KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 26, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 SEPTEMBER 2012


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 SEPTEMBER 2012

Tema:  HAL BERDOA
(seri 16)

Subtema: TERLEPAS DARI KEKUATIRAN, UNTUK MENGUDUSKAN NAMA TUHAN

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah malam hari ini.
Biarlah kasih karunia Tuhan menjadi bagian kita pada malam hari ini, dan biarlah firman Tuhan malam hari ini, membawa kita sampai dipenuhkan oleh kuasa Roh Kudus.

Kembali kita memeriksa Matius 6: 5-13, namun, terlebih dahulu kita membaca ayat 8.
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Janganlah kamu seperti mereka.
Yang dimaksud dengan mereka di sini, adalah; orang yang tidak mengenal Allah (ayat 7).

Matius 6: 31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Bangsa yang tidak mengenal Allah adalah orang yang dikuasai roh kuatir = penuh dengan kekuatiran.
Berarti, kuatir adalah tabiat dari bangsa yang tidak mengenal Allah.
Orang kuatir berkata; Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?. Semua itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = memikirkan perkara-perkara lahiriah.

Saudaraku perlu saya beritahu; orang kuatir tidak dapat berbuat banyak, justru kekuatiran itu yang menyebabkan orang itu semakin menderita.
Tidak ada orang kuatir mengalami damai sejahtera dan sukacita dari sorga.

Matius 6: 27
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Oleh karena kekuatiran, seseorang tidak dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya.
Sehasta = ± 45 cm.
Jadi, oleh karena kekuatiran, tidak ada satupun manusia di bumi ini, dapat menambahkan 45 cm jalan hidupnya, tetapi justru membuat dia sengsara dan menderita.

Wahyu 21: 17
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.

Orang kuatir tidak layak untuk masuk sorga, karena orang yang kuatir, tidak dapat menambahkan sehasta jalan hidupnya.
Sedangkan kalau kita perhatikan di sini, tembok Yerusalem Baru; 144 hasta.

Kuatir, berarti; kuatir soal makanan, kuatir soal minuman, kuatir soal pakaian, kesimpulannya; kuatir soal penghidupan = kuatir terhadap hal-hal yang lahiriah.

Sedikit kesaksian;
Dahulu saya tidak memiliki kompor masak, namun Tuhan sediakan makanan dan minuman.
Saya tidak kuatir memikirkan pakaian, namun setiap tanggal 09 bulan Februari, selalu ada pakaian baru tersedia bagi saya.

Kesimpulannya: Orang kuatir tidak bisa berbuat banyak, tetapi justru membuat diri sengsara, bahkan membuat dirinya tidak layak masuk sorga, sebab orang kuatir tidak dapat menambahkan sehasta saja jalan hidupnya.
Yang sama dengan tembok Yerusalem adalah; mereka yang digambarkan seperti perawan suci, artinya; tidak tersentuh dosa = terlepas dari kekuatiran (Wahyu 14: 1-4).

Akibat kekuatiran
AKIBAT PERTAMA

Matius 13: 32
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Akibatnya; firman Allah tidak memperoleh tempat di dalam hati.
Sedangkan dalam Yohanes 17: 17 dikatakan; firman Mu adalah kebenaran, yang menguduskan seseorang.

Akibat kekuatiran
AKIBAT KEDUA

Lukas 10: 41
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

Akibatnya; membatasi kuasa Roh-El Kudus.
Kita lihat dalam kisah ini, Marta sibuk dengan pekerjaannya = mengambil alih pekerjaan Roh Kudus.
Mengambil alih pekerjaan Roh Kudus, berarti; membatasi kuasa Roh-El Kudus.

Seringkali, kita mengambil alih pekerjaan Roh Kudus, dengan mengandalkan kekuatan kita = tidak bisa menahan diri, sehingga dengan demikian Roh Kudus tidak diberi kesempatan untuk berkarya.
Beri kesempatan kepada Roh Kudus, ijinkan Roh Kudus bekerja.

Marta sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Maria mengambil bagian yang terbaik; duduk diam dekat kaki Tuhan.
Oleh sebab itu, berdiam diri saja, pilih bagian yang terbaik untuk mendengar perkataan-perkataan Allah, supaya Roh Kudus bekerja, dan berkuasa.
Apa yang harus kita kerjakan sesuai dengan keinginan Tuhan, itulah yang harus kita kerjakan.
Tetapi bagi orang dunia, pekerjaan Roh Kudus adalah suatu kebodohan, karena pekerjaan Roh Kudus hanya dilihat dari kacamata rohani. (1 Korintus 2: 14)

Akibat kekuatiran
AKIBAT KETIGA

1 Korintus 7: 32-34
(7:32) Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
(7:33) Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
(7:34) dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

Akibatnya; tidak dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya = tidak tinggal di dalam kasih Allah.
-      Seorang pemuda, kalau tidak sepenuhnya mengasihi Tuhan, ia tidak berkenan.
-      Seorang gadis, kalau tidak memusatkan perhatian pada perkara Tuhan, tubuh dan jiwanya tidak kudus.
-      Demikian juga suami dan isteri, kalau tidak memusatkan perhatian kepada Tuhan, kasihnya terbagi-bagi.

Jadi, kesimpulannya;
-      Firman Allah tidak memperoleh tempat di dalam hati.
-      Membatasi kuasa Roh-El Kudus.
-      Tidak tinggal di dalam kasih Allah.
Firman Allah, Roh-El Kudus, kasih Allah; 3 perkara ini merupakan sifat tabiat dari 3 oknum Allah.

Kembali kita perhatikan
Matius 6: 8
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Jadi, kembali saya mengatakan; janganlah seperti mereka, yang dikuasai roh kekuatiran / penuh dengan kekuatiran.

Kemudian kalau kita perhatikan ayat 7, ketika mereka menaikkan doa, mereka berdoa dengan bertele-tele, dan itu sudah menjadi kebiasaan bagi mereka.
Bertele-tele, artinya; mengucapkan kata-kata yang panjang tanpa arti yang jelas.

Jalan keluarnya.
Matius 6: 9
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Jalan keluarnya; berdoalah sesuai dengan doa Bapa kami, yaitu: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.
Inilah jalan keluarnya, sehingga tidak lagi bertele-tele ketika menaikkan doa.

Biarlah di hari-hari terakhir ini, di dalam pengikutan kita kepada Tuhan, semakin menguduskan nama Tuhan.
Terlebih imam-imam yang memegang jabatan dalam ibadah pelayanan, harus semakin menguduskan nama Tuhan, supaya ada perbedaan antara yang menguduskan nama Tuhan, dengan mereka yang tidak menguduskan nama Tuhan (Imamat 21: 12).
Kalau saya dan saudara telah menerima pengajaran mempelai, tergembala dalam satu kandang satu gembala, tetapi tidak hidup sesuai dengan doa Bapa kami, yaitu; tidak menguduskan nama Tuhan, berarti; mempermalukan nama Tuhan, dan akhirnya memilukan hati Tuhan.

Saudaraku, kalau dahulu kita pernah mempermalukan nama Tuhan, saya himbau kiranya hal itu jangan terulang lagi, karena kita punya hati nurani.
Hati nurani adalah alarm yang luar biasa, yang memberi peringatan kepada kita, jika hidup kita mulai tidak benar.

Mari kita perhatikan berikut ini;
Oknum yang menguduskan nama Tuhan.

Terlebih dahulu kita perhatikan ...
Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

4 makhluk penuh dengan sayap, mereka menguduskan nama Tuhan, itu terlihat dari seruan mereka, dengan seruan; "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa”.

Saudaraku, 4 makhluk tersebut penuh dengan sayap, sehingga menutupi seluruh tubuh mereka = daging ditutupi dengan sayap = daging tidak terlihat.
Artinya; bahwa 4 makhluk ini tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Tidak lagi hidup menurut keinginan daging = hidup menurut keinginan Roh.

Roma 8: 6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

-      Hidup menurut keinginan daging adalah mati.
-      Hidup menurut keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Kalau seseorang menuruti keinginan daging, berujung pada kematian / maut, tetapi kalau hidup menurut pimpinan Roh Kudus, dia hidup dalam damai sejahtera dari Allah.

Roma 8: 9-11, 13
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Kalau hidup menurut Roh, maka Roh itu akan mematikan seluruh tabiat-tabiat daging, sehingga dengan demikian, kita hidup di dalam kebenaran, di hadapan Allah, dengan damai sejahtera.

Daging memang mati karena dosa, tetapi kalau kita menuruti keinginan Roh; kita hidup + damai sejahtera.
Oleh sebab itu, penting sekali kita mengadakan doa penyusulan Roh, sebab tidak mungkin kita hidup mengikuti kehendak Tuhan, tanpa pimpinan Roh Tuhan.

Sebetulnya, semua itu adalah untuk kita, dari kita, oleh kita, 3 kata tersebut, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, tetapi seringkali kita hindari, karena daging dan keinginannya masih lebih kuat. Oleh sebab itu, kita berusaha pada malam ini, dimulai dari kita, oleh keinginan kita, dan akhirnya untuk kita.
Sama seperti; dari Tuhan, oleh Tuhan, akhirnya untuk Tuhan, dan akhirnya kita semua penuh dengan Roh Kudus, sehingga tidak sukar untuk menuruti apa yang menjadi keinginan Tuhan, dengan kata lain; sikap, tabiat, cara berpikir, gerak-gerik, senantiasa menyenangkan hati Tuhan, karena hidup dalam pimpinan Roh Kudus.

Kita seringkali berkata, “aku ingin menuruti roh tetapi dagingku lemah”.
Oleh sebab itu, dimulai dari sekarang, mulai dari diri kita sendiri, dan oleh kita, akhirnya untuk kita sendiri.
Sebetulnya, tidak ada alasan untuk tidak memulai dari sekarang, tetapi kita saja yang banyak alasan.

Kembali kita periksa ...
Wahyu 4: 9
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,

Kalau kita perhatikan di sini ...
4 makhluk yang ada di sekeliling takhta Anak Domba, mereka senantiasa mempersembahkan:
-      Puji-pujian.
Saya menghimbau, sebelum ibadah dimulai, jangan sibuk dengan aktivitas-aktivitasnya masing-masing, tetapi naikkanlah puji-pujian kepada Tuhan, naikkan nyanyian syukur kepada Tuhan, jangan hanya berdiam di dalam gereja.

Mazmur 22: 4
(22:4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

Di atas puji-pujian bangsa Israel, Allah bertakhta, Allah bersemayam, Allah berkuasa, Allah berotoritas.
Roh Allah memenuhi kehidupan kita, itulah yang dikerjakan oleh 4 makhluk itu.
Ijinkan Roh Kudus berkuasa, bersemayam, bertakhta di dalam diri kita masing-masing, supaya keinginan daging tidak ada lagi, keakuan tidak ada lagi, tidak lagi mempertahankan harga diri, kepentingan diri sendiri tidak ada lagi = Allah bertakhta.

Untung saja, Yesus lahir sebagai Raja yang baru bagi orang Yahudi, menggantikan raja Herodes, raja yang sudah ada. Kalau Herodes masih tetap berkuasa, bertakhta, habislah seluruh manusia di muka bumi, bukan hanya bangsa Israel saja yang habis.
Sebab Raja Herodes, selain ia pembunuh, ia juga disebut si serigala, berarti; merusak / mencerai-beraikan kawanan domba.
Untung ada Raja yang baru lahir, sehingga bumi bergetar, terlihat dari sikap Herodes dan orang-orang pada masa itu, mereka semuanya terkejut dengan kelahiran Yesus Kristus.
Sampai akhirnya, Raja yang baru lahir itu (Yesus Kristus), menjadi Raja, berkuasa, bertakhta di dalam seluruh kehidupan kita.

Perhatikan firman malam ini, pilih bagian yang terbaik saja, tidak perlu mengambil alih pekerjaan Roh Kudus, ijinkan Roh Kudus berkarya.

-      Memberi hormat kepada Anak Domba Allah.
Berarti; meninggikan Anak Domba setinggi-tingginya.

Sedikit kesaksian;
Saya teringat, ketika saya masih sekolah, baik ketika masih duduk di bangku SD, SMP, dan SLTA, setiap hari Senin, ada apel (upacara bendera), saat bendera ditarik naik tinggi / bendera tersebut ditinggikan, maka setiap orang harus memberi hormat, berarti; tangan diangkat di samping pelipis / telinga sebelah kanan.

Kita beri hormat kepada Dia yang ada di tempat tinggi, jangan rendahkan, beri penghormatan setinggi-tingginya, karena Dia berada di tempat yang tinggi.
Tetapi seringkali kita merendahkan Dia yang ada di tempat tinggi, lewat sikap, tingkah laku, cara berbicara, gerak-gerik yang tidak baik. Pada saat kita tidak bermartabat / moral rusak, disitulah Tuhan direndahkan.
Jadilah pribadi yang bermartabat, termasuk cara berpakaian, jangan urakan.

-      Mengucap syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta.
Orang yang mengucap syukur, itu terlihat, ketika ia mampu menerima apa adanya.
Biarlah kita sama-sama belajar untuk mampu menerima kekurangan dan keadaan di sekitar, itu adalah tanda  seseorang mengucap syukur.

Biarlah kita memperhatikan apa yang mereka (4 makhluk) kerjakan, karena mereka menguduskan nama Tuhan.

Keadaan dari 4 makhluk .
Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Keadaannya; sebelah dalamnya penuh dengan mata.

Mari kita perhatikan arti rohaninya.
Matius 6: 22
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
Mata adalah pelita tubuh.
Kalau 4 makhluk itu penuh dengan mata, berarti; seluruh hidupnya diterangi oleh pelita = tinggal dalam terang.

Orang yang tinggal dalam terang; tidak ada waktu, tidak ada kesempatan untuk menyembunyikan sesuatu hal yang terselubung di dalam hati.
Tetapi kalau ia selalu berada dalam kegelapan, banyak kesempatan dan waktu untuk menyimpan dosa dalam hati.
Jadi, kalau seseorang tinggal dalam kegelapan, dia memiliki banyak waktu, banyak kesempatan untuk menaruh dosa yang satu di dalam kamar hati yang satu, menaruh dosa lain di kamar hati yang satu, jadi, di dalam hati itu banyak kamar-kamarnya, untuk menyimpan dosa-dosa.
Kalau kita diterangi oleh pelita, itulah firman (Mazmur 119: 105), tidak ada waktu untuk menyembunyikan dosa, percayalah.
Ijinkan hidupmu diterangi malam ini, jangan ijinkan kuasa kegelapan itu menguasai hati saudara.

Mata adalah pelita tubuh.
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, di dalam ruangan suci, terdapat kaki dian emas, kemudian di atasnya ada 7 pelita.

Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Kaki dian emas, dengan 7 pelita di atasnya = 7 obor yang menyala-nyala, itulah ketujuh Roh Allah.
Berarti; kehidupan yang diterangi / kehidupan yang berada di dalam terang, hidup di dalam pimpinan Roh-El Kudus.
Sebaliknya; kehidupan yang dipimpin / dipenuhkan Roh-El Kudus, akan menjadi terang.

Kalau kita perhatikan di sini, untuk menguduskan Bapa di sorga itu, betul-betul mutlak dipenuhkan Roh El-Kudus, seperti 4 makhluk; tidak terlihat tabiat daging / daging tidak bersuara.

Mari kita lihat 7 Roh Allah / 7 obor.
Yesaya 11: 1-2
(11:1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
(11:2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;

-      Roh Tuhan             -  Roh keperkasaan
-      Roh hikmat           -  Roh pengenalan
-      Roh pengertian     -  Roh takut akan Tuhan
-      Roh nasihat
Inilah 7 Roh Allah itu, yang terdapat di dalam diri Yesus Kristus = penuh dengan 7 Roh Allah.
Tunas -> pribadi Yesus Kristus.

Daud adalah anak Isai.
Tunggul, gambaran dari sesuatu yang tidak mungkin diharapkan.
Barangkali kita mulai menggunakan akal pikiran, karena kita melihat kekurangan kita, seperti kekurangan raja Daud, yang mengambil Batsyeba, isteri Uria, dan kemudian membunuh Uria, suami Batsyeba.
-      Mengambil Batsyeba, isteri Uria = berzinah = dikuasai roh najis.
-      Membunuh Uria = membenci sesama (1 Yohanes 3: 15).

Dengan kedua dosa di atas, kita merasa tidak mungkin dipenuhkan oleh Roh Kudus, tetapi apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Tuhan. Malam hari ini, Tuhan beri kemungkinan itu bagi kita, supaya 7 Roh Allah ini memenuhi kehidupan kita semua.
Yakinkan diri, percaya saja, jangan minder, jangan pesimis, kita semua memang orang berdosa, Tuhan tahu itu, tetapi percayalah, tunas akan keluar dari tunggul Isai dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Sesuatu yang tidak diharapkan, sesuatu yang tidak mungkin, ternyata masih bisa terjadi, masih bisa menghasilkan.
Berbuah = menghasilkan buah Roh Kudus.
-      Taruk, artinya; tunas tumbuhan (pucuk) yang tumbuh pada cabang dahan atau batang kayu.
-      Tunggul, artinya; pangkal pohon yang masih tinggal tertanam di dalam tanah, sehabis ditebang.

Tuhan tahu seperti apa kita, dalam kitab 2 Timotius 2: 13 dituliskan; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya. Tuhan tetap setia, asalkan kita menyerahkan diri sepenuhnya dalam kekuasaan Tuhan, malam ini dan seterusnya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment