KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 4, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 26 MARET 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 26 MARET 2017
(Seri 16)                                                                     

Subtema: MAUT DAN KERAJAAN MAUT.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu pasal ke enam.

Wahyu  6: 7-8
(6:7) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"
(6:8) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Meterai yang keempat telah saya sampaikan untuk yang pertama pada minggu lalu, sekarang seri yang kedua, dari Wahyu 6: 7-8.
Ketika Anak Domba membuka meterai yang keempat, maka tampillah seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama maut.
Kitab Wahyu, kalau kita selidiki sendiri memang sedikit tidak masuk akal, tetapi itulah pentingnya kita ibadah dan tergembala dalam satu kandang penggembalaan untuk kita menikmati firman penggembalaan, sebab kita adalah kawanan domba Allah dari situlah kita mendapatkan nutrisi, asupan sampai kita memperoleh hidup rohani yang sehat.

Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, tampillah seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama maut.
Maut atau kematian ada tiga macam sesuai dengan apa yang tertulis dalam Alkitab:
YANG PERTAMA: MATI SECARA UMUM.
Kematian ini bisa terjadi di mana-mana dengan cara yang berbeda-beda, bisa mati karena penyakit, bisa mati karena kecelakaan, bisa mati karena binatang buas atau karena bisa, keracunan, atau memang sudah lanjut usia.
Kemudian tubuh kembali ke tanah karena berasal dari tanah dan roh kembali kepada Tuhan karena Tuhan Yesus Kristus yang mengaruniakannya.

YANG KEDUA: MATI ROHANI.
Mati rohani berbeda dengan mati secara umum sebab tubuh jasmaninya masih hidup, masih sehat, masih prima, masih kuat, barangkali bisa beraktivitas, tetapi rohaninya telah mati, itu yang disebut mati rohani.
Mati rohani dengan kematian yang pertama tadi berbeda.

Gejala dari mati rohani  ini dapat kita lihat dalam Injil Yohanes 3.
Yohanes 3: 18-19
(3:18) Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
(3:19) Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Di sini jelas dikatakan, terang sudah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang karena perbuatan mereka jahat.
Tidak mau datang kepada terang” inilah gejala ketika seseorang mengalami kematian rohani.
Terang itu sudah datang, tetapi dia tidak mau datang kepada terang, karena dia hidup dalam kejahatan.

Yohanes 3: 20
(3:20) Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;

Perlu untuk diketahui, barangsiapa berbuat jahat (hidup dalam dosa kejahatan) membenci terang dan tidak datang kepada terang.
Tidak datang kepada terang, artinya; tidak mau datang kepada Tuhan = tidak mau datang beribadah dan melayani Tuhan. Itulah keadaan seseorang bila mati rohani.
Orang mati tidak bisa beraktifitas, orang mati tidak bisa melayani Tuhan.

Kalau kita perhatikan Pengajaran  Tabernakel, dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini, posisi gereja Tuhan berada dalam Ruangan Suci.
Di dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat, dari sinilah kita nanti bisa melihat atau mengukur kerohanian kita sudah mengalami kematian atau belum.
Adapun ketiga alat tersebut, antara lain;
1.    Meja roti sajian.
Berbicara tentang ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, berarti domba-domba menikmati firman Allah sebagai makanan rohani.
Firman Allah berkuasa memberi pertumbuhan rohani yang sehat. Firman Allah berkuasa untuk mendewasakan rohani. Firman Allah sebagai makanan rohani juga berkuasa untuk menyucikan seluruh kehidupan kita.
2.     Pelita emas atau kandil dengan tujuh pelita yang bernyala di atasnya, terbuat dari emas murni.
Ini berbicara tentang ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian-kesaksian. Jadi lewat Ibadah Raya Minggu adalah suatu kesempatan bagi kita untuk membawa korban dan persembahan untuk menyaksikan segala kemurahan, ada sebagai seorang pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, multimedia, infokus, bendahara, ada  juga penerima tamu, di sinilah kita menjadi pelita, menjadi saksi, ada yang bermazmur dan lain sebagainya. Itulah Ibadah Raya, pelita emas.
3.     Mezbah Dupa.
Itu berbicara tentang doa penyembahan kita kepada Tuhan = penyerahan diri kita kepada Tuhan.
Kalau seseorang betul-betul ada di dalam penyerahan diri secara total, dilihat  dari ucapan syukurnya kepada Tuhan, tidak ada lagi sungut-sungut di sana, bagaikan rempah-rempah itu yang dibakar di atas dupa emas.
Semuanya sudah hangus, dan bagaikan asap dupa yang berbau harum di hadapan Tuhan, pendeknya; segala sesuatu yang dia perbuat untuk menyenangkan hati Tuhan saja. Itu penyerahan, doa penyembahan, penyerahan diri secara total kepada Tuhan.

Mohon maaf kalau terlalu menunjuk-nunjuk, tetapi saya tidak boleh mengurangi dan menambahkan firman Tuhan.
Dari sinilah kita bisa dapat mengukur, apakah kerohanian kita, sudah mati atau masih berkobar-kobar melayani Tuhan?
Pendeknya;
1.     Meja roti sajian -> kehidupan kita diberi makan.
2.     Pelita emas -> kehidupan kita diberi minum.
3.     Mezbah dupa -> kehidupan kita diberi nafas hidup.
Berarti, kalau tidak datang kepada terang, tidak mau beribadah, tidak mau melayani = tidak makan, tidak minum dan tidak bernafas.
Doa penyembahan adalah nafas hidup, berarti kalau tidak datang kepada terang telah mengalami kematian rohani. Mungkin tubuh jasmani hidup tetapi rohani sudah mati.

Saya ulangi, kalau tidak mau beribadah; tidak makan, tidak minum, dan tidak bernafas = mati rohani.
Berarti; ibadah yang kita jalankan ini adalah suatu kesempatan untuk memperoleh keselamatan, sesungguhnya itu.

2 Petrus 3: 9
(3:9) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Kesabaran Tuhan bukan suatu kelalaian-Nya, tetapi Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, siapapun yang hadir pada malam hari ini.
Di atas tadi saya sudah sampaikan; ganteng jasmani dan cantik jasmani, tetapi kalau rohaninya mati, kan sayang terbakar di dalam api neraka.

Jadi masa kesabaran Tuhan bagi kita bukan suatu kelalaian tetapi suatu kesempatan, sebab Dia ingin menantikan keubahan hidup, pertobatan kita kepada Tuhan.

2 Petrus 3: 13
(3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

Janji Tuhan adalah bahwa kita akan menantikan langit yang baru, bumi yang baru (Wahyu 21:1-2), dimana terdapat kebenaran, sebab tidak ada lagi ketidakbenaran, kefasikan = tidak ada lagi kesusahan.
Ketidakbenaran, kesusahan -> langit pertama dan bumi yang pertama (masa sekarang).
Yang bikin susah adalah dosa, itu yang membuat air mata terus mengalir, tidak dapat ditahan.

2 Petrus 3: 14-15
(3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
(3:15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.

Anggaplah kesabaran Tuhan sebagai kesempatan bagi kita untuk beroleh keselamatan yang kekal.
Panjang sabar Tuhan, kemurahan Tuhan, kasih karunia Tuhan, anugerah Tuhan adalah kesempatan bagi kita, kesempatan emas dicampur dengan permata, dicampur dengan berlian untuk kita memperoleh keselamatan yang kekal.

YANG KETIGA: KEMATIAN YANG KEDUA.
Wahyu 20: 14
(20:14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.

Kematian yang kedua adalah lautan api neraka yang bernyala-nyala.
Kematian yang kedua ini disebut juga kematian yang kekal. Berarti, tidak ada kesempatan untuk mendapatkan keselamatan yang kekal.

Sesudah kematian yang pertama, yaitu zaman Adam sampai sekarang atau sampai Tuhan belum datang, itu kematian pertama, sesudah itu ada kebangkitan pertama. Kemudian kebangkitan yang pertama pada masa kerajaan seribu tahun damai, itu berlaku bagi mereka yang teraniaya pada masa antikris. Teraniaya tetapi selamat karena tidak menerima cap meterai di tangan kanan ataupun di dahi, namun teraniaya. Mengapa teraniaya? Karena tidak mendapat sayap burung nasar. Jadi yang kita kejar sayap burung nasarnya, supaya pada masa aniaya antikris, atau pembinasa keji berdiri di tempat kudus nanti, kita tertolong, jauh dari mata ular. Tetapi sayangnya, ada yang tidak mendapat sayap burung nasar namun tetap mempertahankan Yesus, mereka itulah orang-orang yang lehernya digorok oleh pedang antikris, namun kebangkitan pertama berlaku atas mereka secara automaticly,  menjadi raja bersama dengan Yesus dalam kerajaan seribu tahun damai.
Kemudian, terjadilah kebangkitan yang kedua, semua orang mati (dari zaman Adam sampai Yesus Raja) dihidupkan kembali untuk dihakimi. Kalau namanya tidak terdaftar di sorga, akan dilemparkan ke dalam lautan api neraka yang bernyala-nyala, itulah yang disebut kematian yang kedua.

Wahyu 20: 15
(20:15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Jadi setiap orang yang tidak ditemukan namanya atau tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba dilemparkan ke dalam lautan api yang bernyala-nyala, itulah kematian yang kekal/yang kedua.

Ada tiga penyebab sehingga nama tidak tertulis dalam kitab kehidupan.
Penyebab pertama: TIDAK TERGEMBALA.
Yohanes 10: 2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Kalau domba-domba tergembala, maka terlihat dengan jelas ada dua hal, yaitu:
1.     Domba-domba mendengar suara gembala = dengar-dengaran, berarti tidak mendengar suara asing.
Hawa pernah terpedaya karena dia mendengar suara asing.
2.     Domba-domba mengikuti gembala.
Itulah yang terlihat kalau domba-domba tergembala.

Kalau domba-domba mendengar suara gembala, maka keuntungannya adalah gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya, berarti dikenal, atau namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba = terdaftar di sorga
Jadi, kebalikannya; kalau domba-domba tidak tergembala = namanya tidak dikenal, namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Mohon maaf kalau firman ini terlalu keras. Perhatikanlah keselamatan kita masing-masing.
Kalau tidak tergembala dan tidak dengar-dengaran kepada gembala, maka namanya dihapuskan dari kitab kehidupan, atau tidak terdaftar di sorga, akhirnya dilemparkan ke dalam lautan api yang bernyala-nyala, itulah yang disebut kematian yang kekal/kematian kedua.

Penyebab kedua.
Wahyu 3: 1-2
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
(3:2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.

Setelah dikoreksi oleh firman Allah didapatilah kekurangan jemaat di Sardis dikatakan hidup, padahal sudah mati rohani.
Penyebabnya adalah: “Tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
Jadi semua yang mereka kerjakan tidak ada yang sempurna. Mungkin dia sebagai seorang pemimpin pujian, mungkin dia sebagai seorang pembacan firman, mungkin dia singer, mungkin dia kolektan, mungkin dia pemain musik, bendahara, tetapi tidak sungguh-sungguh, asal-asalan, hanya untuk menonjolkan diri, hanya untuk dilihat (pamer), ada kepentingan diri = tidak sempurna.
Itu sebabnya terlihat hidup, tetapi asal-asalan, di dalam Tuhan = tidak sempurna. Itu yang disebut hidup tetapi mati.

Wahyu 3: 4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Pelayanan yang tidak sempurna ini ada kaitannya dengan pakaian putih.
Pakaian putih atau lenan halus, itu adalah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus, itulah jubah dari seorang imam (Wahyu 19: 8). Jadi itu yang tercemari, karena pekerjaan mereka tidak sempurna.
Imam melayani di ruangan suci untuk membersihkan perabot-perabot yang ada dalam ruangan suci.
Menghidupkan pelita emas pada waktu senja, dan mematikan pada waktu fajar menyingsing, sesuai dengan kitab Keluaran. Kemudian menyajikan dua belas ketul roti, masing-masing terdiri dari enam ketul roti setiap susun, lalu membawa ukupan dan mempersembahkannya di atas mezbah. Itu pekerjaan imam dengan memakai pakaian putih atau lenan halus.
Karena mereka tidak sungguh-sungguh bekerja untuk Tuhan/melayani Tuhan tetapi tidak sempurna, asal-asalan = mencemarkan pakaiannya, itu sebabnya tadi dikatakan dalam ayat 1, kelihatan hidup padahal mati rohani.

Resiko yang harus dihadapi oleh sidang jemaat di Sardis.
Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Kalimat; barangsiapa menang berarti rohaninya hidup, tidak mati, karena bekerja atau melayani Tuhan dengan sempurna, dengan baik, maka selain dikaruniakan pakaian putih, juga Tuhan tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan. Kalau tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, maka namanya;
1.     Diakui di hadapan Allah Bapa, berarti kita boleh merasakan kasih Bapa, kasih Allah di dalam Kristus Yesus lewat pengorbanan-Nya.
2.     Diakui di hadapan para malaikat, berarti ada perlindungan, pembelaan, pertolongan dari balatentara sorgawi yang dipimpin oleh malaikat Michael.
Jadi dimanapun kita berada dalam keadaan apapun dan situasi apapun bahkan sampai gawat darurat, genting, kalau kita diakui di hadapan para malaikat, bala tentara sorga yang dipimpin oleh malaikat Michael akan berjaga-jaga.
Sebaliknya, kalau pakaian tercemari, namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Ayo sungguh-sungguh beribadah, jangan sampai mencemari pakaian. Yang sudah menjadi imam, yang mengambil bagian dalam pelayanan, sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, sungguh-sungguh, jangan asal-asal lagi.
Di atas tadi kita sudah baca firman, bahwa Tuhan tidak lalai terhadap janji-Nya. Kesabaran-Nya itu bukan kelalaian-Nya, tetapi Tuhan menghendaki supaya kita tidak binasa.

Penyebab ketiga.
Keluaran 32: 31-32
(32:31) Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
(32:32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."

Bangsa Israel menyembah patung  anak lembu emas tuangan, oleh karena dosa itu, Musa memohon supaya kiranya Tuhan mengampuni dosa bangsa Israel, sehingga Dia berkata: “Jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.

Lihat jawab Tuhan ...
Keluaran 32: 33
(32:23) Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.

Jadi penyebab yang ketiga adalah penyembahan berhala, itu yang menyebabkan sehingga seseorang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Berhala, arti rohaninya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau pekerjaan nomor satu, ibadah nomor dua, itulah berhala. Kalau anak nomor satu, ibadah nomor dua, itulah berhala.  Kalau suami nomor satu, ibadah nomor dua, itulah berahala. Kalau isteri nomor satu, ibadah nomor dua, itulah berhala. Orang seperti ini tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Seindah-indahnya emas fana yang telah dimurnikan dalam api, tidak ada artinya bagi Tuhan, yang Tuhan kehendaki adalah keselamatan jiwa kita.
Jangan sampai  karena emas, karena peluang emas, antara lain kesibukan, pekerjaan, yang kaitannya dengan harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, uang dan lain sebagainya, akhirnya lupa ibadah, lupa melayani Tuhan, nama orang seperti ini tidak tertulis dalam kitab kehidupan, walaupun Musa memohon sampai nyawanya taruhannya, tetapi Tuhan tetap berkata: “Siapa yang berdosa, nama itu yang dihapuskan dari kita kehidupan Anak Domba.

Lebih jauh melihat meterai keempat yang telah dibuka Anak Domba.
Wahyu 6: 8
(6:8) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Ketika Anak Domba membuka meterai yang keempat, tampillah seekor kuda hijau kuning.
Untung kita memiliki warna di dalam Tuhan; putih, merah, biru, dan ungu.
-       Putih -> keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
-       Merah -> sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia.
-       Biru -> kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-       Ungu -> kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.

Yang menunggangi kuda hijau kuning bernama maut, maka kerajaan maut mengikutinya. Karena namanya maut, maka tentu alam maut, alam di bawah bumi mengikutinya.

Dan kepada Si penunggang kuda hijau kuning diberikan kuasa atas seperempat bumi untuk membunuh dengan empat cara: (1) pedang, (2) kelaparan, (3) sampar, (4) binatang-binatang buas.

Lebih jauh ...
Yehezkiel 14: 21
(14:21) Ya, beginilah firman Tuhan ALLAH: Jauh lebih dari itu, kalau Aku mendatangkan keempat hukuman-Ku yang berat-berat, yaitu pedang, kelaparan, binatang buas dan sampar, atas Yerusalem untuk melenyapkan dari padanya manusia dan binatang!

Empat perkara yang telah kita baca dalam Wahyu 6: 8, yaitu: pedang, kelaparan, binatang buas dan sampar itu merupakan hukuman Tuhan yang berat-berat atas Yerusalem untuk melenyapkan dari padanya manusia dan  binatang.
Dan itulah nanti yang akan menimpa seperempat penduduk bumi.

Kita lihat satu per satu;
-       Pedang, berarti diserahkan kepada musuh dan oleh karena itu, nanti akan banyak yang binasa.
Pedang ini bukan pedang roh yaitu, firman, melainkan pedang dalam arti penghukuman untuk dibinasakan.
-       Kelaparan.
Dalam Amos 8: 11, Tuhan akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, tetapi bukan kelaparan karena makanan dan bukan kehausan akan minuman, melainkan lapar dan haus karena mendengarkan firman Allah sampai akhirnya tidak ditemukan lagi firman Tuhan di atas negeri ini.
Jadi selagi Tuhan menyatakan firman-Nya kepada kita,  selagi firman-Nya masih disodor-sodorkan kepada kita, hargai. Buatlah lumbung yang besar di dalam hati untuk penyimpanan firman Allah (sebagai makanan rohani) dan lapangkanlah hati selebar-lebarnya, berlakulah bijaksana selagi masih ada kesempatan, sebab suatu kali nanti Tuhan akan mengirimkan kelaparan di negeri ini. Sehingga pada saat itu, orang akan mengembara dari laut ke laut, kemudian menjelajah dari Utara ke Timur.
Ini adalah suatu kekeliruan yang besar, sebab kalau mengembara dari laut ke laut, maka yang dijumpai di situ adalah ajaran antikris. Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Roh antikris adalah roh jual beli, Wahyu 13: 14-16, sebab binatang yang keluar dari dalam bumi (nabi-nabi palsu) akan mendirikan patung itu dan patung itu berbicara sedemikian rupa. Tujuannya untuk menyenangkan binatang yang keluar dari dalam laut (antikris).
Lalu kepada setiap orang besar dan kecil diberi tanda 666 di dahi atau di tangan kanan sehingga mereka bebas menjual dan membeli. Berarti yang menjadi alat penukarnya adalah uang, mamon, itulah nanti patung yang berbicara dan sekaligus yang mengatur roda perekonomian, juga yang mengatur roda kehidupan manusia secara mengglobal, seantor dunia, itulah yang terjadi  bila mengembara dari laut ke laut, yang dijumpai adalah ajaran antikris.

Kalau menjelajah dari Utara ke Timur, maka yang ditemukan adalah ajaran Setan. Ajaran Setan itu adalah dosa kesombongan dari Bintang Timur Putera Fajar. Adapun dosa kesombongan dari Bintang Timur, Putera fajar adalah dia hendak menyamai yang  Maha tinggi, namun dia dilemparkan ke bumi karena kesombongannya...Yesaya 14:12-14.
Tanpa disadari banyak anak Tuhan, hamba Tuhan, menjadi sombong, mungkin karena materi, karena keuangan, harta, kekayaan, kedudukan, jabatan.
Kalau beribadah melayani tetapi di dalam suasana seperti itu, itulah yang disebut ajaran Setan, Utara ke Timur. Padahal kalau kita kaitkan dengan pembangunan Tabernakel (Pengajaran Tabernakel), di mulai dari Timur sampai ke Barat = percaya sampai sempurna.
Kalau Utara ke Timur, berarti turun rohani, merosot rohani. Tetapi anehnya kalau kita periksa di dalam kitab Musa yang ketiga, Imamat 28, sekalipun Tuhan sudah kirim pedang, hukuman berat yang pertama, kemudian hukuman berat yang kedua kelaparan, namun mereka tidak bertobat-tobat juga.
Sudah ada pedang, sudah ada kelaparan namun tidak bertobat-bertobat, itu karena dua ajaran di atas tadi; mengembara dari laut ke laut, dan menjelajah dari Utara ke Timur.
Karena mereka tidak juga bertobat-bertobat, maka Tuhan kirimkan penyakit sampar.

-       Sampar.
Kalau dahulu penyakit itu mudah sekali disembuhkan. Saya tidak tahu secara detail tentang kesehatan.
Dalam kesempatan ini saya hanya mau mengatakan; sekarang ini, penyakit kecilpun bisa membunuh manusia karena virus-virus yang sangat kecil hampir tidak terdeteksi. Tuhan sudah kirimkan sekarang ini penyakit yang tidak terdeteksi. Hati-hati.
Dahulu tidak ada penyakit HIV, sekarang sudah ada sebutan penyakit HIV, dulu tidak ada penyakit yang lain seperti antraks dan lain sebagainya, semuanya muncul, dan belum ada cara yang akurat untuk membunuh virus yang mematikan tersebut.
Tetapi bagi anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh dalam penyerahan diri kepada Tuhan, akan terlepas dari 4 hukuman ini.

Namun juga tidak bertobat, sesuai Wahyu 16: 2, 10-11.
(16:2) Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,
(16:11) dan mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.

Walaupun Tuhan sudah kirimkan hukuman yang berat yang ketiga, tetapi juga tidak mau bertobat.
Justru karena sakit yang dialami, pemberontakannya semakin menjadi-jadi. Lalu Tuhan kirimkan hukuman yang keempat, yaitu binatang buas.

-       Binatang buas.
Pengertian binatang buas ada dua, yaitu:
1. Daging dengan hawa nafsu dan keinginannya. Kalau itu dibiarkan, itu sama seperti binatang buas yang menerkam hidup rohani kita. 
2. Nabi-nabi palsu. Manusia tanpa roh = binatang. Binatang buas itulah nabi-nabi palsu, dan yang menghabisi seperempat penduduk bumi.

Keempat hal ini adalah hukuman yang berat.

Dahulu sebelum saya terpanggil, terpilih dan semoga setia, saya ini orang yang keras hati. Keras hati itu kerugiannya tidak mau menempatkan firman dalam hati. Selain keras hati, juga tegar tengkuk, tidak mau menundukkan diri kepada Tuhan.
Sudah salah, dan akibat kesalahan itu saya justru semakin mempersalahkan Tuhan. Saya pernah menyalahkan Tuhan dan berkata mengapa Tuhan, saya tidak bisa menikmati kasih bapa. Mengapa anak-anak lain bisa merasakan kasih bapa tetapi saya tidak? Saya keluar dari satu perusahaan, saya marah lagi kepada Tuhan Yesus sambil menangis di depan cermin dan menyalahkan Yesus.
Bukan makin bertobat, makin menjadi-jadi, tetapi di sinilah penyesalan saya yang paling besar, saya bersyukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya, kemurahan-Nya, pengertian yang Tuhan berikan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, tentu kita sama-sama disadarkan.
Namun setelah saya jadi hamba Tuhan waktu bapa saya sakit-sakitan di Medan saya ditelepon oleh saudara-saudara dari marga saya di Medan, lalu saya pulang dan saya urus. Kemudian kembali lagi di sini, 6 bulan kemudian saya ditelepon dari Medan, ternyata bapa sudah mati/meninggal. Lalu saya pulang lagi. Saya tidak hitung-hitungan soal ongkos, apa yang bisa saya urus di situ, saya urus. Berarti saya harus keluarkan dana juga untuk kematian.
Saya mau mengasihi Tuhan Yesus, bukan semakin mengeraskan hati, bukan semakin tegar tengkuk, supaya tidak berulang kesalahan. Bangsa Israel mengulangi kesalahan karena keras hati dan tegar tengkuk, ini yang sedang terjadi.
Dan akan menimpa seperempat penduduk bumi. Bagaimana dengan kita yang masih ada di bumi ini, yang masih sedang menumpang di bumi ini, sebab kewarganegaraan kita bukan di bumi tetapi di sorga, karena kesalahan Adam, akhirnya ia dilemparkan ke bumi. Kita sekarang bagian dari penduduk bumi, apakah kita bagian dari seperempat bumi yang akan ditimpa empat malapetaka yang berat ini atau terlepas?
Bersyukur kalau firman disampaikan dengan jelas, jangan terlena dengan kotbah-kotbah dengan berkat-berkat padahal cari dahulu kerajaan sorga dan kebenaranNya nanti semua menyusul. Yang terpenting kita harus mengerti soal keselamatan yang dikehendaki oleh Allah. Jadi, oleh karena ajaran Setan-setan itu, mereka tidak mau bertobat, justru semakin menjadi-jadi, karena ajaran dari pada nabi-nabi palsu dengan segala kelicikan mereka. Mereka melayani dengan cap mereka, itu seperti daging yang diselar. Sangat sulit dihapus, seperti itulah nabi-nabi palsu melayani Tuhan.
“...oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka”...1 Timotius 4:2.

Lalu, akibat dari empat hukuman yang berat-berat ini adalah ...
Amos 8: 3
(8:3) Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu," demikianlah firman Tuhan ALLAH. "Ada banyak bangkai: ke mana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam."

Banyak mayat dilemparkan dengan diam-diam, akibat dari 4 hukuman yang berat itu. Sehingga nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan.
Sangat disayangkan, si ganteng dan si cantik (teruna dan anak dara yang cantik) binasa.
Sekarang pertanyaannya; bagaimana dengan kehidupan rohani kita?

Jalan keluarnya
Wahyu 6: 7
(6:7) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"

Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, maka yang menjadi saksinya adalah makhluk yang keempat.

Wahyu 4: 7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Makhluk yang keempat adalah sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Burung nasar yang sedang terbang, itu berbicara tentang kekuatan dari orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan sebagai Raja dan mempelai Laki Laki Sorga.

Yesaya 40: 31
(40:31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Biarlah kita seperti burung nasar yang sedang terbang. Kita menjadi saksi dari apa yang sudah Tuhan nyatakan, dari apa yang sudah Tuhan sodorkan, dari apa yang Tuhan sudah firmankan.
Seperti burung nasar yang sedang terbang, itu berbicara tentang kekuatan dari orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan.
Ukuran kekuatan di sini adalah: mereka “Berlari dan tidak menjadi lesu”, kemudian “Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Biarlah kita semua menjadi saksi dari pembukaan meterai yang keempat ini.

Dimana letaknya sehingga kekuatan itu dapat diperoleh orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan?
Matius 24: 28
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."

Kekuatan kita berasal dari bangkai, tubuh Yesus yang dikorbankan.
Tempat kita untuk menantikan kedatangan Tuhan adalah senantiasa menikmati tubuh dan darah Yesus, itulah firman tentang salib, firman yang dipecah-pecahkan, firman yang rahasianya dibukakan, itulah yang menjadi makanan kita, untuk memberi kekuatan bagi kita semua dalam menantikan kedatangan Tuhan.
Jadi jalan keluarnya supaya tidak binasa oleh karena maut dan kerajaan maut dengan empat hukuman yang berat-berat itu, yang menjadi saksi adalah makhluk yang keempat, itulah burung nasar yang sedang terbang, itu berbicara tentang kekuatan dari orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan.
Mengapa bisa kuat? Karena menikmati bangkai, tubuh Yesus yang dikorbankan.
Kalau dalam satu kebaktian tidak ada salibnya, berarti tidak menikmati tubuh Yesus yang dikorbankan. Kalau dalam ibadah hanya kesaksian seorang artis, tidak ada kotbah dari gembala, tetapi kesaksian, itu bukan kekuatan. Kekuatan kita dari bangkai, tubuh Yesus yang dikorbankan, itulah firman tentang salib, tubuh yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib, itu yang harus kita nikmati. Kalau artis bersaksi, itu bukan kekuatan, itu adalah kesaksian dia.
Kekuatan kita dari tubuh Yesus yang dikorbankan. Itu sebabnya karena tajamnya firman ini, tak banyak orang menginginkannya.
Tetapi saya tidak jadi ragu, saya sudah siap terima resiko seperti ini karena tanggung jawab sebagai gembala nanti akan dihadapkan dihadapan takhta putih. Saya tidak mau karena membiarkan jemaat berdosa, lalu saya binasa. Lebih baik saya selamat dengan caranya Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment