KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 20, 2017

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 APRIL 2017

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 APRIL 2017

STUDY YUSUF
(Kejadian 41)
(Seri 112)

Subtema: MENGHADAPI UJIAN/GUA SINGA.

Shalom saudaraku.
Selamat malam salam sejahtera bagi kita semua.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dapat kembali beribadah dalam ibadah kaum muda remaja.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari study Yusuf.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."

Perhatikan kalimat: “Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya.
Kesimpulannya; Firaun membutuhkan seorang nabi. Firaun tidak melihat Yusuf sebagai seorang tahanan, karena dia membutuhkan seorang nabi untuk mengartikan mimpinya.
Lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, segala yang terselubung akan tersingkap, masalah diselesaikan.
Kalau Firaun saja yang tidak mengenal seorang nabi datang kepada Yusuf atau sangat membutuhkan seorang nabi, lebih lagi kita yang sudah terlebih dahulu menikmati firman para nabi, kita lebih lagi membutuhkan seorang nabi.

Kejadian 41: 8
(41:8) Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.
Firaun menceritakan mimpinya kepada semua ahli dan semua orang berilmu tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya, berarti masalah tidak dapat diselesaikan oleh keahlian dan ilmu.

Firaun datang kepada Yusuf untuk mengartikan mimpinya sebab semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir tidak dapat mengartikannya kepadanya, pendeknya; Firaun sangat membutuhkan seorang nabi.
Firaun tidak melihat Yusuf sebagai seorang tahanan.

Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Nabi yang beroleh mimpi biarlah menceritakan mimpinya itu dan nabi yang beroleh firman Tuhan biarlah menceritakan firman Tuhan itu dengan benar, berarti tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan.
Kesimpulannya; syarat untuk menjadi seorang nabi:
(1)   Jujur.
(2)   Tidak boleh takut menyatakan kebenaran.

1 Korintus 14: 1
(14:1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu;
(1) Kejarlah kasih itu.
(2) Usahakanlah untuk memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

1 Korintus 14: 2-5
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
(14:5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

Perbedaan antara bahasa Roh dengan nubuat, yaitu:
-       Bahasa Roh = berkata-kata kepada Allah dengan menggunakan bahasa Roh = membangun dirinya sendiri, sebab tidak ada yang dapat mengartikan bahasanya.
-       Bernubuat = berkata-kata kepada manusia, berarti membangun, menghibur, menasihati = membangun jemaat.
Kesimpulannya; bernubuat lebih berharga dari pada bahasa roh.
Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat.

1 Korintus 14: 6
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Firman para nabi atau penyataan Allah bersifat:
1.    Bersifat pengetahuan.
2.    Bersifat nubuat.
3.    Bersifat pengajaran.

Bersifat pengetahuan telah saya sampaikan beberapa minggu yang lalu, namun sekarang kita masih tetap melihat BERSIFAT PENGETAHUAN.
Daniel 12: 4
(12:4) Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah."
Jika firman para nabi diselidiki, maka pengetahuan akan bertambah, dengan kata lain memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah itu berbicara tentang kedewasaan penuh.
Kedewasaan penuh berarti dewasa rohani. Kalau dewasa rohani; tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu...Efesus 4:12-14.

Hal yang sama diungkapkan dalam ...
Daniel 12: 9-10
(12:9) Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.
(12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.

Kemudian ketika firman para nabi itu diselidiki, selain pengetahuan bertambah, maka berkuasa juga dalam tiga hal;
1.     Banyak orang akan disucikan untuk hidup dalam kesucian.
2.     Banyak orang akan dimurnikan untuk hidup dalam kemurnian.
3.     Banyak orang akan diuji supaya menjadi tahan uji.

Beberapa minggu lalu telah saya sampaikan mengenai kehidupan yang disucikan dan dimurnikan, sekarang kita akan melihat tentang DIUJI tujuannya supaya tahan uji, dikaitkan dengan pribadi Daniel.

Daniel 6: 1-3
(6:1) Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun.
(6:2) Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan;
(6:3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan.

Disini kita melihat, Darius raja Media dan Persia mengangkat 120 orang wakil-wakil raja atas seluruh kerajaannya.
Membawahi 120 wakil-wakil raja itu, maka Darius mengangkat tiga pejabat tinggi, Daniel salah satu dari ketiga pejabat itu. Kepada pejabat tinggi inilah wakil-wakil raja memberikan pertanggungan jawab, supaya raja Darius tidak dirugikan.

Daniel 6: 4
(6:4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

Kemudian Daniel melebihi para pejabat tinggi dan para wakil-wakil raja karena ia mempunyai roh yang luar biasa, sehingga raja bermaksud untuk menempatkan Daniel atas seluruh kerajaannya.
Biarlah kiranya kehidupan muda remaja memiliki roh yang luar biasa seperti Daniel. Maka, jadilah Daniel-Daniel di akhir zaman.

Daniel 6: 5
(6:5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.

Bukti bahwa Daniel mempunyai roh yang luar biasa, yaitu;
1.     Ia setia.
2.     Tidak ada sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
Inilah bukti bahwa Daniel memiliki roh yang luar biasa.

Tentang SETIA.
Mazmur 37: 3
(37:3) Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
Secara khusus kita perhatikan dari ayat ini adalah bagian B: “Diamlah di negeri dan berlakulah setia.
Berarti, orang yang berlaku setia di hadapan Tuhan adalah orang yang berdiam di negeri.
Ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini adalah negeri yang Tuhan janjikan kepada kita, seperti Tuhan membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan, dengan satu tujuan, supaya mereka dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Mazmur 37: 7
(37:7) Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
Berdiam diri, artinya; jangan marah dan jangan panas hati saat menanti-nantikan jawaban dari Tuhan.
Kemudian percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah saja yang baik. Jangan panas hati karena melihat kecurangan orang lain. Itu yang dimaksud dengan berdiam diri di negeri.

Mazmur 37: 9
(37:9) Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.
Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.
Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan -> orang yang berdiam di negeri.

Jadi saya ulangi kembali; diamlah di negeri dan berlakulah setia, karena orang yang berlaku setia, berdiam diri di negeri.

Mari kita lihat; Dua contoh hamba yang berlaku setia.
YANG PERTAMA.
Matius 24: 45-47
(24:45) "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
(24:47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

Hamba yang setia dan bijaksana tidak berlaku curang dan tidak berlaku jahat, sebab dia bertanggung jawab atas pekerjaannya, sedangkan hamba yang tidak setia, dia berlaku jahat, sesuai dengan ayat berikutnya, ayat 48-49.

Matius 24: 48-49
(24:48) Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
(24:49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,

Tanda-tanda bila seorang hamba tidak setia:
1.     Memukul hamba-hamba lain, berarti menyakiti hamba-hamba lain, bisa dengan perkataan, bisa dengan fitnah, dengki, amarah dan sebagainya.
Namun biarlah kehidupan muda remaja saling menghargai terhadap pelayan-pelayan yang lain. Kita yang sudah melayani saling menghargai, tidak saling menyikut dan tidak saling menyakiti baik dengan perkataan, perbuatan, dan sebagainya.
2.     Makan minum bersama pemabuk-pemabuk = hidup dalam pesta pora dan kemabukan.
Inilah hamba yang tidak setia.
Berbanding terbalik dengan hamba yang setia dan bijaksana, ia tidak berlaku curang, ia tidak berlaku jahat, sebab dia bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Pekerjaannya di sini adalah: diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya.
Berbeda dengan hamba yang tidak setia, dia berlaku curang dan jahat dengan tanda memukul hamba lain dan hidup dalam pesta pora dan kemabukan.
Pesta pora dan kemabukan = berfoya-foya pada siang hari = memboroskan hartanya pada siang hari, yaitu: karunia-karunia Roh Kudus.

Matius 24: 47
 (24:47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

Karena, hamba yang setia dan bijaksana, bertanggung jawab, maka dia akan diangkat menjadi pengawas atas segala milik tuannya.

Mari kita lihat; Dua contoh hamba yang berlaku setia.
YANG KEDUA.
Matius 25: 21, 23
(25:21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Kepada hamba yang pertama dan hamba yang kedua, disebut hamba yang baik dan setia karena hamba yang pertama dan kedua ini setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil.
Dampak positif bila setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil: tuannya itu akan mempercayakan tanggung jawab yang lebih besar lagi.
Upah yang diperoleh oleh hamba yang baik dan setia: masuk dan turut di dalam kebahagiaan tuan mereka.
Perlu untuk diketahui; kebahagiaan yang kekal -> kerajaan Sorga.

Biarlah kita selama di bumi disebut hamba yang baik dan setia, karena kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Kalau setia dalam memikul perkara yang kecil, maka nanti Tuhan mempercayakan tanggung jawab dalam perkara yang besar, selanjutnya upah yang diperoleh adalah masuk dan turut dalam kebahagiaan tuannya.
Jadi tetaplah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil. Jangan mengecilkan perkara yang kecil. Belajarlah menghargai perkara kecil.
Tuan dari setiap hamba-hamba Tuhan adalah Tuhan Yesus Kristus. Biarlah kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, di hadapan-Nya.

Mazmur 18: 25-27
(18:25) Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya.
(18:26) Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela,
(18:27) terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.

Terhadap orang yang setia, Tuhan berlaku setia. Tuhan membalaskan kepada hamba-hamba yang setia sesuai dengan kebenaran mereka, sesuai dengan kesucian tangan mereka di hadapan Tuhan. Berlakulah setia.
Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa, Ia setia, bahkan Dia rela mati di atas kayu salib.

Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Yesus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib, menunjukkan bahwa Dia setia.
Taat sampai mati bahkan mati di atas kayu salib = setia.
Jadi, sebagai Anak, Dia setia menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, apa saja yang Tuhan percayakan, biarlah kita kerjakan sampai selesai. Jangan mengecilkan perkara yang kecil. Sekecil apapun tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan, biarlah kita pertanggungjawabkan dan kita hargai dengan sungguh-sungguh.

Biasanya orang hanya berlaku setia dalam hal yang besar, tetapi dalam hal yang kecil, banyak orang kurang setia. Padahal penilaian Tuhan kepada hamba yang baik dan setia itu dimulai dari setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, inilah yang dilupakan oleh kebanyakan hamba-hamba Tuhan, maka kita tidak boleh mengecilkan perkara yang kecil.

Saya belajar untuk menghargai perkara kecil sekalipun melayani satu jiwa, dua jiwa, karena melayani satu jiwa = melayani Tuhan.
Melayani satu jiwa sama dengan melayani seribu jiwa. Melayani seribu jiwa juga sama dengan melayani satu jiwa di hadapan Tuhan. Jadi ini tidak boleh dilupakan dan tidak boleh dilewatkan.
Jangan sama seperti hamba-hamba yang jahat hanya setia dalam perkara yang besar, tetapi kepada perkara kecil dia menganggap kecil. Itu yang salah.
Padahal penilaian Tuhan Yesus sebagai tuan dari hamba-hamba Tuhan dimulai dari perkara kecil, maka tuan itu mempercayakan tanggung jawab dalam perkara besar kepada hamba yang baik dan setia, juga hamba yang setia dan bijaksana tidak berlaku jahat dan tidak berlaku curang.
Kesimpulannya; hamba yang bijaksana dan setia tidak berlaku jahat dan curang. Kemudian, hamba yang baik dan setia; menghargai perkara kecil.
Tetapi sama-sama mendapat upah.

Amsal 20: 6
(20:6) Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Orang baik banyak, tetapi orang yang berlaku setia di hadapan Tuhan terlalu sedikit. Jadi itu sebabnya Daniel memiliki Roh yang luar biasa, karena ia setia. Pendeknya, oleh karena kesetiaan seorang hamba, ia memiliki roh yang luar biasa.
Berbuat baik dalam perkataan, tutur sapa, berbuat baik dalam pemberian, banyak orang bisa, tetapi dalam hal setia jumlahnya sangat sedikit.
Perlu untuk diketahui; orang baik belum tentu setia, tetapi orang yang setia sudah tentu baik dalam segala perkara.

Kemudian tentang TIDAK DIDAPATI KELALAIAN DAN KESALAHAN.
Perlu untuk diketahui; orang yang berbuat salah adalah orang yang lalai, karena orang yang lalai adalah orang yang mengabaikan segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
Pendeknya; Daniel ini adalah orang yang bertanggungjawab, sebab ia setia dan tidak didapati di dalam dirinya kelalaian dan kesalahan, sehingga dia memiliki roh yang luar biasa.
Kita bersyukur memiliki roh yang luar biasa, karena setia, tidak ada kelalaian dan kesalahan, tetapi resiko itu ada, itu tidak di pungkiri.

Resiko memiliki roh yang luar biasa.
Daniel 6: 5
(6:5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.

Daniel ini seorang yang bertanggung jawab, sebab dia setia, tidak ada kesalahan, tidak ada kelalaian.
Di sini kita melihat, bahwa para pejabat tinggi ini, dan 120 wakil raja berusaha mencari alasan untuk mendakwa Daniel, untuk mempersalahkan Daniel, berusaha untuk menjatuhkan Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak dapat menjatuhkan Daniel karena Daniel memiliki roh yang luar biasa sebab ia setia dan tidak ada sesuatu kelalaian dan tidak ada sesuatu kesalahan padanya.

Daniel 6: 6-9
(6:6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
(6:7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku!
(6:8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
(6:9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."

Resiko bila mempunyai roh yang luar biasa: siap menghadapi ujian/karena sirik, fitnah, benci dan dengki dari pejabat tinggi, semua penguasa, 120 wakil raja, para menteri, bupati, karena mereka berusaha untuk menjatuhkan Daniel.

Bentuk sirik atau kebencian di sini adalah; mereka bermufakat dan mengeluarkan suatu ketetapan, yaitu barangsiapa dalam 30 hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja Darius. Mereka sadar, bahwa mereka tidak dapat mendakwah, atau menjatuhkan Daniel dalam hal pemerintahan kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allah-Nya.
Saat menghadapi situasi seperti ini, apakah kehidupan muda remaja tetap setia dan tidak lalai kepada Tuhan, atau panas hati dan marah kepada orang yang berlaku curang?
Adapun ujian yang akan dihadapi oleh Daniel, ialah; GUA SINGA.

Sekarang kita akan melihat; sikap Daniel menghadapi ujian...
Daniel 6: 10-12
(6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.
(6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
(6:12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.

Reaksi Daniel terhadap ketetapan yang dikeluarkan: tiga kali sehari Daniel berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Daniel tidak takut, tidak gentar terhadap ketetapan yang dikeluarkan raja.
Ada kalanya anak-anak Tuhan malah tidak mempunyai keberanian saat menghadapi ujian. Seperti Petrus; awalnya dia menggebu-gebu, tetapi saat menghadapi ujian, justru dia telah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok.
Namun tidak dengan Daniel: tiga kali sehari Daniel berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Biasa dilakukannya artinya: ibadahnya kepada Tuhan sudah mendarah daging.
Dia melakukan itu di kamar atasnya, ada tingkap-tingkap terbuka ke arah Yerusalem.
Yerusalem adalah pusat kerajaan Daniel = kota raja besar, tempat kita beribadah dan melayani Tuhan.
Kebiasaan kita dalam beribadah dan melayani Tuhan, tetap kita kerjakan, apapun resikonya, tetap kita kerjakan, sebab dalam hal berlutut, berdoa dan memuji Allah ini sudah mendarah daging. Jadi apapun resikonya, apapun ujiannya, tetap diterima, dihadapi.
Kesimpulannya, dalam hal ini Daniel siap menghadapi ujian, yaitu gua singa.
Dua minggu yang lalu kita sudah melihat mengenai kemurnian dan kesucian, sekarang kita melihat Daniel menghadapi ujian.

Daniel 6: 14-17
(6:14) Lalu kata mereka kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."
(6:15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.
(6:16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!"
(6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"

Akhirnya Daniel dilemparkan ke dalam gua singa. Inilah ujian yag dihadapi oleh Daniel.
Pesan terakhir sebelum Yesus naik ke sorga; jangan tinggalkan Yerusalem, artinya: tetaplah beribadah dan melayani Tuhan sekalipun harus menghadapi ujian.
Daniel juga seperti itu, tiga kali sehari berlutut berdoa serta memuji Allah. Sekali lagi saya tandaskan, jangan tinggalkan Yerusalem sekalipun harus menghadapi ujian.

1 Petrus 5: 8
(5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Perlu untuk diketahui: musuh abadi itulah Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Yang penting disini adalah : “Sadar” dan “Berjaga-jaga.
Daniel tidak takut terhadap ujian itulah gua singa, sebab dia sadar dan berjaga-jaga, karena Iblis (sama seperti singa yang mengaum-aum) hanya mencari orang yang dapat ditelannya saja, yaitu orang-orang yang tidak sadar dan tidak berjaga-jaga.

1 Petrus 5: 9
(5:9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Hal yang harus diperhatikan “Lawanlah dia dengan iman yang teguh.”
Iman yang teguh berarti pendirian yang teguh = berdiri di atas korban Kristus. Sehingga tidak mudah diombang-ambingkan angin-angin pengajaran palsu. Serta tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.
Iman itu dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Daniel 6: 20-23
(6:20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;
(6:21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
(6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
(6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."

Karena Daniel tetap menyembah Allah dengan tekun, maka Allah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, artinya: terlepas dari Iblis atau Setan, yaitu: roh jahat dan roh najis.
Malaikat sidang jemaat -> gembala sidang.
Gembala-gembala diutus untuk menggembalakan kawanan domba, sehingga kawanan domba tetap terpelihara, dilindungi, dibela, dengan kata lain dilepaskan dari mulut singa dan beruang, sama seperti Daud; dia gembala yang baik dan setia, dia menjaga kawanan domba itu dan melepaskan kawanan domba dari mulut singa dan beruang.

Kita bersyukur kepada Tuhan, kita berada dalam kandang penggembalaan “GPT BETANIA” Serang & Cilegon sehingga dengan demikian kehidupan muda remaja terlepas dari mulut singa yaitu: Iblis/Setan -> roh jahat dan roh najis.
Jangan kecilkan penggembalaan, hargailah penggembalaan, justru pada saat kita tergembala dengan baik, kita dipelihara oleh Gembala Agung, dilepaskan dari mulut singa dan beruang.

Yeremia 33: 12
(33:12) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Di daerah ini, yang sudah menjadi reruntuhan, tanpa manusia dan tanpa hewan, dan di segala kotanya akan ada lagi padang rumput bagi gembala-gembala yang membaringkan kambing domba di situ.

Tuhan mengutus gembala-gembala itulah malaikat sidang jemaat, kemudian dipercayakan untuk menyediakan makanan untuk kawanan domba-domba, itulah rumput penggembalaan -> firman penggembalaan.

Yeremia 33: 13
(33:13) Di kota-kota Pegunungan, di kota-kota Daerah Bukit, di kota-kota Tanah Negeb, di daerah Benyamin, di sekitar Yerusalem dan di kota-kota Yehuda, kambing domba akan lewat lagi dari bawah tangan orang yang menghitungnya, demikianlah firman TUHAN."

“Kambing domba akan lewat lagi dari bawah tangan orang yang menghitungnya,” artinya domba-domba tergembala dengan baik, dengan benar dalam satu kandang, dengan satu gembala.

Perhatikan kalimat; “Di bawah tangan orang yang menghitungnya.” Artinya: jika tergembala dengan  baik namanya dikenal, berarti terdaftar di sorga = namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba dan diakui di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya.
-       Diakui di hadapan Allah Bapa = tinggal di dalam kasih Allah.
-       Diakui di hadapan para malaikat-Nya, berarti mendapatkan pertolongan dan pembelaan dari bala tentara sorgawi yang dipimpin langsung oleh malaikat Michael.
Inilah ujian yang dihadapi oleh Daniel, gua singa. Tetapi Daniel tidak menjadi takut, karena dia adalah orang yang sadar dan berjaga-jaga, sebab tiga kali sehari dia berlutut berdoa dan memuji Allahnya di atas rumahnya ada tingkap-tingkap yang terbuka yang mengarah ke Yerusalem.
Jangan tinggalkan Yerusalem.

Sekarang kita bandingkan dengan orang yang sirik, fitnah, benci.
Daniel 6: 24-25
(6:24) Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
(6:25) Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.

Sedangkan orang yang menuduh Daniel, orang yang sirik, fitnah, benci, itulah pejabat tinggi, para penguasa, para menteri, pada wakil raja, para bupati, dilemparkan ke dalam gua singa, baik anak-anak dan isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Saudaraku, kita mengetahui bahwa ketika Yesus mati di atas kayu salib, tidak ada satupun tulang-tulangnya yang patah, berarti anggota-anggota tubuh yang satu dengan yang lain tetap dalam satu kesatuan, tidak terpisah, tidak tercerai berai, sesuai dengan pernyataan Adam sesudah Allah membangun perempuan dari tulang rusuknya, ia berkata: “Inilah tulang dari tulangku, daging dari dagingku.”
Berarti, bila tulang-tulangnya diremukkan, artinya: bukan anggota tubuh Kristus.

Daniel 6: 26-29
(6:26) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!
(6:27) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.
(6:28) Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."
(6:29) Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

Daniel menjadi kesaksian untuk seantero dunia, untuk seluruh bangsa-bangsa di bumi.
Kesimpulannya; sejauh mana ujian yang kita hadapi, sebesar itulah kesaksian hidup kita untuk memenangkan jiwa-jiwa.
Ujian sedikit, kesaksian sedikit. Ujian besar, maka kesaksian kita besar. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; PDt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment