KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, June 24, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 24 JUNI 2012


IBADAH RAYA MINGGU, 24 JUNI 2012

Tema:  BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 4)

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya yang besar, kita boleh beribadah malam hari ini.

Terlebih dahulu kita mendengarkan kebenaran firman Tuhan dari injil Matius 9: 35-38
Tetapi pada malam hari ini kita fokus membaca Matius 9: 37-38
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit.
Kalau tuaian lebih banyak dari pada pekerja-pekerja, ini menunjukkan keadaan yang tidak seimbang.
Kalau tuaian lebih banyak tetapi pekerja sedikit, maka hasilnya tidak maksimal, tidak sesuai dengan harapan Tuhan tentunya.

2 Tawarikh 29: 32
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekordomba jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.

Jemaah membawa binatang untuk dibawa sebagai korban bakaran kepada Tuhan, antara lain;
-      Lembu 70 ekor
-      Domba jantan 100 ekor
-      Domba muda 200 ekor

2 Tawarikh 29: 33
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.

Sebagai persembahan-persembahan kudus yang dipersembahkan kepada Tuhan, terdiri dari;
-      Lembu sapi 600 ekor
-      Kambing domba 3000 ekor

Maka, total binatang yang dipersembahkan kepada Tuhan; 3970 ekor semuanya.

2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.

Imam-imam yang melayani, yang menguliti korban bakaran itu terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran.

Jumlah yang sedikit memberi arti;
-      Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-      Tidak sungguh-sungguh untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
-      Tidak sungguh-sungguh / tidak sepenuhnya melayani Tuhan.
Inilah yang terjadi kalau jumlah pekerja lebih sedikit.

Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.

Korban bakaran yang dipersembahkan untuk Tuhan memang harus dikuliti.

Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu.

Kesimpulannya; kalau pekerja-pekerja, yaitu para imam tidak sanggup menguliti korban bakaran, berarti, tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan Allah, yaitu menutupi ketelanjangan manusia karena dosa.

Supaya hal ini terwujud, mari kita lihat jalan keluarnya.
Matius 9: 37-38
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Jalan keluarnya; mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya dikirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Saya merindukan supaya Tuhan mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan ini.
Tuaian-tuaian itu memang banyak, tetapi pekerja-pekerja terlalu sedikit, sehingga tidak dapat mewujudkan apa yang menjadi kerinduan Tuhan yaitu supaya dosa ketelanjangan tertutupi.
Oleh sebab itu, biarlah kita meminta kepada Tuhan, sebagai tuan yang empunya tuaian mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu, semoga Tuhan memperhatikan kerinduan-kerinduan kita.

Kita bandingkan dengan injil Lukas 13: 1-2
(10:1) Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Kalau kita lihat pekerja-pekerja tuaian disini, itu adalah mereka yang diutus oleh Tuhan, seperti 70 murid-murid.

Setelah kita menikmati syarat pengutusan yang pertama pada minggu yang lalu yaitu; 70 murid yang lain diutus berdua-dua untuk mendahului Yesus Kristus. Saudaraku, Tuhan ingin mencetak pekerja-pekerja untuk tuaian itu, oleh sebab itu biarlah kita memberi diri untuk diutus seperti nabi Yesaya dan nabi Yeremia juga hamba-hamba Tuhan yang lain.

Sekarang mari kita perhatikan suasana pengutusan
Suasana pengutusan:
Lukas 10: 3
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Suasana pengutusan; Yesus mengutus 70 murid seperti Anak Domba ke tengah-tengah serigala.

Yohanes 7: 27-29
(6:27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
(6:28) Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
(6:29) Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Yesus Kristus, Dialah Anak Domba yang diutus Allah ke dalam dunia.
Diutus ke dalam dunia = diutus ke tengah-tengah serigala.

Sekarang kita perhatikan terlebih dahulu SIFAT TABIAT / PEKERJAAN DARI PADA SERIGALA
Yohanes 10: 11-12
(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerjaan dari pada serigala adalah menerkam dan selanjutnya mencerai-beraikan domba-domba itu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terkam / menerkam artinya; meloncat untuk menangkap, selanjutnya, serigala mencerai-beraikan domba-domba itu.

Sebagai bukti;
Matius 26: 31
(26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.

Ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
Artinya: setelah Yesus (Dialah Gembala Agung), ditangkap untuk dibunuh, maka kawanan domba akan tercerai-berai.

Hati-hati saudaraku, kalau jauh dari kandang penggembalaan / tidak tergembala dalam satu kandang satu gembala = tercerai-berai.

Sekarang pertanyaannya; SIAPAKAH SERIGALA YANG DIMAKSUD?
SERIGALA GOLONGAN PERTAMA
Matius 27: 20
(27:20) Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tuaorang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati.

Sesuai dengan yang dikatakan oleh Yesus, setelah Anak Domba ditangkap untuk dibunuh, selanjutnya serigala mencerai-beraikan kawanan domba. Serigala disini adalah;
-      Imam-imam kepala
-      Tua-tua
-      Orang banyak

Lebih rinci lagi kita perhatikan serigala itu
Matius 16: 21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tuaimam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Serigala yang dimaksud adalah mereka yang membunuh dan menyalibkan Yesus, itulah tua-tuaimam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.

Keterangan;
1.    Tua-tua
= orang yang dituakan = orang yang terpandang.

Kalau dituakan, namun masih bersikap seperti kanak-kanak / kerohanian kanak-kanak, itu tidak akan mencerminkan bahwa ia adalah seorang tua-tua yang dewasa rohani. Kalau ini terjadi terhadap seseorang, berarti dia sedang dikuasai oleh roh serigala. Cepat atau lambat, orang semacam ini akan terpisah / tercerai-berai dari kawanan domba, sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Percayalah!!

2.    Imam-imam kepala
Imam-imam = pelayan-pelayan.
Kalau kita perhatikan disini, imam-imam kepala menyalibkan Yesus tetapi membebaskan Barabas = melayani tanpa belas kasih karena lebih menginginkan hal-hal yang jahat, ini menunjukkan bahwa mereka sedang dikuasai oleh roh serigalaIbadah pelayanan dari imam-imam kepala hanya ibadah yang lahiriah; tidak mengandung janji dan kuasa.

Kalau menanggung kelemahan / melayani dengan belas kasih, menjadi obat, menjadi tabib bagi orang yang sakit, seperti perkataan Yesus kepada orang Farisi “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.”
Seperti Yesus telah menolong Matius, pemungut cukai, Yesus menjadi tabib baginya (Matius 9: 9-13).

3.    Ahli-ahli Taurat
Ahli Taurat; mengerti bahkan menguasai hukum taurat, itulah firman Tuhan, tetapi tidak menjadi pelaku firman Tuhan.
Kalau mengerti firman Tuhan, tetapi tidak menjadi pelaku; menjadi batu sandungan. Kalau seseorang bersikap seperti ini, berarti ia sedang dikuasai roh serigala, hati-hatilah, supaya tidak tercerai-berai dari kawanan domba.

Oleh sebab itu, mari kita perhatikan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan sampai kita diterkam, selanjutnya tercerai-berai dari kawanan domba sehingga jauh dari kandang penggembalaan = tidak tergembala = binasa.

Mari kita lihat sikap yang salah saat melihat pekerjaan serigala:
Matius 26: 31-33
(26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
(26:32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
(26:33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."

Yesus berkata bahwa Ia akan ditangkap dan dibunuh sehingga kawanan domba itu akan tercerai-berai. Setelah mendengar pernyataan Yesus, Petrus menjawab “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak”.

Sepintas kita lihat, ketika Petrus menyikapi perkataan Yesus tentang pekerjaan serigala, sepertinya dia betul-betul luar biasa dan hebat.

Kemudian untuk yang kedua kalinya Yesus berkata kembali.
Matius 26: 34-35
(26:34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
(26:35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

Yesus berkata “sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali”, tetapi dengan gagah Petrus berkata “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau”.

Ini menunjukkan bahwa, Petrus menyikapi pekerjaan serigala dengan mengandalkan kekuatan manusia / daging, mengandalkan pengertiannya sendiri = tidak dengar-dengaran terhadap perkataan Yesus.
Kalau Petrus adalah manusia rohani, saat menyikapi perkataan Yesus yang pertama, dia pasti merendahkan diri dan meminta pertolongan Tuhan.

Menyikapi pekerjaan dari pada serigala, tidak boleh mengandalkan kekuatan daging, pikiran, kekuatan manusiawi dan mengikuti pengertian sendiri, sebab kekuatan manusia terbatas adanyaYang benar adalah dengar-dengaran, mendengar perkataan Yesus, selanjutnya, meminta pertolongan, supaya memperoleh kekuatan sehingga tidak tercerai-berai dari kawanan domba.

Ini sudah menjadi fenomena di dalam gereja, di akhir zaman. Saya banyak melihat hal yang sama dengan Petrus; ketika menyikapi pekerjaan dari serigala, seringkali mengandalkan manusia daging, mengandalkan kekuatannya, sedangkan kekuatan manusia terbatas, tetapi kuasa Tuhan tidak ada batasnya.

Yang benar adalah dengar-dengaran saja, kepada firman pengajaran yang benar dan murni, itulah pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Yohanes 8: 31-32
(8:31) Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Kukamu benar-benar adalah murid-Ku
(8:32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Seorang murid mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu yang akan menolong ia, memerdekakan ia dari dosa kejahatan.
Murid berarti; mau diajar = taat dengar-dengaran = tidak mengandalkan kekuatan manusia.

Saya teringat dengan satu kisah yang menarik, yaitu; kisah tentang Yakub:
Yakub adalah seorang yang dengar-dengaran terhadap Ribka, ibunya, sehingga yang menanggung kutuk itu, adalah Ribka, ibunya (Kejadian 27: 9-16).

Demikian juga, kalau saya dan saudara dengar-dengaran terhadap firman pengajaran, maka yang menanggung kutuk dosa adalah Tuhan, sehingga kita dimerdekakan oleh kebenaran.
Oleh sebab itu, jauh lebih baik kalau saya dan saudara menjadi seorang yang dengar-dengaran terhadap firman pengajaran yang rahasianya dibukakan seperti seorang murid yang selalu mau diajar.
Barangkali apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan manusia, tetapi kalau kita dengar-dengaran terhadap firman Tuhan, maka firman Tuhan itu yang akan menolong kita, memerdekakan kita dari dosa. Jadilah murid, yang selalu mau diajar.

Kesimpulannya; kalau seseorang dengar-dengaran seperti seorang murid ia tidak akan mengandalkan kekuatannya sendiri saat menyikapi pekerjaan si serigala.

Yohanes 8: 33
(8:33) Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"

Supaya kita dimerdekakan dari dosa, biarlah kita menjadi seorang murid yang taat setia; dengar-dengaran, selalu mau diajar oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah firman yang benar dan murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan, sebaliknya, jika tidak dengar-dengaran terhadap firman pengajaran yang benar dan murni, akan menjadi hamba dosa seperti orang-orang Yahudi, tidak mendengarkan perkataan-perkataan Yesus.

Itulah sikap yang salah, sikap yang bodoh saat melihat pekerjaan serigala.

SERIGALA GOLONGAN KEDUA
Lukas 13: 31-32
(13:31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.

Herodes hendak membunuh Yesus. Ini menunjukkan bahwa Herodes adalah serigala, sesuai dengan pernyataan Yesus Kristus kepada orang Farisi.

Sebagai bukti;
Matius 2: 2-3, 7-8, 12, 15-16
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
(2:8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."
(2:12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
(2:15) dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Setelah melihat bahwa ia diperdaya oleh orang-orang Majus, maka Herodes membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah.
Membunuh anak-anak dua tahun ke bawah, itu menunjukkan bahwa Herodes adalah serigala yang buas.

Kalau Herodes berusaha membunuh Yesus Kristus, itu menunjukkan bahwa; Herodes mempertahankan takhta dan kedudukannya sebagai seorang raja.
Mempertahankan kedudukan dan takhta = mempertahankan egosentris, kepentingan diri sendiri, mempertahankan kebenaran diri sendiri, mempertahankan harga diri, dan lain sebagainya.
Kalau mempertahankan takhta dan kedudukan maka tidak memberi kesempatan kepada Yesus Kristus sebagai Raja, bertakhta, berkuasa atas diri sendiri.

Mari kita melihat, keadaan Herodes saat mempertahankan kedudukan, takhtanya sebagai seorang raja.
Keadaan seseorang yang mempertahankan kedudukan / takhta.
1.    Matius 2: 3
(2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

Keadaannya; Herodes terkejut, saat mendengar tentang kelahiran Yesus Kristus. Terkejut berarti; kaget, terperanjat, tidak menyangka.
Inilah keadan seseorang kalau mempertahankan kedudukannya.

2.    Matius 2: 4
(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

Keadaannya; Herodes mengumpulkan semua imam kepala dan ahli-ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu meminta keterangan dari mereka tentang Mesias yang dilahirkan itu = menyukai ajaran-ajaran palsu dari nabi-nabi palsu.
Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat -> nabi-nabi palsu yang memberi ajaran palsu, sebab imam-imam kepala; melayani tanpa belas kasihan, sedangkan ahli-ahli Taurat; mengerti hukum Tuhan tetapi tidak menjadi pelaku.

Saudaraku, kita bandingkan dengan 2 Timotius.
2 Timotius 4: 3
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Kalau mempertahankan kedudukan, maka ia tidak mau diusik dari kedudukannya / tidak suka mendengarkan firman Tuhan yang benar dan murni, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa, sehingga ia akan mengumpulkan guru-guru palsu untuk memuaskan telinganya.
Di hari-hari ini, hal itu banyak terjadi; banyak gereja tidak menyukai firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi sampai menyucikan dosa-dosa.
Kalau itu terjadi, berarti sedang dikuasai roh serigala, seperti Herodes.

3.    Matius 2: 7-8
(2:7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
(2:8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."

Keadaannya; diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus, dan dengan teliti bertanya kepada mereka selanjutnya ia memberi pesan “segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia”.
Saudaraku, penyembahan dari Herodes ini adalah penyembahan palsu, karena sesungguhnya Herodes tidak bermaksud untuk menyembah Yesus melainkan ada niat-niat jahat, berbanding terbalik dengan penyembahan orang-orang majus, menyembah Yesus dengan tulus.

Keadaan orang yang mempertahankan kedudukan / takhta, bertolak belakang dengan 3 oknum Allah.
-   Terkejut, bertolak belakang dengan pribadi Allah Roh kudus, sebab terkejut bukanlah kesaksian yang benar yang berasal dari Allah Roh Kudus melainkan kesaksian dari orang-orang malam.
Orang-orang malam -> orang-orang yang hidup di dalam kegelapan dosa, bagi mereka, kedatangan Tuhan bagaikan pencuri di malam hari (1 Tesalonika 5:3-5).
Kesaksian = kehidupan yang dipimpin ROH KUDUS.

-   Mengumpulkan imam-imam, bertolak belakang dengan pribadi Allah Anak, Yesus Kristus, sifat tabiatNya; hidup benar sesuai dengan FIRMAN TUHAN.

-      Penyembahan Herodes bertolak belakang dengan Allah Bapa, sifat tabiatNya; KASIH.
Doa penyembahan Herodes ini palsu, sesungguhnya dia tidak ingin menyembah Yesus.
Kalau betul-betul menyembah Allah, pasti hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.

Kalau seseorang mempertahankan harga diri / egosentris, kebenaran diri sendiri, kepentingan-kepentingan diri sendiri, dan lain sebagainya, masih berkuasa, bertakhta di dalam diri seseorang, itu menunjukkan dia sedang dikuasai roh serigala, kalau tidak segera bertobat, cepat atau lambat ia akan tercerai-berai dari kawanan domba dalam satu kandang, satu gembala.

Inilah suasana pengutusan. Hati-hati saat diutus, hati-hati menyikapi serigala dengan pekerjaanya.
Saya berharap supaya kita semua tetap menjadi satu kawanan dan satu gembala, di dalam kandang penggembalaan.

Jalan keluar bagi kita sekarang.
Lukas 10: 3
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Jalan keluarnya; pekerja-pekerja tuaian, diutus seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Anak domba berada di tengah-tengah serigala, itu digambarkan seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; dia dianiaya tetapi dia membiarkan diri ditindas, tidak membuka mulutnya.
Tidak membuka mulut = tidak bersungut-sungut, tidak ngomel saat mengalami penderitaan, tetapi justru dengan demikian, kita akan berkemenangan saat kita diutus.

Roma 8: 33-36
(8:33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
(8:34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

Rasul Paulusdi tengah-tengah pengutusan, seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Dia dianggap seperti domba sembelihan, dia tetap melayani Tuhan sekalipun dalam;
-      Penindasan
-      Kesesakan
-      Penganiayaan
-      Kelaparan
-      Ketelanjangan
-      Bahaya
-      Pedang

Roma 8: 31
(8:31) Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kitasiapakah yang akan melawan kita?

Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Artinya; di tengah-tengah pengutusan tidak ngomel, tidak bersungut-sungut, sekalipun mengalami penderitaan, karena Allah menjadi pembela bagi mereka yang diutus. Dengan demikian, kita lebih dari pada pemenang. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment