KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, July 23, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 22 JULI 2012


IBADAH RAYA MINGGU, 22 JULI 2012

Shalom
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar kita dapat beribadah malam hari ini, suatu kemurahan Tuhan tentunya.

Segera saja kita membuka Matius 9: 35-38, namun terlebih dahulu kita fokus memperhatikan ayat 37.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Kalau tuaian lebih banyak dari pada pekerja, ini menunjukkan keadaan yang tidak seimbang, sehingga hasil pekerjaan tidak maksimal.

Kembali kita memeriksa 2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekordomba jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.

Korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan, adalah;
-      Lembu 70 ekor
-      Domba jantan 100 ekor
-      Domba muda 200 ekor

Persembahan-persembahan kudus kepada Tuhan, terdiri dari;
-      Lembu sapi 600 ekor
-      Kambing domba 3000 ekor

Jumlah keseluruhannya adalah 3970 ekor, dan ini adalah jumlah yang banyak, bukan jumlah yang sedikit. Berarti, membutuhkan banyak pekerja-pekerja untuk menguliti korban bakaran.

2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.

Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Itu sebabnya, tadi saya sampaikan, kalau tuaian lebih banyak dari pekerja, itu adalah keadaan yang tidak seimbang / tidak kondusif, sehingga hasil pekerjaan tidak maksimal.

Sehingga kalau kita perhatikan disini, orang-orang Lewi turut membantu pekerjaan ini sampai selesai.

Pengertian jumlah yang sedikit, arti  rohaninya untuk kita sekarang adalah;
-      Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-      Tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan.
-      Tidak sungguh-sungguh / tidak sepenuh hati melayani Tuhan.

Jika kita sungguh-sungguh; di dalam pengudusan, dalam penyerahan hidup, dan dalam ibadah pelayanan, meskipun bilangan sedikit, tetapi kapasitasnya pasti banyak.
Oleh sebab itu, kita memang harus meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu.

Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.

Korban bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya bagian dari daging binatang yang dipotong-potong itu, dipersembahkan kepada Tuhan di atas Mezbah Korban Bakaran.
Sekali lagi saya katakan, korban bakaran itu memang harus dikuliti.

Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan isterinya.
Berarti, kalau pekerja-pekerja terlalu sedikit, tidak sanggup menguliti korban bakaran, apa yang menjadi kerinduan Tuhan, tidak tercapai. Kerinduan dari pada Tuhan adalah supaya dosa ketelanjangan tertutupi. Inilah yang harus kita pahami.

Oleh sebab itu, mari kita perhatikan jalan keluarnya.
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Jalan keluarnya; mintalah pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu.

Kalau kita perhatikan dalam Matius 7: 7, mintalah maka akan diberikan. Saudaraku, apa yang kita minta, hanya untuk mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan saja, bukan semata-mata untuk keuntungan kita sendiri, sehingga apa yang kita minta, pasti akan Tuhan berikan.
Tetapi dalam hal meminta ini, tidak sama dengan meminta sesuatu hal kepada seseorang.

Mari kita bandingkan dengan injil Lukas 10: 2-3.
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu; berarti harus memberi diri untuk diutus, seperti Yesus mengutus 70 murid yang lain. Demikianlah cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu.

Apakah saudara merindu meminta pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu?
Kalau saudara merindu, mintalah dengan cara; memberi diri untuk diutus, seperi Yesus mengutus 70 murid yang lain.
Meskipun ayat firman yang kita baca ini, diulang-ulang, tetapi ijinkanlah firman itu mengambil tempat di hati kita; bekerja dan berkuasa, supaya nanti pekerja-pekerja itu dikirimkan oleh tuan yang empunya tuaian.

Sekarang, saya mau ulangi mengatakan bahwa; syarat untuk diutus adalah berdua-dua. Suasana pengutusan; seperti berada di tengah-tengah serigala.

Kemudian, sikap seseorang yang diutus adalah;
Sikap bagian pertama:
1.   Jangan membawa pundi-pundi.
2.   Jangan membawa bekal.
3.   Jangan membawa kasut.
4.   Jangan memberi salam kepada siapapun selama berada dalam perjalanan.

Sikap bagian kedua: Membawa damai sejahtera di tengah-tengah rumah yang dimasuki.
Membawa damai sejahtera berarti; menghadirkan Kerajaan Sorga di tengah-tengah rumah itu = Allah bertakhta, Allah berhadirat.

Sekarang, mari kita lihat ketika seseorang menerima salam damai sejahtera dalam rumahnya.
2 Samuel 6: 2
(6:2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim.

Tabut Allah artinya: Allah bertakhta = Allah bersemayam = Allah berhadirat di atas kerubim.

2 Samuel 6: 11
(6:11) Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.

Saudaraku, tiga bulan lamanya tabut Allah ada di rumah Obed-Edom, selama itu pula rumah Obed-Edom dan seisi rumahnya diberkati.

Tetapi kalau kita perhatikan disini saudaraku, tidak tertulis secara rinci, berkat-berkat apa yang diterima oleh Obed-Edom, namun Tuhan akan menunjukkan berkat-berkat yang diterima oleh Obed-Edom dalam 1 Tawarikh 26.

1 Tawarikh 26: 4-5
(26:4) Obed-Edom mempunyai anak-anak, yakni Semaya, anak sulung, Yozabad, anak yang kedua, Yoah, anak yang ketiga, Sakhar, anak yang keempat, Netaneel, anak yang kelima,
(26:5) Amiel, anak yang keenam, Isakhar, anak yang ketujuh dan Peuletai, anak yang kedelapan, sebab Allah telah memberkati dia.

Mengapa ada perkataan “Allah telah memberkati dia”? Karena; tabut Allah berada di rumah Obed-Edom selama 3 bulan, sehingga rumah Obed-Edom dan seisi rumahnya diberkati.

Mari kita simak berkat-berkat yang diterima oleh Obed-Edom.
BERKAT YANG PERTAMA
1 Tawarikh 26: 6
(26:6) Bagi Semaya, anak Obed-Edom itu, lahir anak-anak. Mereka memegang pemerintahan di antara puak mereka, sebab mereka itu adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.

Berkat yang pertama adalah Obed-Edom dan anak-anaknya dipercaya kedudukan dan jabatan dalam rencana pembangunan Bait Suci.

Saudaraku, ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan ini, membawa kita masuk pada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, ini adalah rencana Allah yang besar.
Jadi, kalau kita turut dalam rencana Allah yang besar ini, ini adalah berkat yang luar biasa.

Saya tidak menginginkan anak saya menjadi seseorang yang hebat dalam dunia, tetapi saya menginginkan dia menjadi pelayan Tuhan, sebab di dalam Tuhan ada jaminan dan kepastian.

Kalau dalam rencana Allah yang besar ini saudara dipercaya kedudukan dan jabatan, ini adalah rencana Allah yang besar, inilah yang disebut berkat-berkat yang besar.
Jadilah seperti Yusuf; lebih baik kita ditolak manusia / saudara, dari pada kita diterima tetapi melepaskan firman pengajaran. Jangan karena hal-hal yang lahiriah, saudara meninggalkan rencana Allah yang besar dan meninggalkan firman pengajaran.

Ayo, turutlah dalam rencana Allah yang besar, sebab itu adalah berkat yang LUAR BIASA.

Kembali kita membaca 1 Tawarikh 26: 6
(26:6) Bagi Semaya, anak Obed-Edom itu, lahir anak-anak. Mereka memegang pemerintahan di antara puak mereka, sebab mereka itu adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.

Jadi saudaraku, kalau Obed-Edom dan anak-anaknya dipercayakan kedudukan jabatan dalam pembangunan Bait Suci, itu ada kaitannya karena anak-anak Obed-Edom adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.
Pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa = orang-orang yang sanggup menaklukkan musuh.

Ada 2 musuh utama
1.   Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Ini adalah musuh dalam selimut, sepertinya dia bersama dengan roh dan jiwa kita, tetapi dia memiliki keinginan dan hawa nafsu

2.   Iblis setan, itulah roh jahat dan roh najis.

Mari kita perhatikan pahlawan yang gagah perkasa.
1 Samuel 16: 18
(16:18) Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia."

Daud adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa.
Seorang pahlawan yang gagah perkasa, berarti; seorang yang mampu menaklukkan musuh.

Mari kita perhatikan Daud mampu mengalahkan musuh.
BUKTI PERTAMA
Buktinya; Daud mengalahkan musuh dalam selimut, yaitu daging dengan segala keinginannya.

1 Samuel 17: 48-50
(17:48) Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;
(17:49) lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.
(17:50) Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.

Daud mengalahkan Goliat. Ini menunjukkan bahwa Daud adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa.
Goliat -> musuh dalam selimut, itulah daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Dalam ayat yang lain, tinggi Goliat adalah 6 hasta sejengkal = ± 3 meter (1 Samuel 17:4).
6 -> daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Sedangkan sejengkal, itu adalah ukuran yang terbatas.
Kalau kita hidup menurut hawa nafsu daging, itu adalah hubungan yang terbatas.
Kalau hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan kasih, maka hubungan kita tidak terbatas; lebih dalam dari lautan, lebih luas dari samudra dan lebih tinggi dari langit biru.

Sekarang pertanyaannya; apakah kita adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa?
Kalau seorang pahlawan yang gagah perkasa, ia mampu mengalahkan musuh, yaitu daging dengan segala keinginannya, daging dengan segala ukurannya.
Jika kita berhubungan hanya karena daging, hanya karena motivasi-motivasi, keinginan-keinginan, hubungan itu terbatas, sebab jika keinginan tercapai, maka hubungan akan habis / selesai = sejengkal.

Pahlawan gagah perkasa, mampu menaklukkan musuh yang utama.
Bagaimana dengan kita? Mampukah kita melawan daging dan ukuran jengkal? Ini adalah pertanyaan yang harus kita jawab.

Mari kita perhatikan Daud mampu mengalahkan musuh.
BUKTI KEDUA
Buktinya; Daud sanggup menaklukkan roh jahat.

1 Samuel 16: 23
(16:23) Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.

Daud sanggup mengalahkan roh jahat, sehingga roh jahat itu undur dari Saul.
Ketika kita memuji Tuhan dengan segala apa yang kita punya, kita datang ke hadirat Tuhan, kita memuji mengangunggkan memuliakan Tuhan, maka dengan demikian, roh jahat akan undur.

Seorang pahlawan yang gagah perkasa bukan dilihat dari kemampuan seseorang, tetapi dilihat dari sejauh mana seseorang memuliakan Tuhan.
Tunjukkanlah kepada Tuhan, bahwa saudara adalah pahlawan yang gagah perkasa, supaya roh jahat undur.

Kalau kita perhatikan disini, ketika roh jahat undur, Saul mengalami kelegaan dan kenyamanan.
Kembali kita baca 1 Samuel 16: 23
(16:23) Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.

Kalau roh jahat dikalahkan; kita mengalami KELEGAAN dan KENYAMANAN.

Saudaraku, sekalipun kita diperhadapkan dengan banyaknya masalah, tetapi bila roh jahat undur, maka kelegaan dan rasa nyaman bisa terjadi, tercipta dalam kehidupan saya dan saudara.
Sebaliknya, meski seseorang memiliki banyak harta, namun bila roh najis dan roh jahat masih berkuasa, kita tidak akan mengalami rasa nyaman dan lega.

Saya memiliki rasa kagum terhadap keluarga Obed-Edom, karena Tuhan memberkati dia dengan luar biasa.
Oleh sebab itu, seorang yang memberi diri diutus, harus membawa damai sejahtera / menghadirkan kerajaan Sorga di tengah-tengah rumah yang dimasuki, sebab, ini adalah tanggung jawab kita. Jangan anggap sepele hal ini.

Mari kita simak berkat-berkat yang diterima oleh Obed-Edom.
BERKAT YANG KEDUA
1 Tawarikh 26: 6
(26:6) Bagi Semaya, anak Obed-Edom itu, lahir anak-anak. Mereka memegang pemerintahan di antara puak mereka, sebab mereka itu adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.
(26:15) Bagi Obed-Edom ialah pintu selatan dan bagi anak-anaknya gudang perlengkapan.

Berkat yang kedua, bagian A; Obed-Edom penunggu pintu di sebelah selatan.
Penunggu pintu dapat juga diartikan; penjaga pintu.

Saudaraku, penunggu / penjaga pintu adalah tugas yang sangat vital sekali, sebab dia harus menunggui, menjaga pintu itu; dia harus mengetahui apa saja yang masuk dan keluar. Dia harus menjaga supaya segala sesuatu yang tidak baik dan yang tidak suci, tidak masuk ke dalamnya.
Kalau sesuatu yang tidak baik masuk dan menyusup ke dalamnya, ini berbahaya sekali, sebab, tugas seorang penunggu / penjaga pintu adalah tugas yang vital dan berat.

Ada 3 cara untuk menjaga pintu sehingga sesuatu yang tidak baik, yang tidak suci, tidak dapat masuk melewati pintu:
1.   Kejadian 3: 24
(3:24) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan, Tuhan menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang menyambar-nyambar, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi, sampai menyucikan dosa.
Kalau kita memberi diri dikoreksi, sampai hati kita disucikan oleh firman Tuhan, dengan demikian, kita sedang menjaga sesuatu yang tidak baik masuk ke dalam hati.

Oleh sebab itu, dengar dan perhatikanlah firman Tuhan dengan baik, jika firman itu sedang menyambar saudara, ijinkan saja, jangan mengeraskan hati, sebab saat itulah kita dapat merasakan betapa Tuhan melindungi, menjaga kita dengan baik.

Hati perlu dijaga, sebab dari sana terpancar kehidupan. Jangan biarkan penyusup-penyusup masuk ke dalam hati.
Memang, ketika kita mendengarkan firman pengajaran, itu rasanya sakit, sama seperti pakaian yang kotor disikat dengan kekuatan ekstra supaya bersih.

2.   Matius 25: 4
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
(25:7) Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

Cara yang kedua; menjaga dengan urapan roh-El Kudus, seperti 5 gadis yang bijaksana membawa pelita dan membawa minyak dalam buli-buli.
Minyak dalam buli-buli -> kehidupan yang diurapi oleh Roh-El Kudus.

Berarti, urapan Roh-El Kudus ini mampu menjaga hati saya dan saudara sampai kedatangan Yesus Kristus, sebagai  Mempelai Pria Sorga. Berjaga-jagalah senantiasa sampai kedatangan Yesus Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga.

Oleh sebab itu, jangan bodoh, jangan ijinkan kebodohan itu menghasut kehidupan saudara. Urapan Roh Kudus cukup menjaga kehidupan saya dan saudara, tetapi kalau saudara terhasut oleh kebodohan, itu bukan karena urapan Roh Kudus tidak sanggup menjaga, seperti 5 gadis yang bodoh, akhirnya pintu kemurahan tertutup bagi mereka.
Kebodohan itu adalah sikap yang tidak terpuji. Jangan ijinkan itu menghasut, mempengaruhi, supaya kita sampai pada penantian Yesus Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga.

Firman selalu bersama-sama dengan urapan Roh-El Kudus. 
Kekuatan dari daging, terbatas adanya, tetapi Roh Kudus menjaga hati kita sampai Yesus datang. Jangan ijinkan kebodohan menghasut, jadilah 5 gadis yang bijaksana, membawa pelita dan hidup dalam urapan Roh-El Kudus, itu adalah jaminan kita semua.

3.   Matius 26: 40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Cara yang ketiga adalah berjaga-jaga, lewat doa penyembahan.
Menyembah berarti; hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Kalau kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, maka kasih eros dan kasih fileo, tidak dapat mempengaruhi kehidupan kita semua. Sebab di dalam penyembahan terdapat kasih agape; kasih Allah, kasih yang tidak berkesudahan.

Disinilah letak kekuatan kita untuk menjaga hati dari segala sesuatu yang tidak baik, yang tidak suci, yang selalu berusaha masuk ke dalam ruang hati manusia.
Teruskanlah doa penyembahan saudara, jangan ijinkan sesuatu yang jahat masuk ke dalam hati kita.

Jadi, kalau Obed-Edom dipercaya menjadi penjaga pintu sebelah selatan, itu adalah berkat Allah yang besar.
Obed-Edom tidak membiarkan sesuatu yang tidak baik, sesuatu yang tidak suci masuk melalui pintu yang dijaganya, ia jaga pintu itu dengan baik dengan firman TuhanRoh Tuhan dan kasih Tuhan.

Biarlah firman ini mampu menguasai kehidupan kita, baik sekarang besok, lusa dan seterusnyasampai Tuhan datang untuk yang kedua kalinya.

Mari kita simak berkat-berkat yang diterima oleh Obed-Edom.
BERKAT YANG KEDUA
1 Tawarikh 26: 6
(26:15) Bagi Obed-Edom ialah pintu selatan dan bagi anak-anaknya gudang perlengkapan.

Berkat yang kedua, bagian B ; anak-anak Obed-Edom penjaga / penunggu gudang perlengkapan.
Menjaga gudang perlengkapan berarti menjaga bagian logistik.
Ini adalah tugas yang vital sekali, mereka harus menjaga seluruh perlengkapan yang ada di dalam gudang tersebut.

Mari kita lihat perlengkapan yang dijaga.
Efesus 6: 13-17
(6:13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
(6:14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
(6:15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
(6:16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
(6:17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

Perlengkapan-perlengkapan yang ada dalam gudang tersebut, antara lain;
1.   Ikat pinggang
= kebenaran.

Sekarang pertanyaannya; saat kapan kebenaran itu terikat di pinggang / terlihat pada diri seseorang?
Mari kita lihat injil Yohanes 13: 4-5
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Jawabnya; saat melayani Tuhan, seperti Yesus membasuh kaki 12 murid.
Saat memulai pelayanan, terlebih dahulu Ia mengikatkan kain lenan di pinggangnya.
Kain lenan itu adalah kebenaran dan kesucian Allah

Jadi, saat kita melayani Tuhan, disitulah kebenaran itu terlihat seperti seseorang yang sedang berikat pinggang.
Oleh sebab itu, biarlah kita menghadap Allah lewat ibadah pelayanan dengan tulus ikhlas, disitulah akan terlihat kebenaran dari Allah.

Sebagai seorang pekerja, bekerjalah dengan tulus ikhlas kepada Tuhan, bukan untuk dilihat orang lainsupaya kebenaran Allah terlihat, seperti mengikatkan kain lenan di pinggang. Layanilah Tuhan dengan tulus ikhlas.

2.   Baju zirah
= keadilan.

Baju zirah adalah pakaian perang; pakaian yang terbuat dari besi, tetapi memiliki rongga yang kecil-kecil, sehingga saat pedang itu diayunkan, tubuh orang yang menggunakan baju zirah, tidak akan ditembus oleh tombak / pedang.

Yesaya 9: 5-6
(9:5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Dasar dari damai sejahtera adalah keadilan.
Jadi supaya tercipta damai sejahtera, dasarnya adalah keadilan.

Kita sudah perhatikan dalam Yesaya 11, kalau tidak ada keadilan, maka tertindaslah orang yang lemah, tetapi kalau ada keadilan, disitulah tercipta damai sejahtera, sebab pondasi dari damai sejahtera itu adalah keadilan.

Harus adil kepada Tuhan dan kepada sesama. Jangan terlalu banyak waktu kepada sesama, kepada hal-hal / perkara di bumi, itu berarti tidak adil.

Biarlah kita semua menjadi pribadi yang adil, tidak boleh memihak, baik di rumah, di tempat bekerja, di sekolah, dimana saja komunitas kita. Tetapi biarlah kita lebih memihak kepada Tuhan.

3.   Kasut
= alas kaki, yaitu sepatu atau selop.
Arti rohaninya; kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.

Adakah saudara rela untuk memberitakan Injil damai sejahtera? Jika ya, berarti saudara sedang berkasutkan kerelaan.
Dengan rela hati, kita memberitakan injil damai sejahtera, meskipun harus ditolak dan dibenci.

Biarlah kita berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera baik lewat sikap, tingkah laku, gerak gerik, dimanapun kita berada, sehingga kita menjadi surat Kristus yang dibaca dilihat oleh orang lain.

4.   Perisai / tameng
= iman.
Saudaraku, kalau kita memiliki iman; sanggup mematahkan panah api si jahat. Oleh sebab itu, dalam segala keadaan, kita harus membawa perlengkapan iman, itulah perisai, untuk mematahkan panah api si jahat.

Bayangkan saja saudaraku, kalau kita tidak memiliki perisai, itulah iman, panah api si jahat mudah sekali masuk.
Kalau seseorang tidak dalam keadaan siap, tidak memiliki perlengkapan yaitu perisai iman, maka panah api si jahat akan menancap dalam hati, sehingga seseorang terlanjur-lanjur dalam kejahatan itu.
Milikilah perisai iman dalam segala kondisi, tidak boleh anggap enteng.

Barangkali kalau saya tidak memiliki perlengkapan perisai, tidak beriman kepada Tuhan, sesuatu yang jahat pasti akan terjadi kepada saya dan juga orang-orang yang terdekat kepada saya. Tetapi saya beriman kepada Tuhan, saya harus memiliki iman sebagai perisai untuk mematahkan, memadamkan api si jahat.

5.   Ketopong
= pelindung kepala. Arti rohaninya; keselamatan
Berarti kalau kepala terlindungi, disitulah terjadi keselamatan. Di dalam kepala ada pusat dari tubuh, yaitu otak. Kalau tidak ada ketopong, maka kepala / otak bisa ditunggani oleh iblis setan;  alam pemikiran ditunggangi oleh iblis setan, yaitu roh jahat dan roh najis.
Jangan sampai kepala ditunggangi oleh iblis setan, itulah roh jahat dan roh najis. Oleh sebab itu, milikilah ketopong.

6.   Pedang roh
Pedang roh, bukan pedang lahiriah, bukan pedang jasmani, bukan pedang yang diciptakan oleh ahli pedang, tetapi pedang roh, itulah firman Allah; alat / senjata saat berperang melawan Iblis Setan.

Matius 4: 1-11
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."

Peperangan pertama Yesus terhadap iblis setan, mengenai soal makan dan minum.
Lalu, bagaimaan Yesus menghadapi hal ini?

Matius 4: 4
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Yesus menggunakan pedang roh, yaitu firman Allah yang tertulis dalam kitab suci.
Yesus berkata “Ada tertulis”, yang dimaksud adalah firman Allah yang tertulis dalam kitab Suci.
Hasilnya; iblis setan dikalahkan.

Namun peperangan itu masih berlanjut.
Matius 4: 5-6
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Serangan yang kedua, dari iblis setan kepada Yesus, lebih dahsyat lagi; iblis setan menggunakan ayat firman Tuhan, kemudian yang ditawarkan adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi sekali.
Bubungan -> kedudukan dan jabatan yang tinggi.

Matius 4: 7
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Tetapi Yesus kembali menggunakan senjata perang-Nya, yaitu pedang roh.
Yesus berkata “Ada pula tertulis”, itulah pedang roh. Dan Yesus kembali berkemenangan dalam peperangan yang kedua ini.

Hati-hati dengan serangan yang kedua, ini sering kali terjadi,  saksi Yehova dan aliran sesat yang lain bisa menggunakan ayat firman Tuhan. 
Oleh sebab itu, jangan tergiur dengan kedudukan, jangan menangis karena hal yang lahiriah, tetapi kembalilah kepada pedang roh, itulah firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci.

Namun ini pun belum selesai, masih ada peperangan yang ketiga.
Matius 4:8-9
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Serangan yang ketiga lebih gencar dari serangan kedua; iblis setan membawa Yesus ke atas gunung lalu menunjukkan kerajaan dunia dan segala kemegahannya.
Hati-hati, seseorang yang mencintai dunia dengan kerajaan dunia dan kemegahannya, dia pasti akan terjatuh dan binasa pada akhirnya.

Kalau saja kita menggunakan pedang roh, kita akan berkemenangan menghadapi serangan ini, seperti yang dilakukan oleh Yesus.

Matius 4: 10-11
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
(4:11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Yesus berkemenangan, karena menghadapi serangan iblis setan dengan menggunakan pedang roh.
Kalau kita lebih memilih Tuhan, menggunakan pedang roh untuk menghalau iblis setan, malaikat akan menjaga kita.

Yesus berkemenangan, Dialah Raja di atas segala Raja, dan iblispun dikalahkan.

Inilah pribadi-pribadi dari anak-anak Obed Edom, mereka menjaga gudang perlengkapan.
Jangan injinkan perlengkapan-perlengkapan itu diambil oleh sesuatu yang tidak baik, menyusup masuk ke dalam.

Syarat menjaga perlengkapan.
Efesus 6: 14
(6:14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,

Berdirilah tegap, inilah syarat untuk menjaga perlengkapan.
Artinya; kuat dan teguh hati, tidak mudah digoyahkan oleh apapun, baik hasutan dari iblis setan, maupun hawa nafsu dan keinginan daging, maupun kerajaan dunia dan kemegahannya, tetap kuat, tidak mudah goyah.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment