KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, May 24, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 MEI 2024



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 MEI  2024

SURAT YUDAS

Subtema: MENYIKAPI KEGEMPARAN


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan TUHAN kita dihimpunkan oleh TUHAN berada di atas gunung TUHAN yang kudus, itulah gunung Sion, wujudnya doa penyembahan, berarti sebentar kita akan membawa hidup kita rendah di ujung kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan takhtaNya sujud menyembah kepada Dia, itulah tanda penyerahan diri kita sepenuhnya kepada TUHAN.


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang, Cilegon, Banten, Indonesia lewat online atau live streaming, Youtube, Facebook, atau media sosial apapun, dimanapun saudara berada. 


Secepatnya kita sambut firman penggembalaan untuk ibadah Doa Penyembahan  dari surat Yudas, namun jangan lupa tetap berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya  firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi, sampai membawa hidup kita rendah di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia, memang itulah wujud dari gunung TUHAN yang kudus.


Kita masih berada pada Yudas 1:3 untuk beberapa bulan lamanya, dari akhir bulan Desember sampai bulan ini kita masih berada pada ayat ke tiga.

Yudas 1:3 dengan perikop: "Hukuman atas guru-guru palsu"

(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.


Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil. Pendeknya, dalam surat ini Yudas mendapat kesempatan untuk menasehati mereka yang terpanggil.

Adapun tujuan dari nasihat : Supaya orang-orang yang terpanggil tetap berjuang untuk mempertahankan iman, sampai mencapai iman yang sempurna


Terkait iman yang sempurna, kita akan telusuri pada surat Yakobus…

Yakobus 2:17

(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.


Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.  

Anak-anak Tuhan pada dasarnya punya iman, tetapi iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.  Kalau iman mati maka kerohanian seseorang tentu saja mati, karena iman adalah motor penggerak ibadah dan pelayanan dari hidup seseorang.


Yakobus 2:18

(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."


Iman tidak dapat terpisahkan dari perbuatan (tindakan). Pendeknya, joli (pasangan) dari iman adalah tindakan (perbuatan) dengan demikian; iman dan perbuatan adalah pasangan yang tidak mungkin terpisahkan. Jadi iman itu tidak boleh diceraikan dari perbuatan.

Biarlah perbuatan-perbuatan iman ada di dalam diri kita masing-masing, sebab kita tidak cukup mengatakan bahwa kita beriman kepada Yesus, karena iman tanpa perbuatan tidak ada artinya.


Yakobus 2:24-25

(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. (2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?


Kembali saya sampaikan dengan tandas manusia dibenarkan karena perbuatannya, bukan hanya karena iman, seperti Rahab; dibenarkan karena perbuatannya.


Sebenarnya siapakah Rahab?

  • Rahab adalah orang Kanaan (bangsa kafir), bukan bangsa Israel disebut juga dengan orang-orang yang tidak bersunat.

  • Rahab adalah seorang pelacur atau perempuan sundal yang telah menajiskan banyak orang


Timbul pertanyaan bagi kita: Apakah perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan Allah?

Jawabnya: 

  1. Rahab menyembunyikan kedua orang pengintai di dalam rumahnya.

  2. Menolong kedua pengintai itu lolos dari jalan yang lain


Mari kita lihat peristiwa tersebut.

Yosua 2:1-6 dengan perikop: "Pengintai-pengintai di Yerikho"

(2:1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ. (2:2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: "Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini." (2:3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini." (2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." (2:6) Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.


Inti dari ayat 1-6 adalah Rahab menyembunyikan kedua pengintai yang dilepaskan dari Sitim oleh Yosua.

Dua pengintai jelas → firman Allah dan Roh El-Kudus, sehingga Rahab mendapat lawatan dari dua oknum Allah (dua pengintai), yakni firman Allah dan Roh El-Kudus.

Akan tetapi ketika kedua pengintai yang bertugas untuk mengamat-amati negeri Kanaan secara khusus Yerikho, pada saat itu terjadilah kegemparan yang  menggetarkan, mari kita buktikan pada ayat 7-9.


Yosua 2:7-9

(2:7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar. (2:8) Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh (2:9) dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.


Oleh karena aktivitas atau kegiatan penyelidikan dari kedua pengintai (gambaran Roh kudus dan firman TUHAN), terjadi suatu kengerian, kegentaran dan kegemparan. Kegemparan ini pertama-tama menghinggapi raja Yerikho sebagaimana  Yosua 2:2-3.

Raja Yerikho adalah gambaran atau bayangan dari iblis setan yang memang mengetahui segala gerakan-gerakan yang terkecil sekalipun dari anak-anak Tuhan. Itulah sebabnya ketika bangsa Israel hendak keluar dari tanah Mesir, TUHAN memerintahkan  untuk menyembelih domba jantan berumur satu tahun yang tidak bercela, itu gambaran dari pribadi Yesus Kristus, kemudian domba paska ditangkap pada tanggal yang ke-10, kemudian disembelih pada tanggal 14, berarti empat hari lamanya terkurung untuk diselidiki; apakah layak dijadikan sebagai korban paskah.


Arti paska maksudnya untuk membebaskan bangsa Israel dari tanah mesir (tanah perbudakan).  Jadi kelayakannya dikurung 4 hari untuk diselidiki kehidupannya seutuhnya;

  • diselidiki hati nurani,

  • diselidiki dunia,

  • diselidiki iblis/setan,

  • diselidiki oleh TUHAN.

Sesudah terkurung empat hari artinya sesudah selesai masa penyelidikan selama empat hari, kalau dikatakan layak barulah dijadikan sebagai korban paska. 

Jadi dari sini kita dapat melihat bahwa iblis (setan) ini mengetahui dengan jelas, dengan seksama segala gerakan-gerakan dari anak-anak TUHAN. Raja Yerikho tidak melihat kedua pengintai masuk ke dalam rumah Rahab, tetapi raja Yerikho adalah gambaran dari iblis (setan) tau dari segala gerakan-gerakan daripada anak-anak TUHAN. 


Pertanyaan: Mengapa raja Yerikho gempar dan mengalami kegentaran atau kengerian?

Jawabnya...

Yosua 2:7

(2:7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.


Ditutuplah pintu gerbang segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar, itu berarti raja Yerikho (gambaran setan) berusaha membatasi dan menghalang-halangi gerak dari kedua pengintai, sehingga orang-orang yang ada di dalam Yerikho tidak mengalami lawatan dari Firman Allah dan Roh Kudus.

Inilah jawaban mengapa raja Yerikho gempar dan mengalami kegentaran atau kengerian, jawabnya; setan itu berusaha untuk menghalang-halangi gerak dai dua oknum Allah yaitu Firman Allah dan Roh Allah dihalang-halangi supaya penduduk di dalam kota Yerikho itu tidak mengalami lawatan TUHAN. Tetapi puji TUHAN, pintu gerbang Sorga terbuka bagi kita semua, buktinya oleh karena kemurahan Tuhan kita dapat menghadap kepada Dia lewat ibadah doa penyembahan malam ini, serta ibadah-ibadah yang lain. 


Hati-hati saudaraku, jangan kita terkungkung seperti keadaan orang-orang Yerikho. Suami bijaksana bawa istri beribadah, isteri bijaksana bawa suami beribadah, orang tua bijaksana, bawa anak-anakmu beribadah,  anak juga bijaksana, bawa orang tua beribadah kepada Tuhan selagi ada kesempatan, selagi pintu kemurahan (pintu gerbang) terbuka bagi kita semua 


Yohanes 8:44

(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.


Tiga tabiat setan yang paling mendasar:

  1. Pembunuh manusia sejak semula, berarti dari sejak semula iblis telah berencana untuk membinasakan manusia. Membenci = membunuh = menolak kasih Allah Bapa.

  2. Tidak hidup dalam kebenaran, berarti; menyangkal salib Kristus sebagai sumber kebenaran yang sejati = menolak pribadi Yesus Anak Allah sebagai kebenaran.

Kebenaran yang sejati datang dari salib, di luar salib tidak ada kebenaran. 

  1. Pendusta dan bapa segala dusta, berarti; iblis setan menolak pekerjaan Kristus (Roh Kudus), yakni;

  • Mendukakan Roh Kudus

  • Memadamkan Roh Kudus

  • Menghujat Roh Kudus = dosa yang tidak diampuni. 


Kalau seseorang hidup dalam pengurapan yang besar, dalam pengurapan yang penuh dari Roh Allah yang kudus maka  ia tidak hidup di dalam dusta, karena tidak ada dusta di dalam Roh TUHAN. 

Jadi pendusta dan bapa segala dusta yaitu iblis (setan) menolak pekerjaan Kristus (Roh El-Kudus) akhirnya mendukakan Roh kudus, memadamkan Roh El-Kudus sampai akhirnya puncaknya menghujat Roh EL-Kudus, suatu dosa yang tak terampuni lagi. 

Matius 12:31: Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.


Singkat kata, ditutuplah pintu gerbang sesudah pengejar-pengejar itu keluar, itu berarti:

  1. Raja Yerikho takut kehilangan pengikutnya.

  2. Suatu bencana bagi setan.

  3. Supaya pekerjaannya tetap berjalan eksis, yaitu membentuk tubuh Babel.

Itulah sebabnya raja Yerikho mengalami kengerian (kegentaran/kegemparan) yang begitu hebat, dan kegemparan itu memang pertama-tama melanda raja Yerikho (gambaran dari setan). Tidak diizinkan dua pengintai masuk ke kota Yerikho, itu sebabnya segera sesudah pengejar-pengejar keluar ditutuplah pintu gerbang itu, ini bukti yang real bahwa raja Yerikho gambaran dari iblis (setan) mengalami kegemparan.


Kegemparan yang kedua juga terjadi pada diri Rahab itu sendiri..

Yosua 2:7-8

(2:8) Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh (2:9) dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.


Kegemparan yang kedua juga terjadi pada diri Rahab itu sendiri, tetapi oleh kegemparan itu justru menimbulkan rasa takut kepada Tuhan


Kengerian (kegentaran) yang dialami oleh Rahab berbeda dengan kengerian (kegentaran) yang dialami oleh raja Yerikho;

  • ketika kegemparan menghinggapi raja Yerikho, dia justru menutup pintu karena dari sejak semula dia mempunyai rencana untuk membinasakan manusia (Yohanes 8:44),

  • tetapi kegemparan yang menghinggapi Rahab justru menimbulkan rasa takut akan TUHAN. 


Kemudian kalau seseorang dikuasai oleh Roh  takut akan TUHAN

Amsal 8:13

(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.


Takut Tuhan ialah membenci kejahatan, secara khusus:

  1. Benci kepada kesombongan, kecongkakan = tinggal di dalam kasih Allah Bapa. 

Kalau orang sombong (meninggikan diri) itu tandanya dia tidak hidup di dalam kasih Allah Bapa. 

  1. Benci kepada tingkah laku yang jahat = hidup dalam kebenaran, yakni kebenaran yang bersumber dari salib di Golgota, itulah kebenaran dari Anak Allah. 

  2. Benci kepada mulut penuh tipu muslihat (dusta) = hidup/tinggal di dalam Roh Kudus


1 Yohanes 2:27

(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.


Kalau hidup dalam pengurapan tidak ada dusta. Orang yang berdusta adalah manusia daging yang belum dilumuri oleh minyak Roh Allah yang suci. Jadi dari sini kita dapat melihat satu keadaan yang begitu manis menghinggapi pribadi Rahab pelacur, perempuan Kanaan.  Kegentaran itu juga menghinggapi Rahab, tetapi justru oleh kegemparan itu menimbulkan rasa takut akan TUHAN. 

Jangan sampai kegentaran terjadi justru menimbulkan sungut-sungut, perbantahan kepada TUHAN. 


Kita semua punya latar belakang yang tidak baik, sama seperti Rahab pelacur ini, tetapi manakalah kegentaran itu menghinggapi dia, justru menimbulkan rasa takut akan TUHAN. Takut Tuhan ialah membenci kejahatan, secara khusus; benci kepada mulut penuh tipu muslihat (dusta) = hidup/tinggal di dalam Roh Kudus. Kalau TUHAN mengurapi kita tidak mungkin ada dusta lagi. Jadi tabiat dari pada Rahab ini bertolak belakang dengan tabiat dari raja Yerikho. 


Kolose 3:22 dengan perikop: "Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga"

(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.


Takut akan Tuhan berarti menjalankan roda kehidupan dengan tulus hati, yakni; tidak berbuat dosa di tempat yang tersembunyi = tidak menyembunyikan dosa = tidak suka bermain belakang. Sebaliknya, orang yang menyembunyikan dosa; ketaatannya itu hanya untuk dilihat manusia = hanya untuk menyenangkan hati manusia saja, tidak menyenangkan hati TUHAN, ini tidak tulus namanya. 

Saya gemes melihat orang hanya kebenaran sesaat, sesudah itu kembali lagi ke tabiat masa lalu, kok tidak  ingat firman TUHAN. Tetapi biarlah kiranya pengurapan itu penuh atas kita semua supaya jangan lagi dipengaruhi perasaan manusia daging, pertahankan kebenaran itu saudara. Jadilah hamba-hamba yang takut akan TUHAN = tidak suka main belakang, karena tulus hatinya. Ketaatan itu harus dibuktikan di hadapan TUHAN, bukan untuk dilihat mata manusia. 


Kolose 3:23

(3:23) Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


Takut TUHAN = tulus hatinya = tidak suka main belakang, segala sesuatu yang dikerjakan semuanya untuk TUHAN, kemuliaan hanya untuk TUHAN. 

Akhirnya keadan Rahab perempuan Kanaan, juga seorang pelacur, terlihat dengan jelas setelah dikembangkan oleh pembukaan rahasia firman. Pendeknya, dengan masuknya kedua pengintai ke rumah Rahab, ini berarti kemurahan TUHAN berlaku bagi Rahab yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Ia tidak pernah menyangka kemurahan yang begitu besar itu akhirnya diterima oleh Rahab seorang pelacur bakti. 

Sebetulnya kita sama seperti Rahab, kita tidak pernah menyangka kalau akhirnya kemurahan yang besar menghampiri kehidupan rohani (rumah rohani) kita. Kita tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya kita digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kita tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya kita mengenal pola Tabernakel, sehingga kita tahu untuk tekun tiga macam ibadah pokok yang memimpin sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan, kemurahan yang semacam ini tidak pernah kita pikirkan dahulu. 


Kita dulu dari gereja asal semula sebagai suku batak, tapi puji TUHAN kita semua menjadi Tabernakel rohani karena di dalam rumah rohani kita ini masuk dua pengintai (dua oknum Allah yaitu Firman dan Roh Allah) untuk menyelidiki segala sesuatunya. 


Jadi kemurahan TUHAN bagi Rahab bangsa kafir dan juga pelacur adalah kemurahan yang pada akhirnya mengangkat harkat dan martabatnya, juga mengangkat harkat dan martabat keluarganya. Jadi dimulai dari satu pribadi dulu, dimulai dari pribadi kita dulu, sampai nanti harkat dan martabat seisi rumah juga akan terangkat dan tertolong oleh TUHAN, asal kita jangan berputus asa dengan kegentaran dengan hadirnya dua oknum Allah yang disebut sebagai pengintai – Dahulu disebut pengintai, sekarang itulah gambaran dari dua oknum Allah, yaitu; firman dan Roh El-Kudus –


Memang kalau firman itu diurapi menyelidiki hati; gempar, gentar kita, tetapi biarlah kegemparan yang menghinggapi hidup kita masing-masing justru menimbulkan rasa takut akan TUHAN. 

 

Roma 2:4

(2:4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?


Maksud kemurahan Allah yang besar adalah: menuntun (menarik) kehidupan kita kepada pertobatan, berarti TUHAN mau angkat harkat martabat kita, harkat martabat seisi rumah kita

Kalau orang masih tetap mempertahankan hidup lamanya harkat martabatnya jatuhlah. 

Jadi sudah sangat jelas maksud kemurahan Allah ialah menuntun kita, mengangkat kita, menarik kita kepada pertobatan. Sekalipun dahulu kita mempunyai latar belakang yang tidak baik, kalau bertobat berarti harkat dan martabat kita diangkat oleh TUHAN, ditolong oleh TUHAN. Luar biasa kemurahan yang TUHAN nyatakan kepada Rahab bangsa kafir dan juga pelacur bakti ini (perempuan sundal) menimbulkan kenajisan terhadap laki-laki pada waktu itu.  


1 Korintus 2:9

(2:9) Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."


Kemurahan Tuhan datang dengan tidak disangka-sangka, buktinya:

  • Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, 

  • Apa yang tidak pernah didengar oleh telinga,

  • Apa yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia

Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.


Kita kembali membaca

Roma 2:4

(2:4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?


Jangan menganggap sepi; kekayaan kemurahan-nya, kesabaran-Nya, kelapangan hati-Nya.


Kehidupan kita mungkin tidak separah Rahab pelacur ini, tetapi ingat dahulu kita jauh dari TUHAN. Kemudian ketika kita jauh dari TUHAN betapa banyaknya dosa itu kita perbuat, bahkan kita berbuat dosa dengan rasa tidak takut dengan TUHAN; merokok ya terus merokok, mabuk seperti saya dulu, ya terus mabuk, tidak ada rasa takut, yang berdusta, ya terus berdusta,  jadi perut itu penuh dengan dusta, pikiran ini penuh dengan dusta dahulu. Dahulu gampang saja berdusta, tidak takut berdusta sebelum dipanggil oleh TUHAN (masih jauh dari TUHAN disebut zaman jahiliah) dosa jalan terus, tidak ada rasa takut berbuat dosa, dikuasai kemunafikan.


Dan akhirnya, kita dapat memetik suatu pelajaran dari penjelasan firman Allah ini bahwasanya; Rahab memiliki pandangan yang luas (pikirannya tidak cetek/pendek), sehingga dengan pandangan yang luas Rahab berusaha mengakhiri profesinya dan aktifitasnya sebagai seorang pelacur (perempuan sundal).

Pendeknya, Rahab berjuang untuk memisahkan (menceraikan) dirinya dari setan dan tabiatnya.


Kalau tadi raja Yerikho berusaha menutup pintu gerbangYerikho supaya dua pengintai ini jangan masuk ke dalam kota Yerikho. Tetapi lihatlah Rahab ini, karena pandangannya luas tidak pendek cara berpikirnya ia berjuang untuk memisahkan diri dari pada raja Yerikho.

Jadi Rahab berjuang untuk memisahkan (menceraikan dirinya) dari setan dan tabiat setan, dengan bukti: Tidak melaporkan keberadaan dari kedua pengintai itu kepada raja Yerikho. Pendeknya kesediaan Rahab menerima kedua pengintai tersebut adalah suatu bukti nyata bahwa Rahab sangat menghargai dua oknum Allah; firman Allah dan Roh Allah. 


1 Korintus 2:10

(2:10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.


Rahab tidak malu ketika kedua pengintai (dua oknum Allah), itulah Firman Allah dan Roh Allah, menyelidiki kehidupannya.

Dengan menampung kedua pengintai = bersedia diselidiki dengan Firman yang diurapi.

Ada banyak orang kristen tidak bersedia diselidiki oleh firman yang diurapi, kadang malah justru merasa tendensius (tertuduh) tidak terima dengan firman yang disampaikan, tetapi dengan menerima kehadiran kedua pengintai menunjukan kepada kita di akhir zaman ini bahwasannya Rahab sang pelacur ini bersedia diselidiki oleh dua pengintai; firman Allah dan Roh Allah, disimpulkan itulah firman yang diurapi


Singkat kata, kesimpulan dari dua macam kegemparan → di akhir zaman ada dua macam dari kegiatan Roh:

  1. Setan berusaha dengan giat untuk membentuk persundalan, muaranya menjadi tubuh Babel; pesta burung-burung, dimana daging manusia dikuasai kenajisan, semua lapisan sudah dikuasai roh kenajisan, itu tubuh Babel (Wahyu 17-18)

2.  Roh Tuhan dengan hebatnya membentuk tubuh Kristus yakni; sidang mempelai Tuhan (Wahyu 19:6-9)


Jadi kisah Rahab dan raja Yerikho itu sebuah nubuatan di akhir zaman; ada gerak setan untuk membentuk tubuh Babel dan ada juga gerak dari Roh Kudus untuk membentuk tubuh mempelai. 

Kegemparan menghinggapi Rahab itu artinya Roh TUHAN dengan hebatnya membentuk tubuh Kristus, sebagaimana tubuh mempelai dalam Wahyu 19:6-9, wujudnya dari tubuh mempelai (gunung Sion) penyembahan (Wahyu 19:1-5)


Wahyu 19:1-5. Perikop: Nyanyian atas jatuhnya Babel

(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, (19:2) sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (19:3) Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya." (19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

(19:5) Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"


Inilah wujud dari tubuh mempelai (gunung Sion), wujudnya doa penyembahan, itu adalah satu bukti bahwasannya perempuan Babel atau dosa kenajisan pecabulan sudah rontok, sudah rubuh, sehingga nampaklah penyembahan dari kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu di hadapan takhta Allah.


Jadi dalam penyembahan tidak usah dibuat-buat. Haleluyah, haleluyah, haleluyah itu penyembahan yang benar dari sorga, tidak usah aneh-aneh dibuat. 


Inilah dua kegemparan adalah dua kegerakan yang terjadi di akhir zaman:

  • Kegemparan yang menghinggapi raja Yerikho itu adalah pekerjaan dari Roh setan untuk membentuk tubuh Babel

  • Kemudian kegemparan yang menghinggapi Rahab pelacur bakti itu adalah kegerakan dari Roh kudus hujan akhir untuk membawa Gereja TUHAN sampai kepada Yerusalem yang Baru; kesempurnaan dan kekekalan, wujudnya adalah doa penyembahan



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment