KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 5, 2022

IBADAH DOA PENYEMBAHAN 12 OKTOBER 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN 12 OKTOBER 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 164)
 
Subtema: TUHAN SEDEKAT KASIH MEMPELAI
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan dan sesudah firman yang akan kita terima selanjutnya kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN. Oleh sebab itu, kita berdoa supaya kiranya TUHAN betul-betul menuntun dan memimpin perjalanan rohani kita sesuai dengan rencana TUHAN yang dinyatakan dalam hidup kita pribadi lepas pribadi.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang juga setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet, Youtube, Facebook, dimanapun berada TUHAN memberkati saudara.
 
Mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose. Kita membaca Kolose 3, dengan perikop: “Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga.”
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Seorang suami harus tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar. Kemudian, seorang suami dilarang untuk berlaku kasar terhadap isterinya.
 
Tentang hal ini kita akan melihat lebih rinci di dalam 1 Petrus 3.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
 
Di dalam hal mengasihi isterinya seorang suami dituntut untuk berlaku bijaksana terhadap isterinya.
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Laki-Laki Sorga, bahkan Dia adalah suami dalam kebenaran dan suami di dalam keadilan = Suami yang bijaksana.
 
Terkait dengan “hal yang bijaksana” kita lanjut membaca Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, berarti bersinar terang di dalam kegelapan.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana adalah untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Untuk hal ini kita harus menaikkan doa dan permohonan supaya TUHAN senantiasa mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan, tujuannya adalah untuk menuntun hidup rohani kita sampai kepada kebenaran yang sejati; yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Besar di tempat yang maha tinggi. Sebagaimana Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus.
 
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Sebagai seorang hamba TUHAN yang bijaksana Rasul Paulus menghimbau sidang jemaat di Korintus agar mereka menjauhkan diri mereka dari penyembahan berhala. Itulah permintaan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
 
Terkait dengan kedua ayat ini kita akan hubungkan pada ayat 19 sampai dengan ayat 20.
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Sesungguhnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus pada ayat 14 dan ayat 15 ialah bahwa persembahan bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah. Itu sebabnya, Rasul Paulus dengan tegas melarang sidang jemaat di Korintus untuk bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama empat puluh tahun.
Pendeknya, sekalipun bangsa Israel menjadi suatu barisan jemaat yang dipimpin oleh Musa atau menjadi rombongan yang nampaknya beribadah di padang gurun namun kenyataannya persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah. Inilah yang diwaspadai Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
 
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Inti dari ayat ini yaitu:
-          Pengorbanan kepada TUHAN dan pengorbanan kepada setan tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
-          Kemudian, kehendak Allah dan kehendak dari roh-roh jahat tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
 
Oleh sebab itu, kita harus fokus terhadap pilihan kita;
-          Mau beribadah dan melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh dan disertai dengan segala pengorbanan dan menuruti kehendak Allah,
-          Atau pilihan kita adalah untuk berada di tengah-tengah dunia yang gelap gulita serta ditunggangi oleh roh-roh jahat dan kehendaknya.
Kita semua harus fokus terhadap satu pilihan. Dan mulai dari sekarang pilihan itu harus kita tentukan masing-masing; fokus mengikuti TUHAN atau fokus dengan dunia serta setan-setan yang ada di dalamnya.
 
Selanjutnya persekutuan bangsa Israel yang dimaksud oleh Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
 
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita … Perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama empat puluh tahun adalah gambaran dari perjalanan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, dan apa yang dialami oleh bangsa Israel itu merupakan sinyal dan peringatan keras bagi kita supaya kita jangan menjadi sama seperti bangsa Israel, sehingga pada akhirnya mayat-mayat mereka bergelimpangan di padang gurun dan tidak ada satupun yang sampai di tanah Kanaan itulah tanah yang dijanjikan TUHAN Allah kepada nenek moyang bangsa Israel itulah Abraham, Ishak, Yakub.
Jadi, yang dibawa masuk ke tanah Kanaan atau tanah perjanjian itu adalah generasi kedua yaitu generasi yang lahir di padang gurun, jadi mereka yang keluar dari Mesir tidak ada satupun yang keluar dari tanah Kanaan kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun.
 
Adapun persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat selama empat puluh tahun di padang gurun, antara lain:
1.      Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.      Pada ayat 7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3.      Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.      Pada ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.      Pada ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut.
 
Kita masih mengikuti seri penjelasan dari hal yang kedua, yaitu: BANGSA ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Tentang penyembahan berhala ditulis dengan lengkap pada kitab Musa yang kedua, yakni: Keluaran 32:1-35.
Keluaran 32:1-35 menurut pembagiannya, antaralain:
A.    Ayat 1-6 tentang lembu emas.
B.     Ayat 7-14 tentang murka Allah.
C.     Ayat 15-20 tentang dua loh batu.
D.    Ayat 21-29 tentang Musa marah kepada Harun.
E.     Ayat 30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa Israel.
 
Mari kita mengikuti penjelasan tentang: MUSA BERDOA UNTUK BANGSA ISRAEL.
Keluaran 32:34
(32:34) Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
 
Ayat 34 ini dibagi dalam tiga bagian kalimat yaitu:
KALIMAT PERTAMA: Tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu, artinya …
-          Musa tampil untuk menjadi gembala atau pemimpin atas bangsa Israel.
-          Bangsa Israel adalah kawanan domba yang harus dituntun oleh Musa.
Kalimat yang pertama ini telah disampaikan, dan kalau memang lupa bisa dibaca kembali catatan masing-masing.
 
KALIMAT KEDUA: Akan berjalan malaikat-Ku di depanmu.
Oleh karena kemurahan TUHAN kita masih memperhatikan penjelasan dari kalimat yang kedua, dan untuk mendapat pengertian tentang kalimat yang kedua ini maka kita akan mengawali pembacaan dari Keluaran 3, dengan perikop: “Musa diutus TUHAN.”
Keluaran 3:1
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
 
Musa biasa menggembalakan kambing domba, artinya: Tergembala dengan sungguh-sungguh berarti tergembala sampai mendarah daging bahkan sudah menjadi tabiat.
Apabila seseorang tergembala dengan sungguh-sungguh, ketika jauh dari ibadah dia akan merasa tertuduh, merasa bersalah, merasa berdosa sendiri di hadapan TUHAN sekalipun tidak ada yang mempersalahkan dia.  Oleh sebab itu, sesibuk-sibuk apapun kita di dunia ini haruslah kembali ke kandang penggembalaan.
 
Keluaran 3:2
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
 
Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Singkat kata; di gunung Horeb/gunung Sinai untuk pertama kali malaikat TUHAN menampakkan diri kepada Musa. Kemudian, pada momen atau pada kesempatan itu nampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
 
Nyala api di sini itu disebut ujian dan pencobaan yang harus dialami oleh setiap orang tanpa terkecuali; mulai dari hamba-hamba TUHAN sampai kepada seluruh sidang jemaat.
Adapun tujuan dari nyala api:
a.       Untuk menyucikan hidup gereja TUHAN.
b.      Untuk membentuk anak-anak TUHAN sesuai kehendak Allah.
Jadi, ujian adalah cara TUHAN untuk membentuk kita; dibentuk sesuai kehendak TUHAN. Jangan sampai kita membentuk diri sendiri sesuai dengan pengertian sendiri tetapi biarlah kiranya kita dengan rela menghadapi nyala api sebagai ujian untuk dibentuk oleh TUHAN sesuai kehendak-Nya. Selanjutnya kehidupan yang sudah dibentuk sesuai kehendak TUHAN -- bukan sesuai selera kita -- maka kehidupan semacam ini dipakai oleh TUHAN secara ajaib.
 
Setelah keluar dari nyala api maka dia akan tampil seperti perak dan emas yang sudah dimurnikan, dan sesudah keluar dari sana kehidupan semacam ini akan dipakai oleh TUHAN dengan heran dan secara ajaib. Yang merindukan dipakai TUHAN secara ajaib jangan bersungut-sungut setiap kali menghadapi nyala api ujian, dan tidak usah heran.
Cara TUHAN membentuk kita tidak seperti apa yang kita pikirkan, oleh sebab itu jangan heran dengan nyala api ujian.
 
Kita kembali untuk membaca Keluaran 3.
Keluaran 3:3
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
 
Musa berkata pada dirinya sendiri: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu.”
Pendeknya, Musa terheran-heran terhadap nyala api tersebut sebab semak duri menyala tetapi tidak terbakar. 
 
Musa belum pernah menyaksikan perkara yang ajaib seperti ini;
-          Baik selama empat puluh tahun di Mesir yaitu pada saat dia dididik oleh puteri Firaun di dalam hal hikmat orang Mesir,
-          Kemudian empat puluh tahun di Midian di dalam hal menggembalakan kambing domba Yitro mertuanya.
Oleh sebab itu dia mau melihat dan memeriksa perkara ajaib semacam ini, sebab dia terheran-heran.
 
Kita membaca 1 Petrus 4:12, dengan perikop: “Menderita sebagai Kristen.”
1 Petrus 4:12
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Saudara-saudara yang kekasih, keluarga Allah sidang jemaat GPT “BETANIA” baik di Banten, maupun di Bandung, di Malaysia, juga kekasih saya yaitu umat ketebusan TUHAN yang setia digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di dalam negeri maupun luar negeri perhatikanlah, yaitu: Jangan heran terhadap nyala api siksaan yang datang sebagai ujian.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Jangan heran terhadap nyala api siksaan yang datang sebagai ujian.
Kemudian, ujian yang kita alami dan yang kita hadapi jangan terlalu dibesar-besarkan, jangan terlalu didramatisir. Banyak orang Kristen menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian sebetulnya tidak seberapa tetapi terlalu dibesar-besarkan dan terlalu didramatisir.
 
Terhadap ujian yang kita alami jangan terlalu dibesar-besarkan, mengapa? Sebab pencobaan yang kita hadapi adalah pencobaan biasa, tidak melebihi kekuatan kita. Pencobaan kita belum sampai seperti apa yang dialami TUHAN Yesus di atas kayu salib, jadi jangan terlalu di dramatisir apalagi meninabobokan daging; padahal baru sedikit saja ujian itu.
Oleh sebab itu, jangan terlalu dibesar-besarkan, jangan terlalu dilebih-lebihkan dan jangan terlalu didramatisir.
 
1 Korintus 10:13-14
(10:13) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
 
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Ujian boleh terjadi tetapi ujian itu tidak akan melebihi kekuatan kita. Percayalah; TUHAN itu tahu kekuatan kita, TUHAN itu tahu kemampuan kita manakala kita menghadapi ujian.
 
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Satu hal yang harus kita ketahui pada saat kita menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian, yaitu: TUHAN itu setia, artinya saat kita menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian, tetapi Dia sudah terlebih dahulu menghadapi ujian (nyala api siksaan) di atas kayu salib dengan sendirian, itulah tanda kesetiaan TUHAN.
Ingatlah manakala kita menghadapi nyala api siksaan; kita tidak sendirian sebab Allah itu setia.
 
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar.
Pada akhirnya kalaupun kita menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian atau cobaan pasti TUHAN beri jalan keluar. Itulah bukti bahwa TUHAN setia kepada kita. Jadi setialah kepada TUHAN.
Tidak ada pencobaan yang kita hadapi melebihi kemampuan kita dan manakala kita menghadapi ujian TUHAN ada di sana, TUHAN ada dimana-mana, jadi kita tidak sendirian. Kemudian, bukti kesetiaan TUHAN yaitu TUHAN selalu memberikan jalan keluar.
 
Saya tambahkan sedikit cerita: Waktu bangsa Israel menghadapi laut Kolsom/laut Teberau, sepertinya tidak ada jalan keluar, sebab;
-          Kalau mereka maju ada laut Teberau.
-          Ke kanan padang gurun.
-          Ke kiri padang gurun.
-          Di belakang ada orang Mesir dan Firaun.
Tetapi TUHAN memerintahkan Musa supaya secepatnya tongkat yang ada di tangannya itu diangkat. Biarlah kita senantiasa tinggikan korban. Biarlah kita senantiasa memandang salib Kristus.
Selanjutnya TUHAN berkata kepada Musa “ulurkan ke atas laut” dan pada saat itu juga laut Teberau terbelah dua sehingga bangsa Israel pun dapat berjalan di tanah yang kering. Sesudah mereka melewati laut Teberau, sementara bangsa Mesir ada di belakang dan akhirnya bangsa Mesir dihabisi oleh laut itu.
Jadi percaya saja, pengalaman dari bangsa Israel di padang gurun itu merupakan pengalaman dari perjalanan hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
 
1 Korintus 10:14
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
 
Karena itu, saudara-saudara yang saya kasihi, yang saya cintai oleh karena kasih Kristus, hanya satu yang TUHAN minta: Jauhilah penyembahan berhala!
Biarlah TUHAN nomor satu melebihi dari kesibukan di dunia dan jauhilah kekerasan di hati, itu saja permintaan TUHAN.
 
Kita kembali membaca 1 Petrus 4.
1 Petrus 4:13
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Ujian-ujian ataupun pencobaan-pencobaan itu adalah bagian yang kita dapat dalam penderitaan Kristus, itu adalah bagian dari sengsara salib yang kita pikul. Namun, di balik semua penderitaan yang kita alami, ingat; TUHAN sudah menyediakan kemuliaan kekal bagi kita semua. Jadi ada upah di dalam hal mengikuti TUHAN, sebab tidak mungkin tidak ada upah.
 
1 Petrus 4:14
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
 
Perlu untuk diketahui; ujian-ujian atau pencobaan-pencobaan yang disebut dengan sengsara salib adalah jalan satu-satunya untuk menerima Roh kemuliaan selama kita hidup di dunia. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan Roh kemuliaan selain menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian dan cobaan.
 
Di balik sengsara salib -- itulah nyala api siksaan sebagai ujian --, TUHAN nyatakan Roh kemuliaan supaya jangan kita putus asa, supaya kita jangan putus harap kepada TUHAN dan supaya pengikutan kita jangan berhenti di tengah jalan. Tetapi; di balik kemuliaan, TUHAN izinkan menghadapi nyala api supaya jangan kita sombong dan tinggi hati. Jadi, semuanya ada hubungan timbal balik.
 
1 Petrus 4:1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,
 
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, maka kita juga harus mempersenjatai diri dengan pikiran yang sama seperti yang dialami oleh Yesus yaitu menderita penderitaan badani.
 
Yesus telah menderita penderitaan badani dan biarlah kita mempunyai pemikiran yang sama seperti yang dialami oleh Yesus, mengapa harus demikian? Sebab barangsiapa telah menderita penderitaan badani -- banyak menderita secara psikis, secara jasmani, secara badani -- mungkin oleh karena kita terlalu banyak melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, maka orang semacam ini berhenti berbuat dosa. Ingat dan camkanlah itu.
Jika sibuk dengan kemegahan dunia, maka orang semacam ini penuh dengan kegelimangan dosa. Tetapi kalau kita sibuk dengan penderitaan badani maka berhenti berbuat dosa. Oleh sebab itu, sibuk saja melayani TUHAN walaupun harus mengalami penderitaan badani, itu adalah satu-satunya cara yang harus kita tempuh supaya berhenti berbuat dosa dan itulah kesibukan yang harus kita perhatikan.
 
1 Petrus 4:2
(4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
 
Waktu yang sisa tinggal sedikit lagi bagi kita untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, atau perjalanan rohani kita di hari-hari terakhir ini sudah berada pada mil-mil terakhir. Maka, jangan kita gunakan waktu yang sedikit ini hanya untuk menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat, supaya jangan kita menyesal di kemudian hari.
Percayalah apa yang saya sampaikan, dan saudara akan menyadari di kemudian hari apa yang disampaikan malam ini di hadapan TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Jangan heran terhadap nyala api siksaan!
-          Musa empat puluh tahun di Mesir menerima didikan dari istana kerajaan Firaun (istana Mesir) lewat puteri Firaun, suatu pengetahuan yang luar biasa.
-          Kemudian, empat puluh tahun kedua di Midian; di Midian Musa memiliki pengalaman menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya.
 
Sekalipun Musa memiliki pengetahuan yang dia terima dari Mesir selama empat puluh tahun dan Musa memiliki pengalaman yang dia alami di Midian selama empat puluh tahun, namun ternyata Musa belum pernah melihat yang namanya “semak duri menyala, tetapi semak duri itu tidak terbakar hangus” dan bagi dia itu merupakan suatu penglihatan yang heran sehingga dia terheran-heran. Tetapi bagi kita nyala api siksaan sebagai ujian tidak perlu terheran-heran dan tidak perlu didramatisir, jangan dibesar-besarkan.
Orang yang punya pengalaman belum tentu dia mampu menghadapi ujian dan orang yang berilmu di luaran sana belum tentu dia mampu menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian. Tetapi bagi kehidupan yang tergembala sampai mendarah daging nyala api siksaan memang harus kita alami.
 
Kita kembali lagi untuk membaca Keluaran 3.
Keluaran 3:3
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
 
Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?
Nyala api berbicara tentang ujian atau cobaan, tetapi jangan sampai oleh karena nyala api siksaan sebagai ujian dan cobaan lantas kita harus meninggalkan TUHAN dan meninggalkan ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini.
 
Kita membaca 1 Korintus 3, dengan perikop: “Dasar dan bangunan.”
1 Korintus 3:13
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak.
Rumah TUHAN itulah bangunan rohani itulah hidup kita dan kehidupan kita ini, suatu kali nanti akan nampak dengan jelas di hadapan TUHAN. Oleh sebab itu, pengikutan kita harus jelas di hadapan TUHAN; tidak boleh serampangan.
Jadi, penampilan kita ini harus nyata betul di hadapan TUHAN seperti apapun yang kita hadapi di atas dunia ini.
 
Inti dari ayat ini adalah setiap orang pasti menghadapi ujian atas seizin TUHAN, karena TUHAN mau melihat keberadaan kita seperti apa yang sesungguhnya.
 
1 Korintus 3:14-15
(3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. (3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
 
Singkat kata;
-          Apabila seseorang tahan uji terhadap nyala api siksaan sebagai ujian pencobaan, maka dia akan mendapat upah.
-          Tetapi apabila terbakar hangus lalu meninggalkan TUHAN karena ujian yaitu salib yang harus diderita oleh setiap orang, maka dia akan mengalami kerugian yang begitu besar.
Jangan sampai kita tinggalkan TUHAN (terbakar bagus) dan jangan sampai kita mengalami hal yang demikian supaya kita tidak mengalami kerugian yang besar.
Kalaupun menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian kita harus sadar sesadarnya-sadarnya bahwa itu terjadi atas seizin TUHAN untuk menyucikan kehidupan anak-anak TUHAN dan untuk membentuk kehidupan kita di hadapan TUHAN, untuk selanjutnya selepas keluar dari sana dipakai oleh TUHAN dengan heran.
 
Bersyukur; dahulu ada diantara kita yang hampir pulang meninggalkan penggembalaan ini hanya karena sedikit ujian, padahal ujian itu datang karena kebodohannya. Tetapi untung dia tetap bertahan, itu karena kemurahan TUHAN, perhatian TUHAN besar kepada dia, itu bukanlah suatu kebetulan.
 
Kita kembali membaca Keluaran 3.
Keluaran 3:4-5
(3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." (3:5) Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
 
TUHAN memanggil Musa dengan: "Musa, Musa!" Jelas itu menunjukkan bahwa Allah sangat mengenal pribadi Musa.
TUHAN tidak pernah salah memanggil kehidupan hamba-hamba TUHAN untuk selanjutnya diutus oleh TUHAN sendiri.
Kemudian, dari pihak Musa menjawab: "Ya, Allah."
 
Ciri-ciri apabila seseorang telah mengalami penyucian atau dibentuk oleh nyala api:
YANG PERTAMA: Dengar-dengaran, sesuai dengan jawaban Musa yaitu: "Ya, Allah."
Terhadap panggilan TUHAN kita harus dengar-dengaran.
-          Ada orang terpanggil menjadi seorang suami; harus menjadi suami yang dengar-dengaran.
-          Ada seorang perempuan terpanggil untuk menjadi seorang isteri; harus dengar-dengaran terhadap panggilan itu.
-          Ada juga laki-laki maupun perempuan terpanggil untuk tidak menikah; juga dia harus dengar-dengaran terhadap panggilan itu seperti Rasul Paulus.
-          Kemudian, kita semua terpanggil di hadapan TUHAN dan dalam panggilan itu kita dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus; atas panggilan itu kita juga harus dengar-dengaran.
Oleh sebab itu, harus dengar-dengaran sebab itu merupakan ciri-ciri kehidupan yang sudah melewati nyala api siksaan sebagai ujian cobaan untuk membentuk karakter dari seorang hamba TUHAN.
Jadi, untuk panggilan TUHAN kita semua harus dengar-dengaran. Jangan kita bekerja sesuai dengan suara hati yang didengar, tetapi harus suara TUHAN.
 
YANG KEDUA: Menanggalkan kasut lama atau pendirian Musa yang lama.
Adapun dua kasut Musa tersebut antara lain:
1.      Empat puluh tahun di Mesir dengan segala hikmat orang Mesir.
2.      Empat puluh tahun di Midian dalam pengalaman menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya.
Semua itu harus ditanggalkan, mengapa? Jawabnya, sebab kedua pengalaman tersebut belum cukup untuk dijadikan sebagai dasar atau belum cukup untuk dijadikan sebagai landasan di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
Itu sebabnya TUHAN berkata: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." Jadi, kita harus melayani TUHAN di dalam kekudusan TUHAN.
 
Dua landasan yang dimiliki Musa itu tidak cukup, oleh sebab itu …
-          Jangan karena merasa sudah memiliki hikmat/pengetahuan orang Mesir (orang dunia) lalu kita merasa bahwa kita layak untuk melayani kekudusan TUHAN.
-          Jangan kita merasa karena kita sudah memiliki segudang pengalaman lalu kita jadikan itu landasan untuk melayani kekudusan dari Allah.
Kedua pengalaman tersebut belum cukup untuk dijadikan sebagai dasar dalam melayani kekudusan dari Allah Abraham, Ishak, dan Yakub berarti belum cukup dijadikan sebagai dasar di dalam melayani kekudusan Allah yang hidup.
Kalau kita terpanggil bekerja sebagai karyawan dalam sebuah perusahaan dibutuhkan pengetahuan dunia dan dibutuhkan pengalaman, itu merupakan dasar dan hal itu sudah cukup. Tetapi, terpanggil untuk melayani pekerjaan TUHAN; hikmat dunia dan pengalaman dunia belum cukup untuk dijadikan sebagai dasar untuk melayani kekudusan dari pada TUHAN.
 
Keluaran 3:7
(3:7) Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
 
Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir … TUHAN Allah bukan hanya sekedar memperhatikan tetapi sungguh-sungguh memperhatikan sengsara yang dialami oleh umat Israel di Mesir.
 
Inti dari ayat 7 adalah bahwa selama ada seruan yang disertai dengan rintihan-rintihan di dunia ini yang naik kepada TUHAN karena suatu penderitaan, disitulah TUHAN akan memanggil dan memakai siapa yang mau diutus oleh TUHAN di dalam hal melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, sebab TUHAN perlu untuk menolong mereka yang tertindas. Maka, dalam hal ini Musa terpanggil dan diutus untuk membebaskan umat Israel dari Mesir dan dari penindasan Firaun.
 
Keluaran 3:8
(3:8) Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
 
Malaikat TUHAN berjalan di depan Musa, menunjukkan bahwa TUHAN sendirilah yang akan menuntun dan memimpin perjalanan Israel di padang gurun, mereka dibawa keluar dari Mesir untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan; tanah yang dijanjikan TUHAN Allah kepada nenek moyang bangsa Israel itulah Abraham, Ishak, dan Yakub.
 
Itulah inti dari kelimat yang kedua dalam Keluaran 32:34, yaitu: Akan berjalan malaikat-Ku di depanmu.
Sekali lagi saya sampaikan; kalimat itu menunjukkan bahwa TUHAN sendirilah yang akan menuntun dan memimpin perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama empat puluh tahun, mereka dibawa keluar dari tanah Mesir dan dari penindasan Firaun untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah Kanaan; tanah perjanjian yang sudah dijanjikan kepada Abraham, Ishak, Yakub nenek moyang Israel sebagai milik pusaka mereka untuk selama-lamanya.
 
Demikianlah TUHAN menuntun dan memimpin hidup kita dalam perjalanan rohani kita di hari-hari terakhir ini dan membawa kita keluar dari dunia ini, untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah air Sorgawi yang sudah dijanjikan itu untuk dijadikan sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya.
Bukan berhala; bukan harta, bukan kekayaan, bukan pendidikan, bukan ilmu, bukan uang yang banyak, bukan raja-raja di dunia tetapi TUHAN sendiri yang akan memimpin dan menuntun perjalanan kita selanjutnya dibawa keluar dari dunia untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah air Sorgawi dan malaikat TUHAN yang berjalan di depan kita.
 
Saya dan kita semua; baik yang offline (tatap muka) maupun yang online di tanah air dan di luar negeri, kita akan buktikan bahwa malaikat TUHAN yang berjalan di depan kita.
Kita membaca Wahyu 8, dengan perikop: “Meterai yang ketujuh.”
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
 
Datanglah seorang malaikat lain. Malaikat ini tidak sama dengan tujuh malaikat lain, yaitu:
-          Tujuh malaikat yang pertama yang ditugaskan untuk membuka tujuh meterai.
-          Tujuh malaikat yang kedua yang ditugaskan untuk meniup tujuh sangkakala.
-          Tujuh malaikat yang ketiga yang ditugaskan untuk menumpahkan tujuh cawan murka Allah.
Malaikat lain bukanlah ketujuh malaikat tersebut. Malaikat lain ini tidak lain tidak bukan adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus yang diutus oleh Bapa dari Sorga turun ke bumi.
 
Di dalam surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani banyak kali menceritakan pribadi Yesus sebagai Imam Besar;
-          Yang melayani kehidupan yang berdosa.
-          Kemudian berdoa untuk kehidupan yang berdosa.
-          Dan memperdamaikan kehidupan manusia yang berdosa.
Banyak sekali yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani, orang Heber.
Jadi malaikat lain itulah TUHAN Yesus Kristus, Dialah Imam Besar Agung yang melayani kita, yang melayani ibadah di bumi ini.
 
Perhatikan sungguh-sungguh; kebaikan yang kita terima dari TUHAN harus sanggup meluluhkan hati kita. jangan kalau nonton di HP hati kita luluh kita sampai tertawa terpingkal-pingkal, tetapi kebaikan TUHAN dinyatakan lewat pembukaan firman tidak bisa hancur hati. Berarti, itu sesuatu yang tidak beres = Rohaninya tidak beres.
Kalau hal yang lahiriah bisa terpingkal-pingkal bahkan luluh hatimu, tetapi untuk yang rohani tidak hancur dan tidak luluh hatimu, itu kan aneh. Oleh sebab itu, di atas tadi saya sudah sampaikan; tentukan pilihanmu dari sekarang ikut dunia atau ikut TUHAN. Hari-hari ini adalah hari terakhir, jadi tidak boleh main-main lagi.
 
Malaikat lain itulah TUHAN Yesus Kristus yang melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita, Dialah Kepala Rumah TUHAN dan juga Rasul yang harus kita akui untuk menceritakan tentang Wahyu; tentang hal-hal yang akan datang dan menceritakan tentang kerajaan Sorga dan segala kemuliaannya.
 
… dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Lihatlah, apa yang diperbuat oleh malaikat lain yang kuat ini: Dia berdiri dekat mezbah dengan sebuah cawan emas di tangan-Nya.
 
Sudah sangat jelas sekali; malaikat lain itulah pribadi Yesus Kristus, Dialah Imam Besar Agung, Dia memimpin ibadah-ibadah di dunia ini dan dipimpin sampai puncak ibadah itulah doa penyembahan; bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat TUHAN menembusi takhta Allah.
Jadi, sudah sangat jelas; kalimat yang kedua pada Keluaran 32:34 “Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu”, jadi TUHAN sendiri yang memimpin kehidupan rohani kita dan dipimpin sampai puncaknya itulah doa penyembahan; bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, itulah yang melepaskan kita dari dunia ini dan itu yang mengeluarkan kita dari dunia ini untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah perjanjian, tanah air Sorgawi untuk selanjutnya dijadikan sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Jadi, bukan harta, bukan barang fana; bukan batangan emas dan perak, tetapi malaikat TUHAN yang berjalan di depan kita. Oleh sebab itu, jangan keliru.
Semua kita harus perhatikan firman ini sungguh-sungguh sampai hati kita luluh dengan kasih-Nya yang luar biasa ini.
 
Ada lagi yang membuat saya terkesima dengan Wahyu 8.
Wahyu 8:5
(8:5) Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
 
Cawan emas diisi dengan api dari Mezbah Korban Bakaran sesudah itu dilemparkan ke bumi. Kemudian, terjadilah goncangan yang begitu hebat atas dunia dan itu merupakan celaka sebagai penghukuman atas dunia.
Jadi, sesudah TUHAN memimpin dan mengeluarkan kita dari dunia ini, selanjutnya dunia menerima celaka; diguncang oleh TUHAN.
 
Saudara dari sini kita melihat bagaimana TUHAN begitu hebat untuk mengeluarkan kita dan begitu hebat memimpin kita untuk keluar dari Mesir (dunia) ini, untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga sesudah itu barulah dunia mengalami hukuman sebagai celaka.
Begitu hebatnya TUHAN menuntun memimpin dan mengeluarkan kita dari Mesir (dunia) ini, dan jika saudara masih menganggap biasa-biasa pemberitaan firman semacam ini, saya tidak bisa bayangkan entah apa yang ada dalam pemikiran semacam ini.
Tidakkah engkau bahagia; di dalam salib TUHAN sediakan kemuliaan kekal? Itu adalah janji Firman.
 
Jadi TUHAN sendiri yang memimpin, menuntun dan mengeluarkan kita dari Mesir (dunia) ini untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan itulah tanah perjanjian.
Maka, di dalam Wahyu 10; malaikat lain yang berjalan di depan kita sedang …
-          Menahan kuasa-kuasa dari antikris.
-          Menahan kuasa-kuasa dari nabi-nabi palsu.
-          Lalu di tangan kirinya terdapat gulungan kitab yang terbuka itulah firman yang dibukakan rahasianya.
Lalu pada Wahyu 10:5; tangan kanan-Nya teracung itu adalah pembalasan terhadap antikris sesudah lewat masa aniaya antikris selama 3,5 tahun dan sesudah itu genaplah rahasia Allah yaitu TUHAN balaskan penghukuman terhadap musuh-musuh-Nya termasuk antikris.
Inilah pekerjaan dari malaikat yang berjalan di depan, jadi tidak ada musuh yang dapat menghalangi perjalanan rohani kita termasuk antikris.
 
Bilamana malaikat TUHAN diutus berjalan di depan kita; Dia akan memimpin, menuntun, mengeluarkan kita dari dunia ini sampai dibawa masuk ke tanah Kanaan dan tidak ada satupun yang dapat menghalangi perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini termasuk antikris karena malaikat TUHAN berjalan di depan kita semua. Kita harus bersyukur kepada TUHAN. Itulah Wahyu 10:1-5.
 
Wahyu 10:7
(10:7) Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."
… Maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, berarti TUHAN akan membalaskan penghukuman terhadap musuh-Nya itulah antikris.
Jadi, tiada satupun yang dapat mengalangi perjalanan rumah TUHAN di dunia ini termasuk antikris karena malaikat TUHAN yang berjalan di depan kita.
Tidak ada yang bisa menghalangi langkah-langkah perjalanan rohani kita, percaya saja kepada TUHAN; sebab Dia malaikat yang diutus oleh Bapa, malaikat yang berjalan di depan kita.
 
Wahyu 10:8
(10:8) Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
Yang harus kita perhatikan dan yang menjadi pusat perhatian dari Rasul Yohanes di pulau Patmos, yaitu: "Pergilah.”
Kata “pergi” berarti melangkah ke depan. Setiap orang manakala melangkah ke depan maka yang di belakang sudah harus ditinggalkan.
 
Selanjutnya yang harus menjadi pusat perhatian kita adalah “ambillah gulungan kitab yang terbuka” berarti nikmati pembukaan rahasia firman TUHAN selagi ada kesempatan untuk menikmati pembukaan rahasia firman TUHAN.
 
Selagi masih ada kesempatan yaitu;
-          Kaki kanan menahan lajunya laut itulah antikris,
-          Kaki kiri menahan lajunya bumi itulah nabi-nabi palsu,
Berarti TUHAN masih memberikan kesempatan. Oleh sebab itu, hargailah firman yang dibukakan melebihi dari karunia-karunia yang dimiliki oleh seorang hamba TUHAN.
 
Wahyu 10:9
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku.
Kita lihat; bagaimana hubungan Rasul Yohanes begitu dekat dengan malaikat yang kuat itu. Demikian juga, sementara perjalanan rohani kita di hari-hari terakhir ini begitu dekatnya hubungan kita dengan Dia sampai kita bisa diberi kesempatan dan dipercayakan untuk menikmati pembukaan rahasia firman TUHAN. Begitu dekatnya TUHAN; sedekat kasih mempelai.
 
Apa bukti sedekat kasih mempelai? Jawabnya; hati menyatu dengan hati, berarti isi hati-Nya terbuka untuk secepatnya disatukan dengan hati kita lewat pembukaan rahasia firman TUHAN.
Hati menyatu dengan hati, itu adalah hal yang tidak terbayangkan. Sebab kadangkala suami isteri belum tentu hati menyatu dengan hati. Tetapi, lihatlah; hubungan kita dengan malaikat yang kuat ini -- yang sedang berjalan menuntun perjalanan rohani kita dan yang mengeluarkan kita dari penjara dunia ini, untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan --, begitu dekat sekali; sedekat kasih mempelai, berarti hati menyatu dengan hati. Firman yang dibukakan itu adalah hati TUHAN untuk secepatnya ditaruh di hati kita.
 
Tidakkah bergetar hatimu mendengarkan ini? Tidakkah hatimu bergetar untuk menerima kemurahan ini? Hanyakah engkau bergetar kalau gajimu ada, upahmu ada, uangmu ada? Tidakkah engkau bergetar dengan kasih yang melebihi gajimu; kasih yang memberikan nafas hidup?
Ingat; sedekat kasih mempelai. Bicara “mempelai” berarti bicara kesatuan.
 
Wahyu 10:10
(10:10) Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
 
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya.
Pembukaan rahasia firman yang disampaikan itu nikmati saja.
 
… di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Ketika firman itu berproses dalam tubuh kita terasa pahit, tetapi hasilnya manis dimulut kita, nanti kita rasakan; bersama dengan Tuhan Yesus Kristus, Mempelai Pria Sorga kita bahagia. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment