KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, May 22, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 MEI 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 MEI 2013

Tema: HAL BERDOA
          (Seri 45)

Subtema: JATUH DALAM PENCOBAAN KARENA DAGING LEMAH

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah dalam rumah Tuhan, boleh melayani di rumah Tuhan, dan biarlah kiranya kita membawa diri kita rendah di bawah kaki Tuhan, sujud menyembah di bawah kaki Tuhan.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 13.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Salah satu pokok doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan adalah; “... JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DALAM PENCOBAAN ...
Ini penting untuk diperhatikan, kita harus menaikkan doa ini, supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan, sebab tidak satu pun manusia sanggup melewati pencobaan-pencobaan, di mana pencobaan itu silih berganti.
Oleh sebab itu, kita harus menaikkan doa ini kepada Tuhan, supaya Tuhan menolong kita dari segala pencobaan.

Matius 26: 41
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
Jadi, supaya jangan jatuh ke dalam pencobaan, harus berjaga-jaga, menaikkan doa-doa kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, tadi saya katakan; kita harus menaikkan doa ini (dalam Matius 6: 13), sebab tidak satu pun manusia yang sanggup kalau diperhadapkan dengan berbagai-bagai pencobaan, siapa pun orangnya.

Sebab di sini juga dikatakan: “... roh memang penurut, tetapi daging lemah
Artinya; setiap orang merindukan / menginginkan untuk menjadi pribadi yang berkenan di hati Tuhan, menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan, yaitu hidup benar, hidup suci, setia di hadapan Tuhan, tetapi kenyataannya ketika menghadapi pencobaan, daging lemah, keinginan tinggal keinginan / kerinduan tinggal kerinduan.

Saudara juga mungkin mengalami hal yang sama; ingin menjadi pribadi yang berkenan, ingin menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama, tetapi begitu diperhadapkan dengan sedikit pencobaan, keinginan untuk baik tidak tercapai karena daging lemah.
Oleh sebab itu, hal ini harus diperhatikan dengan baik supaya apa yang menjadi kerinduan Tuhan (yang juga kerinduan kita) tercapai, yaitu menjadi kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan dan dihormati manusia.

Sebagai bukti; ROH MEMANG PENURUT TETAPI DAGING LEMAH.
Matius 26: 31
(26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.

Yesus memberitahukan, bahwa; Ia akan mati terbunuh di atas kayu salib, sehingga kawanan domba itu akan tercerai-berai.

Kemudian, kita perhatikan; RESPON DARI PETRUS TENTANG PERNYATAAN YESUS KRISTUS, pada ayat 33 ...
Matius 26: 33
(26:33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."

Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak”, ini menunjukkan bahwa, Petrus memiliki roh yang penurut, sebab dia merindukan untuk menjadi pribadi yang terbaik, menjadi pribadi yang berkenan, menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan, bahkan menjadi pribadi yang setia kepada Tuhan, untuk tetap mengikuti pribadi Yesus Kristus, ini membuktikan bahwa ROH PETRUS PENURUT.

Kemudian, UNTUK YANG KEDUA KALI YESUS MEMBERI PERNYATAAN KEPADA PETRUS ...
Matius 26: 34
(26:34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Yesus kembali mempertegas kepada Simon Petrus: “...sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.

Mari kita lihat jawaban Petrus pada ayat 35 ...
Matius 26: 35
(26:35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

Sekalipun Yesus sudah berkata dengan tegas untuk yang kedua kalinya, Petrus juga menunjukkan keinginannya untuk menjadi pribadi yang berkenan kepada Tuhan, sehingga ia berkata: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau”, dan pernyataan Simon Petrus ini juga didukung oleh murid-murid yang lain.
Jadi, betul-betul di sini kita perhatikan; mereka merindukan untuk menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan, tidak menyangkal Tuhan, tetap setia mengikuti Tuhan = roh penurut dari Simon Petrus dan murid-murid yang lain.

Sekarang, mari kita lihat; APAKAH DAGING MEREKA SESUAI DENGAN KEINGINAN ROH MEREKA, YANG PENURUT?
1.    Matius 26: 69
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."

Pada saat Yesus berada di hadapan Mahkamah Agama, ada seorang hamba perempuan berkata kepada Petrus: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.

Mari kita lihat; JAWABAN PETRUS.
Matius 26: 70
(26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."

Jawaban Petrus: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."
Sesungguhnya, Simon Petrus mengerti / mengetahui apa yang dimaksud oleh hamba perempuan tadi, tetapi sekalipun dia tahu, Simon Petrus pura-pura tidak tahu, inilah PENYANGKALAN YANG PERTAMA dari Simon Petrus.
Saudaraku, kalau sidang jemaat pura-pura tidak tahu dengan apa yang berkaitan dengan ibadah pelayanan, namun sebetulnya tahu, ini termasuk penyangkalan kepada Yesus Kristus.

2.    Kemudian, UNTUK YANG KEDUA KALI.
Matius 26: 71
(26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."

Kemudian, hamba lain juga berkata: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu

Sekarang kita lihat; JAWABAN PETRUS.
Matius 26: 72
(26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."

Petrus menjawab: “Aku tidak kenal orang itu”, ini adalah penyangkalan Petrus yang kedua, yang disertai dengan bersumpah.
Sesungguhnya, ada tertulis kalau ya katakan: “ya”, kalau tidak katakan: “tidak”, lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Oleh sebab itu, seseorang tidak perlu bersumpah, kalau ya katakan: “ya”, kalau tidak katakan: “tidak”, tidak perlu bersumpah demi ini dan itu.

Itu sebabnya, kalau kita perhatikan jawaban Simon Petrus, ini adalah jawaban yang tidak masuk akal. Dia mengenal Yesus secara pribadi, tetapi Simon Petrus justru berkata: “Aku tidak kenal orang itu”, ini adalah bukti bahwa Simon Petrus dikuasai roh jahat / berasal dari si jahat.
Dan biarlah kiranya saya dan saudara, berkata: “ya” di atas ya, berkata: “tidak” di atas tidak, tidak perlu bersumpah demi apa pun.

3.    Kemudian, UNTUK YANG KETIGA KALINYA ...
Matius 26: 73
(26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."

Orang-orang yang ada di situ berkata kepada Petrus: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.

Mari kita perhatikan; JAWABAN PETRUS UNTUK YANG KETIGA KALINYA.
Matius 26: 74
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.

Jawaban Petrus yang ketiga adalah: “Aku tidak kenal orang itu”, disertai dengan perkataan MENGUTUK dan BERSUMPAH, seperti yang saya katakan tadi, bahwa jawaban Petrus ini berasal dari si jahat.
Selain ia bersumpah, dia juga mengutuk, berarti perkataan yang keluar dari mulutnya adalah perkataan-perkataan kutuk yang berasal dari si jahat.

Sesungguhnya ...
Yakobus 3: 9-10
(3:9) Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
(3:10) dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

Dari mulut yang satu keluar berkat dan juga kutuk, hal ini tidak boleh terjadi.
-      Berkat = perkataan memuji Tuhan.
-      Kutuk, berarti; mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah = mengucapkan kata-kata yang tidak baik = memfitnah, menghakimi, menuduh.

Yakobus 9: 11
(3:11) Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

Sesungguhnya, dari mulut yang satu tidak boleh keluar pekataan kutuk, selain perkataan berkat, itulah yang benar. Tetapi kenyataannya dari mulut Simon Petrus keluar kata-kata mengutuk.

Pendeknya; PETRUS MENYANGKAL YESUS SEBANYAK TIGA KALI.
Ini adalah pengikutan yang keliru, pengikutan yang salah dari seseorang.

Matius 16: 24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Setiap orang yang mau mengikut Yesus, ia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya, ini adalah pengikutan yang benar.

Keterangan:
-      MENYANGKAL DIRI.
Artinya; tidak mengakui keberadaan diri sendiri = tanpa kebanggaan diri = tidak mempertahankan harga diri = tidak merasa diri benar, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri bisa.
Sebetulnya, kalau hal ini terjadi dalam kehidupan pribadi lepas pribadi, hidupnya akan enak / ringan.

Matius 11: 28-30
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
(11:30) Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Sesungguhnya, kalau kita mau menyangkal diri, hidup akan menjadi lebih indah dan enak.
Itu sebabnya di sini dikatakan: “... jiwamu akan mendapat ketenangan”, maksudnya; jiwa seseorang akan mendapat ketenangan, jika mau menyangkal diri.
Kalau seseorang tidak mau menyangkal dirinya, justru itu menjadi beban dalam hidupnya, sebab jiwanya tidak akan pernah tenang.
Kalau hanya tubuh yang tidak tenang (capek karena tenaga terkuras) itu tidaklah mengapa, tetapi jika jiwa tidak tenang itu membuat seseorang menderita. Mengobati jiwa yang tidak tenang itu tidak semudah mengobati tubuh yang tidak tenang.

-      MEMIKUL SALIBNYA.
Artinya; satu dengan penderitaan Kristus = menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung = sengsara salib = aniaya firman, inilah yang disebut pengikut-pengikut yang benar di hadapan Tuhan.

Sekarang, pertanyaannya: MENGAPA SIMON PETRUS ROHNYA PENURUT, NAMUN DAGINGNYA LEMAH?
1.    Matius 16: 21-22
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Simon Petrus MENOLAK pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Itu sebabnya setelah Yesus memberitahukan, bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga, Petrus segera menarik Yesus ke samping dan berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.

Matius 16: 23
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus itu adalah ajaran setan. Itu sebabnya dengan tegas Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Enyahlah Iblis.
Sesungguhnya, Simon Petrus bukanlah iblis setan, tetapi Yesus mengusir iblis setan yang menguasai roh Simon Petrus dari cara berpikirnya.
Ini adalah PEMBERITAHUAN PERTAMA TENTANG PENDERITAAN YESUS.

2.    Kemudian, mari kita lihat PEMBERITAHUAN YANG KEDUA TENTANG PENDERITAAN YESUS.
Matius 17: 22-23
(17:22) Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia
(17:23) dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali.

Pada saat Yesus memberitahukan penderitaan-Nya untuk yang kedua kalinya, maka HATI MURID-MURID-NYA ITU PUN SEDIH SEKALI.

Saya teringat dengan Abraham, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal; dalam kisah itu, tidak sedikitpun Abraham mengalami kesedihan; Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, kehendak Tuhan yang jadi.
Hal ini memang harus kita alami dan harus kita terima, namun kalau mengalami kesedihan di saat mengikuti Tuhan, menyangkal diri dan memikul salib, ini bukanlah pengikut yang benar, ini adalah pengikut yang keliru, pengikutan yang salah.

3.    Mari kita lihat; PEMBERITAHUAN TENTANG PENDERITAAN YESUS YANG KETIGA.
Matius 20: 18-19
(20:18) "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
(20:19) Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."

Simon Petrus dan teman-temannya, TIDAK MEMBERI JAWABAN (berdiam) dan TIDAK MEMBERI RESPON TERHADAP pernyataan Yesus, ini juga adalah kesalahan.
Sesungguhnya, salib Kristus itu harus segera diresponi / diterima dengan senang hati, bagaikan menikmati tubuh dan darah Yesus.

Biarlah kita belajar untuk mengerti tentang penderitaan Yesus Kristus, sebagai seorang Kristen yang sejati tidak hanya penonton / tanpa respon terhadap salib Kristus. Kalau hanya menonton, tidak meresponi, ini adalah pengikut-pengikut yang keliru, pengikut-pengikut yang salah

4.    Mari kita lihat; PEMBERITAHUAN TENTANG PENDERITAAN YESUS YANG KEEMPAT.
Matius 26: 2, 4-5
(26:2) "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."
(26:4) dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.
(26:5) Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."

Di sini kita perhatikan; ketika mendengarkan pemberitahuan keempat tentang penderitaan Yesus Kristus, murid-murid Yesus MENGAJUKAN PERSYARATAN.
Sesungguhnya, yang benar adalah memikul salib / menanggung penderitaan, tanpa menggunakan syarat.
Saudaraku, kalau memikul salib dengan menggunakan syarat, sama halnya;
-      kalau orang berbuat baik, maka kita berbuat baik,
-      kalau orang lain tidak berbuat baik, maka kita tidak berbuat baik,
-      kalau ingin menghormati orang lain, harus dihormati terlebih dahulu, ini juga adalah kesalahan.
Memikul salib itu tidak boleh menggunakan syarat setiap saat, setiap waktu, sebab kita adalah pengikut-pengikut Kristus.

Jadi, selama empat kali Yesus memberitahukan tentang penderitaan-Nya, namun murid-murid belum lulus. Padahal, sudah cukup lama Simon Petrus dan murid-murid yang lain mengikuti Tuhan, tetapi ternyata belum lulus juga. Hal ini sangat disayangkan, kurang apalagi Yesus mengajar, Dia guru Besar, Dia Guru Agung, Dia Gembala Agung, namun apa lagi yang kurang dalam ajaran-Nya?
Demikian juga, begitu banyak firman penggembalaan yang sudah kita terima, menggembalakan kita dan mengajar kita, lalu kurang apa lagi?

Saya bersyukur, lewat pernyataan kasih Tuhan untuk kita malam ini, supaya kita berkaca pada firman, tidak berkaca pada yang lain, sehingga kita dapat melihat segala cacat cela, segala kekotoran kita, segala kekurangan-kekurangan kita, dari ujung rambut, sampai ujung kaki.

Sekarang, kita lihat ...
Akibat roh menurut tetapi daging lemah.
YANG PERTAMA.
Matius 26: 69-72
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."
(26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."
(26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
(26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."

-   Hamba perempuan yang pertama berkata kepada Simon Petrus: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan YESUS, ORANG GALILEA itu.
-      Hamba yang lain berkata: “Orang ini bersama-sama dengan YESUS, ORANG NAZARET itu.

Kalau mengatakan Yesus adalah orang Nazaret, yang di Galilea, artinya; YESUS ADALAH SEORANG NABI.
Berarti, menyangkal Yesus yang dari Nazaret, di Galilea, artinya; tidak mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi = tidak mengakui firman nubuatan / firman para nabi (nubuatan para nabi) = tidak mengakui firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Sesungguhnya, jikalau firman-firman Tuhan tersingkap, maka menerangi setiap hati dan memberi pengertian kepada orang bodoh, supaya tidak lagi melakukan kesalahan, sebagai kebodohannya di hadapan Tuhan.

Hati-hati saudaraku, jangan sampai tidak menghargai seorang hamba Tuhan atau seorang gembala yang sedang menyampaikan firman nubuatan, sebab kalau TIDAK MENGHARGAI FIRMAN NUBUATAN itu adalah PENYANGKALAN TERHADAP PRIBADI YESUS.

Akibat roh menurut tetapi daging lemah.
YANG KEDUA.
Matius 26: 73-74
(26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.

Orang-orang yang ada di situ berkata kepada Petrus: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu”, tetapi di sini kita perhatikan, Petrus juga menyangkal.
Kalau menyangkal Yesus Kristus, bahasanya menjadi berbeda / tidak sama. Itu sebabnya, bahasa dari Simon Petrus adalah bahasa MENGUTUK dan BERSUMPAH.
Ketika bahasa Simon Petrus sama dengan bahasa Yesus, pasti ia tidak menyangkal Yesus, dengan kata lain, ia menyangkal diri dan memikul salibnya.

Mari kita lihat; BAHASA YANG SAMA KETIKA SATU BAHASA.
Wahyu 19: 1
(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,

Himpunan besar, orang banyak di sorga, bahasa mereka hanya satu, yaitu “HALELUYA.”
Dengan satu bahasa, mereka mengatakan: “Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita
Kalau satu bahasa, nama Tuhan diagungkan, nama Tuhan dimuliakan.
Kalau bahasanya sudah tidak sama / berbeda, yang keluar adalah kata-kata mengutuk dan kata-kata bersumpah, dan itu berasal dari si jahat.

Kuasa bila satu bahasa.
1.    Wahyu 19: 2
(19:2) sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."

Kuasanya; melepaskan diri dari roh najis = Babel telah dikalahkan.

2.    Wahyu 19: 3
(19:3) Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."

Kuasa satu bahasa; “... asapnya naik sampai selama-lamanya”, artinya; doa-doa dari orang-orang kudus berkenan kepada Tuhan, didengar oleh Tuhan.
Biarlah kita semua satu bahasa, satu logatnya = ada kesepakatan (kesatuan hati), sehingga Tuhan mengabulkan doa.

Biarlah kita belajar menyatukan hati kita di tengah-tengah ibadah, dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, jangan membawa hati masing-masing, biarlah kita mengikuti geraknya pengajaran mempelai supaya doa didengar, jangan keliru, jangan sesat.

3.    Wahyu 19: 6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Kuasa yang ketiga; ada sukacita yang besar, karena pada akhirnya, mereka yang satu bahasanya, masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah, tidak perlu diragukan.

Biarlah kelak kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, kita sama-sama menyangkal diri dan mau memikul salib, sebab kita sudah melihat, selama empat kali Yesus menyatakan penderitaan-Nya, namun 12 murid-Nya belum lulus.
Bagaimana dengan kita ketika pemberitaan firman malam ini, pemberitaan firman tentang salib Kristus? Biarlah kita dimungkinkan untuk lulus, dan malam ini kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, sujud menyembah Allah dan Anak Domba. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment