KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 9, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 SEPTEMBER 2021


 
 
KITAB RUT PASAL 4
(Seri: 2)
 
Subtema: MEMPELAI PEREMPUAN YANG HEBAT DAHSYAT DAN KUAT
 
Segala puji, segala hormat selayaknya kita naikkan hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, baik yang di tanah air maupun di luar negeri lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, TUHAN memberkati kita semua sekaliannya.
 
Selanjutnya, marilah kita mohonkan segala kemurahan hati TUHAN supaya firman itu keluar, yakni terjadi pembukaan Firman TUHAN untuk melawat dan meneguhkan setiap kehidupan kita di hari-hari terakhir ini, menjadi suatu kehidupan yang mendasar (fundamental), pendirian yang kuat sehingga tidak bisa digeser oleh apapun, supaya langkah-langkah kita betul-betul sesuai dengan ketetapan firman sehingga sampai ke tujuan (sasaran) hidup kita, kemuliaan kekal.
 
Mari kita sambut STUDY RUT sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, di dalam Rut 4.
Kita sudah mengawali Rut 4 pada minggu yang lalu dan kita semua tentu saja diberkati oleh TUHAN, bukan? Jangan biarkan firman yang sudah kita terima itu dilupakan begitu saja, melainkan harus betul-betul termeterai sebagaimana tulisan kita tertulis di dalam catatan masing-masing. Sehingga kitapun menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dimeteraikan oleh Roh Kudus, bukan lagi ditulis dengan tinta. Dengan demikian, menjadi kesaksian, contoh teladan, Alkitab yang berjalan dimanapun kita berada dan nama TUHAN dipermuliakan.
 
Rut 4:1-22 dibagi dalam dua bagian, antara lain:
-          Yang pertama: Ayat 1-12.
-          Yang kedua: Ayat 13-22.
 
Selanjutnya mari kita berdoa dan kembali memeriksa bersama-sama pada bagian yang pertama, yaitu Rut 4:1-12, namun pembacaan dimulai dari ayat 1 sampai ayat 6.
Rut 4:1-6
(4:1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Adapun isi cerita dari ayat-ayat yang sudah dibaca ialah Boas yang pada akhirnya menjadi penebus yang sesungguhnya. Pendeknya, Boas adalah penebus sejati, itulah gambar dan bayangan dari pribadi TUHAN Yesus Kristus. Berarti, Boas harus menebus tanah yang menjadi milik pusaka Elimelekh sekaligus menebus Rut perempuan Moab, menantu Naomi yang sudah menjadi janda itu.
 
Pertanyaannya: MENGAPA RUT -- PEREMPUAN MOAB ITU -- TURUT UNTUK DITEBUS?
Jawabnya adalah untuk menegakkan Mahlon -- itulah anak Elimelekh; suami Rut -- yang sudah mati itu di atas milik pusakanya sendiri. Berarti, silsilah itu tidak boleh terputus, sama seperti orang Batak silsilahnya tidak boleh terputus, contohnya; saya ini marganya Sitohang maka anak laki-lakinya akan meneruskan silsilah dari marga saya Sitohang sampai seterusnya, walaupun isteri saya bukan orang Batak.
Jadi, silsilah itu tidak boleh terputus sampai akhirnya dia memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka yang abadi, kekal.
 
Marilah kita ikuti terkait dengan tanah sebagai milik pusaka, di dalam Ibrani 11, dengan perikop: “Saksi-Saksi Iman.”
Ibrani 11:8-9
(11:8) Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. (11:9) Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
 
Karena iman, Abraham taat terhadap panggilannya yaitu dia harus berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya.
Kemudian, dia diam di tanah yang dijanjikan itu sebagai orang asing dan ia tinggal di dalam kemah (Tabernakel) dengan Ishak dan Yakub yang juga turut menjadi ahli waris dari milik pusakanya yang akan diwariskan. Inilah janji TUHAN yang abadi.
 
Ibrani 11:10
(11:10) Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
 
Bagian YANG PERTAMA dari ayat 10: Sebab Abraham menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar. Yerusalem Sorgawi yang kita nanti-nantikan adalah kota yang mempunyai dasar.
 
Ada dua rahasia terbesar dan yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari keturunan ke keturunan, yaitu:
1.      Rahasia ibadah, sesuai dengan 1 Timotius 3:16.
2.      Rahasia nikah atau hubungan intim antara tubuh dengan Kepala, seperti yang tertulis di dalam Efesus 5:31-33.
Kemudian, dasar dari kedua rahasia tersebut adalah kasih Allah.
Jadi, dasar dari ibadah dan dasar dari nikah adalah kasih Allah. Dasar kita beribadah adalah kasih Allah. Dasar kita untuk masuk dalam nikah juga adalah kasih. Inilah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari keturunan ke keturunan, namun malam ini dinyatakan kepada kita sekaliannya.
 
Inilah kota yang kita nanti-nantikan, kota yang mempuyai dasar. Jadi, dari hal ini kita dapat melihat sekaligus mendapat suatu pelajaran yang suci dan mulia, bahwasanya muara dari ibadah pelayanan atau perjalanan akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba, bukan soal berkat dan perkara-perkara lahiriah lainnya, sebagaimana yang tertulis di dalam Wahyu 19:6-8.
Kita berdoa supaya TUHAN bukakan firman-Nya dan melawat, memberkati kehidupan kita masing-masing. Mari kita semua proaktif dalam menyambut firman TUHAN, supaya tidak menjadi percuma.
 
Kita membaca Wahyu 19:6-8, dengan perikop: “Perjamuan Kawin Anak Domba.”
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
 
Perjamuan malam kawin Anak Domba adalah muara atau sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Jadi, orang Kristen harus tahu ini, yaitu: Ibadah orang Kristen tidak sebatas hanya diberkati, ibadah orang Kristen di atas muka bumi ini tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat-mujizat dan sensasi-sensasi di tengah-tengah ibadah pelayanan di bumi ini. Tetapi ibadah-ibadah dari orang Kristen di bumi ini sudah harus memuncak sampai pesta nikah Anak Domba, pada saat itulah Yesus Kristus tampil sebagai Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorgawi dan tampil sebagai Raja. Dengan demikian, tergenapilah Injil Yohanes 6:2,13-15.
 
Setelah terwujudnya kesatuan tubuh barulah Dia tampil sebagai Raja sekaligus, sebagai Kepala dan Mempelai Pria Sorga. Maka kalau pengikutan kita hanya sebatas mencari mujizat kesembuhan (Yohanes 6:2) dan mujizat lima roti dan dua ikan, Yesus tidak tertarik menjadi Kepala atas pengikutan orang-orang Kristen semacam ini (Yohanes 6:12-15).
Kemudian, gereja TUHAN yang sempurna pada momen itu tampil sebagai pengantin-Nya atau mempelai perempuan TUHAN.
 
Jadi pada perjamuan malam kawin Anak Domba, Yesus tampil sebagai Raja, sekaligus sebagai Kepala dan Mempelai Pria Sorga. Kemudian, dalam kesempatan yang lain gereja TUHAN yang sempurna tampil sebagai pengantin-Nya atau mempelai perempuan TUHAN. Inilah yang menjadi cita-cita rohani kita; menjadi milik kepunyaan Allah yaitu pengantin perempuan mempelai Anak Domba.
Oleh sebab itu, mulai dari sekarang, yaitu hari-hari terakhir, menjelang tampilnya antikris, orang Kristen harus tahu dengan pasti bahwa muara dari ibadah pelayanan atau sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba, bukan soal berkat-berkat dan mujizat.
 
Tetapi dari yang sudah kita baca yaitu Wahyu 19:6-8, ada yang menarik perhatian kita dari mempelai perempuan TUHAN.
Kita membaca kembali Wahyu 19:6.
Wahyu 19:6
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Mempelai perempuan digambarkan seperti tiga hal:
1.      Seperti suara himpunan besar orang banyak.
2.      Seperti desau air bah,
3.      Seperti deru guruh yang hebat.
Dari tiga hal ini menunjukkan kepada kita, bahwasanya: Mempelai perempuan TUHAN itu sangat besar melebihi segala-galanya, serta mempunyai daya dan kekuatan yang sangat hebat dan dahsyat. Itulah keberadaan dari mempelai perempuan TUHAN, milik kepunyaan Allah sendiri.
 
Jadi, kehidupan yang suci dan sempurna pengaruhnya besar di bumi ini. Berbeda dengan orang yang sebatas punya harta, pengaruhnya terbatas; habis harta maka habis pengaruhnya.
Sekali lagi saya katakan: Kehidupan yang suci dan sempurna, mempunyai pengaruh yang sangat besar, dahsyat, kuat dan hebat sekali.
 
Kehidupan yang dahsyat, hebat dan besar, juga punya pengaruh yang besar dibuktikan pada Wahyu 12:1, dengan perikop: “Perempuan dan Naga.”
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
 
Tampak suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan -- ini adalah gambaran dari mempelai perempuan TUHAN atau gereja TUHAN yang sempurna -- menjadi suatu tanda yang besar di langit, sebab begitu kuatnya pengaruh dari kuasa Allah Tri Tunggal di dalam diri mempelai perempuan tersebut, yaitu:
1.      Berselubungkan matahari, yang merupakan gambaran dari kasih Allah yang sempurna.
2.      Bulan di bawah kakinya, artinya: Gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai perempuan TUHAN berdiri di atas korban Kristus. Mempelai perempuan didirikan di atas dasar yang kuat, tidak rapuh, tidak mudah goyah oleh situasi apapun juga. Persis seperti apa ditulis dalam Injil Matius 7:24-25; TUHAN menempatkan gereja-Nya di atas dasar yang kuat bukan di atas dasar yang rapuh, sehingga gereja TUHAN menjadi suatu kehidupan yang kuat, tidak rapuh, tidak mudah dipengaruhi oleh apapun jua.
3.      Dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Bintang-bintang atau 12 bintang yang bercahaya di atas cakrawala à orang-orang yang bijaksana. Sebagaimana ditulis dalam Daniel 12:3; mereka adalah pemimpin-pemimpin dan guru-guru di dalam rumah TUHAN untuk menuntun sidang jemaat sampai kepada kebenaran. Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah yang Maha Besar adalah firman kebenaran.
Jadi 12 bintang di atas kepala, jika dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel terkena kepada 12 ketul roti tersaji di atas Meja Roti Sajian (meja emas). Itulah dua belas rasul hujan akhir yang akan memimpin, menuntun gereja TUHAN keluar dari celaka besar yakni guncangan yang besar yang akan terjadi di depan.
 
Satu kali dunia ini akan menjadi gua singa tepatnya pada saat antikris berkuasa di atas muka bumi ini (timur, barat, utara, selatan), mereka tampil sebagai pembinasa keji berdiri di tempat kudus, mereka menjadi diktator yang besar. Ini suatu celaka besar yang akan terjadi di depan mata. Oleh sebab itu, anak-anak Tuhan tidak boleh main-main pada hari-hari terakhir ini. Ini sudah menjadi ultimatum bagi kita semua, tetapi sekalipun demikian Daud suatu kehidupan yang biasa tergembala, bahkan tergembala itu sudah mendarah daging dalam kehidupannya, dan berkata di dalam Mazmur 23:4: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, tidak takut celaka besar.
 
Oleh sebab itu, kehidupan dari pada gereja TUHAN yang sempurna bermahkotakan 12 bintang, jelas kalau dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel itu berbicara tentang 12 rasul hujan akhir yang akan memimpin gereja TUHAN keluar dari celaka besar. Mulai dari sekarang ini, biarlah kita senantiasa menghormati pribadi dari Allah Tri Tunggal. Satu dari Allah Tri Tunggal itulah Allah Roh El Kudus, rawat Dia karena Roh El Kudus sangat sensitif sekali. Jangan biasakan turuti daging walaupun menurut mu itu baik, tetapi belum tentu semuanya berkenan kepada TUHAN.
 
Jadi jelas, keadaan dari pada gereja TUHAN yang sempurna begitu dahsyat seperti air bah, seperti deruh guruh yang hebat.
 
Kita akan buktikan lagi dalam Wahyu 12:2.
Wahyu 12:2
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
 
Mempelai TUHAN sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan. Rasa sakit yang paling hebat yang dialami oleh seorang wanita adalah tentu saja pada saat hendak melahirkan bayinya.
Demikian juga, kalau rasa sakit itu atau pencobaan itu rasanya sudah sampai di leher berarti kelepasan sudah dekat. Jangan suka bersungut-sungut di dalam hal menyangkal diri dan memikul salib.
 
Untuk lepas dari pencobaan yang berat dibutuhkan modal yang besar yaitu ketabahan dan ketekunan dari hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Tidak banyak orang dapat tekun, untuk tekun tiga macam ibadah pokok saja tidak banyak orang bisa. Untuk memiliki ketabahan ini sebagai modal besar sangat dihindari oleh banyak orang, padahal kita membutuhkan modal besar untuk bisa lepas dari pencobaan yang sudah sampai di leher. Jadi jangan suka bersungut-sungut lagi, jangan bodoh.
Seorang hamba TUHAN harus sangat memperhatikan sidang jemaat. Kemudian sidang jemaat TUHAN, tubuh Kristus tidak boleh melayani karena kepentingan daging.
 
Kita membaca Kisah Para Rasul 14, dengan perikop: “Kembali ke Antiokhia.” Di sinilah pertama kali disebut orang Kristen atau lahirnya gereja, bangsa kafir.
Kisah Para Rasul 14:21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
 
Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid.
Intinya, pekerjaan dari Rasul Paulus dan Barnabas di Antiokhia adalah:
-          Menguatkan hati murid-murid.
-          Memberi nasihat Firman Allah yang murni dan benar.
Tujuannya adalah supaya sidang jemaat bertekun di dalam iman, ini berbicara tentang ketabahan. Kalau tekun dalam iman itu ketabahan; menindiskan diri dengan iman, menindiskan diri dengan darah salib.
Tugas dari seorang hamba TUHAN; gembala sidang, guru-guru, pemimpin-pemimpin di dalam rumah TUHAN yaitu untuk memimpin sidang jemaat sampai kepada kebenaran Firman Allah.
 
Adapun bunyi atau isi dari nasihat firman yang disampaikan oleh Rasul Paulus adalah untuk masuk dalam Kerajaan Allah harus mampu melewati banyak sengsara. Tidak mungkin bisa keluar dari semua ujian dan cobaan lalu masuk dalam Kerajaan Sorga kalau tidak bertekun di dalam iman, yaitu: Ketabahan.
Bertekun dalam iman mampu memberikan suatu kekuatan yang ajaib untuk melewati penderitaan, sehingga tidak terpengaruh oleh apapun.
 
Relakan diri masing-masing untuk didewasakan oleh pengertian yang dari Sorga. Jangan bertahan dengan kebodohan. Saya tahu apa yang saya katakan ini. Dua kali TUHAN memberi mimpi tentang seorang pemuda; dia bertahan dengan pengertiannya, namun saya tidak mau memberitahukan siapa dia. Oleh sebab itu, marilah kita semakin dewasa, oleh pengertian yang kita terima dari Sorga dalam ketulusan dan kesucian hati yang murni di dalam pemberitaan Firman.
 
Dihubungkan kembali di dalam 2 Timotius 3, dengan perikop: “Iman Bertumbuh dalam Penganiayaan dan dalam Pembacaan Kitab Suci.” Iman itu bertumbuh dalam aniaya karena firman sendiri. Iman tidak mungkin bertumbuh tanpa aniaya karena firman, tanpa sengsara Salib. Jadi jangan seringkali berkeluh kesah apalagi jengkel jika diajar untuk pikul Salib.
 
2 Timotius 3:12
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
 
Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, TUHAN kita, Allah kita yang kita sembah, harus menderita aniaya; harus sangkal diri, harus pikul salibnya, dan ikut TUHAN. Itulah orang yang mau hidup beribadah.
Jadi jangan heran dengan sengsara salib dan aniaya karena firman.
 
Sebaliknya …
2 Timotius 3:13
(3:13) sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
 
Orang jahat itulah antikris dan penipu itulah nabi palsu akan bertambah jahat, di hari-hari ini kejahatan mereka akan semakin bertambah-tambah. Kemudian, mereka menyesatkan orang-orang kudus TUHAN tetapi mereka pada akhirnya disesatkan oleh karena penyesatan mereka. Karena pada akhirnya setelah tiga tahun setengah mereka akan dibinasakan oleh nafas mulut Allah. Jadi yang menyesatkan itu akan disesatkan juga oleh karena perbuatan mereka sendiri.
 
Kembali saya sampaikan, tentang gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai perempuan TUHAN.
Lalu kita selidiki kembali, apakah betul-betul mempelai perempuan TUHAN besar, dahsyat, dan hebat?
Wahyu 12:3-4
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. (12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
 
Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit, tetapi tanda ini tidak besar. Tanda apakah gerangan?
Yaitu, seekor naga merah padam yang besar, berkepala 7 dan bertanduk 10, itulah antikris. Ekornya menyeret sepertiga (1/3) dari bintang-bintang di langit, itulah nabi-nabi palsu.
-          Antikris itu kepala dari naga merah padam.
-          Sedangkan, nabi-nabi palsu itulah ekor dari ular naga merah padam.
Inilah suatu tanda yang lain di langit tetapi tidak besar. Jadi dari sini kita dapat melihat; setan itu suka membuat tandingan. Oleh sebab itu, saudara jangan suka membuat tandingan karena itu pekerjaan setan.
Contoh: Anda bisa, saya bisa. Itu pekerjaan setan, itu bukan orang yang rendah hati. Tetapi suatu kehidupan yang rendah hati mau menerima dan mengakui pemakaian TUHAN.
Jangan seperti Yanes dan Yambres; kalau orang mempunyai kelebihan tidak suka, kemudian tidak mau melihatnya, tetapi merasa diri lebih hebat juga. Ini tidak benar, dan itu adalah pekerjaan Setan. Jangan biarkan hatimu, pikiranmu dikuasai setan. Saya sampaikan hal ini dengan kasih, supaya pikiranmu tidak dikuasai setan.
 
Di atas saya sudah sampaikan, tampak suatu tanda di langit, tetapi tanda itu tidak besar yaitu seekor naga merah padam yang besar. Itu tanda yang lain di langit, tetapi bukan menjadi suatu tanda yang besar, sehingga bagi mempelai perempuan pencobaan sebesar apapun dianggap kecil; tidak cengeng, tidak uring-uringan, tidak suka sungut-sungut, tidak mengeluh, tidak menggerutu, tidak mempersalahkan TUHAN, tidak mempersalahkan ibadah dan pelayanan karena mempelai perempuan sudah menjadi suatu tanda yang besar di langit, sehingga sekalipun ada tanda lain di langit tidak dapat mempengaruhi mempelai perempuan TUHAN.
 
Jadi sudah sangat terbukti;
-          Mengapa Daniel bisa melewati goa singa?
-          Kemudian, mengapa Daud tidak takut bahaya sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman?
Ini adalah wujud dari mempelai perempuan TUHAN menjadi suatu tanda yang besar di langit sehingga sekalipun ada tantangan, cobaan dari setan, kepala dan ekor dari ular naga merah padam besar, walaupun cobaan besar itu sangat kecil bagi mempelai perempuan TUHAN. Oleh sebab itu, jangan suka ada roh tandingan-tandingan.
 
Wahyu 12:4B
(12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
 
Ular naga merah padam besar berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, berarti sudah sangat jelas mempelai perempuan TUHAN berhadap-hadapan dengan ular naga merah padam besar sebagai pencobaan yang hebat dan besar, tetapi bagi mempelai perempuan TUHAN itu kecil.
Jangan suka membesar-besarkan pergumulan, jangan suka membesar-besarkan pengorbanan termasuk persembahan apapun itu jenisnya, karena kita adalah mempelai perempuan TUHAN, milik kepunyaan Allah sendiri. Cobaan apapun dan tantangan di hadapan kita semua itu kecil.
 
Jadi sudah sangat terbukti bahwa mempelai perempuan itu sangat hebat, dahsyat dan kuat sebagaimana dilukiskan di dalam Wahyu 19:6, mulai dari ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan 4; betul-betul terbukti bahwa mempelai perempuan TUHAN begitu punya daya dan pengaruh yang besar, hebat, kuat dan dahsyat. Oleh sebab itu, jangan ragu dengan kuasa yang mempengaruhi kita, itulah tabiat dari Allah Trinitas, kasih Allah yang besar. Kemudian pribadi Yesus Anak Allah korban-Nya itulah firman kebenaran, kemudian 12 bintang di atas kepala itulah pengaruh yang besar dari kuasa Roh El Kudus.
Jangan ragu untuk memberikan hidup sepenuhnya kepada Allah dengan tabiat Allah Trinitas itu sendiri.
 
Intinya, tidak usah ragu ikut TUHAN; dalam pengorbanan ibadah itu tidak perlu mikir-mikir. Jikalau engkau memiliki cita-cita rohani yakni; menjadi milik kepunyaan Allah sudah seharusnya kita singkirkan perasaan manusia daging itu. Ingat; orang kikir tidak masuk Sorga, apalagi berhitung-hitung soal sepersepuluh dan persembahan khusus, tidak masuk sorga sebab ada ayatnya. Itu sebabnya saya katakan buang perasaan manusia daging di dalam hal mengikuti TUHAN.
 
Segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. “Nya” di sini menunjuk kepada TUHAN dengan tabiat-Nya, sebab tidak mungkin mempelai perempuan TUHAN melahirkan TUHAN, sebagaimana Yesus yang adalah 100% Allah, tetapi juga 100% manusia, namun manusia Ilahi. Tetapi “-Nya” di sini menunjuk kepada TUHAN dan tabiat-Nya.
 
Kita lihat dengan jelas, bahwa -Nya itu menunjuk TUHAN dan tabiatnya pada ayat 5.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Mempelai perempuan TUHAN melahirkan seorang Anak laki-laki.
 
Siapakah Anak laki-laki itu? Jawabannya dapat kita temukan dari pernyataan pada ayat 5 ini, yaitu:
Yang pertama: Yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi.
 
Kita lihat dulu Mazmur 2, dengan perikop: “Raja yang diurapi TUHAN,” sekaligus tampil menjadi Mempelai Laki-Laki Sorga, pada saat terwujudnya pembangunan tubuh Kristus, Tabernakel, rumah TUHAN.
Mazmur 2:7-9
(2:7) Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (2:8) Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. (2:9) Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."
 
"Anak-Ku engkau!” Jelas, menunjuk kepada: Pribadi Yesus sebagai Raja. Tetapi lihat nanti mempelai perempuan itu juga akan melahirkan anak-Nya; Anak laki-laki.
 
Maka pada saat itu juga TUHAN berkata: “Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.”
Betapa luar biasa kasih TUHAN melawat kita semua. Itulah doa saya tadi di atas, jangan kita datang karena manusia, jangan kita datang karena perkara lahiriah, tetapi doa saya kepada TUHAN kiranya TUHAN yang menarik baik sidang jemaat yang tatap muka maupun yang online, umat ketebusan TUHAN yang memberikan dirinya digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook. Kiranya Tuhanlah yang menarik anda, bukan lagi karena perkara lahiriah, secepatnya TUHAN berkata: Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Karena kita mau menghargai cerita yaitu tentang ketetapan TUHAN.
 
Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu. Yesus adalah Tabernakel sejati, Dialah kebenaran yang ada di dalam kerajaan Sorga, Dialah milik kepunyaan kita sendiri, Dialah milik pusaka kita. Sebaliknya, mempelai perempuan TUHAN adalah milik pusaka TUHAN.
 
Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, inilah gembala yang menggembalakan bangsa-bangsa dan meremukkan dengan gada besi.
Jadi sudah jelas, yang menjadi milik pusaka TUHAN, yang menjadi mempelai perempuan TUHAN adalah suatu kehidupan yang mau dibentuk oleh dua tangan TUHAN; dihancurkan sampai remuk, lalu memberikan dirinya untuk selanjutnya dibentuk oleh TUHAN sekehendak TUHAN, bukan lagi sekehendak manusia. Jangan ragu untuk menghargai cerita tentang ketetapan TUHAN.
 
Kalau saudara mempunyai cita-cita rohani menjadi milik kepunyaan TUHAN sama seperti gada besi memecahkan mereka, siapa mereka? Tepatnya seperti tembikar tukang periuk, itulah buli-buli terbuat dari tanah liat.
Yesus adalah penjunan dan kita adalah tanah liat di tangan-Nya, mau diapakan biar sekehendak TUHAN saja. Jangan sekehendak kita untuk datang beribadah.
 
Jadi, Anak yang dilahirkan itu tidak mungkin Yesus yang 100% Allah dan 100% manusia itulah manusia Ilahi. Tidak mungkin lagi. Tetapi dari tabiat ini kita tahu siapa Dia.
 
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
 
… yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Inilah kehidupan tanah liat di tangan penjunan; tembikar yang diremukkan lalu dibentuk sekehendak Allah. Berikanlah diri dibentuk sekehendak Allah, mau diapakan biarkan saja, memang tidak cocok di hati dan dipikiran, tetapi biarkan saja, sekehendak Allah saja; mau diapakan terserah TUHAN saja walaupun tidak cocok di hati. Ingat itu, camkanlah, jangan beribadah dari pengertian itu.
 
Siapakah Anak laki-laki itu? Jawabannya dapat kita temukan dari pernyataan ayat 5 ini, yaitu:
Yang kedua: Tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Hanya ada satu cara untuk melepaskan dan merampas anak-anak TUHAN dari bumi ini yaitu doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, lepas dari daya tarik bumi, tidak ada cara lain. Seringan-ringannya benda, bila dilemparkan ke atas tetap akan jatuh ke bawah. Hanya satu perkara yang lepas dari daya tarik bumi itulah asap dupa kemenyan, doa penyembahan; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Itu manusia rohani, bukan lagi manusia daging yang berat dan tidak bisa terangkat.
 
Sudah sangat jelas, mempelai perempuan TUHAN bagaikan himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah, dan seperti deru guruh yang hebat punya daya kuasa yang begitu dahsyat, pengaruh yang besar, hebat dan sudah dibuktikan pada Wahyu 12:1-5. Ragu dengan pemberitaan firman malam ini? Ragu dengan ayat firman yang kita baca? Tidak. TUHAN ceritakan tentang ketetapan Firman TUHAN yang harus kita hargai. Ingat; kehidupan yang diakui sebagai anak menerima ajaran.
 
Lebih dalam kita melihat tentang KEDAHSYATAN dan PENGARUH YANG BESAR DARI MEMPELAI PEREMPUAN TUHAN.
Wahyu 12:6,13-14
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. (12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
 
Naga itu memburu mempelai perempuan TUHAN yang melahirkan Anak laki-laki itu, tetapi kepada mempelai perempuan TUHAN diberikan sayap burung nasar yang besar, tujuannya ialah supaya ia diasingkan di padang belantara selama 3.5 (tiga setengah) tahun -- selama satu masa tambah dua masa tambah setengah masa, atau selama 42 (empat puluh dua) bulan, atau selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari --, berarti; lepas dari celaka yang besar.
Jadi, sudah sangat jelas, bahwa; sayap burung nasar yang besar ada kaitannya dengan sengsara besar, ada kaitannya dengan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Tiadalah mungkin kita lepas dari pencobaan, kalau tidak ada sengsara salib (kematian) Yesus Kristus; persis seperti Matius 24:28, Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.
 
Kembali saya sampaikan: Sayap burung nasar yang besar itu kaitannya adalah sengsara salib (kematian Yesus Kristus), sehingga bisa melewati pencobaan. Itulah yang diajarkan oleh Rasul Paulus dan Barnabas di Antiokhia pada Kisah Para Rasul 14, supaya bertekun dalam iman, sama artinya; supaya sidang jemaat memiliki ketabahan. Ini adalah modal besar untuk menghadapi celaka besar ini.
Tetapi ingat; kepada mempelai perempuan TUHAN diberikan sayap burung nasar yang besar; jadi, upah jerih payah itu ada. Jangan saudara berpikir upah jerih payah, upah dari sengsara salib, aniaya karena Firman itu tidak ada. Sia-sialah kita mengikuti TUHAN kalau tidak ada upah
Jika tidak ada jerih payah, maka tidak ada upah; oleh sebab itu, jangan sampai kita mengikuti TUHAN namun tidak ada upah, berarti harus ada jerih payah. Saya kira, hal ini gamblang dan jelas untuk kita pahami (mengerti), namun perasaan manusia daging ini yang membuat kita menjadi bodoh. Sejatinya, TUHAN mau selamatkan kita semua.
 
Lebih jauh kita melihat betapa mempelai perempuan itu dahsyat, besar dan hebat pengaruhnya.
Wahyu 12:15-16
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.  (12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
 
Tadi mempelai perempuan TUHAN sudah diasingkan ke padang belantara oleh sayap burung nasar yang besar -- sebagai upah jerih payah --, bukan?
Tetapi lihatlah; ular naga merah padam tidak tinggal diam, tidak mau menyerah begitu saja. Selanjutnya, di sini kita melihat, ia pun menyemburkan air sebesar sungai dari mulutnya, tujuannya adalah supaya mempelai perempuan TUHAN dihanyutkan oleh sungai itu.  Tetapi lihatlah; bumi datang menolong mempelai perempuan TUHAN, bumi membuka mulut-Nya dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
 
Pertolongan TUHAN tepat pada waktu-Nya untuk menolong gereja TUHAN yang sempurna, menolong sidang mempelai TUHAN; bumi datang menolong dan membuka mulutnya dan menelan air sebesar sungai yang disemburkan oleh ular naga merah padam.
 
Sejenak kita membaca Kejadian 2.
Kejadian 2:6
(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --
 
Di sini kita melihat: Ada kabut naik ke atas dari bumi, itu adalah doa penyembahan, itulah yang menolong kita.
 
Jadi, tabiat Allah yang paling hebat adalah kasih Allah, wujudnya adalah doa penyembahan. Oleh sebab itu, jangan ragu menyerahkan diri kepada Allah dengan tabiat Allah Trinitas yang luar biasa, yang memuncak sampai kepada kasih yang luar biasa, di mana wujudnya adalah doa penyembahan (asap/kabut). Puncak dari tabiat Allah Trinitas adalah kasih, itulah doa penyembahan, itulah yang menolong kita semua.
 
Lihat, betapa besar sekarang air yang disemburkan oleh mulut naga, tidak tanggung-tanggung bahkan sebesar sungai. Pemberitaan yang palsu sekarang pengaruhnya besar untuk menyeret, sama seperti air yang keluar dari mulut naga untuk menghanyutkan sidang mempelai TUHAN; tetapi kalau kehidupan kita sampai kepada tabiat Allah yang berada pada puncaknya, itulah kasih -- wujudnya adalah doa penyembahan --, maka itulah yang akan secepatnya menolong kehidupan kita masing-masing.
 
Jadi, cita-cita hidup rohani gereja TUHAN itu bekerja sama dengan rencana TUHAN. Atau sebaliknya, rencana-rencana yang dibuat TUHAN sudah harus menjadi cita-cita hidup rohani gereja TUHAN.
Jangan buat cita-citamu seperti filsafat dunia, itu tidak cocok. Apa cita-cita filsafat dunia? “Raihlah cita-citamu setinggi langit” Sepintas, hal ini memang bagus, tetapi belum sempurna untuk memperoleh keselamatan. Jadi, ilmiah dengan rohani tidak dapat bersatu.
Kalau ada hamba TUHAN yang bertentangan dengan apa yang saya sampaikan, mohon maaf; tetapi itu menurut pengertian kami.
 
Kembali saya sampaikan: Bumi datang menolong perempuan itu, membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya, itulah doa penyembahan. Puncak dari tabiat Allah Trinitas ialah kasih, wujudnya adalah doa penyembahan (asap dupa kemenyan). TUHAN sudah memfasilitasi kita; tabiat-Nya sudah memfasilitasi kita.
Pengertian ini harus mendarah daging; jangan hanya sebatas ilmu pengetahuan, lalu cuap-cuap manusia di luaran sana.
 
Kidung Agung 8:6
(8:6) -- Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
 
Inilah cita-cita mempelai perempuan TUHAN: Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai yang melekat di lengan (dua tangan) TUHAN, dan itu merupakan pertanda, bahwa:
-          Cinta kuat seperti maut. Cinta dari mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki kuat seperti maut.
-          Kegairahan gigih seperti dunia orang mati.
-          Nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN.
Inilah cinta dari mempelai perempuan TUHAN; mendambakan menjadi suatu kehidupan yang dimeteraikan di hati TUHAN dan di dua tangan TUHAN, yang rindu untuk menjadi milik TUHAN, yang rindu untuk menjadi jantung hati TUHAN, dengan 3 (tiga) tanda:
1.      Cintanya mempelai perempuan kuat seperti maut. Sampai ke dunia maut pun, ia rela, asalkan tidak terpisah cintanya dari TUHAN.
2.      Kegairahan dari mempelai perempuan TUHAN itu gigih, seperti dunia orang mati.
3.      Kemudian, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN.
 
Mari kita lihat NYALA API TUHAN, yang sebelumnya kita sudah pelajari dalam Ibadah Raya Minggu; ketika Elia berdoa, turunlah api TUHAN. Potongan daging lembu sapi di atas korban bakaran itu dibakar habis oleh api TUHAN; baik kayu api, tanah dan batu, termasuk parit di sekeliling mezbah yang diisi full dengan air, semuanya habis dijilat oleh api TUHAN yang tidak terpadamkan.
Nyala api TUHAN tidak terpadamkan, itulah yang bergelora di dalam diri mempelai perempuan, di mana cintanya bagaikan nyala api TUHAN. Kiranya pengikutan kita juga seperti itu.
 
Kidung Agung 8:7
(8:7) Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
 
Sehingga, lihat; air yang banyak sebesar sungai yang disemburkan ular naga merah padam tidak dapat menghanyutkan cinta dari mempelai perempuan TUHAN.
Bagaimana dengan cinta kita kepada TUHAN? Jangan sampai kita tergoda oleh karena harta, kekayaan, uang, laki-laki tergoda oleh karena perempuan yang tidak kenal TUHAN, yang tidak mengenal penggembalaan, atau sebaliknya, perempuan tergoda dengan laki-laki yang tidak mengenal penggembalaan.
 
Sejauh mana cinta mu kepada TUHAN? Lebih besar cintamu kepada tabiat daging saudaramu atau kepada TUHAN? Jika cintamu lebih kuat kepada tabiat daging, maka kehidupan semacam ini akan dihanyutkan oleh air sebesar sungai yang disemburkan oleh mulut naga. Saya tidak main-main dalam mengatakan hal ini. Kalau hari ini saja engkau bisa diseret oleh tabiat daging, lalu bagaimana dengan air sebesar sungai yang lebih dahsyat lagi?
Tetapi kalau cinta kita sudah membara seperti nyala api TUHAN, lihatlah; air yang banyak (sebesar sungai) tidak dapat menghanyutkan cintanya mempelai TUHAN.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sungai apapun, air yang sebanyak apapun tidak dapat menghanyutkan cintanya. Bahkan bila ada seorang laki-laki lain, selain Mempelai Laki-Laki Sorga, memberikan segala harta benda kekayaan yang ada di dalam rumahnya hanya untuk mendapat cinta mempelai perempuan, namun laki-laki lain itu akan dihina oleh mempelai perempuan. Namun hal ini terjadi bukan dalam arti “benci”, melainkan nilai dari harta kekayaan itu kecil bagi mempelai perempuan, sebab terlalu besarlah cintanya kepada TUHAN.
 
Cinta dari mempelai TUHAN kepada TUHAN teramat besar dan kuat, dari pada hanya karena uang, harta, kekayaan, apapun, sebab itu semua terlalu kecil bagi mempelai perempuan TUHAN. Ukurlah hidup rohani mu dengan Firman ini, jangan ukur dengan pengertian manusia daging, apalagi filsafat manusia, sebab hal itu tidak selamanya berguna.
 
Singkat kata: Wahyu 19:6 sudah sangat terbukti bahwasanya mempelai perempuan TUHAN sangat besar, mempunyai pengaruh yang besar, sebab mempelai perempuan TUHAN itu mempunyai daya dan pengaruh yang sangat kuat dan hebat. Mempelai perempuan TUHAN pasti menang, sebab Yesus tampil sebagai Pembela.
 
Kita kembali untuk membaca Wahyu 19.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
 
Lalu ia berkata kepadaku: Tuliskanlah …” Jadi, apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes dari TUHAN dalam kesempatan penglihatan waktu dia dibuang di pulau Patmos -- yang sekarang disebut negara Turki --, dia tulis dalam kitab Wahyu. Jadi, Wahyu ini berbicara tentang akhir zaman, juga berbicara tentang kedatangan TUHAN, juga berbicara tentang Kerajaan Sorga, kerajaan kekal, kerajaan yang akan datang, dan itu sudah disampaikan kepada kita semua.
Inilah baiknya TUHAN kepada kita; TUHAN tidak tanggung-tanggung dalam mengasihi kita, tetapi kitalah yang seringkali tanggung-tanggung, baik itu tanggung dalam beribadah, tanggung dalam menjadi sidang jemaat, imam yang melayani pun tanggung, kesucian pun tanggung, tetapi kasih Allah tidak tanggung-tanggung, tidak kurang untuk menyelamatkan gereja TUHAN. Kurang apa baiknya TUHAN itu? Padahal sebetulnya, kita sudah difasilitasi dengan tabiat Allah Trinitas; supaya imam berkobar-kobar, sudah difasilitasi dengan tabiat dari Allah Roh Kudus; supaya imam dapat mencintai (mengasihi) TUHAN lebih dari yang ada ini, sudah difasilitasi dengan tabiat dari Allah Trinitas yang paling tertinggi, yaitu kasih Allah; namun justru kita yang kurang-kurang. Tabiat dari Allah Trinitas itu merupakan inventaris yang luar biasa yang harus kita manfaatkan dengan baik.
 
Selanjutnya, kita akan melihat: Apa yang harus dituliskan oleh Rasul Yohanes untuk gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, selanjutnya disampaikan oleh malaikat sidang jemaat -- itulah gembala sidang --, yaitu pemimpin rumah TUHAN? “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba”, ini sajalah pokok pembahasan yang paling penting.
Kemudian, katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." Berarti, ini adalah Firman Allah yang benar.
 
Apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes, itulah yang dituliskan untuk selanjutnya disampaikan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil, isi pokoknya adalah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Jadi, Pengajaran Pembangunan Tabernakel atau Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel membawa kita (gereja TUHAN) masuk dalam pesta nikah Anak Domba, menjadi tubuh Mempelai; inilah Firman yang benar. Sasaran ibadah di bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba; inilah pengertian Firman yang benar. Berbahagialah kehidupan yang dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itulah Firman yang benar.
 
Kalau ada Firman yang benar, berarti ada pemberitaan Firman Allah yang tidak benar, yaitu:
-          Pemberitaan Firman yang ditambahkan.
-          Pemberitaan Firman yang dikurangkan.
 
Contoh pemberitaan Firman yang DITAMBAHKAN.
Kita akan memperhatikan 1 Timotius 1, dengan perikop: “Mengenai ajaran sesat
1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain (1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
 
Sejenak kita memperhatikan: Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia … Rasul Paulus hendak meneruskan perjalanannya ke wilayah Makedonia. Jadi, Makedonia ini sudah menjadi pusat perhatian dari Rasul Paulus. Sekalipun mereka miskin, namun limpah kasih karunia. Oleh sebab itu, mari kita belajar untuk memberi dari kekurangan, supaya kita juga menjadi pusat perhatian dari Yesus, Rasul yang kita akui.
 
Dari pembacaan 1 Timotius 1:3-4 dapat kita perhatikan, bahwa: Rasul Paulus mendesak Timotius supaya ia tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu agar jangan mengajarkan ajaran lain, itulah pemberitaan Firman yang ditambahkan, yakni menyampaikan satu dua ayat Firman, lalu ditambahkan dengan:
-          Cerita-cerita isapan jempol.
-          Dongeng nenek-nenek tua.
-          Silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya yang terkait dengan filsafat-filsafat kosong.
Inilah pemberitaan Firman yang ditambahkan.
Kemudian, adapun dampak negatif pemberitaan Firman yang ditambahkan:
-          Menimbulkan persoalan.
-          Bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Kita ini diselamatkan oleh iman, tetapi kalau anak-anak TUHAN hidup di luar iman, maka hidupnya pasti tidak tertib dan tidak selamat.
 
1 Timotius 1:5
(1:5) Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
 
Tujuan Timotius memberi nasihat kepada orang tertentu ialah:
-          Kasih yang timbul dari hati yang suci.
-          Kasih yang timbul dari hati nurani yang murni.
-          Kasih yang timbul dari iman yang tulus ikhlas.
Sedangkan pemberitaan Firman yang ditambahkan …
-          bukanlah kasih yang timbul dari hati yang suci,
-          bukanlah kasih yang timbul dari hati nurani yang murni,
-          bukanlah kasih yang timbul dari iman yang tulus ikhlas.
Jadi, pemberitaan Firman yang ditambahkan menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman; itulah dampak negatif pemberitaan Firman yang ditambahkan. Hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh, jangan diabaikan.
 
1 Timotius 1:6
(1:6) Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.
 
Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu, tidak sampai kepada rencana Allah yang besar, dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia, karena sudah disesatkan oleh pemberitaan Firman yang ditambahkan, sedangkan pemberitaan Firman yang ditambahkan disebut juga perkataan sesat dan omongan yang sia-sia.
Jadi, pemberitaan Firman yang ditambahkan inilah yang menyesatkan hidup gereja TUHAN, sehingga tidak sampai kepada tujuan hidup, tidak sampai kepada rencana Allah yang besar supaya kita memiliki tanah sebagai milik pusaka, itulah Kerajaan Sorgawi.
 
Rasul Paulus meminta supaya Timotius menasihati orang-orang tertentu di Efesus, maksudnya ialah supaya penilik-penilik di Efesus ini menuntun sidang jemaat di Efesus pada track, pada jalur yang benar, pada Firman yang benar yang membawa kita masuk pada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh Mempelai, menjadi milik kepunyaan Allah sendiri; itulah tujuan nasihat.
 
Contoh pemberitaan Firman yang DIKURANGKAN.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
 
Nabi-nabi palsu atau guru-guru palsu (pemimpin-pemimpin palsu) digambarkan seperti serigala berbulu domba. Sebetulnya, nabi-nabi palsu itu adalah serigala, tetapi datang menyamar di tengah-tengah sidang jemaat.
 
Mari kita lihat pekerjaan dari serigala berbulu domba (nabi-nabi palsu) pada ayat 22-23.
Matius 7:22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
 
Di sini kita melihat: Nabi-nabi palsu mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN:
1.      Bernubuat.
2.      Mengusir Setan.
3.      Mengadakan banyak mujizat.
Tetapi pada ayat 23 dikatakan, pada hari TUHAN, Ia berkata kepada nabi-nabi palsu: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”, kemudian dilanjutkan kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
 
Nabi-nabi palsu ini melakukan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN, tetapi mengapa justru TUHAN berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”, kemudian TUHAN berkata kembali: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”, mengapa TUHAN berkata demikian?
Tadinya sudah berada di dalam Kerajaan Sorga, tetapi mengapa akhirnya diusir kembali dari Kerajaan Sorga dan mereka dikatakan sebagai pembuat kejahatan, sementara mereka sudah melakukan 3 (tiga) perbuatan ajaib?
 
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
 
Bukan setiap orang yang berseru kepada TUHAN, bukan setiap orang yang melakukan 3 (tiga) perbuatan ajaib demi nama TUHAN, lalu dia layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan orang-orang yang melakukan kehendak Allah Bapa yang di sorga = menyangkal diri, memikul salibnya, sehingga dengan demikian kehendak Allah terlaksana -- sesuai dengan pengucapan Yesus yang terakhir setelah Dia menyerahkan nyawa-Nya, atau setelah Dia minum cawan Allah --. Yesus harus meminum cawan Allah. Sesudah Yesus meminum cawan Allah atau menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, selanjutnya Yesus berkata: “Jadilah kehendak-Mu.
 
Berarti, inilah pemberitaan Firman yang dikurangkan; nabi-nabi palsu mengadakan perbuatan ajaib, tetapi mengurangkan (mengabaikan) kehendak Allah Bapa, mengabaikan sengsara salib. Inilah pemberitaan Firman yang tidak benar, sebagai contoh pemberitaan Firman yang dikurangkan.
Jadi, untuk yang kesekian kali saya sampaikan: Patutlah kita mengucap syukur kepada TUHAN, karena kita ini berada di jalur yang tepat, karena kita digembalakan, dipimpin, dituntun oleh hikmat akal budi kebijaksanaan lewat pengertian yang datang dari pembukaan rahasia Firman oleh Pengajaran Pembangunan Tabernakel.
 
Kembali saya sampaikan: Kalau ada pemberitaan Firman yang benar, berarti ada pemberitaan Firman yang tidak benar, bukan? Kita sudah melihat pemberitaan Firman yang tidak benar, itulah pemberitaan Firman yang ditambahkan dan pemberitaan Firman yang dikurangkan.
-          Pemberitaan Firman yang ditambahkan, misalnya; seorang hamba TUHAN menyampaikan satu atau dua ayat Firman, lalu supaya terlihat hebat dan menarik, akhirnya ditambahkanlah cerita-cerita isapan jempol, ditambahkanlah dongeng nenek-nenek tua, ditambahkanlah takhayul-takhayul atau filsafat-filsafat kosong.
-          Sedangkan pemberitaan Firman yang dikurangkan ialah sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi salib diabaikan, salib dikurangkan.
Itulah Firman yang tidak benar.
 
Kita kembali untuk membaca Wahyu 19, untuk lanjut kita melihat bahwa mempelai perempuan itu seperti himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, yang memiliki pengaruh yang besar, dahsyat, kuat dan hebat.
Wahyu 19:10
(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
 
Di sini kita perhatikan: Sembahlah Allah! Berarti, jangan sembah berhala, jangan sembah keinginanmu yang kuat itu, jangan sembah kebenaran diri sendiri, jangan sembah kekerasan di hati, jangan sembah uang, jangan sembah harta, kekayaan, termasuk gelar tinggi; tetapi sembahlah Allah.
Seperti apapun hebatnya seorang hamba TUHAN, tetaplah sembah Allah; oleh sebab itu, biarlah 2 tangan Tuhan menarik kita untuk mendekat kepada Dia.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, semuanya pasti tergenapi. Apa yang sudah dinubuatkan oleh Firman para nabi harus tergenapi; Yesus adalah Firman kebenaran; semua kesaksian-Nya pasti tergenapi. Kembali saya tandaskan: kesaksian Yesus adalah roh nubuat, dan pasti tergenapi.
 
Jadi, kita sudah melihat Wahyu 19 pada perikop yang kedua, yaitu tentang “perjamuan kawin Anak Domba”, dimulai dari ayat 6-10; betapa mempelai perempuan itu dahsyat.
 
Sekarang, kita akan kembali kepada “benang merah”, yaitu tentang tanah Elimelekh yang dijual oleh Naomi sebagai milik pusaka yang harus ditebus oleh Boas, dan sekaligus menebus Rut, perempuan Moab itu. Kita perhatikan Ibrani 11.
Ibrani 11:10
(11:10) Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
 
Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar … Pada ayat ini, kita sudah melihat kota kudus, Yerusalem sorgawi yang mempunyai dasar -- yang telah diuraikan di atas --.
-          Dasar ibadah adalah kasih.
-          Dasar nikah, hubungan antara tubuh dengan Kepala -- disebut hubungan intim -- adalah kasih juga.
Jangan coba-coba datang beribadah tanpa kasih. Jangan coba-coba seorang imam melayani tanpa kasih, sebab itu adalah kemunafikan.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Kota itu telah direncanakan dan dibangun oleh Allah. Berarti, manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan kekuatannya, kemampuannya, hartanya, kekayaannya, uangnya, dan dengan predikat yang dia peroleh dari dalam dunia ini, sebab kota itu jelas direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Rencana manusia bukanlah rencana Allah, tetapi rencana Allah harus menjadi rencana manusia. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri dengan kekuatan, kemampuan, pengertian, uang, harta, kekayaan yang kita punya, termasuk gelar yang kita punya, karena TUHAN yang membangun kota Yerusalem baru.
 
Terwujudnya pembangunan tubuh Kristus adalah karena Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib. Sementara dua penjahat yang di sebelah kiri dan kanan Yesus masih hidup, itu sebabnya prajurit (tentara) Romawi harus mematah-matahkan kaki mereka, supaya secepatnya mati, karena terkait dengan persiapan mengenai Sabat (hari perhentian); oleh sebab itu, cepat-cepat mati, supaya kita cepat-cepat masuk dalam pembangunan tubuh Kristus, mengingat persiapan hari ketujuh. Hari ketujuh adalah sabatnya TUHAN Yesus, bukan sabatnya manusia, bukan sabatnya Yahudi; oleh sebab itu, sudah secepatnya kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus, sebab inilah pekerjaan Allah yang besar.
 
Ibrani 11:11
(11:11) Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
 
Karena iman, Abraham dan Sara, isterinya itu, beroleh kekuatan yang ajaib untuk menurunkan anak cucunya, sehingga kita semua -- baik kafir, maupun Israel -- hidup dari iman Abraham. Anak cucu Abraham harus hidup dari iman Abraham, supaya kita memperoleh tanah air sorgawi sebagai milik pusaka abadi, sebab kita mempunyai kekuatan yang luar biasa dari iman. Dan dia sangat yakin, bahwa semua janji TUHAN itu tergenapi, karena TUHAN itu setia. Jangan berharap kepada yang tidak setia.
 
Ibrani 11:12
(11:12) Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
 
-          Dari seorang yang mati pucuk (lemah sawat), itulah Abraham,
-          kemudian dari seorang yang rahimnya sudah tertutup, itulah Sara,
terpancar keturunan besar, karena iman.
 
Adapun keturunan Abraham digambarkan seperti:
-          Bintang di langit à Kehidupan yang diurapi.
-          Pasir di tepi laut à Kehidupan yang begitu hina dan rapuh.
Jadi, nanti ada yang ditinggikan dan ada juga yang dibinasakan, tidak semua selamat, bahkan terlalu sedikit yang selamat. Sedangkan yang ditinggikan saja, itulah bintang-bintang, sepertiganya diseret oleh ekor naga (nabi palsu).
 
Ibrani 11:13
(11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (11:14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
 
Lihatlah, mereka semua itu telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi lihatlah; dari jauh mereka melihat dan melambai-lambai dan mencoba meraih, dan mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan … Apa yang dikatakan oleh keturunan dari pada Abraham, anak cucunya yang sudah mati tetapi tidak mendapat janji apa-apa di bumi ini? Bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air … Mereka rindu mencari suatu tanah air sorgawi untuk selanjutnya dijadikan sebagai milik pusaka. Di bumi ini kita tidak mendapat apa-apa dari segala sesuatu yang dijanjikan oleh dunia ini, sebab dunia ini akan berlalu. Inilah suatu kehidupan yang rindu tanah air sorgawi sebagai milik pusaka.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Orang-orang yang merindukan tanah air sorgawi sebagai milik pusaka yang abadi merasa bahwa mereka adalah orang asing di bumi dan pendatang di bumi, tidak betah di bumi ini, tidak menikmati bumi ini sekalipun bumi ini menyuguhkan kerajaan dan kemegahannya.
Bagaimana dengan kita? Baru gaji terlambat saja, namun sudah cembetut, padahal ia adalah imam pendamaian. Sekalipun tidak punya apa-apa, tidak usah cabe keriting. Lihatlah orang yang rindu tanah air sorgawi sebagai milik pusakanya; ingin melambai, ingin meraih, sebab ia tidak betah di bumi ini. Walaupun bumi ini menyuguhkan kerajaannya dan kemegahannya, namun ia tidak terlena, ia tidak betah di bumi ini. Baru gaji datang terlambat, namun sudah cembetut. Apa tugasmu sebagai imam, bukankah sebagai pendamaian, bukankah sebagai contoh teladan? Lalu, mengapa kita justru merusak suasana sorga di tengah ibadah? Mengapa kesusahan dunia kita bawa di dalam sorga? Orang yang rindu tanah air sorgawi tidak tertarik dengan dunia.
 
Ibrani 11:15
(11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
 
Sesungguhnya, ada kesempatan bagi mereka untuk kembali ke tanah asal, karena kerajaan dunia dan kemegahannya itu telah dijanjikan, tetapi ia tidak tertarik, tidak terlena; sekalipun ada kesempatan, namun ia tidak mau. Tetapi yang bodoh ialah tidak ada kesempatan, namun justru dicari-cari kesempatan untuk kembali ke sana.
Tetapi di sini kita perhatikan: Sekalipun ada kesempatan, orang yang rindu tanah air sorgawi tidak mau kembali ke sana. Biarlah masing-masing kita mengukur tingkat kerohanian kita dari Firman, jangan dari pengertianmu; dan kalau Firman itu benar, jangan marah-marah.
Yang rindu tanah air sorgawi, tidak terlena dengan bumi ini, baik kerajaan dan kemegahannya, namun dia tidak tertarik oleh kembali ke tanah asal.
 
Ibrani 11:16
(11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
 
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi, itulah Yerusalem yang baru, kota yang kudus, yang turun dari sorga, dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan, yang berdandan untuk suaminya. Inilah cita-cita rohani kita untuk menjadi Yerusalem yang baru, mempelai perempuan TUHAN, yaitu tanah air sorgawi, sebagai milik pusaka yang abadi.
 
Oleh sebab itu, ayo, dalam pengikutan ini, tidak usah kita terlalu ngoyo dengan hal-hal yang lahiriah, tidak usah terlalu ngotot dengan hal-hal yang lahiriah, tetapi biarlah kita ngotot dengan tanah air sorgawi sebagai milik pusaka yang abadi; itulah yang dikerjakan oleh Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus.
 
Rut 4:5
(4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.
 
Boas berkata kepada penebus itu: Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi -- milik pusaka Elimelekh --, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri (Mahlon) orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.
Tanah Elimelekh sebagai milik pusaka mereka itu harus ditebus, satu paket dengan menebus Rut. Tujuannya ialah untuk menegakkan nama Mahlon, anak dari Elimelekh, di atas tanah milik pusakanya. Jadi, silsilah dari Elimelekh -- itulah Mahlon, kemudian anak yang dilahirkan oleh Rut -- tidak boleh terputus, sampai kita nanti mempunyai milik pusaka abadi, tanah air sorgawi.
 
Inilah rencana Boas rohani; begitu indah sebetulnya, tetapi mengapa kita merasa bahwa ibadah ini terlalu berat? Padahal TUHAN sedang membuat suatu rencana indah di tengah ibadah dan pelayanan ini, supaya silsilah kita jangan terputus, sampai akhirnya memiliki tanah air sorgawi sebagai milik pusaka abadi. Itulah maksud mulia, rencana Allah yang mulia dalam kehidupan kita masing-masing.
 
Kita perhatikan Rut 4:18-22, dengan perikop: “Silsilah Daud
Rut 4:18-22
(4:18) Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron, (4:19) Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, (4:20) Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (4:21) Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed, (4:22) Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.
 
Perhatikan: Boas memperanakkan Obed, Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud. Akhirnya, keturunan itu sampai kepada Daud. Yesus adalah Tunas Daud; Dialah milik pusaka kita yang abadi. Jadi, silsilah itu tidak boleh putus; itu sebabnya, TUHAN Yesus sedang bekerja, sampai hari ini tidak berhenti mengerjakan penebusan dan pendamaian, sebab darah Yesus itu aktif bekerja.  Oleh sebab itu, jangan jadi pemalas.
 
Silsilah Daud, dimulai dari:
1.      Peres adalah ayah Hezron.
2.      Hezron adalah ayah Ram.
3.      Ram adalah ayah Aminadab.
4.      Aminadab adalah ayah Nahason.
5.      Nahason adalah ayah Salmon.
6.      Salmon adalah ayah Boas -- yang pada akhirnya menjadi suami Rut --.
7.      Boas adalah ayah Obed.
8.      Obed adalah ayah Isai.
9.      Isai adalah ayah Daud.
Jadi, silsilah ini sampai kepada Tunas Daud, TUHAN Yesus Kristus; Dialah milik pusaka kita, Dialah tanah air sorgawi kita, Dialah Tabernakel sejati, sesuai dengan Ibrani 9 dan 10. Inilah silsilah yang diteruskan sampai kepada tanah air sorgawi, milik pusaka abadi; Yesus Kristus, Tunas Daud. Jangan sampai kita tidak percaya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment