KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, January 29, 2022

IBADAH RAYA MINGGU, 24 OKTOBER 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 24 OKTOBER 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 20)
 
Subtema: NYAWA DAN NAFAS ADA DI TANGAN TUHAN
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta kemuliaan-Nya; Dia Raja di atas segala raja, Dia Allah sesembahan kita, Dia Allah yang hidup, yang berkuasa; TUHAN dan Juruselamat berdaulat atas kehidupan kita.
Sungguh kita berbahagia; oleh kemurahan TUHAN, kita berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Koor. Kiranya apa yang kita persembahkan di petang malam ini, semuanya berkenan dan menyukakan hati TUHAN.
Dan saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada.
 
Selanjutnya, marilah kita mohon kemurahan TUHAN dalam doa-doa kita saat ini, supaya oleh pembukaan rahasia Firman itu setiap hati kita diteguhkan oleh TUHAN, sehingga kehadiran kita tidak menjadi sia-sia. Ibadah ini pun tidak menjadi percuma di hadapan TUHAN, tetapi betul-betul menjadi suatu berkat yang besar, yang di dalamnya ada suatu janji dan pengharapan yang memberi keselamatan kekal bagi kita semua, karena hidup ini semata-mata bukan hanya hidup satu kali di dunia ini, tetapi hidup yang sesungguhnya adalah bahagia dalam kehidupan yang kekal di dalam kerajaan kekal bersama-sama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Sebab sesungguhnya, kita ini adalah pendatang, orang asing di dunia ini, maka tentu saja kita tidak boleh terlena dengan segala sesuatu yang disuguhkan oleh dunia ini. Tanah air kita adalah tanah air sorgawi yang sudah dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang bangsa Israel, itulah Abraham Ishak dan Yakub, supaya nanti menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
 
Untuk menggenapi hal itu, minggu lalu kita sudah melihat betapa TUHAN tetap mengisi kekosongan-kekosongan dari kehidupan umat Israel; mulai dari Mesir, darah Anak Domba Paskah membebaskan mereka. Lalu untuk pembebasan itu, TUHAN menunjukkan banyak hal keajaiban-keajaiban, mulai dari pada 10 (sepuluh) tulah sampai kepada tulah yang terakhir, di mana anak sulung dari orang Mesir sampai kepada hewan binatangnya mati. Lalu oleh tulah kesepuluh ini, Firaun kapok untuk menjanjikan janji palsunya membebaskan bangsa Israel, dan akhirnya, bangsa Israel pun dibebaskan.
Kemudian, mujizat demi mujizat terjadi kembali, dimulai dari pada laut Teberau terbelah. Pada saat mereka menghadapi laut Kolsom, Mesir sudah ada di belakang;
-          di depan menghadapi laut Teberau,
-          ke kanan tidak ada artinya,
-          menghindar ke kiri juga tidak ada artinya,
-          apalagi kalau mereka mundur ke belakang, Firaun dan Mesir sudah ada di belakang.
Tetapi oleh karena perintah TUHAN, ketika Musa mengangkat tongkatnya, menjunjung tinggi korban Kristus dalam segala perkara, lalu selanjutnya TUHAN perintahkan: “Ulurkan tongkatmu ke atas laut Teberau” Lalu laut Teberau terbelah dua, artinya; TUHANlah yang memberi jalan keluar dari setiap persoalan yang kita hadapi. Seandainya pun musuh tetap ngotot untuk mengejar, maka mereka akan dihabiskan oleh laut Teberau. Laut Teberau itu gambaran dari baptisan Kristus, pengalaman Kristus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
 
Masih banyak lagi mujizat-mujizat, tetapi sekalipun mujizat-mujizat dan tanda-tanda heran itu dinyatakan kepada bangsa Israel, tetap saja umat Israel (umat pilihan) ini bersitegang, keras hati, berbantah-bantah kepada TUHAN. Lalu, TUHAN izinkan mereka mengalami kesukaran besar oleh karena kesalahan berbantah-bantah.
Pada saat dalam kesusahan besar, mereka berteriak dan menaikkan permohonan minta ampun, saat itu juga TUHAN turun menghampiri dan memberi pengampunan terus menerus, dengan kata lain; TUHAN tetap mengisi kekosongan demi kekosongan. Setelah diampuni, kembali lagi berulah; dalam keadaan kosong semacam itu, TUHAN kembali mengisi kekosongan dengan kasih yang sempurna sampai tiba di tanah Kanaan, karena kasih yang mengisi kekosongan.
Namun setelah mereka tiba di tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan itu, mereka sangat diberkati oleh TUHAN, karena tanah itu bergunung dan berlembah, sehingga menerima berkat sebanyak hujan turun dari langit, itu adalah kemurahan. Tetapi setelah diberkati oleh kemurahan TUHAN, mereka kembali lupa kepada TUHAN; memang ini sudah menjadi tabiat manusia segala bangsa di atas muka bumi ini.
Saat sengsara, menangis teriak naikkan permohonan, TUHAN turun, TUHAN ampuni, TUHAN isi kekosongan, terus menerus berulang-ulang di tanah Kanaan -- bukan saja di padang gurun, tetapi juga di tanah Kanaan terus menerus berulang-ulang --. Tetapi akhirnya pun, TUHAN melepaskan mereka untuk selanjutnya diperbudak di tanah Babel selama 70 (tujuh puluh) tahun; namun oleh kasih Allah mengisi kekosongan, akhirnya mereka juga dibawa kembali ke Yerusalem. Tetapi sampai hari ini juga, mereka masih tetap saja mengeraskan hati dan TUHAN tetap mengisi kekosongan dengan kasih. Mengapa? Supaya janji Allah tetap tergenapi, yaitu tanah air sorgawi menjadi milik kita untuk selama-lamanya sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
 
Kalau TUHAN tidak mengisi kekosongan, TUHAN biarkan kita dalam kesalahan, maka janji TUHAN tidak akan pernah tergenapi. Jadi, tentu saja kita bersyukur, kita memuji kasih karunia TUHAN yang senantiasa mengisi kekosongan-kekosongan oleh kasih Allah yang sempurna itu.
 
Dan sekarang, kita kembali membaca Wahyu 13.
Wahyu 13:12-14
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
 
Nabi-nabi palsu menjalankan seluruh kuasa binatang pertama yang keluar dari dalam laut, yakni antikris. Kemudian, oleh kuasa itu, nabi-nabi palsu:
-          dapat mengadakan tanda-tanda yang dahsyat atau tanda-tanda yang heran,
-          bahkan dapat menurunkan api dari langit ke bumi, yang disebut juga dengan api asing.
Lalu, semua yang diperbuat oleh nabi-nabi palsu itu dipamerkan atau dipertontonkan di depan mata semua orang dengan hati yang tidak murni.
Berarti, ketika nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda heran dan tanda-tanda yang dahsyat, serta mujizat-mujizat palsu dengan menurunkan api dari langit ke bumi, bertujuan untuk menyesatkan mereka yang diam di bumi.
 
Praktek penyesatan dari nabi-nabi palsu ada 2 (dua):
1.      Supaya penghuni bumi atau orang-orang di bumi menyembah binatang pertama, yakni antikris, sesuai dengan apa yang tertulis pada Wahyu 13:12.
2.      Supaya orang-orang yang diam di bumi mendirikan patung berhala, sesuai dengan apa yang tertulis pada Wahyu 13:14. Tujuan mereka mendirikan patung berhala itu adalah untuk menghormati jasa-jasa dan pengorbanan dari antikris itu sendiri.
Jadi, dari hal ini kita dapat menyimpulkan: Betapa hebatnya pengaruh dari nabi-nabi palsu tersebut untuk menyesatkan orang-orang yang diam di bumi, sebab akal sehat manusia yang diam di bumi dengan mudah dirontokkan dan dirusakkan oleh nabi-nabi palsu tersebut.
 
Oleh sebab itu, pesan saya sebagai hamba TUHAN yang telah menerima jabatan gembala dari TUHAN kepada seluruh sidang jemaat yang hadir maupun yang tidak bisa hadir -- yang mengikuti lewat online --, maupun seluruh umat TUHAN di atas muka bumi ini di mana pun anda berada yang setia tekun untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, pesan saya adalah: Di hari-hari terakhir ini, sungguh-sungguhlah untuk tergembala. Fokuskan diri untuk perkara-perkara yang di atas, itulah hal-hal yang rohani. Itulah tanda kasih saya kepada saudara.
 
Prakteknya:
YANG PERTAMA: Setia di dalam ibadah dan pelayanan, berarti; tekun untuk 3 (tiga) macam ibadah pokok, itu adalah ibadah sorgawi yang turun ke bumi.
YANG KEDUA: Berpegang teguh dengan pengajaran Firman Allah yang murni dan benar, yakni pengajaran yang membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, yang membawa kita kepada satu kesatuan. Itulah doa Anak kepada Bapa; supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu. Itulah pengajaran Firman yang benar, yang membawa kepada kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, disebut juga dengan tubuh Mempelai. Intinya, kita harus berpegang teguh kepada Pengajaran Mempelai, itu pengajaran yang murni dan benar.
YANG KETIGA: Menjunjung tinggi korban Kristus, meninggikan salib Kristus dalam segala perkara dalam kehidupan kita, baik dalam nikah dan rumah tangga, teramat lebih dalam ibadah dan pelayanan. Menjunjung tinggi korban Kristus adalah dasar dari kita untuk datang beribadah dan melayani kepada TUHAN.
 
Tadi saya sudah sampaikan: Betapa hebatnya nabi-nabi palsu itu menyesatkan, merontokkan akal sehat manusia itu. Oleh sebab itu, alasan yang kuat untuk hal ini ialah …
Wahyu 12:4
(12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
 
Di sini kita melihat: Ekor dari ular naga merah padam menyeret dari sepertiga bintang-bintang di langit. Setelah terseret, bintang-bintang yang di langit itu pun dilemparkannya ke bumi.
-          Ekor dari ular naga merah padam à Nabi-nabi palsu.
-          Bintang-bintang yang berada di langit à Hamba-hamba TUHAN yang diurapi.
Jikalau hamba-hamba TUHAN yang diurapi, hamba-hamba TUHAN yang berkedudukan di tempat tinggi dapat diseret, lalu dilemparkan ke bumi, apalagi orang-orang yang diam di bumi, apalagi orang-orang awam yang hanya sekedar orang Kristen saja yang tidak sungguh-sungguh.
Hati-hati, kalau hamba TUHAN yang diurapi, yang berkedudukan di tempat tinggi (bintang di langit) bisa diseret oleh ekor naga merah padam, bisa diseret oleh nabi-nabi palsu, apalagi penduduk bumi, orang awam secara khusus yang tidak sungguh-sungguh dengan 3 (tiga) hal di atas tadi. Jangan main-main.
 
Jadi, saudara tidak dapat berkata “keras Firmannya” Loh, kalau salib Kristus tidak keras, maka kita tidak bisa tertolong. Kalau kita tidak tegas disiplin di dalam memikul salib, maka kita tidak bisa tertolong. Hanya salib yang mampu menyelamatkan kita.
Justru seharusnya kita bersyukur, karena pengertian dari sorga diungkapkan dalam setiap pertemuan ibadah kita. Kalau tidak ada pembukaan, maka kita tidak akan mengerti rencana TUHAN, percaya saja.
Oleh sebab itu, jangan hanya mencari cerita-cerita isapan jempol, dongeng-dongeng, jangan cari hamba TUHAN yang pandai melawak; saudara akan rugi nantinya, habis waktu beribadah. Carilah hamba TUHAN yang bisa menguraikan isi hati TUHAN, menguraikan rahasia sorga, dan itulah langkah-langkah kita untuk menuju Kerajaan Sorga. Kalau humor-humor, canda-canda dari seorang hamba TUHAN, itu tidak bisa digunakan (ditetapkan) sebagai langkah-langkah untuk menuju Kerajaan Sorga, tidak bisa.
Cari hamba TUHAN yang bisa menguraikan isi hati TUHAN, yang bisa membeberkan isi hati TUHAN yang paling dalam itu. Jangan cari hamba TUHAN yang pandai guyon, lalu setelah dia pandai guyon selanjutnya kita katakan: “Hebat hamba TUHAN itu, dia tahu isi hati” Loh, guyon kok isi hati. Yang mengerti isi hati adalah Firman yang dibukakan.
 
Mari, lebih jauh kita melihat “ekor ular naga merah padam” yang bisa merusakkan, menyesatkan dan merontokkan akal sehat manusia, di dalam Yesaya 9.
Yesaya 9:14
(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.
 
Hal ini harus diketahui; jangan tunggu guyon-guyon, tetapi yang harus kita ketahui adalah Firman.
Saudara harus tahu bahwasanya:
-          Tua-tua dan orang-orang yang terpandang di dunia, itulah kepala ular naga merah padam.
-          Kemudian, saudara juga harus tahu: Nabi-nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor dari ular naga merah padam.
 
Jadi, kalau sepertiga bintang di langit diseret oleh ekor ular naga merah padam, bisa diseret oleh nabi-nabi palsu, apalagi orang awam, sidang jemaat yang tidak sungguh-sungguh beribadah dan melayani TUHAN.
Sekarang, saudara menantikan ketegasan dari salib atau menantikan guyon-guyon dari saya? Tetapi saya mau sampaikan: Saya tidak akan pernah berguyon, karena Kerajaan Sorga itu serius untuk dikerjakan, dan saya pun serius untuk menyampaikan ini.
 
Sekali lagi saya sampaikan:
-          Tua-tua dan orang-orang yang terpandang di dunia, itulah antikris, itulah kepala ular naga merah padam.
-          Sedangkan ekor ular naga merah padam, itulah nabi-nabi palsu, yang menyampaikan Firman tetapi penuh dengan kepalsuan (dusta).
Inilah yang menyeret dan merusakkan dan merontokkan akal sehat itu, sehingga kita bisa diseret.
 
Yesaya 9:15
(9:15) Sebab orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau.
 
Orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau. Akal sehat menjadi rusak, akal sehat menjadi rontok oleh karena dusta dari pada nabi-nabi palsu.
Saya harap, saudara harus mengerti ini, karena mungkin hari ini saudara bisa bergantung kepada uang, tetapi hari esok tidak bisa lagi, selain sungguh-sungguh hanya bergantung kepada satu pribadi. Mulai dari sekarang, Pengajaran Firman Allah yang benar harus kita pegang, tidak boleh bermain-main lagi. Hal itu telah disampaikan pada minggu-minggu yang lalu secara berturut-turut.
 
Jadi, singkat kata, Tri Tunggal dari Setan adalah:
1.      Ular naga merah padam.
2.      Antikris.
3.      Ekor dari ular naga merah padam, itulah nabi-nabi palsu.
Inilah yang mengendalikan dunia ini nanti, dan orang-orang bodoh akan dikendalikan, dan menjadi kacau; tetapi kita yang berpegang teguh pada Pengajaran yang benar dan murni, yang membawa kepada kesatuan tubuh yang sempurna, itulah Mempelai TUHAN, tidak bisa dikacaukan oleh nabi-nabi palsu dengan segala penyesatannya.
 
Demikianlah saya sampaikan sekilas sebagai tambahan untuk selalu diingat dan direnungkan kembali; jangan dilupakan. Didengar bukan untuk dilupakan, karena yang ada ini akan berakhir nanti. Jangan kalau “uang” diingat, tetapi kalau “Firman” dilupakan, jangan, sebab yang ada ini kelak akan berlalu.
Minggu lalu, saya telah sampaikan Wahyu 13:12-14, sekarang kita akan memasuki berkat yang baru. Tetap berdoa, supaya TUHAN berkati kita dengan berkat yang baru, ayat yang baru.
 
Mari, kita perhatikan Wahyu 13:15.
Wahyu 13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
 
Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. Ini adalah ancaman serius bagi kita sekaliannya; oleh sebab itu, tidak boleh bermain-main lagi, sebaliknya kita harus sungguh-sungguh untuk menunaikan ibadah kita di hadapan TUHAN.
 
Singkat kata: Kepada nabi-nabi palsu -- atau ekor naga merah padam -- diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga:
-          Patung binatang (patung antikris) itu berbicara juga.
-          Kemudian, bertindak begitu rupa.
Pendeknya: Setelah diberi nyawa oleh nabi palsu, maka patung binatang itu dapat berbicara -- seperti manusia -- dan bertindak begitu rupa. Tetapi ini adalah kehidupan yang palsu, karena kehidupan yang sesungguhnya adalah berasal dari TUHAN.
 
Sungguh, apa yang telah diperbuat oleh nabi-nabi palsu ini di luar batas kemampuan manusia, di luar batas logika. Kalau saudara tidak sungguh-sungguh berpegang teguh pada pengajaran yang murni dan benar, maka tidak tertutup kemungkinan akal sehat saudara dirontokkan, dirusakkan, disesatkan melihat situasi kondisi semacam ini oleh perbuatan heran dari nabi-nabi palsu ini.
Jadi, saudara jangan berkata: “Oh, keras kali hamba TUHAN ini” Loh, harus keras; kalau tidak, maka akal sehat dirontokkan, dirusakkan dan binasa. Bayangkan, nabi palsu bisa menghidupkan patung binatang, lalu bisa berbicara dan bertindak begitu rupa; apa saudara tidak heran melihat itu? Jangan-jangan bisa terseret dan tertipu daya, berarti sama dengan “rusak akal sehat”.
Oleh sebab itu, di atas tadi saya sudah sampaikan:
1.      Berpegang teguh kepada Pengajaran Firman yang benar, itulah Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
2.      Kemudian, sungguh-sungguh untuk beribadah, berarti tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
3.      Junjung korban Kristus.
Tidak ada lagi cara lain, sebab harta, barang fana tidak bisa menyelamatkan saudara, sebab TUHAN lebih kaya dari harta saudara; ingat itu.
 
Jadi, apa yang diperbuat oleh nabi-nabi palsu ini di luar batas kemampuan manusia, di luar nalar manusia. Maka, jika kita tidak berpegang teguh kepada Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, serta tidak mau menyangkal diri dan memikul salibnya, maka tidak tertutup kemungkinan akan hanyut dan tenggelam, karena terpesona dengan apa yang telah dikerjakan oleh nabi-nabi palsu tadi, itulah ekor ular naga merah padam tadi; sungguh pasti terpesona.
 
Tetapi, lihatlah apa kata Ayub 12. Kita akan belajar dari seseorang yang memiliki pengalaman hebat oleh karena salib Kristus. Jangan belajar dari orang yang tidak punya pengalaman salib. Kalau hanya pengalaman guyon, jangan; hanya kepada pengalaman salib kita datang belajar. Yesus juga sudah beri contoh teladan itu, maka kepada Salib itulah kita belajar, sebab ilmu pengetahuan di dunia ini belum sempurna untuk membawa kita masuk ke Sorga.
Jadi, saudara harus bersyukur berterima kasih kepada TUHAN; kalau TUHAN beberkan hati-Nya kepada kita, saudara harus berterima kasih, supaya nyawa saudara selamat. Jangan sampai saudara memiliki nyawa tetapi hidup palsu, seperti patung binatang tadi; tidak boleh seperti itu.
 
Ayub 12:10-11
(12:10) bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia? (12:11) Bukankah telinga menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan?
 
Perlu untuk kita ketahui bersama-sama: Hanya di dalam tangan TUHANlah terletak nyawa segala yang hidup. Dan hanya di tangan TUHANlah terletak nafas setiap manusia.
Berarti, nyawa yang diberikan nabi palsu kepada patung binatang (patung antikris) itu adalah kehidupan yang palsu. Kita tidak boleh belajar dengan kehidupan yang palsu; kita harus belajar kepada pribadi yang pernah mengalami Salib.
 
Oleh sebab itu, sepasang telinga yang kita punya harus digunakan untuk mendengarkan perkataan Firman TUHAN, dengan demikian; kita dapat mengecap kebaikan, kita dapat mencicipi kemurahan hati TUHAN. Dengar Firman baik-baik, maka di situ kita bisa merasakan dan mengecap kebaikan TUHAN dan kemurahan TUHAN lewat Firman yang kita terima.
Kalau kita ogah-ogahan mendengar Firman, maka kita tidak akan bisa mengecap kebaikan TUHAN. Oleh sebab itu, sekali lagi saya sampaikan: Sepasang telinga yang kita punya harus digunakan (dioptimalkan) untuk mendengarkan perkataan Firman TUHAN, dengan demikian; kita dapat mengecap segala kebaikan-kebaikan dan kemurahan hati TUHAN.
 
Marilah lebih lanjut kita memperhatikan Injil Lukas 8, dengan perikop: “Perumpamaan tentang pelita
Lukas 8:17
(8:17) Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
 
Singkat kata: Lewat pembukaan rahasia Firman Allah …
-          Semuanya akan dinyatakan kepada kita.
-          Semuanya akan diketahui dan diumumkan.
Berarti, tidak ada yang tersembunyi bagi TUHAN, tidak ada sesuatu yang rahasia, semuanya diumumkan oleh TUHAN kepada orang yang kecil, kepada orang yang hina, kepada orang-orang yang Dia cintai. Oleh sebab itu, biarlah kita mau merendahkan diri dan menjadi kecil karena salib, maka nanti TUHAN akan berikan segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi, supaya kita mengerti rencana TUHAN dalam kehidupan kita.
Lewat pengertian inilah kita dapat mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. TUHAN tidak mau kita binasa.
 
Jadi, kembali saya sampaikan:
-          Lewat pembukaan rahasia Firman semuanya akan dinyatakan, berarti tidak ada yang tersembunyi.
-          Lewat pembukaan rahasia Firman semuanya akan diketahui dan diumumkan, berarti tidak ada sesuatu yang rahasia.
Termasuk hal-hal yang akan datang, termasuk Kerajaan Sorga serta segala sesuatu yang ada di dalamnya akan dinyatakan kepada kita, walaupun kita ada di bumi.
Siapa yang pernah melihat Sorga? Tidak ada. Siapa yang pernah melihat takhta Allah di sorga? Tidak ada. Tetapi lewat pembukaan rahasia Firman, semuanya dinyatakan kepada kita. Oleh sebab itu, saya sampaikan di atas tadi: Jangan tunggu seorang hamba TUHAN yang pandai guyon-guyon, tetapi cari hamba TUHAN yang bisa membeberkan isi hati TUHAN, dan yang bisa menceritakan pengalaman Yesus di atas kayu salib, itulah yang benar.
 
Jadi, saudara jangan keliru, supaya nanti akal sehat ini jangan dirontokkan oleh naga merah padam, nabi-nabi palsu, sebab tadi kita sudah melihat di dalam kitab Yesaya, di mana yang mengendalikan dunia ini nantinya adalah antikris dan nabi-nabi palsu, sehingga orang-orang yang diam di dunia ini menjadi kacau, akal sehatnya rontok dan rusak.
 
Jadi, semuanya akan dinyatakan, termasuk Kerajaan Sorga, serta segala sesuatu yang ada di dalamnya. Siapa yang pernah melihat Sorga dan yang ada di dalamnya? Tidak ada. Tetapi lewat pembukaan rahasia Firman, tidak ada yang tersembunyi, tidak ada sesuatu yang rahasia, semuanya akan dibeberkan oleh TUHAN. Isi hati-Nya yang paling dalam itu yang tidak bisa dipandang oleh mata manusia dibeberkan oleh TUHAN lewat pembukaan rahasia Firman seperti malam ini.
 
Kalau TUHAN sudah beberkan rahasia Firman, dengan demikian; TUHAN tidak dapat dipersalahkan oleh orang-orang yang akan binasa, TUHAN tidak akan bisa kita tuntut manakala orang-orang binasa. Sesungguhnya, dia binasa karena tidak mau mendengar Firman.
Jangan sampai penyesalan itu terlambat; selagi masih ada kesempatan, berarti masih ada kesempatan juga untuk menyesal. Maka, lewat pembukaan rahasia Firman ini, apabila ada orang yang tidak selamat, apabila ada orang yang binasa, tidak bisa TUHAN dituntut, karena sesungguhnya TUHAN sudah bukakan rahasia Firman, tetapi dia tidak peduli.
 
Lukas 8:18A
(8:18) Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
 
Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar; ini adalah syarat mutlak. Berarti, memiliki cara yang baik di dalam hal mendengarkan Firman TUHAN.
Milikilah cara yang baik untuk mendengar Firman TUHAN; oleh sebab itu, berjuanglah untuk …
-          Menjauhkan dan melepaskan diri dari roh acuh tak acuh saat Firman disampaikan dan diterangkan.
-          Jauhkan diri dan lepaskan diri dari roh bermasa bodo terhadap pemberitaan Firman Allah yang disampaikan.
Jauhkan diri dan lepaskan diri dari hal itu; jangan bermasa bodo, jangan acuh tak acuh saat dengar Firman. Itulah yang disebut dengan “perhatikanlah cara kamu mendengar”.
Bukankah enak diberi pengertian seperti ini? Asal kita ikuti, maka pasti selama jiwa kita nanti.
 
Kembali kita membaca Injil Lukas 8:18.
Lukas 8:18B
(8:18) Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
 
Karena siapa yang mempunyai, yakni memiliki cara yang baik di dalam hal mendengar Firman Allah, ingat; kepadanya akan diberi, yakni rahasia tentang masa yang akan datang, serta kepadanya diberikan rahasia Kerajaan Sorga.
TUHAN berikan kepadanya isi hati TUHAN yang paling dalam itu, kalau kita memiliki cara yang baik untuk mendengar Firman.
 
Tetapi siapa yang tidak mempunyai, artinya; tidak memiliki cara yang baik di dalam hal mendengarkan Firman Allah, maka;
-          dari padanya akan diambil,
-           juga apa yang ia anggap ada padanya diambil.
Berarti, ujungnya adalah binasa; oleh sebab itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.
Kalau dahulu kita bermasa bodo saat mendengar Firman, segeralah minta ampun dan menangislah malam ini. Kalau dahulu acuh tak acuh saat mendengar Firman, segera menangislah malam ini.
 
Kita semua harus memiliki cara yang baik di dalam hal mendengarkan Firman TUHAN, supaya kepadanya “diberikan”, yaitu rahasia sorga, serta TUHAN perlihatkan segala sesuatu yang ada di dalam Kerajaan Sorga; TUHAN nyatakan, TUHAN beberkan semua isi hati TUHAN yang paling dalam itu. Oleh sebab itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.
 
Mari kita lihat PRIBADI YANG HARUS KITA DENGAR itu, di dalam Injil Yohanes 1, dengan perikop: “Firman yang telah menjadi manusia”, Firman yang telah menjadi daging.
Yohanes 1:1-2
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
 
-          Kalimat pertama: Pada mulanya adalah Firman. Jadi, pada mulanya bukanlah langit dan bumi, tetapi pada mulanya adalah Firman.
-          Kemudian, kalimat kedua: Firman itu bersama-sama dengan Allah. Kesannya, sepertinya Firman dan Allah adalah dua pribadi, tetapi sebetulnya, dapat kita perhatikan pada kalimat ketiga.
-          Kalimat ketiga: Ternyata, Firman itu adalah Allah; satu kesatuan.
Intinya: Ia (Firman Allah) pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
 
Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Tanpa Firman, tidak mungkin ada langit, bumi dan segala isinya. Jadi, yang terlebih dahulu adalah Firman, bukan langit dan bumi.
 
Inilah Pribadi yang harus kita dengar; Yesus, Anak Allah, adalah Firman Allah, selalu bersama-sama dengan Allah. Dan Firman itu memang adalah Pribadi Allah sendiri. Jadi, Firman Allah harus kita dengar.
Jauhkan, lepaskan diri dari roh acuh tak acuh; jauhkan, lepaskan diri dari roh bermasa bodo saat mendengar Firman. Rontokkan hati yang keras itu, supaya kita bisa mendengar Firman Allah, karena Dia sungguh agung dan mulia.
 
Apalah agungnya dari keras hati? Tidak ada. Yang kita dengar adalah pribadi yang agung dan mulia. Keras hati harus dirontokkan; roh acuh tak acuh itu harus dirontokkan sekarang juga, karena kita harus mendengar Firman Allah; Dia agung dan mulia, Dialah yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Tanpa Firman, segala yang ada ini tidak mungkin ada; ingatlah itu.
 
Untuk lebih rinci, maka kita akan melihat PERSAMAANNYA, sebagai nubuatan dari apa yang dinyatakan oleh Salomo di dalam Amsal 8.
Amsal 8:23-26
(8:23) Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. (8:24) Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. (8:25) Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; (8:26) sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.
 
Singkat kata: Yesus, Anak Allah, Dia adalah Firman Allah. Kemudian, Dia sudah ada sebelum dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya ada; Dia sudah lahir, Dia sudah terbentuk, Dia sudah ada terlebih dahulu dari segala yang ada, yang kita lihat ini.
 
Amsal 8:27-29
(8:27) Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, (8:28) ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, (8:29) ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,
 
Selanjutnya, sebagai Firman Allah yang hidup, Yesus selalu bersama-sama dengan Bapa, mengapa? Supaya segala sesuatunya tercipta.
Jadi, Yesus, Anak Allah, Dia Firman Allah, selalu bersama-sama dengan Allah, Sang Pencipta, untuk apa? Supaya segala sesuatu yang ada ini tercipta. Maka, kita lihat tadi dalam Injil Yohanes 1:1-2, Firman itu adalah Allah, Firman itu bersama-sama dengan Allah, supaya apa? Supaya segala sesuatunya tercipta; langit, bumi, laut dan segala isinya, unsur-unsurnya tercipta, makanya Yesus, Anak Allah, Dia Firman Allah, selalu bersama-sama dengan Allah pada saat penciptaan langit, bumi, laut dan segala isinya.  
 
Singkat kata: Firman Allah itu hidup dan kuat, berarti; berkuasa untuk mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Jadi, kita harus bergantung kepada Firman Allah, kita harus dengar Firman Allah, supaya langit-langit mulut ini dapat mengecap segala kebaikan, dapat merasakan segala kemurahan-kemurahan hati TUHAN. Ingat: Firman Allah dapat mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
 
Jadi, Amsal 8:23-29 sama dengan Injil Yohanes 1:1-3.
 
Lebih rinci kita akan melihat supaya kita dapat mengetahui bahwa nyawa atau nafas hidup ini yang sesungguhnya berasal dari mana; “dari TUHAN” atau “dari nabi palsu”. Ini loh maksud saya, sehingga dibeberkan isi hati TUHAN ini kepada kita petang malam ini; maka, tidak boleh acuh tak acuh, tidak boleh bermasa bodo lagi, sebab itu adalah cara yang lama di dalam beribadah, yang harus kita tinggalkan sekarang, supaya saya dan saudara dapat menyembah nanti. Kita tidak akan bisa menyembah, kalau kita keras hati.
 
Jangan hidup yang palsu seperti nyawa yang diberikan oleh nabi palsu; itu adalah kehidupan yang palsu, tidak boleh palsu. Oleh sebab itu, kalau mengasihi harus dengan berani, harus berani dalam berbuat baik, harus berani rendah hati, memberi juga harus berani; jangan hanya berani kalau tertawa di belakang, itu tidak boleh. Lihat orang dunia; kalau main belakang, dia berani; berani ketawa-ketiwi, berani berlagak, tetapi tidak berani berbuat baik. Janganlah kita seperti itu.
Mulai sekarang, harus jelas kehidupan anak-anak TUHAN di hadapan TUHAN, sebab kedatangan TUHAN sudah semakin dekat. Dengarlah Firman Allah yang agung dan mulia, supaya kehidupan kita bukan palsu, tetapi terbentuk sesuai dengan keinginan TUHAN, bukan keinginan kita sendiri. 
 
Roma 4:16-17
(4:16) Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, -- (4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
 
Singkat kata: Anak-anak TUHAN harus hidup dari iman Abraham, sebab kita semua adalah keturunan dari Abraham.
 
Kalau hidup dari iman Abraham, berarti percaya hanya kepada Firman Allah, karena Firman Allah itu berkuasa untuk, Yang Pertama: MENGHIDUPKAN ORANG MATI.
Yesus telah menghidupkan Lazarus yang telah mati selama 4 (empat) hari. Syarat supaya Firman Allah itu berkuasa menghidupkan orang mati adalah mau menghargai dan mau menghormati Firman Allah yang disampaikan dalam setiap pertemuan ibadah.
Sama seperti Lazarus; dengan segala penderitaan, di mana badannya penuh borok, ia datang di bawah kaki meja orang kaya itu untuk mengumpulkan remah-remah, yakni makanan yang tercecer dari meja orang kaya tersebut. Lazarus kumpulkan remah-remah yang berjatuhan dari meja orang kaya; setiap ceceran dikumpulkan,  setiap ceceran dikumpulkan.
Makanan yang tercecer dari meja orang kaya à Ayat demi ayat Firman TUHAN yang disampaikan, itu harus kita kumpulkan; kemudian pasal demi pasal yang tertulis disampaikan, itu kita kumpulkan. Andai saja bangsa Yahudi (umat pilihan) itu tidak keras hati hari ini, maka tidak mungkin ada makanan yang tercecer sampai sore ini. Tetapi karena mereka keras hati, Firman itu tercecer sampai ke Indonesia, sampai kepada penggembalaan GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Indonesia.
 
Maka, setiap Firman TUHAN yang disampaikan kumpulkan; ayat demi ayat kumpulkan seperti Lazarus, pasal demi pasal Firman yang disampaikan kumpulkan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh bermasa bodo dengan pemberitaan Firman, tidak boleh acuh tak acuh, tidak boleh pasang gengsi, tidak boleh keras hati saat mendengar Firman, tidak boleh pasang harga diri. Tatap, lihat, rasakan kebaikan TUHAN; itulah Lazarus, walaupun penuh dengan penderitaan.
 
Apa penderitaan yang dialami Lazarus?
1.      Penuh dengan borok (luka-luka). Terlalu banyak borok di hati ini, terlalu banyak luka di batin ini, tetapi itu tidak menjadi penghalang.
2.      Datang anjing menjilat borok. Bangsa kafir yang menyukai kelemahan-kelemahan, itu juga penghalang. “Sudahlah, dari pada beribadah, lebih baik kita main ke sana, ke mari”, itu adalah kelemahan bagaikan anjing menjilat borok. Tetapi hal itu tidak bisa menghentikan hasratnya untuk mengumpulkan makanan yang tercecer dari meja orang kaya tersebut.
 
Kalau hati TUHAN yang paling dalam dibeberkan, enak bukan? Sehingga kita dapat mengetahui sorga.
Jadi, jelas; kita harus percaya kepada Firman karena berkuasa menghidupkan yang mati, tetapi syaratnya; hargai Firman.
 
Kalau hidup dari iman Abraham, berarti percaya hanya kepada Firman Allah, karena Firman Allah itu berkuasa untuk, Yang Kedua: MENJADIKAN YANG TIDAK ADA MENJADI ADA.
Bagi orang yang setia kepada TUHAN, terlalu sulit bagi dia untuk tidak mengasihi Allah, terlalu sulit bagi dia untuk tidak mengasihi TUHAN dengan sungguh-sungguh; itu adalah ciri orang setia.
Mengapa saya harus sampaikan hal ini? Karena ini terkait dengan Firman Allah berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
 
Roma 8:35-36
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
 
Bagi Rasul Paulus, sangat sulit bagi dia untuk terpisahkan dari kasih Kristus, sangat sulit bagi dia untuk tidak mengasihi TUHAN, sebab ia tidak mau terpisahkan dengan kasih Kristus. Bukti nyata Rasul Paulus tidak mau terpisah dari kasih Kristus ialah sekalipun ia menghadapi perkara-perkara yang sangat sulit, antara lain;
1.      Penindasan.
2.      Kesesakan.
3.      Penganiayaan.
4.      Kelaparan = Tidak mempunyai makanan.
5.      Ketelanjangan = Tidak mempunyai pakaian.
6.      Bahaya di laut, bahaya di jalan darat, bahaya di udara, bahaya di mana saja.
7.      Menghadapi pedang.
Intinya: Rasul Paulus rela menghadapi maut setiap hari, sehingga ia rela menjadi domba-domba sembelihan.
 
Pendeknya: Dahulu Rasul Paulus tidak mempunyai kasih, tetapi oleh Firman Allah, ia mempunyai kasih. Kemudian, dahulu Rasul Paulus seorang ganas dan penganiaya jemaat, namun akhirnya dia menjadi domba sembelihan, sehingga dengan demikian, ia dapat mempersembahkan sesuatu yang dapat menyenangkan hati TUHAN = Dari yang tidak ada menjadi ada.
Untunglah dia menjadi domba sembelihan, sehingga ada sesuatu yang bisa dia persembahkan kepada TUHAN; dari yang tidak ada menjadi ada. Firman Allah berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada; oleh sebab itu, domba-domba harus tergembala, secepatnya menyatu dengan korban Kristus, supaya ada yang bisa engkau persembahkan kepada TUHAN; dari yang tidak ada menjadi ada.
 
Jadi, jelas; Firman Allah berkuasa menyatakan yang tidak ada menjadi ada, dimulai dari yang mati dihidupkan kembali.
Ketika saya renungkan Firman Allah, “Wah, susah hati saya ini, TUHAN. Kalau satu sisi mau mengasihiMu, tetapi satu sisi daging ini bergulat dalam hidupku. Oh, susah hatiku”. Tetapi petang malam hari ini TUHAN sudah menerangkan hati kita semua; Firman Allah sudah dijelaskan supaya kita tetap mengasihi TUHAN, sehingga dari yang tidak ada menjadi ada, sehingga ada yang bisa kita persembahkan untuk menyenangkan hati TUHAN.
 
Oleh sebab itu, kita harus lebih sungguh-sungguh perhatikan Firman supaya hidup ini jangan palsu seperti nabi palsu yang memberikan nyawa kepada patung binatang. TUHAN mau kita hidup yang sejati seperti Dia adalah Pribadi yang sejati, sehingga kita pun dapat menjalankan ibadah yang sejati.
Apa ibadah yang sejati? Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Dia = Dapat menjadikan yang tidak ada menjadi ada, karena kita menyatu dengan korban Kristus, tidak terpisah dengan kasih Allah. Oleh sebab itu, domba-domba harus tergembala; kalau tidak tergembala, tidak bisa menjadi korban sembelihan. Kalau kita menjadi korban sembelihan, maka yang tidak ada menjadi ada untuk selanjutnya kita persembahkan kepada TUHAN.
 
Dahulu, tidak ada yang bisa dipersembahkan oleh Rasul Paulus. Mengapa? Dia seorang yang ganas, dia buas, dia penganiaya jemaat dari pintu ke pintu. Tetapi saat dia memiliki kasih, dia rela menjadi korban sembelihan, dan korban sembelihan inilah yang dipersembahkan kepada TUHAN; dari yang tidak ada menjadi ada, oleh Firman.
 
Saya tambahkan sedikit di dalam Mazmur 51.
Mazmur 51:18-19
(51:18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
 
Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Tetapi yang TUHAN sukai adalah korban sembelihan kepada Allah, yaitu jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak dipandang hina oleh Allah; sebaliknya, itu adalah persembahan yang mulia; dari yang tidak ada menjadi ada.
Coba kalau tidak menjadi domba sembelihan, maka tidak ada sesuatu yang bisa dipersembahkan. Jadi, jangan bersungut-sungut manakala kita diajar dididik oleh TUHAN untuk memikul salib, sebab dengan menjadi domba sembelihan, kita dapat membawa korban dan persembahan dalam bentuk apapun, baik tenaga, pikiran, waktu, uang, harta, kekayaan, apa saja yang kita punya.
 
Dengarlah Firman ini dengan serius, tidak boleh masa bodo, tidak boleh acuh tak acuh, sebab Sorga pun serius, bukan main-main. Ingatlah: Firman TUHAN menghidupkan yang mati, bahkan mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Percayalah kepada Firman, jangan percaya kepada pengertian manusia daging saudara.
 
Amsal 8:30-31
(8:30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; (8:31) aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
 
Firman Allah selalu bersama-sama dengan Allah, bahkan Firman Allah menjadi kesayangan dan kesenangan bagi Allah sendiri. Apa buktinya bahwa Firman Allah itu menjadi kesayangan dan kesenangan bagi Allah? Buktinya ialah Firman Allah bermain-main di hadapan Allah.
 
Istilah “bermain-main” di sini adalah setiap hari bergaul erat dengan Firman Allah, sampai akhirnya kita menjadi kesenangan bagi Firman Allah.
Kalau Firman itu sudah mendarah daging dalam kehidupan kita, maka Firman itu menari-nari di dalam bayangan, di dalam pikiran, di dalam pandangan kita secara rohani; dia menari-nari di hadapan kita, dia bermain-main. Kalau hubungan kita erat dengan Firman TUHAN Allah, itu bagaikan bermain-main, menari-nari di depan mata ini; dia akan memberikan suatu pengertian “Kalau kamu berusaha, ini loh cara kamu berusaha. Kalau kamu bekerja, ini loh cara kamu bekerja. Kalau kamu mau belajar, ini loh cara kamu belajar”, bermain-main, menari-nari di hadapan pandangan dan pikiran kita masing-masing.
 
Istilah “bermain-main” juga adalah Firman Allah itu dapat menyenangkan hati manusia. Jadi, selain bergaul erat dengan Firman, tetapi juga mampu menyenangkan hati TUHAN. Kalau kita dihimpit oleh kesulitan, larikan dirimu kepada kota benteng, kubu pertahanan, Yesus yang disalibkan. Jangan larikan dirimu, jangan mengadu kepada manusia, sebab nanti manusia akan mengecilkanmu. Jangan bawa ceritamu kepada manusia, tetapi bawa ceritamu kepada TUHAN, ceritakan semua keluh kesahmu.
 
Kesimpulan “setiap hari bermain-main dengan Firman” artinya ialah:
1.      Bergaul erat dengan Firman.
2.      Firman itu sudah menjadi kesenangan dan kesukaan, sudah menjadi kegemaran.
Setiap hari Firman menari-nari di hadapan kita, sehingga Firman itu menjadi petunjuk untuk mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan.
-          Kalau kita pengusaha, kita bisa kerjakan apa yang bisa kita kerjakan.
-          Kalau kita sebagai PNS, kita bisa kerjakan apa yang bisa kita kerjakan.
-          Kalau kita sebagai seorang mahasiswa, kita bisa mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan.
Karena Firman itu menari-nari, bermain-main dan menjadi petunjuk, dan itu sangat menyenangkan hati TUHAN. Oleh sebab itu, larikan dirimu ke kota benteng; bawa dirimu, adukan segala persoalanmu kepada TUHAN. Jangan adukan kepada perkara-perkara yang tidak bisa menjamin keselamatan, bahkan nanti mempermalukan diri sendiri.
 
Firman Allah menjadi kesayangan dan kesenangan bagi Allah. Seharusnya, ini bisa menjadi contoh supaya Firman Allah juga menjadi kesenangan dan kesayangan bagi kita; sebaliknya, kita menjadi kesenangan dan kesayangan bagi Yesus, Firman Allah.
Dahulu mungkin perkara-perkara lahiriah memuaskan hati ini; mungkin saat ini, Handphone (gadget, gawai) bisa memuaskan hatimu, tetapi bisa menimbulkan dosa, maka mulai dari sekarang, bawa segala perkaramu kepada Firman Allah yang hidup dan berkuasa itu.
Setiap hari bermain-main dengan Firman, sehingga Firman itu menjadi petunjuk. Jangan sibuk dengan urusan manusia, tetapi sibuklah bergaul dengan Firman. Oleh sebab itu, kalau saudara duduk di rumah, di mana saja, ceritakan Firman; jangan malu menceritakan Firman.
 
Jangankan menceritakan Firman, jangan-jangan kalau saudara makan bakso atau mie ayam di pinggir jalan, saudara justru malu berdoa? Saya tidak pernah malu berdoa; sebab mana tahu di situ ada guna-guna, maka harus saya doakan.
Hal itu pernah menjadi pengalaman saya bersama isteri pada awal pernikahan: Setelah kami membeli peralatan rumah tangga selama satu dua jam di Pasar Rau Serang, rasanya lapar, lalu saya mengajak isteri untuk makan bakso. Di tengah keramaian pasar itu, saya berdoa di tempat bakso itu.
-          Pertama, isi pokok doa saya adalah “terima kasih” tentunya.
-          Yang kedua, yang juga tidak boleh saudara lupakan “sucikan dengan Firman TUHAN” -- Kalau makanan, disucikan dengan Firman; tetapi kalau dosa, disucikan dengan oleh darah salib. --
Malamnya, kami berdua suami isteri diberitahukan oleh TUHAN bahwa ada guna-guna penglaris dengan tempat bakso itu; keluar semut dari tanah, lalu berbicara. Saya menceritakan mimpi saya kepada isteri, dan isteri saya menceritakan mimpinya kepada saya; berbeda cerita, namun artinya sama, yaitu ada penglaris yang membuat saudara akan kembali ke sana terus sampai dihabisi uang saudara.
Oleh sebab itu, larikan dirimu kepada Firman TUHAN; bergaul, bermain-mainlah dengan Firman; Firman harus menjadi kesenangan setiap hari, sebab itu menjadi petunjuk apapun status kita di atas muka bumi ini.
 
Pelan-pelan TUHAN tuntun kita dalam sebuah pengertian. Kalau kita sudah memiliki pengertian itu, nanti kita bisa menyenangkan hati TUHAN dalam setiap kita beribadah. Kalau kita sudah menyenangkan hati TUHAN, otomatis kita bisa menyenangkan hati isteri, menyenangkan hati suami, menyenangkan hati siapa pun yang ada di sekitar kita. Bergaullah dengan Firman TUHAN, supaya kita juga bisa menjadi kesayangan TUHAN Yesus, Dia Sang Firman Allah.
 
Oleh sebab itu, mari kita perhatikan Amsal 8:32.
Amsal 8:32
(8:32) Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku.
 
Singkat kata: Anak-anak TUHAN harus mendengarkan Firman Allah, sebab dengan mendengarkan Firman Allah sama dengan memelihara jalan-jalan TUHAN.
Jadi, Firman itu sudah menjadi petunjuk bagi kita semua. Kita bisa mengetahui jalan-jalan TUHAN: “Ini salah atau tidak”, itulah jalan-jalan TUHAN. Jalan benar adalah jalan TUHAN. Kalau salah, maka jalan itu tidak kita jalankan. Jadi, Firman menjadi petunjuk.
 
Amsal 8:33
(8:33) Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.
 
Selanjutnya, di sini dikatakan: Dengarkanlah didikan yang berasal dari Firman Allah. Jangan mengabaikan didikan yang berasal dari Firman Allah. Mengapa? Supaya kita semua menjadi bijak sebagai anak-anak TUHAN.
Tidak bisa kita menjadi bijak, kalau kita tidak mendengar didikan Firman. Sekalipun seseorang memiliki sederet gelar di atas pundak, baik itu S1, S2, S3, bahkan jika ada tambahan S4, namun itu tidak sempurna untuk menjadikan dia bijaksana di hadapan TUHAN seperti keinginan TUHAN.
 
Amsal 8:34
(8:34) Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku.
 
Yesus adalah pintu gerbang, maka kita harus kepada Firman Allah. Arti dari “pintu gerbang” adalah menerima, berarti; percaya kepada Firman Allah.
 
Amsal 8:35
(8:35) Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia.
 
Siapa yang mendapatkan Firman Allah, maka dia mendapatkan hidup.
 
Sementara nabi palsu memberikan nyawa kepada patung binatang (patung antikris), sehingga dia berbicara dan bertindak sedemikian rupa, namun itu adalah kehidupan yang palsu. Tetapi kalau kita mau mendapatkan Firman Allah, sama artinya; mendapatkan hidup.
Biarlah kita hidup senantiasa bermain-main dengan Firman Allah setiap hari; menjadi kesenangan dan kesayangan, supaya sebaliknya kita menjadi kesenangan dan kesayangan bagi Yesus, Sang Firman Allah.
 
Amsal 8:36
 (8:36) Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut."
 
Siapa tidak mendapatkan Firman Allah, merugikan dirinya. Jadi, jangan acuh tak acuh dan bermasa bodo terhadap Firman Allah yang disampaikan, karena Firman Allah berkuasa menyatakan yang tidak ada menjadi ada dan berkuasa menghidupkan orang mati. Jadi, semua orang yang membenci Firman Allah, sama artinya; mencintai maut.
 
Kita harus cinta kepada Firman lebih dari segala-galanya. Mulai sekarang, janganlah gusar hatimu saat mendengar Firman, tetapi cintalah kepada Firman, perlahan-lahan turunkan dirimu untuk sedikit merendah, merendah dan merendah untuk Firman, untuk hidup, sebab siapa yang tidak cinta Firman = mencintai maut.
Saya tidak minta saudara untuk langsung terjun bebas rendah hati, tetapi sedikit demi sedikit rendahkan hati untuk pemberitaan Firman. Minggu depan rendahkan lagi sampai kepada titik nol, yang merupakan harapan TUHAN. Harapan TUHAN adalah kita semua berada di titik nol untuk merendahkan diri serendah-rendahnya.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Di dalam tangan TUHAN, terletak segala nyawa yang hidup, dan di dalam tangan TUHAN, terletak nafas setiap manusia, sebagaimana Ayub 12:10-11. Mengapa Ayub bisa menuliskan ini? Karena dia mempunyai pengalaman tentang sengsara salib.
Oleh sebab itu, perhatikan: Bukankah telinga menguji kata-kata? Berarti, dengar Firman seperti langit-langit mengecap makanan.
 
Jadi, jangan mau disesatkan oleh ekor dari ular naga merah padam, itulah nabi-nabi palsu. Bilamana hal itu terjadi, ingatlah hari ini, bahwa hal itu sudah disampaikan. Ingat, hari Minggu tanggal 24 Oktober 2021: Kalau hal itu nanti terjadi, ingatlah hari ini, supaya jangan menyesal nanti.
Itu sebabnya, jangan tunggu hamba TUHAN yang lemah lembut bicaranya, tetapi tidak mempunyai pembukaan, tidak bisa membeberkan pembukaan Firman. Inilah cara saya menyampaikan Firman, bukan berarti tidak lemah lembut, tetapi inilah cara saya; hati saya mau supaya kita semua secepatnya mengerti Firman, supaya kita jangan binasa. Ingat: Cinta kepada Firman = Hidup. Tetapi jika tidak cinta kepada Firman = Cinta kepada maut.
 
Jadi, ingatlah Ayub 12:10-11 tadi, yaitu:
-          Di tangan TUHAN terletak nyawa.
-          Di tangan TUHAN terletak segala nafas.
Nyawa dan nafas bukan terletak di tangan nabi-nabi palsu; jadi, jangan terkecoh, jangan mau disesatkan. Akal sehat ini jangan dirusak dan jangan dirontokkan oleh ekor ular naga merah padam (nabi palsu).
 
Kita kembali untuk membaca Wahyu 13:15.
Wahyu 13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Kepada nabi-nabi palsu diberikan kuasa, tujuannya untuk memberi nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara atau dapat berkata-kata, serta bertindak begitu rupa.  Ini adalah suatu perbuatan yang heran dan di luar nalar manusia, di luar batas kemampuan pikiran manusia; ini adalah perbuatan yang mempesona.
 
Kalau kita tidak sungguh-sungguh berpegang kepada pengajaran Firman Allah, kalau tidak sungguh-sungguh menjunjung tinggi korban Kristus, tidak setia untuk tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, maka saya ragu dengan kehidupan semacam ini, karena perbuatan ini sungguh luar biasa, di luar batas kemampuan, sehingga dengan perbuatan ajaib semacam ini, manusia menjadi terkecoh. Di dalam Yesaya 9 dikatakan: Dunia ini menjadi kacau, tidak bisa lagi berpikir dengan tenang; rusaklah akal sehat. Tetapi puji TUHAN, TUHAN sudah berbicara terlebih dahulu sebelum hari itu tiba. Kita bersyukur malam ini.
 
Sebenarnya, kehidupan yang diberikan oleh nabi palsu adalah kehidupan yang palsu, karena syogyanya, nafas manusia terletak pada tangan TUHAN. Hidup manusia terletak pada tangan TUHAN.
 
Imamat 17:11
(17:11) Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.
 
Nyawa makhluk ada di dalam darahnya, termasuk darah dari lembu sapi dan kambing domba; itu sebabnya, TUHAN berkata: “Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu
Jadi, sudah sangat jelas: Nyawa itu ada terletak di tangan TUHAN. Ia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, darah-Nya tercurah atas kita; Dia telah mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian itu di atas kayu salib, itulah nyawa. Kalau patung diberikan nyawa dan menjadi hidup, itu bukanlah hidup yang sesungguhnya. Tetapi nyawa manusia betul-betul ada di tangan TUHAN; Dia telah mengerjakan pekerjaan pendamaian dan penebusan di atas kayu salib.
 
Pada Perjanjian Lama, pada masa hukum Taurat, setiap sekali setahun imam besar harus membawa darah anak lembu jantan dan kambing domba, selanjutnya darah itu dibawa sampai ke Ruangan Maha Suci, dibalik tabir, lalu di situlah ia mengadakan pendamaian terhadap dosa, baik dosanya maupun dosa bangsanya.
Dan nubuatan itu sudah dikerjakan oleh Yesus di kayu salib; Dia sudah menggenapkan 10 (sepuluh) hukum Taurat yang tertulis pada 2 (dua) loh batu. Itu sebabnya, di sini dikatakan: “nyawa makhluk ada di dalam darahnya”, selanjutnya Allah berkata: “Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah -- di atas kayu salib -- untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu.” Jadi, sudah terbukti, bahwa: Hidup manusia ada di tangan TUHAN, nyawa manusia ada di tangan TUHAN, tidak di tangan siapa-siapa, apalagi di tangan nabi palsu (ekor ular naga merah padam), karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.
 
Imamat 17:12
(17:12) Itulah sebabnya Aku berfirman kepada orang Israel: Seorang pun di antaramu janganlah makan darah. Demikian juga orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu tidak boleh makan darah.
 
Itu sebabnya, di sini dikatakan: Seorang pun di antaramu janganlah makan darah. Tetapi yang TUHAN mau adalah kita menikmati tubuh dan darah Yesus, supaya kita senyawa dengan Dia.
 
Setiap Ibadah Pendalaman Alkitab selalu disertai dengan perjamuan suci, menikmati tubuh dan darah Yesus. Setiap minggu pertama, setiap bulan, Ibadah Raya Minggu juga disertai dengan perjamuan suci. Tetapi secara rohani, kita juga harus sangkal diri, pikul salib, itulah menikmati tubuh dan darah Yesus, supaya kita senyawa, supaya kita hidup, seperti Yesus hidup untuk selama-lamanya.
Kita bersyukur, dengan pengertian ini, kita terdorong untuk secepatnya menikmati tubuh dan darah Yesus, wujudnya adalah sangkal diri, pikul salib, buang harga diri mulai dari sekarang, supaya hidup. Mengapa? Karena nyawa manusia terletak pada tangan TUHAN, hidup manusia terletak pada tangan TUHAN. Singkirkan harga diri mulai dari sekarang, singkirkan kesombongan, keangkuhan, bermasa bodo, acuh tak acuh tadi; sangkallah diri ini, pikullah salib masing-masing, supaya kita hidup = Senyawa dengan TUHAN.
 
Ulangan 12:23
(12:23) Tetapi jagalah baik-baik, supaya jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah nyawa, maka janganlah engkau memakan nyawa bersama-sama dengan daging.
 
Jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah nyawa, maka janganlah engkau memakan nyawa bersama-sama dengan daging. Tetapi supaya kita hidup, maka secepatnya kita menikmati tubuh dan darah Yesus, darah salib Kristus.
 
Marilah kita lihat WUJUDNYA, di dalam Injil Yohanes 6.
Yohanes 6:51
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
 
Yesus telah memecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib, sehingga dia berhak mengatakan: “Akulah roti hidup” yang sudah dipecah-pecahkan untuk kita nikmati.
 
Yohanes 6:52
(6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
 
Janganlah kita bertengkar antara sidang jemaat dengan hamba TUHAN, manakala kita diajar untuk menyangkal diri, pikul salib, manakala kita diajar untuk berkorban tenaga, pikiran, waktu, uang, harta, apapun yang kita punya; jangan kita bertengkar, jangan bersungut-sungut.
 
Yohanes 6:53
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
 
Di sini dikatakan: Jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Jadi, sudah sangat jelas: Kita semua harus menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus, wujudnya adalah sangkal diri, pikul salib, supaya kita hidup. Tidak mungkin kita bisa hidup, kalau kita tidak memikul salib masing-masing.
Inilah didikan Firman yang harus diajarkan oleh seorang hamba TUHAN. Dalam setiap pemberitaan, tidak boleh hanya sibuk dengan hal yang lahiriah, sibuk dengan dongeng-dongeng, sibuk dengan guyon-guyon, persis seperti Simson di kuil Dagon.
 
Simson adalah seorang hakim yang seharusnya menghakimi dosa lewat Firman, tetapi karena dia tidak bertanggung jawab dengan tugasnya, dia justru menjadi pelawak di kuil Dagon, di hadapan orang Filistin, sebab TUHAN sudah mengambil kaki dian dari padanya, TUHAN sudah mencungkil dua bola matanya. Jadi, ciri-ciri hamba TUHAN yang kaki diannya sudah diambil dari dia adalah menjadi pelawak. Tetapi kalau hamba TUHAN serius berbicara sorga, itulah yang TUHAN utus.
 
Jadi, inilah yang harus diajarkan: Ayo, nikmati tubuh dan darah salib; sangkal diri, pikul salib, supaya kita hidup. Kita tidak bisa hidup dari yang lain-lain, kecuali oleh darah salib.
 
Yohanes 6:54-58
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
 
Kalau kita menikmati tubuh dan darah Yesus, menjunjung tinggi korban Kristus, menyangkal diri memikul salib-Nya, maka:
1.      Kita dibangkitkan … ayat 54.
2.      Kita satu dengan Dia … ayat 55-57.
3.      Kita hidup selama-lamanya … ayat 58.
 
Jadi, sudah jelas: Nyawa manusia terletak di tangan TUHAN, nafas manusia terletak di tangan TUHAN, bukan di tangan nabi-nabi palsu, bukan di tangan ekor dari ular naga merah padam.
 
Setelah kita melihat bahwa tubuh darah Yesus adalah hidup, selanjutnya kita akan melihat di dalam Injil Matius 10, dengan perikop: “Yesus membawa pemisahan. Bagaimana mengikut Yesus.” Jadi, supaya kita tahu cara mengikut Yesus, maka Yesus mengadakan pemisahan. Apa pemisahan yang dimaksud di sini?
 
Matius 10:34-36
(10:34) "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.(10:35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (10:36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
 
Ingat: Musuh orang adalah seisi rumahnya. Jangan sampai kita mencintai seisi rumah melebihi rasa cinta kita kepada TUHAN; itu sebabnya, TUHAN mengadakan pemisahan …
-          antara  anak laki-laki dengan  ayahnya,
-          antara anak perempuan dengan ibunya,
-          antara menantu perempuan dengan ibu mertuanya,
karena musuh orang ialah orang-orang seisi rumah.  Kalau tidak demikian, kita tidak bisa mencintai TUHAN lebih dari yang ada ini.
 
Justru kadang, kita gunakan alasan: “Sakit anak saya, Om, sehingga tidak bisa beribadah” Atau sebaliknya, seorang anak berkata: “Ibuku sakit, Om”, atau “Bapakku sakit, Om
Ingat: Musuh orang ialah seisi rumahnya. Itulah sebabnya TUHAN membawa pemisahan, sehingga dengan demikian, kita bisa mengikuti TUHAN. TUHAN mengadakan pemisahan, supaya kita bisa mencintai TUHAN lebih dari yang ada ini; TUHAN mau itu dari kita semua. Jangan kompromi dengan seisi rumah.
 
Matius 10:37-39
(10:37) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.  (10:38) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. (10:39) Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
 
-          Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari mengasihi TUHAN Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib, ia tidak layak bagi TUHAN.
-          Dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau anaknya perempuan lebih dari TUHAN Yesus Kristus yang terlebih dahulu sudah berkorban di atas kayu salib untuk menebus dosa kita, maka ia tidak layak bagi TUHAN, tidak layak masuk sorga.
-          Kemudian, barangsiapa tidak memikul salibnya dan tidak mengikut TUHAN, maka ia tidak layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Intinya: Barangsiapa mempertahankan nyawanya -- tidak mau menyangkal diri, tidak mau memikul salib, tidak mau mengikut TUHAN --, maka ia kehilangan nyawa, dengan lain kata; binasa. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawa karena sangkal diri, karena pikul salib, karena ikut TUHAN, maka ia akan memperoleh hidup kekal, hidup sampai selama-lamanya.
 
Nikmatilah tubuh dan darah salib. Kalau TUHAN membawa pemisahan tujuannya adalah supaya kita bisa menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus. Saya tidak pernah mengajarkan sidang jemaat untuk membenci suaminya, isterinya, anaknya, orang tuanya, tidak, tetapi “pemisahan” di sini adalah berdasarkan arti rohani, di mana TUHAN lebih dari segala-galanya.
Ayo, ingat: Kita harus bermain-main dengan Firman setiap hari. Begitu ada melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan Firman, yang bisa dijadikan alasan untuk tidak datang beribadah, ingat kembali kepada Firman; bermain-main dengan Firman setiap hari, nikmatilah tubuh dan darah salib supaya kita hidup.
 
Jadi, sudah sangat jelas: Hidup manusia terletak di tangan TUHAN, nafas manusia terletak di tangan TUHAN, maka nikmatilah tubuh dan darah salib, supaya kita hidup.
Hidup anak bukan di tangan kedua orang tua, biarpun orang tuamu konglomerat. Dan orang tua pun tidak boleh bergantung kepada anak, tetapi harus bergantung kepada TUHAN. TUHAN sudah membawa pemisahan. Ingat; suami dengan isteri tidak boleh kompromi dengan hal-hal yang membuat alasan supaya terpisah dari kasih Kristus, tetapi bermain-mainlah dengan Firman, nikmati tubuh dan darah salib Kristus.
 
Selanjutnya, mari kita perhatikan di dalam Injil Matius 16.
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
 
Syarat mengikut TUHAN adalah nikmatilah tubuh dan darah salib.
 
Matius 16:25-26
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
 
Sudah sangat jelas: Nyawa manusia terletak di tangan TUHAN, nafas manusia terletak di tangan TUHAN. Nyawa manusia tidak terletak di harta kekayaan dengan segala sesuatu yang ada dari dunia ini.
-          Nyawa manusia tidak terletak pada apa yang ada di dunia ini.
-          Nyawa manusia tidak terletak pada hartanya.
-          Nyawa manusia tidak terletak pada kekayaannya.
-          Nyawa manusia tidak terletak pada uang yang banyak yang dia miliki.
-          Nyawa manusia tidak terletak pada kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi.
Tetapi nyawa manusia ada di tangan TUHAN yang sudah terpaku di atas kayu salib.
 
Ingat 2 (dua) hal ini:
1.      Manusia tidak hidup karena manusia. Anak tidak hidup karena kedua orang tuanya. Orang tua tidak boleh bergantung karena anak, karena saudaranya, sebab TUHAN sudah membawa pemisahan.
2.      Kemudian, manusia juga tidak hidup karena dia mempunyai harta dari dunia ini.
Tetapi manusia hidup karena tubuh dan darah salib Kristus; di situlah nyawa kita.
Nyawa lembu sapi, kambing domba yang dijadikan korban persembahan untuk TUHAN terletak pada darahnya. Dan Yesus -- simbol dari pada lembu sapi tadi -- sudah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, supaya kita hidup.
 
Inilah soal “nyawa”. Kita tetap akan melihat perkara berikutnya tentang Wahyu 13:15, “Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.” Bagian ini akan saya sampaikan di minggu yang akan datang, jika TUHAN berkemurahan kepada kita.
Tidak salah jika kita doakan terus supaya TUHAN bukakan Firman. Dan dalam kitab Galatia juga dikatakan bahwa sidang jemaat juga perlu mendoakan saya, supaya mempunyai keberanian untuk menyampaikan Firman Allah (kabar baik), sebab banyak hamba TUHAN tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan Firman Allah.
Kiranya saudara berdoa untuk saya, supaya TUHAN bukakan Firman-Nya, berdoa juga untuk saya supaya berani menyatakan salib Kristus, karena terlalu sedikit hamba TUHAN yang berani menyatakan salib Kristus, namun terlalu banyak hamba TUHAN yang mencari kesukaan bagi manusia; itu sebabnya dalam Galatia 1:10 dikatakan: Adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
 
Kemudian, dalam Efesus 6:18-20 dikatakan: Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.
Jadi, hamba TUHAN tidak boleh takut menyampaikan sesuatu yang benar. Kalau seorang hamba TUHAN melihat ada yang salah, maka hal itu harus disampaikan. Jangan takut sidang jemaat mundur dari penggembalaan. Sidang jemaat yang tergembala harus murni oleh karena darah salib, sebab belum tentu jumlah sidang jemaat yang banyak itu murni, tetapi kalau bertahan karena darah salib, itu murni.
 
Jadi, kita akan kembali melihat Wahyu 13:15 ini, di mana orang yang menyembah patung binatang itu akan dibunuh. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang, supaya kita jangan sampai dipaksa untuk menyembah, maka sudah seharusnya ibadah ini memuncak kepada doa penyembahan, sehingga kita terlepas dari antikris, tidak dipaksa untuk menyembah. Tetapi kalau ibadah tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka orang semacam ini akan dipaksa untuk menyembah.
-          Kalau dia tidak mau menyembah, maka dia akan dibunuh, itulah yang disebut mati martir.
-          Tetapi kalau akhirnya dia mati dibunuh, maka dia akan menyembah, tetapi binasa.
 
Nah, sekarang, pilih yang mana?
-          Binasa, karena akhirnya takluk kepada nabi palsu?
-          Atau mati martir?
-          Atau mendapat sayap burung nasar yang besar, lepas dari aniaya antikris?
Pilih mana? Kalau saya, maka saya harus memilih untuk ibadah yang memuncak sampai doa penyembahan, menerima sayap burung nasar, lepas dari aniaya antikris. Lebih baik sekarang saya dihukum oleh pedang Roh, dosa dikoreksi, dari pada saya dihukum oleh pedang antikris; oleh sebab itu, saya sampaikan sekali lagi: Ayo, menurun sedikit, bawa dirimu rendah ke bawah sampai nanti pada puncaknya di titik nol. Lebih baik hari ini kita menerima pedang Roh, itulah Firman Allah, dari pada nanti kena pedang antikris.
Kalau tidak mau menyembah patung binatang, pada Wahyu 13:15 dikatakan: “ia akan dibunuh”, itulah yang disebut mati martir. Tetapi kalau dia tidak mau mati martir, maka dia harus menyembah patung itu, namun berakhir binasa. Tetapi saya rindu supaya sidang jemaat memuncak sampai doa penyembahan, dengan lain kata; menerima sayap burung nasar yang besar, baik juga sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang setia untuk digembalakan oleh GPT "BETANIA" Serang Cilegon, Banten, baik di dalam negeri, di tanah air -- Sabang sampai Merauke --, maupun di luar negeri, di manca negara, di tiap-tiap negara, biarlah sungguh-sungguh tergembala di dalam TUHAN.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment