KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 3, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 JANUARI 2017



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 JANUARI 2017

KITAB MALEAKHI

Subtema: SESUATU YANG ILAHI MUNCUL DARI RAHIM BUMI.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi 4: 1.
Maleakhi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.
Ini berbicara tentang hari terakhir, hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman: “Menyala seperti perapian”, maka yang akan terbakar di sini adalah JERAMI.
Jerami adalah: batang padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang kering-kering, seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi kering, tidak berbuah atau tidak dapat berbuat apa-apa.

Pertanyaannya: SIAPAKAH YANG DISEBUT DENGAN JERAMI ITU?
Yaitu semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami.

Sekarang kita akan melihat; ORANG FASIK.
Maleakhi 3: 15B
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
Bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga”, inilah paham yang dianut orang fasik, mereka suka mencobai Allah.

Mazmur 10: 4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pemikiran orang fasik, sehingga mereka dengan bebas mencobai Allah, dengan bebas melakukan berbagai-bagai jenis dosa kefasikan.

Dosa kefasikan dikaitkan dengan PRIBADI SAUL.
1 Samuel 24: 12-13
(24:12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;

Bagian dari perkataan Daud kepada Saul: “Walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.” Pendeknya; Saul berusaha untuk membunuh Daud.

1 Samuel 24: 14
(24:14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.

Kemudian Daud berkata kepada Saul: “Dari orang fasik timbul kefasikan.
Perkataan Daud kepada Saul menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.

BUKTI-BUKTI KEFASIKAN SAUL (seri kefasikan Saul yang kelima) bagian B.
1 Samuel 28: 7
(28:7) Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah."

Saul mencari petunjuk kepada seorang perempuan pemanggil arwah = jatuh dalam dosa bertenung.
-       Kalau seseorang mencari petunjuk kepada orang yang tidak mengenal Tuhan, bukan saja kepada dukun, bukan saja kepada peramal, tetapi kepada orang yang tidak mengenal Tuhan, itu setara dengan dosa bertenung.
Dahulu kita tidak memahami hal yang seperti ini. Kita mencari petunjuk-petunjuk, mencari jawaban yang pasti tetapi kepada orang yang tidak mengenal Tuhan, itu setara dengan dosa bertenung.
-       Dalam kesusahan meminta petunjuk ke tempat-tempat yang lain, itu juga setara dengan dosa bertenung.
Berbeda dengan Daud; dia melayangkan pandangannya ke gunung-gunung untuk menantikan pertolongan, dan selanjutnya Daud berkata: pertolonganku hanya datang dari Tuhan...Mazmur 121:1-2. Dia tidak meminta petunjuk ke tempat-tempat lain walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam keadaan terjepit.

Penyebab Saul jatuh dalam dosa bertenung.
1 Samuel 24: 4-6
(24:4) Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu.
(24:5) Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
(24:6) Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul;

Tuhan tidak menjawab Saul ketika orang Filistin bergerak maju untuk menyerang bangsa Israel baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi, sehingga dia berusaha mencari petunjuk dari seorang perempuan pemanggil arwah, pendeknya, Saul jatuh dalam dosa bertenung.
-       Tuhan tidak menjawab dengan mimpi, menunjukkan bahwa Saul tidak dikenan oleh Tuhan ... Bilangan 12: 6.
-       Tuhan tidak menjawab dengan Urim, menunjukkan bahwa Saul bukan jantung hati Tuhan ... Keluaran 28: 30.
-       Tuhan tidak menjawab dengan perantaraan para nabi, menunjukkan bahwa selubung masih menyelubungi Saul atau dosa yang tersembunyi itu belum tersingkap dari Saul ... 1 Korintus 14: 24-25.
Pendeknya; Saul jauh dari Tuhan dan Tuhan tidak lagi bersama-sama dengan Saul.

Yesaya 59: 1-2
(59:1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
(59:2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengarkan doa permohonan, tetapi yang menjadi pemisah antara Allah dan manusia adalah dosa dan kejahatan, sehingga oleh karena dosa dan kejahatan inilah manusia tidak merasakan uluran tangan Tuhan dan doa-doa permohonannya tidak didengar. Kiranya dapat dipahami dengan baik.

Jadi jangan sampai pada saat doa tidak terjawab, kita mempersalahkan Tuhan, kita harus lebih kepada intropeksi diri. Banyak orang Kristen memaksakan diri saat menaikkan doa permohonan dengan banyak permohonan ini itu ini itu. Lalu kemudian pada saat dia memaksa, seolah-olah Tuhan tidak menjawab, seharusnya kita lebih kepada intropeksi diri, itu yang pertama, yang kedua; semuanya tergantung rencana Tuhan, Tuhan lebih tahu dari apa yang kita pikirkan.

Jadi, yang menjadi penghambat sehingga seseorang tidak merasakan uluran tangan Tuhan dan doa tidak didengar Tuhan adalah dosa dan kejahatan manusia.

Mari kita lihat; DOSA dan KEJAHATAN SAUL.
1 Samuel 28: 18
(28:18) Karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu pada hari ini.

Dosa dan kejahatan Saul yang paling mendasar ada dua, yaitu:
1.     Tidak mendengar suara Tuhan.
2.     Tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek.
Itulah sebabnya Tuhan tidak menjawab Saul, baik lewat mimpi, Urim, baik dengan perantaraan para nabi.

Sekarang kita akan melihat; DOSA TENTANG TIDAK MENDENGARKAN SUARA TUHAN.
1 Samuel 13: 8, 12
(13:8) Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.
(13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."

Oleh karena ketakutannya terhadap tentara Filistin, Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.

1 Samuel 13-14
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."

Dalam hal ini Saul tidak mengikuti perintah Tuhan Allah, sebab ia tidak mendengarkan Samuel, sebab yang harus mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan adalah Samuel.
Saul mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan itu adalah perbuatan bodoh, dan perbuatan bodoh semacam ini hanya dilakukan oleh orang yang berani berbuat dosa.
Jadi orang yang berani berbuat dosa, suka mendahului kehendak Tuhan.

Belajar menantikan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Jangan suka mendahului kehendak Tuhan, walaupun kita mengerti segala sesuatu. Ukuran kita mengikuti Tuhan bukan ilmu, bukan juga kemampuan. Kiranya dapat dipahami dengan baik.

1 Samuel 10: 8
(10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."

Jadi, Saul harus menunggu Samuel tujuh hari lamanya, sebab Samuel harus mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan, selanjutnya nanti Samuel akan memberitahukan kepada Saul apa yang harus dia lakukan, terkhusus saat menghadapi orang Filistin.
Tetapi sayangnya tadi, Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan, sehingga dia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kalau seseorang suka mendahului kehendak Tuhan, dia tidak akan pernah mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kegagalan seperti ini semoga jangan terulang. Mau masuk sekolah, mau mendirikan rumah, mau bekerja, mau melakukan segala sesuatu, terlebih dahulu bertanya kepada Tuhan. Walaupun engkau seorang yang intelektual, tanya Tuhan terlebih dahulu. Kalau engkau mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan, engkau tidak akan pernah mendapat petunjuk dari Tuhan, jangan suka mendahului, jangan suka melangkahi, dengar apa yang engkau harus lakukan. Walaupun sepertinya tidak masuk akal, tidak masuk logika, tunggu apa yang menjadi maunya Tuhan.
Sampai Tuhan memberi petunjuk, memberitahukan segala sesuatu apa yang harus kita lakukan. Tunggu waktunya Tuhan.
Kadang kita ini karena dalam keadaan kesusahan ambil jalan pintas, akhirnya tidak mendapat petunjuk.
Tuhan tidak pernah membodoh-bodohi kita, percaya saja.

Kalau kita tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, apa yang bisa kita lakukan. Kalau kita mengandalkan manusia dan kekuatannya, terbatas. Apa yang kita bisa harapkan dari manusia, apa yang bisa kita harapkan dari kekuatan kita ini. Jadi perbuatan Saul itu betul-betul bodoh.

1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:

Saul memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan (Israel) untuk itu dia diurapi, selain itu, ia juga harus menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Kedua hal tersebut menjadi sia-sia kalau ia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kalau seorang pemimpin tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, maka yang menjadi korban adalah rakyat yang mengikuti dia. Seorang pemimpin yang baik, memberi hatinya terlebih dahulu dipimpin oleh Tuhan, itu yang disebut pemimpin yang dari Tuhan.
Maka hati saya pun harus terlebih dahulu dipimpin oleh Tuhan supaya dapat memberi teladan dengan baik dalam banyak hal, kalau tidak, yang lemah tetap tertindas, tidak dapat menolong orang lemah, sementara ibadah pelayanan yang kita kerjakan ini sama seperti peperangan antara Israel melawan Filistin.
Tidak boleh takut dan gentar karena Tuhan sudah memberi kemenangan itu 2017 tahun yang lalu di atas kayu salib, itu saja jaminannya.
Pemimpin yang baik terlebih dahulu memberi hatinya dipimpin oleh Tuhan. Guru-guru sekolah minggu, imam-imam, engkau adalah pemimpin, beri hatimu dipimpin oleh Tuhan. Kalau tidak, tampuk pemerintahan dan urapan itu menjadi sia-sia, kepercayaan Tuhan menjadi sia-sia.

Sekarang kita akan melihat; DOSA TENTANG TIDAK MELAKSANAKAN MURKA-NYA YANG BERNYALA-NYALA ATAS DOSA AMALEK.
1 Samuel 15: 2-3
(15:2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir.
(15:3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."

Tuhan telah menyuruh Saul dan berpesan, yaitu:
-       Menumpas habis orang Amalek, baik laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak sampai dengan anak-anak yang menyusui, ditumpas habis tanpa mengenal belas kasih.
-       Lembu-lembu maupun domba, unta, baik keledainya ditumpas habis segala yang ada pada Amalek tanpa mengenal belas kasihan, tidak usah kompromi.
Itu perintah Tuhan, pesan Tuhan kepada Saul.

Alasan Tuhan menyuruh Saul menumpas habis orang Amalek: karena orang Amalek menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel di padang gurun.

Ulangan 25: 17-18
(25:17) "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.

Amalek menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel di padang gurun, sehingga semua orang yang lemah pada barisan belakang dihantam mereka. Sementara kondisi bangsa Israel dalam keadaan lemah dan lesu.
Kesimpulannya: Amalek menghalang-halangi jalan salib.

Terlebih dahulu kita mengadakan STUDY BANDING DENGAN TUJUAN SALIB.
Matius 11: 28
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Tuhan berjanji untuk memberi kelegaan kepada orang yang berbeban berat, yaitu, orang-orang yang letih dan lesu seperti barisan belakang orang Israel dalam perjalanan di padang gurun.

Matius 11: 29
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Lewat jalan salib, bangsa Israel diajar, dilatih oleh Tuhan.
Tujuannya: supaya bangsa Israel lemah lembut dan rendah hati, sehingga oleh karena kelemahlembutan dan kerendahan hatilah, jiwa akan mendapat ketenangan. Itu sebabnya Tuhan sangat marah sekali terhadap bangsa Amalek yang berusaha menghalang-halangi jalan salib.
Setiap orang yang berusaha menghalang-halangi jalan salib, Tuhan marah sekali terhadap orang yang seperti itu.

Tuhan masih memberi kesempatan kepada orang yang letih lesu, Tuhan masih memberi kesempatan kepada orang yang berbeban berat. Tuhan masih memberi kesempatan kepada manusia yang berdosa karena kejahatan dan kenajisan.
Orang yang letih lesu, orang yang berbeban berat, orang yang tertindas karena dosa harus diberi kesempatan kepada dia supaya dia mendapat kelegaan, karena jalan salib itu Tuhan sedang melatih dan mengajar. Jangan malah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Memanfaatkan kelemahan orang lain, jangan. Harus diberi kesempatan kepada dia supaya pada akhirnya dia mendapat kelegaan yang dari Tuhan.
Kalau seseorang mengasihi Tuhan, dan mengasihi sesamanya dengan kasih Agape, jangan menghalangi jalan salib, jangan hambat perjalanan salib. Beri kesempatan kepada yang tertindas supaya Tuhan memberi kelegaan. Jangan sampai Tuhan marah karena kita menghambat perjalanan salib orang lain.

Ulangan 8: 2
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Lewat jalan salib Tuhan mengajar bangsa Israel untuk merendahkan hati di hadapan Tuhan.
Perjalanan di padang gurun selama 40 tahun adalah perjalanan salib, dan itu terjadi atas seijin Tuhan. Itu bukan terjadi begitu saja. Tujuannya; supaya mereka merendahkan hati di hadapan Tuhan.
Bukti kerendahan hati di dalam diri seseorang: berpegang teguh terhadap firman Allah, hidup oleh karena firman Allah, bukan karena roti makanan.

Ulangan 25: 19
(25:19) Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"

Tidak boleh dalam ingatan ini ada keinginan untuk menghalangi jalan salib, justru itu harus dihapuskan dari kolong langit, itu pesan Musa kepada bangsa Israel apabila mereka tiba di tanah perjanjian, tanah Kanaan. Saat ini kita berada di tanah perjanjian, yaitu, ibadah dan pelayanan, sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan kepada kita, maka kita harus menghapuskan Amalek dari kolong langit, jangan lupakan itu.

Sikap Saul terhadap perintah Tuhan...
1 Samuel 15: 17-20
(15:17) Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
(15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
(15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.

Saul membiarkan Agag, raja Amalek hidup, kemudian membiarkan bangsa Israel mengambil binatang yang tambun-tambun tetapi yang buruk bangunannya/kurus ditumpas habis.
Kesimpulannya, Saul tidak menumpas habis Amalek, berarti Saul tidak mendengarkan suara Tuhan, Saul melupakan apa yang menjadi pesan Tuhan. Pesan Tuhan di sini sangat penting sekali sebab bisa menimbulkan amarah yang sangat besar.

Sehingga sia-sialah Tuhan menjadikan Saul kepala atas suku-suku Israel dan sia-sialah Tuhan mengurapi Saul.
Untuk kita; sia-sialah semua yang kita perbuat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, kalau tidak mendengar suara Tuhan.
Kalau kompromi terhadap penghalang jalan salib, sia-sialah apa yang kita perbuat, sia-sialah apa yang kita kerjakan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, termasuk pengurapan atau pemakaian Tuhan menjadi sia-sia.
Tidak ada artinya mengerjakan pekerjaan besar, kalau kita tidak mendengarkan suara Tuhan.

1 Samuel 28: 9
(28:9) Tetapi perempuan itu menjawabnya: "Tentu engkau mengetahui apa yang diperbuat Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. Mengapa engkau memasang jerat terhadap nyawaku untuk membunuh aku?"

Sebetulnya Saul menyadari bahwa ia telah jatuh dalam dosa bertenung. Dia yang sudah melenyapkan pemanggil arwah dan roh peramal, tetapi dia sendiri datang bertenung.
Kalau kita jatuh dalam dosa apapun, teramat lebih dalam dosa bertenung, jangan paksakan diri untuk terus melayani Tuhan.

Apa artinya melayani tanpa petunjuk, yang ada akan mengalami kekalahan terus dalam peperangan.
Pelayanan itu seperti dalam peperangan. Saul dalam hidupnya akan terus menghadapi Filistin, demikian juga halnya dengan kita sekarang. Filistin adalah gambaran dari Setan. Salah satu musuh abadi selain daging adalah Setan, itulah roh jahat dan roh najis yang harus diperangi.

Ciri-ciri seseorang jatuh dalam dosa bertenung.
1 Samuel 28: 8
(28:8) Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."

Lalu menyamarlah Saul”, ini ciri-ciri/tanda apabila seseorang jatuh dalam dosa bertenung. Tujuannya: supaya orang lain tidak mengetahuinya.

Sebab kalau kita perhatikan dalam ayat 3 ...
1 Samuel 28: 3
(28:3) Adapun Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal.

Sementara Saul sendiri telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal, tetapi dia sendiri datang kepada perempuan pemanggil arwah dan roh peramal, sama seperti menjilat ludah sendiri, maka mau tidak mau dia harus menyamar, supaya orang lain tidak mengetahui dia menjilat ludah sendiri.
Kefasikan, baik dosa kejahatan, dosa kenajisan, baik dosa apa saja, kalau sudah kita akui di hadapan Tuhan, dengan sungguh-sungguh, jangan diulangi lagi. Kalau diulangi, itu sama dengan menjilat ludah sendiri.

Sekarang kita lihat tentang PENYAMARAN.
Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu datang dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Penyamaran dari nabi-nabi palsu ini disebut dengan serigala berbulu domba. Inilah penyamaran nabi-nabi palsu di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Wahyu 13: 11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Binatang yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
Penyamaran nabi-nabi palsu tampil seperti anak domba dan bertanduk dua, tetapi kalau berbicara seperti seekor naga, berarti perkataannya; penuh dengan dusta. Itulah nabi-nabi palsu, perkataannya adalah perkataan dusta, bukan perkataan benar.
Lidah ular itu bercabang dua, satu menuju kepada dusta, satu kepada maut, seperti itulah nabi-nabi palsu.

Praktek penyamaran.
1 Samuel 28: 8
(28:8) Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."

“Ia mengenakan pakaian lain”, berarti menanggalkan jubah kebesaran raja = melepaskan jubah kemuliaan.
Itulah praktek mengenakan pakaian lain.

Kita lihat JUBAH KEBESARAN RAJA (JUBAH KEMULIAAN).
Wahyu 19: 8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Jubah kebesaran raja atau jubah kemuliaan raja, itu adalah LENAN HALUS.
Pakaian imam besar terdiri dari tiga bagian, yaitu; beju efod, baju gamis warna biru, kemudian baju putih beragi dan berjala-jala berbentuk mata.
Pada saat seorang imam besar masuk ke Ruangan Maha Suci, untuk mengadakan pendamaian dosa, dengan membawa darah lembu jantan dan domba jantan, ia harus memakai lenan halus/pakaian kudus (pakaian putih), itulah pakaian kebesaran raja atau pakaian kemuliaan.
Ruangan Maha suci -> kemuliaan Allah.
Demikian juga saat Yesus naik ke sorga, Ia telah menanggalkan baju Efod dan baju Gamis.
Efod -> pengalaman kematian.
Gamis -> pengalaman dalam kebangkitan.
Putih -> Yesus naik/dipermuliakan.

Lenan halus adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus...Wahyu 19:8.
Kalau kita melayani Tuhan, harus terlihat pakaian ini, yaitu; perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Jadi yang melayani disebut juga imamat rajani...Imamat 16:1-4.

Keadaan dari lenan halus, yaitu:
Yang pertama: BERKILAU-KILAUAN.”
Markus 9: 2-3
(9:2) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
(9:3) dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

Berkilau-kilauan itu, menunjukkan posisi seorang imamat rajani berada di atas gunung yang tinggi, sama seperti Yesus pada saat berada di atas gunung yang tinggi, pakaian-Nya putih berkilat-kilat/berkilau-kilauan.
Gunung yang tinggi di sini menunjuk kepada gunung Sion, berdiri tegak di hulu gunung-gunung (mengatasi gunung-gunung yang lain)...Yesaya 2:2-3. Pendeknya, gunung Sion adalah gunung yang tinggi.

Wahyu 21: 9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Berkilau-kilauan, berarti bercahaya. Cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Kristal itu berarti transparan, luar dalam sama, tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi, jujur, polos. Kejujuran dan kepolosan dipimpin oleh ketulusan hati seseorang.
Apa yang keluar dari dalam mulut berasal dari hati, apa yang terlihat di luar, itu betul-betul dari dalam hati = transparan = kristal.

Sayangnya, ini yang ditanggalkan oleh Saul, oleh karena penyamaran. Kesimpulannya, Saul tidak jujur, tidak polos, berarti hidupnya tidak dipimpin oleh ketulusan dalam melayani Tuhan, sama seperti nabi palsu.
Hati-hati, kalau melayani biarlah kita jujur dan polos, berarti; dipimpin oleh ketulusan, tidak ada kepentingan-kepentingan pribadi, tidak untuk menunjukkan keberadaan, dan kelebihan-kelebihan diri.

Keadaan dari lenan halus, yaitu:
Yang kedua:PUTIH BERSIH.”
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Putih bersih, berarti disucikan, dimandikan dengan air dan firman, sehingga tanpa noda, tanpa cacat atau cela atau kerut atau yang serupa itu = kudus dan tidak bercela...Efesus 5:26-27.
Senantiasa dimandikan/disucikan oleh air dan firman. Berarti supaya bersih dibutuhkan air yang banyak, limpah pembukaan rahasia firman.
Kalau hanya satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita-cerita yang lucu tidak mungkin bisa membersihkan seluruh sendi-sendi kehidupan kita, baik tubuh, jiwa dan roh. Jubah itu menjadi putih bersih tanpa noda, tanpa cacat atau cela atau kerut atau yang serupa = kudus dan tidak bercela, jikalau dicuci sampai bersih.

Tetapi sayangnya inilah yang ditanggalkan oleh Saul, artinya: menolak firman Allah yang berkuasa menyucikan dan membersihkan hidup.
Saul menanggalkan jubah kebesaran raja, dan mengenakan pakaian asing, untuk meloloskan penyamarannya, sungguh Saul bertindak sangat bodoh.

Matius 7: 21-22
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Nabi-nabi palsu berseru dan berkata: “Tuhan, Tuhan!” dan mengadakan tiga perkara: (1) bernubuat demi nama Tuhan, (2) mengusir setan demi nama Tuhan, (3) mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Inilah cara mereka menyamar (nabi-nabi palsu) sehingga pelayanan mereka bisa diterima.

Mengadakan tiga perkara yang sangat dahsyat tetapi tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa di sorga = penyamaran.
Sesungguhnya, syarat untuk melayani dan mengikut Tuhan adalah melakukan kehendak Allah, berarti sangkal diri, pikul salib. Yang kita ikuti adalah Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan. Karena kita mengikuti Dia, dan melayani Dia, maka harus sangkal diri, pikul salib.
Sekalipun melakukan tiga perkara yang dahsyat dan semuanya dilakukan demi nama Tuhan, namun jika tidak melakukan kehendak Allah Bapa di tengah- tengah ibadah dan pelayanan, itulah yang disebut dengan penyamaran, inilah pakaian asing, jubah asing.

Matius 24: 24
(24:24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.

Penyamaran dari nabi-nabi palsu bertujuan untuk menyesatkan orang-orang pilihan.
Orang-orang pilihan menunjuk kepada bintang-bintang di langit yang menuntun orang dalam kebenaran, itulah orang bijaksana. Jadi sangat berbahaya sekali penyamaran yang diadakan oleh nabi-nabi palsu.
Apa yang dikerjakan oleh Saul ini tidak benar.

Jalan keluarnya.
1 Samuel 28: 13-14
(28:13) Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi."
(28:14) Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah.

Jalan keluarnya kita memperhatikan kalimat; “Sesuatu yang Ilahi muncul dari dalam bumi”, menunjuk kepada manusia rohani.
Manusia Ilahi = Allah dan manusia -> pribadi Yesus Kristus.

Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Firman menjadi daging manusia menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus.
Pada saat firman Allah menjadi manusia = Allah bertabernakel, sehingga dengan demikian, kita dapat melihat kemuliaan Allah.

Praktek supaya menjadi manusia Ilahi.
Matius 12: 38-40
(12:38) Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu."
(12:39) Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
(12:40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Sesuatu yang Ilahi muncul dari dalam rahim bumi, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, itulah tanda Yunus selama tiga hari berada di dalam perut ikan. Tiga hari tiga malam -> pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian: mengubur hidup yang lama. Kuasa kebangkitan: hidup dalam hidup yang baru.
Pendeknya, sesuatu yang Ilahi muncul dari bumi/rahim bumi.

Matius 12: 41-42
(12:41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
(12:42) Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"

Pengalaman kematian dan kebangkitan lebih dari pada segala-galanya, sebab kuasa kematian dan kebangkitan ini menjadikan kita manusia Ilahi/manusia rohani.
Saya yakin, dari keluarga besar GPT “BETANIA” akan muncul sesuatu yang Ilahi. Ayo, masuklah dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, lebih dari segalanya, lebih dari pada hikmat Salomo, lebih dari pada tanda Yunus, lebih dari pada segala-galanya.

Di sini kita melihat ada 2 hal penting, yaitu:
a.     Orang-orang di Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus.
b.     Ratu Syeba/Ratu dari Selatan datang untuk mendengar hikmat Salomo.
Tetapi yang sesungguhnya, pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus lebih dari pada tanda Yunus dan lebih dari pada hikmat Salomo.
Kesimpulannya, pemberitaan tentang salib adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah...1 Korintus 1:24.
Rahim bumi -> pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus menjadikan kita muncul sebagai manusia Ilahi/manusia rohani.
Pendeknya, praktek dari pengalaman kematian dan kebangkitan itu terlihat dari, tanda Yunus, yaitu 3 hari 3 malam di perut ikan dan usaha dari Ratu Syeba/Ratu negeri Selatan datang dari ujung bumi. Ujung bumi = jarak yang begitu jauh untuk ditempuh.

Sampai pada akhirnya sesuatu yang Ilahi atau manusia rohani, telah diperlengkapi dengan lima jabatan...Efesus 4:10-12. Orang-orang kudus diperlengkapi untuk pekerjaan pelayanan, untuk pembangunan tubuh Kristus dengan lima jabatan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment