KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, February 27, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 FEBRUARI 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 FEBRUARI 2017

NASIHAT FIRMAN (PESAN BAPA GEMBALA)

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Firman Allah walaupun ternyata lanjutan dari minggu yang lalu, ternyata Tuhan kembali membukakan isi hati-Nya kepada kita semua. Saya bersyukur, supaya kita semua semakin melihat perbedaan pengurapan yang ditandai dengan daging dan pengurapan yang berasal dari salib atau kuasa kesaksian.
Memang sangat kontras sekali (kontradiksi), terjadi perbandingan yang sangat luar biasa antara pengurapan Daud dengan pengurapan Saul.

Namun tetap saya harus tandaskan malam ini; kita tetap bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan, sungguh-sungguh dalam menyerahkan diri kepada Tuhan.
Tadi saya ditelepon oleh orang tua (mamanya Rut) dari Sumatera mengakui bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, dimana banjir telah melanda dunia yaitu dosa kenajisan. Ceritanya ada seorang ibu, menikah berkali-kali, dosa kawin mengawikan. Sudah menikah dengan orang batak, kemudian tidak cocok, beralih lagi kepada laki-laki lain. Tidak cocok lagi, dicoba lagi dengan laki-laki lain yang beragama muslim. Kemudian cerai lagi karena tidak cocok. Semua laki-laki itu memberi anak dari dia. Akhirnya lewat kuasa kesaksian dia kembali kepada Tuhan, kembali kepada Gembala yang memelihara jiwa, pelan-pelan dia digiring untuk berada di kandang penggembalaan.

Kalau saya ambil suatu kesimpulan, roh najis itu juga bisa disebabkan oleh daging. Kalau daging mencari kepuasan, di dalam dunia tidak akan memberi kepuasan seperti perempuan Samaria.
Yesus berkata kepada perempuan Samaria: engkau akan haus kembali kalau minum dari sumur ini, tetapi kalau kau minum dari air yang Ku berikan, engkau tidak akan haus lagi, bahkan air itu akan memancar dalam hatimu sampai kepada kehidupan yang kekal. Setelah mendengar hal itu, ada gelora/kerinduan yang meluap untuk memperoleh air kehidupan. Setelah dia peroleh air kehidupan itu, barulah di situ dia mengakui, dan nyata bahwa Yesus adalah seorang nabi, yang berkuasa menyelidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam hati, mengoreksi, memperbaiki nikah yang hancur, sampai akhirnya menjadi kesaksian. Dari satu orang Samaria/dari nikah yang hancur yang sudah diperbaiki menjadi kesaksian bagi seluruh orang Samaria.
Nikah yang hancur diperbaiki tandanya; dia meninggalkan tempayan yang lama, hidup yang lama. Tempayan atau buli-buli atau yang disebut dengan bejanan tanah liat, itu gambaran dari kehidupan manusia daging yang begitu lemah, rapuh. Ketika bejana ada di tangan dia aman, namun kalau bejana itu terlepas dan terjatuh, dia akan hancur berkeping-keping, seperti itulah manusia daging, tidak punya daya, tidak punya kekuatan untuk menghadapi situasi apapun adanya, terbatas. Tetapi kalau Tuhan sudah menolong kita lewat air kehidupan yang senantiasa mengoreksi seluruh sendi-sendi kehidupan kita, memperbaharui, memperbaiki hidup, ibadah pelayanan, nikah jasmani, nikah rohani diperbaiki, tidak ada yang mustahil, kita menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan, seperti dua puluh empat tua-tua yang didewasakan oleh 12 ketul roti pertunjukkan yang dibagi 2 tumpukan, masing-masing 6 ketul roti, itulah firman Allah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, didewasakan lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci sampai menjadi tua-tua, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan. Yang berhak menghakimi dosa adalah 24 tua-tua.

24 tua-tua, itulah 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir, dan mereka akan duduk di atas takhta itu untuk menghakimi 12 suku Israel.
Jadi, kehidupan rohani yang sudah didewasakan oleh firman Allah, lewat ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci; berkuasa atau sanggup menghakimi dosa. Maka penting sekali kita untuk mengikuti Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci untuk mendewasakan rohani kita sampai akhirya menjadi tua-tua.
Tua-tua, berarti dewasa rohani, duduk di atas takhtanya. Tugasnya; menghakimi dosa, baik dosa yang ditimbulkan oleh:
-       Dunia dengan arusnya. Dunia ini mempunyai arus, mempunyai pengaruh yang sangat kuat sampai membuat pikiran menjadi tumpul, tidak mampu berpikir secara rohani lagi.
-       Juga baik dosa yang dipengaruhi oleh roh jahat dan roh najis (Iblis/Setan).
-       Baik juga dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya.

Tentu kita bersyukur, pemberitaan firman tentang kefasikan-kefasikan Saul, kita sudah melihat kefasikan yang pertama, kedua, ketiga A dan B, keempat A B C D, dan kefasikan yang kelima, yaitu dosa bertenung. Kita tentu bersyukur sekali. Saya berharap sebagai seorang gembala; kefasikan Saul yang ditunjukkan oleh Tuhan menjadi pelajaran yang indah, supaya kita semua terlepas dari kefasikan-kefasikan Saul. Jangan sampai kita ditolak oleh karena dosa kefasikan. Sampai matinya Samuel, tidak pernah melihat Saul. Dia tidak lagi bersama dengan firman para nabi yang menyelidiki seluruh, segala sesuatu yang terkandung dalam hati.

Lalu apa artinya kita beribadah tanpa koreksi terhadap dosa yang terselubung? Apa artinya kita hidup tanpa firman yang mengoreksi kehidupan kita?
1000 kali kita berkorban dan 1000 kali kita menunjukkan bahwa kita adalah orang yang betul-betul mengerti Pengajaran Mempelai, tetapi kalau tidak hidup di dalam-Nya, semua itu menjadi tidak berarti.
Maka Daud dengan pengakuannya; lebih baik satu kali di pelataran Bait Allah dari pada beribu-ribu kali di tempat yang lain. Beribu-ribu kali kita menunjukkan pengorbanan, tetapi kalau kita tidak menjadi rumah Tuhan yang disucikan oleh firman Tuhan, tidak ada artinya.
Tinggallah di dalam rumah Tuhan. Ijinkan tiga alat, atau tiga perabotan yang ada di dalam ruangan suci itu menguasai seluruh kehidupan kita masing-masing, pribadi lepas pribadi sebagai tri tunggalnya Allah.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena berada dalam terang/ibadah dan pelayanan. Sebelum dipanggil, betul-betul berada dalam kegelapan dosa, penuh dengan kejahatan, kenajisan, pendeknya begitu hina.
Hina, maka diikuti dengan sikap yang murahan, urakan, tidak tahu etika, tidak tahu sopan santun, tidak bisa menghormati orang tua, tidak takut Tuhan, tidak benci kejahatan, hidup menurut kedagingan, penuh dengan kefasikan, tetapi darah Salib Kristus, menebus saya dari perbuatan yang sia-sia, yang diwariskan dari nenek moyang (dosa turunan), disucikan oleh darah salib. Setelah itu, berada dalam terang yang ajaib -> umat pilihan, bangsa yang kudus, melayani Tuhan, memberitakan perbuatan yang besar dari Dia. Dengan dua tangan yang kuat, membawa bangsa Israel dekat kepada Allah bukan karena berhala tetapi oleh karena dua tangan belas kasih Tuhan. Dua tangan menggendong kita sekarang, atau berada dalam dekapan kasih sayang, kasih setia Tuhan. Kita merasakan kehangatan dan kemurahan hati Tuhan saat ini lewat pembukaan rahasia firman.

Saya kira, siapapun kita malam ini, merasakan hal yang sama. Sehingga tidak ada kata-kata bahwa saya menyesal digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel dalam kandang penggembalaan GPT BETANIA, tidak ada kata-kata seperti itu. Sampai akhirnya karena kita sudah memperoleh pengertian yang benar, memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Kita tinggalkan semua yang di belakang. Apa yang dahulu kita banggakan, apa yang dulu kita rasakan sebagai kebanggan, termasuk keahlian dan semua ilmu yang kita miliki, termasuk segala kekuatan/kemampuan yang kita miliki di masa yang lalu, sekarang kita anggap semua itu menjadi sampah, tidak berarti, Yesus Kristus jauh lebih berarti dari semua bagi kehidupan kita masing-masing.

Seiring kita telah menerima kemurahan Tuhan dalam hal yang rohani, sesungguhnya kita menantikan penyataan-penyataan yang hebat lewat ibadah pelayanan ini, seiring itu juga Tuhan memberkati kita dengan berkat-berkat yang lahiriah. Tuhan pelihara, Tuhan lindungi, Tuhan bela kehidupan kita hingga sampai pada saat malam hari ini. Pendeknya; Tuhan angkat kita di tempat yang tinggi. Begitu  mulianya Tuhan angkat kehidupan kita masing-masing, tentu lewat proses yang sudah kita lewati, step by step, sampai pada tahap dimana Tuhan menempatkan kita di tempat yang tinggi. Semua karena kemurahan Tuhan.

Saudaraku, tadi pagi saya ditelepon juga oleh bapa pendeta Natan Sore, direktur sekolah Alkitab di GPT Saron Makassar/Sulawesi selatan. Beliau meminta secara khusus supaya saya mengajar sekolah Alkitab di sana, bulan 6 akan dibuka kembali angkatan yang ke 23. Saya diminta untuk mengajar kitab Kolose. Siapa kita ini?
Dulu ada kerinduan untuk mengajar, tetapi saya tidak memaksakan kehendak sendiri. Sekarang saya berdiam, justru Tuhan mempercayakan. Tuhan mempercayakan kepada seorang hamba Tuhan yang dapat dipercaya. Pendeknya pelayanan hanya karena kemurahan.

Saya tidak pernah secara khusus menentukan siapa yang mau melayani sebagai pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolekten, pemain musik, guru sekolah minggu, infokus. Secara khusus tidak, walaupun saya punya pengertian tentang kebenaran. Tetapi saudara melihat sendiri, saudara berada di tempat itu dan dipercayakan untuk mengerjakan itu sesuai dengan karunia yang kita peroleh dari Tuhan. Siapa menyangka kalau akhirnya kita bisa menerbitkan majalah? Saya tidak pernah suruh si Maria, dan sekarang yang mengetik si Rut, saya tidak pernah suruh dia mengetik. Mereka tidak pernah kursus tetapi bisa karena Tuhan yang karuniakan. Baik yang pimpin pujian, baik yang main musik, dipercayakan suatu pelayanan dan melayani sesuai dengan karunia-karunia yang dipercaya Tuhan.

Kevin dahulu begitu bodohnya, begitu liciknya, seperti saya begitu najisnya dulu, lalu Tuhan tolong, diangkat menjadi pemimpin pujian, terkadang pemain musik, tetapi dia tidak menghargai kemurahan Tuhan, dan akhirnya Tuhan yang turunkan, bukan saya. Karena keteledoran di masa lalu.
Tuhan sudah mengangkat Debora untuk multimedia tetapi rupanya dia tidak mau terima didikan. Mana ada anak yang tidak menerima ganjaran, semua anak harus menerima ganjaran, supaya diakui anak dan yang dikasihi. Dia turun, dia sendiri yang meminta.
Juga yang lain, Roma sekarang dipercayakan untuk multimedia, semoga bertahan terus. Yang membaca Alkitab pertahankan karunia-karunia dan jabatan yang Tuhan percayakan. Sekali waktu Tuhan bisa ambil.
Yohanes pernah berkata: dari batu-batu ini Tuhan bisa jadikan keturunan  Abraham, yang menjadi anak-anak Allah, Tuhan bisa jadikan kalau sudah tidak ada lagi yang dianggap layak untuk pekerjaan-Nya.
Juga si Lidia sudah mendapat kemurahan, tetapi dosa kesombongan, keangkuhan, kekerasan hati, akhirnya ditunggangi kenajisan, membuat dia turun. Juga pekerjaan yang dia dapat lepas begitu saja karena keangkuhan.
Saudarku, kesalahan bisa terjadi karena setiap orang pasti berbuat salah, setiap orang punya masa lalu. Namun kalau sudah Tuhan tebus dengan darah-Nya, jangan berkubang lagi di tempat yang sama.
Maria dulu pernah mengalami kesalahan, dia memberontak, dia keras hati, dia melawan walaupun tidak dari mulut, dengan sendirinya dia lepaskan pelayanan, tetapi ada suatu kerinduan yang mengandung karena penyesalan yang begitu dalam, tentu oleh karena darah salib, sehingga kembali kepada jabatan semula.
Tetapi kenajisan tidak bisa ditolerir, tidak bisa kompromi, ini harus dipahami dengan baik.
Ibu Panggabean juga dulu dipercaya untuk melayani Tuhan, tetapi bermain-main dalam kesucian, tidak meghormati nikah yang seharusnya memberi teladan, sehingga tanpa perkataan dapat memberi teladan dengan kemurnian dan kesalehan, akhirnya turun sendiri, tetapi Tuhan mulai mempercayakan pelayanan pelan-pelan, tetapi diuji dulu roh itu, sampai terlihat apakah bisa mempertanggung jawabkan pekerjaan yang sederhana supaya sampai nanti Tuhan mempercayakan dalam tanggung jawab yang lebih besar.
Yang lain, setelah melihat kondisi seperti ini, harus juga menjadi pengalaman, menjadi guru, supaya jangan terjebak oleh dosa-dosa yang ada di sekitar kita. Karena saya selalu tahu apapun yang terjadi, selalu tahu.
Bahkan ada di antara kita yang sudah mulai bosan mengajar sekolah minggu, tetapi tidak berani bicara kepada saya. Ada yang  mulai dagingnya bersuara. Merasa bahwa ketika dia mengajar sekolah minggu itu, mulai tersita waktunya. Itu pengertian yang saya dapat dari Tuhan.
Satu dua hari ini saya dapat pengertian. Waktu saya dapat pernyataan dari seseorang, saya tidak mau jawab arti itu, tetapi saya justru bertanya; benarkah itu Tuhan? Lalu besoknya Tuhan langsung beri tahu. Betul, sudah mulai bosan. Mengapa? Karena rohnya sudah tidak bernyala-nyala. Dari mana roh menyala-nyala? Apinya dari mezbah korban bakaran. Sudah tidak mau lagi pikul salib, tidak mau lagi menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, lebih mengutamakan yang lahiriah. Ini harus dipahami dengan baik.

Apa yang Tuhan sudah percayakan ini saya sampaikan kepada si Maria kemarin; apa yang sudah kita alami di luar dugaan kita semua, kumpulan/himpunan kecil ini tanpa kita sadari Tuhan sudah angkat setinggi-tingginya. Apa buktinya? Tuhan bukakan rahasia firman dengan luar biasa. Selalu baru dan baru dan baru selalu baru, sehingga Tuhan senantiasa menyukakan hati kita, menghibur kita lewat pembukaan rahasia firman. Tuhan angkat kita.
Bayangkan kalau ada dalam himpunan besar, dalam wadah yang besar, mewah, tetapi di situ tidak ada pembukaan rahasia firman. Wadah yang besar dan mewah itu bukan pengangkatan dari Tuhan.
Pengangkatan itu bukan dilihat dari hal yang lahiriah, tetapi dari sisi rohani. Kiranya dapat dipahami.

Hargai apa yang sudah Tuhan percayakan. Saya berharap kita semua berlaku tulus di hadapan Tuhan.
Orang yang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan hatinya supaya kita terus jujur dan polos.
Tampil apa adanya. Jangan terlalu banyak memikirkan yang lahiriah.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kita dipelihara oleh Tuhan.

Saya masih ingat kesaksian Roma pada waktu lalu (sudah lama) dan berkata: waktu saya masih berada di gereja lama, saya memang rajin om. Setiap minggu saya bawa Alkitab, malah Alkitabnya saya tunjukkan kepada orang lain di sepanjang perjalanan menuju gereja. Tetapi saya tidak mengerti, mana teman, mana musuh. Saya pikir semua orang sama. Tetapi sekarang saya tahu, saya sudah tahu mana yang baik, mana yang jahat.
Dan sekarang, dia tahu dimana dia harus berada. Dahulu dia tidak tahu dimana dia harus berada, sehingga liar sekali. Kakinya panjang sekali, liar sekali, tidak terkendali. Di sana, sini dia ada, bahkan sampai menginap di rumah temannya. Anak Tuhan semacam ini tidak baik. Menginap di rumah orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus, biarpun Kristen tetapi belum tentu mengenal Tuhan Yesus. Akhirnya terpengaruh pergaulan; sepatunya pakai sleting, pakai anting, pakai kalung. Tidak salah pakai anting, silahkan saja. Saya tidak pernah suruh tanggalkan itu semua, tetapi dengan sendirinya kuasa firman menyucikan dari perkara-perkara lahiriah.
Juga Bapak Barita, setengah mati saya untuk meminta supaya melepaskan diri dari ikatan rokok. Tetapi setelah saya berharap kepada pembukaan rahasia firman, dengan sendirinya dia lepaskan rokok, karena ketika saya paksa, ibu Panggabean turut melawan saya, sehingga pada saat makan di rumahnya kadang saya didiamkan seorang diri.

Saudara ingat, setiap kesalahan, Tuhan sudah tanggung semua. Akibatnya berimbas pada kandang penggembalaan. Jadi jangan saudara berpikir, “saya yang salah, apa kaitannya dengan bapa gembala”, ada imbasnya. Saya juga berharap kepada yang baru datang terus setia. Polma, Mitha, Rut, Lidia, Ibu Girsang, Pendi, Supri, sungguh-sungguh. Jangan terlalu berharap kepada perkara lahiriah. Terlebih dahulu cari Kerajaan Sorga di dalamnya ada kebenaran, nanti semuanya akan Tuhan tambahkan. Belajar dengar-dengaran, itu sudah menjadi pengalaman saya dan saudara.
Andaikata Debora tidak dengar-dengaran, dia terhilang, karena pada waktu itu dia dipaksa bekerja, sementara pekerjaan itu bertentangan dengan penggembalaan, tetapi dia lebih mendengar suara gembala, akhirnya dia mengerjakan pekerjaan yang menurut manusia hina, tetapi tidak bertentangan dengan firman, sebetulnya tidak menghasilkan. Dia datang ke pastori menunjukkan dagangannya, saya tahu dia tidak akan mendapat apa-apa, tetapi tetap saya support dia, kerjakan terus, nanti Tuhan yang tolong. Jadi bukan soal besar kecil untungnya (hasilnya yang akan dia peroleh), saya tahu tidak akan seberapa dia dapat di situ, tetapi ketekunan demi ketekunan akan menolong dia nanti. Dia tidak mencari pekerjaan, pekerjaan yang mengejar dia, itulah pekerjaan yang sekarang.
Juga Roma, lari kemana-mana. Dengan kekuatan doa, akhirnya dia bekerja. Seberapa pun gaji/upah yang diperoleh, kalau disertai rasa cukup, ibadah yang disertai dengan rasa cukup memberi keuntungan yang besar.
Bukan gaji yang memelihara hidup, tetapi Tuhan yang memelihara hidup. Banyak orang di luaran sana yang bergaji besar, tetapi yang menikmati adalah pembantu, karena dia sakit-sakitan, tidak bisa menikmati ini dan itu. Tetapi upah kecil, kalau diberkati, persis seperti lima roti dan dua ikan, sisa dua belas bakul. Itu yang saya rasakan sampai malam ini.
Kalau ukurannya adalah uang, tidak akan mungkin memiliki pastori dan kendaraan, tidak akan bisa menyekolahkan Isai David Sitohang di Mardi Yuana sekolah swasta yang menurut ukuran saya itu mahal.
Tetapi matematika saya bukan seperti matematika dunia. Matematika saya adalah SALIB. Yesus yang disalibkan, Rasul Paulus berkata kepada orang Yahudi, kamu harus tahu dengan pasti, Yesus yang kamu salibkan itu adalah Tuhan dan Juruselamat. Ada kepastian dengan salib, ada jaminan dengan salib.
Pekerjaan tidak bisa menjamin hidup seseorang siapapun dia.

Tinggikan korban Kristus, berdiri di atas korban Kristus, maka saya dan saudara sebagai Tabernakel rohani/rumah rohani akan kuat menghadapi tiga jenis ujian; baik ujian dari atas, yaitu tipu muslihat penghulu di udara, kemudian datanglah banjir yaitu: roh najis, dan angin melanda rumah, yaitu: ajaran palsu dari nabi-nabi palsu. Sampai Tuhan datang kita selamat.
Berdirilah di atas korban, tinggikan salib Kristus. Syarat ikut Tuhan: sangkal diri, pikul salib = rela kehilangan nyawa. Tetapi siapa yang rela kehilangan nyawa karena Dia akan memperolehnya kembali, tetapi sebaliknya barangsiapa mempertahankan nyawanya, dia akan kehilangan nyawanya.
Sangkal diri, pikul salib, sebagai syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment