KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 20, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 18 FEBRUARI 2024


IBADAH RAYA MINGGU, 18 FEBRUARI 2024

KITAB WAHYU PASAL 17

(Seri: 3)

Subtema: PERHIASAN & CAWAN PALSU BABEL


Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN yang sudah membawa kita di atas gunung TUHAN yang kudus, menghimpunkan kita di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian. 


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN dan hamba-hamba TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live steraming; Youtube, Facebook, baik yang ada di dalam negeri, maupun yang ada di luar negeri. Biar kiranya damai sejahtera Allah memerintah di tengah-tengah kita, rahmat TUHAN senantiasa dilimpahi atas Ibadah Raya Minggu di malam ini. 


Namun jangan lupa, kita semua berdoa di dalam Roh, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing, Firman Allah itu memberikan kita kepastian. 


Kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU. 

Seri pemberitaan Firman TUHAN dari Wahyu 17, sebagai “pendahuluan” adalah ayat 1-2. Kemudian Minggu yang lalu kita sudah terima ayat 3 sebagai seri kedua. Sekarang kita akan masuk pada Wahyu 17:4-5 sebagai berkat yang baru.


Wahyu 17:4-5 dengan perikop: “Penghakiman atas Babel”

(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."


Kedua ayat ini menceritakan kepada kita tentang perempuan Babel.


Perempuan Babel ini tampil dalam 3 (tiga) keadaan:

YANG PERTAMA: Memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara.

YANG KEDUA: Di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan:

  • Kekejian

  • kenajisan percabulan

YANG KETIGA: Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia:"Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."


Kita akan mengikuti penjelasan demi penjelasan dari tiga keadaan perempuan Babel tersebut.

YANG PERTAMA: Perempuan Babel memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan 3 perhiasan, yaknii; emas, permata dan mutiara.

Yang pasti; perempuan Babel tersebut memakai kain ungu dan kain kirmizi.

  • Memakai kain kirmizi artinya; perempuan Babel ini seolah-olah hidup dan menyatu dengan pengorbanan Yesus Kristus. Dengan lain kata; tabiat, perangai dan solah tingkahnya seolah-olah ditandai oleh darah salib Kristus.

Hati-hati saudara, kalau bertindak, bertindak apa adanya saja, tidak usah dibuat-buat, supaya nanti endingnya sesuai dengan maunya TUHAN yaitu menjadi mempelai TUHAN. Kalau tidak demikian, nanti endingnya tidak bagus, akhir dari pekerjaannya tidak bagus. Padahal kalau kita perhatikan dari jemaat di Efesus; awalnya kerjanya banyak, tetapi akhirnya tidak bagus; meninggalkan kasih yang semula. Pesan ini saya sampaikan dengan tulus. 

Sekarang ini kita ada di dalam TUHAN, jadi harus beda dari manusia duniawi. Kita ini sedang diasingkan, jangan kita sama seperti perempuan Babel baik tabiat atau pakaiannya.

  • Memakain kain ungu, artinya; nampaknya hidupnya berada dalam kemuliaan, dengan lain kata; seolah-olah dia hidup dalam keluhuran (berbudi luhur).


Adapun kain ungu dan kain kirmizi tersebut dihiasi dengan 3 (tiga)  jenis perhiasan, yaitu;

  1. Emas.

  2. Batu permata.

  3. Mutiara.

Perlu untuk diketahui; tiga jenis perhiasan tersebut ada pada Kota Kudus, yakni; Yerusalem Baru.

Mari kita selidiki…

Wahyu 21:18-21 dengan perikop: “Yerusalem yang baru”

(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. (21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, (21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. (21:21) Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.


  • Kota kudus Yerusalem baru terbuat dari emas tulen. Emas tulen ini bagaikan kaca murni. 

  • Sedangkan dasar tembok kota Yerusalem baru ternyata dihiasi dengan dua belas batu permata, antara lain; (1) Batu yaspis (2) Batu nilam (3) Batu mirah (4) Batu zamrud (5) Batu unam (6) Batu sardis (7) Batu ratna cempaka (8) Batu beril (9) Batu krisolit (10) Batu krisopras (11) Batu lazuardi (12 ) Batu kecubung

  • Kemudian, kedua belas pintu gerbang Yerusalem adalah dua belas mutiara, sebab setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara.


Singkat kata, dengan memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, batu permata dan mutiara, tampaklah perempuan Babel tersebut seperti kota Yerusalem baru (mempelai perempuan TUHAN), tetapi sesungguhnya itu hanya akal-akalan saja, itu dusta besar dari perempuan Babel.


Namun bila ditelusuri pada Wahyu 19, rupanya disitu banyak sekali orang-orang terkecoh oleh akal-akalan dari perempuan Babel. Pada Wahyu 19 di situ ada dua jenis pesta;

  1. Pesta nikah Anak Domba (Wahyu 19:6-9)

  2. Pesta burung-burung (Wahyu 19:17-21)

Banyak orang masuk pada kedua pesta ini, termasuk yang masuk pada pesta burung-burung; banyak sekali. Itu artinya, perempuan Babel ini begitu liciknya untuk mempengaruhi gereja TUHAN. Perhatikanlah hal ini dengan sungguh-sungguh. 


Jadi, sekalipun perempuan Babel memakai kain ungu dan kain kirzmizi, sebetulnya itu hanya akal-akalan saja, seolah-olah kemuliaannya datang dari Sorga, seolah-olah hidupnya ditandai dengan darah korban Kristus. Kemudian pakaiannya juga dihiasi dengan tiga jenis perhiasan; emas, batu permata, mutiara, dan ketiga jenis perhiasan ini ada di kota Yerusalem baru. Seyogyanya, perhiasan-perhiasan itu adalah milik mempelai wanita Anak Domba. Jadi, perhiasan yang ada di perempuan Babel hanyalah akal-akalan saja; seolah-olah dia adalah mempelai perempuan TUHAN. Tetapi, Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel tidak pernah mendustai kita. Percaya saja dan izinkan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel menggembalakan hidup rohani, nikah / rumah tangga kita.


Oleh sebab itu, mulai sekarang, berjanjilah dan katakan kepada jiwamu; hai jiwa, aku akan terus berpegang teguh pada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Biarlah Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel terus menggembalakan hidup kita sampai kepada penggembalaan yang sempurna itulah Yerusalem yang baru. Pengajaran Tabernakel begitu akurat membawa kita berada pada satu kedudukan yang tepat untuk menjadi mempelai TUHAN; itulah muara dari ibadah di bumi / akhir perjalanan dari gereja di bumi.

Hati-hati dengan ajaran yang lain, jangan terkecoh dengan cara-cara pelayanan yang lain. Mantapkan dan teguhkan hati untuk Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.


Wahyu 21:1-2

(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. (21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.


Langit baru dan bumi yang baru adalah Yerusalem baru, turun dari Sorga dari Allah, itulah pengantin perempuan,  mempelai Anak Domba, memakai pakaian lenan halus. Kemudian, Yerusalem baru ini berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.


Perempuan Babel ini tampil dalam 3 (tiga) keadaan:

YANG KEDUA: Di tangan perempuan Babel ada suatu cawan emas penuh dengan:

  1. Segala kekejian.

  2. Segala kenajisan percabulan.


Pertama-tama yang kita soroti terlebih dahulu di sini adalah; ditangannya ada suatu cawan emas

Untuk bisa menyorot hal ini lebih dalam, kita akan bandingkan dengan…

Wahyu 8:3-4 dengan perikop: “Meterai yang ketujuh"

(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.


Malaikat Lain adalah pribadi Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar Agung; memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga puncak ibadah yakni doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.

Jadi, ibadah tertinggi adalah doa penyembahan, bagaikan dupa kemenyan yang setelah dibakar asapnya naik ke hadirat TUHAN menembusi takta Allah.


Semua perkara kalau dilempar ke atas, akan jatuh ke bawah, kenapa demikian? Karena bumi mempunyai magnet (daya tarik). Tetapi hanya satu perkara yang dapat melepaskan kita dari magnet dunia / daya tarik dunia itulah asap dupa kemenyan; doa penyembahan.

Jadi, kalau kita sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan; pasti tidak akan tertarik lagi dengan daya tarik dunia ini / lepas dari daya tarik dunia. Seperti apapun kepuasan dunia, sudah tidak tertarik lagi; kuku di kutek; tidak tertarik lagi, rambut dicat merah; tidak tertarik lagi, bibir pakai lipstik atau apapun; tidak tertarik lagi. Karena, perhiasan kita secara rohani berada di dalam manusia batiniah dan itu kita persembahkan hanya untuk Mempelai Laki-Laki. Untuk apa kita berhias kalau suami kita ternyata menginginkan perhiasan dari manusia batiniah itulah ketundukan, ketulusan, taat, setia dan dengar-dengaran? (1 Petrus 3:4)

Kalau suami yang jasmani menginginkan perhiasan yang rohani, apalagi Mempelai Laki-Laki Sorga. Jadi untuk apa lagi kita gunakan daya tarik bumi untuk menyenangkan TUHAN? TUHAN tidak suka.

Jujur saja, saya lebih suka isteri saya polos, bukan karena saya cemburu.


Inilah yang disebut doa penyembahan; lepas dari daya tarik bumi (bebas dari gaya gravitasi bumi). Yang memimpin kita sampai kepada ibadah tertinggi itulah doa penyembahan adalah Imam Besar Agung, Malaikat Lain, tidak lain tidak bukan Dialah Yesus Kristus Anak Allah. 

Bersyukur karena pengertian ini, supaya kita semakin disempurnakan. Kalau tidak ada pengertian, tidak akan sempurna.


Lebih terang lagi, pada ayat 3 tadi dikatakan; malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Itulah tanda bahwa Imam Besar Agung yang memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan. Dia tidak hanya berdiri pada Meja Roti Sajian dan Pelita Emas tetapi berdiri dekat Mezbah Dupa Emas. 

Lalu kepada-Nya diberikan banyak kemenyan, untuk selanjutnya dibakar pada cawan emas, sehingga menghasilkan asap dupa kemenyan, itulah yang disebut dengan dupa harum, bayangan dari doa penyembahan; lepas dari daya tarik bumi. 

Tetapi tadi kita melihat pada perempuan Babel; di tangannya ada suatu cawan emas. Jadi, seolah-olah perempuan Babel ini sanggup dan berkuasa memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan.


Itu sebabnya saya tandaskan; beri diri digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, karena begitu akurat membawa kita sampai kepada tujuannya, kita tidak akan dikelirukan. 

Demikian juga dalam penggembalaan ini; kita tidak dikelirukan, percayalah. Tetapi kalau tidak ada Pengajaran Mempelai, kita bisa dikelirukan oleh perempuan Babel; tiba-tiba seorang gembala (almarhum) berkata; kita semua sudah berada di Ruangan Maha Suci, dengan lain kata; ibadah mereka sudah memuncak pada tingkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari hal itu tidak nampak; tidak terlihat penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, masih terlibat dengan daya tarik bumi, kan aneh. Seandainya hamba TUHAN itu diberi umur panjang, akan semakin banyak penyesatan. 


Kita bandingkan dengan…

Ibrani 9:3

(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,


Pada ayat ini kita melihat; mezbahnya tidak ada lagi, yang ada adalah cawan pembakaran ukupan dari emas. Artinya; yang naik ke hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah, dengan lain kata; berada di Ruangan Maha Suci adalah doa penyembahan. Kalau ibadah tidak sampai pada puncak ibadah itulah doa penyembahan; tidak akan naik ke Sorga, biarpun setiap hari melayani TUHAN sampai berdarah-darah.

Berarti, ada suatu cawan emas di tangan perempuan Babel, itu hanyalah akal-akalan. Karena, tiadalah mungkin perempuan Babel sanggup memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi yakni doa penyembahan. 


Singkat kata, dengan adanya suatu cawan emas di tangan perempuan Babel, seolah-olah dia sanggup dan berkuasa untuk memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai ibadah tertinggi yakni; doa penyembahan. Namun, sesungguhnya, tidaklah demikian, sebab cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel tersebut bukanlah sebagai tempat pembakaran ukupan. Akan tetapi, cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel itu isinya ada 2 (dua) hal, yaitu

  1. Segala kekejian.

  2. Segala kenajisan percabulan.


Jadi, jangan lihat satu perhimpunan ibadah hanya dari semaraknya. Memang ada karunia mengumpulkan masa seperti karunia Nikolaus, tetapi, kalau hanya sekedar mengumpulkan masa, nanti di situ hanya berkerumun dosa; gesek-menggesek, sikut-menyikut, karena hanya kumpulan masa, tanpa Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Kemudian, nanti dikaitkan dengan ajaran Bileam; melayani karena upah. Pemimpin pujian, pemain musik, semua diupahi, alasannya; kasihan tidak ada ongkos. 

Perasaan daging membatasi orang untuk sampai puncak ibadah. Oleh sebab itu, jangan pakai perasaan daging, jangan kasihani daging, tanggungjawab memang harus dipikul, itu bagian dari doa penyembahan


Kita akan kaji kedua hal ini, yang menjadi isi dari cawan emas ditangan perempuan Babel….

Keterangan: KEKEJIAN

Ulangan 25:13-16 dengan perikop: "Sukatan dan timbangan yang benar"

(25:13) "Janganlah ada di dalam pundi-pundimu dua macam batu timbangan, yang besar dan yang kecil. (25:14) Janganlah ada di dalam rumahmu dua macam efa, yang besar dan yang kecil. (25:15) Haruslah ada padamu batu timbangan yang utuh dan tepat; haruslah ada padamu efa yang utuh dan tepat -- supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. (25:16) Sebab setiap orang yang melakukan hal yang demikian, setiap orang yang berbuat curang, adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."


Orang yang berlaku curang adalah kekejian bagi TUHAN. Umpamanya:

  • Dalam pundi-pundimu dua macam batu timbangan, yakni batu timbangan yang besar dan yang kecil.

  • Dalam rumah ada dua macam efa; yang besar dan kecil.

Dua macam batu timbangan, dua macam takaran, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN. (Amsal 20:10).


Amos 8:5-6

(8:5) dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, (8:6) supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?"


Mengecilkan efa dan membesarkan syikal =  neraca curang.

  • Efa adalah takaran untuk gandum/terigu.

  • Syikal adalah takaran untuk uang.

Singkat kata, batu timbangan yang kecil digunakan untuk ibadah dan pelayanan dengan segala aktivitasnya, sedangkan batu timbangan yang besar untuk segala kegiatan-kegiatan di dunia ini antara lain; pekerjaan, kesibukan-kesibukan, bisnis, kuliah, sekolah dan lain sebagainya. Hal ini adalah kekejian bagi TUHAN


Kemudian, takaran atau sukatan kecil untuk Firman Allah (gandum rohani), sedangkan takaran besar untuk perkara-perkara lahiriah, itu juga kekejian. Tidak boleh ada efa kecil dan efa besar dalam pundi-pundi penyimpanan. Dalam pundi-pundi hati ini harus ada takaran efa yang utuh; tepat dan benar. Jangan sampai efa yang kecil untuk Firman, sedangkan efa besar untuk kegiatan dunia, itu kekjian.


Satu kali ibu Harun bercerita, bersaksi dan berterimakasih kepada TUHAN karena ia lepas dari shift pekerjaan sehingga bisa tekun tiga macam ibadah pokok. Puji TUHAN, memang seharunya ada efa dan batu timbangan yang utuh dan tepat, baik dalam pundi-pundi, baik di dalam rumah (hidup ini), supaya kita jangan berlaku curang dan keji dihadapan TUHAN.


Itulah salah satu isi dari cawan di tangan perempuan Babel. Kita harus bersyukur dan berterimakasih kepada TUHAN, karena isi hati-Nya terbuka bagi kita semua.


Amsal 28:9

(28:9) Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.


Berdoa tidak salah, menaikan permohonan kepada TUHAN tidak salah. Tetapi, kalau gereja TUHAN hanya tau berdoa, hanya tau meminta-minta kepada TUHAN, tetapi tidak suka mendengar Firman TUHAN; untuk gandum (Firman Allah) disediakan efa kecil / takaran kecil, maka; doanya adalah kekejian bagi TUHAN.

Banyak orang Kristen tidak tau kebenaran Firman, berpikir; kalau sudah berdoa sudah menjadi orang yang rohani, tidaklah demikian, justru menjadi manusia keji, sebab dia hanya tau doa minta-minta (doa permohonan), tetapi tidak mau mendengar Firman.

Jangan kita tuntut hak dari TUHAN tetapi kewajiban tidak kita lakukan. Kewajiban kita selama di bumi adalah dengar Firman, selanjutnya, barulah naikan doa permohonan kepada TUHAN.


Dahulu saya tidak paham yang seperti ini, saya kira kalau sudah berdoa sudah rohani, apalagi kalau doanya di pinggir jalan. Berdoa tetapi tidak mau mendengar Firman = manusia keji. 

Kiranya kita semakin mendapatkan pengertian sebagai modal untuk menyenangkan hati TUHAN. Jangan kita kerja tetapi tidak tau dasarnya. Kerja, kerja dan kerja, tetapi tidak tau apa-apa, sudah berjuang dan banyak berkorban, tetapi  TUHAN tidak berkenan, itu karena tidak tau rumusnya. 


Amsal 15:8-9

(15:8) Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya. (15:9) Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.


Doa orang jujur dikenan TUHAN.

Seperti apa doa orang jujur? Terlebih dahulu ia melaksanakan kewajiban yaitu; mau dengar Firman TUHAN, seperti Maria yang duduk dekat kaki TUHAN dan terus mendegar Firman TUHAN, lalu segala isi hatinya dinaikan kepada TUHAN (Lukas 10:39).


Ketika TUHAN mengunjungi kampung Betania, pada saat Lazarus mati, TUHAN tau hati Maria, tetapi doa Marta tidak didengar TUHAN, sebab Marta sibuk melayani tetapi tidak mau dengar Firman. Marta berpikir dengan banyaknya pelayanan; masuk Sorga, tidaklah demikian. Dengar Firman dulu, supaya hidup digarap, setelah digarap, barulah tau menaikan doa yang benar (Lukas 10:40). Hati Maria hancur, itukan doanya kepada TUHAN, maka hati TUHAN juga hancur; masygullah kepada Maria (Yohanes 11:38).


Sebaliknya, korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN. Intinya; berlaku fasik, berkarakter fasik merupakan kekejian bagi TUHAN.


Siapa orang fasik itu?

Daniel 9:27 dengan perikop: “Tujuh puluh kali tujuh masa”

(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."


Antikris nanti menjadi raja dan memerintah atas bumi selama tujuh tahun. Tetapi, pada pertengahan tujuh masa itu, berarti 3½ tahun yang kedua; antikris akan menghentikan korban sehari-hari yakni; korban sembelihan dan korban santapan. Ini merupakan kekejian bagi TUHAN, itu sebabnya antikris disebut pembinasa keji.


Daniel 11:31

(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.


Semakin jelas dikatakan; menghapuskan korban sehari-hari adalah kekejian bagi TUHAN.


Jadi sudah jelas; antikris berlaku fasik, sombong dan angkuh terhadap perjanjian TUHAN itulah korban sehari-hari yakni; korban sembelihan dan korban santapan.

  • Korban sembelihan adalah ibadah dan pelayanan dihubungkan dengan salib.

Ibadah dan pelayanan harus selalu dihubungkan dengan salib di Golgota. Ibadah harus selalu disertai dengan pengorbanan / disertai dengan korban sembelihan; berdarah-darah. Namanya juga berdarah-darah (menjadi korban sembelihan), tidak boleh mudah tersinggung, tidak boleh ngomel dan bersungut-sungut.

  • Korban santapan 🡪 kebenaran Firman Allah sebagai makanan rohani yang memang harus disantap.


Tetapi lihatlah antikris berlaku fasik; mereka menyingkirkan korban sehari-hari dan menggantikan dengan kebaktian fasik (Daniel 8:11-12). Berlaku fasik adalah kekejian, sebab itu antikris disebut dengan pembinasa keji. 


Inilah salah satu isi dari cawan emas dari perempuan Babel; mengerikan. Tetapi anehnya, di hari-hari terakhir ini banyak gereja ada di cawan emas perempuan Babel. Kalau ditunjuk pasti tidak terima, tetapi, kalau melihat model pelayanannya; mereka ada di cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel. Memang orang berdosa, kalau ditunjuk dosanya pasti marah-marah. Tetapi kita harus berlaku bijaksana. 


Daniel 11:31-32

(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan. (11:32) Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.


Kenapa gereja TUHAN akhirnya juga berlaku fasik; tidak suka dengan korban sehari-hari (korban sembelihan dan korban santapan), ibadah tetapi orientasinya hanya berkat-keberkatan dan berhasil-keberhasilan, kegerakan-kegerakan rohani yakni; sibuk mengadakan mukjizat kesembuhan terhadap orang sakit, sibuk dengan karunia bahasa lidah, sibuk dengan karunia tumbang-tumbang? Jawabnya; karena mereka sudah terbujuk dengan kata-kata licin. Kalau kita berjalan di jalan yang licin, cepat atau lambat ia akan tergelincir. 


Sesungguhnya ini menyedihkan, tetapi apa mau dikata. Keubahan seseorang tidak semudah membalikan telapak tangan, biar sudah disampaikan ajaran lurus belum tentu bisa diterima. Tetapi bagi kita; pengertian yang luar biasa ini adalah kemurahan TUHAN yang besar. Inilah penghiburan kita sekalipun kita tidak punya apa-apa di bumi ini, bagaikan orang papah, buangan, hina, dina.


Sebaliknya, umat yang sudah mengenal Allahnya dengan lain kata; sudah menyatu dengan korban sehari-hari yakni; korban sembelihan dan korban santapan akan tetap KUAT dan akan BERTINDAK.

  • Kuat = tidak goyah terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak suci, antara lain:

  1. Dunia dengan arusnya.

  2. Daging dengan segala keinginannya.

  3. Iblis setan dengan segala tipu dayanya, akal-akalanya.

  • Bertindak = menghargai korban sehari-hari = menghargai tiga macam ibadah pokok dan kebenaran Firman Allah yakni; pengajaran salib.


Daniel 12:11

(12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.


Pembinasa keji berlaku fasik karena menghentikan korban sehari-hari, hal itu berlangsung selama 3½ tahun = 1290 hari. Tetapi sekalipun itu berlangsung, umat yang mengenal Allahnya; akan tetap kuat dan bertidak (tidak berdiam diri). 

Kalau hari ini tidak mau bertindak, tidak mau tekun dalam tiga macam ibadah pokok, bagaimana pada saat tujuh tahun antikris berlangsung, puncaknya pada 3½ tahun yang kedua? Apa yang bisa kita perbuat di situ? Sementara saat ini kita bebas beribadah saja kita tidak mau bertindak. Baru saja ada penampian sedikit, kita sudah goyah, tidak kuat. 


Kiranya mulai malam ini, lewat Ibadah Raya Minggu, Roh Allah yang besar dan berkuasa mendorong kita sekalian untuk kembali kepada kebenaran Firman Allah, rencana TUHAN yang semula. 

Malam ini adalah malam yang indah, malam dimana TUHAN sedang mencharger kita semua supaya ada gairah dalam melayani sampai TUHAN Yesus datang. Sebab itu bertindaklah; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, kemudian di tengah-tengah ibadah melayani dengan berkobar-kobar. 


Keterangan: KENAJISAN PERCABULAN.

Wahyu 18:2 dengan perikop: “Jatuhnya babel”

(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, 


Babel adalah tempat semua kejahatan yang akhirnya membuat seseorang menjadi berlaku najis dihadapan TUHAN / dikuasai oleh roh kenajisan percabulan.


Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu = kenajisan percabulan.


Saudara jangan sampai gagal paham. Tidak salah menjadi orang kaya, tidak salah menjadi orang yang berhasil, tidak salah menjadi orang yang diberkati dengan segala kelimpahan, serta memiliki kedudukan, jabatan atau pangkat tinggi dan pendidikan tinggi di bumi ini. Tetapi, menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu, itu yang disebut dengan kenajisan percabulan. Misalnya; tinggalkan ibadah hanya karena bisnis kecil-kecilan, supaya kaya dari bisnis ini, itu hawa nafsu. 

Tetapi, kalau tetap dalam rencana TUHAN, lalu diberkati dengan limpah, puji TUHAN, dan berkat semacam ini pasti memelihara anak-anak TUHAN. Biasanya berkat oleh karena kelimpahan hawa nafsu, pasti berkat itu menjerumuskan dia / tidak terpelihara oleh karena berkat tersebut.


Kalau ingin jadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu, itu kenajisan percabulan. Namanya saja sudah najis dan cabul; terus menduakan TUHAN dimana-mana. Biasanya orang yang suka menduakan hati TUHAN, jangankan menduakan hati TUHAN, menduakan isteri atau suami saja, pasti dari kaya jadi bangkrut. Artinya, dari situ kita dapat mengerti bahwasanya tidak ada pemeliharaan dari kenajisan percabulan. 

Jadi, kehendak TUHAN; asal ada makanan dan pakaian cukuplah, ya sudah jalani saja, jangan keluar dari rumus TUHAN, jangan meronta-ronta dari rumus TUHAN, nanti susah sendiri; tidak terima dengan keadaan. Yang penting tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan memberi diri dipimpin, dibawa sampai pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, itu yang terbaik, itu rencana TUHAN.

Tidak usah menyesali nasib, sebab sudah itu rencana TUHAN. Kalau ada lebih puji TUHAN, kalau pas juga puji TUHAH; asal ada makanan, pakaian cukuplah. Ibadah disertai dengan rasa syukur (cukup) memberi keuntungan besar (1 Timotius 6:6).


Kita lihat kehidupan yang terulis dalam Alkitab, namun ia hidup dalam kenajisan percabulan….

Ibrani 12:16

(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.


Menjual hak kesulungannya demi sepiring kacang merah, itu yang disebut dengan kenajisan percabulan. Itulah pribadi Esau. 


Jadi, Esau ini adalah anak sulung, tetapi ia tidak menghargai hak kesulungan, kegiatannya setiap hari hanya berburu daging di padang (gambaran dari dunia). Satu kali ia pulang dari padang dan menjadi lelah. Memang kalau tidak menghargai hari perhentian itulah sabat (ibadah dan pelayanan), yang disebut juga dengan hak kesulungan, pasti lelah (Kejadian 25:29-31).


Saat Esau lahir, keadaannya; warnanya merah seperti jubah berbulu, itu adalah tanda hak kesulungan. Sementara adiknya Yakub; kulitnya licin = tidak punya apa-apa. Tetapi sekalipun Yakub tidak memiliki apa-apa, ia menghargai hak kesulungan; ia relakan yang lahiriah itulah sop kacang merah demi hak kesulungan. Berbeda dengan Esau yang dikuasai oleh kenajisan percabulan; menjual hak kesulungannya demi semangkok sop kacang merah. 


Orang yang hidup dalam kenajisan percabulan; nafsunya rendah. Seandainya, gereja TUHAN menaruh harapan sepenuhnya kepada TUHAN, tidak perlu nafsu rendah, tidak perlu menjadi manusia murahan yang hanya karena uang, bisnis tinggalkan TUHAN, tinggalkan ibadah. Hidup seperti ini tidak berharga dimata TUHAN.

Manusia duniawi melihat orang yang dikuasai oleh kelimpahan karena kenajisan percabulan; pasti terkagum-kagum. Tetapi jujur saja, saya tidak kagum dengan yang seperti itu. Saya kagum dengan orang yang tulus di dalam melayani TUHAN, kagum dengan orang yang mempertahankan nikahnya supaya tetap suci. 

Memang ngeri melihat hamba TUHAN memegang prinsip seperti ini, susah mau dekat, sudah ngeri duluan, tetapi kita tidak perlu ngeri, karena memang itu prinsip dari TUHAN yang harus kita pegang.


Saya kira, dalam tiap-tiap rumah tangga kita, harus ada satu orang yang bisa jadi contoh teladan, yang tidak dikuasai oleh kenajisan percabulan, kalau tidak; nanti semua anggota keluarga sama. Kalau bukan orangtua yang menjadi contoh teladan, ya anaklah yang menjadi contoh teladan atau sebaliknya. 

Orangtua jangan justru menyuruh anaknya tinggalkan ibadah hanya untuk pekerjaan, hanya karena takut kepada atasan / bos di tempat ia bekerja. Pikiran jangan lebih takut kepada atasan / bos dari pada takut kepada TUHAN Yesus. Sesungguhnya, hidup kita hanyalah seonggok tanah liat yang dibentuk dari tangan TUHAN, kenapa lebih takut kepada atasan/bos yang adalah manusia? Kenapa hidupmu ada di cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel itu? Apakah engkau tidak takut kepada TUHAN yang darah-Nya sudah tercurah di atas Kalvari? Tidakah engkau ngeri mendengar seruan-Nya yang begitu berat dinaikan-Nya kepada Bapa di Sorga, padahal seruan itu bukan dosa-Nya tetapi dosamu, keluhanmu?

Jangan takut kepada manusia, belajar takut kepada TUHAN. Kalau takut kepada TUHAN, tidak perlu takut masa depan, sebab masa depan ada di tangan TUHAN.


Adakah Firman TUHAN ini menggetarkan hatimu, atau tetap berkeras hati? Kalau tetap berkeras hati, itu namanya penyembahan berhala seperti raja Firaun; ujungnya pasti binasa. Tanda binasa; kematian anak sulung.

Saya berharap hati kita mendapatkan lawatan dari TUHAN.


1 Korintus 6:12 dengan perikop: “Nasihat terhadap percabulan.”

(6:12) Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.


Segala sesuatu halal, tetapi tidak boleh diperhamba. Ini nasihat.


1 Korintus 6:13

(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.


Kerja untuk cari nafkah (sesuap nasi) boleh, karena makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan, tetapi jangan lupa; tubuh ini bukan untuk percabulan, melainkan tubuh ini hanya untuk dipersembahkan kepada TUHAN, supaya nanti TUHAN untuk tubuh kita. Ini nasihat-nasihat mengenai kenajisan percabulan, supaya kita lepas dari sana.


1 Korintus 6:14-15

(6:14) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. (6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!


TUHAN tidak izinkan salah satu dari anggota-anggota tubuh Kristus dikuasai oleh kenajisan percabulan. Jadi bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi juga bangsa kafir dari berbagai suku, bangsa dan bahasa.

Kristus adalah Kepala, kita adalah anggota tubuh. Kepala dan tubuh tidak boleh berpisah. Jadi, wajar saja, kalau Kristus Kepala tidak mengizinkan salah satu dari raga ini, dari anggota-anggota tubuh ini dikuasai oleh kenajisan percabulan.


1 Korintus 6:16-17

(6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." (6:17) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.


Lepas dari ikatan perempuan cabul  (kenajisan percabulan) maka kita akan menyatu dengan TUHAN Yesus Kristus. Tetapi sebaliknya, lepas dari TUHAN = menjadi satu dengan kenajisan percabulan itulah perempuan Babel.


Itulah yang saya maksud di atas tadi; nampaknya massa terkumpul banyak, lalu tanpa dasar yang benar sang gembala sidang berkata; “kita sudah di Ruangan Maha Suci” bagaikan cawan emas pembakaran ukupan. Tetapi, kalau disorot oleh Firman TUHAN, diteropong oleh kebenaran Firman TUHAN; dalam kehidupan sehari-harinya, ternyata masih terlibat dengan segala perkara di bumi. Bayangkan, jualan minuman keras, rokok tetapi menjadi imam di suatu gereja, merasa ada di Ruangan Maha Suci?

Imam-imam tidak boleh merokok, mabuk, membungakan uang supaya kita menjadi satu dengan TUHAN.


1 Korintus 6:18

(6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.


Setiap dosa lain (selain kenajisan percabulan), itu terjadi di luar dirinya, artinya; dosa semacam ini masih dapat pengampunan dari TUHAN. Tetapi, kenajisan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri, artinya darah Yesus tidak berlaku lagi atas dia. Kalau dengan sengaja terikat dengan kenajisan percabulan; tinggalkan TUHAN, tinggalkan tiga macam ibadah pokok, maka tidak mendapat pengampunan karena darah Yesus tidak berlaku atas dia.


Persamaannya ada dalam…

Ibrani 10:25

(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.


Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, kenapa tidak satu kali pertemuan ibadah? Artinya; ada tiga macam ibadah pokok.


Ibrani 10:26

(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.


Semakin jelas; sengaja terikat dengan kenajisan percabulan, dosa itu tidak akan diampuni oleh TUHAN. Kalau dosa lain masih diampuni, karena itu terjadi di luar dirinya, tetapi kenajisan percabulan tidak mendapat pengampunan.


Ibrani 12:16-17

(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. (12:17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.


Selagi masih ada kesempatan bagi kita untuk tekun tiga macam ibadah pokok, berarti harus lepas dari kenajisan percabulan, ikatan perempuan Babel, sehingga darah Yesus berlaku untuk terus menyucikan kita sampai sempurna. Tetapi kalau dengan sengaja kita berbuat cabul, terikat dengan perempuan Babel, ingin kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu, akhirnya tinggalkan tiga macam ibadah pokok; darah Yesus tidak berlaku atas dia dan kesempatan untuk diampuni tidak ada lagi, seperti Esau ditolak, sebab ia tidak ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.


Inilah dua bagian keadaan dari perempuan Babel. Bagian yang ketiga kita akan lanjutkan pada minggu yang akan datang, kalau TUHAN berkenan.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment