KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, December 25, 2016

IBADAH NATAL HAMBA-HAMBA TUHAN GARIS DEPAN BINJAI-LANGKAT SEKITARNYA 28 DESEMBER 2015 DAN 29 DESEMBER 2015 DI BINJAI

IBADAH NATAL HAMBA-HAMBA TUHAN GARIS DEPAN
BINJAI-LANGKAT SEKITARNYA
28 DESEMBER 2015 DAN 29 DESEMBER 2015 DI BINJAI

SESI YANG KEDUA  

Tema : “..Karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus oleh karena kemurahan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Perayaan Natal Garis Depan Binjai Langkat dan sekitarnya. Dan kalau kami boleh berdiri melayani pada malam ini semua karena kemurahan Tuhan, bukan karena gagah hebat kuat kami atau suatu kebetulan saja, tetapi semua karena anugerah Tuhan.
Sesi pertama pada siang tadi kita sudah melihat Injil Matius 2:1-6, terkhusus pada ayat 6 yaitu: ”... Karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”

Kita akan melihat ini lebih jauh lagi...
Matius 2:1-6
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
(2:5) Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Dari Betlehem akan bangkit seorang pemimpin, Dia Raja, Dia akan menggembalakan bangsa Israel, umat-Nya dengan kekuatan Tuhan.
Penampilan dari sang Raja telah kita lihat tadi siang pada sesi yang pertama, Dia telah menggembalakan Israel umat-Nya dengan kekuatan Tuhan, sehingga memperoleh hasil yaitu: Ada hidup dan berkelimpahan dalam segala sesuatu, itu yang kita peroleh tadi siang.

Tadi kita sudah melihat hal itu dari GOLONGAN YANG KEDUA, dan GOLONGAN KETIGA dan jalan keluarnya dari GOLONGAN PERTAMA.
Kembali kita melihat....
Matius 2: 1
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem

Berkaitan dengan kelahiran ini, kita dapat melihat tiga golongan, yaitu;
GOLONGAN PERTAMAYESUS KRISTUS.
GOLONGAN KEDUARAJA HERODES.
GOLONGAN KETIGA: Orang-ORANG MAJUS DARI TIMUR.

Kita memperhatikan...
GOLONGAN KETIGAORANG-RANG MAJUS DARI TIMUR.
Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Orang-orang majus datang dari Timur ke Yerusalem, tujuannya; hanya untuk menyembah Raja di atas segala raja  yang telah dilahirkan, raja orang Yahudi, itulah Yesus Kristus.

Kesimpulannya: Umat Tuhan digembalakan oleh Raja untuk sampai kepada penyembahan, itu saja.
Jadi kita beribadah dan tergembala hanya satu tujuan supaya ibadah itu masuk atau memuncak sampai kepada doa penyembahan. Jadi, ibadah itu tidak boleh jalan ditempat.

Sebagai bukti ...
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

Yang diukur di sini adalah Bait Suci Allah dan ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Mezbah -> doa penyembahan.

Lebih jauh..
Ibrani 9:1-4
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia.
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.
(9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

-       Pada kemah yang paling depan (ruangan suci) terdapat kaki dian emas / pelita emas dan meja roti sajian.
-       Di belakang tirai kedua (ruangan maha suci) terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas.
Menunjukkan bahwa ibadah yang masuk dalam ukuran Tuhan adalah ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan, itu maksudnya, dalam hal ini kita tidak usah bingung.

Saudaraku, sepintas kita memperhatikan apa yang dilihat oleh Musa ini bertentangan
dengan apa yang dilihat oleh rasul Paulus.
Kalau kita bandingkan dengan Tabernakel Musa, meja roti sajianpelita emas dan mezbah dupa ketiga alat tersebut ada di ruangan suci, sedangkan apa yang dilihat rasul Paulus ketika dia diangkat ketingkat yang ketiga dari sorga, lalu dia tuliskan kepada jemaat di Ibrani, pelita emas dan meja roti sajian ada di ruangan suci, sementara mezbah dupa sudah ada di ruangan maha suci, seolah-olah ada perbedaan pandangan antara Musa dan rasul Paulus. Sesungguhnya, ini memberi pengertian bahwa ibadah harus memuncak pada doa penyembahan, jadi, tidak ada perbedaan pandangan antara Musa dan rasul Paulus. Hal ini seringkali diperdebatkan oleh hamba-hamba Tuhan. Kita bersyukur malam ini Tuhan memberi pengertian pelan-pelan, asal saudara sabar saja.
Jadi ibadah itu ukurannya memuncak pada ibadah doa penyembahan, tidak cukup Ibadah Raya Minggu dan Pendalaman Alkitab.
Kalau ibadah itu memuncak sampai kepada doa penyembahan maka ibadah di bumi yang kita jalankan ini = ibadah yang ada di  sorga.

Wahyu 4:8-10
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

Empat makhluk di sorga tidak berhenti berseru siang dan malam, mereka mempersembahkan puji-pujian kepada Anak Domba yang duduk di atas takhta itu. Dalam kesempatan yang lain 24 tua-tua tersungkur di hadapan takhta Anak Domba.
Berarti; kalau ibadah yang kita jalankan di bumi ini memuncak sampai kepada doa penyembahan maka ibadah kita = ibadah di sorga.

Banyak gereja hanya cukup ibadah raya Minggu pengertian mereka hanya sampai di situ, itu namanya ibadah jalan di tempat, tidak sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan.
Maka saya sebagai seorang gembala bertanggung jawab atas hal ini, sebagai kepercayaan yang dipercayakan Tuhan di Serang dan Cilegon saya tidak akan pernah melepaskan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kalau tidak ada tamu, saya bertanggung jawab di situ.
Jangan hanya terima sepersepuluh dan buah sulung, kolekte, persembahan ini dan itu dari sidang jemaat, tetapi tidak bertanggung jawab, itu bahaya.

Kita Perhatikan kalimat pada ayat 10:” ... Mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya...” = menyembah Allah yang hidup = terlepas dari penyembahan berhala.
24 tua-tua tidak menyebah allah asing, mereka menyembah Allah yang hidup sampai selama-lamanya.

Pertanyaannya: APA BUKTI KITA MENYEMBAH ALLAH YANG HIDUP?
Kisah Para Rasul 4:11-12
(4:11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain selain Yesus yang harus kita sembah, sebab hanya nama Yesus yang dapat menyelamatkan saya dan saudara.
Siapakah Yesus ini? Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan = pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Tukang-tukang bangunan adalah ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala, dan tua-tua, merekalah yang menyalibkan Yesus Kristus, Allah yang hidup yang harus kita sembah.

1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kita telah ditebus dari cara hidup yang sia–sia itulah dosa warisan, bukan dengan barang fana, emas, perak, harta kekayaan tetapi oleh darah yang mahal. Allah yang mati itulah uang, emas, perak, harta kekayaan tidak punya darah untuk menebus dosa manusia. Ini bukti kita menyembah Allah yang hidup.
Jadi jangan salah menyembah, seringkali kita menyembah berhala-berhala karena ibadah yang dijalankan tidak masuk dalam ukuran Tuhan, tidak memuncak kepada penyembahan. Berhala artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau uang melebihi ibadah itu berhala, pekerjaan melebihi ibadah itu berhala, isteri, anak suami dan apapun melebihi dari ibadah, dari Tuhan itu berhala, itu allah yang mati.
Sebetulnya sekarang ini saya ingat anak dan isteri saya yang baru melahirkan anak kami yang kedua, tidak tega meninggalkan mereka, semua untuk Tuhan karena saya mau menyembah Allah yang hidup, bersama dengan hamba-hamba Tuhan di Binjai-Langkat dan sekitarnya.

Empat mahluk tidak henti-hentinya berseru, memuliakan Tuhan dan dalam kesempatan yang lain, 24 tua-tua menyembah Allah yang hidup, kita datang memuji Tuhan dan dalam kesempatan lain kita menyembah Tuhan.
Kita menyembah Allah yang hidup bukan allah yang mati, kalau kita menyembah allah yang mati rugi, kalau kita mengikuti Tuhan tetapi tidak mengalami suasana kebangkitan, rugi dua kali lipat, lebih malang dari orang-orang yang malang.

Filipi 2:8-9
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
(2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

Tuhan meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, tidak ada nama lain di bawah kolong langit ini yang sanggup menyelamatkan jiwa.

Filipi 2:10-11
(2:10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
(2:11) dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Segala lutut bertelut dan segala lidah mengaku -> doa penyembahan, persis seperti 24 tua-tua dan empat makhluk memuji–muji Allah dengan tidak henti-hentinya siang dan malam.
Lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Dia Allah yang hidup, Dia rela mati menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib supaya kita hidup, allah yang lain tidak ada darahnya untuk menebus dosa manusia.
Itulah ibadah yang masuk dalam ukuran Tuhan, memuncak sampai kepada doa penyembahan.

Bandingkan dengan penyembahan yang gagal.
Matius 2:3-4
(2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

Berita tentang kelahiran Yesus Kristus sesungguhnya untuk membawa ibadah masuk dalam ukuran yaitu doa penyembahan, tetapi kita perhatikan di sini, justru HERODES beserta Yerusalem (Herodes dan imam-imam kepala, ahli Taurat, tua-tua) terkejut, ini penyembahan yang gagal.
Ada tiga penyembahan, dua gagal, sedangkan orang-orang majus ibadahnya sampai kepada penyembahan, tetapi Herodes, imam-imam kepala dan tua-tua doa penyembahan mereka gagal, sebab mereka terkejut saat mendengar tentang kelahiran Yesus.

Terkejut itu indikasi dari 2 hal, yaitu;
-       Masih mempertahankan harga diri -> Raja Herodes.
Bagian dari mempertahankan harga diri adalah sombong, congkak, keras hati.
-       Masih mempertahankan cara hidup yang lama, ketika dikoreksi orang semacam ini pasti terkejut -> imam-imam kepala, tua-tua, dan ahli-ahli Taurat.

PENYEMBAHAN YANG GAGAL DARI RAJA HERODES.
Raja Herodes mengumpulkan berita firman tetapi tujuannya hanya untuk membunuh Yesus Kristus, ini adalah penyembahan yang gagal.
Seringkali kita datang beribadah, dengar firman, kita tunggu-tunggu pembukaan rahasia firman = mengumpulkan firman, tetapi kalau punya niat yang jahat, ibadahnya tidak sampai memuncak kepada penyembahan, inilah penyembahan yang gagal.
Untuk apa mengumpulkan firman tetapi niat hati untuk membunuh raja orang Yahudi? Nanti ibadahnya hanya jalan di tempat. Membenci sesama setara dengan dosa membunuh, sehingga seorang yang membenci sesama di dalam dirinya tidak ada kasih.

2 Timotius 3:5-8
(3:5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
(3:6) Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu,
(3:7) yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal
kebenaran.
(3:8) Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.

Orang yang mengumpulkan firman:
-       “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya”, ini adalah ibadah jalan di tempat.
Ciri-cirinya: Masuk, menyeludup ke rumah-rumah ibadah tetapi hanya untuk menjerat perempuan-perempuan yang sarat dengan kelemahan = ibadah yang ditandai dengan kelemahan (kenajisan).

-       “Selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.”
Ingin diajar, rindu dengar pembukaan rahasia firman, kumpul-kumpulkan rahasia firman, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran itu.
Kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib Kristus, di luar itu yang ada kebenaran hukum Taurat dan kebenaran diri sendiri.
Hukum Taurat: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas kejahatan.
Kalau orang berbuat baik kita baik, kalau orang berbuat jahat kita jahat, itu hukum Taurat.

Saya berharap kedatangan kita pada malam ini untuk mengumpulkan firman itulah gandum yang turun dari langit, tetapi tujuannya untuk mengenal kebenaran.
Gandum yang turun dari langit itulah benih yang sudah mati, itulah pengalaman kematian Yesus Kristus, namun tiga hari kemudian Ia bangkit.

Sebagai contoh mengumpulkan tetapi tidak mengenal kebenaran: Yanes dan Yambres yang menentang Musa. Menentang  = memberontak = dikuasai roh pendurhakaan.
Ketika Musa melemparkan tongkatnya, berubah menjadi ular, ahli jampi dari Firaun itulah Yanes dan Yambres melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Musa, tongkat menjadi ular, ini namanya penentangan.
Kalau hamba Tuhan / gembala sidang menyampaikan firman lalu sidang jemaat berkata; “aku juga bisa” itu adalah roh pemberontakan, itu Yanes dan Yambres, mengumpulkan firman tetapi tidak sampai mengenal kebenaran, suka menentang. Banyak hamba-hamba Tuhan di media sosial saling menentang, di facebook menentang, di Twitter menentang, di rumah menentang, maksudnya; kamu bisa saya juga bisa.

Saya kira di antara hamba-hamba Tuhan jangan ada saling menentang, itu kurang baik. Kalaupun saya lebih muda dari bapa Pdt.Sitohang, bapa Pdt. Mangunsong, bapa Pdt.Sihombing, saya kira satu dengan yang lain saling merendahkan diri, tidak ada yang lebih hebat di sini, saya melayani hanya karena tugas dari Tuhan, memikul tanggung jawab di hadapan Tuhan, dan semalam-malaman saya mencari firman, lalu saya sampaikan, untuk kita kumpulkan, bukan untuk menentang para hamba-hamba Tuhan garis depan Binjai-Langkat dan sekitarnya.

PENYEMBAHAN YANG GAGAL DARI IMAM-IMAM KEPALA DAN AHLI TAURAT.
Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, melayani Tuhan tetapi hanya sebatas lahiriah saja, hanya menunjukkan bahwa dia dipakai Tuhan, persis seperti kisah mereka dalam Matius 23, mereka menduduki kursi Musa, berarti menjalankan ibadah secara Taurat / lahiriah saja, lalu menggunakan jubah yang panjang-panjang dan selendang sembahyang yang lebar-lebar itu adalah ibadah dan pelayanan yang dijalankan secara lahiriah.

Mari kita perhatikan..
Matius 23:1-4
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak terbeban dalam pekerjaan Tuhan.
Saya sangat bersyukur sekali ketika Tuhan mempercayakan kami pelayanan di sini, di hadapan Tuhan saya katakan: apa yang bisa saya perbuat saya akan lakukan, saya tidak mau menjalankan ibadah secara lahiriah, seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Saya mau terbeban untuk pekerjaan Tuhan, karena saya ingin belajar menjalankan ibadah yang benar, lepas dari ibadah lahiriah.

Matius 23:5
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;

Mereka beribadah dan melayani hanya untuk dilihat orang, dengan cara memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
Ini adalah ibadah yang tidak masuk dalam ukuran Tuhan, dengan kata lain tidak memuncak sampai kepada penyembahan = ibadah yang gagal dari ahli Taurat dan imam kepala, berarti ibadah di bumi tidak sama seperti ibadah di sorga, percuma.

2 Korintus 3:6
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Tuhan mempercayakan rasul Paulus “menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru” = pelayanan Roh.
Firman Allah yang didengar dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik dalam hati, sehingga menjadi surat pujian / surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal orang, mulai dari sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-geriknya (mendengar firman langsung ditindaklanjuti, difollow up) = menikmati pelayanan Roh.

Bandingkan dengan pelayanan tubuh ...
2 Korintus 3:7
(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian

Pelayanan tubuh sama seperti sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu = pelayanan tubuh = menjalankan ibadah secara lahiriah.
Perlu untuk diketahui, huruf itu mati, pelayanan yang menuju kepada kematian, tetapi roh yang memberi hidup/pelayanan roh.

Akibat menjalankan pelayanan tubuh:
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Kalau hanya menikmati pelayanan tubuh, tanpa penyingkapan firman, maka selubung itu akan tetap menyelubungi hidup seseorang.
Itulah pelayanan tubuh, itulah penyembahan yang gagal, dan ibadahnya tidak akan pernah memuncak sampai kepada penyembahan.

Kalau hati diselubungi dengan dosa-dosa yang disembunyikan, maka hati sukar untuk diubahkan dan pikiran menjadi tumpul. Kalau pisau tumpul, maka orang akan memperbesar tenaga. Kesimpulannya, kalau pikiran tumpul sukar untuk diubahkan.
Huruf itu mati Roh yang menghidupkan, seharusnya kita menikmati pelayanan Roh, dengar firman langsung ditindak lanjuti. Kalau terharu ketika mendengar firman lalu menangis, tetapi tidak dilanjuti dengan perubahan = pelayanan tubuh, tidak ada artinya, ibadah seperti ini = jalan di tempat tidak akan pernah memuncak kepada penyembahan.

Kita mau supaya kita sama seperti orang-orang majus yang akhirnya menyembah Raja di atas segala raja. Ibadah kita harus sama seperti di sorga, satu sisi kita memuji Tuhan lain kesempatan kita menyembah Tuhan.
Tadi kita sudah awali dengan puji-pujian; segala hormat, segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Enak kalau puji-pujian itu menghantar kita sampai kepada pemberitaan firman, kita bisa menikmati suasana sorga.
Sangat disayangkan kalau ibadah jalan di tempat, waktu, tenaga, pikiran, energi, uang, semua habis, sia-sia saja, sementera perbuatan sia-sia itu diwariskan dari nenek moyang saja, kalau terus berlanjut berarti tidak menghargai darah Kristus.

Dampak negatif ibadah yang gagal dari Herodes dan imam-imam kepala serta ahli-ahli Taurat.
YANG PERTAMA.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

Ibadah yang tidak masuk dalam ukuran / tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, diberikan kepada bangsa-bangsa lain, bangsa kafir, yaitu antikris, untuk diinjak-injak selama 42 bulan = 3,5 tahun = 1 masa + 2 masa + ½ masa = 1260 hari.

Apa kita mau pedang antikris menggorok leher kita masing-masing? Oleh sebab itu jangan bermain-main, ibadah jangan hanya berjalan di tempat? Saya memikirkan hidup, karena hidup lebih penting dari makan dan minum, tubuh lebih penting dari pakaian, saya peduli kepada hidup sesama saya, kok kita tidak peduli kepada diri kita sendiri, jujur saya ucapkan ini.

YANG KEDUA.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.”
Ini adalah gambaran dari gereja Tuhan yang sempurna.

Tetapi ada tandingan lain juga...
Wahyu 12:2-3
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

Ayat 1: “....Maka tampaklah suatu tanda besar di langit..”, ayat 3:”...Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit..”
Ada suatu tanda lain di langit tetapi tidak besar, itulah naga merah padam yang besar, si ular tua.

Wahyu 12:4
(12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

“Ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit.”
Bintang-bintang -> kehidupan yang dipermuliakan = guru-guru dalam sidang jemaat.
Bintang-bintang juga menunjuk kepada malaikat sidang jemaat, gembala sidang.

Wahyu 12:5-6
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Mempelai perempuan luput dari mata ular, karena kepadanya diberikan sayap burung nazar yang besar, dan dipelihara di padang belantara selama 3,5 tahun. Tandanya; dibela dan dipelihara oleh Tuhan.

Mari kita lihat; keturunan yang lain.
Wahyu 12:14-17
(12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat
ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.
(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Memiliki firman Tuhan dan Roh kudus, tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, ini adalah sasaran dari mata ular.
Jadi di mulai dari saya gembala sidang, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu;
-       Meja roti sajian -> ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab.
-       Pelita emas -> ketekunan dalam ibadah raya Minggu.
-       Mezbah dupa -> ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Doa penyembahan tidak boleh dikecilkan, saya selalu menangani ibadah doa penyembahan, tidak pernah saya serahkan kepada siapapun, justru itu puncak dari ibadah.
Seringkali kita sebagai gembala ibadah raya Minggu hebat, tetapi ketika ibadah doa penyembahan diserahkan kepada orang lain, penyembahan jadi kecil, padahal itu puncaknya, mohon maaf saya bicara seperti ini karena saya pernah melihat ini.
Saya juga menyampaikan firman tidak asal main comot ayat firman, harus sesuai dengan pola Tabernakel, ayat Firman yang disampaikan harus sesuai dengan pola, itulah yang disebut firman pengajaran dalam terangnya Tabernakel, supaya pemberitaan firman dalam ketekunan tiga macam ibadah itu sampai memuncak kepada doa penyembahan dan pasti tidak meleset.

Jalan keluarnya supaya ibadah masuk dalam ukuran yang benar yaitu memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Kembali saya katakan: Orang orang majus setelah tiba di Yerusalem bertanya-tanya tentang kelahiran Yesus Kristus tujuannya; untuk menyembah sang Raja.

Usaha dari pada orang-orang majus untuk sampai kepada penyembahan:
USAHA PERTAMA“Bertanya-tanya” = mencari tahu = mau tahu, kalau tidak bertanya nanti sesat di jalan.
Kita lihat kaitannya dalam ...
Matius 7:7-8
(7:7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
(7:8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

-       “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.”
-       “Carilah, maka kamu akan mendapat”
-       “Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Hal ini setara dengan bertanya-tanya = mencari tahu = mau tahu.

Prakteknya ...
Matius 7:9-11
(7:9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
(7:10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
(7:11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

-       Tuhan tidak memberi batu kepada anak yang meminta roti.
Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga. Roti yang turun dari sorga dalam Mazmur Daud disebut juga:
1.   Gandum yang turun dari langit = benih yang sudah mati = daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menurut hawa nafsu daging.
Kalau sudah mati berarti benih itu sudah tidak berkulit lagi, itulah kasih Allah.
Kegunaan kasih:
-       Menutupi banyak sekali dosa ... 1 Petrus 4:8.
-       Mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan ... Kolose 3:14.
2.   Roti yang turun dari sorga disebut juga roti malaikat, itulah firman penggembalaan untuk menggembalakan sidang jemaat.
Kesimpulannya: Roti adalah kebenaran yang sejati. Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus.

2 Petrus 1:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menikmati roti yang turun dari sorga adalah kasih karunia.
Hukum Taurat diberikan oleh Musa tetapi kasih karunia datang dari Yesus.
Hukum Taurat, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya kejahatan di balas dengan kejahatan, siapa yang bersalah harus dihukum, kalau tangan bersalah di potong, dua kali salah, dipotong lagi, sampai habislah raganya.
Itulah orang yang berada di bawah hukum Taurat, tetapi Tuhan tidak memberikan batu, Tuhan memberikan roti. Ayo cari, ketok dan minta saja.

-       Tuhan tidak memberikan ular jika anaknya meminta ikan.
Ikan -> kehidupan yang diurapi Roh Kuds.
Kalau kehidupan kita diurapi Roh Kudus maka akan terlihat tujuh tabiat Roh kudus, sehingga kehidupan yang diurapi  itu persis seperti kaki dian dengan tujuh pelita yang menyala, itulah tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi...Wahyu 5:6, menjadi kesaksian dan terang, itu yang Tuhan berikan, Tuhan tidak memberikan ular.
Dari sejak dahulu ular (setan) adalah seorang pembunuh, di dalam dirinya tidak ada kebenaran dan dia adalah bapa pendusta...Yohanes 8:44, itulah ular, sebab itu lidah ular bercabang; satu kepada dusta dan satu kepada maut.


USAHA KEDUA: “Memberi diri dituntun oleh bintang Timur.”
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Bintang-bintang menuntun orang kepada kebenaran.
Bintang-bintang itulah orang bijaksana itulah guru-guru dalam sidang jemaat, menuntun, memberi petunjuk dan membawa mereka sampai kepada kebenaran. kalau kita jauh dari bintang-bintang tidak akan pernah diarahkan kepada kebenaran. Kita mau benar, tetapi jauh dari ibadah, tidak tergembala, itu sangat mustahil.

Mari kita lihat...
Filipi 2:12-15
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
(2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
(2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

-       Bercahaya seperti bintang – bintang di dunia di mulai dari  taat.
Taat = patuh pada ajaran yang benar. Orang yang patuh pada ajaran yang benar pasti tunduk seperti Sara.

-       Kemauan yang berasal dari Tuhan.
Banyak kemauan berasal dari diri sendiri, tetapi di sini kemauan yang berasal dari Tuhan itu untuk mengerjakan segala sesuatu dari Tuhan.
Pendeknya, dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan. Pendeknya, segala kemuliaan dan keagungan hanya bagi Tuhan selama-lamanya.

-       Filipi 2:16
(2:16) sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

Berpegang kepada firman kehidupan, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan atau yang disebut cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Ayo berpegang pada firman kehidupan, supaya kita bercahaya seperti bintang-bintang,  menuntun orang banyak kepada kebenaran, sehingga ibadah kita di bumi tidak berjalan di tempat, melainkan memuncak sampai kepada penyembahan = ibadah di sorga.
Jadi, tidak ada pandangan yang berbeda antara rasul Paulus dan Musa, tidak perlu bertanya-tanya kenapa begini dan begitu, Tuhan sudah jawab malam ini, tinggal kita berjalan terus sampai ke ruangan maha suci, di mulai dari pintu gerbang.

Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

Ibadah di bumi harus sama dengan ibadah yang ada di sorga.
Kalau kita menggunakan pola Tabernakel, maka ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah yang di sorga. Tidak boleh asal bicara firman, kalau tidak tertulis di Alkitab tidak usah dibahas. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin..

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh:

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment