KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, February 8, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 FEBRUARI 2017



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 FEBRUARI 2017

Subtema: MINYAK URAPAN DARI BULI-BULI.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. 

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi 4: 1.
Maleakhi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.
Ini berbicara tentang hari terakhir, hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman: “Menyala seperti perapian”, maka yang akan terbakar di sini adalah JERAMI.
Jerami adalah: batang padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang kering-kering, seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi kering, tidak berbuah atau tidak dapat berbuat apa-apa.

Pertanyaannya: SIAPAKAH YANG DISEBUT DENGAN JERAMI ITU?
Yaitu semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami.

Sekarang kita akan melihat; ORANG FASIK.
Maleakhi 3: 15B
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."

Bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga”, inilah paham yang dianut orang fasik, mereka suka mencobai Allah.

Mazmur 10: 4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pemikiran orang fasik, sehingga mereka dengan bebas mencobai Allah, dengan bebas melakukan berbagai-bagai jenis dosa kefasikan.

Dosa kefasikan dikaitkan dengan PRIBADI SAUL.
1 Samuel 24: 12-13
(24:12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;

Bagian dari perkataan Daud kepada Saul: “Walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
Pendeknya; Saul berusaha untuk membunuh Daud.

1 Samuel 24: 14
(24:14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.

Kemudian Daud berkata kepada Saul: “Dari orang fasik timbul kefasikan.
Perkataan Daud kepada Saul menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.

BUKTI-BUKTI KEFASIKAN SAUL 

1.    Saul tidak menunggu Samuel untuk mempersembahkan korban dan keselamatan... 1 Samuel 13: 1-22.

Kesalahan atau kefasikan ini menunjukkan ketidaktaatan Saul kepada Tuhan.
Tidak taat, berarti; tidak patuh pada ajaran yang benar, tidak patuh pada perintah Tuhan.
2.    Saul membiarkan Agag, raja Amalek, dan mengambil jarahan yang tambun-tambun... 1 Samuel 15: 1-34.
Kesalahan ini menunjukkan Saul tidak mendengar suara Tuhan Allah = tidak dengar-dengaran.
Perlu untuk diketahui; mendengar jauh lebih baik dari pada korban bakaran dan korban sembelihan.
3.    Saul tawar hati saat menghadapi Goliat orang Filistin ... 1 Samuel 17: 32.
Kesalahan ini menunjukkan bahwa Saul tidak memahami tentang hukum-hukum perang = mengecilkan salib yang memberi kemenangan.
4.    Saul benci kepada Daud bahkan dengki... 1 Samuel 18: 6-30.
Kesalahan ini menunjukkan dua hal; 
-         Saul iri hati karena keberhasilan Daud mengalahkan musuh.
-         Saul tidak ingin melepaskan jabatan raja kepada Daud.

Akibat kebencian Saul kepada Daud: Saul berusaha membunuh Daud, oleh sebab itu Daud melarikan diri dari Saul.

Ada 7 tempat pelarian Daud, yaitu;
1.     Daud melarikan diri ke Rama (bersama Samuel) ...1 Samuel 19: 18
2.     Daud melarikan diri ke Nob ... 1 Samuel 21: 1-9
3.     Daud berada di Gad ... 1 Samuel 21: 10-15
4.     Daud di gua Adulam ... 1 Samuel 22: 1-5
5.     Daud di Kehila ... 1 Samuel 23: 1-13
6.     Daud di padang Gurun Zin ...1 Samuel 23: 14-28
7.     Daud di padang gurun En Gedi ... 1 Samuel 24: 2
 
Jadi oleh karena kebencian Saul dan rasa dengkinya, Saul berusaha membunuh Daud, sehingga mau tidak mau, Daud harus melarikan diri dari Saul.
5.     Saul meminta petunjuk kepada arwah-arwah/jatuh dalam dosa bertenung ... 1 Samuel 28: 1-25.
Kesalahan ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menjawab Saul, baik dengan mimpi, Urim, baik dengan perantara nabi. Itulah seluruh kefasikan-kefasikan Saul.

Kefasikan Saul ini ada kaitannya dengan pengurapan. Saya sudah berjanji kepada saudara, dan saya juga memohon belas kasih Tuhan, supaya kita bisa melihat mengapa sampai akhirnya Saul, seorang raja besar yang diurapi bisa jatuh dalam berbagai-bagai dosa kefasikan. Saya memohon belas kasih kepada Tuhan, kiranya Tuhan menjawab pertanyaan kita malam ini.

Kefasikan Saul ini ada kaitannya dengan PENGURAPAN YANG DITERIMA OLEH SAUL.
1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:

Tuhan mengurapi Saul sebagai raja atas Israel dengan dua tanda, yaitu;
1.    Saul memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan.
Jadi, orang yang melayani Tuhan, raja-raja (imamat rajani), sebelum melayani Tuhan, terlebih dahulu diurapi oleh Tuhan, diperlengkapi dulu, supaya selanjutnya kita melayani Tuhan. Maka saya menghimbau kepada seluruh sidang jemaat, biasakan hidup di dalam Roh, berarti memberi diri dipimpin oleh Roh, baik tubuh, jiwa, roh, baik hati, pikiran, perasaan. Belajar untuk memberi diri dipimpin oleh Roh, seandainya ada suara asing yaitu: suara daging dan suara roh jahat, roh najis, tepis. Jangan turuti, jangan lemah, sebab itu syarat yang pertama dan mutlak bagi imamat rajani untuk melayani Tuhan. Setelah percaya, bertobat, lalu dibaptis air, kemudian dibaptis Roh Kudus (di pintu kemah), selanjutnya melayani tiga macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci. Jadi, jangan bermain-main lagi. Ada kalanya saat kita mendengar firman, sepertinya dikuatkan, tetapi selepas dari ibadah kembali lagi ke habitat lama. Semoga diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Kalau saudara mau melayani Tuhan, perhatikan ini dengan baik.
2.    Saul akan menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Inilah pekerjaan dari pada imamat rajani.

PESAN-PESAN/PEMBERITAHUAN SAMUEL KEPADA SAUL SETELAH SAMUEL MENGURAPI SAUL.
1 Samuel 10: 2-6
(10:2) Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu?
(10:3) Dari sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor, maka di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap Allah di Betel; seorang membawa tiga ekor anak kambing, seorang membawa tiga ketul roti dan yang lain lagi sebuyung anggur.
(10:4) Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang akan kauterima dari mereka.
(10:5) Sesudah itu engkau akan sampai ke Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan orang Filistin. Dan apabila engkau masuk kota, engkau akan berjumpa di sana dengan serombongan nabi, yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus, rebana, suling dan kecapi di depan mereka; mereka sendiri akan kepenuhan seperti nabi.
(10:6) Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.

Ada tiga perkara sebagai pesan/pemberitahuan samuel kepada Saul.
YANG PERTAMA: Saul akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel di Zelzah, daerah Benyamin.
Kedua orang laki-laki tersebut akan memberitahukan kepada Saul, yaitu;
-       Bahwa keledai-keledai yang hilang telah ditemukan.
-       Ayah Saul tidak memikirkan keledai-keledai tetapi kuatir mengenai Saul.
Inilah perkataan dua orang laki-laki pada saat bertemu dengan Saul.

YANG KEDUA: Sampai ke pohon tarbantin Tabor, di situ ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap (takhta) Allah di Betel.
-         Seorang membawa tiga anak kambing.
-         Seorang membawa tiga ketul roti.
-         Seorang membawa sebuyung anggur.
Dan Saul akan menerima dua ketul roti dari mereka.

YANG KETIGA: Tiba di Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan orang Filistin.
Apabila masuk kota, akan berjumpa dengan rombongan nabi yang turun dari bukit pengorbanan dan akan kepenuhan seperti nabi, dan Saul akan kepenuhan juga bersama-sama dengan rombongan nabi. Dan ketika kepenuhan Roh Kudus seperti nabi, Saul berubah menjadi manusia lain.


Kesimpulan dari TIGA PERISTIWA itu adalah;
1.     Peristiwa yang pertama berbicara tentang KASIH DAN PERHATIAN ALLAH, sebab;
-         Kehidupan kita ini adalah kehidupan yang tidak berdaya seperti keledai.
-         Kita ini banyak menanggung penderitaan dan tangisan, seperti Rahel tidak dapat dihibur oleh karena kematian anak-anaknya.
Kita membutuhkan kasih dari Allah, dan seorang raja harus mengetahui ini, seorang raja harus mengetahui tanda
ini. Maka kita juga setelah dipercaya oleh Tuhan dalam pelayanan harus mengetahui tanda ini, harus mengerti
orang yang lemah, harus mengerti orang yang tertindas. Orang yang tertindas, orang yang berbeban berat, air
mata tidak bisa dibendung, persis seperti Rahel; saat dia menangisi kematian anak-anaknya, dia tidak mau
dihibur. Jadi seorang raja (imamat rajani), atau seorang pelayan Tuhan  harus tahu tanda ini, tidak boleh melayani
Tuhan dengan seenaknya, hanya unjuk kebolehannya supaya orang lihat.
2.     Peristiwa yang kedua; menerima dua ketul roti dari tiga orang laki-laki -> FIRMAN ALLAH dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sebagai kebenaran dan keadilan Allah.
Malam ini kita telah menikmati firman Allah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, dalam kesempatan yang lain lewat Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, juga lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Firman Allah yang kita nikmati dalam tiga kesempatan, yaitu tiga macam ibadah pokok adalah kebenaran dan keadilan dari pada Allah kepada kita semua.
Jadi dua ketul roti -> firman Allah, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan malam ini kita sudah menikmati firman Allah sebagai kebenaran Allah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab, dalam kesempatan lain lewat Ibadah Raya Minggu, dan juga lewat Doa Penyembahan, itu keadilan dan kebenaran Allah. Itu dua ketul roti.
Tiga orang laki-laki menghadap Allah di Betel, artinya: lewat tiga macam ibadah pokok, kita dapat menghadap tahta kasih karunia untuk menikmati dua ketul roti, yaitu; keadilan dan kebenaran dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Sedangkan Betel adalah rumah Tuhan, di situlah kita menikmati keadilan dan kebenaran Tuhan.
3.     Peristiwa yang ketiga berbicara tentang kepenuhan ROH KUDUS. Karena Roh Tuhan berkuasa atas Saul, sehingga ia berubah menjadi manusia lain, yaitu senantiasa bernubuat. Kepenuhan Roh seperti nabi, berarti bernubuat. Manusia lain menunjuk nabi yang bernubuat, berarti; membangun, menghibur, menasihati.


Jadi TIGA TANDA ini harus jelas-jelas diketahui oleh seorang raja.
Apabila kita melayani di dalam pengurapan, tiga tanda ini harus kita ketahui dengan pasti. Jadi tidak boleh seenaknya melayani Tuhan.
Melayani tetapi tidak mengerti, tidak tau tentang tiga tanda ini, itu artinya melayani tetapi asal-asalan.
Oleh sebab itu Samuel memberi pesan, dan memberitahukan tiga peristiwa ini supaya Saul tahu tiga perkara ini. Jadi betul-betul Saul diperlengkapi oleh Tuhan, dan setelah diperlengkapi (diurapi), Tuhan ingatkan lewat firman nabi, sehingga kita boleh mengenal tiga oknum Allah dari Allah Tritunggal; KASIH, KEBENARAN dan ROH ALLAH.
Jangan lagi sembarangan melayani, harus tahu tiga hal ini. Dahulu bersungut-sungut, dahulu mendengar suara daging, dahulu mendengar suara roh jahat, dahulu mendengar suara roh najis,  sekarang marilah kita minta ampun kepada Tuhan, tidak boleh sembarangan lagi melayani Tuhan.

Saudara sudah melihat ketika kita mengadakan Natal PPT (Persekutuan Pengajaran Tabernakel) tahun ini, mertua saya di Semarang tidak diundang secara khusus namun datang, ketika pulang, mereka bercerita sepanjang jalan. Hamba Tuhan datang suami isteri, hampir 100% membawa isteri, dan anak-anak.
Tuhan tidak sembarangan mempercayakan sesuatu, kalau Dia tidak percaya. Oleh sebab itu, kita tidak boleh sembarangan lagi melayani Tuhan. Buktikan diri bahwa kita ini orang yang sudah diurapi. Apa buktinya? Diberi kepercayaan di tengah ibadah dan pelayanan, dan harus mengenal tiga tanda sesuai dengan pesan nabi Samuel. Setelah diperlengkapi, firman para nabi terus mengingatkan kita, dan Tuhan tidak pernah bosan mengingatkan kita sampai pada malam ini.

Setelah pemberitahuan tiga hal itu ...
1 Samuel 10: 7
(10:7) Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.

Apabila ketiga tanda terjadi terhadap pribadi Saul, maka apapun yang dilakukan tangan Saul pasti berhasil, karena Tuhan yang menyertai imamat rajani.

Setelah memberitahukan tiga perkara di atas, selanjutnya...
PERINTAH YANG PERTAMA SETELAH SAUL DIURAPI.
1 Samuel 10: 8
(10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."

Perintah yang harus diperhatikan, dicamkan oleh Saul ialah: Saul terlebih dahulu berada di Gilgal, kemudian menunggu Samuel tujuh hari lamanya, untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.
Selanjutnya, setelah Samuel mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, Samuel akan memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh Saul.

Saudaraku, setiap kali saya mempersiapkan firman Allah, maka saya terlebih dahulu membawa korban dan mempersembahkannya di atas mezbah. Kalau saya tidak menyembah, saya ketakutan sekali, karena kalau saya tidak menyembah, saya tidak akan mendapat petunjuk dari Tuhan. Kalau saya tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, maka saya tidak tahu apa yang harus saya sampaikan kepada sidang jemaat.
Tadi sudah saya sampaikan; Tuhan tidak semudah itu mempercayakan yang Dia punya kepada orang yang tidak di percaya, maka saya juga terlebih dahulu harus mempersiapkan diri, membawa korban dan mempersembahkan di atas mezbah, menantikan apa yang menjadi petunjuk dari Tuhan untuk selanjutnya boleh saya sampaikan kepada sidang jemaat. Maka apa yang disampaikan oleh Samuel kepada Saul harus dicamkan, harus diingat, tidak boleh diabaikan.
Jangan sampai kita melayani Tuhan, tetapi tidak tahu apa yang harus kita kerjakan. Atau mungkin melayani tetapi tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan. Apa buktinya tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan? Suka mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan, tidak bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan. Kalau model imamat rajani seperti ini, sudah barang tentu tidak pantas, tidak layak, kalau pun seorang imamat rajani memaksakan diri melayani, sebetulnya dia tidak diakui oleh Tuhan, itu kehendaknya sendiri. Kalau melayani tanpa petunjuk, banyak kekeliruan, dan kalaupun dia melayani itu kehendaknya sendiri, bukan kehendak Tuhan.

Bagaimana respon Saul terhadap perintah Tuhan, perintah yang pertama?
1 Samuel 13: 8-12
(13:8) Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.
(13:9) Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.
(13:10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
(13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
(13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."

Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.
Kesimpulannya; Saul tidak taat terhadap perintah Tuhan Allah. Tidak taat, berarti; tidak patuh pada ajaran yang benar.
Saul dan rakyatnya ketakutan melihat orang Filistin, mereka berserak, berarti dalam peperangan itu mereka terbawa perasaan.
Beginilah jadinya kalau melayani terbawa perasaan. Tidak taat kepada perintah Tuhan, akhirnya Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, mendahului kehendak Tuhan.

1 Samuel 13: 13-14
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."

Saul tidak taat kepada firman Allah, tidak patuh pada ajaran yang benar, itu adalah perbuatan bodoh.
Tidak menunggu petunjuk dari Tuhan, tidak menantikan apa yang harus diberitahukan oleh Tuhan (petunjuk Tuhan), tetapi dengan berani dia maju sendiri berperang, itu adalah orang bodoh.
Melayani tanpa petunjuk, disitu banyak terjadi kekeliruan, banyak kesalahan, banyak keteledoran, karena dia tidak tahu apa yang harus diperbuat, selain petunjuk dari hati, bukan petunjuk dari Tuhan. Yang baik menurut manusia belum tentu dibenarkan oleh Tuhan. Yang benar adalah dengar apa yang menjadi kehendak Tuhan, itu yang benar. Banyak hal yang baik menurut hati dan pikiran kita, tetapi belum tentu itu dibenarkan oleh Tuhan.
Yang benar adalah tunggu petunjuk dari Tuhan, yang benar adalah tunggu apa yang harus diberitahukan oleh Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan ini. Itu yang benar.
Maka karena Saul telah mendahului kehendak Tuhan, Samuel dengan tegas berkata: “Perbuatanmu itu bodoh
Nabi tidak takut mengoreksi dosa, sekalipun ia adalah seorang raja.

AKIBAT KEBODOHAN YANG PERTAMA: Tuhan tidak mempercayakan lagi jabatan raja kepada Saul atas Israel.
Yesaya 22: 15-16
(22:15) Beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: "Mari, pergilah kepada kepala istana ini, kepada Sebna yang mengurus istana, dan katakan:
(22:16) Ada apamu dan siapamu di sini, maka engkau menggali kubur bagimu di sini, hai yang menggali kuburnya di tempat tinggi, yang memahat kediaman baginya di bukit batu?

Meninggalkan ibadah pelayanan karena kebodohan = menggali kuburnya sendiri.
Ini harus dicamkan, diperhatikan, digarisbawahi. Meninggalkan jabatan sebagai imamat rajani, itu sama artinya menggali kuburan untuk diri sendiri.
Sama seperti hamba yang ketiga, yang dipercayakan satu talenta, namun ia tidak mengusahakannya sebaliknya menguburnya ke tanah, artinya ada dua;
1.     Mengubur masa depan.
2.     Binasa sebelum Tuhan datang.
Ada tujuh perkara di dalam Kerajaan Sorga, tetapi hanya ada dua kegiatan di dalamnya yaitu; ibadah dan melayani. Berarti ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah di sorga, supaya kita layak beribadah dan melayani di sorga...Ibrani 8:5.
Tetapi kalau seorang imamat rajani meninggalkan pelayanan, itu sama artinya menggali kuburan untuk diri sendiri, sebab sudah jelas, darah Yesus tidak berlaku atas dia...Ibrani 10:26.
Maka kalau sewaktu-waktu engkau jengkel karena tidak mau dikoreksi, lalu engkau melawan dan memberontak, selanjutnya mengambil suatu inisiatif untuk meninggalkan pelayanan itu sama dengan menggali kuburan dirimu sendiri.
Yesus datang bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan, tetapi ada hakimnya, sebilah pedang menghakimi daging-daging besar yang tidak takhluk kepada firman, seperti Saul.

Yesaya 22: 19-21
(22:19) Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.
(22:20) Maka pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:
(22:21) Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.

Apabila seorang imam melepaskan diri dari pelayanan sama dengan dua hal, yaitu:
YANG PERTAMA: “Melepaskan jubah.”
Jubah -> pakaian kemuliaan raja.

Wahyu 19: 8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Lenan halus atau pakaian putih, artinya; perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus, perbuatan benar dari orang-orang yang melayani Tuhan.

Sekarang kita melihat LENAN HALUS.
Keadaan lenan halus:
1.     BERKILAU-KILAUAN.
Pakaian yang berkilau-kilauan menunjukkan bahwa ia berada di atas gunung yang tinggi, sama seperti Yesus Kristus ketika berada di atas gunung yang tinggi bersama dengan tiga murid-Nya, pakaian-Nya berkilau-kilauan. Gunung yang tinggi -> gunung Sion.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, malam ini kita berada di atas gunung Tuhan, di atas gunung Sion. Gunung Sion ini tegak berdiri di hulu gunung-gunung, berarti mengatasi gunung-gunung yang lain, sementara dari gunung Sion keluar Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, sedangkan firman Tuhan dari Yerusalem -> guru-guru kebenaran.
Pengajaran ada di atas gunung Sion akan mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya, sesuai dengan pengajaran yang keluar dari gunung Sion...Yesaya 2:2-3.

Wahyu 21: 9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal

Berkilau-kilauan, artinya; penuh dengan cahaya kemuliaan Allah.
Sementara cahayanya sama seperti permata yang paling indah, yaitu permata yaspis; jernih seperti kristal.
Kristal = transparan, luar dan dalam sama, tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi, tidak ada sesuatu dosa yang disembunyikan, berarti; tidak munafik. Ini menunjuk kepada orang jujur, orang polos. Dalam kitab Amsal berkata, orang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Itulah jubah pakaian kemuliaan. Itulah yang ditanggalkan.

Keadaan lenan halus:
2.     PUTIH BERSIH.
Berarti, disucikan atau dimandikan oleh air dan firman.
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Sesudah dimandikan dengan air dan firman, selanjutnya sidang jemaat ditempatkan di hadapan-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus dan tidak bercela.
Dimandikan oleh air dan firman berarti dibutuhkan air yang banyak, limpah pembukaan rahasia firman, digambarkan seperti sungai air kehidupan yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, itulah Injil Kerajaan dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang terus menguduskan kehidupan kita semua.

Itulah keberadaan dari pada jubah kebesaran raja. Tetapi kalau seorang imamat rajani meninggalkan pelayanannya, berarti sama dengan menanggalkan jubah kebesarannya, itulah lenan halus dengan dua keberadaan; berkilau-kilauan dan putih bersih.

Seorang imam melepaskan diri dari pelayanan sama dengan dua hal, yaitu:
YANG KEDUA: “Tidak berikat pinggang.”
Artinya; menyimpang dari kebenaran, sesuai dengan Yesaya 11: 5, tidak berikat pinggang berarti menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Kerugian menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan: terlihat ketelanjangan yang memalukan.
Maka sebetulnya, kita melayani Tuhan betul-betul berada di tempat yang sangat tinggi. Kedudukan kita itu ditempatkan di tempat yang sangat tinggi, tinggi sekali. Tetapi kalau seorang imamat rajani meninggalkan pelayanan sama dengan dua hal; (1) melepaskan jubah atau pakaian kemuliaan, (2) tidak berikat pinggang, apa artinya? Menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Kalau menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, maka terlihatlah ketelanjangan yang memalukan. Maka sangat bodohlah rasanya kalau seorang imamat rajani meninggalkan pelayanan, sama dengan mempermalukan dirinya. Melayani saja banyak kekurangan, apalagi kalau tidak melayani Tuhan.

Saya harus tetap melayani Tuhan, berkali-kali saya sampaikan kepada saudara; andaikata ada tawaran dari dunia ini, apapun tawarannya, tetapi syaratnya meninggalkan ibadah dan pelayanan, saya dengan tegas mengatakan: tidak. Sebab ibadah pelayanan ini adalah bagian saya, ibadah pelayanan ini milik pusaka saya yang telah diwariskan oleh Tuhan kepada saya. Kalau saya tinggalkan ibadah pelayanan, berarti saya terjual dan terusir. Ibadah dan pelayanan ini adalah harga mati bagi saya.

Tadi menyimpang dari kebenaran, terlihatlah ketelanjangan yang memalukan, sekarang kita akan melihat ...
Penyimpangan yang menyebabkan ketelanjangan.
1.     Kejadian 3: 6-7
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Ketelanjangan terjadi karena Adam dan isterinya melanggar hukum Allah.
Akibatnya; Adam dan isterinya menjadi telanjang.

Bandingkan dengan ...
Kejadian 2: 25
(2:25) Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Sebelum ada penyimpangan (melanggar hukum Allah), mereka tidak merasa kalau mereka telanjang.
Jadi penyimpangan itulah yang menyebabkan mereka telanjang. Pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa, itulah yang menyebabkan Adam dan Hawa menjadi telanjang.

Penyimpangan yang menyebabkan ketelanjangan.
2.     Kejadian 9: 21
(9:21) Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya.

Yang menyebabkan Nuh telanjang adalah karena mabuk.
Mabuk, artinya; hidup menurut hawa nafsu daging. Inilah penyimpangan yang menyebabkan seseorang menjadi telanjang.
Tetapi sekalipun Nuh telanjang, dia tetap seorang nabi Tuhan, tidak boleh dipermalukan. Tetapi Ham, anak keduanya, memberitahukan ketelanjangan Nuh, sehingga Ham, itulah bapa Kanaan, diinjak-injak oleh Israel. (Sedikit melebar)

Penyimpangan yang menyebabkan ketelanjangan.
3.     Wahyu 3: 16-17
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia bergantung kepada harta dan kekayaan, itulah penyimpangan yang menyebabkan mereka menjadi telanjang di hadapan Tuhan.
Belajar bergantung pada kemurahan Tuhan. Jangan bergantung kepada apa yang ada di bumi, termasuk harta dan kekayaan.
Bergantunglah pada kemurahan Tuhan, sebab ketika seseorang bergantung kepada harta, itu adalah penyimpangan yang menyebabkan seseorang menjadi telanjang di hadapan Tuhan.
Telanjang -> dosa yang membuat malu.

Itulah tiga penyimpangan yang menyebabkan seseorang menjadi telanjang di hadapan Tuhan, yaitu:
Yang pertama, melanggar hukum Allah, yang kedua: mabuk/hidup di dalam hawa nafsu daging, yang ketiga: bergantung kepada harta dan kekayaan.
Itulah bukti atau akibat kebodohan Saul yang pertama, ketika dia memberanikan diri mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.

AKIBAT KEBODOHAN YANG KEDUA.
1 Samuel 10: 8
(10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."

Kalau Saul mendengarkan perintah Tuhan, maka dia akan mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kalau Saul menunggu Samuel tujuh hari lamanya untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan, maka Samuel akan memberitahukan segala sesuatu kepada Saul.

Sekarang kita lihat dalam ...
1 Samuel 13: 13-14
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."

Bukti kebodohan yang kedua dari Saul adalah memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, dan akhirnya oleh karena kebodohan ini dia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan.
Jadi bukti kebodohan yang kedua adalah tidak mendapat petunjuk dari Tuhan.

1 Samuel 28: 4-6
(28:4) Orang Filistin itu berkumpul, lalu bergerak maju, dan berkemah dekat Sunem. Saul mengumpulkan seluruh orang Israel, lalu mereka berkemah di Gilboa.
(28:5) Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
(28:6) Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.

Akibat kebodohan yang kedua; Saul tidak mendapat petunjuk dari Tuhan baik lewat mimpi, Urim dan dengan perantaraan nabi, ketika Filistin bergerak maju menyerang bangsa Israel.
Kalau seorang pemimpin tidak mendapat petunjuk dari Tuhan saat memimpin bangsanya, yang rugi adalah rakyatnya, bukan saja pemimpin itu. Sama halnya dengan seorang gembala sidang, seorang hamba Tuhan yang sudah mendapat jabatan gembala, kalau ia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, maka seorang gembala tidak tahu apa yang harus ia perbuat di tengah ibadah pelayanan. Berarti tidak bisa memberi teladan yang baik. Yang rugi adalah sidang jemaat, yang rugi adalah yang dipimpin.
Maka suatu kebodohan kalau seorang pemimpin tidak terlebih dahulu memberi hatinya dipimpin oleh Tuhan, itu adalah suatu kebodohan, itu suatu kesalahan dan sangat fatal karena merugikan rakyatnya. Bukan saja dia yang rugi, tetapi juga rakyatnya rugi besar.
Saya tidak mau menjadi seorang hamba Tuhan yang tidak mendapat petunjuk, akhirnya ibadah hanya lahiriah, yang rugi adalah sidang jemaat, tidak mendapat apa-apa, tidak mendapat pemberitahuan dari Tuhan.
Ibadah pelayanan ini sama seperti bangsa Israel berperang dengan Filisitin, selama-lamanya Filistin menjadi musuhnya bangsa Israel. Filisitin adalah gambaran dari Setan; roh jahat dan roh najis. Israel adalah gambaran dari kehidupan anak Tuhan, yang menjadi musuh abadi adalah Setan; roh jahat, roh najis.
Lalu kalau kita melayani tanpa petunjuk, bagaimana kita berkemenangan saat menghadapi dosa yang ditimbulkan oleh roh jahat dan roh najis? Bagaimana kita berkemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh daging? Bagaimana kita mau menyeberangi dunia ini dengan arusnya yang begitu kuat kalau seorang pemimpin tidak mendapat petunjuk?
Maka saya juga butuh doa dari seluruh sidang jemaat, tanpa terkecuali. Kita bersama-sama mendapat banyak petunjuk di tengah ibadah dan pelayanan. Kalau tidak mempunyai petunjuk, bagaimana cara kita menghadapi musuh? Kita hanya bisa berkata Yesus dahsyat, tetapi kita tidak bisa membuktikan bahwa Yesus dahsyat.
-         Tuhan tidak menjawab Saul dengan mimpi menunjukkan Saul tidak berkenan di hadapan Tuhan.
-         Tuhan tidak menjawab Saul dengan Urim menunjukkan bahwa Saul bukan jantung hati Tuhan.
-         Tuhan tidak menjawab Saul dengan perantaraan nabi menunjukkan bahwa Saul masih menutupi banyak dosa.

Kesimpulannya;
-         Saul diurapi Tuhan sebagai tanda bahwa dia memegang tampuk pimpinan atas Israel.
-         Saul diurapi Tuhan sebagai tanda Saul menyelamatkan bangsa Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.

1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:

Tetapi kenyataannya Saul melanggar perintah yang pertama, tidak mampu melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, tidak mampu menyelamatkan Israel dari tangan-tangan musuh.
Kemudian, sia-sialah pengurapan, sia-sialah kepercayaan Tuhan. Demikian juga kalau kita melayani Tuhan tetapi melanggar perintah Tuhan, sia-sialah kepercayaan, sia-sialah pemakaian/pengurapan kepada seorang imamat rajani. Kenyataanya Saul tidak mampu, sebagai kesimpulan.

Saudaraku, lihat PENGURAPAN SAUL, kita perhatikan ayat 1 : “Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul ...
Perhatikan, penyebab dari kefasikan-kefasikan Saul, dilihat dari pengurapannya; Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, tanda pengurapan namun dalam kelemahan daging.
Itu adalah pengurapan yang disertai dengan daging.

Bandingkan dengan PENGURAPAN DAUD.
1 Samuel 16: 1
(16:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."

Pengurapan dari tabung tanduk, itu berbicara tentang pribadi Yesus Kristus yang disalibkan, itu adalah kekuatan kita.
Sebaliknya, kalau buli-buli -> daging dengan segala tabiat-tabiatnya.
Pengurapan semacam ini, suatu kali dia tidak bisa bertahan dalam pelayanan.
Kalau pengurapan dari daging; tidak bertahan melayani Tuhan, cepat atau lambat, kefasikan dari orang fasik akan tetap terlihat. Satu dua kali dia bisa tutup-tutupi kekurangannya itu, suatu kali kebusukan akan muncul ke permukaan.
Minyak diisi dalam buli-buli, itu untuk pengurapan Saul. Untuk pengurapan Daud; minyak diisi dalam tanduk, itulah kekuatan Allah, hikmat Allah, salib Kristus.

Kita lihat PENGURAPAN DARI DAGING.
1 Samuel 10: 19-21
(10:19) Tetapi sekarang kamu menolak Allahmu yang menyelamatkan kamu dari segala malapetaka dan kesusahanmu, dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas kami. Maka sebab itu, berdirilah kamu di hadapan TUHAN, menurut sukumu dan menurut kaummu."
(10:20) Lalu Samuel menyuruh segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin.
(10:21) Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia dicari, ia tidak diketemukan.

Karena bangsa Israel meminta seorang raja, maka Tuhan memberikan raja.
Jadi, Tuhan memberikan raja kepada Israel bukan karena keinginan Tuhan, melainkan karena keinginan bangsa Israel.
Di sini kita sudah melihat tanda-tanda pengurapan disertai daging. Pelayanan karena keinginan, karena kepentingan pribadi, bukan karena keinginan Tuhan, inilah pengurapan yang disertai daging.
Seberapa banyak di antara kita yang sudah melayani, apakah karena keinginan, kepentingan pribadi atau karena keinginan/dorongan orang lain, itulah pengurapan yang disertai dengan daging, karena ada sesuatu di situ lalu dia melayani. Itu adalah pengurapan dari buli-buli.
Buli-buli terbuat dari tanah liat, rapuh dan mudah hancur. Begitu lepas dari tangan dan jatuh, dia akan hancur berkeping-keping. Ini adalah pelayanan karena kepentingan, itulah pengurapan yang disertai dengan daging.

1 Samuel 10: 22-23
(10:22) Sebab itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu juga datang ke mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang."
(10:23) Berlarilah orang ke sana dan mengambilnya dari sana, dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.

Kemudian, ada hal yang lucu saat Saul terpilih, dia bersembunyi di antara barang-barang, artinya Saul tidak percaya diri.
Bersembunyi di antara barang-barang, menunjukkan bahwa Saul lebih percaya diri terhadap perkara-perkara yang lahiriah, ini adalah hal-hal yang aneh dan lucu, bila direnungkan, sebab Saul telah diurapi oleh Tuhan, namun ia tidak percaya diri. Kalau memang Tuhan yang mempercayakan pelayanan kepada kita, tidak perlu minder, bila pengurapannya itu dari tanduk, kekuatan Allah. Diminggu yang akan datang kita akan kembali melihat pengurapan daging di dalam diri Saul, jika Tuhan berkasih karunia. Bantu dalam doa supaya kita dapat melihat kemuliaan Allah dinyatakan dalam ibadah pendalaman alkitab pada minggu yang akan datang. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment