KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, April 24, 2017

IBADAH RAYA MINGGU DAN KEBANGKITAN YESUS KRISTUS, 16 April 2017

IBADAH RAYA MINGGU DAN KEBANGKITAN YESUS KRISTUS, 16 April 2017

"WAHYU PASAL ENAM"
(Seri 18)                                                                     

SubtemaMENDAMBAKAN SUASANA KEBANGKITAN.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian dan ibadah kebangkitan Yesus Kristus.

Segera kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu sekaligus untuk ibadah kebangkitan dari kitab Wahyu pasal 6.
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.

Kita masih berada pada meterai yang kelima: ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima rasul Yohanes melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.

Dengan kata lain, terbunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki, kematian semacam ini disebut mati syahid/martir à orang-orang yang sangkal diri dan pikul salib.
Barangsiapa kehilangan nyawa karena Dia, ia akan memperolehnya kembali, tetapi barangsiapa mempertahankan nyawanya maka ia akan kehilangan nyawanya. Tidak menyangkal dirinya dan memikul salibnya (tidak mau kehilangan nyawa), ia akan kehilangan nyawanya.
Kesimpulannya: ayat 9 ini berbicara tentang kematian.

Ada 2 kali kematian semacam ini terjadi di dalam kitab Wahyu.
YANG PERTAMA.
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Dua saksi Allah yaitu; Musa dan Elia, mereka diberi tugas supaya mereka bernubuat sambil berkabung selama 1260 hari = 3,5 tahun di atas muka bumi.
Sebelum Yesus datang kembali untuk yang kedua kali ke bumi maka terlebih dahulu Musa dan Elia membuka jalan bagi Dia, seperti Yohanes pembaptis disebut juga Elia, sebab Yohanes pembaptis ini mempersiapkan jalan bagi Dia, untuk kedatangan-Nya yang pertama.

Wahyu 11:4
(11:4) Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.

“Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.”
Arti rohaninya; menjadi kesaksian dan terang karena hidup di dalam kuasa Roh Kudus.
-       Pohon zaitun à urapan Roh Kudus.
-       Kaki dian = pelita à orang-orang yang menjadi kesaksian / terang.
Menjadi kesaksian karena kuasa Roh Kudus, mereka berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
Malam ini kita berdiri di hadapan takhta kasih karunia, lewat ibadah raya minggu disertai kesaksian sekaligus ibadah kebangkitan Yesus Kristus.

Wahyu 11:5-6
(11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

Tugas dari dua saksi Allah (Musa dan Elia), dibagi menjadi dua bagian:
Yang pertama:
a)    Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua
musuh mereka.”
Elia, pernah menurunkan api dari langit di hadapan 450 nabi-nabi dan bangsa Israel, sehingga menghanguskan korban bakaran yang ada di atas mezbah, zaman raja Ahab (suami Isebel). Jadi kebenaran dari seorang nabi yang murni perbandingannya adalah 450 nabi-nabi palsu. Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda baptisan pertobatan, sedangkan Yesus Kristus membaptis dengan Roh Kudus dan api.
Fungsi dari pada api adalah untuk menghanguskan tabiat-tabiat daging.
Tetapi di sini kita melihat api yang menghanguskan itu adalah membinasakan musuh yang menyakiti mereka.

b)    Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.”
Ini sesuai dengan pernyataan dari raja Daud; jangan mengusik orang yang diurapi Tuhan.
Sedikit bersaksi: ada beberapa (dua tiga orang) menyakiti saya, sesungguhnya saya berdoa supaya mereka mendapat kemurahan, tetapi saya lihat yang menyakiti saya, tersakiti secara itu juga.
Seperti kedua perwira dengan kelima puluh anak buah mereka masing-masing, yang diutus oleh raja Samaria (Ahazia) dimakan habis oleh api yang turun dari langit...2 Raja-raja 1:9-12,14.

Yang kedua:
a)    “Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat.”
Kalau mereka menutup langit supaya jangan turun hujan selama bernubuat, maka bumi menjadi tandus, gersang, kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa dan mencelakakan...1 Raja-raja 17:1/1 Raja-raja 18:18.
Tetapi kalau kita mau kembali kepada gembala yang memelihara jiwa maka masih ada kesempatan untuk menghasilkan buah.
Kalau kita berkaca kepada firman tentu tahu kerohanian kita kering-kering atau berbuah, kalau memang belum berbuah karena kerohanian kering-kering, hari ini adalah kesempatan yang baik untuk bertobat.

b)    Mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
Ini adalah kesaksian dari Musa, dengan tongkatnya dia memukul sungai Nil, maka segala air dan sumber mata air berubah menjadi darah. Kalau air dan sumber mata air berubah menjadi darah, maka ini sangat mengandung resiko tinggi, manusia tidak dapat menikmati air hidup, tidak mendapat lagi kepuasan, selain mencari kepuasan di sana-sini, seperti perempuan Samaria hidup dengan lima laki-laki, tetapi setelah dia menikmati air kehidupan, maka rasa dahaga itu dipuaskan dengan bukti; dia mengakui segala kesalahan, kelemahan, kenajisannya di hadapan Tuhan. Tetapi pada saat itu (bernubuat selama 1260 hari) tidak ada lagi kesempatan seperti kesempatan yang dialami oleh perempuan Samaria.
Tugas yang dikerjakan oleh dua saksi ini akan membinasakan mereka yang hidup di atas muka bumi.

c)     Memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.”
Kalau malapetaka terjadi dengan berbagai-bagai jenis, maka, yang dialami oleh manusia adalah jiwa mereka terguncang, menimbulkan rasa resah, gelisah, kekuatiran dan ketakutan yang dahsyat seperti yang dialami oleh Firaun dan orang-orang Mesir karena sepuluh tulah. Itulah tugas dari dua saksi Allah; Musa dan Elia.

Wahyu 11:7
(11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.

“Apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka,” ini pengalaman yang sama seperti di dalam Wahyu 6:9.
Jadi setelah mereka menyelesaikan kesaksian itu, tampillah binatang dari jurang maut berperang melawan mereka sampai mengalahkan bahkan membunuh dua saksi Allah; Musa dan Elia mati.

Wahyu 11:8-9
(11:8) Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.
(11:9) Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan.

Dua saksi Allah ini mati selama 3,5 hari dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, karena tidak boleh dikubur, seisi dunia akan menyaksikan peristiwa itu. Jalan raya kota besar -> Sodom dan Mesir, yaitu kota dari orang-orang yang menyangkal salib Kristus.

Wahyu 11:10
(11:10) Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Mereka yang diam di atas bumi bergembira, bersukacita, berpesta dan saling mengirim hadiah karena kematian dari dua saksi Allah, yaitu; Musa dan Elia yang merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi ketika mereka bernubuat dan berkabung selama 1260 hari / 3,5 tahun.

Kejadian 4:5
(4:5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Karena Tuhan tidak mengindahkan Kain dan korban persembahannya lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Kalau hati panas pasti muka muram, kalau hati penuh sukacita pasti wajahnya juga penuh sukacita.

Kejadian 4:8
(4:8) Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

Kain memukul Habel adiknya itu lalu membunuh Habel. Pendeknya Habel menjadi sasaran dari amarah Kain sehingga ia membunuh tanpa alasan yang benar.
Sebetulnya Habel tidak berbuat salah kepada Kain, abangnya tetapi karena amarah / panas hati, maka Habel menjadi korban; ini yang disebut membunuh tanpa alasan, persis seperti di dalam Wahyu 11 tadi, mereka senang membunuh dua saksi Allah tanpa alasan yang pasti. Mereka (dua saksi) bernubuat dan bersaksi karena mereka mendapat komando dari Tuhan, bukan sengaja untuk menunjukkan kejahatannya kepada penduduk bumi, seperti itulah yang dialami oleh Habel.
Jadi ketika mereka membunuh dua saksi Allah, seolah-olah itu pengabdian mereka kepada Tuhan, padahal Tuhan sendiri yang memerintahkan dan menurunkan dua saksi-Nya; (Musa dan Elia), ke bumi, tetapi pada akhirnya kedua saksi Allah menjadi sasaran dari penduduk bumi.

Sekarang kita melihat: BINATANG YANG KELUAR DARI JURANG MAUT.
Wahyu 17:8
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

Binatang yang keluar dari jurang maut; telah ada sebetulnya, namun tidak ada (tiba-tiba tidak ada), kemudian akan muncul kembali dari jurang maut, tetapi akhirnya menuju kebinasaan. Telah ada, namun tidak  ada, tiba-tiba muncul dari jurang maut, persis seperti Anak Domba; Ia yang ada, sudah ada dan yang akan datang. Bukan Setan namanya kalau dia tidak mengadakan tandingan.
Dengan suasana seperti ini maka orang Kristen yang tidak tertulis namanya di dalam kitab kehidupan Anak Domba akan terheran-heran. Ikut Tuhan jangan karena tanda-tanda heran atau mujizat secara lahiriah, tetapi biarlah kita heran melihat keajaiban salib karena yang berkuasa mengubahkan kehidupan kita, mujizat atau tanda-tanda heran adalah karunia dari Tuhan, sedangkan keubahan hidup itu hasil dari kuasa salib. Orang tidak bisa berubah kalau dia malas mengerjakan keselamatannya.

Mujizat seperti ini tandingan dari pada yang telah dialami oleh Anak Domba sesuai dengan Wahyu pasal 1 dan 2; Dia yang ada, sudah ada, dan akan datang.
Seharusnya keajaiban yang dikerjakan oleh Anak Domba ini yang harus kita kagumi bukan mujizat secara lahiriah seperti yang diperbuat oleh binatang yang keluar dari jurang maut.

Mari kita lihat …
Wahyu 1:4, 7-8
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
(1:7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datangà pribadi Anak Domba, Dialah Allah yang Mahakuasa, Dialah Alfa dan Omega.
Sebutan Alfa dan Omega, memberi arti, yang awal dan yang akhir = Yang Ada dan Yang Akan Datang, berarti, yang menjadi  jembatan dari yang ada untuk sampai  kepada yang akan datang, ialah yang sudah ada.

Sekarang kita akan melihat pekerjaan dari yang sudah ada.
Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Kalau Anak Manusia adalah yang awal  (Alfa) dan yang akhir  (Omega), kemudian disebut juga Dia yang hidup, telah mati, namun Ia hidup, sampai selama-lamanya, berarti; dari Alfa untuk sampai ke Omega, yang menjadi jembatannya adalah: kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Yang ada (turun ke bumi), dan yang sudah ada rela mati di atas kayu salib, tiga hari kemudian Dia bangkit dan hidup kembali, ini keajaiban yang harus kita kagumi, bukan mujizat dari binatang yang muncul dari jurang maut.
Yesus tidak akan pernah ajaib kalau salib tidak ada, Yesus ajaib karena salib ada. Tetapi itulah Setan, akal-akalannya banyak, tetapi bagi Dia tidak ada yang tersembunyi, malam ini Dia bukakan rahasia firman-Nya karena Tuhan dengar doa dan penyerahan hati kita tentunya.
Jadi binatang yang muncul dari jurang maut itu tandingan dari apa yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus, Anak Allah. Mana yang harus kita kagumi; mujizat semacam kesembuhan atau kuasa salib? Sidang jemaat jangan terhipnotis dengan khotbah yang selalu (melulu) mengarah kepada perkara lahiriah. Yesus tidak akan pernah ajaib sampai kapan pun, kalau tidak ada salib.

Kita kembali membaca…
Wahyu 9:1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

Binatang yang muncul dari jurang maut sebetulnya dia adalah bintang yang jatuh (ke bumi) dari langit oleh Malaikat Allah, dia dijatuhkan dan berada di jurang maut. Inilah binatang yang melawan dua saksi Allah tadi.
Kemudian, kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

Siapa bintang yang dijatuhkan ini?
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Bintang – bintang à pemimpin – pemimpin di dalam rumah ibadat, mereka adalah orang-orang bijaksana yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Kalau seorang hamba Tuhan tidak sungguh-sungguh di dalam penyerahan dirinya, tidak di dalam tahbisan yang benar, maka hamba Tuhan sekalipun dia sudah ada di tempat yang tinggi yang digambarkan seperti bintang di langit menjadi sasaran dari pada ekor naga merah padam tua.
Dalam kitab Mazmur kepala adalah tua-tua dari dunia ini, ekornya itulah nabi-nabi palsu setelah sepertiga bintang dilangit di serat, dijatuhkan ke bumi dan itulah yang disebut binatang yang ada di jurang maut; yang ada, tiba-tiba tidak ada (hilang) kemudian muncul lagi.

Kita lihat sedikit lagi tentang binatang ini…
Wahyu 9:2
(9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.

Binatang itu membuka pintu lobang jurang maut, lalu naiklah asap dari lobang jurang maut itu bagaikan asap tanur besar, corong besar.
Asap ini à penyembahan tetapi dalam bentuk berhala. Jadi bintang yang jatuh dari langit menjadi binatang yang ada di jurang maut, dialah yang nanti akan menimbulkan banyak berhala-berhala di muka bumi ini.
Hati-hati saudaraku, dulu pernah saya saksikan seorang hamba Tuhan di jawa tengah, hari-harinya khotbah tentang uang sehingga orang-orang kaya, kepincut kepadanya, sekarang hamba Tuhan ini sudah mati, dan jemaatnya menjadi bodoh. Bodohnya apa? Pendetanya sudah mati namun jemaat berusaha untuk mendoakan supaya hidup, loh kita ini siapa? Pendeta tersebut selama masih hidup menimbulkan banyak berhala, ajaran itu diwariskan kepada jemaat, sehingga ketika ia mati, jemaat memberhalakan pendetanya sendiri.
Sekarang ini timbul banyak berhala-berhala, membangun gereja, namun gedung gereja yang tinggi itu digunakan untuk konser para artis-artis yang datang dari belahan dunia, dengan alasan kita harus memberkati dunia, sesungguhnya itu sudah menjadi kesalahan besar. Semoga saudara paham dengan apa yang saya maksud ini. Dialah yang akan menimbulkan banyak berhala nanti di muka bumi ini, sebab awalnya dia sudah tahu sorga, oleh sebab itu dengan mudah ia memutar balik fakta, dan menimbulkan berhala. Kalau hamba Tuhan terlalu mengerti firman tetapi tidak hidup di dalamnya, maka akan mengacaubalaukan kerohanian dari anak-anak Tuhan.

Oleh karena asap itu matahari dan angkasa menjadi gelap.
-       Mahatari à pribadi Allah, tabiat-Nya adalah kasih...Mazmur 84:12.
-       Angkasa / langit / cakrawala itulah takhta Allah = tempat kita beribadah dan melayani Tuhan.
Ini semua menjadi gelap, kalau gelap berarti orang tidak bisa lagi melihat kasih Allah, tidak bisa melihat takhta Allah tempat kita beribadah dan melayani Tuhan.
Banyak orang berada di dalam rumah Tuhan beribadah dan melayani tetapi sesungguhnya dia tidak melihat kasih Allah, dan tidak melihat takhta Allah, maksudnya orang tidak bisa lagi melayani Tuhan dari hati yang tulus karena sudah gelap.

Ada lagi yang lebih parah…
Wahyu 9:3
(9:3) Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajeng di bumi.

Kemudian dari asap itu keluarlah belalang-belalang. Kita mengetahui banyak belalang, mulai dari belalang pelahap, pindahan, pengerik, pelompat, dan ini akan menghabisi hidup rohani anak-anak Tuhan.

Lebih jauh…
Wahyu 9:7
(9:7) Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,

Belalang-belang ini sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan dan kita sudah melihat peperangan yang terjadi saat binatang yang keluar dari jurang maut itu memerangi Musa dan Elia, dan kuda-kuda inilah yang juga turut berperang, rupa mereka seperti rupa manusia, jadi yang diperdayakan adalah manusia daging yang masih hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging.
Yang luar biasanya lagi ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas dikepala mereka, itu kan seolah-olah ada kemenangan dalam setiap mereka bertindak, tetapi sebetulnya binatang itu muncul akan menuju kepada kebinasaan.

Wahyu 9:8
(9:8) dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa,

Rambut mereka sama seperti rambut perempuan. Kalau seorang laki-laki berambut panjang = menghina Kristus atau menghina kepalanya. Jadi, seolah-olah mereka tunduk kepada Kristus sebagai kepala tetapi sebetulnya gigi mereka sama seperti gigi singa.
Apa fungsi gigi singa? Meremukkan, menghancurkan tulang-tulang musuh. Seolah-olah prajurit Tuhan padahal membinasakan anak-anak Tuhan.
Mereka membunuh seolah-oleh pengabdian kepada Tuhan seperti Kain tadi membunuh Habel adiknya tanpa alasan.
Itulah sedikit mengenai bintang yang dilemparkan ke jurang maut / binatang yang muncul dari jurang maut; sudah ada, tidak ada, lalu tiba-tiba munci lagi. Waktu tidak ada sebetulnya mereka ada di jurang maut, pada saat mereka keluar dari jurang maut, orang Kristen kagum terhadap mujizat-mujizat tetapi terhadap salib Kristus mereka tidak kagum, mereka itu adalah orang-orang yang tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.

Kalau hari ini, besok, lusa dan seterusnya (sampai Tuhan datang pada kali yang kedua), kita tetap di ajar untuk memandang salib / memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, dengan maksud supaya tidak ada berhala yang menggelapkan kasih Allah dan takhta Allah. Kalau saya sebagai hamba Tuhan hanya bicara tentang uang dan uang dalam gereja, itu menggelapkan kasih Allah dan takhta Allah. Saya tidak mau mewariskan kebodohan ini kepada sidang jemaat. Kalau saya mati jangan didoakan untuk hidup, jangan juga dihiasi dengan keramik-keramik, tubuh dari tanah, tidak ada artinya lagi.

Wahyu 6:13
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.

Bintang – bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, artinya; gugur sebelum menghasilkan buah yang manis. Mereka sudah gugur karena diseret oleh ekor naga.
Saya rindu ketika Tuhan datang sidang jemaat dipersembahkan sebagai pohon zaitun dan buah anggur yang manis.
Kita saling mendoakan supaya saya juga jangan terseret oleh ekor naga. Jangan rusakkan minyak dan anggur, perkataan Tuhan secara khusus kepada hamba-hamba Tuhan.

Ada 2 kali kematian semacam ini terjadi di dalam kitab Wahyu.
YANG KEDUA.
Wahyu 13:4-6
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Oleh karena mujizat yang diadakan oleh binatang (yang keluar dari dalam laut itu), banyak orang yang terheran-heran dan mengikuti bahkan menyembah binatang itu (binatang yang keluar dari dalam laut) juga menyembah naga yang memberi kuasa kepada binatang itu. Penduduk bumi terheran-heran, hampir sama dengan peristiwa yang pertama tadi.
Kita kagum kepada mujizat, perkara lahiriah atau kagum terhadap salib? Tetapi di sini kita melihat oleh karena mujizat yang dikerjakan oleh binatang (yang keluar dari dalam laut), mereka (orang-orang kristen) terkagum-kagum dan bermulut sombong serta berkata; “Siapa yang  sama seperti binatang ini dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?”
Antikris itu bukan dari luar, tetapi dari dalam, sementara kuasa dari antikris itu berasal dari ular naga bukan dari Tuhan, jadi Setan juga bisa mengadakan mujizat; yang sakit sembuh. Hanya satu yang tidak bisa dikerjakan oleh Setan, yaitu; salib. Mujizat kesembuhan itu karunia Tuhan, sementara salib harus kita pikul sampai betul-betul mengalami keubahan dalam hidup. Ini yang harus kita kagumi.

Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.  

“Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.” Karena mujizat kesembuhan terjadi seluruh dunia  heran lalu mengikuti binatang itu.
Kalau seorang hamba Tuhan menyampaikan firman penyucian, maka salib yang ditegakkan. Saya lebih baik jujur kepada hati nurani, jujur kepada Tuhan oleh karena firman dan salib-Nya dari pada membuat sesuatu gebrakan yang luar biasa tetapi bersifat lahiriah, sepertinya terobosan tetapi itu dari keinginan daging dan Setan (naga).

Saya butuh mujizat dalam setiap ibadah tetapi yang terutama salib ditegakkan dalam hidup, tidak ada aritnya mujizat kalau salib tidak ditegakkan dalam hidup, itu hanya karunia Ilahi saja, tetapi salib itu harus dipikul. Berarti keubahan itu karena memang kita senantiasa memikul salib, ada tanda darah, keubahan karena darah, itu yang lebih berharga.

Wahyu 13:7
(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.

Binatang yang keluar dari dalam laut, juga para pengikut-pengikutnya memerangi orang-orang kudus, mengalahkan mereka sampai membunuh mereka, inilah kematian yang mirip dan sama dengan Wahyu 6:9.

Antikris ini nanti akan berkuasa selama 1260 hari, sedangkan pekerjaan dari binatang yang muncul dari jurang maut itu terjadi sebelum aniaya antikris / antikris belum berkuasa di muka bumi ini.
Jadi sebelum anianya antikris terjadilah seperti apa yang sudah kita baca tadi dan itu berlangsung selama lima bulan lamanya, sedangkan pekerjaan yang kedua ini; binatang yang keluar dari dalam laut ini à antikris, itu terjadi selama 1260 hari / 42 bulan / 3,5 tahun = 1 masa + 2 masa +½ masa.

Mereka yang akan teraniaya pada masa antikris, yaitu:
-       Mereka yang tidak menerima cap antikris 666 di dahi / tangan kanan tetapi tidak menyembah patung bintang itu. Mereka teraniaya tetapi selamat, karena tidak menyembah patung dan binatang itu.
-       Di dalam Wahyu 11:2 : Mereka yang tidak masuk dalam ukuran Tuhan lalu diserahkan kepada bangsa-bangsa lain itulah antikris, mereka diinjak-injak sampai dibinasakan.

Inilah dua hal kejadian yang sama seperti Wahyu 6:9, yaitu:
1.     Wahyu 11:7.
2.     Wahyu 13:7.
Kesimpulannya, Wahyu 6:9 itu berbicara tentang kematian.

Lanjut…
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"

Mereka yang mati syahid / mati martir berseru dengan suara nyaring kepada Tuhan.

Supaya kita mengerti suara nyaring ini, mari kita lihat kembali…
Kejadian 4:10
(4:10) Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

Darah Habel itu berteriak kepada Tuhan dari tanah, berarti di dalam setiap darah terdapat jiwa, itulah yang berseru kepada Tuhan.
Tadi mereka telah mati syahid, namun mereka dapat berseru dengan suara nyaring? Yang berseru dengan suara nyaring itulah darah, seperti darah Habel berteriak kepada Tuhan.
Darah / kematian yang dikasihi oleh Tuhan itu sangat berharga, buktinya; darah itu bisa berteriak / berseru dengan suara nyaring, itu cukup membuktikan bahwa di dalam darah terdapat jiwa manusia.

Jalan keluarnya, supaya terjadi kebangkitan.
Wahyu 6:10                                                                     
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"

Seruan dari mereka yang mati syahid: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
Seruan ini menunjukkan bahwa mereka rindu untuk dibangkitkan kembali.

Kemudian, bagian dari seruan dari orang-orang yang mati syahid/martir:
“Engkau tidak menghakimi, dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka kepada yang diam di bumi?”
Pendeknya, mereka menginginkan pembalasan terhadap orang-orang yang menganiaya dan membunuh mereka.

1 Korintus 15:24-25
(15:24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

Kebangkitan itu terjadi sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

1 Korintus 15:25-26
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Karena Yesus harus menanggung pemerintahan sebagai raja, maka semua musuh harus dikalahkan.
Yesus telah mengalahkan musuh abadi 2017 tahun yang lalu di atas kayu salib, Dia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya. Jadi, terlebih dahulu segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan dari Iblis/Setan dikalahkan, kemudian musuh yang terakhir dibinasakan ialah; maut. Pendeknya, terjadi pembalasan seperti apa yang diinginkan oleh orang-orang yang mati syahid/martir.
Musuh abadi ada dua yaitu; daging dan Iblis atau Setan. Ini sudah dikalahkan di atas kayu salib sebab Ia telah meremukkan kepala ular yang menimbulkan keresahan di atas muka bumi. Juga musuh yang terakhir yang dibinasakan yaitu; maut.

1 Korintus 15:54-55
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Setelah musuh yang terakhir dikalahkan di atas kayu salib, genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.” Sehingga oleh karena kemenangan itu, kita berani berkata: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

1 Korintus 15:56
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Sengat maut ialah dosa, dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Maut itu punya sengat, yaitu: dosa, sedangkan upah dosa adalah maut, kemudian kuasa dosa ialah hukum Taurat, maka setiap orang yang hidup di dalam dosa, berada di bawah hukum Taurat, sebab di dalam hukum Taurat; “Mata ganti mata, gig ganti gigi” arti rohaninya; kejahatan di balas dengan kejahatan.
Kenapa orang menjalankan ibadahnya secara Taurat / lahiriah? Karena dia hidup di dalam dosa, juga ini sudah dikalahkan tadi.
Kesimpulannya: Wahyu 6:10 adalah suasana kebangkitan.

Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib / mati di atas kayu salib, berarti dosa tidak berkuasa lagi.
Biarlah kita satu di dalam kematian Yesus Kristus, supaya dosa tidak berkuasa lagi. Jadi salib adalah sarana untuk membawa kita satu dalam kematian Yesus. Coba lihat orang mati, tidak dapat dipengaruhi oleh yang tidak suci.
Dia telah meremukkan kepala ular di atas kayu salib, dosa dan sumber dosa telah diremukkan oleh kematian Yesus di atas kayu salib. Berarti; kekuasaan, kekuatan dan pemerintahan dari pada Setan sudah dibinasakan.

Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Sebagai tanda: Tabir Bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah. Itulah tabir bait suci yang terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Kalau ibadah tanpa penyaliban / perobekkan daging tidak akan pernah bisa menembusi tirai / berada di tempat kudus, ini tanda ketika seseorang mengalami kematian dan berkemenangan terhadap dosa.
Kita juga bisa mengerjakan ini semua (melayani Tuhan) karena telah mengalami penyaliban terhadap daging. Tidak mungkin pekerjaan yang besar ini kita dapat kerjakan kalau tidak mengalami penyaliban terlebih dahulu terhadap daging.

Barulah…
Matius 27: 52-53
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Setelah perobekkan daging terjadi, kuburan pun terbuka dan banyak orang kudus akan bangkit dan akhirnya berada di tempat kudus, Yerusalem yang baru.

1 Korintus 15:12-13
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
(15:13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.

Kalau tidak ada kebangkitan orang mati maka Kristus tidak akan dibangkitkan.

Tetapi yang benar..
1 Korintus 15:14
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.

Andaikata Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan firman Allah dan sia-sialah kepercayaan dari pada anak-anak Tuhan, sia-sialah hamba Tuhan yang melayani dan sidang jemaat yang percaya kepada Tuhan, sia-sia juga kematian dari orang yang mati syahid/martir. Tetapi tadi kita sudah melihat bahwa dalam Wahyu 6:10, darah mereka berteriak kepada Tuhan supaya mereka segera mengalami suasana kebangkitan.
Kesimpulannya: ayat 10 berbicara tentang kebangkitan.

1 Korintus 15:20
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.

Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati. Berarti, setelah kebangkitan Yesus Kristus, selanjutnya orang-orang yang mati di dalam Tuhan (mati syahid/martir) akan dibangkitkan.

1 Korintus 15:21
(15:21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

Kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia, demikian semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (Adam yang kedua). Asal kita ada di dalam persekutuan dengan Yesus Kristus sama seperti orang-orang yang mati syahid tadi, mereka akan dibangkitkan suatu kali kelak karena ada di dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Dalam Roma 6:3-10, kalau satu di dalam kematian-Nya maka tentu kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya, sejauh persekutuan kita, asal kita hidup di dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Jadi yang benar; Yesus Kristus dibangkitkan, maka seruan itu bukan seruan yang aneh, tetapi itu seruan betul-betul seruan karena mereka menyadari bahwa kematian mereka berarti di hadapan Tuhan, mereka betul-betul mati syahid.

Yang pertama bangkit Yesus Kristus, selanjutnya mereka yang menjadi milik Kristus.
1 Korintus 15:23
(15:23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

Sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya yaitu mereka yang sudah dimeteraikan menjadi milik-Nya.
Meterai dari pada milik-Nya adalah; Roh Kudus dan salib-Nya, ada materai di dahi huruf T dan Roh Kudus sebagai milik Kristus.

Ciri-ciri di dalam kuasa kebangkitan:
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
(6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

Ciri-cirinya: “Kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih.”
Jubah putih adalah pakaian imam-imam. Imam-imam berarti orang yang melayani Tuhan ini tanda/suasana kebangkitan, memberikan dirinya untuk melayani Tuhan dalam kesucian dan mengerti pekerjaan Tuhan.
Inilah tanda / suasana dalam kebangkitan; melayani Tuhan dalam kesucian dan mengerti pekerjaan Tuhan, itulah arti sehelai jubah putih. Milikilah jubah putih! Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;


Gembala sidang : Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment