KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, August 20, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20 AGUSTUS 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20 AGUSTUS 2013

Tema: HAL BERDOA
          (Seri 54)

Subtema: PENGHUNI SORGAWI MEMPERSEMBAHKAN KEMULIAAN KEPADA ANAK DOMBA

Shalom!
Selamat malam, selamat beribadah dan selamat menikmati sabda Tuhan yang sebentar membawa kita rendah di bawah kaki Tuhan.

Kita memperhatikan Matius 6: 5-13, sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, namun kita hanya membaca ayat 13 saja.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Bagian dari ayat 13 dikatakan: “Engkaulah yang empunya ... kemuliaan sampai selama-lamanya”, dan untuk itu kita mengatakan: “Amin

Mazmur 29: 1
(29:1) Mazmur Daud. Kepada TUHAN, hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!

Kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan, berarti tidak ada kemuliaan kepada perkara-perkara yang lain di atas muka bumi ini, tidak ada kemuliaan kepada yang lain-lain.

Mazmur 29: 2
(29:2) Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!

Oleh sebab itu, berilah / persembahkanlah kepada Tuhan KEMULIAAN NAMA-NYA.
Syaratnya; SUJUDLAH KEPADA TUHAN (menyembah kepada Tuhan) dengan BERHIASKAN KEKUDUSAN.
Saudaraku, secara khusus hal ini ditujukan kepada PENGHUNI SORGAWI (Mazmur 29: 1).

Segera kita melihat; PENGHUNI SORGAWI.
Wahyu 5: 11-12
(5:11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
(5:12) katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"

Seruan dari malaikat-malaikat, makhluk-makhluk, tua-tua adalah: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan KEMULIAAN, dan puji-pujian!
Para malaikat, makhluk-makhluk, tua-tua adalah penghuni sorgawi. Mereka mempersembahkan kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan, dan puji-pujian kepada Anak Domba yang disembelih.

Sekarang kita melihat penghuni sorgawi;
Keterangan: PARA MALAIKAT.
Gambaran dari KASIH ALLAH, berarti kehidupan yang mengasihi Tuhan.

Markus 12: 25-26
(12:25) Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
(12:26) Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?

Hidup dengan suasana kebangkitan adalah kehidupan seperti malaikat di sorga.
Suasana kebangkitan;
-      TIDAK KAWIN DAN TIDAK DIKAWINKAN.
Berarti, terlepas dari roh najis.
-      MENYEMBAH ALLAH YANG HIDUP, itulah Allah Abraham, Ishak dan Yakub.
Menyembah Allah yang hidup, berarti; terlepas dari penyembahan berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, sedangkan berhala adalah allah bagi orang-orang yang mati, karena berhala adalah allah yang mati.
Jadi, kalau masih terikat dengan perkara-perkara yang ada di atas muka bumi ini, berarti ia menyembah allah yang mati.

Saya selalu berdoa untuk kehidupan muda remaja; jikalau sekiranya Tuhan memberikan pekerjaan, biarlah kiranya Tuhan memberikan pekerjaan yang terbaik, maksudnya tidak bertentangan dengan kebenaran firman, juga tidak menghalangi ibadah pelayanan, supaya tetap bersuasanakan kebangkitan, berarti terlepas dari roh najis dan tetap menyembah Allah yang hidup.

Inilah orang-orang yang mengasihi Tuhan = TINGGAL DI DALAM KASIH ALLAH.

Sekarang kita melihat penghuni sorgawi;
Keterangan: MAKHLUK-MAKHLUK.
Gambaran dari Roh Allah, berarti; hidup oleh Roh dan memberi diri dipimpin oleh ROH ALLAH.

Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Makhluk-makhluk tersebut masing-masing bersayap enam sekelilingnya, berarti seluruh sayapnya menutupi daging.
Artinya; tabiat-tabiat daging tidak terlihat lagi = tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, itulah kehidupan yang hidup oleh Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh Allah.

Roma 8: 9
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

Jika Roh Allah diam di dalam diri seseorang, maka Ia tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.

Perbandingan antara MANUSIA DAGING dengan MANUSIA ROH.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

-      MANUSIA DAGING memikirkan hal-hal yang dari daging.
Jadi, apa saja yang dapat memuaskan hawa nafsu dan keinginan dagingnya, itu saja yang dipikirkan oleh manusia daging.
-      MANUSIA ROH memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Misalnya; memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan memikirkan perkara-perkara yang di bawah.
Perkara-perkara yang di atas adalah apa saja yang berkaitan dengan ibadah pelayanan, tidak lebih, tidak kurang.

Sehingga kalau kita perhatikan;
-      manusia Roh itu lebih suka tinggal diam dan tenang di dalam rumah Tuhan, dan orang yang suka tinggal diam dan tenang di dalam rumah Tuhan, terletak kekuatan.
-      Tetapi manusia daging, persis seperti Esau; ia suka tinggal di padang, karena dia suka berburu daging, ia tidak tinggal diam dan tenang di kemah. Esau adalah gambaran dari manusia daging, sehingga yang dia pikirkan adalah hal-hal yang ada di dalam dunia untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan daging, ia tidak memikirkan perkara di atas / apa yang berkaitan dengan ibadah pelayanan.
Namun kalau kita perhatikan di dalam kitab Wahyu, bahwa; pelacur besar itu (Babel) menunggangi binatang, akhirnya menghujat Allah.

Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Tujuh obor adalah ketujuh Roh Allah, artinya; menjadi kesaksian karena hidup oleh Roh Allah.
Orang-orang yang hidup oleh Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh menjadi kesaksian, menjadi Roh Tuhan / mata Tuhan di mana pun berada.

Sekarang kita melihat penghuni sorgawi;
Keterangan: TUA-TUA.
Gambaran dari firman Allah yang menjadi daging, berarti hidup benar sesuai dengan FIRMAN ALLAH.

Wahyu 4: 4
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

Di sekeliling takhta itu ada 24 takhta, di atasnya duduk 24 tua-tua.
24 tua-tua -> 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, 12 rasul adalah gambaran dari 12 ketul roti yang ada di atas meja pertunjukkan. Atau sebaliknya, 12 roti di atas meja adalah bayangan dari gereja Tuhan dengan 12 rasulnya.

24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta itu memakai pakaian putih.
Pakaian -> kelakuan / perbuatan sehari-hari.

Wahyu 19: 8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Lenan halus (pakaian putih) adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Jadi, perbuatan-perbuatan yang benar itu adalah pakaian kita, itulah kebenaran yang berasal dari firman Tuhan.

Yohanes 17: 17
(17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Dikuduskan dalam kebenaran, sedangkan firman Tuhan adalah kebenaran.
Jadi jelas sekali, bahwa 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta itu adalah gambaran dari kehidupan gereja hujan awal dan gereja hujan akhir, yang hidup di dalam kebenaran firman Tuhan. Dalam hal ini, kita tidak perlu ragu lagi.

KESIMPULANNYA:
Penghuni sorgawi disucikan / dikuduskan oleh KASIH ALLAH, ROH ALLAH, FIRMAN ALLAH, dan setelah mereka disucikan oleh 3 oknum Allah tersebut, mari kita lihat tindakan mereka sebagai penghuni sorgawi.

Tindakan penghuni sorgawi.
Wahyu 4: 9-10
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

Setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia yang duduk di atas takhta itu, maka TERSUNGKURLAH 24 tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka MENYEMBAH Dia yang hidup sampai selama-lamanya.

Inilah tindakan dari penghuni sorgawi; mereka SUJUD MENYEMBAH KEPADA DIA yang duduk di atas takhta itu dengan berhiaskan kekudusan untuk memberi kemuliaan bagi nama-Nya sampai selama-lamanya.
Berarti, kesucian / kekudusan itu mendorong kita (gereja Tuhan) untuk segera tersungkur dan sujud menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Tanpa berhiaskan kesucian, gereja Tuhan tidak dapat bertindak untuk sujud menyembah kepada Dia.
Saya merindukan, kita sekaliannya bertindak sama dengan apa yang dilakukan oleh penghuni-penghuni sorgawi (para malaikat, makhluk-makhluk, tua-tua), supaya kita kelak menjadi penghuni-penghuni sorgawi.

Alasan kita menyembah Dia yang duduk di atas takhta itu.
Wahyu 5: 12
(5:12) katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"

Kalau kita memberikan / mempersembahkan kemuliaan bagi nama-Nya, karena Dia adalah Anak Domba yang disembelih.

Yesaya 53: 3-4
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

Anak Domba yang disembelih, Ia dihina dan dihindari orang, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia.
Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya.
Oleh sebab itu, Dia layak menerima kemuliaan.

Dia adalah Anak Domba yang disembelih, Dia menanggung penderitaan yang seharusnya tidak Ia tanggung.
Sesungguhnya orang yang menanggung penderitaan adalah orang yang melakukan kesalahan, tetapi di sini kita perhatikan; Dia harus menanggung penderitaan karena kesalahan manusia, karena dosa kejahatan yang diperbuat oleh manusia, saya dan saudara. Itu sebabnya Dia layak menerima kemuliaan itu.

Kalau kemuliaan karena perkara lahiriah, itu sifatnya tidak kekal. Misalnya; barangkali seseorang memiliki kedudukan / jabatan yang tinggi, mungkin dia layak menerima kemuliaan, tetapi sifatnya tidak kekal.
Namun kemuliaan yang diterima Anak Domba yang disembelih, kekal sampai selama-lamanya.

Yesaya 53: 5
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

-      Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita.
-      Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita.
Kesimpulannya; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita, semuanya ditimpakan kepada Dia.
Yesus-lah Anak Domba yang disembelih, tidak ada seorang manusia mampu menanggung penderitaan sehebat ini untuk menebus kekurangan, kesalahan orang lain.

Yesaya 53: 6
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Kita disebut domba tetapi sebagai domba yang sesat, karena kita masing-masing mengambil jalannya sendiri, tetapi tidak disebut anak domba yang disembelih.
Untuk menanggung kesesatan domba yang sesat, Yesus menjadi Anak Domba yang disembelih.

Untuk itu, kita bisa lihat lebih jauh lagi dalam ayat 7 ...
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Dalam segala penderitaan yang Dia tanggung, Ia tidak membuka mulut-Nya.
Berarti, di dalam penderitaan tidak perlu bersungut-sungut, tidak perlu mengomel, tidak perlu ada penyesalan.

Sekarang kita perhatikan ...
Wahyu 1: 6
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Anak Domba yang disembelih membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah.
Berarti, MENJADIKAN KITA SEMUA KELAK PENGHUNI-PENGHUNI SORGAWI, oleh sebab itu, bagi Dialah kemuliaan kekal sampai selama-lamanya.

Mazmur 96: 7-8
(96:7) Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
(96:8) Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!

Mazmur Daud ini menghimbau suku-suku bangsa supaya kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan, tidak kepada yang lain, tidak kepada perkara-perkara yang ada di bawah / di bumi, sekaligus membawa persembahan dan masuklah ke dalam hadirat-Nya.

Malam ini, kita membawa persembahan kepada Tuhan, di dalam dalam hadirat-Nya kita persembahkan segala korban persembahan kepada Tuhan, mulai dari korban bakaran, korban sajian, korban sembelihan, kita persembahkan kepada Tuhan.
Tetapi untuk berada di dalam pelataran Tuhan, kiranya kita semua memiliki perhiasan kekudusan, supaya apa yang kita persembahkan berkenan kepada Tuhan.
Sekali lagi saya katakan; kepada Dialah kemuliaan kekal sampai selama-lamanya, kepada Anak Domba yang duduk di atas takhta itu, dan akhirnya, biarlah kita menjadi penghuni sorgawi. Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment