KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, April 7, 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 MARET 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 MARET 2017
(Seri 111)

Subtema: PENYUNAT-PENYUNAT PALSU.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita tersungkur di bawah kaki Tuhan terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan itu terlihat dari setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya; orang yang masih berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa/pelanggaran.
1.    Mengikuti jalan dunia ini.
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari pada anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau anak Tuhan mengalami kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
2.    Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan kepada Allah.
3.    Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk diketahui;
-       Hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara di atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan.
-       Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya mereka yang berada di bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat itu tidak menyelamatkan tetapi membinasakan karena hukum Taurat itu merangsang dosa di dalam anggota-anggota tubuh.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah, berarti; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
Orang yang semacam ini adalah orang yang tidak memiliki hikmat dari Tuhan.   

Lebih jauh atau lebih rinci tentang YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-12

(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya; BINASA, berujung pada kematian yang kekal.

Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

“Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.”
Kalau kita mendekat kepada Allah, berada dalam ibadah-ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan itu semua karena darah salib Kristus, oleh karena kemurahan Tuhan, bukan semata-mata karena gagah hebat, kuat, bukan karena kita orang pintar, karena keberadaan kita, melainkan oleh karena darah salib Kristus.
Berarti, berada di tengah ibadah dan pelayanan ini, seharga dengan setetes darah Yesus / berharga di mata Tuhan. Kalau jauh dari ibadah darah Yesus tidak berlaku atas dia; pendeknya, tanpa jaminan hidup, walaupun dia kaya, punya harta yang banyak, kedudukan, jabatan yang tinggi. Semua yang dia miliki tidak bisa menjamin dan menolong, memelihara, membela kehidupannya. Sebaliknya, orang yang jauh dari Tuhan banyak masalah, stress, depresi ujung-ujungnya gila dan binasa.

Efesus 2:14
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

Darah Yesus telah mempersatukan kedua belah pihak, yaitu pihak yang jauh maupun pihak yang dekat, karena darah Yesus telah merubuhkan tembok pemisah yaitu; perseteruan.
Pihak yang jauh dan pihak yang dekat telah dipersatukan oleh darah salib Kristus, hal ini sebetulnya mustahil, tidak masuk akal manusia, karena kedua belah pihak berada di dalam kelemahan masing-masing.  
Yang jauh à bangsa kafir. Bangsa kafir digambarkan dengan babi yang mandi kembali kekubangan dan anjing kembali kemuntahannya. Artinya; mengulangi kesalahan yang sama. Itulah kelemahan dari bangsa kafir.
Yang dekat à bangsa Israel (orang Yahudi) juga tetap di dalam kelemahannya.

Mari kita lihat tentang yang dekat -> bangsa Israel / Yahudi.
Roma 3:1-2
(3:1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
(3:2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.

Kelebihan bangsa Israel / Yahudi pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan hukum Taurat dan sunat.
Namun perlu untuk diketahui; kelebihan bangsa Isarel ini juga bisa menjadi kelemahan kalau tidak hidup di dalamnya atau tidak bertekun di dalamnya.
Jadi, kelebihan orang Yahudi adalah hUkum Taurat dan sunat.

Pada minggu yang lalu saya telah sampaikan mengenai hukum Taurat yang dipercayakan Tuhan kepada bangsa Israel, tetapi mereka melanggarnya, sehingga kelebihan mereka menjadi kelemahan karena tidak melakukannya. Mereka melanggar hukum Taurat, akhirnya bangsa-bangsa lain menghujat Allah, sebab mereka masih tetap mengeraskan hati, mereka masih tetap tegar tengkuk. Tegar tengkuk à tidak mau menundukkan diri kepada Allah. Keras hati à tidak mau menerima firman Allah dengan segala kerendahan hati.

Sekarang kita melihat tentang SUNAT.
Efesus 2:11
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --

Perhatikan kalimat: “Mereka yang menamakan dirinya sunat,” yaitu; sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia.
Mereka bangga terhadap sunat tetapi menjadi sombong karena menganggap bangsa-bangsa lain yaitu bangsa; kafir hidup di dalam dosa, tidak berkenan di hadapan Tuhan karena tidak disunat.
Pada saat seseorang merasa diri benar; itu saja sudah salah, karena tidak ada manusia yang benar satupun tidak, tidak ada yang baik hanya Tuhan saja yang baik. Jadi dari pengakuan ini saja, mereka sudah salah.

Galatia 2:15
(2:15) Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.

Bangsa Yahudi merasa diri benar dari bangsa kafir, oleh karena kelebihan yang mereka terima dari Tuhan, terkhusus karena sunat.
Kita perhatikan sejenak; memang dalam kitab Keluaran 19; 4-6 bangsa Israel menjadi harta yang indah bagi Allah, sebab mereka telah dikhususkan bagi Allah, untuk menjadi suatu kerajaan, bangsa yang kudus. Dan seiring dengan itu maka dipercayakan juga kepada mereka hukum Taurat dan sunat. Ini setali tiga uang, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Kesimpulannya, mereka disebutlah penyunat-penyunat, karena bangsa Israel telah dikhususkan menjadi; suatu kerajaan, bangsa yang kudus, hamba Tuhan.

Titus 1:9-10
(1:9) dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.
(1:10) Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran.

Berpegang pada hukum sunat tetapi melanggar hukum Taurat, hidupnya menjadi tidak tertib.
Tidak ada artinya sunat kalau seseorang melanggar hukum Taurat. Karena apa? Dasar dari hukum Taurat adalah; kekuatan / kemampuan untuk melakukan hukum Taurat itu sendiri, sedangkan dasar dari korban Kristus/kasih adalah iman.
Kalau berpegang pada hukum sunat tetapi melanggar hukum Taurat berarti hidupnya menjadi tidak tertib. Hukum Taurat tidak salah sepanjang ia mampu melakukannya, termasuk sunat.

Filipi 3:1-2
(3:1) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

Di sini dengan jelas suatu peringatan yang tegas terhadap jemaat di Filipi supaya mereka berhati-hati kepada penyunat-penyunat yang palsu.
Di atas tadi saya sudah kemukakan, bangsa Israel telah dikhususkan bagi Allah, karena mereka menjadi suatu kerajaan, bangsa yang kudus à orang yang melayani, setali tiga uang dengan hukum Taurat dan sunat, berarti menjadi penyunat. Tetapi disini ada teguran yang tegas terhadap jemaat di Filipi; hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu.

Penyunat-penyunat palsu disebut juga dengan dua hal:
1.    Anjing-anjing.
2.    Pekerja-pekerja yang jahat.

Tentang anjing-anjing.
Yesaya 56:9-10
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak, artinya; tidak berani menyampaikan firman tentang salib yaitu; kebenaran yang sejati, berarti tidak mau menegur kesalahan dan otomatis orang seperti ini tidak dapat memberi contoh teladan.
Penyebabnya; mereka adalah orang-orang buta = orang yang tidak tahu apa-apa = orang-orang yang berada di dalam kegelapan yang paling gelap. Pendeknya, Tuhan telah mengambil kaki dian dari mereka.

Perlu untuk diketahui: orang buta menuntun orang buta jatuh dalam kubangan yang sama.
Bantu doa supaya saya ini tetap ada di dalam terang sehingga menjadi terang bagi sidang jemaat, menjadi terang bagi dunia ini, menjadi contoh teladan bagi sidang jemaat baik dalam perkataan, perbuatan. Kalau tidak, orang buta menuntun orang buta, jatuh dalam kubangan yang sama. Berarti yang dirugikan adalah sidang jemaat.

Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Pendeknya, pemimpin-pemimpin buta terikat dengan perkara-perkara lahiriah di tengah ibadah dan pelayanan mereka.
Mereka berkata:
-     “Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.”
-     “Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.”
Melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah, inilah pemimpin buta, anjing-anjing bisu yang tidak tahu menyalak, tidak mau menyatakan kebenaran (firman tentang salib), otomatis tidak menjadi contoh teladan. Kalau menjadi contoh teladan dia berani menegor apa yang salah.

Matius 23:24
(23:24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.

Pemimpin buta: Nyamuk ditapiskan dari dalam minuman, tetapi unta yang di dalamnya ditelan, membersihkan diri dari hal yang kecil, tetapi sesungguhnya menyukai dosa dalam hal-hal yang besar, ini adalah kemunafikan dari pemimpin-pemimpin buta.
Biasanya orang yang seperti ini mudah sekali melihat kekurangan kecil dari orang lain tetapi kesalahannya sendiri jauh lebih besar.

Kita kembali memperhatikan..
Yesaya 56:10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; 

Kesukaan dari anjing-anjing bisu: “Berbaring, melamun dan suka tidur saja” à si pemalas / tidak ada kegiatan.
Seorang imam / pelayan Tuhan, kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, maka posisi mereka adalah di ruangan suci dan memperhatikan tiga alat yang ada di ruangan suci, di mulai dari:
-       Meja roti sajian, untuk menyajikan roti di atas meja.
-       Pelita emas, untuk dihidupkan dan dimatikan, sekaligus membersihkannya.
-       Mezbah dupa dan mempersembahkan dupa di atas mezbah.
Itu pekerjaan mereka dan tidak boleh malas. Melayani Tuhan tidak boleh malas, jangan andalkan orang lain, selagi kita bisa, berarti seorang imam harus; menyuguhkan kebenaran (12 roti di atas meja), menjadi terang (menyalakan pelita) dan hidup dalam penyembahan = penyerahan diri secara total (mezbah dupa), itu pekerjaan imam. Dan syaratnya, sebelum  masuk ke dalam ruangan suci mereka terlebih dahulu membasuh dua tangan dan dua kaki di kolam pembasuhan.
Guru sekolah minggu mengajar sekolah minggu tetapi malas = penyunat palsu, pemain musik tetapi malas = penyunat palsu, lemah terhadap kelemahan orang lain = penyunat palsu, tidak bisa menolong orang lain.
Suguhkan kebenaran dan terangi orang lain serta di dalam penyerahan sepenuhnya. Apa artinya sunat, tetapi tidak hidup di dalamnya? Akhirnya ibadahnya tidak tertib.

Yesaya 56:11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

Penyunat-penyunat palsu disebut juga anjing-anjing pelahap, berarti; tidak tahu kenyang.

Amsal 30:15-16
(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
(30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

Orang yang merasa tidak kenyang / tidak merasa cukup, sama seperti lintah yang mempunyai dua anak perempuan yang bernama; “untukku” anak kedua: “untukku”, keduanya bernama: “untukku.” Artinya tidak mau berbagi, ini orang yang merasa tidak kenyang / tidak merasa cukup, disebut dengan loba, tamak, cinta akan uang dan serakah, itulah penyunat palsu.

Ada 4 hal yang tidak pernah berkata cukup:
1.    “Dunia orang mati” -> kuburan.
Coba anda lihat kuburan, sebanyak apapun orang mati, kuburan selalu siap untuk orang-orang yang mati.
2.    “Rahim yang mandul.”
Saudara lihat orang mandul, mereka selalu dalam keluh kesah tidak pernah puas hatinya.
3.    “Bumi yang tidak pernah puas dengan air.”
Padang gurun, seberapa banyakpun hujan turun atasnya tidak pernah terlihat bekas-bekasnya, kurang dan kurang.
4.    “Api yang tidak pernah berkata cukup.”
Kalau ada kesempatan semua dilalap / dihabisi atau dibakar oleh api.

Kalau seorang hamba Tuhan tidak tahu kenyang / tidak ada rasa cukup dia lebih mengutamakan perkara lahiriah. Maka kalau hamba Tuhan juga masih part time, tidak bagus, harus mengkhususkan diri kepada Tuhan, berarti bulat hati mengasihi Tuhan, kalau tidak mereka disebut juga penyunat palsu. Maka sangat disayangkan rasanya kalau sidang jemaat digembalakan oleh penyunat-penyunat palsu. Gembala tetapi terikat dengan perkara lahiriah, maka yang dirugikan adalah sidang jemaat, tetapi karena pengertian yang minim, sidang jemaat tidak pusing terhadap penyunat palsu.

Yesaya 56:11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

Penyunat-penyunat palsu disebut juga anjing-anjing pelahap:
-       Mengambil jalannya masing-masing, berarti; kerohanian tidak tergembala = liar. Gembala juga harus tergembala, dengar-dengaran kepada gembala Agung, dan terus mengikuti geraknya firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Hari-hari ini saya merenung, ternyata lebih susah menggembalakan sidang jemaat dari pada binatang, lebih susah menggembalakan 50 orang sidang jemaat dari pada 100 ekor kerbau, karena hati manusia sangat sukar untuk dipahami. Hari ini menangis dengar firman, besok kesalahan terjadi lagi, hatinya susah dikendalikan, itulah contoh orang yang mengambil jalannya masing-masing.
-       Masing-masing mengejar loba tanpa terkecuali.
Loba berarti; tamak, cinta akan uang -> orang-orang yang serakah seperti nabi-nabi palsu...2 Petrus 2:2.

Tentang pekerja-pekerja jahat.                                                                                                                   
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerja-pekerja jahat tidak bertanggungjawab terhadap kawanan domba Allah.
Kerugiannya: ketika serigala datang, ia meninggalkan domba-domba itu sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba itu. Pendeknya, membiarkan kawanan domba liar, tidak tergembala = liangnya serigala.
Sampai sejauh ini saya tidak mau membiarkan kawanan domba yaitu, sidang jemaat yang dipercayakan menjadi liangnya serigala, saya tidak mau biarkan itu, sehingga kalau saya melihat sesuatu yang tidak beres saya akan tegur, supaya dia tidak jauh dari Tuhan, tidak terpisah dari Tuhan, tidak liar, karena kejahatan itu yang membuat seseorang liar, tidak terkendali.

Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu sama seperti serigala berbulu domba sesungguhnya mereka itu adalah binatang buas, menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba.

Matius 7:21-22
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Nabi-nabi palsu mengadakan tiga perkara demi nama Tuhan, yaitu: (1) Bernubuat, (2) Mengusir Setan (3) Mengadakan mujizat demi nama Tuhan, semua itu mereka lakukan hanya demi nama Tuhan.
Tetapi perlu untuk diketahui: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Serigala atau binatang yang buas, disebut juga dengan pekerja-pekerja jahat, tidak melakukan kehendak Allah Bapa, hanya bisa berseru Tuhan-Tuhan.

Saya ini bukan anti mujizat, saya suka mujizat, saya selalu ingin dalam kandang penggembalaan ini ada mujizat (yang sakit sembuh), namun kalau hanya mujjizat tanpa melakukan kehendak Allah Bapa, disebut pekerja-pekerja jahat.

Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Melakukan tiga perkara ajaib tetapi tidak melakukan kehendak Allah Bapa, berarti mengabaikan salib Kristus atau menyangkal salib Kristus, itu merupakan suatu perbuatan jahat, Tuhan tidak mengenal hamba Tuhan yang seperti ini, Tuhan tidak mengenal penyunat-penyunat palsu.
Akhir hidup dari penyunat-penyunat palsu: binasa, sesuai dengan perkataan Tuhan; Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,” karena tidak dikenal, pintu tertutup. Kalau ada ajaran yang tidak dikenal, tutup pintu rapat-rapat, tidak usah berdebat dengan mereka, tutup pintu rapat-rapat seperti Tuhan menutup pintu rapat-rapat untuk penyunat-penyunat palsu. Seperti gadis-gadis yang bodoh, ketika mereka datang pintu tertutup sekalipun diketuk-ketuk Tuhan menutup pintu kemurahan, kesempatan hanya satu kali.
Mengabaikan kehendak Allah Bapa untuk melakukan tiga perkara ajaib itu perbuatan jahat, sekalipun ia berseru berjuta-juta kali menyebut nama Tuhan, Tuhan tidak akan mendengar, Tuhan tidak pernah buka pintu kemurahan bagi mereka semua, binasalah penyunat palsu. Jadi apa artinya sunat kalau melanggar hukum Allah, melanggar kehendak Allah Bapa? Tidak ada artinya. Orang Yahudi / bangsa Israel memiliki kelebihan yaitu; hukum Taurat dan Sunat, tetapi mereka melanggar hukum Taurat.

Jalan keluarnya.
Roma 2:24-25
(2:24) Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
(2:25) Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.

Perlu untuk diketahui; sunat itu sangat berguna, tetapi, jikalau seseorang melanggar hukum Taurat, maka sunat tidak ada lagi gunanya / artinya, karena dasar hukum Taurat adalah mengandalkan kekuatan.

Roma 2:26
(2:26) Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?

Kalau memperhatikan firman Tuhan itu setara dengan orang yang bersunat. Memperhatikan firman Tuhan berarti; hidup di dalam kebenaran, setara dengan orang yang bersunat.

Kolose 2:11
(2:11) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

Sunat Kristus yaitu; terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa.

Kolose 2:13
(2:13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,

Sekalipun tidak disunat secara lahiriah kalau dia hidup dan memperhatikan firman Tuhan itu setara dengan sunat, berarti terjadi penanggalan akan tubuh yang berdosa / dosa ditanggalkan dari anggota-anggota tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Ingat waktu penyunatan di Gilgal, setelah menyebrangi sungai Yordan bangsa Israel mengadakan penyunatan sesuai dengan perintah Tuhan kepada Yosua. Bangsa Isrel disunat dengan menggunakan pisau batu. Dan batu pisau ini bukan batu pisau sembarangan, itu batu pisau yang luar biasa, sebab itu menunjuk korban Kristus, pribadi Yesus yang disalibkan, Dialah Firman yang menjadi manusia.
Jadi kalau kita memperhatikan korban Kristus, hukum Tuhan, setara dengan sunat / penanggalan akan tubuh yang berdosa, sekalipun tidak bersunat secara lahiriah, sebab itu dengan tegas rasul Paulus berkata kepada Titus; “Engkau tidak perlu disunat.” Titus itu orang Yunani, bangsa kafir, dia bukan orang Israel.

Cukup memperhatikan firman Tuhan dan hidup di dalamnya, itu setara dengan sunat. Justru, khawatirnya kalau dia menyunatkan diri secara lahiriah itu dosa, karena tidak ada satupun yang sanggup menanggung dosa dosa orang lain termasuk dosanya sendiri kecuali sunat yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Penanggalan tubuh yang berdosa hanya dikerjakan dengan pisau batu -> korban Kristus.
Kalau ada anak laki-laki dilahirkan, jangan disunat, yang penting memperhatikan firman Tuhan dan hidup di dalamnya.

Kolose 2:14
(2:14) dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:

Segala hutang dosa telah dihapuskan-Nya, karena semua dosa telah ditanggung-Nya di atas kayu salib, telah dipaku-Nya di atas kayu salib, supaya dosa itu tidak berkuasa lagi di antara anggota-anggota tubuh. Amin.

TUHAN YESUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment