KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 24, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 12 FEBRUARI 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 12 FEBRUARI 2017
WAHYU PASAL ENAM
(SERI 10)

Subtema: TINDAKAN YANG KELIRU DARI ORANG YANG LAPAR DAN HAUS.

Shalom saudaraku.
Salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Kita punya kerinduan supaya banyak jiwa mengenal Pengajaran Mempelai ini. Terlalu banyak ajaran-ajaran di muka bumi ini, saya tidak mau menyalahkan gereja-gereja, tidak, tetapi terlalu banyak ajaran-ajaran di atas muka bumi ini sampai akhirnya sasarannya tidak tepat, hanya kepada perkara-perkara lahiriah saja, mujizat semata, uang saja, kedudukan jabatan yang ada di atas muka bumi ini, itu saja. Akhirnya suatu kali kelak nanti, pada saat Tuhan menghukum bumi yaitu, ketika Anak Domba membuka meterai yang kedua, kepada Si penunggang kuda merah padam dikaruniakan dua hal, yang pertama: dikaruniakan untuk mengambil damai sejahtera dari atas muka bumi ini, yang kedua: dikaruniakan sebilah pedang yang besar, untuk menghukum daging-daging besar.
Kita, himpunan yang kecil ini harus bersyukur kepada Tuhan, sebab oleh karena kemurahan-Nya kepada kita dikaruniakan firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, yang berkuasa membawa kita masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus dengan sistimatis. Pendeknya, lewat Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel ini, kita tahu dimana posisi kerohanian kita.  Sementara di luaran sana banyak jiwa yang belum  mengenal firman Pengajaran Mempelai.
Di hari-hari ini, banyak ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran, kerohanian diukur dari sudut lahiriah. Ini ajaran yang tidak benar yang sangat disesalkan sekali. Sekalipun kita kecil, Pengajaran yang kita terima sangat besar, kita tidak perlu minder sesuai dengan kitab Kolose.

Kolose 2: 18
(2:18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi,

Jangan sampai kemenangan yang sudah kita miliki lewat Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel ini digagalkan oleh orang-orang yang pura-pura merendahkan diri, tetapi sesungguhnya mereka beribadah kepada malaikat, bukan kepada Kristus.
Apa buktinya mereka beribadah kepada malaikat? Berkanjang kepada penglihatan-penglihatan/berkeras hati kepada penglihatan-penglihatan, berkeras hati kepada mujizat-mujizat, berkeras hati kepada perkara lahiriah, berkeras hati kepada Mamon, berkeras hati kepada kedudukan, berkeras hati kepada jabatan, semuanya tidak mengarah kepada Kristus, sebagai Kepala.
Di sini kita melihat; mereka membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi.
Duniawi berarti, penuh dengan keinginan mata, keinginan daging serta keangkuhan hidup, bersifat lahiriah, arahnya tidak kepada Kristus sebagai kepala.
Dalam kesempatan Ibadah Kaum Muda Remaja telah saya sampaikan bagian dari ayat ini, semoga kaum muda remaja tetap bertahan, kuat, dan berpegang teguh kepada Pengajaran Mempelai.
Itu sedikit saja, satu ayat, supaya nanti kemenangan kita jangan digagalkan oleh orang-orang yang pura-pura merendahkan diri, tetapi sebetulnya mereka manusia duniawi.

Kita kembali pada firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 6.
Wahyu 6: 5-6
(6:5) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
(6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Pada saat Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, tampaklah seekor kuda hitam.
Kuda hitam itu berbicara tentang kedukaan karena kematian yang akan terjadi, di hari-hari terakhir ini.

Kemudian, yang menjadi saksi ...
Wahyu 6: 5
(6:5) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.

Yang menjadi saksi ketika Anak Domba membuka meterai yang ketiga, adalah makhluk yang ketiga.

Kita lihat dulu MAKHLUK YANG KETIGA.
Wahyu 4: 7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Makhluk yang ketiga, mempunyai muka sama seperti muka manusia. Berarti, penghukuman dari meterai yang ketiga ini berkaitan degan kebutuhan manusia sehari-hari.

Wahyu 6: 6
(6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Secupak gandum harganya sedinar, kemudian tiga cupak jelai harganya sedinar, itu menunjukkan bahwa betapa mahalnya nanti firman Allah itu ditemukan, maka saya menghimbau sidang jemaat GPT Betania Serang & Cilegon; berlakulah bijaksana, selagi Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita sebagai panjang sabar-Nya, hargailah firman Tuhan dengan baik, jangan diabaikan, kumpulkanlah firman Tuhan dalam kehidupan kita masing-masing. Buatlah lumbung yang sangat besar sekali di dalam hati untuk penyimpanan firman selagi Tuhan masih memberi kesempatan. Sebab suatu saat nanti firman itu sangat mahal untuk ditemukan.
Itu sebabnya tadi, yang menjadi saksi dalam pembukaan meterai yang ketiga ini adalah makhluk yang ketiga. Karena kaitannya dengan manusia dan kebutuhannya.

Amos 8: 11
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.

Satu kali nanti akan terjadi kelaparan dan kehausan yang begitu hebat melanda dunia, bukan lapar karena makanan, bukan haus karena minuman, melainkan akan mendengar firman Tuhan.
Di atas tadi saya sudah sampaikan, harga firman suatu kali nanti jadi begitu mahal; secupak gandum dihargai sedinar, dan tiga cupak jelai dihargai sedinar, sampai pada akhirnya firman Tuhan tidak ditemukan lagi.
Kalau saat ini kita tidak menghargai kesempatan yang Tuhan beri, bagaimana mungkin bisa bertahan saat Tuhan mengirimkan kelaparan yang hebat nanti? Saya ragukan kondisi kerohanian orang yang seperti ini.
Tidak ada artinya kedudukan dan jabatan yang tinggi bahkan uang banyak apabila terjadi kelaparan yang hebat. Uang yang banyak tidak bisa digunakan untuk mencari firman, maka keliru di hari-hari terakhir ini, berlakulah bijaksana, lapangkanlah hati seluas-luasnya untuk firman Allah, bangunlah lumbung yang besar di dalam hati untuk penyimpanan firman Tuhan, sebagai perbekalan.

Amos 8: 12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.

Saat mereka dalam kelaparan dan kehausan, mereka bertindak dengan dua tindakan:
1.     Tindakan yang pertama: “Mengembara dari laut ke laut.”
2.     Tindakan yang kedua: “Menjelajah dari utara ke timur.”
Sesungguhnya, mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur, adalah suatu tindakan yang keliru dan sangat bodoh.

Tentang MENGEMBARA DARI LAUT KE LAUT.
Ini adalah tindakan yang keliru, seperti yang sudah saya sampaikan di atas.
Karena kalau kita perhatikan dalam kitab Wahyu ...

Wahyu 13: 1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris.
Berarti, kalau mengembara dari laut ke laut,  yang mereka temukan adalah ajaran antikris.

Kita lihat; AJARAN ANTIKRIS.
Wahyu 13: 16-17
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.

Sesungguhnya, orang yang dapat membeli dan menjual adalah orang yang memakai tanda pada tangan kanan atau pada dahinya, yaitu: nama binatang itu atau bilangan namanya.
Inilah aturan yang ditetapkan oleh antikris sebagai suatu ajaran yang harus dipatuhi.

Wahyu 13: 18
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Bilangan (angka) seorang manusia ialah: 666 (enam ratus enam puluh enam).
666 -> tubuh, jiwa, roh telah dikuasai daging. Itu sebabnya bilangannya menjadi 666, karena tubuhnya dikuasai daging, jiwanya dikuasai daging, sampai rohnya dikuasai daging.

Pertanyaannya; SIAPAKAH MEREKA YANG MENERIMA CAP METERAI ANTIKRIS 666 DI TANGAN ATAU DI DAHI? Yaitu ...
Wahyu 13: 16-17
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.

Sesungguhnya orang yang menerima tanda/cap meterai antkris di tangan kanan atau pada dahi, adalah orang yang lemah, sekalipun mereka bebas menjual dan membeli, tetapi sebetulnya mereka sudah binasa.
Jadi, kalau tidak dari sekarang lepas dari ikatan akan uang (cinta akan uang), tidak lepas dari Mamon, saya kuatir dengan orang yang seperti ini karena akan menjadi sasaran dari antikris.
Memang sidang jemaat tidak salah bekerja (mencari uang), tetapi yang terpenting hikmat dan berlaku bijaksana; sehingga dapat menghitung bilangan binatang itu. Jangan sampai menjadi bilangan atau bagian dari pada antikris. Biarlah kita semua menjadi bilangan dalam himpunan yang besar dalam pesta nikah Anak Domba...Wahyu 19:6-9.

Kesimpulannya; roh antikris adalah roh jual beli dan  yang menjadi alat penukarnya adalah uang.
Sesungguhnya anak-anak Tuhan harus memahami dua hal, yaitu:
a.     Asal ada makanan dan pakaian cukuplah”...1 Timotius 6:6.
Ibadah yang disertai rasa cukup akan memberi keuntungan yang besar.
b.    “Cari dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan”...Matius 6:33.
Justru kalau seseorang memburu uang, jatuh dalam berbagai-bagai dosa, karena menyimpang dari iman ... 1 Timotius 6: 9-10. Itulah roh antikris, itulah ajaran antikris. Itulah yang terjadi kalau mengembara dari laut ke laut.

Tentang: MENJELAJAH DARI UTARA KE TIMUR.
Ini juga tindakan yang keliru dari orang yang lapar dan haus.

Mari kita lihat; dari utara ke timur.
Yesaya 14: 12-13
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

 “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.”
Iblis/Setan, yang disebut juga Lucifer (Bintang Timur putera Fajar), mendirikan takhtanya -> dosa kesombongan.
Tujuannya mendirikan takhtanya sendiri: ia hendak mengatasi bintang-bintang Allah.
Perlu untuk diketahui; kesombongan adalah awal dari kejatuhan dalam berbagai-bagai jenis dosa, berarti kalau menjelajah ke sebelah utara, yang ditemukan adalah ajaran Setan, yaitu: menjadi sombong.
Ingat, kalau lebih mengutamakan yang lahiriah, seorang hamba Tuhan bisa menjadi sombong tanpa disadari, sehingga tidak sedikit hamba Tuhan terjatuh dalam berbagai-bagai jenis dosa.
Bantu doa, supaya jangan sampai kita mengadopsi ajaran Setan. Sepertinya firman yang disampaikan bagus, namun fokus pada perkara lahiriah, itu adalah kesombongan, itulah ajaran Setan.

Untung kita memiliki firman Pengajaran Mempelai; besar dan mulia. Dosa sekecil apapun, kesalahan sekecil apapun ditunjukkan oleh Tuhan, sehingga kita tidak salah-salah dalam pengikutan kita kepada Tuhan.
Bersyukurlah kita mendapat pengertian yang benar, kalau tidak, kita juga akan turut menjelajah dari utara ke Timur.

Yesaya 14: 14
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

Malaikat adalah ciptaan Tuhan untuk melayani Tuhan, tetapi kalau akhirnya hendak mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi, dengan demikian, semakin terlihatlah kesombongan dari Bintang timur, putera Fajar.
Kalau pun saudara (anak-anak Tuhan) mempunyai sesuatu hal, yaitu: memiliki harta, memiliki kelebihan di dalam hal yang lahiriah, jangan sombong, jangan adopsi ajaran Setan.
Kebenaran bukan dari mulut, tetapi dari setiap tindakan oleh karena iman. Kita semua harus menjadi Kaleb-Kaleb diakhir zaman, sebab, lain jiwanya, bersama dengan Yosua waktu diutus mengintai tanah Kanaan, jiwa mereka berdua lain, lain dari sepuluh pengintai yang lain, karena dia membawa kabar yang baik, bahwa firman Pengajaran dalam terang-Nya Tabernakel atau pemberitaan firman tentang salib lebih besar dari pada orang-orang yang ada di tanah Kanaan. Tetapi sepuluh pengintai lainnya membesar-besarkan orang-orang Kanaan, seolah-olah raksasa di Kanaan lebih besar dari Salib, lebih besar dari pemberitaan tentang Salib, seolah-olah perkara lahiriah lebih besar dari Salib.
Kalau perkara yang lahiriah lebih besar, maka Salib menjadi kecil, apa yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengecilkan Salib untuk menghadapi masalah? Tidak ada. Tetapi kalau kita membesarkan Salib, perkara lahiriah di bumi jadi kecil. Kalau kerohanian seseorang semakin tinggi sama seperti pesawat semakin tinggi, melihat yang di bawah menjadi kecil, tetapi kalau matanya tertuju pada perkara di bawah, perkara lahiriah, melihat perkara di atas, perkara rohani jadi kecil. Akhirnya ibadah yang intensitasnya tinggi disalahkah, tetapi ibadah yang disertai dengan lahiriah (lebih mengutamakan uang), dibesar-besarkan. Ini adalah ajaran Setan, sombong, lupa siapa dia, siapa Tuhan yang menciptakan, siapa kita yang diciptakan Tuhan.

Yesaya 14: 15
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.

Terlebih dahulu saya sampaikan; kesombongan awal dari kejatuhan. Awalnya Bintang Timur, putera Fajar hendak mengatasi ketinggian awan-awan, menyamai Yang Mahatinggi, namun akhirnya ia dijatuhkan.
Jadi dosa kesombongan awal dari kejatuhan dalam berbagai-bagai jenis dosa. Demikianlah jadinya orang yang menerima ajaran Setan jatuh dalam berbagai jenis dosa, kejahatan, kenajisan.

Kemudian, di sini kita melihat, ada tiga hal yang terjadi oleh karena ajaran Setan ini...
Yesaya 14: 17
(14:17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?

Akibat menerima ajaran Setan (dosa kesombongan):
1.     “Membuat dunia seperti padang gurun.”
Padang gurun itu gersang, kering-kering, tandus, tidak menghasilkan apa-apa, persis seperti ranting yang kering, tidak menghasilkan buah, tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan Tuhan, akhirnya dikumpulkan orang dan dilemparkan ke dalam api neraka.
2.     Menghancurkan kota-kotanya.
Kota-kota hancur, berarti tanpa keramaian kota, artinya: ibadah dan pelayanan menjadi sunyi sepi, pendeknya tanpa ibadah.
Saat ini kita berada di dalam kota Raja Besar, Yerusalem Baru, tempat kita beribadah dan melayani Tuhan.
Sedikit kesaksian; ketika mendoakan seorang anak Tuhan yang sedang sakitn di RSUD Serang bebarapa waktu yang lalu, di situ ada anak Tuhan yang mengaku bahwa gerejanya sedang dihancurkan, diganggu oleh seorang sidang jemaat. Mengapa bisa terjadi kota-kotanya hancur begitu? Tidak lain tidak bukan karena kesombongan.
3.      “Tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah.
Artinya; tetap terikat dan terbelenggu dengan dosa, sehingga yang suam tetap suam, yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis, yang fasik tetap fasik, yang malas tetap malas, tanpa peyerahan diri.
Sesungguhnya tempat kita adalah rumah Bapa yang di Sorga, kita ini menumpang di dunia ini.

Amos 8: 12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.

Menjelajah dari utara ke timur kalau dibandingkan dengan pola Tabernakel (pembangunan rumah Tuhan); di mulai dari timur sampai ke barat.
Berarti, kalau mereka menjelajah dari utara ke timur, itu adalah kekeliruan, tidak sampai pada tujuan yang hakiki, Kristus sebagai Kepala. Kasihan kalau ibadah seperti itu, tidak sesuai dengan pembangunan rumah Tuhan.
Kalau pembangunan di mulai dari timur, berarti di mulai dari pintu gerbang, sampai akhirnya ke barat, berada pada Ruangan Maha Suci/kesempurnaan.
Pintu gerbang, artinya percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Setelah percaya, mau tidak mau, dia harus bertobat, dibenarkan oleh darah Yesus. Selanjutnya dibaptis oleh air, kemudian dibaptis oleh Roh Kudus untuk menerima karunia-karunia Roh. Barulah berada di dalam Ruangan Suci, tempat kudus, di sini terdapat tiga macam alat; (1) meja roti sajian, (2) pelita emas, (3) mezbah dupa. Tiga macam alat ini menunjuk kepada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
-       Meja roti sajian -> Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-       Pelita emas -> Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-       Mezbah dupa -> Ibadah Doa Penyembahan.
Jadi apa yang kita kerjakan ini sesuai dengan pola Tabernakel bukan sesuai dengan pemikiran manusia, artinya, tidak berkanjang pada penglihatan.
Sedangkan puncak dari ibadah adalah Doa Penyembahan, bukan Ibadah Raya Minggu, tetapi kebanyakan orang Kristen hanya mengenal Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Jadi kalau sidang jemaat sudah berada di Ruangan Suci, berarti pembangunan tubuh Kristus sudah tinggal sedikit lagi bahkan tinggal selangkah lagi untuk mengarah pada kesempurnaan, maka tetaplah berada di jalur perlombaan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Pembangunan tubuh Kristus di mulai dari timur sampai ke barat, sedangkan ajaran Setan di mulai dari utara ke timur, pilih yang mana? Jangan egois lagi, pikirkan juga keselamatan keluarga kita, pikirkan perasaan Tuhan yang sudah mengerjakan keselamatan untuk tubuh-Nya (Tabernakel) di atas kayu salib. Dia telah melintas kemah yang lebih besar, yang bukan buatan tangan manusia melainkan diri-Nya sendiri untuk menolong kita.
Selanjutnya, untuk berada di dalam Ruangan Maha Suci kita akan melewati tirai (tabir Bait suci), yaitu, perobekan daging dari atas sampai ke bawah.
Tekun dalam tiga macam ibadah pokok serta rela disalib atau merobek daging dari atas ke bawah, tidak lama lagi kita akan masuk ke dalam Ruangan Maha Suci -> kesempurnaan.

Ibrani 9: 11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

Yesus telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, yaitu: tubuh-Nya sendiri, dipersembahkan di atas kayu salib.

Ibrani 10: 19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Dia telah mengalami perobekan daging di atas kayu salib, maka kita juga harus turut mengalami perobekan daging selama tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Dengan robeknya tabir bait suci (daging) dari atas sampai ke bawah, terbukalah jalan untuk berada di tempat kudus, Ruangan Maha Suci.

Mari kita perhatikan, ketika perobekan daging terjadi...
Matius 27: 50-51
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Tabir Bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, artinya: terjadilah perobekan daging atau penyaliban terhadap daging dari atas (kepala) sampai ujung kaki (bawah).
Pembangunan tubuh di mulai dari timur sampai ke barat, sedangkan ajaran Setan; dari utara ke timur.
Tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok disertai dengan perobekan daging, mulai dari kepala sampai ke kaki (bawah), jangan lagi pertahankan harga diri, egosentris, kesombongan, keangkuhan semua telah disalib (robek), selanjutnya terbuka jalan, untuk berada di tempat kudus.

Setelah terbuka jalan ...
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, berarti, melayani tanpa kepentingan diri dan bukan untuk mencari uang. Sampai pada akhirnya berada di dalam Ruangan Maha Suci.

Saya mau belajar menjadi gembala yang bertanggung jawab.
Melayani bukan karena kepentingan diri, bukan untuk dilihat orang lain, bukan untuk mencari uang. Karena Tuhanku, Tuhan saudara, Tuhan kita besar dan luar biasa, salib-Nya memberi jaminan. Ikut Tuhan jangan pakai logika, jangan karena kepentingan diri, harus dengan tulus dan ikhlas. Orang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusannya.

Pembangunan tubuh Kristus di mulai dari timur sampai ke barat, hasilnya; sempurna, sedangkan ajaran Setan di mulai dari utara ke timur, hasilnya; rohani merosot dan terhilang.
Jadi tiga macam ibadah pokok yang kita kerjakan bukan buatan tangan manusia, betul-betul buatan tangan Tuhan.

Akibat menjalankan ibadah yang keliru:
Kembali kita perhatikan ...
Amos 8: 12-13
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
(8:13) Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;

Resiko mengikuti dua ajaran yang keliru adalah rebah dan lesulah anak-anak dara dan teruna-teruna.
Anak dara dan teruna, menunjuk gereja Tuhan yang rohaninya masih muda bahkan kanak-kanak.
Jadi yang mampu menghadapi masa kelaparan yang hebat adalah mereka yang sudah dewasa rohani, yang telah didewasakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, firman tentang salib.
Mengumpulkan firman Allah (makanan rohani) sebanyak-banyaknya -> orang bijaksana.

Amos 8: 14
(8:14) mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi."

Mereka bersumpah demi Asima, dewi Samaria -> penyembahan berhala, sehingga mereka  rebah dan lesu.

Bagaimana dengan kita apa masih hidup di dalam penyembahan berhala, sementara kita sudah berada di tanah perjanjian ini, yaitu ibadah dan pelayanan.
Sudah tahu kebenaran tetapi mengutamakan yang lahiriah = berhala dua kali lipat. Mengerti kebenaran namun sengaja dilanggar, kekerasan hatinya dua kali lipat = penyembahan berhala dua kali lipat.
Kita bersyukur, karena kita senantiasa diproteksi dan dipelihara oleh Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, sehingga tidak sempat terlanjur-lanjur salah (jatuh dalam dosa).

Kita tidak boleh adopsi dua ajaran keliru ini, yaitu: mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur.
Kalau mengembara dari laut ke laut; dikuasai roh antikris, yaitu: Mamon terikat dengan uang, sedangkan menjelajah dari utara ke timur adalah dosa kesombongan, sebagai ajaran Setan, akibatnya rohani merosot. Melayani tetapi tetap terikat dengan dosa, karena ajarannya dari utara ke timur.
Jadi selagi ada kesempatan, berlakukan bijaksana, buatlah lumbung-lumbung yang besar di dalam hati untuk menyimpan firman. Lapangkanlah hatimu untuk tempat penyimpanan firman, sehingga apabila nanti masa kelaparan terjadi sudah tersedia perbekalan yang berlimpah-limpah sampai kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Seperti Yusuf di tanah Mesir, Tuhan mengutus dia mendahului Yakub (Israel) dan saudaranya, untuk memberi keselamatan dunia, sebab di seluruh dunia akan terjadi resesi yang hebat, kelaparan yang hebat. Berarti Yusuf adalah gambaran dari Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, mempersiapkan kita pada masa kelaparan yang akan terjadi menimpa dunia ini.

Tujuh tahun terjadi kelimpahan, tetapi setelah tujuh tahun kelimpahan terjadi, tujuh tahun kelaparan yang hebat sesuai dengan mimpi Firaun yang pertama yaitu: muncul tujuh lembu yang tambun, setelah itu muncul tujuh lembu yang kurus tapi tujuh lembu yang kurus itu menghabisi tujuh lembu yang tambun. Lalu mimpi yang kedua; tujuh bulir gandum berisi dan bernas, kemudian muncul tujuh bulir yang kosong, tetapi tujuh bulir yang kosong itu menghabisi tujuh bulir gandum yang berisi.
Nabi Yusuf dapat mengartikan mimpi itu kepada Firaun, sehingga pada saat tujuh tahun kelimpahan, disimpanlah perbekalan berlimpah-limpah, baik dari gandum, baik dari hasil tanah yang lain, sehingga pada saat terjadi kelaparan yang hebat, ada persediaan yang berlimpah-limpah.
Oleh sebab itu saya sampaikan tadi; bijaksanalah, jangan sombong lagi, jangan egois lagi, jangan pertahankan harga diri lagi, pikirkan keselamatan, pikirkan perasaan Tuhan Yesus. Kalau kita memikirkan keselamatan, berarti memikirkan hati dan perasaan Tuhan, karena Tuhan yang menciptakan kita.
Sebetulnya Tuhan tidak menghendaki kebinasaan.
Mengembara dari laut ke laut, menjelajah dari utara ke timur,” dua ajaran ini harus ditolak dengan tegas. Saya tidak menunjuk gereja A, gereja B, tetapi sedang marak sekarang dua ajaran ini. Andaikata seorang hamba Tuhan tahu mengartikan atau mendapat pengertian dari Tuhan tentang dua ajaran tersebut, tidak mungkin ada di dalam gereja, tetapi karena dia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, dia tidak mengerti untuk mengadakan suatu pelayanan yang berkenan di hadapan Tuhan persis seperti Saul.
Bersyukurlah kepada Tuhan, kita boleh menikmati kemurahan hati Tuhan, karena sekarang kita telah memahami, bahwa dua ajaran di atas tadi betul-betul keliru, yaitu kesombongan, dan uang.

Wahyu 6: 5-6
(6:5) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
(6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Namun di sini ada pernyataan berikutnya; janganlah rusakkan minyak dan anggur, ini harus diperhatikan.
Di minggu yang akan datang, saya akan menyampaikan tentang minyak, saya akan menyampaikan tentang anggur, jika Tuhan menghendaki tetapi yang pasti;
-       Minyak itu berbicara tentang Roh Kudus. Beribadah dan melayani Tuhan itu adalah kegiatan Roh Kudus, jangan dirusak. Itu sekilas saja tentang minyak.
-       Anggur sukacita, yaitu darah Yesus yang berkuasa mengubah kesusahan menjadi manis. Nanti kita akan berpesta menikmati anggur yang manis, seperti anjing berubah menjadi domba, buah pohon ara berubah menjadi buah anggur. Nanti kita akan lihat di minggu yang akan datang, perubahan karena anggur.

Anjing, adalah gambaran dari bangsa kafir, mengapa? Karena anjing kembali menjilat muntah, artinya; mengulangi kesalahan yang sama, tetapi anjing nanti bisa berubah menjadi domba, buah pohon ara berubah menjadi buah anggur.
Asal sungguh-sungguh tergembala dengan baik, tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Hari-hari ini doa saudara semakin didengar oleh Tuhan dan saya rasakan kuasa doa-doa saudara. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment