KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, April 1, 2018

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 MARET 2018





IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 MARET 2018

“KITAB RUT”
(Seri: 6)

Subtema: PENGALAMAN SEORANG JANDA.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Tidak lupa saya juga menyapa umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan dalam dan luar negeri di manapun anda berada selamat bersekutu, Tuhan Yesus memberkati kita sekaliannya.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan dari Rut 1:7, namun kita awali dulu pembacaan untuk mengingatkan kembali Rut 1:6.

Rut 1:6
(1:6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.

Perhatikan kalimat; “Dari Moab Naomi mendengar Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka (bangsa Israel). Ini adalah berita gembira.”
Naomi menyambutnya sehingga berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab.

Memang sebelumnya ada kelaparan di tanah Israel untuk beberapa waktu lamanya.
Kalau dikaitkan dengan perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, sebetulnya itu adalah sebuah ajaran, sebuah didikan Tuhan kepada bangsa Israel.

Kita kaitkan dengan perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, mereka juga mengalami kelaparan seizin Tuhan.
Ulangan 8:3
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Tuhan izinkan mereka (bangsa Israel) dalam keadaan lapar selama 40 tahun di padang gurun lalu pada saat keadaan lapar itu Tuhan memberi mereka makan manna.
Manna -> firman Allah, yang dulu tidak mereka kenal.
Sebelum tergembala dengan baik, dulu juga kita tidak mengenal Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel dan sejauh ini kita telah digembalakan oleh pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, itu kemurahan Tuhan bagi kita semua.
Jadi yang pasti mereka diizinkan mengalami kelaparan selama 40 tahun seizin Tuhan, sebab pada saat mereka lapar Tuhan memberi mereka makan manna yang tidak mereka kenal, supaya mereka mengerti bahwa manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah, itulah firman Allah.

Ulangan 8:1-2
(8:1) "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Sebelum memasuki serta menduduki tanah perjanjian, bangsa Israel telah diajar untuk melakukan firman Tuhan dengan setia, maka mereka harus mengingat perjalanan padang gurun selama 40 tahun.
Jadi perjalanan 40 tahun di padang gurun menjadi guru, pengalaman hidup harus dijadikan guru, supaya jangan melupakan Tuhan Allah.

Banyak di antara kita mengalami hal-hal yang enak ataupun yang tidak enak itupun harus menjadi guru supaya kita tidak melupakan Tuhan Allah saat kita beribadah dan melayani kepada Tuhan, seperti bangsa Israel memasuki dan menduduki tanah perjanjian. Lakukanlah semua itu dengan setia.

Matius 4:2-4
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Setelah berpuasa 40 hari 40 malam Yesus mengalami kelaparan, lalu Iblis atau Setan, mencobai Yesus dan berkata; "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Yesus menjawab; “Manusia hidup bukan dari roti (makanan) saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Matius 4:1
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.

Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis, berarti ketika Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam itu atas seizin Tuhan supaya selanjutnya Ia dicobai.

Pengalaman hidup harus menjadi guru yang baik, tidak boleh dilupakan. Firman Tuhan sebagai ajaran dan didikan Tuhan harus dilakukan dengan baik, tidak boleh dilupakan.
Barangkali hari ini kita menangis bahkan meraung-raung karena tersentuh firman Tuhan tetapi tidak cukup hanya menangis harus ditindaklanjuti dengan keubahan hidup (melakukan firman dengan setia).

Jadi kelaparan yang terjadi atas tanah Israel pada zaman para hakim memerintah tidak lebih dan tidak kurang itu adalah sebuah pelajaran, apakah bangsa Israel berpegang kepada firman atau tidak, apakah mereka melakukan firman dengan setia atau tidak.

Tanda-tanda bahwa manusia hidup oleh firman:
1.   Mempertahankan kesuciannya.
Berarti tidak menjatuhkan diri kedalam berbagai-bagai pencobaan...Matius 4:6-7.
Orang yang seperti ini disebutlah hidup dalam Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh.
2.   Hidup di dalam penyembahan yang benar.
Tandanya; berbakti hanya kepada Allah tidak kepada kerajaan dunia dengan segala kemegahannya... Matius 4:8-10.
Hidup dalam penyembahan yang benar menunjukkan bahwa ia tinggal dalam kasih Allah.

Sekarang kita memasuki Rut 1:7.
Rut 1:7
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,

Secara khusus kita perhatikan Rut 1:7a Maka berangkatlah ia (Naomi) dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya.”

Ini merupakan tindakan yang positif, ia berusaha melepaskan diri dari masa lalu yang kelam dan pahit. Sebab setelah di Moab, Naomi menjadi janda serta Orpa dan Rut menantunya juga menjadi janda setelah ditinggal mati oleh kedua anak Naomi, Mahlon dan Kilyon. Itu masa lalu yang kelam dan pahit.
Lebih pahit dari rasa pahit, kalau rasa pahit dapat ditawarkan dengan rasa lain, tetapi pengalaman pahit itu akan teringat selalu.
Janda berarti tidak bersuami = tubuh tanpa kepala.

Ratapan 1:1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.

Laksana seorang jandalah ia, sekarang menjadi jajahan.
Pendeknya, janda = menjadi jajahan.

Kita lihat pengertian jajahan secara rohani.
Matius 8:19
(8:19) Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."

Seorang ahli Taurat berkata: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
Syarat mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salib.

Kalau pengikutan kita tidak tepat dan benar seperti...
Matius 8:20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Keadaan tubuh tanpa kepala:
1.   Menjadi liangnya serigala.
2.   Menjadi sarangnya burung.

Terlebih dahulu kita ikuti;
Tentang: LIANGNYA SERIGALA -> orang yang dikuasai oleh roh jahat.
Pekerjaan roh jahat atau serigala terlihat dengan jelas dalam Injil Yohanes 10:12.

Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerjaan dari serigala; menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba = liar tidak tergembala.
Kalau tubuh telah dikuasai oleh roh jahat menjadi liar, tidak tergembala.

Kita lebih rinci melihat keadaan liar tidak tergembala.
Ayub 39:8-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
(39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
(39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring;
(39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.

Keadaan liar tidak tergembala:
a.   Ia menertawakan keramaian kota, artinya: mengecilkan ibadah dan pelayanan.
Kalau kita perhatikan Injil Matius 5:35 di situ dengan jelas dikatakan bahwa Yerusalem adalah kota raja besar. Di dalamnya ada kebenaran dan keadilan, tidak boleh ada sumpah, kalau ya katakan ya kalau tidak katakan tidak, lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Di dalam 2 Korintus 1:17-20, rasul Paulus melayani Tuhan bukan dengan serampangan, bukan antara ya dan tidak. Juga dalam pengikutan dan pengiringan kita kepada Tuhan tidak boleh serampangan, tidak boleh ya dan tidak, tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada “Ya” , sebab Kristus adalah ya bagi semua janji Allah.

b.   Tidak mendengar teriak si penggiring, artinya; tidak mendengar suara gembala = tidak dengar-dengaran = tidak mengikuti geraknya firman penggembalaan dalam suatu penggembalaan = mengambil jalannya masing-masing.
Kalau kita dengar suatu perintah cukup satu kali tidak perlu diulang-ulang perintah itu, kalau diulang-ulang = tidak dengar-dengaran.
Yang membuat hati susah salah satu penyebabnya adalah tidak dengar-dengaran, dan itu kelemahan Saul, sehingga Tuhan tidak mempertahankan dia duduk di atas takhta untuk menjadi raja atas 12 suku Israel. Berbeda dengan Daud, dia adalah pribadi yang setia.
Itu sebabnya kalau dilihat dari silsilahnya Yesus Kristus adalah anak Daud, anak Abraham, Yesus adalah tunas Daud.
Perhatikan, dasar kita melayani Tuhan adalah dengar-dengaran, bukan karena kemampuan daging, atau pengertian diri sendiri.
Tuhan tidak suka melihat Saul karena dia adalah pribadi yang tidak dengar-dengaran, Tuhan menolak Saul menjadi raja karena ia tidak dengar-dengaran.
Saya berharap roh dengar-dengaran ini menguasai kehidupan kita semua, tidak perlu berkali-kali di perintah atau dinasihati. Memang kalau tidak dengar-dengaran, lebih bodoh dari pada orang dungu, lebih menyeramkan dari pada seekor beruang betina yang sedang melahirkan anak, sesuai kitab Amsal.
                                                                                                                   
c.   Ia menjelajah gunung-gunung padang rumput, artinya; beribadah di sembarang tempat.
Tanda beribadah di sembarang tempat: Mencari apa saja yang hijau.
Rumput hijau memang makanan domba tapi tidak selamanya rumput hijau makanan sehat.
Saya buktikan dalam Ibrani 6:1-3, asas-asas pokok (asas-asas pertama) dari ajaran tentang Kristus adalah percaya, bertobat, dibaptis air. Kemudian di situ ada penumpangan tangan yang diikuti dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat, tetapi Rasul Paulus juga berkata selanjutnya beralih kepada perkembangan-nya yang penuh, itulah Ibrani 6, dari minum susu selanjutnya menikmati makanan keras  untuk mendewasakan sidang jemaat, itulah pertumbuhan yang sehat.
Tetapi kalau tetap minum susu dari tahun ke tahun, susu menjadi expaired, masa berlakunya terbatas akhirnya menjadi racun. Maka tidak sedikit anak-anak Tuhan yang beribadah di sembarang tempat berkata; yang terpenting firmannya om, yang terpenting cari firman om, padahal itu salah.
Padahal di dalam Ulangan 12, Tuhan sendiri yang memilih tempat untuk beribadah kepada Tuhan, supaya akhirnya mereka membawa segala korban termasuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan. Kalau menjelajah, di semua gunung-gunung (tempat ibadah), maka otomatis dia tidak akan bisa membawa korban bakaran kepada Tuhan termasuk korban-korban yang lain, karena pekerjaannya hanya menjelajah dan menjelajah, kiranya hal ini menjadi pengertian besar bagi kita semua.

Sekarang, tempat tinggal jika liar tidak tergembala adalah tanah dataran.
Tanah dataran -> orang-orang yang hatinya jauh dari Tuhan, yaitu orang-orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya.

Ulangan 11:10
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.

Tempat kita beribadah kepada Tuhan disebut kebun anggur bukan kebun sayur.
Anggur -> kasih dan kemurahan Tuhan.

Ulangan 11:11
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;

Saudaraku, tanah Kanaan adalah tanah yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit = hidup di dalam kemurahan
Jadi kalau kita berada di dalam kebun anggur Allah = hidup di dalam kemurahan/bergantung kepada kemurahan Tuhan.
Bergunung-gunung dan berlembah-lembah -> kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, sebagai kemurahan-Nya bagi kita semua. Berbeda dengan tanah Mesir, setelah ditabur dengan benih selanjutnya harus diairi dengan jerih payah. Berarti, orang harus mengandalkan kekuatannya = tanah dataran.
Pendeknya, liar tidak tergembala, tempatnya adalah: tanah dataran, jauh dari kemurahan Tuhan.

Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri adalah orang yang hatinya jauh dari Tuhan.
Saya ingatkan kepada siapapun yang dititipkan di tempat ini engkau bukan suatu kebetulan ada di tempat ini, supaya hidupmu bergantung kepada kemurahan Tuhan, tidak lagi mengandalkan manusia dan kekuatannya, sebab manusia dan kekuatannya terbatas.

Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya tidak akan mengalami datangnya keadaan baik = tidak mengalami pemulihan.
Inilah yang dimaksud tanah dataran sebagai tempat tinggal orang-orang yang liar tidak tergembala.
Bersyukurlah kepada Tuhan, dahulu kita tidak mengerti, tentang penggembalaan tetapi oleh kemurahan Tuhan, Ia menuntun dan memelihara kehidupan kita dalam kandang penggembalaan ini.
Hari demi hari, semakin lama semakin mengerti, hidup digembalakan.
Digembalakan itu bukan sekedar tubuh digembalakan tapi segenap hati, pikiran, perasaan dan akal budi, dan segenap kekuatan dan segenap jiwa kita serahkan kepada Tuhan.

Kejadian 11:1
(11:1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.

Anggota tubuh yang berbeda-beda kalau diikat dengan kasih akan menjadi satu, tandanya; satu logat, satu bahasa = satu rasa.
Kalau kita mengasihi sesama dengan kasih agape pasti merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Apa yang Tuhan mau itu yang kita lakukan, bukan melakukan apa yang kita mau tanpa memikirkan orang lain.

Kejadian 11:2-3
(11:2) Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
(11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.

Kemudian, membuat batu bata dan membakarnya baik-baik, lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Jadi saat mereka membangun kota Babel dan sebuah menara di dalamnya, dengan pondasi yang terbuat dari batu bata.
Sesungguhnya dasar dari bangunan Allah adalah gunung batu, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan. Kemudian, bangunan itu tersusun dengan rapi, diikat menjadi satu oleh karena kasih Allah.
Pembangunan kota Babel dengan sebuah menara di dalamnya, bertolak belakang dengan pembangunan tubuh Kristus.

Kejadian 11:4
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

Membangun atau mendirikan sebuah kota dan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit dasarnya adalah batu bata kemudian bangunan itu diikat oleh ter gala-gala, tujuannya supaya mereka tidak terserak ke seluruh bumi (tetap satu).

Kejadian 11:5-8
(11:5) Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
(11:6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
(11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
(11:8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.

Tuhan melihat cara mereka membangun kota Babel tidak memenuhi syaratnya Tuhan.
Akhirnya, Tuhan turun mengacaubalaukan bahasa mereka, sehingga mereka tidak bisa lagi berkomunikasi dengan baik, akhirnya mereka terserak.
Perhatikan dasar kita melayani Tuhan, perhatikan dasar kita mengikuti Tuhan mengiringi Tuhan, kalau tidak memenuhi syaratnya Tuhan justru berserak, sehingga satu dengan yang lain tidak lagi saling mengerti, tidak saling memahami, tidak lagi sama-sama merasakan, miss komunikasi, akhirnya tubuh yang awalnya satu justru terpisah-pisah.

Tanah dataran adalah tempat tinggal bagi mereka yang liar, tidak tergembala, tadi sudah diterangkan.
Ayo, bahasa tubuh, bahasa mulut semuanya untuk Tuhan Yesus bukan untuk siapa-siapa, supaya jangan miss komunikasi, jangan ada yang menyakiti dan disakiti, ingat pengalaman masa lalu jadi guru yang terbaik, jangan segera lupa.
Itulah yang terjadi apabila tubuh menjadi liangnya serigala.

Tentang: SARANGNYA BURUNG -> dosa kenajisan = hidup dikuasai oleh roh najis.
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Babel itu adalah tempat segala burung yang najis (roh najis) dan yang paling dibenci Tuhan.
Apa yang dibenci oleh Tuhan jangan disukai supaya jangan turut dibenci oleh Tuhan.


Pekerjaan roh najis: menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Saudaraku, sesungguhnya pembangunan tubuh mengarah kepada dua arah yaitu:
1.   Pembangunan tubuh Kristus.
2.   Pembangunan tubuh Babel.
Kalau pembangunan tubuh tidak mengarah kepada tubuh Kristus maka pembangunan itu akan mengarah kepada tubuh Babel = pesta burung-burung.

Jadi ada dua pesta nanti terjadi di hari-hari terakhir ini menjelang kedatangan Tuhan pada kali yang kedua yaitu:
Yang pertama.
Wahyu 19:6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Kumpulan besar orang banyak seperti desau air bah dan seperti deru  guruh yang hebat memasuki pesta nikah Anak Domba menjadi mempelai wanita Tuhan, inilah yang disebut pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Mereka itu memakai lenan halus, putih bersih berkilau-kilauan, tanpa noda, tanpa kerut atau yang serupa itu, kudus dan tidak bercela, itulah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.

Hati-hati, rencana Tuhan yang paling besar adalah pembangunan tubuh Kristus bukan tanda-tanda heran, bukan perkara lahiriah, berkat-berkat di bumi.

Yang kedua.
Wahyu 19:17-18
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
(19:18) supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."

Kalau pembangunan tidak mengarah pada tubuh Kristus akan mengarah kepada pembangunan tubuh Babel, pesta burung-burung, dikuasai oleh roh najis = sarangnya burung -> roh najis.

Dalam kitab Hagai di situ terlihat pembangunan rumah Tuhan terhambat, penyebabnya adalah karena ikut campurnya orang-orang najis.
Maka tadi telah saya sampaikan kalau roh najis masih menguasai kehidupan imam-imam sebaiknya jangan dulu melayani supaya jangan terhambat pembangunan tubuh Kristus.
Kalau tangan ini masih mengurusi orang mati itu termasuk orang najis, sebab itu biarlah orang mati mengubur orang mati, sebaliknya yang melayani gunakan dua tangan melayani Tuhan syaratnya sangkal diri pikul salib.

Di sini kita melihat burung-burung makan daging artinya; tubuh telah ditunggangi oleh roh najis. Kemudian, yang ditunggangi roh najis bukan hanya sekelompok orang, tetapi semua orang tanpa terkecuali, baik pahlawan, baik daging panglima, baik daging kuda, baik daging penunggangnya, baik daging semua orang tanpa terkecuali, baik hamba maupun yang merdeka, baik laki-laki atau perempuan.
Jadi yang dikuasai (ditunggangi) oleh roh najis bukan yang memiliki rupa, yang cakap, menawan, tetapi yang tidak memiliki rupa pun ditunggangi roh najis, bukan hanya orang kaya tetapi orang miskin juga, bukan hanya di kota tetapi di desa juga. Roh najis tidak memandang bulu, tidak memandang rupa, tidak memandang kaya atau miskin.
Di sini burung-burung memakan daging mereka semua, berarti tubuh sudah menjadi sarangnya burung, dikuasai oleh roh najis inilah pesta burung-burung.

Sekarang...
Wahyu 18:16,19-20
(18:16) mereka berkata: "Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa."
(18:19) Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: "Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa.
(18:20) Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu."

Yang bersukacita bukan hanya orang-orang kudus, tapi juga rasul-rasul, nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas kota besar itulah kota Babel.
Selama roh najis, berkuasa, tidak henti-hentinya tangisan, tidak henti-hentinya dukacita, tidak henti-hentinya perselisihan satu dengan yang lain, tetapi setelah Babel, kota besar itu rubuh, bersukacitalah sorga, orang-orang kudus, rasul-rasul sukacita, nabi-nabi sukacita.

Biarlah pembangunan tubuh Kristus dimulai dari kita supaya orang di sekitar kita juga tertolong.
Dimulai saat ini dimulai dari diri kita masing-masing supaya seisi rumah tertolong, rumah kita adalah GPT BETANIA Serang-Cilegon, supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus. Kafir - Israel bersatu dimulai hari ini, malam ini, dimulai dari diri kita.
Orang yang berada di kota raja besar tidak suka membenarkan dirinya ya katakan ya, tidak katakan tidak, lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Berarti orang yang suka bersumpah, klarifikasi, membenarkan diri, itu berasal dari si jahat.

Ciri-ciri janda/tubuh tanpa kepala:
Ratapan 1:2-5
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.
(1:5) Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.

Di sini  kita melihat pada malam hari tersedu-sedu menangis -> orang yang mengalami kesusahan, menanggung sendiri penderitaannya tanpa penghiburan dari orang lain.
Tanda kesusahan:
-     Adanya perbudakan dosa.
Di dalam ayat 9 itulah dosa kenajisan melekat pada ujung kainnya, seharusnya pada ujung kain gamis baju efod itu bergantung buah delima dan giring-giring berselang seling.
Buah delima -> kesatuan tubuh Kristus.
Kemudian giring-giring, tanda hadirnya imam besar di tengah-tengah ibadah diselenggarakan. Kalau pada ujung kainnya melekat kenajisan, maka dua hal itu tidak terlihat (buah delima dan giring-giring), dan tidak ada kesatuan tubuh, dan tidak hadirnya seorang imam besar untuk memperdamaikan umat-Nya, tidak mengalami pemulihan.
-     Pengunjung perayaan-perayaan tidak ada = tidak ada lagi ibadah dan pelayanan.
Kalau ibadah dan pelayanan ini sudah mendarah daging, maka orang yang tidak beribadah dia akan merasakan sesuatu yang tidak enak, dia akan merasakan ada yang hilang dalam dirinya. Pendeknya; tidak akan mengalami damai sejahtera.
Tapi beda dengan seorang janda yang senantiasa menangis tersedu-sedu, sunyi senyap, pengunjung perayaan tidak ada = tidak ada lagi ibadah dan pelayanan.
Sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya” akhirnya imam-imam berkeluh kesah, karena tidak ada perayaan.
Sekali setahun Imam besar akan membawa darah, lembu jantan dan darah domba jantan ke dalam Ruangan Maha Suci sesuai perintah Tuhan, lalu mengadakan pendamaian dosa dengan tujuh kali percikkan di atas tutup pendamaian dan tujuh kali percikan di depan tabut perjanjian.
Sedangkan imam-imam bertugas di dalam RUANGAN SUCI untuk memperhatikan tiga alat di dalamnya itulah; MEJA ROTI SAJIAN dan selalu menyajikan roti tanpa ragi di atas meja setiap hari Sabat, kemudian PELITA EMAS, lampu dipadamkan dan dihidupkan pagi dan sore, MEMBAKAR UKUPAN di atas mezbah.
Tetapi di sini kita melihat janda tidak ada lagi ibadahnya, maka yang berkeluh kesah adalah yang melayani Tuhan, tidak ada lagi pelayanan, tidak ada lagi pekerjaan untuk memuliakan Tuhan.
-     Lawan-lawan menguasainya karena pelanggarannya, akibatnya kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.
Perjalanan anak-anak Tuhan masih panjang sekali, tetapi di sini kita melihat anak-anak berjalan di depan lawan sebagai tawanan, padahal perjalanan anak-anak itu masih jauh ke depan.
Karena Yerusalem sudah menjadi janda, anak-anak menjadi tawanan musuh sangat menyedihkan.
Kami suami dan isteri sebagai gembala bertanggung jawab di sini kalau kami menyadarinya, tapi saya mau menyadarinya.
Ingat perjalanan gereja Tuhan masih panjang, jangan sampai anak-anak Tuhan (sidang jemaat) berjalan di depan lawan sebagai tawanan sampai seumur hidup maka kutuk nenek moyang harus dipatahkan.

Ratapan 1:6
(1:6) Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.

Pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput, artinya; imam-imam yang melayani Tuhan tidak lagi mendapat pembukaan rahasia firman.
Kalau kawanan domba tidak diberi mendapatkan, tidak diberi minum, tidak diberi nafas hidup, kering kerontang, sesak bernafas.
Sehingga kalau kita melihat keadaan mereka berjalan tanpa daya di depan orang yang mengejarnya, tidak bisa melepaskan diri dari musuh/terikat.

Di hadapan Tuhan saya bersyukur, dan berterimakasih, karena Tuhan selalu menyatakan kasih-Nya, kemurahan-Nya lewat pembukaan rahasia firma. Saya juga bersyukur buat doa-doa sidang jemaat, jangan sampai kita tidak mendapat pembukaan rahasia firman.
Kita membutuhkan pembukaan rahasia firman, supaya kita dapat melepaskan diri dari musuh yang sedang mengejar, seperti si pendendam sebelum dendamnya terbalaskan ia tidak akan berhenti.
Biarlah kita terus di padang penggembalaan ini dengan senantiasa menikmati rumput penggembalaan, senantiasa menikmati rumput hijau (pembukaan rahasia firman) di tempat yang Tuhan pilih, tidak di semua gunung-gunung (tidak menjelajah gunung-gunung), supaya di situlah kita membawa korban bakaran.
Kalau menjelajah gunung-gunung tidak sempat mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.

Ratapan 1:7
(1:7) Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan penderitaannya, akan segala harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala penduduknya jatuh ke tangan lawan, dan tak ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa karena keruntuhannya.

Di sini kita perhatikan, terkenanglah Yerusalem pada hari sengsara dan penderitaannya.
Kalau memang kita menyadari segala kekurangan, kejahatan, kenajisan (tubuh menjadi liangnya serigala dan tubuh sudah menjadi sarangnya burung), lalu pada akhirnya mengalami penderitaan, dan karena penderitaan ini akhirnya kita terkenang dan menyadari, puji Tuhan. Ini yang Tuhan tunggu-tunggu, yang Tuhan nanti-nantikan dari kita semua.
Firman yang kita terima pada malam ini kita kaitkan dengan pengalaman hidup, kiranya kita terkenang, dan menyadari diri.

Kembali kita memperhatikan.
Rut 1:7
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,

Pendeknya; Naomi meninggalkan Moab, Naomi meninggalkan masa lalu yang kelam dan pahit, yaitu: menjadi seorang janda termasuk kedua menantunya Orpa dan Rut
Biarlah kita terkenang, biarlah kita menyadari diri apalagi setelah kita terima firman malam ini. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment