KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 10, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 05 FEBRUARI 2017



IBADAH RAYA MINGGU, 05 FEBRUARI 2017
WAHYU PASAL ENAM
(SERI 9)

Subtema: DIKARUNIAKAN SEBILAH PEDANG YANG BESAR.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan kembali untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 6: 4.
Wahyu 6: 4
(6:4) Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.


Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, majulah seekor kuda merah padam.
Kuda merah padam -> amarah yang sangat besar dan yang akan terjadi menimpa dunia ini.

Kemudian, kepada orang yang menunggangi kuda merah padam dikaruniakan dua hal, yaitu;
I. DIKARUNIAKAN KUASA UNTUK MENGAMBIL DAMAI SEJAHTERA DI ATAS BUMI
Ini berlangsung tepatnya pada pertengahan tujuh masa, atau 3,5 tahun yang kedua.
Saya akan tunjukkan ayatnya ...
Daniel 9: 27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Pada pertengahan tujuh masa, berarti 3.5 tahun yang kedua nanti dihentikanlah korban sehari-hari, yaitu: korban sembelihan dan korban santapan sebagai pendamaian, sehingga damai sejahtera tidak ada lagi di bumi ini (damai sejahtera diambil dari atas muka bumi ini).
Jadi, kita bersyukur, kita masih mendapatkan kesempatan untuk mengadakan persekutuan dengan Tuhan, sehingga lewat persekutuan yang indah ini, kita boleh merasakan korban pendamaian (dosa kita diperdamaikan kepada Allah di atas kayu salib).
Jadi, 3.5 tahun yang pertama Tuhan bekerja dengan luar biasa untuk memberkati, untuk menyucikan seluruh kehidupan kita masing-masing, tetapi setelah 3.5 tahun yang pertama, maka akan terjadilah pertengahan tujuh masa (3.5 tahun yang kedua), korban pendamaian diambil, sehingga damai tidak ada lagi di bumi.
Dan kalau dikaitkan dengan kitab Wahyu, itu terjadi tepatnya pada kitab Wahyu 12.

Kemudian, kepada orang yang menunggangi kuda merah padam dikaruniakan dua hal, yaitu;
II. DIKARUNIAKAN SEBILAH PEDANG YANG BESAR.
Kita maju terus, kita akan melihat sebilah pedang yang besar dan tajam.
Yohanes 12: 47
(12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.

Perhatikan kalimat berikut ini: “Sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan, dengan kata lain Yesus datang untuk memperdamaikan dosa dunia.

2 Korintus 5: 18-19
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Yesus Kristus datang ke dunia untuk memperdamaikan dosa manusia dengan Allah, berarti menjadi pengantara antara Allah dengan manusia. Selanjutnya, ia mempercayakan berita pendamaian itu kepada orang-orang yang diutus, yaitu hamba-hamba Tuhan dan gembala-gembala yang Tuhan tetapkan.

2 Korintus 5: 20
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Selanjutnya, berilah dirimu untuk diperdamaikan dengan Allah.
Jadi, Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib. Allah tidak hanya berfirman, sebab kalau Allah hanya berfirman, akhirnya masing-masing orang akan membawa hukumnya, sehingga tidak segan-segan mempersalahkan si A si B, memperkarakan si A dan si B ke pengadilan. Oleh sebab itu mau tidak mau, Yesus harus turun ke bumi, datang ke dunia untuk memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib kepada Allah, pengantara antara Allah dengan manusia, penyambung/penghubung antara bumi dengan langit (sorga).
Berdamai dengan Allah berarti, menghargai nasihat firman yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan yang diutus.

Tuhan sudah mempercayakan berita pendamaian kepada orang-orang yang diutus, yaitu, hamba-hamba  Tuhan, kepada gembala sidang yang ditetapkan oleh Tuhan. Lewat utusan ini kita menerima nasihat firman, berikanlah dirimu diperdamaikan dengan Allah.

2 Korintus 5: 21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Tujuan menerima berita pendamaian: supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dia yang benar dari sorga, dijadikan dosa di atas kayu salib, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Yohanes 12: 47
(12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.

Jadi jikalau seseorang mendengar perkataan Yesus tetapi tidak melakukannya, Ia (Yesus Kristus) tidak menjadi hakimnya.
Lalu siapa yang menjadi hakimnya?

Yohanes 12: 48
(12:48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

Kalau saat ini kita menolak firman Allah, Yesus tidak akan menjadi hakimnya, yang menjadi hakimnya adalah firman Allah, dan itu terjadi pada akhir zaman.

Kita lihat dulu peristiwa itu...
Wahyu 19: 15
(19:15) Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.

Di sini kita melihat; keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa, yaitu orang-orang yang menolak perkataan-Nya, menolak firman Allah.
Hari ini kita menolak firman Allah, Tuhan tidak langsung hukum dan Tuhan tidak langsung binasakan, masih diberi kesempatan untuk akhirnya kita diperdamaikan dengan Allah, tetapi kalau terus mempertahankan kekerasan hati, di akhir zaman nanti yang menjadi hakimnya adalah sebilah pedang yang tajam, itulah firman Allah sendiri. Ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan sampai kita menjalankan ibadah namun tetap keras hati, tidak mau berubah.
Hargailah kesempatan ini sebagai panjang sabarnya Tuhan.

Wahyu 19: 19-20
(19:19) Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya.
(19:20) Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.

Binatang (yang keluar dari dalam laut), raja-raja di bumi, serta tentara-tentara mereka, nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi), dan orang-orang yang menerima tanda dari binatang (yang keluar dari dalam laut), dan yang menyembah patungnya. Inilah DAGING BESAR yang akan dihakimi oleh sebilah pedang besar dan tajam.

Pedang besar menghakimi daging besar karena daging besar, kandungan di dalamnya adalah keras hati yang besar. Inilah yang akan dihakimi oleh sebilah pedang tajam.

Mari kita lihat...
Daging besar secara terperinci, yaitu;
-       Binatang (yang keluar dari dalam laut) -> antikristus. Anti kepada Kristus, anti kepada salib-Nya.
Mengapa disebut binatang yang keluar dari dalam laut? Sebab dia berasal dari lautan dunia ini. Itu hanya kiasan saja.
-       Raja-raja di bumi, serta tentara-tentara mereka -> orang-orang yang sudah melayani.
-       Nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi), pekerjaannya; menyesatkan banyak orang.
-       Orang-orang yang disesatkan, yaitu;
a.     Orang-orang yang menerima tanda/cap meterai dari antikris 666 di dahi atau di tangan kanan, sehingga dengan cap ini nanti mereka bebas menjual dan membeli, tetapi orang yang tidak memiliki cap tidak diperbolehkan untuk menjual dan membeli. Jadi roh antikris itu roh jual beli.
b.     Menyembah patung binatang itu = menyembah berhala, yaitu uang atau Mamon.
Kalau tidak dari sekarang kita terlepas dari Mamon atau ikatan akan uang, ini beresiko tinggi. Maka kita patut bersyukur kepada Tuhan, kalau ada kesempatan bagi kita untuk mempersembahkan korban, apa yang bisa kita persembahkan, itu kemurahan. Kesempatan yang seperti itu jangan pernah dilewatkan, itu adalah kemurahan Tuhan. Memang sepertinya tidak masuk akal, tetapi itu adalah kemurahan Tuhan.

Kesimpulannya; kedua binatang tersebut dan pengikut-pengikutnya akan dihakimi oleh sebilah pedang tajam dan besar.
Jadi, kalau hari ini masih tetap mempertahankan kekerasan hati menolak firman, bukan berarti firman Allah itu tidak berkuasa untuk menghakimi, tetapi Tuhan masih memberi kesempatan, nantipenghakiman dari pedang yang besar akan terjadi diakhir-akhir zaman.
 
Wahyu 19: 17-18
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
(19:18) supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."

Suatu kali akan terjadi pesta burung-burung, dimana daging besar telah ditunggangi oleh roh najis.
Persamaannya; daging besar masuk dalam perjamuan kawin mengawinkan, yang disebut juga pesta seks bebas. Ini adalah suatu kumpulan besar yang disebut juga tubuh Babel.
Jadi mereka yang masuk dalam kumpulan besar ini adalah tandingan dari perjamuan malam pesta kawin Anak Domba Allah.
Pesta burung-burung ini pesta besar, bukan pesta kecil-kecilan. Daging-daging akan menikmati pesta pora, makan minum dan kawin mengawinkan.
Kumpulan besar ini disebut juga tubuh Babel, tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi, dan ini tandingan dari pesta kawin Anak Domba Allah (Wahyu 19: 6-9).
Pendeknya; orang yang menolak berita pendamaian akan dikumpulkan dalam pesta daging, pesta pora, makan minum dan kawin mengawinkan.

Jadi, ada dua pesta besar akan terjadi sekaligus bersamaan, yaitu;
1.     Pesta rohani atau perjamuan malam pesta kawin Anak Domba Allah = pesta rohani yang besar .. Wahyu 19: 7-9.
2.     Pesta dari daging, juga ini pesta besar dari roh-roh jahat dan roh-roh najis... Wahyu 19: 17-21.

Namun kita tidak mungkin berada di dua tempat dengan waktu yang sama.
Jadi, saya menghimbau, pilihlah salah satu; berada di dalam pesta rohani atau berada di dalam pesta daging?
Sebab tidak mungkin kita berada sekaligus di dua tempat yang berbeda.
Ini himbauan saya sebagai gembala yang ditetapkan oleh Tuhan, sebagai bukti tanggung jawab saya kepada Tuhan terhadap sidang jemaat. Sekali lagi saya himbau; pilihlah salah satu, berada di dalam pesta daging atau pesta rohani?
Tidak ada di sini dan di sana, tetapi pilih salah satu. Dalam satu kesempatan beribadah dan melayani, dalam satu kesempatan menikmati dosa kenajisan, itu tidak bisa, karena kedua-duanya bersamaan, berjalan dengan waktu yang sama. Pilihlah salah satu.

Kita suatu himpunan di dalam Tuhan, kita menikmati perjamuan malam. Kita boleh duduk makan untuk menikmati hidangan, oleh sebab itu perhatikan apa yang sudah Tuhan hidangkan dalam kesempatan tiga macam ibadah pokok termasuk Ibadah Raya Minggu malam ini, dengar, jangan tolak, nanti yang menjadi hakimnya adalah firman itu sendiri.
Dia menjadi korban sembelihan, lembu-lembu sudah dihidangkan sebagai korban pendamaian, perhatikan baik-baik.

Tadi ada dua pilihan, kalau kita memilih PESTA ROHANI, mari kita baca ...
Wahyu 19: 7-9
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan malam pesta kawin Anak Domba Allah.
Kita sudah memulainya dari sejak sekarang lewat perhimpunan ini, kita berada dalam perjamuan, Tuhan sudah menyediakan hidangan, tinggal kita nikmati, jangan ditolak.

Kita lihat; PERJAMUAN MALAM.
Matius 26: 26-28
(26:26) Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
(26:27) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.
(26:28) Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Dalam perjamuan malam sebelum Yesus ditangkap untuk disalibkan, bersama-sama dengan murid-murid, mereka makan tubuh Yesus dan minum darah Yesus.
-       Makan roti yang dipecah-pecahkan = makan tubuh Yesus.
-       Minum dari cawan = minum darah Yesus.
Sebab tubuh Yesus adalah benar-benar makanan, darah Yesus adalah benar-benar minuman.
Kita bersyukur punya Tuhan Yesus, kalau hanya hukum dua loh batu (Allah berfirman), tanpa praktek salib, habislah/binasalah manusia. Siapa yang memperdamaikan dosa kita kepada Allah, sementara masing-masing merasa diri hebat, lebih pintar, lebih benar, lebih suci, sehingga saling menuduh, saling mempersalahkan dan saling membela diri.
Itulah fenomena yang sedang terjadi, karena mereka tidak memiliki Tuhan Yesus. Kalau memiliki Tuhan Yesus; berarti pikul salibnya. Memikul berarti sama dengan menerima berita pendamaian, menikmati tubuh dan darah Yesus.

1 Korintus 11: 23-25
(11:23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
(11:24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
(11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

Kita menjadi suatu himpunan untuk menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus.
Kalau kita dengan segala kerendahan hati ada di dalam perhimpunan ini, menikmati korban Kristus, makan roti yang dipecah-pecahkan yang adalah tubuh Yesus dan minum dari cawan, itulah darah Yesus, berarti memberi diri untuk diperdamaikan.

Jadi, kebenaran yang diterima dari Tuhan oleh Rasul Paulus, itu dilanjutkan kepada sidang jemaat di Korintus.
Maka saya pun sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, itu harus saya teruskan, sehingga lewat himpunan ini, persekutuan ini, kita boleh menikmati korban Kristus, tubuh dan darah-Nya, supaya kita diperdamaikan dengan Allah.
Kita berdamai dengan Allah karena korban Yesus Kristus, menikmati tubuh dan darah-Nya.

Jadi Rasul Paulus itu hebat. Pendiriannya tentang kebenaran tidak berubah-ubah. Sekalipun orang Yahudi menghendaki mujizat, tanda-tanda heran, dan sekalipun orang Yunani (yang mewakili bangsa kafir)mencari hikmat, mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku, tetapi Rasul Paulus, tetap memberitakan firman tentang Yesus yang disalibkan. Itulah yang diteruskan kepada jemaat di Korintus.
Hari-hari ini banyak gereja yang hanya mencari mujizat. Tetapi saya mau belajar juga sama seperti Rasul Paulus, itu yang akan saya teruskan, supaya kita sama-sama menikmati korban Kristus, kemurahan-Nya, kita diperdamaikan dengan Allah.

1 Korintus 11: 26
(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Menikmati korban Kristus berarti memberitakan kematian Yesus Kristus sampai Ia datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Dia adalah Imam Besar, Dia telah memperdamaikan dosa kita. Dia telah berdoa untuk kita, bukan kita yang berdoa kepada Dia. Itulah hebatnya Tuhan kita. Nanti Dia akan datang kembali sebagai Raja dan sebagai Mempelai Laki-laki, supaya terwujud perjamuan malam pesta kawin Anak Domba Allah, karena tadi kita sudah memilih pesta rohani, bukan pesta daging, yaitu: pesta pora, makan minun, kawin mengawinkan. Jangan mendua hati.

Dengan menikmati korban Kristus, berarti kita ini telah memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang kembali.

2 Korintus 4: 8-10
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Orang-orang yang ditindas, yang habis akal, dianiaya, dihempaskan, adalah orang yang membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya, supaya kehidupan Yesus menjadi nyata di dalam tubuhnya.
Kalau kita membawa kematian Yesus; pada saat ditindas tidak bersungut-sungut, ketika habis akal tetap tidak bersungut-sungut, ketika dianiaya tidak bersungut-sungut, ketika dihempaskan pun tidak bersungut-sungut.

Tertindas, habis akal, teraniaya, dihempaskan, tetapi tidak bersungut-sungut, karena senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya, maka kehidupan Yesus menjadi nyata di dalam hidupnya.
Nasihat firman yang disampaikan oleh utusan Tuhan (hamba Tuhan), gembala sidang yang ditetapkan, terimalah dengan segala kerendahan hati jangan bersungut-sungut, terimalah nasihat, berilah diri untuk diperdamaikan, nikmatilah korban Kristus, bawalah kematian Yesus dalam tubuh masing-masing, supaya Yesus nyata dalam kehidupan kita masing-masing.
Ketika Dia dipersalahkan, Dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Dari sejak di taman Getsemani, di situ Dia sudah menunjukkan kasih-Nya, kemurahan-Nya supaya kehidupan kita nanti diperdamaikan.
Ketika Petrus memutuskan telinga salah seorang hamba dari pada imam besar Kayafas yang hendak menangkap Yesus, sebaliknya Yesus mengambil telinga yang terputus dan disambung kembali. Dari situ sudah terlihat bahwa Dia telah membawa berita pendamaian. Sampai nanti dibawa ke hadapan imam besar Kayafas, di situ Dia difitnah, dituduh oleh saksi-saksi palsu, baik imam-imam kepala, tua-tua, ahli-ahli Taurat orang Yahudi, namun Dia tetap berdiam diri. Juga hal yang senada terjadi ketika Dia di hadapan Pilatus, Herodes, kembali ke Pilatus. Itulah berita pendamaian. Semua itu berita pendamaian.

Kalau kerajaan Yesus dari bumi, maka sudah barang tentu Dia akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tetapi karena Kerajaan-Nya dari Sorga, maka Dia harus menyatakan berita pendamaian.
Ia datang ke dunia bukan untuk menghakimi, tetapi untuk memperdamaikan dosa manusia. Kalau Dia membalas kejahatan dengan kejahatan, itu adalah kehendak-Nya sendiri, bukan kehendak Allah. Betapa hebatnya berita pendamaian itu.
Biarlah kehidupan Yesus nyata dalam kehidupan kita masing-masing. Menikmati korban Kristus, berita pendamaian ini, kita membawa kematian Yesus sampai Dia datang, dan biarlah pribadi Yesus nyata dalam kehidupan kita semua.
Harus ada perbedaan, dengan orang-orang di luaran sana, orang-orang dunia yang tidak mengenal kebenaran sampai kita mempunyai jiwa lain, tidak sama dengan orang luaran sana.

2 Korintus 4: 7
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

Harta dalam bejana tanah liat, adalah: kekuatan yang melimpah-limpah.
Kehidupan kita ini persis seperti bejana tanah liat; kalau bejana tanah liat (buli-buli atau vas bunga) ada di tangan, dia masih aman, tetapi kalau lepas dari tangan, dan terjatuh, dia hancur berkeping-keping, itu adalah kehidupan manusia daging, lemah tak berdaya/rapuh.
Harta dalam bejana tanah liat, itulah kematian Yesus dalam hidup kita masing-masing. Bersyukur dalam himpunan ini kita menikmati tubuh dan darah Yesus, korban Kristus, kita menikmati berita pendamaian, supaya kita membawa kematian Yesus, di situ ada kekuatan yang luar biasa, yang tidak bisa diselami, di luar akal pikiran manusia.

Matius 24: 27-28
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."

Dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna,  berarti menikmati Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel yang begitu sistematis seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pula kedatangan Anak Manusia.

“Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.”
Tubuh Kristus yang dikorbankan di atas kayu salib adalah tempat yang dirindukan oleh orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan kembali untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Tubuh Yesus yang dikorbankan menjadi kerinduan kita, kerinduan dari orang-orang yang menantikan kedatangan Yesus kembali. Sebaliknya, kalau kita tidak menikmati tubuh Yesus yang dikorbankan, berarti tidak rindu untuk menantikan kedatangan Tuhan.

Yesaya 40: 28-29
(40:28) Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
(40:29) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

Dia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, dari ujung ke ujung semua diperhatikan, dan tidak terselami pengertian-Nya. Pengalaman kematian tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia; dianiaya, ditindas, dihempaskan tetapi mampu menanggung segalanya, sungguh luar biasa, dan sungguh heran kuasa Tuhan kita Yesus Kristus.

Sampai hari ini Dia bekerja untuk mengerjakan seluruh kehidupan kita, Dia tidak terlelap, Dia tidak tertidur, dan Dia tidak lelah dan tidak lesu. Dia perhatikan dari ujung ke ujung, dari Timur ke Barat, dari Utara sampai ke Selatan, seluruhnya, seantero dunia ini diperhatikan oleh Tuhan.

Yesaya 40: 30
(40:30) Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

Yang muda rohani, laki-laki dan perempuan, jatuh dan tersandung, tetapi yang menanti-nantikan kedatangan-Nya tetap memiliki kekuatan, tidak letih dan tidak lesu, persis seperti burung nasar -> orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan.

Yesaya 40: 31
(40:31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Tuhan memberi kekuatan ekstra luar biasa karena kita membawa kematian Yesus dalam tubuh kita semua.
Dalam penantian ini untuk kedatangan Yesus yang kedua kali banyak persoalan, banyak masalah, banyak hal yang tidak bisa diduga oleh akal pikiran. Tetapi bagi yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan, tidak letih, tidak lesu sekalipun banyak menghadapi ujian dan persoalan. Oleh sebab itu kita rindu tempat dimana burung nazar menikmati bangkai (tubuh Yesus yang dikorbankan).
Puji Tuhan, Tuhan Yesus baik kepada kita semua.

Wahyu 19: 9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Pesta nikah Anak Domba itu suatu kali akan terjadi. Perkataan ini adalah tepat dan benar, tidak perlu diragukan.
Oleh sebab itu kita patut bersyukur karena menikmati firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, yang membawa kita masuk dalam perjamuan malam, pesta kawin Anak Domba Allah.
Jadi tidak usah diragukan, justru bersyukur. Kita punya keluarga yang belum mengenal pengajaran mempelai, itu harus kita gumuli, tentu kita tidak menginginkan keluarga kita terhilang dari Tuhan sampai akhirnya binasa.
Orang-orang yang menolak firman, sepertinya aman-aman saja, tetapi suatu kali nanti akan tiba waktunya dia akan berhadapan dengan sebilah pedang besar dan tajam, yaitu firman Allah. Ini yang harus kita waspadai.
Pengajaran Mempelai, membawa kita dalam perjamuan malam, pesta nikah Anak Domba Allah, perkataan ini tepat dan benar, tidak perlu diragukan.

Dalam Injil Yohanes 12, mereka yang sudah masuk dalam pesta nikah Anak Domba adalah mereka yang berada dalam terang...YOHANES 12:44-46. Siapa yang berada dalam terang? Yaitu mereka yang telah dipanggil dalam kegelapan, ditebus oleh darah Yesus, selanjutnya dipilih, berarti melayani Tuhan, dengan catatan tetap setia sampai Dia datang pada kali yang kedua.
Siapa yang setia itu? Mereka itu adalah yang membawa kematian Yesus dalam tubuhnya sehingga memperoleh kekuatan yang luar biasa, ekstra, yang tidak bisa dipikirkan oleh pikiran manusia.
Selamat menantikan kedatangan Tuhan kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment