KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, April 7, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 18 MARET 2018





IBADAH RAYA MINGGU, 18 MARET 2018

KITAB WAHYU
(SERI 48)

Subtema: HUKUMAN SANGKAKALA YANG KETIGA (APSINTUS)

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan Tuhan kita dimungkinkan melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian pujian kita kepada Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan, di dalam dan di luar negeri di manapun anda berada, selamat bersekutu, selamat berbakti kepada Tuhan, Tuhan Yesus Kristus memberkati kita sekaliannya.

Mari kita segera memperhatikan Wahyu 8 sebagai firman penggembalaan Ibadah Raya Minggu, sekarang kita akan melihat ayat 10-11.

Wahyu 8:10-11
(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

Hukuman sangkakala yang ketiga; “jatuhlah (gugurlah) dari langit sebuah bintang besar menyala-nyala seperti obor.”

Kita lihat dulu persamaan dari bintang besar menyala-nyala seperti obor.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala -> orang-orang yang bijaksana.
Tugas mereka adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran.

Kita lihat kebenarannya di dalam...
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

Ketujuh bintang itu adalah malaikat ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil.
Malaikat ketujuh sidang jemaat -> pemimpin-pemimpin atau guru-guru di dalam rumah Tuhan yaitu hamba-hamba Tuhan yang menerima jabatan gembala yang bertanggung jawab menuntun sidang jemaat dalam kebenaran.

Lalu kita kembali membaca.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Jadi posisi bintang-bintang di cakrawala tetap untuk selama-lamanya, artinya: orang-orang bijaksana menuntun banyak orang ke dalam kebenaran untuk selamanya.
Jadi tidak boleh berhenti, pekerjaan untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran itu tidak boleh berhenti, pekerjaan itu tetap untuk selamanya.
Tetapi sangat disayangkan tadi satu bintang besar jatuh (gugur) dari langit. Seharusnya bintang-bintang tetap bercahaya di cakrawala, tetap untuk selamanya.

Kita kembali...
Wahyu 8:10
(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

Bintang besar yang jatuh itu, menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
Kemudian nama bintang yang jatuh itu ialah apsintus, sehingga secara otomatis sepertiga dari semua air akan menjadi apsintus.
Akibat jatuhnya satu bintang besar ini: banyak orang mati.

Wahyu 8:11
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

Jadi akibat kejatuhan dari satu bintang besar ini banyak orang mati, banyak juga orang berguguran.
Pendeknya; satu bintang besar yang jatuh dari langit -> antikris.

Yesaya 14:12-15
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.

Satu bintang besar yang jatuh dari langit itu adalah Bintang Timur putera Fajar, ia dilemparkan ke dalam dunia orang mati.
Maka kita perhatikan kalimat pada ayat 12, di sini dikatakan “hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!” artinya; mengakibatkan banyaknya nanti orang mati.
Jadi bangsa-bangsa yang dikalahkan itu sudah otomatis menuju kepada kebinasaan.

Yang masih bertahan di gunung Sion lalu digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel patut bersyukur, jangan banyak sungut-sungut dalam segala pengorbanan, bertahan, sebab pengorbanan kita tidak akan sebanding dengan kemuliaan yang akan disediakan bagi kita.

Kemudian...
Yesaya 14:16-17
(14:16) Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
(14:17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?

Ketika bintang besar itu jatuh dari langit;
a.   “Membuat bumi gemetar”, artinya: penduduk bumi menjadi takut dan kuatir soal makan dan minum, soal masa depan. Tapi sebaliknya kalau kita selalu memperhatikan, mata kita selalu tertuju pada salib Kristus dengan kata lain menerim Pengajaran salib, tidak takut dan tidak kuatir soal makan minum, tidak takut dan tidak kuatir soal masa depan.
b.   “Membuat banyak kerajaan-kerajaan bergoncang”, artinya: membuat banyak orang ragu tentang kebenaran salib yang membenarkan dan menyelamatkan.
Sebab kalau kita berbicara tentang kerajaan itu berbicara tentang kebenaran, sebab di dalam kerajaan ada kebenaran. Yesus lahir untuk menjadi Raja dan Ia datang ke dunia untuk memberi kesaksian tentang kebenaran.
c.   “Membuat dunia seperti padang gurun.”
Padang gurun = tandus = gersang = kering-kering = tidak berbuah -> orang yang hatinya jauh dari Tuhan yaitu yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri.
Ciri-cirinya: menghancurkan kota-kotanya = tanpa ibadah dan pelayanan.
Kalau hatinya jauh dari Tuhan = jauh dari ibadah dan pelayanan.
d.   “Yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah” = terikat dan terbelenggu dengan dosa.

Orang-orang memperhatikan keadaan apsintus, bintang besar yang jatuh itu. Namun kalau kita selalu mengarahkan pandangan kepada salib Kristus kita kuat dan yang berkuasa melepaskan kita dari segala belenggu dosa.

Yesaya 14:20
(14:20) Engkau tidak akan bersama-sama dengan raja-raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak negerimu dan membunuh rakyatmu. Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-sebut untuk selama-lamanya.

Pendeknya; dengan gugurnya bintang besar tersebut ibadah dan pelayanan dirusak dan banyak rakyat terbunuh.

Pertanyaannya sekarang: dengan cara apa kematian itu terjadi?
Kiranya Tuhan memberi jawaban sebagai pertolongan, dan uluran tangan Tuhan kepada kita.

Wahyu 8:11
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

Ketika apsintus itu jatuh sepertiga dari air menjadi Apsintus dan air itu menjadi pahit. Berarti Apsintus artinya; pahit dan beracun, yang menyebabkan kematian.
Banyak kerohanian anak-anak Tuhan berguguran oleh karena apsintus ini.

Sekarang kita akan melihat jalan keluarnya dari satu peristiwa, semoga ini menjadi jawaban.
2 Raja-Raja 2:19
(2:19) Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: "Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi."

Saudaraku, letak kota Yerikho itu baik tetapi sangat disayangkan airnya tidak baik dan tidak sehat. Boleh dikata airnya itu pahit dan beracun, bagaikan ipuh sehingga menimbulkan kematian dan keguguran. Jadi sebelum seorang ibu melahirkan ia telah mengalami keguguran bayi, itulah sel-sel yang gagal.
Kalau dia sehat bertumbuhnya juga sehat, menjadi anggota tubuh, menjadi sel-sel tubuh di dalam Tuhan.
Yerikho adalah gambaran dari dunia ini, artinya: kalau kehidupan kita bergantung kepada sumbernya dunia ini akan menimbulkan kematian dan keguguran, sekalipun terlihat indah dan menarik.

Sumbernya mata air sebetulnya adalah lidah kita yaitu kata-kata yang baik yang keluar dari mulut, sesuai dengan Yakobus 3:8.
Yakobus 3:8
(3:8) tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

Lidah adalah racun yang mematikan dan menggugurkan apabila lidah sudah dikuasai oleh apsintus. Lidah dikuasai oleh apsintus artinya; perkataan-perkataan yang keluar dari mulut seorang hamba Tuhan itu pahit, hal itu yang menimbulkan kematian dan keguguran.

Yakobus 3:9-10
(3:9) Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
(3:10) dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

Dengan lidah memuji Tuhan kemudian dengan lidah yang sama mengutuki (manusia ciptaan Tuhan).
Pendeknya; dari lidah keluar berkat dan kutuk, sebetulnya itu tidak boleh terjadi, apalagi dari mulut (lidah) seorang hamba Tuhan sebagai bintang yang ada di tangan kanan Tuhan tadi.
Ketujuh bintang di tangan kanan adalah ketujuh malaikat sidang jemaat (gembala sidang), itulah pemimpin-pemimpin, guru-guru di dalam rumah Tuhan yaitu hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala di dalam mulutnya tidak boleh seperti itu, tidak boleh ada kutuk dan berkat, di lidah seorang hamba Tuhan tidak boleh ada apsintus. Apsintus itu nanti yang akan menimbulkan kematian dan seorang ibu akan mengalami keguguran.
Tugas seorang ibu adalah mengasuh dan merawat. Ibu -> seorang gembala, maka seorang hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala dalam rumah Tuhan tidak boleh ada apsintus di dalam lidahnya.

Yakobus 3:11
(3:11) Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air (sumber) yang sama?
Jawabnya; tidak ada.

Kita lihat ketika di mulut lidah seorang hamba Tuhan ada apsintus.
1 Yohanes 4:1-3
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
(4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Seorang hamba Tuhan kalau dia berbicara soal-soal yang lahiriah, perkara yang ada di dunia ini, itu adalah roh antikris dan antikris itu sudah ada di dunia sebab apsintus itu telah dilemparkan ke bumi.
Jadi perkataan yang keluar dari mulut seorang hamba Tuhan yang dikuasai roh antikris, di lidahnya itu ada apsintus, bagaikan air yang pahit, kalau itu dikonsumsi maka yang mengkonsumsi itu akan menuju kepada kebinasaan.
Sejauh ini kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, kita jauh dari air apsintus, dalam hal ini kita patut bersyukur kepada Tuhan.

1 Yohanes 4:4-5
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.

Kalau pemberitaan firman, berbicara hanya berbicara tentang perkara di dunia, berkat-berkat di dunia maka itu adalah air Apsintus, air yang pahit mematikan dan menggugurkan.

1 Yohanes 4:6
(4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

Kalau ia berasal dari sorga, ia mendengarkan pengajaran salib, sebaliknya kalau ia tidak berasal dari sorga, dia tidak mendengarkan pengajaran salib, itulah tandanya air yang murni dan air yang pahit.
Dari situ kita dapat membedakan mana air yang sehat dan mana air yang pahit.
Ciri air yang sehat, air yang baik; berbicara seputar salib.
Ciri air yang pahit; berbicara soal kerajaan dunia dan kemegahannya, berbicara soal berkat-berkat atau perkara-perkara di bumi. Itu ciri air yang pahit, itu mematikan dan menggugurkan.

2 Timotius 2:14
(2:14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.

Kalau hamba Tuhan memutar balik fakta maksudnya hanya berbicara soal dunia, itu mengacaubalaukan kebenaran di dalam satu kandang penggembalaan.
Kalau di lidah hamba Tuhan itu sudah ada Apsintus, akan memutar balikkan kebenaran itu di dalam suatu takhta (di tengah-tengah ibadah dan pelayanan) dalam kandang penggembalaan.
Sebab itu Rasul Paulus dengan nasihat-nasihatnya kepada Timotius supaya menjaga lidah dan menegur orang-orang yang tidak sehat dalam ajaran, yang suka bersilat lidah, memutar balik fakta, yang hanya suka membicarakan perkara di bawah (dunia), di bumi ini saja.

Kita lihat dulu sejenak di dalam...
1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.

Kalau mengajarkan ajaran lain atau sibuk dengan dongeng, sibuk dengan silsilah yang tidak ada putus-putusnya, menghasilkan persoalan belaka, bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Kalau di mulut lidah seorang hamba Tuhan sudah ada apsintus maka ia akan mengacaubalaukan kebenaran, itu tidak bisa dipungkiri lagi.

Kemudia kita lihat kembali.
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

Jauhilah takhayul, dongen nenek tua, latihlah dirimu beribadah. Pengajaran salib yang kita terima melatih diri kita untuk memikul salib.

2 Timotius 4:3-5
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Orang yang melatih diri beribadah menguasai diri dalam segala sesuatu (hidup di dalam penguasaan diri).
Menguasai diri dalam segala sesuatu berarti; sabar menderita, sabar melakukan pekerjaan pemberitaan Injil.

Kita kembali memperhatikan.
2 Raja-Raja 2:20-22
(2:20) Jawabnya: "Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya." Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya.
(2:21) Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: "Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi."
(2:22) Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa.

Di sini kita melihat Elisa meminta pinggan berisi garam, lalu garam itu dilemparkan ke mata air tersebut, sehingga sumber mata air itu menjadi sehat dan tidak ada lagi seorang ibu mengalami keguguran.
Garam -> firman Allah.
Maka hamba Tuhan sebagai sumber mata air yang baik di dalam lidahnya ada firman Allah untuk menggarami umat Tuhan yang berkuasa menolak segala perkara yang busuk, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan. Dosa yang disembunyikan itu perkara yang busuk.
Seorang hamba Tuhan sebagai sumber mata air yang baik, maka di lidahnya ada firman Allah, berkuasa menolak segala perkara yang busuk.
Pendeknya; kehidupan dengan firman Allah untuk diawetkan untuk menjadi suatu kehidupan yang tidak binasa.

Doakan terus supaya kita boleh menikmati firman Allah, di mulut lidah saya sebagai seorang hamba Tuhan yang telah menerima jabatan gembala, ada firman Allah, menggarami untuk menolak segala perkara busuk, sehingga kehidupan dengan firman Allah itu diawetkan berarti; tidak binasa lagi.

Mazmur 141:3-4
(141:3) Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
(141:4) Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.

Kalau di mulut lidah seorang hamba Tuhan sebagai sumber mata air ada firman Allah maka jauh dari segala perkara busuk, Tuhan jauhkan hati kita dari segala kebusukan, Tuhan jauhkan dari dalam hati kita segala perkara yang tidak baik, tidak sehat.

Maka sidang jemaat juga tidak salah untuk doakan saya sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala supaya di mulut lidah bibir saya ini ada firman untuk menggarami kita semua.
Doa saya kepada Tuhan supaya di mulut lidah bibir saya ada firman, Tuhan taruh firman Allah sebagai sumber mata air untuk menyehatkan kehidupan rohani kita, sehingga terlihat pertumbuhan rohani yang sehat.
Pertumbuhan rohani yang sehat ini akan mendewasakan kita arahnya kepada Kristus sebagai kepala. Kalau ibadah pelayanan ini mengarah kepada Kristus sebagai kepala otomatis anggota tubuh yang berbeda-beda akan menjadi satu, itu yang disebut tubuh Kristus yang sempurna.

Yohanes 7:37-38
(7:37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
(7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Kalau kita percaya kepada firman Allah maka dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup yang akan membawa kepada kehidupan yang kekal.
Kalau menyadari diri sebagai orang yang haus maka ia akan membutuhkan air kehidupan, air yang sehat yang keluar dari mulut bibir seorang hamba Tuhan.
Yang haus (yang rindu) terhadap air kehidupan nanti dari dalam dirinya akan mengalir aliran-aliran air hidup memberikan kepada hidup yang kekal, diawetkan (tidak binasa).

Kita lihat.
Wahyu 14:5
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Di dalam mulut 144.000 orang yang berdiri di bukit Sion tidak terdapat dusta = tidak bercela.
Kalau dari dalam mulut tidak keluar perkataan dusta menunjukkan kehidupan orang itu sempurna, tidak bercela sesuai dengan yang tertulis di dalam kitab Yakobus. Kalau orang itu tidak salah dalam perkataan maka ia sempurna adanya, maka hidup dan mati manusia ditentukan oleh lidah ini.
Jadi firman Allah yang menyempurnakan kehidupan kita.

Yakobus 3:2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

“Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataan berarti ia adalah orang sempurna.”
Sempurna dalam kehidupan berarti ia dapat mengendalikan seluruh hidupnya.
Kita merindukan air yang sehat, air yang murni, sehingga apabila apsintus menimpa 1/3 air, kita tidak mengalami kematian dan seorang ibu yang mengandung tidak mengalami keguguran bayi.
Saat ini kita telah digarami oleh firman Allah yang berkuasa menolak segala kebusukan di dalam hati (tidak ada dosa yang disembunyikan) sekaligus menguatkan kehidupan kita, yaitu memperoleh hidup kekal. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment