KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 25, 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 19 April 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 19 April 2017
(Seri 113)

"KITAB KOLOSE"

SubtemaPENGAMPUNAN TANPA BATAS.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebentar kita akan merendahkan diri di bawah kaki salib Tuhan, namun kita merasakan duka karena kematian salah satu anak sekolah Minggu yang ada di Pos PCI yang bernama Clara Simanjuntak, meninggal karena jatuh dari sepeda motor dan ini harus jadi pelajaran penting bagi kita semua supaya setiap orang yang naik sepeda motor memakai helm walaupun jaraknya dekat. Jangan suka mengabaikan hal yang kecil, padahal itu nanti yang akan menolong kita. Disebut hamba yang baik dan setia karena bertanggungjawab / memperhatikan dalam hal yang kecil, tidak akan dipercaya tanggungjawab dalam perkara besar kalau kita tidak memperhatikan hal-hal yang kecil.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan, dari surat yang dikirim oleh rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan itu terlihat dari setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya; orang yang masih berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa/pelanggaran.
1.   Mengikuti jalan dunia ini.
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari pada anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau anak Tuhan mengalami kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa dihadapan Tuhan.
2.   Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan kepada Allah.
3.   Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk diketahui;
-       Hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara di atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan.
-       Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya mereka yang berada di bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat itu tidak menyelamatkan tetapi membinasakan karena hukum Taurat itu merangsang dosa di dalam anggota-anggota tubuh.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah, berarti; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
Orang yang semacam ini adalah orang yang tidak memiliki hikmat dari Tuhan.   

Lebih rinci tentang YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-12

(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya; BINASA, berujung pada kematian yang kekal.

Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

“Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.”
Persis seperti bangsa Israel setelah penyembelihan Anak Domba Paskah pada waktu senja, besok paginya mereka telah dilepaskan dari perbudakan Mesir dan Firaun sehingga dengan dua tangan Tuhan yang kuat mereka dibawa masuk ke tanah Kanaan, tanah perjanjian, dengan maksud supaya mereka dapat beribadah dan melayani Tuhan.
Jadi dengan dua tangan Tuhan yang kuat ini bangsa Israel mendekat kepada Allah.

Kalau kita malam ini dapat menjalankan ibadah doa penyembahan dan selanjutnya kita tersungkur di bawah kaki salib Tuhan, sujud menyembah kepada Tuhan, semua karena darah salib Kristus, kemurahan hati Tuhan, bukan karena kekuatan dan kemampuan kita. Kemampuan daging terbatas untuk membawa diri rendah di kaki salib, siapapun dia, sehebat, sepintar, seahli apapun dia di muka bumi ini. Ukuran menyembah adalah satu jam, tetapi perhatikanlah manusia daging, manusia duniawi yang hidup menurut keinginan daging, jangankan menyembah satu jam di bawah kaki salib, sepuluh menit saja itu terasa berat sekali.
Jadi, kemampuan daging terbatas untuk membawa kita rendah di bawah kaki salib, namun oleh karena darah Kristus malam ini kita datang untuk sujud menyembah kepada Dia.

Efesus 2:14-16
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

Pendeknya, kedua pihak telah dipersatukan yaitu; baik pihak yang jauh maupun pihak yang dekat.
Sebetulnya ketika kedua pihak itu dipersatukan itu merupakan sesuatu yang tidak masuk akal secara manusia / logika, mustahil secara duniawi karena kedua pihak ada dalam kelemahannya masing-masing.
Kalau ada dua orang dengan segala kelemahannya masing-masing keduanya tidak akan mungkin bisa dipersatukan, tetapi apa yang mustahil bagi manusia, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil karena yang menjadi jaminannya adalah darah salib Kristus. Di dalam darah salib segalanya mungkin, tidak ada yang mustahil bagi Dia, maka mengikuti Tuhan jangan setengah-setengah, biarlah kita mengikuti Tuhan dengan ditandai darah dari ujung kepala sampai ujung kaki (penuh dengan pengorbanan). Jadi pengorbanan tidak pada kaki saja, atau tangan saja, tetapi dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Kelemahan dari kedua pihak.
PIHAK YANG JAUH à Bangsa kafir =  orang-orang yang tidak bersunat.
Arti rohaninya; hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan daging = belum ada penanggalan kulit khatan.

Gambaran dari bangsa kafir...
2 Petrus 2:21-22
(2:21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Artinya; kembali mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama (yang dahulu pernah ia lepaskan) sehingga dengan demikian bangsa kafir menjadi najis di hadapan Tuhan.
Jadi inilah yang menjadi kenajisan bangsa kafir yaitu; mengulangi kesalahan yang sama yang pernah ia lepaskan.

PIHAK YANG DEKAT à Bangsa Israel / orang-orang Yahudi = orang-orang yang bersunat yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia.
Sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia à ibadah, pelayanan, persembahan bersifat lahiriah.

Matius 15:7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku” = menjalankan ibadah secara lahiriah dari orang-orang munafik.
Kalau seseorang menjalankan ibadah secara lahiriah menunjukkan bahwa dia orang munafik.
Memuliakan Allah dengan bibirnya tetapi hatinya jauh dari pada Tuhan berarti mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan sementara Tuhan hanya berkenan kepada manusia batiniah, sebab Tuhan melihat hati, kalau manusia melihat apa yang dapat dilihat oleh mata manusia, sedangkan Tuhan melihat hati. Apa artinya kita menjalankan ibadah secara lahiriah? Menjalankan ibadah secara lahiriah itu = menjalankan ibadah buatan tangan manusia, seperti bangsa Israel disunat, sunat yang dikerjakan oleh tangan manusia, itu tidak ada artinya sebab Tuhan berkenan kepada manusia batiniah.


Matius 15:9
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Menjalankan ibadah lahiriah = menjalankan ibadah yang sia-sia, sementara untuk menjalankan ibadah dan pelayanan ini ada yang harus dikorbankan yaitu: tenaga, pikiran, waktu, perasaan, harta, uangnya. Pengorbanan akan menjadi sia-sia kalau ia menjalankan ibadahnya secara lahiriah, seperti orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat, tidak mengandung janji.
Itu adalah suatu kerugian berkorban tetapi tidak ada hasilnya, jauh lebih baik tidur di rumah, enak bagi daging dari pada menjalankan ibadah secara lahiriah dengan penuh pengorbanan tetapi dengan kesia-siaan, tidak ada artinya. Tetapi saya tidak menganjurkan saudara untuk tidur di rumah, yang saya anjurkan adalah supaya saudara sungguh-sungguh, jadi jangan ngantuk-ngantuk ketika ibadah, jangan merasa pernah terpaksa beribadah.

Perhatikan kalimat: “Ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia”  = sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia.
Musa telah menerima petunjuk dari Tuhan untuk mendirikan kemah / Tabernakel itulah yang disebut kemah buatan tangan manusia, tetapi yang jauh lebih dari pada itu ada lagi kemah yang sempurna yaitu kemah yang lebih besar yang bukan dibuat oleh tangan manusia.
Yesus Kristus adalah Tabernakel sejati sebab Ia telah melintasi kemah yang lebih besar, sempurna, yang bukan buatan tangan manusia. Tetapi bukan berarti Tabernakel yang dibangun oleh Musa menurut petunjuk yang Ia terima di atas gunung Sinai harus kita buang, namun yang kita lihat / perhatikan adalah, arti rohaninya bukan buatan tangan manusianya.
Ini juga yang menajiskan bangsa Israel / orang-orang Yahudi.
Jadi kenajisan bangsa Kafir karena mengulangi kesalahan yang sama, sedangkan kenajisan dari bangsa Yahudi juga karena menjalankan ibadah secara lahiriah. Jadi sama-sama dalam kelemahannya.

Roma 3:1-2
(3:1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
(3:2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.

Kelebihan orang-orang Yahudi adalah: Sunat dan kepada mereka dipercayakan firman Tuhan.

Roma 2:22-23
(2:22) Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
(2:23) Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?

Orang-orang Yahudi bermegah atas hukum Taurat (firman Allah) tetapi mereka tidak hidup di dalamnya = menghina firman Allah.
Salah satu bukti-bukti dari hukum Taurat; “jangan berzinah”, tetapi mereka sendiri berzinah / menduakan hati Tuhan. apa artinya hukum Taurat, kalau tidak hidup di dalamnya.
Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena kepada kita dipercayakan kemurahan Tuhan itulah yang disebut firman kasih karunia lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel di dalam firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan dalam terang-Nya Roh Kudus, tetapi kalau kita tidak hidup di dalamnya semua menjadi sia-sia. Memang tidak bisa dipungkiri adalah suatu kebanggaan memiliki firman kasih karunia, tetapi kalau hanya bermegah namun tidak hidup di dalamnya = menghina Allah yang hidup.
Itu sebabnya, saudaraku, saya kuatir sekali apabila memahami banyak rahasia tentang kerajaan sorga tetapi tidak bisa mengimbanginya nanti sama seperti ahli Taurat mengerti tentang hukum-hukum Allah tetapi tidak hidup di dalamnya.

Perlu untuk diketahui: firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini ibarat dosis tinggi, kalau kita biasa menikmati dosis tinggi maka tidak mempan dengan dosis rendah. Kalau terbiasa memiliki Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel tetapi tidak hidup di dalamnya, resikonya adalah kebal terhadap dosa, susah untuk diubahkan. Ini resiko yang besar, tetapi kita sudah siap dengan segala resiko, karena kalau kita tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang Anak Allah kita tidak mungkin mencapai kedewasaan rohani, mustahil.

Roma 2:24
(2:24) Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."

Bukti bangsa Israel menghina Allah: bangsa – bangsa lain menghujat Allah, karena bangsa Israel tidak hidup sesuai dengan hukum – hukum Allah (firman Allah), yang mereka terima dari Tuhan.
Bangsa Israel adalah umat pilahin sebab itu mereka disebut harta yang indah, milik kepunyaan Allah, bangsa yang kudus, imamat rajani à orang-orang yang melayani Tuhan. Melayani Tuhan tanpa kekudusan, tidak memiliki kebenaran firman = menghina Allah sebab orang lain akan menghujat Allah karena kita tidak hidup di dalam kebenaran firman Tuhan. Maka jangan heran kalau tiba-tiba ada orang lain berkata; percuma kamu melayani Tuhan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok tetapi kelakuanmu seperti itu, ini harus diperhatikan. Nanti sebentar kita akan tersungkur di bawah kaki Tuhan, kita minta ampun karena menerima firman Allah, menerima pengajaran Mempelai tetapi tidak hidup di dalamnya, orang lain menghujat Allah. Jangan sampai nanti kita seperti babi dan anjing tadi, tidak menghargai barang yang kudus (firman Allah).

Sebetulnya ini adalah nubuatan Yesaya...
Yesaya 52:4
(52:4) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dahulu umat-Ku berangkat ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, lalu Asyur memeras dia tanpa alasan.

Dahulu bangsa Israel;
1.     Tinggal di Mesir sebagai orang asing (pendatang) dan mereka diperbudak dengan kerja paksa sampai memahitkan hati, dan hidup mereka.
Kalau seseorang berada dalam perbudakan dosa tanpa hari perhentian (ibadah dan pelayanan kepada Tuhan), maka akan memahitkan hati dan hidup seseorang.

Kita bersyukur Tuhan memberikan kita hari perhentian supaya dosa dieksekusi habis. Senin, selasa kita berbuat dosa, rabu dosa kita dieksekusi lewat ibadah doa penyembahan. Kamis mungkin melakukan kesalahan, Jumat lewat ibadah pendalaman Alkitab dosa dieksekusi kembali. Sabtu tidak sempat berbuat dosa, yang masih muda karena masuk dalam Ibadah Kaum Muda remaja, yang sudah tua (tidak ikut ibadah kaum muda remaja), Sabtu berbuat dosa, Minggu di bombardir kembali oleh firman Allah, dosa dieksekusi. Kita bersyukur Tuhan memberi kita hari perhentian seperti kumpulan orang banyak yang datang dari empat penjuru bumi; Timur, Barat, Utara selatan, mereka berdiri di hadapan takhta Allah, takhta Anak Domba, memakai pakaian putih / jubah putih dan di tangan mereka ada daun-daun palem.
Daun palem berbicara tentang pondok Daun / hari raya Tabernakel / hari raya perhentian kekal (kerajaan sorga).

2.     Asyur memeras tanpa alasan.
Bangsa Israel diperas oleh Asyur dengan membayar upeti / membayar pajak dengan paksa.
Inilah keadaan bangsa Israel dahulu, namun Tuhan membebaskan, melepaskan mereka dari perbudakan Mesir (Firaun), kemudian membebaskan mereka dari upeti / membayar pajak dengan paksa.

Saudaraku kalau seseorang hidup di dalam hawa nafsu daging, maka orang seperti ini akan sama seperti bangsa Israel yang dipaksa membayar upeti / pajak kepada Asyur dengan paksa dan itu membuat orang susah. Lihat orang yang hidup menurut keinginan daging, ingin ini, ingin itu, seperti Israel dipaksa bayar pajak. Itulah yang memahitkan seseorang sampai akhirnya menjadi miskin rohani, Tuhan tidak mau itu.

Yesaya 52:5
(52:5) Tetapi sekarang, apakah lagi urusan-Ku di sini? demikianlah firman TUHAN. Umat-Ku sudah dirampas begitu saja. Mereka yang berkuasa atas dia memegahkan diri,

Bangsa – bangsa lain menghujat Allah karena bangsa Israel telah menghina nama Tuhan.
Jadi di sini kita melihat Nebukadnezar dan Babel merampas bangsa Israel setelah mereka ditebus dan dilepaskan dari Mesir dan Asyur.
Babel à tempat roh jahat dan roh najis. Karena mereka telah dirampas ke Babel, Tuhan berkata; “Tetapi sekarang, apakah lagi urusan-Ku di sini?” Tuhan telah capek melihat bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan. Kelebihan mereka adalah sunat dan hukum Taurat, tetapi tidak hidup di dalamnya sehingga bangsa-bangsa lain menghujat nama Tuhan, bermegah atas mereka.
Kalau Tuhan saja capek melihat kesalahan apalagi gembala kecil. Sidang jemaat mengenal saya toh? Sebaliknya sidang jemaat juga harus saya kenal luar dan dalam, jasmani dan rohani, tampilkan apa adanya.

“Apakah lagi urusan-Ku di sini?” artinya; Tuhan membiarkan bangsa Israel dan Yehuda berada di Babel selama tujuh puluh tahun.
Kesimpulannya: pihak yang jauh dan pihak yang dekat sama-sama di dalam kelemahannya masing-masing. Kenajisan adalah noda kekafiran sementara bangsa Israel menjadi sombong karena sunat dan hukum Taurat.

Kita kembali memperhatikan...
Efesus 2:14-16
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

Yesus Kristus telah merubuhkan tembok pemisah yaitu; perseteruan. Perseteruan à kelemahan – kelemahan dari yang jauh dan yang dekat.
-     Yang jauh à bangsa kafir.
-     Yang dekat à bangsa Israel.
Perseteruan à kelemahan – kelemahan dari kedua pihak. Tadi kelemahan dari yang jauh adalah noda kekafiran seperti anjing dan babi yang kembali mengulangi kesalahan yang sama. Sedangkan yang dekat bermegah atas kelebihan tetapi tidak hidup di dalamnya. Kelebihan bangsa Israel adalah menerima hukum Taurat tetapi tidak hidup di dalamnya. Inilah yang menjadi perseteruan / tembok pemisah. Kalau ada kelemahan menimbulkan perseteruan antara yang satu dengan yang lain.
Dahulu saya masih suka terpancing melihat kelemahan, sekarang saya terus diajar oleh Tuhan sampai hari ini, tidak pernah berhenti untuk mendapatkan pelajaran – pelajaran yang dari Tuhan, saya bersyukur, jangan lari dari kenyataan, hadapi saja.

Efesus 2:17
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",

Di sini kita melihat Yesus Kristus diutus untuk membawa damai sejahtera untuk kedua pihak, membawa damai sejahtera kepada yang jauh dan membawa damai sejahtera kepada yang dekat.
Kesimpulannya; damai sejahtera tercipta oleh darah salib Kristus, karena darah salib Kristus berkuasa merobohkan tembok pemisah yaitu; perseteruan.
Biarlah kita semua masing-masing memikul salib masing-masing, suami memikul salib karena kelemahan isterinya, biarlah juga isteri memikul salib karena kelemahan suaminya. Juga kita semua di dalam satu rumah, satu wadah kandang penggembalaan, satu pekerjaan antara yang satu dengan yang lain; masing-masing menyangkal dirinya dan memikul salib-Nya. Memikul salib karena kelemahan sesamanya, karena orang-orang yang di sekitarnya, maka dengan demikian robohlah, runtuhlah, rontoklah tembok pemisah yaitu; perseteruan itu.

Tembok pemisah tidak akan pernah runtuh dengan menggunakan hukum Taurat, kebenaran diri sendiri, dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran dan keahlian manusia. Tuhan datang untuk membawa damai sejahtera oleh darah salib, di atas kayu salib. Dia telah menanggung dosa manusia baik dari pihak yang jauh maupun pihak yang dekat. Itulah praktek untuk meruntuhkan dan merontokkan tembok pemisah.

2 Korintus 5:18
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

Dosa manusia diperdamaikan kepada Allah hanya oleh darah salib, tidak dengan cara yang lain dan Tuhan mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada utusan-utusan-Nya; hamba-hamba Tuhan, imam-imam yang melayani Tuhan. Itu sebabnya syarat beribadah dan melayani Tuhan adalah; sangkal diri dan pikul salib.
Biarlah kita semua membawa berita damai, dipercayakan pelayanan pendamaian, berita pendamaian itu. Bawalah kabar pendamaian dimanapun kita berada, di tempat kita masing-masing.
Berita pendamaian itu tidak harus dengan perkataan di atas mimbar, tetapi karena kita adalah seorang pelayan Tuhan, hamba Tuhan di mana firman itu menjadi daging, firman Tuhan dituliskan dalam loh hati menjadi daging itu juga merupakan berita pendamaian, baik lewat perkataan, gerak-gerik sekecil apapun. Sebab itu remah-remah yang berjatuhan dari meja tuannya itu telah dimakan oleh anjing (bangsa kafir).

Biarlah firman Allah itu mendarah daging dalam hidup kita masing-masing, kita kumpulkan ayat demi ayat, pasal demi pasal , kita nikmati semua sampai mendarah daging, kita menjadi berita pendamaian. Hamba Tuhan yang diutus harus membawa berita pendamaian, jangan ungkit-ungkit dosa / kesalahan orang lain.
Mengungkit kesalahan orang lain ada dua cara:
1.     Penghakiman.
2.     Menikmati kelemahan orang lain.
Jangan lagi hakimi dan nikmati kelemahan orang lain, bawalah berita pendamaian itu, masing-masing menyangkal dirinya dan memikul salibnya.

2 Korintus 5:19
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Ketika Yesus menjadi korban di atas kayu salib, Dia tidak melihat kesalahan itu disengaja atau tidak disengaja, Dia tidak menuntut balas.
Jadi membawa berita damai tanpa pamrih, tidak perlu hitung-hitungan, berbuat kebaikan tidak perlu hitung-hitungan, berkorban dalam tenaga, pikiran, tidak perlu hitung-hitungan, kita semua tidak perlu hitung-hitungan. Kita melayani Tuhan tanpa pamrih supaya dosa itu diperdamaikan kepada Allah.

2 Korintus 5:20-21
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Berita pendamaian itu rela menyerahkan dirinya. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya (Allah) menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Bangsa Israel menjadi pendatang di Mesir selama 430 tahun, kemudian mereka dilepaskan oleh darah salib Kristus selanjutnya, dibawa masuk ke tanah perjanjian dengan satu tujuan supaya mereka dapat beribadah kepada Allah yang hidup, namun bangsa Israel dirampas dibawa ke Babel selama 70 tahun. Sehingga Tuhan kecewa dan berkata; “Apakah lagi urusan-Ku di sini?”, Tuhan sudah kecewa karena bangsa Israel selalu mengulangi kesalahan, tetapi pada akhirnya Tuhan kembali membebaskan bangsa Israel dari Babel. Berarti; pengampunan Tuhan adalah pengampunan yang sempurna, pengampunan tanpa batas oleh darah salib, yaitu: tujuh puluh kali tujuh kali.

Yesaya 52:6-7
(52:6) Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku!
(52:7) Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"

Berita pendamaian itu berkuasa untuk membebaskan dosa kejahatan (Mesir) dan kenajisan (Babel) dan itu merupakan pengampunan tanpa batas dari Yesus Kristus yang telah dikorbankan di atas kayu salib, yaitu; tujuh puluh kali tujuh kali, itulah pengampunan tanpa batas (pengampunan yang sempurna).
Kita semua yang berada di puncak gunung Tuhan, itulah gunung Sion, bawalah berita pendamaian itu. Kepada mereka yang jauh maupun yang dekat, bawalah berita pendamaian berarti rela dijadikan dosa.

Matius 18:21-22
(18:21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
(18:22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

“Sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” inilah pengampunan tanpa batas yang dialami oleh bangsa Israel, itu pengampunan yang datang dari darah salib Kristus karena Dia datang untuk membawa berita pendamaian baik untuk yang jauh maupun untuk yang dekat.

Hasilnya.
Efesus 2:17-18
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",
(2:18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

Sampai pada akhirnya oleh karena darah salib kedua pihak (jauh dan dekat) ada di dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

Ibrani 10:19-20
(10:19). Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, sebab Ia telah melintasi kemah yang lebih besar, lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, yaitu; Yesus yang disalibkan di atas kayu salib, sehingga di dalam satu Roh berada di tempat kudus, baik yang jauh maupun yang dekat, sama-sama di tempat kudus, sama-sama memperoleh upah yang sama. Amin

Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati


Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment