KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, February 8, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 04 FEBRUARI 2024



IBADAH RAYA MINGGU, 04 FEBRUARI 2024

KITAB WAHYU PASAL 17

(Seri: 1)

Subtema: KANDIL MENERANGI KENAJISAN PERCABULAN


Shalom, selamat malam, salam sejahtera dan bahagia di dalam menikmati Firman Allah. 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, lewat live streaming; Youtube, Facebook, dimanapun saudara berada. Namun sebelumnya, kita berdoa dalam roh supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap pribadi lepas pribadi. 


Dan selanjutnya kita akan sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian dari KITAB WAHYU. 


Oleh karena kemurahan TUHAN, TUHAN sudah memimpin kehidupan kita sebagai kawanan domba Allah, Dia gembala yang terus menuntun, memimpin kerohanian kita, Dia menggembalakan kita supaya kehidupan kita menjadi satu kehidupan yang taat, setia dan dengar-dengaran.


TUHAN sudah menggembalakan kita pada Wahyu 16:1-21. Kita semua tentu diberkati oleh TUHAN bukan? Wahyu 16:1-21 dengan perikop:“Ketujuh malapetaka” (tujuh cawan murka Allah), yang ditumpahkan oleh ketujuh malaikat Allah sebagai penghukuman yang terakhir bagi mereka yang menolak kasih Allah.

Sesungguhnya, dalam kitab Wahyu, ada 21 kali penghukuman dari Allah Trinitas. 

  • 7 (tujuh) meterai yang dibukakan oleh Anak Domba, itu merupakan penghukuman bagi mereka yang menolak kegiatan Roh

  • 7 (tujuh) sangkakala yang ditiup oleh malaikat Allah, itu merupakan penghukuman bagi mereka yang menolak Firman Allah. Yesus Anak Allah adalah Firman Allah.

  • 7 (tujuh) cawan murka yang ditumpahkan, itu adalah penghukuman yang terakhir sekali; bagi mereka (orang-orang Kristen) yang menolak kasih Allah.


Saya berharap, semua sidang jemaat dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon tanpa terkecuali, jangan sampai melewatkan Wahyu 16 ini, itulah ketujuh malapetaka atau cawan murka Allah. Karena, kalau kita melewatkan ini, sama saja dengan bunuh diri.

Mungkin, hari ini kita masih bisa menikmati segala sesuatu yang diinginkan oleh daging, tetapi kalau kita mengabaikan apa yang menjadi peringatan-peringatan TUHAN dalam Wahyu 16 ini, maka saya terlalu yakin berkata; kehidupan semacam ini sangat mengkuatirkan dan hampir tidak tertolong. Sebab, orang benar saja hampir-hampir tidak selamat, bagaimana dengan mereka yang tidak menghargai tabiat dari Allah Trinitas; kegiatan Roh, kuasa Firman (Yesus Anak Allah) dan kasih dari Allah Bapa?

Selagi hari masih siang, berarti masih ada kesempatan bagi kita untuk mengerjakan keselamatan itu; marilah kita bekerja dengan takut dan gentar dihadapan TUHAN. 


Berkali-kali saya sampaikan, seorang suami perlu mendoakan isterinya, sebaliknya seorang isteri juga perlu mendoakan suaminya. Orang tua perlu mendoakan anaknya dengan tidak henti-hentinya. Sebaliknya, kalau memang anak yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok, dengan lain kata tergembala dengan baik / berada di Gosyen rohani, maka anak pun perlu mendoakan orangtuanya. Saudara-bersaudara (kakak-adik) perlu juga saling mendoakan. Karena, hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, sudah tidak lama lagi TUHAN datang / kedatangan TUHAN sudah di ambang pintu. Ini adalah pukul 6 (enam) sore, berarti; tidak lama lagi gelap akan meliputi seantero dunia ini, dan orang tidak dapat lagi bekerja untuk mengerjakan keselamatannya.


Dengan berakhirnya Wahyu 16 itulah cawan murka Allah yang ketujuh sebanyak 7 (tujuh) seri pemberitaan Firman TUHAN, maka kita akan memasuki berkat yang baru, itulah kita WAHYU PASAL 17. 

PENDAHULUAN

Dalam pengajaran Tabernakel Wahyu 17 terkena kepada Kaki Dian Emas dengan tujuh pelita bernyala-nyala di atasnya. Pelita emas menunjuk kepada pribadi Roh Allah yang suci.


Di dalam Ruangan Suci terdapat juga 2 (dua) alat yang lain, yaitu:

  1. Meja Roti Sajian 🡪 Firman Allah yang sudah dipecahkan di atas kayu salib.

  2. Lebih dekat dengan Pintu Tirai itulah Mezbah Dupa 🡪 pribadi Allah yang memiliki tabiat sebagai kasih Allah. Puncak ibadah itulah doa penyembahan, berarti; tinggal dalam kasih Allah.


Tetapi yang mau saya sampaikan di sini adalah; Pelita Emas adalah pribadi Roh Allah yang suci.

Jadi, tujuh pelita adalah gambaran dari tujuh Roh Allah dalam tujuh keadaannya.


Wahyu 4:5

(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.


Tujuh pelita itulah ketujuh Roh Allah.


Wahyu 5:6

(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.


Ketujuh Roh Allah yang diutus untuk menjelajah keseluruh bumi itulah ketujuh mata TUHAN.

Pendeknya, hamba TUHAN yang diurapi adalah biji mata TUHAN, yang diutus oleh TUHAN keseluruh bumi, empat penjuru bumi; Timur, Barat, Utara dan Setalan.


Zakaria 4:2-3 dengan perikop: "Penglihatan kelima: Kandil emas yang berhiaskan dua pohon zaitun."

(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu. (4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."


Zakharia melihat: Tampak sebuah kandil dari emas dengan tujuh pelita yang menyala-nyala

Kemudian, tujuh pelita yang menyala-nyala atau berapi-api di tengah ibadah dan pelayanannya itu, ada kaitannya dengan minyak. sebab, pelita terdiri dari api dan minyak.


Jadi, hamba TUHAN yang berapi-api, bernyala-nyala di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, jelas karena minyak itulah urapan Roh Kudus. Tanpa urapan, biji mata TUHAN tidak mungkin berapi-api dan berkobar-kobar. Jadi saudara, sangat penting sekali menjaga api ini, jangan sampai padam.

Imam-imam dan hamba-hamba TUHAN yang melayani TUHAN; rawat dan jaga api Roh Kudus supaya jangan padam dan jangan mendukakan Roh Kudus, akhirnya nanti bisa menghujat Roh Kudus. Hati-hati, jangan anggap enteng.


Zakharia 4:4-5, 10B

(4:4) Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?"


Zakharia bertanya kepada malaikat yang berbicara kepada dia: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?"

Menunjukkan bahwa ia belum memahami arti dari penglihatan itu.


Maka kita lihat jawaban dari malaikat itu…

Zakharia 4:5, 10B

(4:5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!" (4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."


Malaikat TUHAN berbicara dan memberitahukan bahwa kandil emas dengan tujuh pelita yang menyala-nyala adalah: hamba-hamba TUHAN yang diurapi TUHAN, mereka sebagai biji mata TUHAN diutus keseluruh bumi / ke seluruh dunia; Timur, Barat, Utara dan Selatan.

Hamba-hamba TUHAN yang diurapi, dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN pasti berkobar-kobar, bernyala-nyala.  Itulah Kaki Dian Emas dengan tujuh pelita menyala-nyala di atasnya. 


Yesus sekarang berada di dalam Sorga duduk di sebelah Kanan Allah Bapa, tetapi Ia sedang menyoroti ibadah dan pelayanan dari sidang jemaat, imam-imam. Siapa yang malas-malas beribadah sedang disoroti oleh TUHAN, sebab TUHAN mengutus biji mata-Nya, tujuh pelita yang menyala itulah tujuh Roh Allah.  


Sangat disayangkan kalau tidak ada gairah untuk beribadah kepada TUHAN. Sebab itu saya selalu ingatkan pemuda-pemudi sebelum menikah; banyak berkonsultasi kepada TUHAN, di situ engkau diajarkan supaya nanti bisa menyampaikan apa yang bisa disampaikan terkait ibadah ini kepada calon pasanganmu. Jangan engkau tutup-tutupi, dikemudian hari engkau tidak bisa menyelesaikan masalahmu nanti, jangan-jangan engkau nanti yang ditarik oleh pasanganmu. Yang sudah mengerti Firman saja, tidak menutup kemungkinan akan diseret oleh ekor naga (Wahyu 12:4). 

Jadi, pemuda dan pemudi, sebelum menikah banyak konsultasi. Jangan engkau anggap enteng nyawamu, nyawamu itu bukan nyawa binatang. Binatang memang hidup dan dibesarkan untuk dimusnahkan, tetapi jiwamu diselamatkan / kembali kepada Sang Khalik, Sang Pencipta. Kita ini tanah liat yang dibentuk oleh Penjunan, harus kembali kepada Dia.


Banyak kesalahan dari dahulu terus diulang-ulangi, tidak bisa berubah karena tidak mau terbuka kepada TUHAN. Apa yang dapat diperbuat oleh manusia daging? Tidak ada. Tetapi, kalau pelita emas; dia bernyala-nyala, dia akan menerangi sampai ke dalam hati manusia, karena itu adalah biji mata TUHAN untuk menolong sidang jemaat TUHAN. Jadi, kalau kita tidak datang kepada biji mata TUHAN, apa yang bisa kita perbuat?


Sedikit tambahan, mengapa saya sampaikan betapa pentingnya biji mata / pelita emas ini bagi kehidupan kita, nikah dan rumah tangga kita; sedikit kesaksian dari saya, semoga menjadi berkat. 

Sebelum saya menikah, saya merasa pasti dicukupkan oleh pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel. Maka, oleh pengajaran mempelai ini saya bisa mengendalikan nikah saya. Memang betul pengajaran mempelai satu-satunya pengajaran yang dapat mengendalikan nikah. Tetapi pertanyaannya; apa saya sudah hidup di dalamnya? Kalau saya belum hidup di dalamnya, maka, saya tidak akan pernah bisa menjadi contoh bagi isteri dan anak saya. Oleh sebab itu, diawal pernikahan kami banyak kali terjadi clash, tetapi itu karena kesalahan saya sebagai pemimpin / gembala; tidak bisa memimpin dan tidak menjadi contoh teladan (belum menjadi biji mata TUHAN). 

Setelah hari berganti hari, tahun berganti tahun (seiring berjalannya waktu), betapa pengajaran mempelai begitu hebat memproses saya, barulah saya betul-betul memahami apa itu yang dimaksud seorang suami mengasihi isteri, tetapi itupun belum sempurna masih banyak kesalahan di sana-sini. 


Jadi, kalau saudara tidak mau datang kepada pelita, tidak mau datang kepada pengalaman dari pelita, apa yang saudara dapat perbuat? Tidak ada, selain dengan pengetahuan saudara yang belum mencapai kerajaan Sorga. Di situlah nanti akan terjadi tetesan air mata. Apa yang saya sampaikan ini tidak dusta. Hari ini mungkin belum ada tetesan air mata, tetapi satu bulan, dua bulan, tiga bulan nikahmu penuh dengan tetesan air mata, kalau tidak sungguh-sungguh tergembala dan mau datang (disoroti) oleh ketujuh pelita yang menyala di atas kaki dian emas.


Saya tambahkan sedikit lagi kesaksian saya; ada banyak orang datang ke Pastori untuk pemberkatan nikah dan saya selalu sampaikan; “saya mau” tetapi  syaratnya; bertobat dengan sungguh-sungguh, kemudian nikahmu harus tergembala, kalau tidak demikian saya tidak mau. Isteri saya saksinya.

Karena saya tau, kalau nikah mereka tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu seperti Babel kota setan tritunggal; terpisah-pisah dari TUHAN sehingga terpecah, terbagi tiga, dengan lain kata; runtuh dan mencapai kebinasaan (Matius 12:25)

Ini yang saya waspadi, bukan berarti saya kejam, sebab saya memiliki prinsip dalam pelayanan ini. Berapa banyak tawaran uang datang kepada saya tetapi saya tolak.

Soal nikah, sampai hari ini nyawa saya masih tertolong. Saya tidak mau memberkati nikah-nikah yang tidak mau dengan sungguh-sungguh tergembala. Banyak hal yang saya dapat dari hidup ini; kenapa bukan saya yang memberkati nikahnya? Ternyata nikahnya tidak tergembala pada ujung-ujungnya.


Jadi, kalau pemuda-pemudi tidak mau belajar kepada nikah dari biji mata TUHAN, apa yang bisa diperbuat selain menangis dan meringis? Saya ini tidak sedang mengutuki, tetapi sedang memberitahukan apa yang akan terjadi. Dan kalau itu terjadi, kuatlah di dalam TUHAN, jangan nanti engkau yang terseret. Kita kan sudah melihat nikah dari orangtua, kenapa masih bermain-main lagi, mencemplungkan diri dengan kubangan yang sama? 


Ini adalah ketegasan sekaligus kasih dari TUHAN. TUHAN itu tegas, karena Dia adalah kasih. Kalau TUHAN daging, Dia tidak tegas; hanya senyum-senyum membiarkan dosa itu ada dalam jiwa dan hidup seseorang.


Jadi, hidup, ibadah, pelayanan, nikah rumah tangga sedang disoroti oleh biji mata TUHAN. Dan kalau disoroti sampai ke dalaman hati kita, jangan ngomel, jangan bersungut-sungut, karena TUHAN yang utus. Marahlah kepada yang mengutus. Untuk apa kita marah kepada satu benda itulah Pelita Emas, Kandil Emas? 

Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN atau imam-imam yang melayani TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, datanglah kepada TUHAN bukan dengan keperkasaan bukan juga dengan kekuatan.


Zakharia 4:6-7

(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. (4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"


Seorang hamba TUHAN atau imam-imam yang melayani TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, datang kepada TUHAN bukan dengan keperkasaan, bukan juga dengan kekuatan, melainkan dengan Roh TUHAN.

Seorang hamba TUHAN yang dijadikan biji mata TUHAN; melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN dengan roh yang bernyala-nyala, maka di sini dikatakan; gunung besar menjadi rata; penghalang yang besar menjadi rata, tidak ada yang mustahil. 


Tetapi seorang hamba TUHAN yang tidak memiliki Roh Allah, tidak mungkin ibadah dan pelayanannya bernyala-nyala, berapi-api. Jangankan gunung besar, persoalan kecil saja dia tidak bisa dilewati, persoalan kecil saja bisa dibesar-besarkan, tidak bisa diratakan, tidak bisa diselesaikan. Entah ibadah yang lama yang dibesarkan, entah Firmannya yang terlalu mengoreksi, entah persembahannya terlalu banyak, dan masih banyak lagi, itu yang dibesar-besarkan.

Coba bayangkan, bagaimana saudara dapat mengatasi rumah tangga yang suka membesarkan perkara kecil, yang tidak perlu diributkan jadi ribut? Itu semua karena Roh Allah tidak ada lagi di dalam dirinya. Tetapi kalau kita datang kepada TUHAN, menghadap TUHAN, ibadah berkobar-kobar, pelayanan berkobar-kobar; gunung besar lagi tinggi semuanya rata, semua perkara dapat diatasi.


Pendeknya, semakin suci hidup seorang hamba TUHAN maka semakin berapi-api dan berkobar-kobar dalam melayani TUHAN. Pertahankan nikah suci supaya kita layak melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.


Wahyu 4:5

(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.


Di sini kita melihat, dari takhta Allah keluar:

  • Kilat.
    Ini berbicara tentang kecepatan tinggi seperti kilat. Demikianlah model ibadah dan pelayanan di hadapan takhta Allah. Oleh sebab itu, jangan berlambat-lambat apalagi bermalas-malasan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, sebab kita sedang berlomba dengan geraknya musuh yang begitu gesit dan cepat / cekatan untuk memperdayakan umat TUHAN. Ini harus dipahami oleh biji mata TUHAN yang diurapi.

  • Bunyi guruh yang menderu.

Ini berbicara tentang aliran atau arus yang sangat kuat yang tidak bisa dibendung. Demikianlah keadaan tujuh Roh Allah atau hamba-hamba TUHAN yang diurapi untuk merampas jiwa-jiwa dari musuh, yakni; setan tritunggal. Sebagaimana dalam Wahyu 17, yang kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel terkena kepada Pelita Emas.


Wahyu 17:14-18

(17:14) Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia." (17:15) Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa. (17:16) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api. (17:17) Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi. (17:18) Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi."


Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah, Dia juga merupakan Kaki Dian Emas yang sejati dan Dia telah merampas jiwa-jiwa dari tangan musuh dan maut, sebab Allah telah menerangi hati mereka dengan Pelita Emas, sehingga setelah hati mereka diterangi, mereka pun melakukan kehendak Allah.


Hati siapa yang diterangi oleh Pelita Emas? Yaitu; air yang banyak yang semula diduduki oleh wanita Babel, mereka datang dari tiap-tiap suku, kaum, bangsa dan bahasa. 

Jadi saudara, biji mata TUHAN menerangi orang-orang yang tadinya ada di tangan musuh. Tetapi oleh biji mata TUHAN mereka dirampas dari tangan musuh. 


Jadi sudah sangat jelas, Wahyu 17 ini benar-benar terkena kepada PELITA EMAS.


Sekarang kita akan masuk pada ayat pertama…

Wahyu 17:1 dengan perikop: "Penghakiman atas Babel"

(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. 


Sebelum wanita Babel yang disebut sebagai pelacur besar menerima hukuman TUHAN, sebelumnya ia duduk di tempat yang banyak airnya. Air yang banyak 🡪 lautan dunia datang dari berbagai suku, bahasa, dan bangsa.

Jadi, nanti ada banyak anak-anak TUHAN diduduki oleh wanita pelacur, dengan lain kata; betul-betul mereka dalam genggaman wanita Babel, pelacur besar itu.


Wahyu 17:2

(17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."


Kemudian, air yang telah diduduki oleh wanita Babel tersebut, yakni; penghuni-penghuni bumi, akhirnya mabuk oleh anggur percabulannya, termasuk raja-raja di bumi. Sangat ironis sekali.


Bukankah TUHAN telah mengadakan penebusan terhadap saya dan saudara dari segala suku, bahasa dan bangsa oleh darah Anak Domba yang telah disembeli di atas kayu salib? Lalu kelanjutan dari penebusan dalam Wahyu 5:9-10; dijadikan imamat rajani dan memerintah sebagai raja di bumi? 

Tetapi lihatlah, raja-raja juga akhirnya turut berlaku cabul dengan perempuan cabul; tidak menghargai darah tebusan, tidak menghargai kemurahan TUHAN. Sangat-sangat ironis sekali.

Seyogyanya, kita semua harus menghargai darah tebusan, dan justru kita manfaatkan darah tebusan itu untuk kita dapat bertobat. 


Dia adalah berkat rohani dari Sorga, kita ini kepenuhan Dia, kepenuhan Kepala, berarti kita wajib  untuk menampung berkat termasuk kemurahan untuk kita bisa bertobat (Efesus 1:22-23). Kita adalah wadah untuk menampung berkat rohani, menampung darah tebusan, manfaatkan itu, jangan disia-siakan, karena hari-hari ini adalah hari-hari yang jahat, hari-hari terakhir, kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi. Selagi hari masih siang, selagi masih ada kesempatan, manfaatkan darah salib, jangan bermain-main dan berfoya-foya di siang hari, memboroskan harta rohani. 

Kalau kita berfoya-foya pada siang hari, di situ nanti terjadi kenajisan percabulan seperti anak yang bungsu. Anak yang bungsu menerima harta yang menjadi bagiannya, tetapi dia pergi merantau ke tempat yang jauh. Lalu berfoya-foya dengan segala harta miliknya dan melacur dengan perempuan pelacur (Lukas 15:30).


Kita bersyukur karena Allah telah memberikan Yesus kepada kita sebagai Kepala dan kita kepenuhan Dia, supaya kita boleh menampung segala berkat rohani termasuk darah salib untuk menebus kita.

Kita ini tubuh Kristus, bukan kepenuhan yang lain, bukan untuk menampung dosa kejahatan dan kenajisan percabulan tetapi menampung rahmat TUHAN. Sebab itu manfaatkan darah tebusan, supaya kita mengalami pertobatan sungguh-sungguh.


Wahyu 18:2

(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, (18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Babel kota besar adalah tempat semua jenis kejahatan, teramat lebih tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci oleh TUHAN.

Apa yang dibenci oleh TUHAN itu juga harus kita benci. Jangan kita menyukai apa yang dibenci TUHAN, supaya kita jangan turut dibenci oleh TUHAN. 


Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Semua bangsa dan raja-raja di bumi, telah berbuat cabul dengan wanita Babel. Kemudian, pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya. Pendeknya, menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu = kenajisan percabulan.


Diberkati oleh TUHAN sampai berkelimpahan, itu tidak salah. Kemudian mencapai keberhasilan dalam segala usaha dan pekerjaan, bisnis yang dikelola dan lain sebagainya, itu juga tidak salah. Akan tetapi, berhasil dan menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu itu yang disebut dengan kenajisan percabulan.

Begitu banyak orang dengan nafsu dagingnya berusaha menjadi orang yang berhasil dan untuk mengalami keberkatan yang berkelimpahan, itulah yang disebut kenajisan percabulan; telah mabuk anggur percabulan dari wanita Babel.


Kalau kita jauh dari TUHAN, jauh dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, bahkan jauh dari kasih Allah, hanya untuk memperoleh keberhasilan, kelimpahan itu namanya kenajisan percabulan oleh karena hawa nafsu. TUHAN tidak melarang kita berhasil, tetapi jangan menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.


TUHAN telah memberitahukan semua hal ini kepada kita, supaya kita jangan salah bertindak dihadapan TUHAN. Kalau TUHAN nyatakan pedang tajamnya sampai kepada penyucian yang terdalam, bukan berarti TUHAN mau menindas atau membinasakan kita, tetapi TUHAN mau menolong kita, karena tidak ada cara lain untuk merampas kita dari tangan musuh, termasuk Babel kota besar itu.


Di atas tadi disampaikan; bukan hanya penduduk / penghuni bumi yang telah mabuk oleh anggur percabulan Babel. Tetapi rupanya, raja-raja yang sudah ditebus dan dijadikan imamat rajani, ternyata telah berlaku cabul. Ini luar biasa, karena tidak tau syukur dan tidak menghargai kemurahan TUHAN.


Kita akan melihat satu contoh satu peristiwa dimana IMAMAT RAJANI HIDUP DALAM KENAJISAN PERCABULAN…

Yohanes 12:1-3 dengan perikop :"Yesus diurapi di Betania"

(12:1) Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. (12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. (12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.


“Bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.”

Bau harum akan memenuhi rumah kalau kondisi rohani kita ada pada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan. 

Itulah harapan saya dan harapan kita semua; supaya seisi rumah tangga kita bau semerbak, bau harum dari TUHAN karena ibadahnya sudah sampai pada ibadah tertinggi itulah doa penyembahan.


Kemudian di sini kita melihat; Yesus mengunjungi kampung Betania, tempat tinggal Lazarus, Marta dan Maria.

Dalam kunjungan-Nya itu, diadakanlah perjamuan makan untuk Yesus, kemudian:

  • Marta melayani dalam suasana kebangkitan.

Tandanya; tidak ngomel, tidak bersungut-sungut dengan lain kata; tidak memerintah Yesus lagi sebagaimana dalam Lukas 10:40.


Lukas 10:40

(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."


Marta sibuk sekali melayani,  memang Marta suka melayani (hobi melayani). 

Siapa di sini yang hobi melayani tetapi tidak dengar-dengaran? Minta ampun kepada TUHAN, itu pelayanan belum dalam suasana kebangkitan. Kalau pelayanan belum dalam suasana kebangkitan; suka perintah-perintah TUHAN, suka ngomel kepada sesamanya. 

Tetapi lihatlah pelayanan Marta sesudah Lazarus bangkit; ia tidak lagi ngomel, bersungut dan tidak lagi memerintah / menyuruh TUHAN Yesus.


  • Sedang Lazarus turut makan dengan Yesus.

Saat ini kita turut makan atau satu perjamuan dengan TUHAN di dalam Sorga di tengah ibadah dan pelayanan ini, supaya kita tidak lapar dan haus lagi. Kita dikenyangkan dan dipuaskan oleh Firman Allah. Beda dengan perempuan Samaria betul-betul lapar dan haus tidak cukup dengan satu dua laki-laki, bahkan sampai enam laki-laki. Untung saja ia bertemu dengan laki-laki yang ketujuh itulah Yesus.

Kalau sudah dipuaskan tidak perlu mencari yang lain lagi, yang tidak dikehendaki oleh TUHAN.

Kalau kita satu perjamuan makan dengan TUHAN; bersyukur. Jangan sampai tidak mau turut makan bersama dengan TUHAN, celaka dua belas nanti. Kalau sudah dihidupkan dari maut bersyukurlah. 


  • Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya.


Jadi, kunjungan Yesus pada kali ini kepada kampung Betania adalah kunjungan yang luar biasa. Bukankah kita ini digembalakan di dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon? 


Singkat kata, keluarga Betania bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada 3 (tiga) macam alat dalam Ruangan Suci, yaitu;

  • MARTA melayani dalam suasana kebangkitan terkena kepada Pelita Emas 🡪 ketekunan dalam  Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian roh.

  • LAZARUS turut makan dengan Yesus terkena kepada Meja Roti Sajian 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

  • MARIA mempersembahkan minyak narwastu di kaki Yesus terkena kepada Mezbah Dupa 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan yang selanjutnya menjadikan kita berharga di mata TUHAN, berbau harum semerbak seisi rumah.

Jadi, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itu datang dari Sorga, sesuai dengan petunjuk dari TUHAN kepada Musa di gunung Sinai, bukan datang dari manusia.


Kalau gereja tidak paham ini, bagaimana mau merasakan kunjungan TUHAN seperti TUHAN mengunjungi kampung Betania? Padahal, kita butuh kunjungan TUHAN. 

Bayangkan, dalam keadaan sakit, jangankan petinggi atau pejabat, teman saja datang dalam kesusahan pasti senang. 


Doakan keluarga kita masing-masing supaya tau menghargai ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Peringatan ini saya kira tidak keras, karena TUHAN sedang menyoroti ibadah, nikah rumah tangga, pelayanan kita. Jadi jangan marah. Kalau marah jangan ke Pelita Emas, tetapi marah kepada yang mengutus. 

Kalau saya, justru bersyukur, sebab kalau kegelapan itu tidak diterangi, siapa lagi yang akan menerangi? Masa saya datang dan kompromi kepada yang gelap-gelap? Jadi susah hidup saya nanti.


Sekali lagi saya sampaikan; dimanapun hidup kita ada dan kampung apapun kita namanya, yang penting ada kunjungan TUHAN seperti kampung Betania ini. Hargai Pelita Emas. Yesus adalah Kaki Dian Emas sejati yang harus kita hargai. 


Terkait dengan rencana-rencana, Lukas 14:28,31 berkata; duduk dulu baru buat rencana. Tetapi ini tidak, pergi kepada orang yang belum berpengalaman dalam nikah, akhirnya salah hidupnya. Andaikata kita boleh duduk dan berembuk dalam merencakan sebuah rencana, nanti pengalaman dari pelitam emas itu akan menerangi hati dan mengajarkan kita. Kalau tidak mau, nanti gigit jari. Apa yang saya sampaikan ini benar semua, karena saya bicara berdasarkan pengalaman, bukan sedang mengutuki.


Inilah yang disesalkan dari seorang yang sudah tergembala tetapi tidak mau datang dan diterangi oleh pelita. Akhirnya susah sendiri. Apakah kanak-kanak bisa menghadapi dan menyelesaikan nikah? Sebab, kehidupan anak-anak akan nangis kalau dimarahi. Tiap hari harus membersihkan ingusnya, karena rewel mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kalau kuat membersihkan ingusnya, silahkan, tetapi sampai kapan? Kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.

Ini pelajaran yang bagus, jangan diabaikan.


Kita sudah melihat raja-raja yang bersekutu dengan TUHAN. Lalu sekarang, dimana raja-raja yang mabuk oleh anggur percabulan dari pada wanita Babel?

Yohanes 12:4-7

(12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: (12:5) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" (12:6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. (12:7) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.


Di sini kita melihat; Yudas Iskariot mempersalahkan Maria, karena telah mempersembahkan minyak narwastu seharga 300 dinar; mahal dan murni (belum ada campuran).  Sedangkan 300 dinar adalah upah satu tahun di Israel, karena upah pekerjaan di Israel adalah sedinar sehari.


Kemudian, selain mempersalahkan Maria; Yudas juga menegor atau mempersalahkan Yesus, karena minyak itu diizinkan untuk dituangkan / dipersembahkan.

Yudas ini sungguh luar biasa, tidak tau diri. Bisa-bisanya menegor Yesus TUHAN dan Juruselamat lalu mempersalahkan doa penyembahan. Banyak orang Kristen seperti ini, mengatakan bahwa dari nenek moyangnya yang ia tahu hanya Ibadah Raya Minggu tidak ada doa penyembahan. 


Jangan kita seperti itu, kalau itu isteri atau suami mu; doakan. Kalau tidak mau duduk merencanakan sebuah perencanaan dengan Pelita Emas untuk menerangi nikahmu ke depan; betul-betul perjuanganmu akan lebih hebat lagi. Perhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh, jangan malu untuk diterangi pelita, dari pada air yang banyak diduduki oleh perempuan Babel. Lebih baik dari awal duduk dan buat sebuah rencana, jangan langsung bertindak.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? (Lukas 14:28, 31)


Setelah mempersalahkan Maria dan menegor Yesus, selanjutnya, Yudas membenarkan dirinya. Terlihat dari perkataannya; "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Sebenarnya, Yudas mengatakan hal itu bukan karena memperhatikan nasib orang miskin, melainkan; karena Yudas seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas, karena ia adalah seorang bendahara.


Yang bekerja, jujur! Kalau itu bukan hakmu jangan diambil. Engkau harus merasa tertuduh supaya layak melayani TUHAN. Jangan sampai sudah salah, tetapi terus saja melayani TUHAN. Selain nikah beres, hidup kita secara pribadi juga harus beres. 

Jangan suka mengambil yang bukan haknya termasuk sepersepuluhan. Saya mengatakan ini bukan karena saya mata duitan, tetapi supaya saudara benar di mata TUHAN. Kalau hidupmu saja tidak benar hari ini, bagaimana nikahmu baik ke depan? Sementara pergumulan ke depan begitu besar, lawan di depan begitu banyak.

Jadi, bukan saja mengambil uang dari kas, tetapi mengambil uang dari kas perbendaharaan rumah TUHAN, juga disebut pencuri.


Maleakhi 3:10

(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.


Rumah TUHAN juga kas atau perbendaharaan; ada pembukaan rahasia Firman (makanan). 


Yudas dijadikan bendahara, tetapi ia mengambil uang yang bukan miliknya termasuk mengambil uang dalam kas (perbendaharaan). Karena dia seorang pencuri, mengambil yang bukan milikinya, ia berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Sebetulnya ia tidak pernah memperhatikan orang miskin. Sebenarnya pencuri tidak pernah memperhatikan orang lain, biarpun seperti lemah lembut, tetapi sesungguhnya ia tidak mau tau dengan ibadah dan pelayanan, bahkan orang-orang disekitarnya pun ia tidak mau tau. Yang dia tau bagaimana memuaskan dagingnya. Itulah kelimpahan oleh hawa nafsu. Inilah kenajisan percabulan itu.


Inilah yang saya maksud tadi, bahwa Yudas Iskariot ingin dalam kelimpahan tetapi karena hawa nafsu disebut juga dengan kenajisan percabulan. Mencuri persepuluhan dari rumah perbendaharaan seperti Yudas, adalah kenajisan percabulan. Jadi saudara, ini salah satu contoh raja-raja hidup di dalam kenajisan percabulan.


Saya sendiri juga jujur, kalau ada persembahan dari sidang jemaat, entah itu ikan, sayur, daging atau apa saja, semua itu saya hitung. Jadi tidak hanya sekedar sepersepuluh dari kolekte. Bahkan digratisin naik mobil saja saya hitung juga, dapat e-toll saya hitung juga, supaya jangan dikuasai oleh kenajisan percabulan. Jangan ambil uang dari perbendaharaan, itu kenajisan percabulan. 


Singkat kata, Yudas adalah salah satu raja-raja di bumi ini tetapi hidupnya telah dikuasai oleh kenajisan percabulan sebab ia menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nasfu.


Kenapa saya katakan dia raja-raja tetapi dikuasai kenajisan percabulan? 

Matius 10:1, 4

(10:1) Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. (10:4) Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.


Yudas adalah raja-raja, tetapi dikuasai oleh kenajisan percabulan. Sebab TUHAN yang memanggil dia dan mengutus dia. Inilah model raja-raja yang dikuasai oleh kenajisan percabulan.


Kita sudah melihat di atas tadi; Yudas Iskariot menegor Yesus. Kalau tidak mau berubah, dosa itu akan meningkat bukan lagi sekedar menegor. 


Matius 26:14

(26:14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (26:15) Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (26:16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.


Kesimpulan dari ayat ini adalah; Yudas Iskariot mengkhianati Yesus Kristus.


Kemudian, dari menegor itu tidak mau berubah, meninggkat menjadi seorang pengkhianat

Jangan kita jadi pengkhianat, apalagi sudah diberkati, sudah tau tentang kemurahan, pembukaan Firman, diberi kesempatan tekun tiga macam ibadah, kemudian melayani, tetapi mengkhianat pula. Sudah banyak pertolongan dan kemurahan TUHAN tetapi masih mengkhianat, dimana hati nuranimu?


Matius 26:21-24

(26:21) Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." (26:22) Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" (26:23) Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. (26:24) Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."


Hidup dalam kenajisan percabulan, mengambil uang dari perbendaharaan, kehidupan seperti ini jauh lebih baik jikalau ia tidak dilahirkan.


Matius 26:25

(26:25) Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."


Tidakkah kita bersyukur dengan adanya Pelita Emas menerangi hidup, nikah rumah tangga, pelayanan kita?


Yudas telah diperingatkan oleh Yesus, namun Yudas tidak mau berubah / bertobat.  TUHAN sudah menunjuk Yudas dengan berkata: “Engkau telah mengatakannya”, tetapi ia tidak mau bertobat, tidak mau berubah dari kenajisan percabulan.


Matius 26:47-50

(26:47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (26:48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." (26:49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. (26:50) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.


Pada akhirnya Yudas menyerahkan Yesus untuk ditangkap lalu disalibkan

Jadi, di mulai dari menegor, kemudian dosa itu meningkat dengan mengkhianati Yesus, puncaknya; Yudas Iskariot menyerahkan Yesus untuk ditangkap dan disalibkan demi tiga puluh keping uang perak. Penyebabnya adalah oleh karena kenajisan percabulan (roh babel).


Matius 27:3-4

(27:3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (27:4) dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"


Yudas pada akhirnya menyesal, tetapi sudah terlambat. 


Kemudian, perlu untuk diketahui; hanya TUHAN yang sanggup menolong kita. Orang Yahudi seperti imam-imam kepala tidak mau tau. Itu sebabnya mereka berkata: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" 

Sampai malam ini TUHAN memperhatikan kita semua supaya kita jangan salah. Kita ditegor supaya dosa itu jangan meningkat dan jangan binasa. Orang lain tidak peduli, seperti model imam-imam kepala dan tua-tua, hanya TUHAN Yesus Pelita Emas yang sejati yang bisa menerangi hati ini. Tetapi Pelita Emas sejati justru dicuekin, diabaikan, tidak dipedulikan, justru di jual dengan tiga puluh keping uang perak. 

Padahal, Pelita Emas itu berasal dari satu talenta. Satu talenta itu mahal sekali, tetapi dijual hanya dengan tiga puluh keping uang perak. Betapa kenajisan percabulan itu menjadikan seseorang bodoh.


Matius 27:5

(27:5) Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Akhirnya Yudas gantung diri alias bunuh diri

Orang Yang bunuh diri, tidak masuk Sorga. Jadi jangan pernah putus asa dan putus harap, tetaplah setia kepada TUHAN. Kalau ada pencobaan, minta kekuatan dari Roh TUHAN. Jangan malah uring-uringan. Karena orang yang putus asa ujung-ujungnya bunuh diri.


Jadi TUHAN benar, lebih baik Yudas ini tidak dilahirkan oleh seorang ibu. Tidak ada artinya hidup kalau pada akhirnya binasa. Jangan hidup dengan percuma apalagi karena kenajisan percabulan, itu yang membuat seseorang bodoh; mengambil yang bukan miliknya, dari rumah perbendaharaan, seperti Yudas mengambil uang dari kas.


Kisah Para Rasul 1:17-18

(1:17) Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini." (1:18) -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.


"Isi perutnya tertumpah ke luar"

Artinya; dosa Yudas telah dinyatakan secara terang-terangan oleh TUHAN = dipermalukan oleh TUHAN.

Yudas tidak mendapat pengampunan, akhirnya iapun binasa selama-lamanya.














Isi perut itu terdiri dari usus 12 (dua belas) jari, dalam pola Tabernakel terkena kepada Meja Roti Sajian. Tetapi isi perut lainnya masih ada; limpa, hati, ginjal dan usus dalam pola Tabernakel terkena kepada Pelita Emas

Jadi kalau isi perut keluar semua; dosanya yaitu; kenajisan percabulan, dinyatakan dengan terang-terangan oleh TUHAN, dipermalukan oleh TUHAN dan tidak diampuni oleh TUHAN. 

Sebelum mengalami hal sesadis ini, hati-hati. Karena peringatan ini bukan suatu kebetulan.


Kiranya TUHAN dengan segala rahmat-Nya betul-betul berkuasa untuk mengubahkan segenap hidup kita. Hati pikiran dan perasaan yang salah diluruskan dan diubahkan. Manfaatkan darah Kristus supaya kita betul-betul mengalami perubahan, karena kita wadah untuk menerima berkat pertolongan dan kemurahan TUHAN. Selama masih ada kesempatan, manfaatkan dengan baik. 


Kita berdoa untuk hidup kita, rumah tangga kita masing-masing, jangan sampai kita ambil lagi uang dari rumah perbendaharaan itu seperti Yudas. Bertobatlah sungguh-sungguh. 

Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan, menunjukkan peringatan keras. Karena TUHAN sudah tunggu dan sudah menyatakan kesabarannya bertahun-tahun. Kalau toh tidak berubah hati-hati dengan ayat Firman ini.


Saya tidak cari-cari ayat untuk menembak-nembak seseorang. Ini rangkaian sesuai dengan Wahyu 17 terkena kepada Pelita Emas. 



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang gr; Pdt. Daniel U. Sitohang







No comments:

Post a Comment