KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, September 6, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 04 SEPTEMBER 2012


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 04 SEPTEMBER 2012

Tema:  HAL BERDOA
(seri 13)

Subtema: DOA YANG BERTELE-TELE ADALAH DOA ORANG YANG TIDAK MENGENAL ALLAH

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah malam hari ini.

Kembali kita memeriksa Matius 6: 5-13, namun terlebih dahulu kita membaca ayat 5-6.
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
(6:6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Berdoa itu penting, bahkan doa adalah suatu keharusan karena doa adalah nafas hidup.
Berarti, kalau tidak ada doa = tidak ada nafas kehidupan = mati = binasa.

Itu sebabnya dalam Wahyu 11: 1 dikatakan; yang diukur adalah Bait Suci Allah dan Mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Mezbah -> doa penyembahan.

Syarat berdoa.
SYARAT PERTAMA:
Masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu = melangsungkan doa secara tersembunyi.

SYARAT KEDUA:
Matius 6: 7
(6:7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Syarat yang kedua, yang perlu kita perhatikan adalah:
Dalam hal melangsungkan doa, janganlah bertele-tele.
Bertele-tele, artinya; mengucapkan kata-kata yang panjang, tanpa memberi arti yang jelas.

Ini perlu kita perhatikan, saudaraku. Kalau berdoa, berdoalah dengan jelas, sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan apa yang harus kita doakan, supaya doa itu berkenan kepada Tuhan.

Sesungguhnya, orang yang bertele-tele dalam hal berdoa, mereka itu adalah orang yang tidak mengenal Allah.
Sekarang pertanyaannya; Siapakah orang yang tidak mengenal Allah?

Matius 6: 31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di Sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah orang-orang yang kuatir.
Kalau dia mengenal Allah, dia tidak mungkin menjadi orang yang kuatir, tetapi karena ia tidak mengenal Allah, dia menjadi orang yang kuatir. Sehingga di tengah-tengah kekuatirannya itu, dia memanjatkan doa-doanya dengan panjang-panjang, tidak berujung pangkal, dan dia menyangka dengan doa yang bertele-tele itu, doanya dikabulkan oleh Tuhan.

Kalau kita perhatikan di sini, pada ayat 32 dikatakan; Bapamu yang di Sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Sesungguhnya, kita tidak perlu kuatir, sebab; Allah tahu segala sesuatu yang kita perlukan. Saya tambahkan sedikit lagi, hal yang kecil sekalipun tidak luput dari pandangan Tuhan.

Ciri-ciri orang kuatir: (Matius 6: 31)
-      mencari apa yang hendak dimakan,
-      mencari apa yang hendak diminum,
-      mencari apa yang hendak dipakai.
= mencari perkara-perkara di bawah, yaitu perkara-perkara yang ada di dunia.

1 Korintus 7: 31-32
(7:31) pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
(7:32) Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

Kerinduan Tuhan bagi gereja-Nya adalah; hidup tanpa kekuatiran.
Pendeknya, orang-orang yang mempergunakan barang-barang dunia, seolah-olah tidak mempergunakannya = orang yang memiliki sesuatu, seolah-olah tidak memilikinya. Sebaiknya, anak-anak Tuhan tidak pamer terhadap barang, harta benda yang dimiliki.
Itulah yang menjadi kerinduan Tuhan bagi kita semua, semoga kita menyadarinya.

Mari kita perhatikan ...
1 Korintus 7: 32-34
(7:32) Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
(7:33) Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
(7:34) dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

Berikut ini peringatan-peringatan bagi kita;
-   Laki-laki yang tidak beristeri memusatkan perhatian-Nya kepada Tuhan, supaya ia berkenan kepada Tuhan.
Berarti, kalau seorang laki-laki yang belum beristeri, bila ia tidak memusatkan perhatiannya kepada Tuhan, ia tidak berkenan pada Tuhan.
-      Suami, jika memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, ia tidak dapat menyenangkan isterinya.
-    Perempuan-perempuan memusatkan perhatian mereka pada Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus.
Berarti, para perempuan muda / gadis, kalau tidak memusatkan perhatiannya kepada Tuhan; maka tubuh dan jiwa mereka tidak kudus.
-     Isteri-isteri jika memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, ia tidak dapat menyenangkan suaminya.

Demikian juga gereja Tuhan, kalau hanya memusatkan perhatiannya pada perkara dunia / perkara yang di bawah, ia tidak mungkin menyenangkan hati Tuhan.
Oleh karena kekuatiran, mata manusia tertuju pada perkara duniawi, sehingga ia tidak bisa menyenangkan Tuhan, baik itu laki-laki, baik itu perempuan, baik itu isteri, maupun suami.

Akibat kekuatiran.
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Akibatnya; mengabaikan hidup dan tubuh.

-      Keterangan: MENGABAIKAN HIDUP
Mengabaikan hidup, berarti; kuatir soal makanan dan minum.
Mengabaikan hidup BERTOLAK BELAKANG dengan burung-burung di langit.

Mari kita lihat; burung-burung di langit.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di Sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Kalau seseorang mengabaikan hidup, bertolak belakang dengan burung-burung yang terbang di langit.
Burung yang terbang di langit -> kehidupan yang bebas, mengatasi persoalan / perkara yang ada di bumi = kehidupan yang terlepas dari daya tarik bumi.

Jadi, orang yang mengabaikan hidup adalah orang-orang yang senantiasa bermasalah, berbeban berat karena dosa / pelanggaran; tidak terbebas dari permasalahan. Oleh sebab itu, jangan abaikan hidup.
Kalau selalu bermasalah dengan satu perkara di bumi, berbeban berat karena dosa, itu adalah orang yang mengabaikan hidup. Bukankah kita hidup untuk mencari keselamatan?

Yang kita butuhkan adalah hidup, lepaskan diri dari masalah-masalah yang ada di atas bumi.
Kalau tidak melepaskan diri dari masalah, sekali lagi saya katakan; itu adalah orang yang mengabaikan hidup.

-      Keterangan: MENGABAIKAN TUBUH
Mengabaikan tubuh berarti kuatir soal pakaian.
Mengabaikan tubuh, BERTOLAK BELAKANG dengan bunga bakung di ladang.

Mari kita lihat; bunga bakung di ladang.
Matius 6: 28
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,

Bunga bakung di ladang, ia tumbuh tanpa bekerja, tanpa memintal.
Tetapi kalau seseorang mengabaikan tubuh, ia terikat dengan pekerjaan-pekerjaan, sampai menyiksa tubuhnya.
Banyak orang yang berbuat demikian, lupa beribadah hanya karena pekerjaan, karena aktivitas, sehingga menyusahkan tubuhnya sendiri.

Saudaraku, bukankah Tuhan telah memberikan hari ketujuh, itulah hari perhentian, karena Allahpun berhenti pada hari yang ketujuh, setelah Ia menyelesaikan pekerjaannya selama enam hari.
Tetapi kenyataannya, banyak orang yang bekerja dan terus bekerja, bahkan di hari perhentianpun ia tetap bekerja.
Sesungguhnya, hari perhentian adalah hari yang terindah, di mana kita memperoleh kesempatan untuk menguduskan diri di hadapan Tuhan, selanjutnya duduk diam dan menikmati firman Tuhan, sebagai makanan rohani.
Hari ketujuh, adalah hari perhentian bagi Tuhan Allah = tempat pengudusan.
Hari perhentian bagi Tuhan Allah, adalah pada saat beribadah melayani Tuhan.

Saya sebagai gembala berpesan: Jangan abaikan hidup, jangan abaikan tubuh.
-      Kalau mengabaikan hidup, berarti; membiarkan masalah terus menerus terjadi = tidak dapat mengatasi masalah.
-      Kalau mengabaikan tubuh, berarti; terikat dengan pekerjaan = diperbudak pekerjaan.

Tuhan tahu apa yang kita perlukan, tetapi jangan abaikan tubuh, jangan abaikan hidup.

Jalan keluarnya bagi kita semua.
Matius 6: 32-33
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di Sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Jalan keluarnya; carilah dahulu kerajaan Allah serta kebenarannya, maka semua itu ditambahkan kepadamu. Berbicara ditambahkan, berarti; apa yang masih kurang, Tuhan tambahkan, baik yang jasmani, maupun yang rohani.

Ditambahkan dalam perkara rohani adalah; dosa-dosa kejahatan, Tuhan tutupi.
Oleh sebab itu, di dalam kelemahan, biarlah kita datang kepada Tuhan, masuk pada hari perhentian, saat itulah kita memperoleh kesempatan dari Tuhan, di mana kesalahan dan kekurangan kita ditutupi, sebab Tuhan sudah menanggung dosa kejahatan kita di atas kayu salib.
Tetapi bila dalam kelemahan, kita tidak mau mencari Kerajaan Sorga, maka kelemahan tidak tertutupi.

Saya teringat; setelah Yudas mati, bilangan dari murid-murid Yesus kurang satu, tetapi bilangan ini kembali ditambahkan.

Kisah Para Rasul 1: 23-26
(1:23) Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias.
(1:24) Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,
(1:25) untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."
(1:26) Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.

Akhirnya, Matias terpilih untuk menerima / memegang jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas Iskariot = Matias ditambahkan untuk menggenapi 12 rasul.
Saudaraku, bilangan yang ditambahkan ini sangat penting sekali, karena ini sangat menentukan keadaan kita di hadapan Tuhan, sekaligus menyangkut keselamatan jiwa manusia.

Matius 19: 27-28
(19:27) Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?"
(19:28) Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Apabila Yesus bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, maka 12 rasul akan duduk juga di atas 12 takhta kemuliaan-Nya untuk menghakimi 12 suku Israel.
-      12 rasul -> imamat yang rajani; mereka yang telah mengambil pelayanan dari sejak sekarang.
-      12 suku Israel -> gereja Tuhan, dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa di bumi.

Kesimpulannya:
Ibadah pelayanan cukup menentukan keadaan kita dan juga menentukan keselamatan jiwa-jiwa dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa.
Oleh sebab itu, kita yang kurang-kurang, karena dosa kejahatan seperti yang dilakukan oleh Yudas Iskariot, maupun kekurangan-kekurangan karena dosa kejahatan yang lain-lain, biarlah kiranya tertutupi, sehingga kita ditambahkan menjadi imamat yang rajani, yaitu pelayan-pelayan Tuhan yang berkuasa atas dosa dari sejak sekarang.

Mari kita kembali melihat Matius 6: 33
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.

Kolose 3: 1
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Mencari Kerajaan Sorga, berarti; mencari perkara di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Duduk di sebelah kanan Allah -> posisi yang benar.

Mari kita lihat; di sebelah kanan.
Matius 25: 31-33
(25:31) "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
(25:32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
(25:33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

Yesus datang dan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya, lalu semua bangsa dikumpulkan di hadapan-Nya, Ia memisahkan seorang dari pada seorang, seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

Matius 25: 34
(25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan-Nya; memperoleh Kerajaan Sorga.

Mari kita perhatikan Matius 25: 35-40, namun secara khusus kita perhatikan ayat 40.
Matius 25: 40
(25:40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Domba-domba yang di sebelah kanan mengasihi yang paling hina = mengasihi Tuhan.
-      Hina -> kekurangan.
-      Kasih, artinya; menutupi banyak sekali dosa = ditambahkan.

Domba-domba ditempatkan di sebelah kanan, karena domba-domba mengasihi Tuhan, dengan segala perbuatan-perbuatan yang baik.

Selain mencari perkara di atas; juga memikirkan perkara di atas.

Mari kita perhatikan; perkara di atas.
Kolose 3: 2
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Pendeknya; orang-orang yang mempunyai barang-barang di dunia, seolah-olah tidak memilikinya = hidup tanpa kekuatiran.

Filipi 4: 8
(4:8) Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Memikirkan perkara di atas, bagaikan memikirkan 8 perkara di bumi;
-      semua yang benar         -   semua yang manis
-      semua yang mulia            -   semua yang sedap didengar
-      semua yang adil                -   semua yang disebut kebajikan
-      semua yang suci               -   semua yang patut dipuji
Pikirkanlah semuanya itu.

Filipi 4: 6
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Saudaraku, kita tidak perlu lagi kuatir, karena kita mengenal Allah. Apa saja yang kita perlukan, tinggal kita naikkan dalam doa dan permohonan kepada Tuhan, syaratnya; disertai dengan ucapan syukur, sebab orang yang tidak ada ucapan syukur, adalah orang yang tidak ada rasa puas-puasnya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang: Pdt Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment