KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, April 18, 2018

IBADAH KEMATIAN YESUS KRISTUS (JUMAT AGUNG), 30 MARET 2018






IBADAH KEMATIAN YESUS KRISTUS (JUMAT AGUNG), 30 MARET 2018

Subtema: SALIB SARANA YANG INDAH UNTUK SAMPAI PADA PENGALAMAN KEMATIAN.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita boleh melangsungkan Ibadah Jumat Agung atau Ibadah Kematian pada tahun 2018 ini. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kemurahan ini, biarlah darah salib memulihkan segala sesuatu, memulihkan hidup, ibadah pelayanan, nikah jasmani dan rohani, segala sesuatu dipulihkan, berkat berkelimpahan.
Kita manfaatkan korban Kristus, darah salib untuk memulihkan keadaan kita, ibadah kita semakin hari semakin berkenan, pelayanan kita semakin hari semakin berkenan di hadapan Tuhan, supaya di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan, di dalam maupun di luar negeri yang senantiasa mengikuti live streaming atau video internet, youtube, facebook dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya, sehingga nanti membawa kita ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Segera saja kita memperhatikan firman untuk ibadah Kematian (Jumat Agung) dari Filipi.
Sesungguhnya malam ini adalah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci dari kitab Rut, namun hari ini kita harus memperingati kematian Yesus Kristus maka kita akan mengawali firman Tuhan dari Filipi 3:10.

Filipi 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.

Rasul Paulus berkata; “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
Kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan-Nya, kemudian menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya adalah tiga serangkai atau satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Inilah yang dikehendaki oleh Rasul Paulus, kiranya ini juga yang kita kehendaki bahkan kita dambakan.

Semoga lewat Ibadah Jumat Agung malam ini di dalamnya firman Allah disampaikan sehingga kerinduan kita terwujud seperti apa yang menjadi kerinduan dari Rasul Paulus…Haleluya…

Oleh sebab itu segera saja kita membaca surat Paulus yang dikirim kepada jemaat di Roma.
Roma 6:5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Jika kita satu di dalam kematian-Nya maka kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya.
Jika Yesus tidak dibangkitkan dari antara orang mati maka sia-sialah pemberitaan firman Tuhan, sia-sialah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan, sia-sialah pengorbanan kita selama ini, sia-sialah pengikutan kita kepada Tuhan, tetapi kenyataannya Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati sehingga maut telah dikalahkan.
Pendeknya; jika kita satu di dalam kematian-Nya maka kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya.
Tetapi kita juga harus mengetahui dengan pasti sarana yang membawa kita untuk sampai kepada pengalaman kematian.

Kita kembali memperhatikan ...
Filipi 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.

Untuk sampai kepada pengalaman kematian Yesus Kristus diawali dengan persekutuan di dalam penderitaan-Nya yaitu sengsara salib atau aniaya karena firman.

Lebih rinci kita perhatikan di dalam ...
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Perhatikan, jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati ia akan menghasilkan banyak buah.
Menghasilkan banyak buah itu berbicara tentang pengalaman kebangkitan Yesus Kristus.
Pendeknya; ayat ini menceritakan tentang pengalaman kematian Yesus Kristus.

Yohanes 12:25-26
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
(12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Syarat untuk melayani dan mengikuti Tuhan adalah: rela kehilangan nyawanya, berarti sangkal diri pikul salib. Itulah yang dimaksud persekutuan di dalam penderitaan-Nya.
Jadi sudah sangat jelas bahwa sengsara salib adalah sarana yang paling indah untuk membawa untuk sampai kepada pengalaman kematian.

Matius 16:21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Puji Tuhan, saat ini kita berada di Yerusalem yaitu pusat kerajaan damai sejahtera (beribadah dan pelayanan) disebut juga kota raja besar. Dalam ibadah pelayanan ada salib ada sengsara jadi tidak  usah heran, justru kalau di dalam suatu ibadah tidak ada salib itu yang membuat kita heran dan bertanya-tanya.

Di sini kita melihat, Yesus Kristus memberitahukan penderitaan-Nya kepada dua belas murid lalu dibunuh (mati) dan dibangkitkan pada hari yang ketiga.
Jadi sengsara salib atau aniaya karena firman sangat efektif untuk membawa kita sampai masuk dalam pengalaman kematian. Dalam hal ini kita tidak perlu ragu, karena Yesus sendiri yang mengatakannya kepada dua belas murid.
Jadi kalau harus menanggung penderitaan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini jangan ditolak dan jangan heran. Sebab sengsara karena salib kesempatan emas untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian.
Ketika kita berada di Yerusalem, berada di tengah-tengah ibadah pelayanan memang banyak menanggung penderitaan, Yesus sendiri telah mengatakannya kepada dua belas murid.

Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Sebagai syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan adalah menyangkal diri dan memikul salibnya = rela kehilangan nyawa untuk memperoleh hidup yang kekal.

Sekarang kita akan memperhatikan tentang menyangkal dirinya dan memikul salibnya.
Keterangan: MENYANGKAL DIRINYA.
Menyangkal dirinya berarti tidak mengakui kelebihan dan segala yang ada dalam diri = tidak bermegah atas diri sendiri.

2 Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut juga dengan Firdaus.
Kemudian ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga dia menerima dua hal dari Tuhan:
1.   Rasul Paulus menerima penglihatan-penglihatan.
Saudaraku, di dalam Bilangan 12:6, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada seorang hamba Tuhan lewat penglihatan-penglihatan. Berarti menunjukkan bahwa Rasul Paulus ini sangat berkenan kepada Allah.
2.   Rasul Paulus menerima penyataan-penyataan dari Tuhan, yaitu ia mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan manusia.
Berarti ada suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan atau ada hubungan intim dengan Tuhan yang menghasilkan nyanyian baru atau bahasa roh. Jadi, nyanyian baru atau bahasa roh (bahasa lidah) dihasilkan oleh persekutuan yang indah atau hubungan yang intim dengan Tuhan.
Bahasa roh itu adalah kata-kata yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan oleh siapapun, yang mengerti bahasa roh itu hanyalah dia dengan Tuhan.
Kesimpulannya dari perkara ini; betapa hebatnya hubungan intim antara Rasul Paulus dengan Tuhan, suatu hubungan yang luar biasa sampai menghasilkan nyanyian baru, kata-kata yang tidak terkatakan yang tidak dapat diucapkan siapapun, selain orang itu dengan Tuhan.
Pendeknya, betapa eratnya hubungan intim antara Rasul Paulus dengan Tuhan.

Kelebihan Rasul Paulus; mendapatkan penglihatan-penglihatan dan menerima penyataan-penyataan dari Tuhan, dua perkara ini sungguh luar biasa.

2 Korintus 12:5
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
Rasul Paulus tidak bermegah atas penyataan-penyataan dan penglihatan-penglihatan yang luar biasa itu. Rasul Paulus tidak mau bermegah, selain atas kelemahan-kelemahannya.

2 Korintus 12:6
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.
Bermegah karena kelebihan-kelebihan sesungguhnya itu adalah perbuatan bodoh, sebab itu Rasul Paulus menahan dirinya (tidak bermegah), supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadanya lebih dari pada yang mereka lihat, lebih dari pada yang mereka dengar, tidak menjadi batu sandungan.

2 Korintus 12:7
(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Justru kepada Rasul Paulus diberi suatu duri di dalam daging yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh dia, supaya dia jangan meninggikan diri.
Duri dalam daging itu terkadang penting supaya kita semakin hari semakin merendahkan diri.

2 Korintus 12:8-10
(12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
(12:10)  Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Rasul Paulus tiga kali berseru kepada Tuhan supaya utusan Iblis itu mundur dari padanya. Tetapi jawab Tuhan kepadanya; "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.”
Pendeknya, duri dalam daging adalah kasih karunia, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna.
Kalau seseorang terlebih suka bermegah atas sengsara salib orang seperti ini punya kuasa dari sorga.

Namun pada akhirnya Rasul Paulus bermegah di dalam kelemahannya, artinya: rela di dalam siksaan, rela di dalam kesukaran, rela di dalam penganiayaan, rela di dalam kesesakan oleh karena Kristus.
Bermegah atas kelemahan berarti bermegah atas sengsara salib, supaya pada saat kita lemah kita kuat. Tetapi kalau kita merasa diri hebat, kita lemah.
Jadi betul sekali, duri dalam daging yaitu: sengsara salib, aniaya karena firman itu adalah kasih karunia, sebab kita kuat menghadapi ujian.
Itulah keterangan tentang menyangkal dirinya.

Keterangan: MEMIKUL SALIBNYA.
Memikul salib, artinya; memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas pundaknya.
Kolose 3:18-22
(3:18) Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
(3:21) Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Setiap orang harus memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan, antara lain:
a.   Tanggung jawab seorang ISTERI: tunduk kepada suaminya.
Itulah yang seharusnya di dalam Tuhan.
b.   Tanggung jawab SUAMI: mengasihi isterinya.
Berarti, tidak berlaku kasar terhadap isterinya, berarti mengayomi dan melindungi.
c.   Tanggung jawab seorang ANAK: taat kepada orang tuanya atau patuh pada ajaran orang tuanya, sebab itulah yang indah di dalam Tuhan.
Kalau anak hormat kepada orang tua umurnya panjang, tapi tidak ada artinya umur panjang kalau tidak mengalami keindahan, sebaliknya tidak ada artinya keindahan kalau umurnya tidak panjang.
d.   Tanggung jawab seorang BAPAK: jangan menyakiti hati anak, supaya hati anak jangan menjadi tawar.
e.   Tanggung jawab seorang HAMBA: taat kepada tuannya dalam segala hal dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
Kalau seorang hamba melayani dengan tulus hati berarti dia adalah seorang hamba yang jujur, karena kejujuran dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Jujur itu berarti di depan dan di belakang dia tetap jujur, dia tidak  akan  berlaku curang. Sedangkan orang yang suka berlaku curang di depan terlihat baik di belakang tidak.

Kolose 3:23
(3:23) Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Saya berharap imam-imam yang melayani Tuhan, melayani dengan sepenuh hati bukan untuk dilihat manusia, tapi betul-betul kita melakukannya untuk Tuhan dengan tulus.

Kolose 3:24
(3:24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
f.    Tanggung jawab seorang TUAN:
Kolose 4:1
(4:1) Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.

Berlaku adil dan jujur terhadap hamba-hambanya.
Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan ialah: Yesus Kristus, dari Dialah kita mendapatkan upah, bukan dari manusia.
Itulah tanggung jawab dari setiap orang, tanggung jawab seorang suami, tanggung jawab seorang isteri, tanggung jawab seorang anak, tanggung jawab seorang hamba, dan tanggung jawab seorang tuan.
Semua tanggung jawab itu harus dipikul di atas pundaknya, sehingga semuanya menjadi baik, semua jadi indah.

Pertanyaannya; Pada saat kapan kita menyangkal diri dan memikul salib?
Lukas 9:23
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Menyangkal dirinya memikul salibnya setiap hari artinya; SAMPAI MENDARAH DAGING, berarti sampai dinikmati.
Jadi menyangkal diri dan memikul salib sampai mendarah daging, berarti dinikmati, bahkan menjadi tabiat, tidak asing lagi bagi dia, itu yang dimaksud setiap hari.

Reaksi Petrus terhadap pemberitahuan tentang penderitaan Kristus
Matius 16:22
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Pendeknya; Petrus menolak pengajaran salib.
Kalau menolak pengajaran salib berarti, menyukai ajaran lain yaitu ajaran Setan, itu sebabnya Yesus berkata “Enyahlah Iblis!”
Sebetulnya, Petrus bukan Setan, Petrus bukan Iblis, tetapi yang mau disingkirkan adalah pengertian, paham, ajaran yang diterima Petrus.

Bagaimana reaksi kita terhadap pengajaran salib yang kita terima yang kita dengar malam hari ini?
Kalau menggunakan logika sangat bertolak belakang dengan pengajaran salib. Maka paham semacam ini harus disingkirkan, pengertian yang semacam ini harus disingkirkan.
Itu sebabnya di atas tadi saya katakan, ibadah dan pelayanan tanpa salib perlu dipertanyakan.

Sekarang kita lihat contoh ajaran Setan, paham yang harus disingkirkan.
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Contoh ajaran Setan adalah: firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.

Tentang: FIRMAN YANG DITAMBAHKAN.
Ditambahkan artinya; menyampaikan satu dua ayat firman Tuhan lalu ditambahkan atau disertai dengan cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, dan silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya.
Misalnya menyampaikan satu dua ayat lalu disertai dengan cerita si kancil, si buaya, si kura-kura, si ular, dan lain sebagainya, supaya pemberitaan firman ini terlihat wow, terlihat luar biasa, tetapi mana mungkin si kancil, si buaya, si ular dapat menyucikan dosa yang tersembunyi, itu sesuatu yang tidak mungkin, tapi sekarang ini sedang marak pemberitaan firman yang semacam ini. Setan begitu hebat mengacaukan kebenaran yang sejati.

Tentang: FIRMAN YANG DIKURANGKAN.
Pengajaran salib diganti dengan dua hal, yaitu:
1.   Teologi (teori) kemakmuran, artinya: orang kristen tidak boleh miskin harus kaya.
Kalau paham semacam ini diajarkan dan tidak ditelaah oleh sidang jemaat dengan baik maka sidang jemaat akan terkagum-kagum.
Oleh sebab itu jangan heran sesungguhnya orang kaya sangat sukar sekali masuk dalam kerajaan sorga, sebab orang kaya tidak mau dikoreksi. Maka ajaran seperti ini kalau tidak ditelaah dengan sungguh-sungguh, tidak disimak dengan sungguh-sungguh maka ia akan terima dengan senang hati sekali.

Setiap hamba Tuhan tidak sama, termasuk jumlah jemaat yang dilayani tidak sama.
Musa jemaatnya + dua juta lebih, sedangkan Elia  hanya satu janda dan satu anak kecil (anak sekolah minggu). Sekarang pertanyaannya mana yang lebih hebat Musa atau Elia? Kita tidak akan berani berkata Musa yang lebih hebat atau sebaliknya Elia yang lebih hebat, buktinya justru kedua pribadi ini sekarang berada di sorga. Ketika Yesus berada di atas gunung yang tinggi kedua pribadi ini pernah turun dan berbincang-bincang…Matius 17:1-13, lalu pada saat Yesus datang pada kali yang kedua terlebih dahulu kedua pribadi ini turun, sebab mereka adalah dua pohon zaitun, kehidupan yang diurapi menjadi kesaksian.
Jadi sebelum Yesus datang kembali sebagai raja dan mempelai pria sorga untuk yang kedua kali, terlebih dahulu mereka turun untuk memberi kesaksian-kesaksian.

2.   Diganti dengan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat tetapi salib dikecilkan.
Saudaraku berkali-kali saya sampaikan sejuta kali kita melihat mujizat terjadi di depan mata, tetapi kalau seseorang tidak mau memikul salibnya tidak ada artinya. Biar berkali-kali anak Tuhan rubuh dan rubuh di dalam gereja kalau anak Tuhan itu tidak mau memikul salibnya tidak ada artinya.

1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Pemberitaan firman tentang salib bagi orang Yahudi adalah suatu batu sandungan karena mereka tidak hidup di dalam salib, yang mereka kehendaki hanyalah tanda heran atau mujizat-mujizat.
Sedangkan bagi orang kafir yang diwakili orang Yunani pemberitaan firman tentang salib atau melayani dengan memikul salib adalah suatu kebodohan karena menghabiskan waktu, bagi dia pekerjaan dan harta yang lebih utama dari pada menyangkal diri dan memikul salib.
Mengerti firman Tuhan tapi tidak mau melakukannya sama seperti ahli Taurat, sehingga bagi dia pengajaran salib adalah suatu kebodohan.

Tapi di sini kita melihat Rasul Paulus tidak terpengaruh dengan keinginan orang Yahudi dan keinginan orang Yunani, saya pun belajar untuk itu.
Dulu karena melihat jemaat hanya beberapa orang tidak bertambah-tambah sempat hampir terpengaruh juga, ingin merubah cara-cara pelayanan dengan menggunakan pemanis-pemanis supaya jiwa-jiwa bertambah, mudah sekali dengan cara-cara pemanis. Tetapi Tuhan teguhkan hati saya untuk tidak berubah tetap mempertahankan pengajaran salib, saya bersyukur sidang jemaat tidak tertipu. Sebab Yesus yang disalibkan itu bukan cerita legenda tetapi itu nyata.
Kalau melayani dengan menggunakan cara-cara pemanis berarti Yesus yang disalibkan hanyalah sebuah legenda, fiktif, tapi Yesus yang disalibkan itu nyata maka cara pelayanan jangan diubah dengan cara-cara pemanis. Maka sidang jemaat harus terima dengan rendah hati, tidak boleh memberontak, sabar, dan rendah hati, karena Yesus yang disalibkan nyata, real, maka itu juga harus nyata dalam kehidupan kita, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, juga dalam nikah rumah tangga.

Itulah tadi ajaran setan, yaitu: firman ditambahkan dan firman dikurangkan.
Kerugian kalau menerima firman yang ditambahkan, sebab kepadanya akan ditambahkan malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab Wahyu 22:18.
Kemudian, kerugian kalau menerima firman yang dikurangkan; dari padanya akan diambil pohon kehidupan serta kota kudus, berarti tidak layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba.

Ciri-ciri apabila seseorang menerima ajaran salib.
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Firman Tuhan berkata: “Biji gandum itu harus jatuh ke dalam tanah dan mati.”
Mari kita simak kalimat biji gandum harus jatuh ke tanah dan mati.

Kalimat ini di bagi menjadi dua bagian:
Yang pertama, tentang: JATUH KE TANAH.
Jatuh ke tanah artinya; merendahkan dirinya di hadapan Tuhan.
Filipi 2:6-8
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Di sini kita melihat, Yesus dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya.
Untuk merendahkan diri-Nya Yesus terlebih dahulu melepaskan segala milik-Nya = mengosongkan diri, berarti berada di titik nol, kosong.
Mengosongkan diri atau titik nol, dengan membuat diagram horizontal dan vertikal maka titik nol berada pada poros salib atau sentralnya salib, ada di tengah-tengah/ titik pusat.
Pendeknya, ibadah salib dan pelayanan salib sentralnya adalah titik nol.
Ketika diagram horizontal dan vertikal menjadi satu:


Jadi kalau pada diagram vertikal itu ada angka 1, 2, 3, ... (naik ke atas) berarti itu ketinggian hati, kesombongan. Lepas dari sentralnya atau porosnya salib (titik nol) disitu akan ada ketinggian hati (kesombongan).
Sebaliknya pada vertikal itu ada angka -1, -2,-3, ... (turun ke bawah) itu negatif, akan terlihat dosa minder (tidak percaya diri). Biasanya saat dia ada uang sombong saat tidak ada uang dia minder, itu sisi vertikal.
Kemudian, pada sisi horizontal angka 1, 2, 3, ... (ke kanan), semakin banyak angkanya ia akan semakin terpisah dengan sesamanya.
Kemudian, kalau -1, -2, 3, ... (ke kiri) maka dia semakin dingin mengasihi sesama.

Maka memang ibadah salib dan pelayanan salib harus tetap berada pada sentralnya salib, titik nol, tetap merendahkan diri. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, Dia mau merendahkan diri-Nya. Kalau kita melayani dengan kerendahan hati berkenan kepada Tuhan dan orang lain juga akan tertolong.

Keuntungan berada di titik nol.
Kejadian 1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, artinya:
Kalau kita rendah, berada di titik nol keuntungannya penuh dengan Roh Kudus.
Permukaan air adalah titik terendah = titik nol = mengosongkan diri.

Perhatikan saudaraku, semua sungai yang berasal dari hulu gunung-gunung yang ada di atas muka bumi ini, semuanya mengalir (bermuara) ke laut, sungai apa saja akan bermuara ke laut artinya; kalau hamba Tuhan melayani dengan kerendahan hati, keuntungannya adalah menjadi muara Roh Kudus.
Roh Kudus itu mencari dataran rendah tidak pernah mencari dataran tinggi.

Awalnya kita mungkin sangat sukar mendengar firman, tidak bisa menikmati firman, tapi semakin merendah semakin bisa menikmati, sehingga mudah sekali hati saya tersentuh dengan pengajaran salib keuntungannya mudah mengakui segala kekurangan.

Praktek di titik nol.
Filipi 2:7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Jadi praktek berada di titik nol mengambil rupa seorang hamba bukan mengambil rupa seorang tuan.
Kalau mengambil rupa seorang tuan susah sekali menghampakan atau mengosongkan diri, susah sekali merendahkan diri.
Dalam bahasa Yunani hamba berarti doulos artinya; tidak ada hak atas dirinya sendiri selain tuannya.

Perlu untuk diketahui, kita semua telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia (dosa warisan) harganya telah lunas dibayar oleh darah Yesus Kristus, maka otomatis kita tidak berhak lagi atas diri sendiri selain Yesus Kristus.
Yang sudah mengalami ketebusan (mengetahui harga dari sebuah ketebusan), maka orang semacam ini tidak akan lagi semena-mena dalam dirinya, tidak sesuka hati lagi melakukan dosa karena dia sudah ditebus dari cara yang sia-sia oleh darah yang mahal, harganya sudah lunas dibayar, dia tidak berhak atas dirinya selain Yesus.
Kalau seseorang masih sesuka hati melakukan dosa berarti dia belum mengerti arti ketebusan.
Kalau mengerti arti ketebusan oleh darah salib, tidak boleh berbicara sembarangan, tidak boleh melangkah seenaknya saja, tidak boleh melakukan dosa kejahatan dan dosa kenajisan seenaknya lagi, melayani pun tidak boleh sembarangan.
Biarlah kita melayani atas dasar dengar-dengaran bukan atas dasar karena kita pintar, kita bisa dan mampu, melainkan karena kita sudah ditebus oleh darah Yesus yang mahal. Jadi kita tidak berhak lagi atas diri sendiri selain Yesus Kristus, Dialah tuan dari semua hamba-hamba Tuhan.

Yang kedua, tentang: MATI.
Mati artinya; tidak hidup dalam hawa nafsu daging = daging tidak bersuara lagi = tidak membuka mulut.
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
“Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya”.
Tidak membuka mulut artinya: tidak hidup di dalam hawa nafsu daging = MATI, berarti;
-     Tidak mempersalahkan orang yang bersalah.
-     Tidak membenarkan dirinya sekalipun benar.
Sehingga ketika Dia dianiaya tetapi membiarkan diri-Nya ditindas tidak membuka mulut-Nya.

Pengalaman salib dimulai dari taman Getsemani, di sana Dia sudah tersakiti, oleh hamba-hamba imam besar yang menangkap-Nya, kemudian ciuman palsu dari pada Yudas, namun mulut tidak terbuka, tidak mempersalahkan yang salah dan tidak membenarkan diri sekalipun benar.
Sampai nanti berada di tiga pengadilan; yang pertama; Imam Besar Kayafas, pengadilan kedua Pilatus, pengadilan ketiga Herodes, di situ Ia tidak mendapat keadilan, Ia dipersalahkan, Ia diolok-olok,  tetapi mulut-Nya tidak terbuka.
Arti mati, tidak membuka mulut, itulah kebenaran Allah, dibenarkan oleh iman sehingga nyata kasih karunia.
Kebenaran Allah itu dibenarkan oleh darah salib. Kalau kita dibenarkan oleh darah salib itulah kebenaran iman, bukan lagi karena mengandalkan manusia dan kekuatanya, itulah kasih karunia.

Dampak positif mati (mulut tidak bersuara)  ada dua:
Yang pertama: ANAK DOMBA DIBAWA KE PEMBANTAIAN.
Dibantai berarti potongan-potongan daging yang dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran itu dapat dinikmati -> tubuh dan darah Yesus Kristus, Dialah Anak Domba yang dibantai di atas kayu salib.

Yohanes 6:52-58
(6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
(6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
(6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Keuntungan menikmati tubuh dan darah Yesus, Anak Domba yang dibantai:
a.   Dibangkitkan pada akhir zaman (ayat 54).
Berarti daging atau tubuh Yesus adalah benar-benar makanan dan darah Yesus adalah benar-benar minuman.
Sementara tadi kalau kita bandingkan dengan nenek moyang bangsa Israel, mereka makan manna di padang gurun tapi mayat mereka berkelimpangan di padang gurun, berarti tidak dibangkitkan pada akhir zaman, berarti apa yang mereka makan bukan benar-benar makanan.
Kesimpulannya: tubuh Yesus adalah benar-benar makanan dan darah Yesus adalah benar-benar minuman.

b.   Tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam dia (ayat 56).
Tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam dia = satu di dalam Tuhan, artinya; Yesus menjamin hidup dan menjamin masa depan kita.
Itu sebabnya setelah saya terpanggil menjadi hamba Tuhan, yang menjadi jaminan hidup adalah darah salib, ibadah pelayanan ini adalah panggilan oleh darah salib.
Pendeknya,  tubuh dan darah Yesus itu adalah jaminan hidup dan jaminan masa depan.
Sebab itu seorang hamba Tuhan tidak perlu kuatir berapapun sidang jemaat dipercayakan Tuhan, jaminan hidup saya adalah Anak Domba yang dibantai, potongan daging-Nya adalah benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman.

c.   Ia akan hidup selama-lamanya = bahagia bersama Tuhan di dalam kerajaan yang kekal (ayat 58).
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Jadi dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya, kemudian taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Yang kedua: ORANG-ORANG MENGGUNTING BULU INDUK DOMBA.
Orang-orang menggunting bulu induk domba, artinya; dosa diampuni dan disucikan oleh kasih Allah Bapa. Tabiat Allah Bapa adalah kasih sebab Ia telah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal.
Anak Domba -> Yesus Kristus yang dibantai, tubuh dan darah-Nya benar-benar makanan dan minuman.
Induk domba -> Allah Bapa tabiat-Nya; KASIH kegunaannya: untuk mengampuni dosa kita semua.
Kegunaan kasih:
1.   Menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4:8).
2.   Sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose 3:14).

Yesaya 1:18
(1:18) Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Menggunting bulu induk domba -> KASIH dan KEMURAHAN-Nya. Dosa yang besar itu telah diampuni oleh Allah Bapa..
Sekalipun dosa itu merah semerah-merahnya telah menjadi putih seperti bulu domba.
Kita bahagia karena Yesus yang disalibkan 2018 tahun yang lalu itu bukan suatu cerita atau legenda (fiktif) tapi itu nyata, itu yang patut kita syukuri saat ini .
Itu sebabnya kita ada malam ini dan kita memperingati kematian Yesus Kristus, itu yang disebut Ibadah Jumat Agung atau PASKAH.

Sebagai ayat tambahan.
2 Korintus 4:7-10
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Harta di dalam bejana tanah liat adalah memiliki kekuatan yang melimpah-limpah.
Bejana tanah liat itu seperti vas bunga, di tangan dia aman, saat dilepas dari tangan dia akan hancur berkeping-keping.
Harta dalam bejana tanah liat memberi keuntungan:
-     Kami ditindas namun tidak terjepit.
Biasanya semakin tertindas maka akan semakin terjepit.
-     Kami habis akal namun tidak putus asa.
Menghadapi jalan buntu tetapi tidak putus asa.
Seperti bangsa Israel dalam menghadapi kejaran bangsa Mesir, mereka sudah berada di tepi laut Teberau, ke depan tidak ada jalan keluar, jalan buntu, ke kanan padang gurun, ke kiri padang gurun (sama), Mesir sudah ada di belakang tapi saat menghadapi jalan buntu Tuhan buka jalan bagi bangsa Israel, sebab Musa angkat tongkat itu, (tinggikan korban) kemudian diletakkan di atas laut dan laut terbelah dua.
Itulah kekuatan yang melimpah-limpah, harta dalam bejana tanah liat.
-     Kami dianiaya tapi tidak ditinggalkan sendirian.
Teraniaya, tetapi ada di dalam Tuhan, itu lebih baik dari pada kaya tetapi ditinggalkan Tuhan
-     Kami dihempaskan namun tidak binasa.
Dihempaskan, berarti; mengalami bantingan-bantingan dalam hidup, bagaikan orang yang menyangkal dirinya dan memikul salibnya = rela kehilangan nyawa tetapi tidak binasa.

2 Korintus 4:10
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Harta dalam bejana tanah liat yaitu: membawa kematian di dalam tubuh sehingga empat perkara yang tidak mungkin dapat dilewati tetapi segalanya mungkin di dalam Tuhan.

Galatia 6:17
(6:17) Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.
Satu dengan yang lain jangan saling menyusahkan, suami jangan menyusahkan isteri dan isteri jangan menyusahkan suami, sidang jemaat jangan lagi bikin susah gembala, gembala jangan bikin susah sidang jemaat, satu dengan yang lain jangan bikin susah.
Pada tubuhku ada tanda-tanda sebagai milik Yesus = membawa kematian (harta dalam bejana tanah liat).
Ingat, salib Kristus bukan legenda sebab itu harus menjadi nyata dalam kehidupan kita masing-masing. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment