KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 18, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 16 SEPTEMBER 2012


IBADAH RAYA MINGGU, 16 SEPTEMBER 2012

Tema:  BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
            (seri 16)

subtema: TERIMALAH UTUSAN SUPAYA DEBU TANAH YANG MELEKAT PADA KAKINYA TIDAK DIKEBASKAN.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, berada di kota Allah, beribadah dan melayani Tuhan.
Biarlah kiranya kita diberkati malam hari ini, Tuhan membukakan rahasia firman-Nya bagi kita, sehingga ibadah ini bukanlah ibadah yang sia-sia.

Kembali kita memeriksa Matius 9: 35-38, namun kita hanya membaca ayat 37 saja.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Kalau tuaian lebih banyak dari pekerja, ini menunjukkan keadaan yang tidak seimbang, sebab kalau pekerja lebih sedikit dari pada tuaian, hasil dari pada pekerjaan itu tidak akan maksimal nantinya, maka keadaan tidak akan lebih baik dari waktu-waktu yang lalu.

2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekordomba jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.

Jumlah korban bakaran yang dipersembahkan jemaah kepada Tuhan, ialah;
-      Lembu 70 ekor
-      Domba jantan 100 ekor
-      Domba muda 200 ekor

Sedangkan, persembahan-persembahan kudus, terdiri dari;
-      Lembu sapi 600 ekor
-      Kambing domba 3000 ekor

Jumlah keseluruhan adalah 3970 ekor, sebagai korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan, ini adalah jumlah yang sangat banyak sekali, berarti dibutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Saudaraku, perlu kita ketahui; untuk mengerjakan 1 ekor lembu sapi, dibutuhkan tenaga kerja 3-4 orang, berarti; kalau korban bakaran yang dipersembahkan sebanyak 3970 ekor, dibutuhkan tenaga kerja kurang lebih 12000 orang.

Lanjut ayat 34 ...
2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.

Kalau kita perhatikan di sini saudaraku, jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Untung saja ada orang Lewi, mengambil alih pekerjaan itu sampai selesai dan sampai para imam selesai menguduskan diri di hadapan Tuhan.

Jumlah yang sedikit di sini memberi arti rohani;
-      Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan
-      Tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan
-      Tidak sepenuh hati beribadah melayani kepada Tuhan
Berarti, orang-orang Lewi lebih sungguh-sungguh dalam pengudusan, dalam penyerahan diri, kemudian sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.
Jadi intinya, para imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti seluruh korban bakaran. Itu sebabnya tadi saya katakan; kalau pekerja lebih sedikit dari pekerjaan, maka hasil pekerjaan tidak akan maksimal.

Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.

Korban bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya potongan-potongan dari daging korban bakaran itu dipersembahkan kepada Tuhan, di atas mezbah korban bakaran.
Berarti, kalau korban bakaran tidak terlebih dahulu dikuliti, maka korban bakaran tidak dipersembahkan kepada Tuhan.

Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Setelah Adam dan isterinya jatuh ke dalam dosa karena melanggar hukum Allah, mereka menjadi telanjang di hadapan Tuhan, untuk itulah Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang, untuk menutupi dosa ketelanjangan Adam dan isterinya.

Berarti, kalau imam-imam tidak sanggup menguliti semua korban bakaran, apa yang menjadi kerinduan Tuhan tidak terwujud / tercapai.
Kerinduan Tuhan adalah supaya dosa ketelanjangan tertutupi.

Jika manusia telanjang, terlihatlah kelemahan yang sangat memalukan. Itu sebabnya, kalau pekerja-pekerja terlalu sedikit, hasil pekerjaan tidak maksimal, sehingga keadaan tidak lebih baik, tidak sesuai dengan kerinduan Tuhan.

Jalan keluarnya.
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Jalan keluarnya; meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu.
Tuan yang empunya tuaian -> Tuhan Yesus Kristus.
Saudaraku, kalau untuk kemuliaan Tuhan, apa saja yang kita minta pasti Tuhan berikan, sesuai dengan janji firman Tuhan dalam Matius 7: 7.
Kalau kita meminta pekerja-pekerja untuk tuaian itu, Tuhan pasti mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Saudaraku, ladang sudah menguning, artinya; tuaian begitu banyak, tetapi pekerja-pekerja terlalu sedikit.
Apalagi provinsi Banten yang begitu luas, banyak orang yang belum terjangkau oleh firman pengajaran / pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Oleh sebab itu, dibutuhkan pekerja-pekerja yang lebih banyak, untuk menjangkau orang-orang yang belum mengenal pengajaran mempelai, secara khusus di provinsi Banten, kota kita yang tercinta.
Mari kita bersama-sama meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu.

Tetapi meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, tidak sama seperti meminta sesuatu hal kepada seseorang.

Oleh sebab itu, mari kita lihat ayat yang sama dalam;
Lukas 10: 2-3
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Kalau kita meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, tuan yang empunya tuaian itu akan mengirimkannya / memberikannya.

Cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu adalah memberi diri diutus, seperti Yesus Kristus mengutus 70 murid yang lain.

Meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, tidak sama seperti meminta sesuatu hal, seperti meminta alkitab kepada seseorang, lalu orang itu memberi alkitab. Tetapi Tuhan akan memberi pekerja, kalau ada yang diutus.

Sekarang mari kita melihat tindakan di tengah-tengah pengutusan.
TINDAKAN DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN (Bagian III)

Lukas 10: 10-11
(10:10) Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah:
(10:11) Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.

Jikalau seorang utusan tidak diterima / ditolak oleh kota itu, maka utusan itu akan mengebaskan debu kota yang melekat pada kakinya di depan mereka.

Saudaraku, saya terlebih dahulu hendak mengatakan;
Kalau seorang utusan masuk dalam sebuah rumah / berada dalam sebuah rumah, itu adalah berkat, itu adalah kemurahan Tuhan, itu adalah perhatian Tuhan, bahkan debu / pasir yang melekat pada kakinya, itu juga menjadi berkat bagi rumah itu. Oleh sebab itu, kalau menolak seorang utusan, merugikan diri sendiri.
Jangan sampai seorang hamba Tuhan mengebaskan debu tanah di depan orang-orang yang menolak, itu sangat berbahaya sekali.

Terlebih dahulu kita perhatikan; DEBU / TANAH.
Kejadian 3: 11, 17
(3:11) Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Adam dan isterinya jatuh ke dalam dosa karena mereka melanggar peraturan / melanggar hukum Allah, sehingga mereka menjadi telanjang di hadapan Tuhan.

Kejadian 3: 19
(3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Setelah manusia dan isterinya jatuh ke dalam dosa, maka Allah memutuskan, bahwa manusia itu akan kembali menjadi debu tanah, karena memang manusia itu berasal dari debu tanah.
Berarti, debu adalah gambaran dari dosa.
Jadi saudaraku, manusia yang berdosa digambarkan seperti debu tanah yang hina.

Sekarang, mari kita perhatikan ...
Ciri-ciri manusia berdosa / debu tanah.
Kejadian 3: 17
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Cirinya; Adam mendengarkan perkataan isterinya = mendengarkan suara yang salah, karena memang isterinya / perempuan itu telah diperdaya oleh ular.

Sesungguhnya, ketika Allah menempatkan Adam dan isterinya di taman Eden untuk mengusahakannya, Allah memberikan perintah untuk diperhatikan oleh Adam dan isterinya.
Aturan inilah yang harus dituruti oleh Adam, tetapi kenyataannya, Adam lebih mendengarkan perkataan isterinya, sementara perempuan / isterinya itu, telah diperdaya oleh ular, yang adalah gambaran dari iblis setan.
Mendengarkan perkataan isteri = mendengarkan suara daging.
Sebab isteri -> tubuh / daging.

Keadaan manusia debu tanah.
KEADAAN PERTAMA

1 Korintus 15: 47
(15:47) Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.

Manusia pertama berasal dari debu tanah, bersifat jasmani.
Bersifat jasmani = bertabiatkan daging = hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Debu tanah adalah gambaran dari dosa, sifat tabiatnya; hidup menurut daging.

Kalau manusia jatuh dalam dosa, maka ia akan bertabiatkan daging / hidup menurut keinginan daging = menuruti hawa nafsu daging, itulah debu tanah.

Mari kita lihat tabiat daging.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 tabiat daging;
1.    Percabulan                         6.  Perseteruan                    11.  Percideraan
2.    Kecemaran                         7.  Perselisihan                     12.  Roh pemecah
3.    Hawa nafsu                        8.  Iri hati                            13.  Kedengkian
4.    Penyembahan berhala           9.  Amarah                          14.  Kemabukan
5.    Sihir                                  10.Kepentingan diri sendiri      15.  Pesta pora

Berarti, manusia debu / hidup dalam dosa, bertabiatkan daging, dengan 15 tabiat daging.

Saudaraku, perlu saya tambahkan;
Esau adalah manusia daging, sebab ia adalah seorang yang pandai berburu daging binatang, itulah pribadi Esau. (Kejadian 25: 27)

Keadaan manusia debu tanah.
KEADAAN KEDUA

1 Korintus 15: 48
(15:48) Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.

Makhluk-makhluk alamiah berasal dari debu tanah.
Artinya; manusia berdosa / debu tanah adalah manusia duniawi.
Alamiah = duniawi.
Kalau manusia jatuh dalam dosa, dia disebut juga manusia duniawi.

Manusia duniawi, berarti; hanya memikirkan perkara-perkara duniawi / perkara-perkara yang di bawah.
Manusia duniawi tidak pernah memikirkan perkara di atas / perkara-perkara yang rohani.

Mari kita lihat perkara duniawi
Kolose 3: 5
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

Kalau hanya memikirkan perkara-perkara di bawah / di dunia = penyembahan berhala.

Saudaraku, di dalam penyembahan berhala, terdapat 5 perkara:
1.    Dikuasai roh percabulan.
= sikap yang tidak baik, tidak sopan, seronok, tidak punya etika.
2.    Dikuasai roh kenajisan.
= hidup dalam perzinahan.
3.    Dikuasai roh hawa nafsu.
= hidup menuruti hawa nafsu keinginan-keinginan daging
4.    Dikuasai roh nafsu jahat.
= nafsunya hanya untuk hal-hal yang jahat.
5.    Dikuasai roh keserakahan.
= tamak, serakah, cinta uang, sampai akhinya mencuri milik Tuhan (sepersepuluh) dan merampas hak orang lain.
Jadi, kalau seseorang hidup dalam penyembahan berhala, 5 hal ini pasti terjadi.
Sebaliknya, bila seseorang menyembah Allah dengan sungguh-sungguh, tidak mungkin ia dikuasai roh najis, percabulan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan keserakahan, itu tidak mungkin.

Coba lihat saja orang-orang dunia, yang hanya memikirkan perkara-perkara di bawah, tidak mungkin memperhatikan kekudusan, menjaga diri dengan segala kewaspadaan di hadapan Tuhan.

Sebagai contoh:
Ketika bangsa Israel menyembah berhala, menyembah patung lembu emas tuangan dan menyembah Baal-Peor, dewa orang Moab, mereka dikuasai roh kenajisan, sehingga bangsa Israel jatuh dalam dosa perzinahan.
Ini harus diperhatikan dengan baik. Hati-hati dengan 5 perkara yang semuanya disebabkan oleh penyembahan berhala.

Dampak negatif manusia duniawi.
1 Korintus 2: 14
(2:14) Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

Dampaknya; tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena bagi manusia duniawi, itu adalah suatu kebodohan.

Sesungguhnya, oleh karena Roh Allah kita dibawa sejauh ini; kita beribadah melayani malam ini, kita tergembala dengan baik, Tuhan pakai saya untuk melayani sidang jemaat, Tuhan mengaruniakan karunia jabatan bagi kita semua, itu semua berasal dari Roh Allah.
Tetapi bagi manusia duniawi, apa yang berasal dari Allah, itu adalah suatu kebodohan, termasuk beribadah dan melayani Tuhan.

1 Korintus 2: 12
(2:12) Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.

Kalau kita menerima Roh Allah, maka kita mengerti apa saja yang dikaruniakan Allah kepada kita, sebaliknya manusia duniawi tidak menerima Roh Allah, berarti; tidak mengerti apa yang dikaruniakan Allah, apa yang menjadi kehendak / keinginan Allah.
Tuhan telah mengaruniakan pembukaan rahasia firman-Nya, itu karena kemurahan Tuhan.

Itu sebabnya manusia duniawi hanya menuruti kata hatinya, menuruti keinginannya, walaupun itu melanggar hukum Allah. Sangat disayangkan, bila seseorang tidak mengerti kehendak Allah, maksud Allah, rencana Allah.

Tetapi manusia rohani menerima apa yang berasal dari roh Allah sehingga manusia rohani mengerti apa yang menjadi kehendak Allah, mengerti masa sekarang dan mengerti di masa yang akan datang, dan mengerti segala sesuatu.
Tetapi sebaliknya, manusia duniawi tidak mengerti apa yang menjadi kehendak Allah.

Akibat dosa.
Kejadian 3: 17
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Akibatnya; terkutuklah tanah = tanah terkutuk
Berarti Adam dan isterinya bersuasanakan kutuk.
Saudaraku, kalau kutuk tidak diputuskan, maka kutuk berlaku sampai pada keturunan yang keempat.

3 hal keadaan seseorang jika tanah terkutuk.
1.    Kejadian 3: 17
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Bersusah payah mencari rezeki dari tanah yang terkutuk itu seumur hidup.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rezeki, artinya; segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara hidup seseorang.
Kata lain rezeki adalah pendapatan, penghasilan dari tanah.
Berarti kalau tanah itu terkutuk, susah payah mencari rezeki, penghasilan / pendapatan susah, sehingga hidup menjadi susah.

Kalau seseorang sungguh-sungguh menguduskan diri, sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan dan sepenuh hati beribadah melayani Tuhan, ia tidak akan susah cari rezeki, sekalipun awalnya memang terasa berat, tetapi kalau benar-benar berjuang untuk menyerahkan diri, menguduskan diri dan sepenuh hati beribadah kepada Tuhan, pasti ia berhasil, sehingga dengan demikian, kita dapat menikmati indahnya hidup, karena tidak susah mencari rezeki.
Sekali lagi saya katakan; dosalah yang menyebabkan manusia susah mencari rezeki, dosalah penghambat / penghalang berkat-berkat Tuhan.

2.    Kejadian 3: 18
(3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

Tanah yang terkutuk itu menghasilkan semak duri dan rumput duri.

- Matius 13: 22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

- Rumput duri, gambaran seseorang yang suka menyakiti sesama, menusuk hati dan perasaan sesama.

3.    Kejadian 3: 18
(3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

Tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makanan bagi Adam dan isterinya.

Saya mau beritahu sedikit;
Tadi saya katakan, Esau adalah manusia daging, sebab dia pandai berburu daging binatang dan yang menjadi kesukaannya adalah tinggal di padang.
Berbanding terbalik dengan Yakub, seorang yang tenang, suka tinggal di kemah. Kalau seseorang tinggal di kemah, Tuhanlah yang menyediakan makanan bagi dia, seperti kita malam ini menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani.
Tetapi manusia duniawi, yang selalu tinggal di padang, apa yang menjadi makanannya juga berasal dari padang.
Saudaraku, makanan yang berasal dari padang tidak memelihara kelangsungan hidup, tidak ada jaminan hidup.

Kejadian 25: 27, 30-34
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.
(25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
(25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
(25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
(25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Esau makan makanan yang tumbuh di padang, berarti Esau tidak menikmati makanan yang berasal dari Tuhan, seperti Yakub di dalam kemah.
Gambaran dari makanan yang tumbuh di padang, itulah kacang merah, sebab hanya untuk sepiring kacang merah, Esau menjual hak kesulungannya kepada Yakub, demikianlah ia memandang ringan hak kesulungan itu.

Mari kita lihat hak kesulungan itu ...
Keluaran 4: 22-23
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."

Tuhan berusaha membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir, supaya bangsa Israel dapat beribadah di tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan oleh Allah.Yakub berganti nama dengan Israel, dan menjadi anak sulung.
Berarti, hak kesulungan itu adalah; ibadah pelayanan.  
Di dalam rumah Tuhan, kita beribadah melayani Tuhan sekaligus menikmati firman Tuhan, sebagai makanan yang  berasal dari Tuhan, bukan makan makanan yang tumbuh di padang.

Itulah keadaan Adam setelah jatuh dalam dosa; Allah memutuskan manusia itu kembali menjadi debu tanah karena manusia berasal dari debu tanah.

Mari kita kembali memperhatikan injil Lukas; UNTUK MEMPEROLEH CARA YANG TERBAIK SEHINGGA MANUSIA TIDAK KEMBALI KE DEBU TANAH.
Lukas 10: 10-11
(10:10) Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah:
(10:11) Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.

Kalau seorang utusan tidak diterima di sebuah kota, maka utusan itu akan mengebaskan debu tanah yang melekat pada kakinya di depan mereka.
Arti rohaninya untuk kita sekarang adalah; orang-orang yang di dalam kota, tetap tinggal di dalam dosanya, karena kota itu tidak menerima utusan.

Mengebaskan debu tanah dari kaki = dosanya tetap tinggal / berada di dalam kota itu, sebab seandainya utusan itu diterima, debu tanah kota itu pastilah melekat pada kaki utusan itu.
Debu tanah melekat pada kaki utusan = Tuhan mengambil segala noda, dosa, aib, kotoran, kejahatan, kelemahan-kelemahan dan segala kekurangan-kekurangan.
Berarti, Tuhan tidak membiarkan orang-orang yang berada dalam kota itu, tetap dalam dosanya.Selama firman Tuhan, kasih Tuhan, dan Roh Tuhan diterima di dalam kota itu, maka debu tanah akan diambil, sebaliknya kalau firman Tuhan, kasih Tuhan, dan Roh Tuhan ditolak, berarti debu tanah tetap tinggal di dalam kota.

Saya ulangi:
Seandainya utusan itu diterima di dalam kota, Tuhan akan menyatakan belas kasih-Nya untuk kota itu, menyatakan apa yang menjadi keinginan Roh Allah, sehingga mengerti apa yang menjadi keinginan Allah, dengan demikian mendapat kesempatan untuk ditolong, untuk diselamatkan.

Saya teringat dengan kisah nabi Hosea, di mana nabi Hosea harus kawin dengan seorang perempuan sundal, sesuai dengan firman Allah (Hosea 1: 2-9). Hosea mengawini Gomer perempuan sundal, sesuai dengan firman Allah, sebab bangsa Israel telah membelakangi, meninggalkan Tuhan, Allah mereka; bangsa Israel hidup di dalam dosa kenajisan.
Nabi Hosea kawin dengan perempuan sundal, artinya; Tuhan mengambil segala noda, dosa, aib, kotoran, kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan = debu tanah melekat pada kaki utusan.
Oleh sebab itu, jangan menolak seorang utusan, supaya Tuhan mengambil kekurangan-kekurangan / dosa.
Sebab, Dia yang benar telah dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa menjadi benar (2 Korintus 5: 21).
Jangan sampai debu tanah dikebaskan, ijinkan debu tanah itu melekat di kaki utusan, berarti; harus menerima utusan Allah, jangan ditolak.

-   Sejauh mana kita menerima firman Tuhan malam ini, sejauh itulah Tuhan mengambil kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan, dosa-dosa kita.
-     Sejauh mana Roh Allah mengaruniakan hal-hal yang berasal dari Allah, sejauh itulah kita mengerti apa yang menjadi kehendak Allah, apa yang menjadi keinginan / kerinduan Allah.

Terlebih firman malam ini, jangan ditolak, ijinkan firman Tuhan memasuki kota kita.
Kota adalah gambaran dari rumah Tuhan; tempatnya beribadah dan tempatnya melayani Tuhan.
Ijinkan debu tanah itu tetap melekat pada kaki seorang utusan = ijinkan Tuhan mengambil dosa-dosa dan kotoran (debu) = menerima utusan.
Itu sebabnya dalam Roma 10, dikatakan: betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik, itulah utusan.

Kasih karunia Tuhan bagi kita malam ini, katakan; “Tuhan, ambil dosa-dosaku, supaya aku terlepas dari kehinaan ini. Tuhan ambil aibku, Tuhan, ambil kekuranganku, janganlah debu tanah dikebaskan dari kaki utusan itu.” Sebab, dosalah yang menyebabkan manusia menjadi hina, seperti debu tanah.
Malam ini, terima Dia, jangan lepaskan diri dari kaki Tuhan, tetaplah merendahkan diri / berada di bawah kaki Tuhan, yang akan mengampuni segala dosa-dosa dan kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan kita.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment