KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 23, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 FEBRUARI 2024



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 FEBRUARI 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:6 (Seri:5)


Subtema: TANPA KEMATIAN & KEBANGKITAN SEMUANYA SIA-SIA


Selamat malam bagi kita semua. Salam sejahtera dalam kasih-Nya TUHAN kita Yesus Kristus.

Pertama-tama saya  mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang memungkinkan kita untuk berada di dalam rumah TUHAN; beribadah dan melayani lewati Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. 


Saya juga tidak lupa menyapa saudara-saudara terkasih, baik juga hamba-hamba TUHAN, rekan hamba TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GTP “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat oneline atau live streaming; Youtube, Facebook atau media sosial lainnya. Dimanapun saudara, TUHAN kiranya ada di tengah-tengah kita untuk menyatakan damai sejahtera dan memberkati kita lewat Firman yang akan dibukakan.


Sebelumn kita dengar Firman TUHAN, jangan lupa, tetap berdoa dalam roh, memohon kepada TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu, betul-betul memberi kepastian; iman kita diteguhkan dan kita pulang dengan membawa kemurahan-kemurahan (berkas-berkas) yang dari Sorga.


Mari kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari MALEAKHI PASAL 2.

Malekahi 2:6

(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.


Pengajaran yang benar ada dalam mulut orang Lewi dan kecurangan tidak ada pada bibirnya.

Kalimat ini kita bandingkan dengan pribadi Yesus dalam Matius 7:28-29.


Matius 7:28-29 dengan perikop: "kesan pendengar"

(7:28) Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, (7:29) sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.


Takjublah orang banyak mendengar pengajaran yang keluar dari mulut Yesus, sebab Yesus mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat; hanya bisa mengajar tetapi tidak melakukannyan, sebagaimana yang telah disampaikan beberapa minggu yang lalu dalam Matius 23:2-3

Pendeknya, pengajaran ada di mulut ahli-ahli Taurat tetapi kecurangan terdapat pada bibirnya. 

Jadi, kecurangan mereka terdapat pada bibir = lips service = hanya bisa ngomong saja, tetapi tidak menjadi pelaku. Jangan melayani dengan lips service. 


Minggu yang lalu kita sudah menerima; pengajaran yang benar keluar dari mulut Yesus dan orang banyak menjadi takjub dari Matius 22:15-22. Sekarang kita perhatikan Matius 22:23-33, yang intinya adalah; “pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan.”  Soal ini TUHAN jawab dengan tuntas, karena pengajaran yang benar ada pada mulut-Nya dan kecurangan tidak terdapat pada bibir-Nya. 


Kita lihat kesimpulannya pada..

Matius 22:33

(22:33) Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.


Orang banyak (secara khusus orang Yahudi) yang mendengar itu, takjub kepada pengajaran yang keluar dari mulut Yesus. 


Perlu untuk diketahui: apa yang keluar dari dalam mulut, berasal dari hati, dengan lain kata:

  • Firman Allah sudah mendarah daging.

  • Firman Allah sudah menjadi praktek hidup.

  • Firman Allah sudah menjadi gaya hidup (life style).

Jadi, kemunafikan tidak lagi menari-nari dalam hati dan pikirannya, egosentris tidak lagi menari-nari dalam hati dan pikirannya, tetapi Firman itu menari-nari dalam dirinya. 


Inilah pelayanan Firman yang berkuasa, karena kuasa itu datang dari Sorga, tidak datang dari manusia, dari diri sendiri. Biar sehebat apapun dia, serapih apapun ia melayani, kalau TUHAN tidak memberi kuasa; tidak ada artinya, justru memecah belah. Ingat; kalau melayani karena kepentingan sendiri = memecah belah.


Rencana TUHAN / mega proyek Allah yang besar adalah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Jadi, jangan melayani karena kepentingan supaya TUHAN beri kuasa. Kalau kita melayani sesuai dengan Firman yang mendarah daging, pasti ada kuasa dari Sorga dan kuasa itu membawa kita pada kesatuan, tidak memecah belah. 


Sebagai tambahan; melayani jangan mencari teman, tetapi melayani cari TUHAN. Kalau kita mencari TUHAN maka kita akan menjadi satu. Kalau mencari teman di tengah ibadah; nanti ada sesuatu di situ. Saya bisa berkata-kata demikian, sesuai dengan yang saya lihat, sesuai dengan pengalaman-pengalaman di tengah ibadah dan pelayanan, sehingga semakin TUHAN beri hikmat kepada saya untuk menyampaikannya di tengah ibadah pelayanan yang TUHAN percayakan ini.

Jadi, saudara jangan sakit hati kepada orang yang berpihak kepada penggembalaan, itu adalah kekeliruan. Saudara harus menyukai orang yang berpihak kepada TUHAN, berpihak kepada penggembalaan.


Kalau tidak ada pembukaan rahasia Firman, saudara pasti tetap dalam kebodohan; sudah salah tetapi merasa pintar. Supaya kita tidak tinggal dalam kebodohan; perhatikan Firman TUHAN, berikan diri dipimpin oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.


Mari kita mulai dari…

Matius 22:23

(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:


Orang Saduki berpendapat; tidak ada kebangkitan.

Inilah pendapat dari orang Saduki, disebut juga dengan ragi Saduki.


Terkait dengan pendapat orang Saduki bahwa mereka tidak mengakui adanya kebangkitan, kita bandingkan dulu dengan pengajaran yang disampaikan oleh rasul Paulus dengan jemaat di Korintus…

1 Korintus 15:1-2 dengan perikop: "Kebangkitan Kristus"

(15:1) Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. (15:2) Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.


Rasul Paulus memberitakan Injil, supaya oleh Injil itu jemaat di Korintus teguh berdiri bahkan oleh Injil itu mereka

diselamatkan.


1 Korintus 15:3-4

(15:3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;


Inti dari berita Injil ialah; Kristus telah mati dan dikuburkan karena dosa-dosa manusia, tetapi Ia juga bangkit pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci, sesuai dengan nubuatan para nabi. Jadi, jauh sebelum Yesus hadir di bumi ini dan mati, hal itu sudah dinubuatkan oleh para nabi.

Singkat kata, inti dari berita Injil bukan soal:

  • Berkat-keberkatan

  • Berhasil-keberhasilan

Sebab keduanya disebut dengan ajaran kemakmuran (teori prosperity).


Selanjutnya, berita Injil bukan soal kegerakan rohani yakni; di tengah ibadah dan pelayanan, hamba TUHAN sibuk dengan perbuatan ajaib, sibuk dengan tanda heran, mukjizat dan lain sebagainya. Kemudian, sibuk dengan demonstrasi-demonstrasi yang diadakannya di tengah ibadah dan pelayanan. 

Memang, tidak dipungkiri, pelayanan semacam ini betul-betul menyedot perhatian dari sidang jemaat, bahkan betul-betul menyedot perhatian dari seluruh dunia. Tetapi jangan lupa, inti dari berita Injil ialah; Yesus telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, namun telah bangkit pada hari yang ketiga. 


Sibuk dengan teori kemakmuran (teori prosperity), sibuk dengan demonstrasi-demonstrasi, kegerakan-kegerakan rohani, ini adalah pelayanan yang salah kaprah (keliru). Tidak salah diberkati oleh TUHAN, karena memang harus diberkati bahkan sampai berkelimpahan. Kemudian, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan menikmati keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat (yang sakit sembuh), orang yang kerasukan setan terjadi kelepasan-kelepasan, itu tidak salah. Tetapi jangan lupa, inti dari berita Inil adalah Yesus mati dan bangkit, itu saja yang diberitakan. Sehingga, dengan berita Injil semacam ini, bukan hanya jemaat di Korintus, tetapi semua jemaat yang ada di atas muka bumi ini; berdiri teguh dan pada akhirnya oleh berita Injil tersebut, jemaat di selamatkan.


Walaupun hamba-hamba TUHAN sibuk dengan kegerakan rohani; mukjizat-mukjizat, tanda-tanda heran, perbuatan-perbuatan ajaib; yang sakit sembuh, kemudian terjadi kelepasan terhadap orang yang kerasukan setan, sibuk membuat jemaat tumbang-tumbang, bukan berarti membuat jemaat menjadi berdiri teguh. Jemaat berdiri teguh sampai akhirnya menerima keselamatan jelas hanya dengan satu berita itulah berita Injil; Yesus mati dan bangkit. Kiranya, cara berpikir ini dibukakan oleh TUHAN, dengan lain kata mata rohani kita dicelikan. Sekarang kita sudah tahu jalan yang harus kita tempuh, itulah berita Injil, jalan sempit. Jangan pilih yang lain-lain. 


Bukti Yesus telah mati dan bangkit, sesuai dengan Kitab Suci / nubuatan para nabi.

1 Korintus 15:4-8

(15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; (15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. (15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.


Sesudah bangkit, Yesus telah menampakkan diri kepada Kefas (Simon Petrus), kemudian kepada dua belas murid.
Selanjutnya, Yesus menampakkan diri kepada Yakobus dan kedua belas rasul. Berarti, oleh karena kebangkitan Yesus; dua belas murid mengalami peningkatan rohani dari murid menjadi rasul. Dan paling akhir Yesus menampakkan diri kepada Paulus.

Ini adalah saksi-saksi bahwa Yesus telah bangkit. Dengan keterangan dua  atau tiga orang saksi, maka satu perkara dianggap sah (2 Korintus 13:1). 


Tetapi saksi di sini bukan saja dua tiga orang pada perjanjian baru, tetapi juga saksi dalam perjanjian lama itulah para nabi. Banyak nabi menubuatkan dan nubuatan itu ditulis dalam Kitab Suci bahwa Yesus harus mati dan bangkit. Hal ini harus kita yakini dengan pasti, bahwa Yesus telah mati dan bangkit.


1 Korintus 15:8

(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.


Pada saat Yesus bangkit, kepada dua belas murid; Ia menampakkan diri. Tetapi kepada rasul Paulus Yesus menampakkan diri sesudah naik ke Sorga. Itu perbedaan rasul Paulus dengan dua belas rasul lainnya.


1 Korintus 15:9-10

(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. (15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.


Singkat kata, oleh karena berita Injil yaitu; Yesus mati dan bangkit pada hari ketiga,  kita semua tinggal bahkan menikmati kasih karunia TUHAN / kemurahan TUHAN / anugerah TUHAN.


Kasih karunia atau kemurahan artinya; yang tidak layak menjadi layak. Seperti rasul Paulus, yang dahulu adalah penganiaya jemaat; sesungguhnya ia tidak layak, tetapi oleh karena kasih karunia; penjahat besar, penjahat ulung, orang yang keji, orang ganas, buas, akhirnya menjadi hamba TUHAN dan ia menerima jabatan rasul. Ini semua karena kasih karunia. Kenapa ada kasih karunia? Karena ada berita Injil, muatannya Yesus mati dan bangkit pada hari ketiga, sehingga oleh pemberitaan semacam ini, kita hidup dalam segala kelimpahan kasih karunia; dari yang tidak layak menjadi layak.


Oleh karena kasih karunia itu, rasul Paulus digambarkanlah seperti anak yang lahir sebelum waktunya disebut dengan bayi prematur. Bayi prematur berarti tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, badannya keriput, menggelengkan kepala dan menggerakan badan saja tidak bisa, hanya bisa menagis saja. 

Tetapi sekalipun tidak berdaya, sekalipun tadinya ia adalah seorang yang buas, ganas, seperti binatang buas, namun oleh karena kasih karunia, ia dilayakkan untuk menerima jabatan rasul. Kemudian oleh karena kasih karunia, kemurahan TUHAN, rasul Paulus diberi kekuatan dan kemampuan secara ajaib untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.


Jadi, kasih karunia itu memberi kemampuan dan kekuatan secara ajaib. Bayangkan, yang tidak layak dan tidak berdaya seperti bayi prematur, namun akhirnya dimampukan, TUHAN beri kekuatan secara ajaib. Itulah kelebihan kalau seseorang menghargai kelimpahan kasih karunia. 

Beda dengan orang yang selalu merasa diri paling benar, merasa paling banyak berbuat dan berkorban; tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi, kalau merasa diri banyak dosa, namun oleh karena kemurahan dilayakkan untuk melayani; orang semacam ini pasti berkobar-kobar untuk melayani TUHAN.


Ingat, kita ada sebagaimana ada sekarang ini, bukan karena gagah hebat, melainkan karena kelimpahan kasih karunia. Kita sekarang ada bukan karena kebetulan melainkan karena darah salib, sampai akhirnya kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel itu juga karena kasih karunia. Kemudian. kita memahami pengetahuan tentang tiga macam ibadah pokok dan oleh karena tiga macam ibadah pokok, ibadah kita dibawa sampai tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga dengan puncak ibadah itulah doa penyembahan, jelas karena kasih karunia. 

Sesungguhnya, kita tidak punya daya untuk melangkah. Jangankan menaiki gunung terjal, melangkah saja kita tidak punya daya. Tetapi oleh karena kemurahan TUHAN, kita dibawa sampai kepada ibadah yang tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan, bagaikan kaki rusa berjejak di bukit yang terjal (Hababuk 3:19).


Jangan sia-siakan kasih karunia, apalagi yang sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai.

Pemuda, kalau melihat wanita secantik apapun, jangan karena itu mundur dari tiga macam ibadah pokok, jangan undur dari penggembalaan. Demikian juga pemudi, kalau melihat pria seganteng apapun, jangan karena dia, engkau mundur. Tetapi kalau calon pasangan tersebut mau tergembala; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, mau menaiki gunung Sion dengan segala jerih payah, bagaikan kaki rusa berjejak di bukit yang terjal; itulah yang dari TUHAN, supaya engkau jangan binasa. 


Sebagai tambahan; kalau kita ada di tengah ibadah dan pelayanan tetapi melayani dalam kemunafikan, lalu yang dilayani juga orang munafik, sebenarnya sama-sama capek, hasilnya nol. Tetapi, memang dasar munafik, pasti bertahan di situ. 

Harusnya, kalau kita tau kalau itu hasilnya nol; sadar dan akui bahwa TUHAN Yesus yang benar, datang dan rendahkan diri kepada TUHAN, jangan bertahan, itu yang benar.


Ada yang terhilang oleh karena kenajisan percabulan; begitu menderita, sehingga ia sadar bahwa di rumah bapanya limpah dengan kasih karunia; ia minta ampun dan nangis di kaki salib dan bapa pun menerima dia. Tidak ada bapa yang tidak mau menerima anak. 

Jadi, jangan karena kenajisan percabulan saudara tinggalkan kelimpahan pembukaan rahasia Firman, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok. 


  • Ada dua perempuan di tempat tidur; satu diangkat, satu ditinggal. 

  • Ada dua perempuan sedang menghilang; satu diangkat, satu ditinggal. 

  • Ada dua perempuan di ladang; satu diangkat, satu ditinggal. 

Tiga hal ini menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Jadi, untuk sampai kepada yang diangkat itulah doa penyembahan, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok (Lukas 17:33-37)


Jangan berkata; memangnya di situ saja yang benar, di sini tidak benar. Jangan begitu, kita harus kembali kepada kebenaran Firman; kitab suci yang menjadi ukurannya. Sebab itu, banyaklah menangis di kaki salib, jangan lagi pertahankan kesombongan itu yang membunuh jiwamu dan jiwa disekitarmu. Keinginan daging itu membunuh jiwa. 

Sungguh, TUHAN dengan kasih-Nya yang sempurna dinyatakan kepada kita semua.


1 Korintus 15:11

(15:11) Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.


Oleh karena berita Injil yaitu; Yesus mati dan bangkit, akhirnya kita semua percaya. Inilah kuasa dari berita Injil.

Maksud percaya di sini adalah berita Injil itu memberi kepastian (iman teguh); tidak mudah goyah oleh karena pengaruh yang tidak suci, tidak mudah goyah karena pergumulan, ujian dan cobaan yang terjadi, tidak mudah goyah karena kelimpahan hawa nafsu (kenajisan percabulan).


1 Korintus 15:12-13 dengan perikop: “Kebangkitan kita”

(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? (15:13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.


Sesungguhnya, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati. Namun pada kenyataan banyak orang di dunia ini sama seperti orang Saduki (hidup seperti orang Saduki); tidak percaya dengan kebangkitan Yesus Kristus.

Tidak percaya dengan kebangkitan Yesus = hidup di dalam ajaran Saduki. 


Ajaran semacam ini ada, itu sebabnya sampai hari ini ajaran Yahudi ortodoks; tidak percaya bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat. Karena, patokan mereka adalah; “terkutuklah orang yang tergantung di atas kayu salib.” Jadi mereka mengganggap, masa TUHAN kami adalah orang yang terkutuk, masa kami menjadi orang yang terkutuk? 

Ada waktunya doa Imam Besar kuasanya nanti nyata kepada mereka. Karena tidak bisa dipungkiri, mereka adalah umat pilihan TUHAN yang dapat menyelamatkan bangsa-bangsa lain yang bukan Israel atau Yahudi itulah bangsa kafir. Kalau TUHAN sudah pilih, siapa yang bisa ganggu gugat? Tidak ada. Apa bukti orang Yahudi adalah umat pilihan? Karena keselamatan itu datangnya dari orang Yahudi (Yohanes 4:22).


Kembali kita memperhatikan….

1 Korintus 15:14-18

(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. (15:16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. (15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.


“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan,” maka;

  • Hamba-hamba TUHAN yang menyampaikan Firman TUHAN; sia-sia, bahkan disebut sebagai hamba TUHAN pendusta.

  • Sia-sia orang Kristen menjadi percaya kepada Allah, bahkan orang Kristen tetap dalam dosanya, sampai akhirnya binasalah orang-orang yang mati dalam Kristus.


Tinggal dalam Kristus, tetapi tidak percaya adanya kebangkitan; tetap binasa. Tingal di dalam Kristus, berarti mengakui dirinya orang Kristen, tetapi menerima ajaran Saduki (tidak percaya dengan kebangkitan Yesus); sia-sialah hidup seperti ini; binasa. Inilah yang terjadi andaikata Kristus tidak dibangkitkan.


1 Korintus 15:19

(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.


Jikalau kita hanya dalam hidup ini maksudnya; mati tanpa kebangkitan, menaruh pengharapan kepada Kristus, maka; kitalah orang yang paling malang di dunia termasuk dari jemaat di Laodikia. Walaupun TUHAN berkata bahwa jemaat Laodikia malang, tetapi kitalah yang paling malang apabila hidup tanpa kebangkitan.

Pendeknya, menaruh pengaharapan kepada Kristus tetapi tanpa kebangkitan itu hidup yang paling malang.


1 Korintus 15:29

(15:29) Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal?


Baptisan adalah gambaran dan bayangan dari pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.


Yesus adalah Imam Besar Agung yang melayani kita semua; Dia telah mati dan bangkit. Tetapi, kalau orang tidak percaya kepada kebangkitan Yesus, baptisan menjadi tidak berguna, tekun dalam tiga macam ibadah pokok menjadi tidak berguna, dan imam-imam yang melayani TUHAN juga menjadi sia-sia.


Kiranya dengan pengertian ini kita semakin mantap. Sebab itu, tolak ajaran Saduki, tetaplah kita menghargai berita Injil; disebut juga dengan pengajaran salib. 


1 Korintus 15:30-32

(15:30) Dan kami juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? (15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. (15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".


Terlebih dahulu kita melihat keadaan rasul Paulus di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya:

  • Setiap saat membawa diri ke dalam bahaya.

  • Tiap hari berhadapan dengan maut, demi jemaat TUHAN. 

Hal itu juga diakui dalam Roma 8:36-37 sebagai ayat referensinya.

  • Telah berjuang melawan binatang buas, antara lain; beruang, singa dan macan tutul (kombinasi dari tiga jenis binatang).

Semuanya itu adalah pengorbanan dari rasul Paulus, tetapi semuanya akan menjadi sia-sia dan tidak berguna jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati. 


Dampak negatif tidak percaya dengan kebangkitan Kristus.

Matius 22:24-26

(22:24) "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. (22:25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. (22:26) Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. (22:27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati.


Orang-orang Saduki sibuk dengan kawin-mengawinkan = hidup dalam kenajisan percabulan. Inilah dampak negatif menerima ajaran dari orang Saduki (ragi Saduki).

Kalau kenajisan percabulan ini kita kaji dan kita bedah; melihat sampai ke dalam-dalamnya, maka kita akan sampai ke Wahyu 18:3.


Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Menjadi kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu, disebutlah dengan kenajisan percabulan (kawin-mengawinkan). Padahal, mega proyek Allah membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna itulah sidang mempelai TUHAN yang sempurna. Dan gereja yang sempurna ini akan dibawa masuk ke dalam pesta nikah Anak Domba; itu berarti, kawin hanya satu kali. Tetapi, lihatlah ajaran Saduki; kawin mengawinkan, hidup dalam kenajisan percabulan. Ingin kaya tetapi dari kelimpahan hawa nafsu; itulah kenajisan percabulan.


Harusnya, kita mengasihi TUHAN dengan setia berarti; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tetapi oleh karena kenajisan percabulan; ditinggalkanlah kasih setia TUHAN, ditinggalkanlah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; gambaran dari Allah Trinitas (Iman, harap dan kasih). 

Hanya karena pekerjaan, proyek kecil-kecilan di bumi, bisnis, supaya menjadi kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu; tidak setia pada kasih setia TUHAN, ditinggalkan kasih setia TUHAN, tidak teguh berdiri pada ajaran berita Injil. 


Ibrani 12:16

(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.


Esau dikuasai oleh roh kenajisan percabulan. Kenapa? Karena ia telah menjual hak kesulungan hanya demi semangkok sop kacang merah. Hanya karena sesuap nasi saja, meninggalkan TUHAN; tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Itulah yang disebut dengan dikuasai oleh kenajisan percabulan. 

Sebetulnya dikuasai kenajisan percabulan itu adalah nafsu rendah, hidupnya murahan, seolah-olah TUHAN tidak dapat memelihara hidup kita. 


Saya juga harus mengakui, ada beberapa orang diantara kita lebih memilih untuk menghormati kasih setia TUHAN, rahmat TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok dengan lain kata tergembala dengan sungguh-sungguh.

Kiranya kasih setia TUHAN dan rahmat TUHAN senantiasa menyertai kita semua.


Orang yang baru nikah pergumulannya berat, tetapi bukan berarti kita harus memilih jalur berpisah, nanti ujungnya cerai dan binasa, tetapi justru harus berjuang. Oleh sebab itu, hargailah berita Injil mengenai Yesus mati dan bangkit, supaya kita teguh berdiri dan kuat dalam menghadapi ujian, kemudian nanti diselamatkan (tidak binasa). Hanya satu kali menikah, sebab itu jangan khianati kasih setia TUHAN; jangan tinggalkan tiga macam ibadah pokok, tergembala lah dengan sungguh-sungguh. 


Kita semua yang hadir (tatap muka), maupun sidang jemaat yang benar-benar mengikuti secara online (live streaming), bahkan umat ketebusan TUHAN dimanapun saudara; dalam dan luar negeri, doa saya; tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, tergembala lah dengan sungguh-sungguh, walaupun anda di luar negeri lewat live streaming;  Youtube, Facebook, Tiktok, Instagram dan media sosial lainnya. Jangan dikuasai oleh kenajisan percabulan, sampai tinggalkan kasih setia TUHAN, itu nafsu rendah.


Pendeknya, Esau hidup dalam dosa kenajisan percabulan, itulah dosa akhir zaman.


2 Timotius 3:1-4 dengan perikop: “Keadaan manusia pada akhir zaman”

(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.


Kenajisan percabulan benar-benar akan menerpa kehidupan gereja TUHAN dihari-hari terkahir. 


Ada 18 (delapan belas) dosa akhir zaman:

  1. Mencintai dirinya sendiri.

  2. Menjadi hamba uang.

  3. Membual.

  4. Menyombongkan diri. 

  5. Pemfitnah.

  6. Berontak terhadap orang tua.

Kalau kebenaran sudah kuat dalam diri sendiri, maka anak berani melawan orangtua. 

  1. Tidak tahu berterima kasih. 

Biar sudah menikmati kasih karunia TUHAN; ditolong, diberkati, dihidupkan kembali, disembuhkan dari sakit, tetap saja tidak tau berterimakasih. 

  1. Tidak mempedulikan agama.

Berarti; tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tidak perduli lagi dengan Pengajaran Mempelai yang telah menggembalakan hidupnya.

  1. Tidak tahu mengasihi.

  2. Tidak mau berdamai.

  3. Suka menjelekkan orang. 

Terkait dengan menjelekan orang, saya bisa tau seperti asap dan api. Mungkin saya tidak bisa melihat apinya (pemantiknya), tetapi asapnya bisa saya lihat. 

Misalnya; pernah ada orang mau berjabat tangan dengan saya, tetapi ia memandang saya dengan penuh rasa curiga. Saya langsung cepat mengetahui; siapa yang menjadi api dari asapnya? 

Mau seperti apapun saudara menyembunyikan dosa, hikmat itu bisa menelusuri sedalam-dalamnya. Walaupun kelihatan sopan padahal sebetulnya menolak; tetap dapat diketahui oleh hikmat. 

  1. Tidak dapat mengekang diri.

  2. Garang.

  3. Tidak suka yang baik.

  4. Suka mengkhianat = main belakang.

  5. Tidak berpikir panjang.

Biar ada nasihat yang baik, tetap tidak berpikir panjang. 

  1. Berlagak tahu, padahal sesungguhnya tidak tau apa-apa apalagi soal nikah.

Kalau akhirnya rasul Paulus bisa bicara soal Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, bisa bicara soal nikah, itu karena ada nikah secara rohani; dia diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga disebut juga dengan Firdaus. 

  1. Lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.


Inilah yang disebut dengan kenajisan percabulan sehingga terjadilah 18 (delapan belas) dosa akhir zaman. Karena dikunci dengan kata; lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah = kenajisan percabulan.


Kemudian, kalau 18 (delapan belas) dosa akhir zaman ini dibagi 3 (tiga) 🡪 18 : 3 = 666

  • Angka 6 yang pertama; tubuh dikuasai daging. 

  • Angka 6 yang kedua;  jiwa dikuasai daging.

  • Angka 6 yang ketiga; roh dikuasai daging.

Pendeknya; tubuh, jiwa dan roh dikuasai oleh daging. 

Jadi jelas 666 itulah roh jual beli, roh antikris, roh kenajisan percabulan. Pendeknya menerima cap antikris 666, nafsunya rendah.


2 Timotius 3:5

(3:5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!


Kalau sudah melihat seseorang dikuasai oleh kenajisan percabulan; jauhi tabiatnya / karakternya tetapi jangan benci orangnya.


TUHAN Yesus datang untuk mengadakan pemisahan. Apa pemisahan? Musuh orang ialah seisi rumah (Matius 10:36). Musuh anak laki-laki; bapanya, musuh anak perempuan; ibunya. Anak dan mentantu, mertua dan menantu. Maksudnya; karakternya jangan disukai; sudah salah masih dibela-bela.


1 Korintus 6:12

(6:12) Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.


Segala sesuatu halal, tetapi sekalipun pekerjaan itu halal, bisnis itu halal, namun jangan sampai terikat, jangan sampai  diperbudak. Hargai kasih setia TUHAN, hargai ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, hargai tabiat dari Allah Trinitas; iman, harap dan kasih.


1 Korintus 6:13

(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.


Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan. Sebetulnya, hal itu diketahui oleh Esau. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk TUHAN, dan TUHAN untuk tubuh.

Jadi, jangan karena semangkok sop kacang merah kita menjual hak kesulungan. Jangan karena kelimpahan hawa nafsu kita tinggalkan tiga macam ibadah pokok. Sekalipun pekerjaan itu halal, bisnis itu halal, perkuliahan itu halal, tetapi jangan sampai terikat, jangan sampai  diperbudak.


Inilah ajaran yang jelas. Jadi, orang yang masuk Sorga itu jelas tidak abu-abu. Pilih mau tergembala atau tidak, mau cari teman atau cari TUHAN? Mempersatukan atau memecah belah? Menghargai kasih karunia TUHAN atau menghargai ibadah yang lahiriah?


1 Korintus 6:14

(6:14) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.

Allah, yang membangkitkan TUHAN, oleh Roh-Nya. 


TUHAN Yesus dibangkitkan dari maut akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya, sebab inti dari berita Injil adalah Yesus mati dan bangkit pada hari yang ketiga. Kalau Roh Allah membangkitkan Yesus, maka kita juga akan dibangkitkan oleh Roh Allah. Apa buktinya? Tekun dalam tiga macam ibadah pokok di tengah-tengahnya kita menerima berita Injil; Yesus mati dan bangkit pada hari yang ketiga, supaya iman kita teguh dan akhirnya diselamatkan. Jadi Roh yang sama yang membangkitkan kita. 


1 Korintus 6:15-17

(6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! (6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." (6:17) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.


Siapa yang mengikatkan diri dengan kenajisan percabulan, akan menjadi satu daging dengan dia. Tetapi, siapa mengikatkan diri dengan TUHAN maka akan satu roh dengan TUHAN. Jadi, siapa terikat dengan tiga macam ibadah pokok maka terikat dengan TUHAN di Sorga; diselamatkan. Tetapi kalau kita melepaskan tiga macam ibadah pokok di bumi, maka kita tidak layak masuk dalam kerajaan Sorga. “Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.” (Matius 18:18).

Sebaiknya, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok; terikatlah dengan kasih setia TUHAN Yesus Kristus. 


1 Korintus 6:18

(6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.


Orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri, artinya; darah Yesus tidak berlaku atas dia untuk mengampuni dia, menyucikan dia, apalagi menyempurnakan dia. 

Tidak ada satupun orang di dunia ini, oleh karena kekayaannya dapat melepaskan dirinya sendiri dari dosa. Hanya darah Yesus yang berkuasa melepaskan kita dari dosa. 


Ciri-ciri tidak percaya dengan adanya kebangkitan.

Matius 22:28-29

(22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia." (22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!


Orang-orang Saduki menjadi sesat, maksudnya;

  1. Tidak mengerti Kitab Suci.

  2. Tidak mengerti kuasa Allah.


Kita akan membedah kedua hal tersebut.

Keterangan: TIDAK MENGERTI KITAB SUCI

Kitab suci terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

  • Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab.

  • Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.


Perjanjian lama ditulis oleh nabi.

Tugas nabi ialah; bernubuat = memberitahukan segala sesuatu yang akan terjadi di depan supaya anak-anak TUHAN tidak binasa. 

Kalau kita tahu tentang segala sesuatu yang akan terjadi di depan, pasti keadaan kita baik. Kalaupun kita menderita, kita dapat bertahan karena kita tau apa yang akan terjadi di depan; tau tentang masa depan, tau rencana TUHAN. 

Tetapi orang sesat tidak tau apa-apa, itu sebabnya mereka hidup dalam kenajisan percabulan; pendek cara berpikirnya pendek; di pikiannya hanya kawin dan mengawinkan, itu saja. 


Perjanjian baru ditulis oleh para rasul.

Tugas rasul: memberitakan Injil dan Wahyu.

Wahyu adalah ungkapan-ungkapan TUHAN yang begitu mulia dinyatakan; melihat rencana-rencana, rahasia TUHAN teristimewa tentang kerajaan Sorga. 


Sebagaimana rasul Yohanes mendapat Wahyu di pulau Patmos; dia melihat kerajaan Sorga dan segala sesuatu. Kalau kita melihat kerajaan Sorga dan segala sesuatu yang di dalamnya; melihat keindahan-Nya, kemuliaan-Nya yang lebih dari kemuliaan dari dunia ini, apapun yang terjadi kita akan tetap bertahan di dalam TUHAN, tidak akan pernah goyah, karena kita sudah melihat. 


Inilah tugas dari para nabi dan para rasul; menuliskan Kitab Suci. Para nabi menuliskan Perjanjian Lama, maupun rasul menulis Perjanjian Baru. Tetapi orang Saduki tidak tau tentang Kitab Suci.

Kita ini bukan orang Israel secara jasmani, kita adalah Israel rohani. Kita adalah bangsa kafir yang papah, hina, dina, tidak diakui dunia, tetapi lihatlah; TUHAN mengajarkan kita begitu detail dan rinci tentang Kitab Suci, supaya kita tau apa yang terjadi ke depan, kemudian kita dapat melihat suasana Sorga, supaya iman kita kuat dan teguh, karena TUHAN sudah memperlihatkan kemuliaan-Nya bagi kita. Kalau TUHAN sudah memperlihatkan kemuliaan-Nya bagi kita, Sorga melebihi dari kemuliaan dunia, apapun pasti kita pertaruhkan, termasuk raga dan hati ini habis.


Keterangan: TIDAK MENGERTI KUASA ALLAH.

Kuasa Allah adalah kuasa dari tempat yang Maha Tinggi.

Dalam 2 Korintus 12:1-4; Rasul Paulus diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga disebut juga dengan Firdaus, disitulah TUHAN memperlihatkan segala sesuatu dan juga menunjukan penyataan-penyataan yang hebat, itu adalah hak istimewa melebihi dua belas rasul. Sebab, dua belas rasul menerima jabatan saat TUHAN Yesus menampakkan diri; dua belas murid menjadi dua belas rasul, tepatnya dimeteraikan oleh loteng Yerusalem. 

Tetapi, rasul Paulus menerima hak istimewa, ia menjadi hamba TUHAN dan menerima jabatan rasul tepatnya pada saat Yesus naik ke Sorga, lebih istimewa dari dua belas rasul yang lain. 


2 Korintus 12:5-6

(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. (12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.


Seorang hamba TUHAN yang dipercaya oleh TUHAN untuk menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel tidak boleh bermegah dengan hal-hal yang lahiriah, selain bermegah dengan kelemahan itulah berita salib, berita Injil dan Wahyu.


2 Korintus 12:7

(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.


Ujian dan cobaan, satu paket dengan kemuliaan. Tidak ada kemuliaan tanpa pencobaan yang begitu hebat. Kemuliaan itu setara dengan pencobaan yang kita terima. Jadi, kalau kita mau ditinggikan, kita harus terlebih dahulu siap direndahkan. Sejauh mana kita direndahkan, sejauh itulah kemuliaan yang dari TUHAN.


Itu sebabnya, TUHAN izinkan suatu duri dalam daging rasul Paulus, yaitu; seorang utusan iblis menggocoh dia.

Pertanyaanya kenapa ada duri dalam daging, kenapa duri dalam daging tidak dicabut? jawaban yang pasti supaya rasul Paulus jangan menjadi sombong (tinggi hati).


2 Korintus 12:8

(12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

Banyak anak-anak TUHAN seperti ini, saya sendiri mengalami. Manakala ada utusan iblis menggocoh, ujian berat menggocoh, ada kalanya bersungut-sungut, ngambek, berkata; “kenapa begini TUHAN, kenapa begitu TUHAN?”


Tetapi lihatlah, maksud TUHAN dibalik semua itu…

2 Korintus 12:9

(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.


Cukuplah kasih kunia-Ku bagi-Mu. Berarti; duri dalam diri daging merupakan kasih karunia TUHAN, kemurahan TUHAN. Kemudian, TUHAN berkata; “… justru dalam kelemahanlah (sangkal diri dan pikul) kuasa-Ku menjadi sempurna.”


Setelah hati dan pikiran rasul Paulus diterangi oleh TUHAN, akhirnya rasul Paulus berkata; “terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku” = terlebih suka menyangkal diri dan memikul salib, membiarkan duri dalam daging menggocoh hidup rasul Paulus. Apa alasan rasul Paulus mengatakan hal ini? Jawabnya: supaya kuasa Kristus turun menaungi Paulus. Inilah yang dimaksud dengan kuasa Allah. Kiranya kuasa Allah turun menjadi naungan dan perlindungan atas kita semua. Tiadalah  mungkin kuasa TUHAN turun tanpa duri dalam daging.


2 Korintus 12:10

(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.


Karena itu rasul Paulus senang dan rela di dalam kelemahan.

  • Di dalam siksaan.

  • Di dalam kesukaran.

  • Di dalam penganiayaan.

  • Di dalam kesesakan.

Oleh karena Kritus. Sebab; jika aku lemah (sangkal diri dan pikul salib), maka aku kuat. Kenapa kuat? Karena kuasa Allah turun atas rasul Paulus. 

Orang yang merasa diri hebat dan kuat pasti lemah. Tetapi orang yang merasa diri lemah, pasti ia mau menghargai salib, sehingga kuasa TUHAN turun dan ia menjadi kuat. 


Sangat disayangkan, orang Saduki sesat; selain tidak mengerti Kitab Suci, mereka tidak mengerti dengan kuasa Allah. Kalau seseorang tidak mengerti kuasa Allah berarti hanya mau dipermuliakan tetapi salib di Golgota diabaikan, anti dengan duri dalam daging. Ketika digocoh oleh utusan iblis dengan banyaknya pencobaan yang terjadi disekitarnya; pasti marah-marah, ngomel. Tetapi kita tidaklah demikian karena kita menolak ragi Saduki. Jangan miliki roh pecundang, roh pengecut, hadapi saja. 


Kita baca kembali…

Matius 22:30

(22:30) Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.


Kepada orang sesat (orang Saduki) Yesus berkata bahwasanya suasana kebangkitan itu hidup seperti malaikat di Sorga. Darah daging tidak mewarisi kerajaan Sorga. Malaikat tidak mempunyai tulang dan daging. Berarti malaikat di Sorga; tidak hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging. Itulah yang dimaksud dengan hidup seperti malaikat di Sorga.


Dari pemaparan Firman Allah, ayat demi ayat yang dirangkaikan oleh roh TUHAN malam ini, maka kita dapat mengambil satu kesimpulan bahwasanya pengajaran yang keluar dari mulut Yesus adalah pengajaran yang penuh kuasa, karena Ia mengajar tidak seperti ahli Taurat dan orang Farisi, Ia tidak mengajar seperti orang Saduki. Itulah sebabnya, pada akhirnya, orang Saduki takjub pada pengajaran Yesus. 


Oleh sebab itu, dihari-hari terakhir ini, para imam, hamba-hamba TUHAN yang melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN; haruslah berpegang teguh pada perjanjian TUHAN dengan Lewi, sebab dengan demikian; pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya (Maleakhi 2:6). Sehingga, dengan demikian ia mengajar dengan pengajaran yang keluar dari mulut Allah; penuh kuasa yang heran dari Sorga. 


Matius 22:31-32

(22:31) Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: (22:32) Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."


Terkait dengan kebangkitan orang mati, Yesus berkata; "Akulah Allah Abraham, Ishak dan Yakub" dengan lain kata; Allah yang benar, Allah orang-orang yang hidup. Allah yang tidak benar adalah allah orang-orang yang mati. 


Kapan TUHAN bersabda atau mengatakan hal ini pertama kali?

Keluaran 3:61-3

(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. (3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" (3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." (3:5) Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." (3:6) Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.


Allah Abraham, Ishak dan Yakub adalah Allah orang-orang yang hidup.

Orang-orang yang hidup itu sama seperti semak duri menyala tetapi tidak terbakar, tidak hangus. Maksudnya; melayani TUHAN dengan berkobar-kobar dan bernyala-nyala oleh api Roh Kudus = tidak lagi hidup menuruti keinginan hawa nafsu daging (hidup seperti malaikat di Sorga) 


Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

Artinya; merasa tidak layak untuk melayani TUHAN, sekalipun sudah dilayakkan oleh TUHAN.


Malam ini kita datang kepada TUHAN, tetapi mungkin merasa bahwa kita tidak layak, banyak dosa (saya tidak mengatakan; melayani dengan berdosa itu boleh). Tetapi, malam ini kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena Allah yang kita sembah adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Dia Allah orang-orang yang hidup. 

Kalau kita berbakti hanya kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub, kita pasti hidup. Tetapi, kalau kita berbakti kepada allah yang tidak benar itulah berhala-berhala di bumi, satu kali nanti pasti mati, itulah manusia daging. 

Suasana kebangkitan; melayani seperti semak duri bernyala-nyala.


Jangan sesekali tinggalkan ibadah, pasti mati nanti. Biarlah kita terus setia tekun dalam tiga macam ibadah pokok seperti malaikat di Sorga; bernyala-nyala, berapi-api di tengah ibadah dan pelayanan, walaupun mungkin merasa tidak layak. 


Malam ini kita sudah melihat pengajaran yang benar keluar dari mulut Yesus, kecurangan tidak terdapat pada bibirNya, berbeda sekali dengan ahli-ahli Taurat ada pengajaran tetapi ada kecurangan dibibirnya; mengajar tetapi tidak melakukan (lips service) hanya bisa ngomong saja. Tetapi malam ini TUHAN tidak ngomong saja kepada kita, melainkan dengan penuh kasih Dia memperhatikan kita sedalam-dalamnya, supaya tidak satupun diantara kita binasa melainkan beroleh hidup dalam suanasa kebangkitan seperti malaikat di Sorga bahagia selama-lamanya di Sorga, amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment