KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, July 8, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 08 JULI 2012


IBADAH RAYA MINGGU, 08 JULI 2012

Tema:  BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 6)

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita dimungkinkan untuk beribadah melayani Tuhan malam ini.
Biarlah berkat damai sejahtera menjadi bagian dalam kehidupan kita malam ini.

Kembali kita memeriksa Matius 9: 35-38, namun kita fokus memperhatikan ayat 37-38.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit.
Kalau tuaian lebih banyak, pekerja lebih sedikit, ini adalah keadaan yang tidak seimbang, sebab kalau tuaian lebih banyak, sedangkan pekerja-pekerja untuk tuaian lebih sedikit, maka hasil dari pekerjaan itu tidak akan maksimal.

Mari kita perhatikan sebagai bukti dalam 2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekordomba jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.

Korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan, terdiri dari;
-      Lembu 70 ekor
-      Domba jantan 100 ekor
-      Domba muda 200 ekor

Persembahan-persembahan kudus kepada Tuhan, terdiri dari;
-      Lembu sapi 600 ekor
-      Kambing domba 3000 ekor

Jumlah binatang yang dipersembahkan kepada Tuhan keseluruhannya adalah; 3970 ekor semuanya, dan ini merupakan jumlah yang banyak.

2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.

Jumlah imam-imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Ini sangat disayangkan.
Kalau seorang imam tidak sanggup melakukan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan, ini sangat disayangkan. Ini perlu kita perhatikan dengan baik.

Jumlah yang sedikit memberi arti;
-      Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
Kalau tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan, ibadah itu akan dianggap semacam permainan semata.
-      Tidak sungguh-sungguh untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
-      Tidak sungguh-sungguh / tidak sepenuh hati melayani Tuhan.

Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.

Korban bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya bagian dari daging korban bakaran yang dipotong-potong itu, dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran.
Jadi saudaraku, yang dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran; harus dikuliti terlebih dahulu.

Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Sebab, setelah mereka jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa menjadi telanjang di hadapan Tuhan. Sebab itu, Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk Adam dan Hawa.

Berarti, kalau pekerja-pekerja tidak sanggup menguliti seluruh korban bakaran, maka apa yang menjadi kerinduan Tuhan tidak tercapai, yaitu dosa ketelanjangan manusia tidak tertutupi.
Dosa = ketelanjangan.

Jalan keluarnya:
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Jalan keluarnya; mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Yesus adalah Tuan sebagai pemilik dari tuaian-tuaian itu.
Oleh sebab itu tidak ada salahnya bagi kita sekalian, untuk meminta pekerja-pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian itu, sebab ini adalah himbauan kepada kita semua, supaya kita meminta pekerja-pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian itu. Dengan demikian, Yesus sebagai Tuan yang empunya tuaian, akan mengirimkan pekerja-pekerja itu.

Mari kita bandingkan dengan injil Lukas 10: 2-3
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Meminta pekerja-pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian, seperti seorang pekerja yang sedang diutus.
Meminta pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian itu, tidak seperti meminta sesuatu hal kepada orang lain.
Meminta pekerja-pekerja yang empunya tuaian itu, bagaikan seseorang yang diutus, seperti 70 murid yang lain. Demikianlah cara meminta pekerja-pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian itu.

Syaratnya memang seperti domba di tengah-tengah serigala, tetapi itu tidak mengapa, untuk memenangkan banyak jiwa.

Oleh sebab itu, nas dalam kitab Roma 10: 14-15;
Kalau seseorang dapat berseru kepada Tuhan, itu karena dimulai dari dia percaya kepada Tuhan
Seseorang percaya kepada Tuhan, dimulai dari mendengar berita tentang Tuhan, kemudian ada yang memberitakannya. Yang memberitakannya adalah mereka yang diutus.
Itu sebabnya disini dituliskan “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!
Berarti, mereka yang diutus membawa kabar baik, kedatangannya sangat dinantikan.

Ini adalah tanggung jawab kita kepada sesama, yaitu; orang-orang yang ada di sekitar kita. Tidak boleh menjadi seorang Kristen yang egosentris, yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tidak peduli kepada sesamanya.
Kerjakanlah keselamatan dengan takut dan gentar, bertanggung jawablah dalam ibadah pelayanan, yang Tuhan percayakan.

Minggu lalu kita sudah melihat sikap yang pertama dari seseorang yang diutus dalam Lukas 10: 4;
1.    Janganlah membawa pundi-pundi
2.    Janganlah membawa bekal
3.    Janganlah membawa kasut.
4.    Janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.

Sekarang, mari kita lihat sikap yang kedua dari seseorang yang diutus.
Sikap seseorang yang diutus (Bagian kedua)
Lukas 10: 5
(10:5) Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.

Sikapnya adalah; kalau memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.
Berarti, seseorang yang diutus membawa damai sejahtera, jikalau ia memasuki suatu rumah. Jangan sampai seseorang yang diutus tidak membawa damai sejatera.
Damai sejahtera, dalam bahwa Ibrani: shalom.

Roma 14: 17-18
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Membawa damai sejahtera, berarti; menghadirkan kerajaan Allah / kerajaan Sorga, di tengah-tengah rumah yang dimasuki. Sebab, Kerajaan Sorga bukan soal makan dan minum.
Rumah = Bait Allah = tempat kediaman Allah di dalam roh (1 Korintus 3: 16).

Kalau seorang utusan melayani dengan cara demikian;
-      Ia berkenan kepada Allah.
-      Dirhormati oleh manusia.
Ini perlu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.

Kerajaan Sorga bukan soal makanan dan minuman, jadi seorang yang diutus bukan untuk mencari makanan dan minuman = bukan soal-soal penghidupan, melainkan membawa damai sejahtera.
Berarti, seseorang yang diutus, harus dikuasai roh prajurit / mempunyai roh seorang prajurit.

Mari kita lihat roh prajurit:
2 Timotius 2: 4
(2:4) Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Roh yang dimiliki seorang prajurit; tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupan, sehingga dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
Soal-soal penghidupan, ada kaitannya dengan soal makan dan minum.

Oleh sebab itu, seseorang yang diutus harus memiliki roh seorang prajurit; tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan, sehingga dengan demikian, ibadah pelayanan berkenan kepada Allah dan dihormati manusia. Tidak perlu menjadi seorang prajurit, lalu membawa senjata dan berada di tengah-tengah  medan perang, tetapi milikilah roh seorang prajurit.

Ciri-ciri bila seseorang utusan membawa damai sejahtera:
Roma 14: 17
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Cirinya;
a.     Hidup di dalam kebenaran
Hidup dalam kebenaran firman Tuhan, bukan hidup menurut kebenaran diri sendiri.

b.    Penuh dengan sukacita, yang dikerjakan oleh Roh Kudus, bukan sukacita yang berasal dari dunia.


Filipi 4: 4
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

Sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, berarti sukacita di dalam Tuhan.
Dua kali Rasul Paulus menegaskan kepada sidang jemaat di Filipi; “bersukacitalah senantiasa, sekali lagi ku katakan bersukacitalah” , supaya sukacita itu mantap.

Filipi 4: 4
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

Hendaklah kebaikan hati diketahui semua orang, sebab Tuhan sudah dekat; kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Seseorang yang diutus, tidak terikat dengan hal-hal yang lahiriah, tetapi fokus kepada rencana Allah yang besar.
Sebab rencana Tuhan bukan diukur dari hal-hal yang lahiriah, bukan dengan ijazah, kedudukan, uang, harta, kekayaan dan lain sebagainya.
Kalau seorang utusan terikat dengan pekara-perkara yang lahiriah, maka tidak memiliki sukacita dari Tuhan, sehingga kebaikan hati tidak diketahui oleh semua orang.

Kuasa damai sejahtera:
Imamat 26: 6
(26:6) Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.


Kuasanya;
1.    Kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa-apa.
Berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa-apa = tenang = tidak memusingkan diri dengan perkara-perkara lahiriah, sama seperti orang yang sedang tertidur pulas.

2.    Melenyapkan binatang buas.
Artinya; terlepas dari hawa nafsu dan keinginan daging.
Hawa nafsu dan keinginan daging, bagaikan binatang buas.
Tetapi kalau ada damai sejahtera, hawa nafsu dan keinginan daging, dilenyapkan.

3.    Pedang tidak akan melintas di negerimu
Artinya; tidak ada lagi perselisihan, kerusuhan, pertikaian satu dengan yang lain. Sebab pedang adalah alat perang.

Hasil damai sejahtera:
Bilangan 6: 24-26
(6:22) TUHAN berfirman kepada Musa:
(6:23) "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:
(6:24) TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
(6:25) TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
(6:26) TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

Hasilnya; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

Saudaraku, saat kita beribadah melayani Tuhan, saat itulah Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada saya dan saudara. Berarti, ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan adalah suatu kemurahan yang patut kita hargai, sebab pada saat itulah Tuhan menghadapkan wajah-Nya, pada saat yang sama, kita merasakan damai sejahtera.

Sebelum menerima damai sejahtera Allah, terlebih dahulu 2 hal yang terjadi:
-      TUHAN MEMBERKATI ENGKAU DAN MELINDUNGI ENGKAU.
Berarti, perlindungan Tuhan adalah berkat Tuhan.
-      TUHAN MENYINARI ENGKAU DENGAN WAJAH-NYA DAN MEMBERI ENGKAU KASIH KARUNIA.
Berarti, kasih karunia itu berasal dari sinar yang memancar dari wajah Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment