KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, December 2, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 29 NOVEMBER 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 29 NOVEMBER 2015

“JEMAAT DI LAODIKIA”
 (SERI 25 )

Subtema : PERSEKUTUAN YANG INDAH

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Kita kembali memperhatikan jemaat di Laodikia.
Wahyu 3:20
(3:20) Lihat , Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Inilah kasih timbal balik yang akan kita nikmati apabila dengan sepenuh hati kita membuka pintu hati bagi Dia.
Kata “makan” menunjukkan adanya persekutuan, berarti; ada hubungan intim antara tubuh dengan kepala = kita mengasihi Dia sama seperti Dia mengasihi kita = hubungan Mempelai Pria dengan Mempelai Wanita.

Yohanes 15:1-5
(15:1) "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
(15:2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala itu sama seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar.

Bukti adanya persekutuan antara tubuh dengan kepala...
Yohanes 15:7
(15:7)  Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Bukti adanya persekutuan dengan Tuhan: “Tinggal Di Dalam Aku Dan Firman-Ku Tinggal Di Dalam Kamu” = Firman Tuhan tinggal di dalam kita = firman itu mendarah daging.

Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Firman itu telah menjadi manusia = firman mendarah daging, dilanjutkan dengan kalimat: “Dan diam di antara kita.”
Artinya: Allah bertabernakel / Allah berhadirat. Tabernakel = bait Allah = tubuh kita.

Wahyu 21:3-4
(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

Kalau Allah bertabernakel segala yang lama itu telah berlalu, berarti Tuhan menghapus segala air mata, maut tidak ada lagi, tidak ada lagi perkabungan, ratap tangis atau dukacita.

Persamaan dari segala yang lama telah berlalu…
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yang lama telah berlalu berarti yang terlihat adalah kemuliaan dari Anak Tunggal Bapa.

Kemuliaan dari Anak Tunggal Bapa, antara lain;
YANG PERTAMA: ”Penuh kasih karunia.”
Kita mendapatkan kasih karunia lewat pribadi Yesus Kristus, sebab seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia.

Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

"Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus…dan…dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia…”
Tanda menerima kasih karunia: Lepas dari hukum Taurat / tidak berada di bawah hukum Taurat.

Mari kita lihat sejenak hukum Taurat.
Hukum Taurat dikaitkan dengan Injil Matius..
Matius 5:38
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.

Pertama:  “Mata ganti mata gigi ganti gigi” artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Berarti orang yang bersalah tidak luput dari hukuman, pendeknya tidak mendapat keselamatan.
Sementara kalau kita hitung-hitung kesalahan yang kita buat begitu banyak.
Misalnya; Kalau tangan bersalah, tangan akan dipotong, kalau mata yang salah, mata dicungkil, kalau kaki bersalah kaki dipotong atau kalau semua anggota tubuh bersalah semua dipotong, maka binasalah manusia.

Matius 5:34
(5:34) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

Kedua: “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.”
Mengasihi orang yang mengasihi tetapi membenci orang yang menyakiti, berarti tidak sempurna dalam kasih.
Lalu apakah seseorang memperoleh keselamatan apabila berada di bawah hukum Taurat? Saya pastikan tidak.
Kalau diterapkan hukum yang seperti ini; yang lemah semakin lemah, yang tertindas semakin tertindas / tidak ada kebahagiaan.

Hukum Taurat dikaitkan dengan sunat.
Roma 2:22-25
(2:22) Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
(2:23) Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?
(2:24)  Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
(2:25)  Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.

“Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika melanggar hukum Taurat, maka sunat tidak ada lagi gunanya.”
Semua orang Yahudi disebut orang-orang yang bersunat, tetapi mereka melanggar hukum Taurat.
Pendeknya, orang Yahudi hanya menjalankan ibadah secara lahiriah saja (sunat lahiriah).

Hukum Taurat dikaitkan dengan ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Matius 23:1-3
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2)  "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa = melayani dalam bentuk hukum Taurat. Mereka melayani dan mengajarkan kebenaran tetapi tidak melakukannya = menjalankan ibadah secara lahiriah saja.

Kesimpulannya: Hukum Taurat yang dikaitkan dengan Injil Matius 5, dan yang dikaitkan dengan sunat juga yang dikaitkan dengan pelayanan dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi secara keseluruhan dijalankan secara lahiriah saja.

Kerugian menjalankan ibadah secara lahiriah.
Matius 23:4-7
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Pertama: Tidak terbeban, tidak mau menyentuh beban dalam setiap pekerjaan Tuhan.
Mau diperhatikan tetapi tidak mau mengerti pekerjaan Tuhan, mau dimengerti tetapi tidak mau mengerti pekerjaan Tuhan.
Kedua: Pekerjaan yang mereka lakukan bertujuan supaya dilihat orang lain saja.
Orang yang seperti ini terlihat rohani sebetulnya tidak.
Tanda-tanda orang seperti ini;
-     “Mereka memakai tali sembahyang yang lebar.”
Tali sembahyang tidak perlu lebar-lebar, tetapi mereka harus menggunakannya, supaya terlihat rohaniawan.
-     Menggunakan jumbai yang panjang.”
Perlu diketahui: Orang yang disebut Yahudi tidak terlihat ke Yahudiannya.
-     “Mereka suka duduk di tempat terhormat.”
Misalnya; kalau di gereja duduk paling depan sekali.
-     “Suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.”
·       Penghormatan di pasar.
Pasar adalah sarang penyamun = tempat berkumpulnya semua dosa.
Kalau seorang hamba Tuhan datang ke pasar, antara lain; ke diskotik hanya untuk mencari penghormatan bukankah itu perbuatan yang bodoh? Tidak perlu ke tempat seperti itu untuk mencari penghormatan, di rumah Tuhan, tinggal di dalam kemah, tersungkur di kaki Tuhan / menyembah Dia, maka ia akan ditinggikan Tuhan.
·       Suka dipanggil rabi.
Rabi artinya guru atau Bapa.

Sedikit kesaksian;
-     Ada tukang parkir di Alfa Midi Perumnas, setiap saya belanja dia pasti memanggil saya “abi” padahal saya tidak menyuruhnya memanggil saya dengan sebutan abi. Saya tidak tahu apa itu artinya “abi”, saya pikir abi itu bapa. Kepada orang lain dia memanggil bapak, tetapi khusus untuk saya dia panggil “abi”.
Saya menyampaikan ini bukan untuk menonjolkan diri, waktu dipanggil abi saya biasa saja, tetapi berbeda dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi suka dipanggil rabi (guru).

-     Sekali waktu saya makan nasi goreng di pinggir jalan di Serang (nasi goreng kabul), setiap saya ke tempat itu, saya di panggil pak guru / pak dosen padalah saya tidak pernah menceritakan saya guru atau dosan. Dan kalau saya hadir, seberapa banyak orang yang makan disitu, dia pasti datang ke meja saya, bagi saya  itu biasa saja, sebab saya datang untuk makan bukan untuk mencari penghormatan.

Matius 23:8
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.

Yang benar adalah; “Kamu semua adalah saudara.”
Kita adalah saudara seiman, tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah, sama, teramat lebih terhadap saudara-saudara seiman dalam kandang penggembalaan ini.

Matius 23:9
(23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.

Hanya satu bapa yaitu Dia yang ada di sorga, jadi jangan suka dipanggil guru (rabi), jangan gila hormat.
Tujuannya: Supaya jangan saling menantang dan saling mendengki...(Galatia 5:26).

Lebih dari pada itu….
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17)  Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18)  Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19)  Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani tetapi terikat dengan perkara-perkara lahiriah.
Pendeknya;
-     Terikat dengan perkara lahiriah soal emas.
-     Terikat dengan persembahan di atas mezbah.

Kerugiannya: Tidak hidup dalam kesucian, itulah Bait Suci dan tidak hidup dalam doa penyembahan = bukan rumah doa melainkan sarang penyamun.

Sekarang kita kembali memperhatikan..
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Dari kepenuhan Kristus kita menerima kasih karunia demi kasih karunia, dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain.
Kita banyak menerima kasih karunia, beribadah dalam kandang penggembalaan itu kasih karunia, melayani di tengah-tengah ibadah itu juga kasih karunia, dipercayakan pembukaan rahasia firman itu juga kasih karunia, diberi nafas hidup itu juga kasih karunia, semua itu dari kepenuhan Yesus Kristus.

1 Korintus 15:8-9
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.

Rasul Paulus mendapat kasih karunia karena telah dipercayakan jabatan rasul sekalipun yang paling akhir, itu sebabnya ia menggambarkan kasih karunia yang ia peroleh ini seperti bayi yang lahir sebelum waktunya = bayi prematur.
Prematur = tubuh kecil, dua tangan dan dua kaki tidak mampu dan tidak berdaya untuk berbuat apapun, tetapi kalau akhirnya ia dipercaya jabatan rasul itu merupakan kasih karunia.
Tuhan percayakan kepada saya jabatan gembala itu kasih karunia, dipercayakan untuk menyampaikan Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel itu kasih karunia, dan akhir-akhir ini kita juga dipercayakan untuk melayani persekutuan hamba-hamba Tuhan di Medan, itu juga kasih karunia dan tentu kita juga boleh melayani bersama-sama itu juga kasih karunia.
Itu sebabnya tadi siang saya sampaikan di Cilegon, yang dipercayakan membaca firman Tuhan, mengetik firman Tuhan, jangan sombong. Dasar dari kerajaan sorga adalah keadilan dan kebenaran, kita tidak ada dasar untuk bermegah dan menyombongkan diri, selain iman kepada Kristus.
Itulah antara kasih karunia dengan hukum Taurat, sehingga dengan demikian Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dalam kehidupan kita, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dalam kandang penggembalaan ini.
Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa = tidak terlihat kemuliaan Allah.

Kemuliaan dari Anak Tunggal Bapa, antara lain;
YANG KEDUA: ”Penuh dengan kebenaran.”
Kebenaran yang sejati terletak pada kayu salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, yang ada kebenaran diri sendiri, kebenaran hukum Taurat dan lain-lain, misalnya; hukum rimba dan hukum yang lain-lain.

2 Korintus 1:17-20
(1:17) Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"?
(1:18)  Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak".
(1:19)  Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah

Di dalam Dia hanya ada Ya, sebab itu rasul Paulus tidak serampangan dalam pengikutan dan pelayanannya kepada Allah dalam Yesus Kristus.

Di dalam Yesus Kristus hanya ada YA, sebab Kristus adalah Ya bagi semua janji Allah dan itu telah dibuktikan.
Matius 26:39, 42, 44
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
(26:44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.

“Yesus Kristus adalah Ya bagi semua janji Allah.” Perkataan Ya menunjukkan bahwa Yesus taat, setia, dengar-dengaran kepada Allah Bapa.
Di mana bukti bahwa Yesus sebagai Anak dengar-dengaran kepada Allah Bapa? Yaitu; Dia harus meminum cawan Allah, artinya: Yesus harus menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, sehingga dengan demikian kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
Kesimpulannya: Kebenaran itu sudah menjadi tabiat Anak Allah.
Kebenaran ini juga harus menjadi tabiat dari anak-anak Tuhan, sehingga dengan demikian terlihatlah kemuliaan Allah. Dibalik salib Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
Inilah persekutuan antara ranting dengan pokok anggur yang benar.

Sekarang kita melihat..
Persekutuan antara ranting dengan ranting / persekutuan carang dengan carang = persekutuan antara sesama.
Yohanes 15:4-5
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5)  Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Saya dan saudara adalah ranting-ranting / carang-carangnya, harus ada persekutuan antara ranting dengan ranting.
Kalau ada persekutuan antara ranting dengan pokoknya, maka secara otomatis ada persekutuan antara ranting dengan ranting.
Ranting itu tidak hanya satu, tetapi satu ranting ada cabang-cabangnya lagi, itulah persekutuan antara ranting dengan ranting, persekutuan antara sesama.

Mari kita lihat persekutuan antara sesama.
1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Tubuh itu satu, tetapi terdiri dari banyak anggota-anggota yaitu; ada kepala, tangan, kaki, mata, hidung, telinga mulut, jari-jari dan lain sebagainya. Itulah kehidupan anak Tuhan sebagai tubuh Kristus.

1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Anggota – anggota tubuh itu disatukan lewat baptisan Kristus.
Perlu diketahui: Anggota - anggota tubuh tidak bisa disatukan oleh pengertian manusia, kepintaran manusia, tidak bisa disatukan oleh apapun termasuk uang, sehebat apapun motivator ia takkan bisa mempersatukan anggota tubuh.

Roma 6:1-2
(6:1) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
(6:2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

Kalau seseorang telah mati terhadap dosa berarti dosa tidak berkuasa lagi atas dia.
Coba saudara perhatikan orang mati, biarpun saudara pengaruhi ia takkan terpengaruh oleh apapun, saudara pukul dia tidak akan marah dan orang mati juga tidak akan mau diajak nyanyian berbalas-balasan, tidak mau diajak berbuat dosa = tidak kompromi terhadap dosa.

Roma 6:3
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Kita semua telah dibaptis oleh kematian Kristus maka dosa tidak berkuasa lagi.

Roma 6:4
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Baptisan Kristus adalah tanda dalam pengalaman kematian dan kebangkitan.
-     Kuasa kematian Yesus Kristus: Mengubur hidup yang lama.
-     Kuasa kebangkitan Yesus Kristus: Hidup dalam hidup yang baru, yang lama telah berlalu.

Roma 6:5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Kalau kita satu dalam kematian Yesus, kita juga akan satu dalam kebangkitan-Nya.
Kematian dan kebangkitan itu satu paket, kalau kematian Yesus tidak satu paket dengan kebangkitan-Nya kita mengalami kerugian berlipat ganda.

1 Korintus 15:12-14
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
(15:13)  Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.

Kematian dan kebangkitan itu sudah satu paket, andaikata Yesus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan Injil Kerajaan dan sia-sialah kita percaya  kepada Kristus dan satu dengan yang lain tidak mungkin terwujud kesatuan tubuh Kristus.

1 Korintus 15:15
(15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.

Kalau Kristus tidak dibangkitkan setiap orang tetap hidup dalam dosa / tinggal dalam dosa / dosa masih berkuasa dalam dia.

1 Korintus 15:18
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.

Kesimpulannya; binasa, akhir hidupnya menuju kepada kematian.

1 Korintus 15:19
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

“…..Hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus…” artinya; tidak ada lagi kebangkitan, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari kota malang dan dari segala manusia.
Sementara dalam pengikutan kita sudah banyak berkorban, baik tenaga, pikiran, waktu, materi, tetapi Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah kita menaruh pengharapan kepada Dia, ini adalah kerugian besar.
Manusia yang di luar Tuhan banyak sial, banyak rugi, banyak dusta, banyak bohong, banyak trik dan intrik, sehingga ia disebut menjadi manusia yang malang, tetapi di sini dikatakan kalau kita menaruh pengharapan pada Kristus, tanpa kebangkitan, maka kitalah yang paling malang dari mereka semua itu.

Berhala adalah allah yang mati, tidak mampu berbuat apa-apa untuk kita, tetapi Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang mati tetapi lihatlah Dia telah hidup / bangkit, maut dikalahkan.
Kita tdak rugi, menaruh pengharapan kepada Dia, kita bukan orang-orang yang paling malang, kita adalah orang yang paling beruntung, yang paling bersyukur di muka bumi ini, sehingga dengan demikian, kita berkata: “Hai maut di mana kemenanganmu? Hai maut di mana sengatmu?”

Tuhan Yesus baik, kita tidak pernah dirugikan, seberapa besar pengorbanan kita, baik tenaga, waktu, bahkan materi kita korbankan, Tuhan tidak pernah merugikan kita, Dia sudah berjanji lewat kuasa kebangkitan-Nya, jadi,  jangan muram wajahmu untuk mengikuti dan melayani Tuhan, karena pengorbananmu belum sebanding dengan pengorbanan Yesus.
Perlu diketahui: Kebangkitan Yesus menggantikan semuanya.

1 Korintus 15:20
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.

Yang benar adalah; Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.
Perlu diketahui; kebangkitan Kristus adalah kebangkitan yang sulung dari semua orang yang telah meninggal.

Apa maksud semua ini?
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Perhatikan kalimat: “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya” = Yesus telah mati di atas kayu salib. Perlu diketahui; Yesus telah mati tetapi hari ketiga Ia bangkit.

Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Selanjutnya tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Arti rohaninya; terjadi perobekkan daging oleh salib Kristus, itu tanda dalam kematian.
Ketika daging dirobek itu rasanya sakit / tidak enak, tetapi pada saat daging itu dapat dirobek itu adalah tanda kematian, sebagimana Adam, setelah ia tidur pulas barulah Allah mengadakan operasi besar-besaran, Ia mengoperasi dengan menggunakan pedang yang tajam, sehingga dengan demikian terwujudlah pembangunan tubuh Kristus sebab Allah membangun seorang perempuan untuk dia.

Kalau daging dirobek tetapi mulut masih bersuara itu bukan pengalaman kematian, kalau masih suka mempersalahkan si A dan si B, bersungut-sungut ketika dikoreksi, itu belum masuk dalam pengalaman kematian.
Ketika kita salah lalu dikoreksi tetapi tidak terima itu aneh, tidak masuk akal, kapan pengalaman kematian itu terwujud, supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus?
Seorang imam harus terlebih dahulu menanggung penderitaan, barulah sidang jemaat mengikutinya.

Matius 27:52-53
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53)  Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Sesudah Yesus bangkit, maka orang-orang yang sudah mati duluan bangkit = maut telah dikalahkan, inilah kebangkitan sulung dengan prosesnya, dan semua yang lama telah berlalu.
Dalam kebangkitan  terwujudlah kesatuan tubuh, dalam kerajaan sorga tidak ada lagi perbedaan antara anggota tubuh yang satu dengan yang lain. Di dalam kerajaan sorga tidak ditanya kamu dari suku mana, dari bangsa mana, tidak ada perbedaan tidak ada yang lebih tinggi atau rendah, tidak ada yang kaya atau miskin.

1 Korintus 12:14
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

Tubuh terdiri dari banyak anggota antara lain; kaki, tangan, telinga, mata, hidung dan lain sebagainya.  Namun anggota-anggota tubuh itu satu dengan yang lain tidak dikuasai oleh roh egosentris, kalau tubuh itu dikuasai oleh roh egosentris maka anggota tubuh yang lain tidak diakui.

1 Korintus 12:16-17
(12:16) andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:17) Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?

Kalau anggota – anggota tubuh itu dikuasai roh egosentris / mementingkan diri sendiri, maka anggota tubuh yang lain tidak diakui, anggota tubuh lain tidak terlihat lagi.
Kalau tubuh ini semuanya tangan, maka orang lain melihatnya aneh. Kalau tidak mau menyatu, seseorang sedang dikuasai roh egosentris dan ia tidak akan menyatu dengan anggota tubuh yang lain.
Jangan biarkan hidup ini sebagai anggota tubuh yang aneh-aneh, belajar taklukkan dirimu kepada firman, taat, dengar-dengaran / patuh pada firman, supaya layak melayani Tuhan.

1 Korintus 12:18
(12:18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.

Tuhan membentuk tubuh dan telah disusun dengan sedemikian rupa dan Tuhan membentuknya segambar dan serupa dengan Allah.
Tuhan menempatkan mata pada posisi yang benar, mulut pada posisi yang benar, tangan pada posisi yang benar dan kaki pada posisi yang benar. Tangan tidak ditempatkan pada tempatnya kaki atau sebaliknya kaki ditempatkan di tangan, nanti tubuh tidak bisa menjalankan aktifitasnya dengan sempurna dihadapan Tuhan.
Tuhan membentuk tubuh menurut gambar dan rupa Allah dan tempatnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadi, kita sebagai anggota tubuh berfungsi sesuai dengan yang sudah Tuhan tentukan; sebagai mata, biarlah kita berfungsi sebagai mata, sebagai kaki, biarlah berfungsi sebagai kaki. Kalau dirubah-rubah nanti tubuh tidak maksimal mengerjakan apa yang  diinginkan oleh Tuhan.
Jangan pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Allah, Tuhan jauh lebih tahu. Belajarlah menjadi anggota tubuh yang baik. Jadilah anggota tubuh yang sudah Tuhan susun pada tempatnya, supaya semua berjalan dengan baik
Perlu diketahui: Anggota tubuh itu berfungsi sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan sesuai dengan kehendak masing-masing.

Hasilnya.
Mazmur 133:1-3
(133:1) Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
(133:2)  Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
(133:3) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Yang pertama.
Rukun = ada kesatuan dari antara anggota-anggota tubuh Kristus.
Kalau ada kesatuan akan terlihat:
-     Baik.
Keadaan tubuh menjadi baik, mengerjakan segala sesuatu menjadi baik.
-     Indah.
Adanya perbedaan / aneka ragam, tetapi bersatu, itu akan terlihat indah.
Umpamanya kalau dalam satu gedung semuanya putih saja, atau hitam saja, tidak indah, tetapi kalau beraneka ragam, gedung itu akan terlihat keindahannya. Seseorang tidak akan terlihat indah kalau yang berbeda itu tidak satu.

Yang kedua.
Kemudian, kalau ada kesatuan tubuh Kristus, ada urapan. Tanda ada urapan: sama seperti kaki dian dengan tujuh pelita yang menyala.
Salah satu dari tujuh tabiat Roh Kudus adalah mengajar.
Kalau seseorang diurapi Roh Kudus, ia tidak perlu diajar dan perlu diketahui; ajaran Roh Kudus tidak salah dan tidak ada dusta, sehingga di tengah-tengah ibadah akan berjalan dengan baik.
Kalau di tengah – tengah ibadah pemimpin pujian diurapi maka akan terasa hadirat Tuhan, kalau pembaca firman diurapi akan terasa hadirat Tuhan, kalau semua diurapi Roh Kudus, kita akan merasakan hadirat Tuhan sampai kepada pemberitaan firman, sehingga kita merasakan lawatan Tuhan, kita menjadi sasaran hadirat-Nya, Tuhan memulihkan semuanya dan semua menjadi indah dan baik.

Yang ketiga.
Keuntungan lain kalau ada kesatuan tubuh Kristus: “Di sanalah Tuhan perintahkan berkat-berkat itu.”
Oleh sebab itu, suami isteri juga harus bersatu bukan hanya tubuh saja dekat, tetapi hati, pikiran dan perasaan juga harus menyatu.
Selain berkat Tuhan, Tuhan juga perintahkan kehidupan yang kekal. Kita tidak bisa memaksa untuk beroleh hidup yang kekal, itu hanya perintah dari Tuhan saja, biar sehebat apapun seorang hamba Tuhan itu tidak bisa, sebab itu perhatikan kesatuan Tubuh, kita harus merindukan kerukunan dan kesatuan, supaya baik dan indah, ada urapan, diberkati. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang






No comments:

Post a Comment