jantan muda à korban penghapus dosa / dosa kita dihapuskan.
Kemudian membawa darah seekor domba jantan kegunaannya; untuk korban bakaran.
Korban bakaran itu kasih kepada Allah, kasih kepada Allah itu sampai menghanguskan tabiat daging, persis seperti potongan-potongan daging dari korban bakaran itu diletakkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi, sampai hangus.

Imamat 16:14-15
(16:14) Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.
(16:15) Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.

Pekerjaan dari seorang imam besar: Membawa darah anak lembu jantan, kemudian mengadakan tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian dan di depan tutup pendamaian, baik dengan darah lembu jantan muda, baik dengan darah domba jantan muda, untuk korban penghapus dosa.
Kesimpulannya, tugas dari seorang imam besar adalah untuk memperdamaikan dosa manusia = menjadi pendamaian antara Allah dengan manusia di atas kayu salib.
Jadi, betul sekali jubahnya telah dicelup dalam darah, supaya kita akhirnya berkemenangan.

Saudaraku, Musa juga memerciki semua peralatan yang ada di Tabernakel, pengalaman percikan ini tidak enak, orang lain yang berbuat salah, tetapi kita yang harus menanggungnya, kita yang banyak menanggung penderitaan.
Kalau misalnya dalam kebenaran kita teraniaya lalu kita mempertahankan kebenaran itu, berarti belum mengalami percikan darah, itu kebenaran yang datang-Nya dari Musa, apalagi pandai mencari alasan-alasan untuk membenarkan diri.
Tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian itulah sengsara yang dialami Yesus Kristus, untuk menebus dosa manusia. Sedangkan tujuh kali percikan di depan tabut perjanjian itulah sengsara yang dialami gereja Tuhan untuk dibawa ke dalam kesempurnaan, untuk menjadi mempelai wanita Tuhan.
Jadi, percikan darah ini harus kita alami walau sakit bagi daging, sebab tanpa percikan darah tidak akan mengalami kesempurnaan.

Ibrani 9:10-12
(9:10) karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan.
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

Yesus adalah Imam Besar Agung, Dia telah melintasi kemah yang lebih besar dan sempurna di atas kayu salib, Dia banyak menanggung penderitaan untuk mendapatkan kelepasan.
Yesus Kristus tidak membawa darah lembu jantan dan darah domba jantan, tetapi mempersembahkan hidup-Nya di atas kayu salib, untuk menghapus dosa manusia.
Betapa hebatnya darah Yesus Kristus, betapa luar biasanya pengorbanan Yesus Kristus, maka kalau saudara tidak mengerti firman, tidak disentuh, saya tidak mengerti, bagaimana cara saudara mendengar firman, dan menghormati korban Kristus?
Jadi tugas dari imam besar hanya untuk memperdamaikan dosa manusia, cukup hanya satu kali saja mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib.

Ibrani 9:13-14
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Dia telah mempersembahkan darah-Nya, darah yang tidak bercacat cela, berkuasa; untuk menyucikan hati nurani kita yang jahat dan menyucikan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dosa warisan, dosa turunan.
Tujuannya: Supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Kalau bukan tanpa penumpahan darah kita tidak dapat beribadah kepada Allah, tetapi puji Tuhan cukup satu kali Ia mempersembahkan tubuh-Nya, supaya kita beribadah dan melayani Tuhan, semua karena darah dan kemurahan Tuhan, jadi tidak boleh lagi kita bermegah. Suatu kedudukan yang sangat tinggi diberikan kepada kita oleh karena darah, bukan karena pintar, fasih lidah, cakap dan lain sebagainya. Kita juga mengerti firman oleh karena darah, maka mendengar firman harus sampai mengerti = menghargai darah Anak Domba, menghargai korban pendamaian.

Ibrani 10:19-21
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Pada saat Yesus  mempersembahkan diri-Nya di atas kayu salib, Dia telah membuka jalan supaya kita dapat beribadah, tekun dalam tiga macam ibadah pokok.

Ibrani 10:22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan dibasuh dari segala perbuatan yang sia-sia, itulah dosa warisan,  tujuannya; supaya saat beribadah dan melayani dengan keadaan dua hal:
-     Tulus ikhlas.
Beribadah dan melayani dengan tulus ikhlas, segala sesuatu tulus ikhlas, tidak pura-pura dan tidak munafik.
-     Memiliki keyakinan iman yang teguh.
Iman yang teguh berarti imannya tidak bergeser oleh situasi, keadaan dan kondisi, imannya tidak bergeser oleh karena kedudukan, uang dan jabatan, inilah keadaan kita saat menghadap takhta kasih karunia.

Tuhan telah membuka jalan yang baru lewat kematian-Nya di atas kayu salib, supaya kita dapat beribadah dan melayani dengan tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh.
Saya tambahkan satu lagi, Tuhan membuka jalan bagi kita, berarti Tuhan memberi masa depan yang cerah, pendeknya Tuhan memberi jaminan hidup.
Ketika kita berada di gunung Tuhan, beribadah dan melayani Dia semuanya tersedia.

Tuhan telah menang maka kita harus menang, kemudian Dia duduk di atas takhta-Nya, kitapun duduk bersama dengan Dia di atas takhta-Nya, ini suatu teladan yang sempurna, akumulasi dari semua berkat yang diterima oleh enam sidang jemaat yang sebelumnya, ini adalah sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita.

Selanjutnya, kita akan akhiri...
Wahyu 3:22
(3:22) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

“Siapa bertelinga”, kita semua mempunyai sepasang telinga, dipergunakan untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh.
Jadi kita bersyukur punya sepasang telinga, kalau hanya satu telinga, kita hanya mendengar suara itu dengan samar-samar.

Saudaraku, kita semua bertelinga, hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh itu sendiri.
Saat ini adalah hari-hari terakhir, waktu yang tersisa berarti tinggal sedikit dan singkat sekali untuk menantikan kedatangan Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Pada zaman hukum Taurat Allah berbicara kepada umat-Nya lewat 10 hukum Allah, suara itu terdengar dengan jelas, firman Allah diberikan kepada Musa.
Ketika Musa menggembalakan kambing domba ayahnya, sekali ketika dia digiring ke gunung Horeb di situlah dia berjumpa dengan Allah, dan bukti bahwa dia diutus oleh Tuhan adalah; dia akan kembali beribadah di gunung Sinai. Pada saat mereka beribadah di gunung Sinai, Allah berfirman dan suara itu terdengar dengan jelas oleh bangsa Israel.

Pada zaman Anak Allah yang berbicara langsung kepada 12 murid adalah Anak Allah sendiri, dan kisah yang terakhir sekali dalam Injil Yohanes pada saat Dia dibangkitkan, Dia pergi ke danau Tiberias dan bertemu dengan murid-murid-Nya yang telah kembali kepada pekerjaan semula, lalu Yesus berkata-kata / bicara kepada murid-murid, adakah makanan padamu? Tidak ada, kami tidak menemukan ikan, lalu Yesus berkata; “tebarkan jalamu
Yang paling efektif mencari ikan adalah pada waktu malam hari, terlebih tidak pada saat cahaya bulan purnama / dalam keadaan gelap sekali, maka nanti perahu itu membawa pelita, sehingga ikan-ikan mendatangi terang yang bercahaya itu, sehingga mudah sekali ikan–ikan ditangkap, tetapi Yesus berkata pada waktu pagi hari menjelang siang, “tebarkan jalamu” namun Petrus masih menggunakan logika.
Saudaraku, yang Tuhan mau supaya dua belas murid ini dengar-dengaran, tidak usah gunakan logika dan pengetahuan manusia, dengar saja perkataan Allah.
Lalu benarlah, setelah ia menebarkan jalanya, ia mendapatkan sejumlah besar ikan yang banyak. Karena perahunya hampir tenggelam maka ia memanggil, Yakobus, Andreas dan Filipus supaya ikannya dapat dibagi-bagi ke yang lain. Kalau kita dengar-dengaran maka kita akan memperoleh upah yang besar.

Pada zaman Allah Roh Kudus, yang berkata-kata adalah Roh Kudus.
Dihari-hari terakhir ini yang memegang peran penting dalam gereja Tuhan adalah Roh Kudus, maka kita harus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh Kudus.

1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
(4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

Dihari-hari terakhir Roh dengan jelas mengatakan bahwa banyak orang akan murtad mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran Setan-Setan. Jadi, ajaran-ajaran Setan ini datangnya dari nabi-nabi palsu.
Hamba-hamba Tuhan adalah perpanjangan mulut bibir lidah Tuhan, sedangkan pada zaman Allah Anak yang berbicara pada dua belas murid adalah Yesus Kristus.
Kita harus berhati-hati karena dihari-hari terakhir ini, roh – roh penyesat itulah nabi-nabi palsu akan menyesatkan banyak orang dengan ajaran setan-setan.
Ajaran setan-setan, antara lain:
Pertama: Firman yang ditambahkan.
Firman yang ditambahkan artinya; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dongeng-dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya dan filsafat-filsafat kosong.
Maka, jangan terlalu dengan filsafat-filsafat manusia, tidak salah misalnya Albert Einsten berkata ini dan itu, tidak salah, tetapi jangan gunakan filsafat-filsafat dalam hal menyampaikan firman, terlalu banyak ayat di Alkitab. Saya tidak sempat untuk menyampaikan perkataan si A, B dan C.
Sebab itu tadi saya sudah katakan hamba Tuhan hanyalah perpanjangan mulut lidah Tuhan.

Kedua: FIRMAN YANG DIKURANGKAN.
Artinya; pemberitaan tentang salib diganti dengan dua hal.
-     Teori kemakmuran.
Artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
Biasanya hamba Tuhan yang seperti ini (berpegang kepada teori kemakmuran) meninabobokan sidang jemaat yang dilayani, supaya orang kaya tidak tersakiti hatinya, mereka tetap bertahan.
-     Tandah-tanda heran dan lain sebagainya.
Pelayanan seperti ini tidak sampai memuncak kepada salib Kristus.
Dengan tegas roh Tuhan sudah memberitahukan ini lewat Firman Pengajaran Mempelai. Ayo sidang jemaat dengarkan ini, apa yang sudah disampaikan oleh Roh dengarkan kata Roh.
Pekerjaan Roh Kudus sekilas tidak bisa kita lihat dengan kaca mata manusia, hanya bisa dirasakan oleh anak-anak Tuhan. Oleh sebab itu dengarkan saja apa yang dikatakan Roh, himbauan Roh Kudus begitu keras, supaya kita cepat-cepat menyadari diri.

Yohanes 3:1-3
(3:1) Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.
(3:2) Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
(3:3) Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Saudaraku Nikodemus melihat Yesus Anak Allah karena tanda-tanda heran / mujizat, tetapi Yesus tidak meresponi apa yang dikatakan oleh Nikodemus, tidak menindaklanjuti.
Setelah mendengar perkataan Nikodemus, Yesus berkata: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Yang terpenting adalah lahir baru (kelahiran kembali), bukan soal tanda – tanda heran / mujizat-mujizat.

Yohanes 3:4
(3:4) Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"

Kalimat yang mengatakan: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Pernyataan ini menunjukkan Nikodemus adalah manusia duniawi, yang tidak mengandalkan Tuhan, karena manusia dunia mengandalkan logika / pengertian secara manusia.
Kalau kita mengikuti Tuhan dengan logika, tidak paham apa yang Tuhan maksud, terlebih soal lahir baru.

Yohanes 3:5
(3:5) Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Yang Tuhan mau, seseorang dlahirkan kembali, dilahirkan dari air dan Roh.
-     Air à Baptisan tanda dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Kuasa kematian Yesus : Mengubur hidup lama.
Kuasa kebangkitan Yesus: Hidup dalam hidup yang baru.
-     Roh.
Saudaraku Roh dalam pola Tabernakel terkena kepada pintu kemah.
Jadi anak-anak Tuhan yang dibaptis oleh Roh Kudus tandanya adalah ada bahasa lidah, bahasa asing, berlogat ganjil. Dengan logat ganjil inilah maka kita mengetahui adanya hubungan intim, sehingga ada kata-kata baru yang tidak dapat dimengerti dan diucapkan oleh siapapun selain oleh orang itu sendiri.
Maka kalau hubungan suami isteri itu intim ada kata-kata baru yang tidak diketahui oleh siapaun, bahkan anak sekalipun.
Seperti 144000 yang berdiri di bukit Sion bersama dengan Anak Allah, mereka menyanyikan nyanyian baru yang tidak dapat dimengerti oleh siapapun selain mereka sendiri. Perkataan baru, maka sikap baru, perkataan dan perbuatan baru iniah kehidupan yang dilahirkan oleh Roh Kudus.

Fungsi pintu kemah; memisahkan halaman dengan Ruangan Suci.
Sehingga ketika kita berada di Ruangan Suci, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, kita melayani Tuhan tidak lagi bercampur dengan daging.
Maka saya menghimbau biasakan diri dipimpin oleh Roh, jangan biasakan diri dipimpin dengan kekerasan hati. Tetapi ada juga orang yang berbahasa lidah tetapi keras hati, yang mana yang benar?
Jadi tidak seperti pemahaman Nikodemus, pemimpin rumah ibadat tetapi tidak mengerti kebenaran tidak mengerti tentang kelahiran kembali.

Yohanes 3:6
(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

“Apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” biarlah kita lahir oleh Roh supaya kita menjadi manusia rohani.

Yohanes 3:7-8
(3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
(3:8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Kita tidak bisa melihat pekerjaan Roh Kudus, kita hanya bisa merasakannya.
“Siapa yang bertelinga hendaklah mendengar apa yang dikatakan oleh Roh” jangan keraskan hati lagi, tidak baik. Biasakan dipimpin oleh Roh dalam tutur sapa, tingkah laku, sudut pandang, berpikir yang tidak dapat dilihat oleh manusia, tetap dalam pimpinan Roh Kudus, nanti akan terlihat sikap yang baru, hidup baru, semua baru.
Kalau melayani dari hari ke hari dengan sikap yang lama, perbuatan yang lama, dengar firman dengan cara yang lama, berarti belum lahir kembali, dua telinga belum dipergunakan untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh.

Hari – hari ini kita mengalami kegerakan yang besar dari Roh Kudus hujan akhir, guncangan hebat, supaya ktia dibawa ke dalam suatu rencana yang besar; menjadi pengantin perempuan duduk di atas dua belas takhta menghakimi dua belas suku Israel.
Hamba Tuhan adalah perpanjangan lidah Tuhan, tetapi harus peka terhadap roh-roh penyesat.

Yohanes 3:9-11
(3:9) Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
(3:10) Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
(3:11) Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.

Yesus Kristus telah menyatakan kesaksian itu kepada Nikodemus, dan malam ini Roh Tuhan berkata-kata dengan kesaksian Yesus Kristus kepada Nikodemus, dan pada akhirnya Nikodemus menerima pelayanan Roh dan juga mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh.
Setelah Yesus mati di atas kayu salib, Nikodemus dan Yusuf Arimatea menurunkan mayat Yesus dari salib... Yohanes 19:38-40. Dia menerima pelayanan Roh dan apa yang dikatakan Roh Tuhan, dia terbeban dengan salib Kristus, dia memberi pengharum-pengharum (balsam) / minyak urapan yang sudah digiling, itulah persembahannya kepada Tuhan, dia sudah menerima pelayanan Roh Tuhan.
Saat ini kita sudah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh dan menerima kesaksian dari Tuhan Yesus Kristus, biarlah kita bertanggung jawab terhadap salib Kristus, dan mempersembahkan apa yang bisa kita persembahkan, menjadi persembahan yang berbau harum dihadapan Tuhan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment