KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, October 15, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 4 SEPTEMBER 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 4 SEPTEMBER 2021

STUDY YUSUF
(Seri:249)
 
Subtema: VISI MISI ALLAH UNTUK MEMELIHARA HIDUP MANUSIA
 
Puji TUHAN, selamat malam, salam sejahtera, bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah.
Saya juga tidak lupa menyapa kaum muda remaja yang sedang mengikuti Ibadah Kaum Muda Remaja dan pemberitaan firman TUHAN, lewat live streaming, video, internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu, betul-betul menjangkau setiap kehidupan kita, kehidupan muda remaja di hari-hari terakhir ini.
 
Mari kita sambut study Yusuf sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
 
Sebelum datang tahun kelaparan, berarti pada masa tujuh tahun kelimpahan, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki. Anak yang sulung bernama: Manasye, sedangkan anak yang kedua diberi nama Efraim.
Tentang nama yang telah diberikan oleh Yusuf kepada kedua anak laki-lakinya tersebut ternyata terkandung suatu makna dan suatu maksud di dalamnya. Jadi, nama yang diberikan oleh Yusuf tersebut benar-benar mengandung suatu arti.
 
Kita akan mengikuti penjelasan tentang arti nama kedua anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak yang sulung yakni; MANASYE.
Manasye artinya:
-        Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali kepada kesukaran-kesukarannya.
-        Dan kepada rumah bapanya.
Pendeknya, Yusuf telah melupakan seluruh perkaranya.
 
Mula-mula Yusuf melupakan kesukaran-kesukaran yang dialaminya oleh karena kejahatan dan kebencian dari saudara-saudaranya, tepatnya ditulis pada Kejadian 37. Kemudian Yusuf juga telah melupakan rumah bapanya, menunjukkan bahwasanya; Yusuf telah menyerahkan segenap hidupnya untuk melaksanakan segala rencana-rencana yang suci dan mulia.
Untuk rencana Allah yang suci dan mulia ini, Yusuf tidak menghiraukan dirinya, Yusuf tidak memedulikan pikiran dan perasaan hatinya sebagai manusia biasa.
 
 
Kejadian 45:1-5
(45:1) Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. (45:2) Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. (45:3) Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. (45:4) Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. (45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
 
Pada ayat 3: “Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Kemudian kepada saudara-saudaranya bertanyalah Yusuf; “masih hidupkah bapa?"
Pada ayat 4; Yusuf kembali memperkenalkan dirinya dan berkata; "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.”
Kesimpulan dari ayat 3 dan ayat 4 adalah; Yusuf harus meninggalkan rumah Yakub bapanya, karena dijual oleh saudara-saudaranya ke Mesir sebagai budak belian.
 
Peristiwa ini tentu saja disebut; pengalaman salib atau perjalanan salib atau disebut juga dengan sengsara tanpa dosa atau aniaya karena Firman. Hal ini telah disampaikan oleh Yusuf secara langsung kepada juru minuman dan juru roti, ketika mereka berada di dalam penjara yang sama.
 
Kejadian 40:14-15
(40:14) Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. (40:15) Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini."
 
Hal ihwal Yusuf yang diceritakan langsung kepada juru minum dan juru roti, yakni; ia dicuri, diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani, dibawa ke Mesir, lalu dimasukkan kedalam liang tutupan tanpa salah.
Pendeknya, dari negeri Ibrani ke Mesir adalah pengalaman salib atau perjalanan salib.
 
Demikian juga dengan hal ihwal Yesus Kristus TUHAN kita; dari surga turun ke bumi, itu sama dengan perjalanan salib.
Saudara, Yesus turun ke bumi ini bukan untuk wisata atau tour, karena dunia ini tidak lebih indah dari surga. Sorga yang mulia jauh lebih indah daripada dunia ini.
 
Filipi 2:5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
 
Arti rohani dari ayat 5-6; Yesus rela meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, antara lain;
a.     Meninggalkan segala kemuliaan-Nya
b.     Meninggalkan rumahnya.
c.     Meninggalkan bapanya di surga.
 
Sekilas pandang kita berpikir bahwa Yusuf ini adalah anak durhaka, anak yang telah melupakan rumah bapaknya, dalam arti hurufia atau secara jasmaniah. Namun, setelah kita melihat penjelasan firman Allah, maka sekarang kita mengetahui, mengerti, bahwa Yusuf ini telah menyerahkan segenap hidupnya untuk menjalankan misi dan visi Allah, yang disebut juga dengan visi surgawi.
Pendeknya, Yusuf adalah seorang nabi yang memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh kedepan, dengan kata lain; Yusuf disebut juga dengan seorang visioner.
 
Filipi 2:7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
 
Wujud ketika meninggalkan rumah bapanya: sebagai anak Yesus mengosongkan diri-Nya.
Pendeknya, dari surga mulia turun ke bumi dan mengosongkan diri-Nya atau menghampakan diri-Nya.
Kosong itu = hampa.
 
Lebih jauh tentang hal; menghampakan diri.
Yohanes 3:8
(3:8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
 
Yesus berkata kepada Nikodemus (dia itu adalah seorang pemimpin agama Yahudi); “angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.”
Ini hal menghampakan diri.
Pendeknya, orang yang menghampakan dirinya, ia hidup menurut kehendak roh TUHAN = menyangkali dirinya, ia tidak hidup menurut sekehendak manusia dagingnya.
 
Ia hidup menurut kehendak roh TUHAN, tidak hidup menurut kehendak manusia daging, itu loh orang yang menghampakan diri/mengosongkan diri, sehingga berapa banyak Yesus berkata; Aku datang ke dunia ini bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi melakukan kehendak Allah Bapak, misi dan visi Allah.
 
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
 
Singkat kata, Yesus harus minum cawan Allah, dengan demikian; jadilah kehendak Allah.
Jadi Yesus datang ke dunia ini bukan untuk wisata atau tour, karena tiadalah mungkin dunia ini lebih indah dari surga mulia. Seindah-indahnya bumi, tidak akan melebihi dari keindahan surga mulia.
 
Yesus turun ke dunia ini dalam rangka menjalankan visi dan misi surgawi, Ia diutus untuk melakukan kehendak Allah Bapa, betul-betul berada di dalam rencana Allah.
Jadi orang yang berada dalam rencana Allah, betul-betul menyerahkan segenap hidupnya kepada TUHAN. Demikian juga orang yang menghampakan dirinya, ia hidup menurut kehendak roh TUHAN, ia tidak hidup menurut manusia daging, berarti; menyangkali dirinya.
 
Yohanes 3:9-10
(3:9) Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" (3:10) Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
 
“Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Dari perkataan ini menunjukkan bahwa Nikodemus tidak paham soal misi dan visi Allah, rencana Allah.
Nikodemus ini tidak memiliki pandangan nubuatan, tidak memiliki pandangan yang jauh ke depan, ia bukanlah seorang yang visioner.
 
Sekali lagi saya sampaikan, bahwasanya Nikodemus ini adalah seorang pemimpin agama Yahudi, ia seorang yang dihormati dan disegani, namun sangat disayangkan, ternyata ia tidak paham hal menghampakan diri.
Jadi sangat disayangkan, kalau misalnya seorang hamba TUHAN,  seorang gembala sidang, pemimpin rumah TUHAN, tidak paham soal menghampakan diri, soal mengosongkan diri, ini sangat disayangkan sekali, sekalipun ia seorang yang terkenal di bumi ini.
Demikian juga imam-imam, pelayan TUHAN, bahkan sampai kepada seluruh sidang jemaat, tidak terkecuali kaum muda remaja, kalau tidak paham soal menghampakan diri sangat disayangkan sekali.
 
Kita lihat persamaannya…
Yohanes 3:11-12
(3:11) Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. (3:12) Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
 
Jadi Yesus datang ke dunia ini, Ia melakukan tepat seperti apa yang Dia dengar dari Allah, tepat seperti apa yang Dia lihat dari Allah Bapa. Yesus datang ke dunia ini bukan untuk melakukan kehendak sendiri, bukan untuk wisata atau tour, tetapi dalam rangka untuk melaksanakan rencana Allah yang heran dan ajaib.
 
Yohanes 8:37-38
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. (8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
 
Yesus berkata pada ayat 38; “apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan”, sebaliknya, keinginan daripada orang Yahudi untuk membunuh Yesus. Itu mereka lakukan sesuai dengan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar dari bapa mereka.
Orang Yahudi hendak membunuh Yesus, mereka merencanakan hal itu, karena sesuai dengan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar dari bapa mereka.
 
Lebih lanjut kita melihat…
Yohanes 8:39-40
(8:39) Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. (8:40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
 
Jelas Yesus datang ke dunia ini dan melakukan rencana Allah, misi dan visi Allah, sesuai dengan apa yang Dia dengar dan apa yang Dia lihat dari bapa. Tetapi sebaliknya, orang-orang Yahudi yang mengaku keturunan Abraham, berusaha untuk membunuh Yesus. Mengapa? Karena apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, itu yang hendak mereka lakukan. Jadi berbeda sekali rencana Allah di dalam diri Yesus, dengan rencana  Setan di dalam orang-orang Yahudi yang mengaku keturunan Abraham.
 
Yohanes 8:41-42
(8:41) Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." (8:42) Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
 
Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk melakukan kehendak-Nya sendiri, melainkan Dia datang ke dunia ini untuk melakukan kehendak Allah Bapa. Yesus itu adalah duta surgawi untuk melakukan atau mengerjakan pekerjaan Allah Bapa. Sementara rencana untuk membunuh Yesus itu bukan pekerjaan Allah Bapa di surga, itu pekerjaan setan.
 
Yohanes 8:43-44
(8:43) Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. (8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
 
Jadi orang-orang Yahudi berencana untuk membunuh Yesus, sesuai dengan apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat dari bapa mereka.
 
Berencana untuk membunuh Yesus, itu bukan bukanlah berasal dari Bapa Surgawi, tetapi itu berasal dari setan, sebab tabiat daripada Iblis Setan ada tiga:
1.         Pembunuh manusia sejak semula.
2.         Tidak hidup dalam kebenaran.
3.         Ia adalah pendusta, bapa segala dusta.
 
Di sini kita sudah melihat misi Allah di dalam diri Yesus; untuk mengerjakan keselamatan di atas kayu salib, untuk melakukan kehendak Allah Bapa. Sedangkan misi setan di dalam diri keturunan Abraham yang bukan berasal dari Allah; berusaha untuk membunuh Yesus.
Jadi, apa yang dialami oleh Yusuf itu merupakan nubuatan yang sudah digenapkan oleh Yesus di atas kayu salib.
 
Kita kembali untuk membaca…
Yohanes 3:11
(3:11) Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
 
Kesimpulannya; rencana penyelamatan yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib, bertolak belakang dengan rencana Iblis Setan.
Jadi alangkah sayangnya, seorang hamba TUHAN, seorang gembala sidang, tidak paham soal menghampakan diri ini. Kalau seorang hamba TUHAN tidak dapat menghampakan diri, maka ia tidak akan berada di dalam rencana Allah yang besar.
 
Yohanes 3:12
(3:12) Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
 
Singkat kata, Nikodemus tidak paham tentang hal-hal surgawi atau hal-hal yang rohani, sekalipun ia seorang pemimpin agama Yahudi. Dari hal ini kita dapat memetik satu pelajaran, bahwasanya gelar tinggi sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang rohani.
Pendeknya, orang yang mengosongkan atau menghampakan dirinya, tidak diukur, tidak dilihat dari keberadaannya atau kelebihan-kelebihannya secara jasmani yang dimiliki oleh seseorang. Bukan berarti kalau gelarnya tinggi, lalu disebut orang yang rohani atau berkarakter surgawi yang betul-betul mengosongkan dan menghamparkan dirinya, tidaklah seperti itu.
 
Demikian juga untuk menjadi seorang hamba TUHAN, untuk menjadi seorang imam, bukan karena dia seorang pejabat tinggi di negara ini atau dalam sebuah pemerintahan, lalu dia layak untuk disebut seorang hamba TUHAN, tidak. Gelar tinggi tidak ada kaitannya dengan kehidupan yang menghampakan dirinya.
 
Yohanes 3:13
(3:13) Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
 
Jadi hal surgawi atau hal rohani ukurannya ialah; sejauh mana Ia turun dan berada di titik nol = kosong atau menghampakan dirinya, jangan sampai kita gagal paham hal tentang hal ini.
 
Yohanes 3:14-15
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (3:15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
 
Korban Kristus harus ditinggikan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita di hadapan Tuhan, yang lain-lain jangan (meninggikan perkara lahiriah).
Syarat untuk meninggikan korban Kristus: rela mengosongkan atau menghampakan dirinya, untuk memperoleh hidup kekal.
 
Kembali kita melihat tentang Yusuf yang lupa kepada rumah bapanya…
Kejadian 45:1-2
(45:1) Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. (45:2) Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
 
“Menangislah ia keras-keras” menunjukkan suatu kecintaan yang teramat dalam, sebab Yusuf terlalu mengasihi saudara-saudaranya.
Kemudian suara tangisan Yusuf terdengar;
-        Kepada orang Mesir, itu gambaran dari dunia.
-        Kepada seisi istana Firaun itu gambaran dari kerajaan surga.
Sebenarnya, tangisan Yusuf  yang keras ini adalah sebuah nubuatan yang sudah digenapi oleh Yesus di atas kayu salib.
 
Marilah kita memperhatikannya di dalam…
Matius 27:45-50
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. (27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (27:47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia." (27:48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (27:49) Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia." (27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
 
Disini kita melihat dari jam 12 sampai dengan jam 3 terjadi kegelapan meliputi daerah itu (Bukit Golgota).
Lalu kira-kira jam 3, berserulah Yesus dengan suara nyaring; "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Lalu pada ayat 50, Yesus kembali berseru dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
 
Singkat kata, doa penyahutan Yesus terdengar sampai ke takhta Allah, kemudian dipantulkan ke bumi ini. Dengan demikian, kerajaan surga dan bumi mendengarkan ratap tangis Yesus dengan keras sebagai doa penyahutan kepada bapa. Ini yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
 
Betapa cintanya Yusuf kepada saudara-saudaranya, demikian juga Yesus dengan cinta yang teramat dalam dan itu ditulis dalam Yohanes 2:17; “cinta akan rumah-Mu menghanguskan Aku.” Karena cinta-Nya kepada manusia, Ia rela menjadi korban bakaran yang telah dipersembahkan di atas kayu salib.
Jadi, surga dan bumi telah mendengarkan tangisan, suara yang nyaring sebagai doa penyahutan Yesus diatas kayu salib. Itu merupakan nubuatan yang sudah digenapkan oleh Yesus di atas kayu salib.
 
Ibrani 5:7
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
 
Yesus itu Allah 100%, kemudian Dia juga adalah manusia 100%, namun sebagai manusia Ilahi, tanpa noda, tanpa cacat, tanpa cela atau kerut atau yang serupa.
Sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa penyahutan yang sudah naik kepada Allah Bapa, lalu dipantulkan ke bumi ini. Jadi jelas, baik surga maupun bumi sudah mendengarkan doa penyahutan Yesus Kristus.
Yesus mengadakan doa penyahutan itu dalam keadaan penderitaan-penderitaan yang begitu hebat, tetapi karena kesalehan-Nya, doanya itu di dengarkan oleh Bapa di surga.
 
Ibrani 5:8
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
 
Yesus Kristus, Anak Allah adalah pribadi yang taat, setia, dengar-dengaran.
Yesus Kristus sebagai Anak, Dia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya (Ibrani 5:8). Kemudian, Dia juga setia (Filipi 2:8), namun Dia juga pribadi yang dengar-dengaran (Matius 26:42).
 
Kejadian 45:2
(45:2) Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
 
Ini merupakan nubuatan yang sudah digenapi oleh Yesus di atas kayu salib, doa penyahutan Yesus didengar oleh Bapa di surga dan seluruh dunia.
 
Kemudian…
Kejadian 45:3
(45:3) Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. (45:4) Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. (45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
 
Jadi jelas Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk wisata atau tour karena dunia ini tidak tiada lebih indah dari surga mulia, tetapi Yesus diutus ke dalam dunia ini untuk memelihara kehidupan manusia.
Kita bersyukur kepada TUHAN, Dia telah menghampakan diri-Nya, Dia telah mengosongkan diri-Nya, supaya rencana Allah terlaksana. Selain itu juga, sebagai Imam Besar, Yesus telah menaikkan doa penyahutan, yang sudah naik ke surga lalu dipantulkan ke bumi. Jadi doa penyahutan itu di dengar Bapa di surga maupun didengar oleh dunia ini. Begitu hebat TUHAN menyelamatkan manusia berdosa, kita bersyukur kepada Tuhan.
 
Kejadian 1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
 
Ini keadaan manusia; belum berbentuk, belum ada wujudnya. Jadi sama saja ketika Adam dan Hawa melanggar hukum Allah, rusak gambar wujud Allah =  jatuh dalam dosa.
Kemudian kosong, berarti; tabiat dari Allah Trinitas itu tidak tinggal diam di dalamnya.
Lalu kemudian, gelap gulita menutupi samudera raya, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
 
Inilah gambaran dari kehidupan yang menghampakan diri, untuk menyelamatkan bumi yang belum berbentuk, bumi yang masih kosong, bumi yang gelap gulita menutupi samudera raya.
Jadi permukaan air itu adalah titik nol, menghampakan diri, taat kepada Roh TUHAN, tidak taat kepada kehendak manusia daging, karena bumi belum berbentuk, masih kosong, gelap gulita menutupi samudera raya.
 
Jadilah hamba-hamba TUHAN, jadilah suatu kehidupan yang benar-benar mau menghampakan diri perduli dengan keadaan orang lain yang belum berbentuk, yang masih kosong dan masih gelap gulita, dikuasai kegelapan. Ini pekerjaan dari hamba TUHAN, berada di titik nol, menghampakan diri, melakukan apa yang menjadi kehendak Roh Allah. Jadi hamba TUHAN, tidak boleh egois, harus mau menghampakan diri, berada diatas permukaan air, titik nol.
 
Lalu kemudian, ditandai doa penyahutan. Tangisan Yusuf itu keras-keras didengar oleh orang Mesir, didengar sampai ke istana Firaun.  Inilah tugas kita sebagai anak TUHAN, apalagi hamba TUHAN, imam-imam, ini tugas kita.
Walaupun firman ini sederhana, tetapi ini suatu tanggungjawab yang tidak boleh diabaikan, dianggap enteng, tetapi kalau kita betul-betul menghidupi kisah Yusuf, kita betul-betul ada di dalam rencana Allah, maka kehidupan kita betul-betul menjadi satu kehidupan yang sangat berguna dan berarti bagi Tuhan. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment