KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, June 12, 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 JUNI 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 JUNI 2014

TeamDARI KITAB KOLOSE
          (Seri 14)

Subtema: MEMBERI BUAH DALAM SEGALA PEKERJAAN YANG BAIK

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan untuk malam hari ini sebagaimana biasanya.

Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di bawah kaki Tuhan, kembali kita memperhatikan surat Paulus kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 10
(1:10) sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,
Dari ayat 10 ini, kita akan memperhatikan secara khusus: “... DAN KAMU MEMBERI BUAH DALAM SEGALA PEKERJAAN YANG BAIK ...

Terlebih dahulu kita melihat ...
Matius 3: 8
(3:8) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.

“... hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan

Mari kita lihat; BUAH PERTOBATAN.
Matius 3: 11
(3:11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Buah dari pertobatan adalah BAPTISAN AIR.

Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, secara khsusus daerah halaman, di situ terdapat 2 alat;
YANG PERTAMA: MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Arti rohaninya adalah salib. Yang menjadi korban-Nya adalah pribadi Yesus.
Mezbah korban bakaran à pertobatan.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa, seperti 2 tangan dan 2 kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa, justru dari sana darah mengalir.
Berarti, tanda pertobatan adalah darah, itulah pengorbanan.

YANG KEDUA: BEJANA PEMBASUHAN TEMBAGA
Itu berbicara soal;
I.    Baptisan air.
Jadi, jelas sekali bahwa buah dari pertobatan adalah baptisan air.

Roma 6: 3-6
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
(6:6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Baptisan air adalah tanda dalam pengalaman KEMATIAN dan KEBANGKITAN Yesus Kristus.
Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Yesus: hidup dalam hidup yang baru.

Roma 6: 10
(6:10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Jadi, kematian Yesus adalah kematian dari dosa dan dari kehidupan yang lama.
Kehidupan (kebangkitan Yesus) adalah kehidupan untuk Allah di dalam kebenaran.

II.  Pembaharuan
Ada 2 tanda pembaharuan;
1.    2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Pembaharuan manusia batiniah, sebagaimana manusia batiniah Rasul Paulus dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka akan terlihat dengan jelas; manusia lahiriah akan semakin merosot.
Namun sekalipun demikian, Rasul Paulus tidak tawar hati di tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan, berarti pelayanannya itu tetap memberi rasa / berdampak positif di hadapan Tuhan.

Tanda-tanda ketika manusia batiniah dibaharui:
2 Korintus 4: 17-18
            (4:17 )Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang                 melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Tandanya;
-  Rela menanggung penderitaan di tengah-tengah pelayanan, dengan satu tujuan/harapan; untuk memperoleh kemuliaan kekal, yaitu Kerajaan Sorga.
-  Tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, yaitu perkara-perkara rohani, perkara-perkara yang di atas/dari sorga, yaitu ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

Kalau perhatian tertuju hanya kepada perkara-perkara lahiriah, yang di bawah, di bumi, melebihi perkara-perkara di atas / dari sorga (perkara rohani) yaitu ibadah dan pelayanan, menunjukkan bahwa manusia batiniah belum dibaharui, sebab ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari kesehari, manusia lahiriah akan semakin merosot (tidak memperhatikan lagi perkara-perkara lahiriah).

Roma 12: 3
(12:3) Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Orang yang senantiasa memikirkan perkara-perkara yang tak kelihatan/perkara rohani (ibadah pelayanan), penuh penguasaan diri artinya hidup menurut ukuran iman kepada Kristus.
Sebaliknya, mereka yang lebih memikirkan perkara-perkara lahiriah tidak mampu untuk mengendalikan diri / menguasai diri, sehingga lebih mengutamakan perkara -perkara lahiriah, yaitu perkara-perkara di bumi; ingin ini dan itu, tanpa menurut ukuran iman, maksudnya; tanpa memperdulikan, apakah itu benar atau tidak dihadapan Tuhan = tanpa penguasaan diri.

2.    Ibrani 10: 12, 16
(10:12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
(10:16) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,

Sesudah mempersembahkan korban penghapus dosa untuk menguduskan umat Israel, maka Tuhan mengadakan perjanjian, yaitu menaruh hukum di dalam hati mereka, selanjutnya menuliskannya di dalam akal budi mereka.
Kalau firman itu tertulis di dalam akal budi, ini menunjukkan pembaharuan akal budi.

Sebelum dosa diperdamaikan (mempersembahkan korban penghapus dosa) di atas kayu salib, akal manusia tidaklah sehat, berarti pikiran dan akal manusia cenderung dikuasai hal-hal yang tidak benar, yang tidak suci, namun setelah dosa diperdamaikan, selanjutnya firman Tuhan/hukum Allah tertulis di dalam akal budi = pembaharuan akal budi.

Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kalau terjadi pembaharuan akal budi, maka seseorang dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, apa yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna.
Sebaliknya, selama seseorang belum mengalami pembaharuan akal budi, dia tidak akan mengerti apa yang baik, yang berkenan, yang sempurna kepada Allah, dengan kata lain tidak dapat menyukakan hati Tuhan.

Selanjutnya, pengalaman PEMBAHARUAN = pengalaman KEBANGKITAN, artinya; DIPERCAYAKAN SUATU IBADAH DAN PELAYANAN DI TENGAH-TENGAH IBADAH itu sendiri, sesuai dengan Efesus 4: 10-12, setelah Yesus mati dan bangkit, Ia memberikan 5 jabatan untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Ibadah dan pelayanan adalah suasana kebangkitan, oleh sebab itu, biarlah kebangkitan Yesus Kristus berkuasa dalam kehidupan saya dan saudara, terlebih imam-imam yang telah mengambil bagian dalam pelayanan (merasakan / mengalami suasana kebangkitan).

Kisah Para Rasul 4: 1-2
(4:1) Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.
(4:2) Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati.

Petrus dan Yohanes hidup dalam suasana kebangkitan,  sebab mereka dipercayakan suatu pelayanan sesuai dengan karunia jabatan yang mereka peroleh.
Kemudian, mereka mengajar orang banyak dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus Kristus.

Kisah Para Rasul 4: 3
(4:3) Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.

Oleh karena pelayanan itu, Petrus dan Yohanes ditangkap dan dipenjarakan ke dalam tahanan sampai esok hari.
Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berada dalam suasana kebangkitan; rela menanggung penderitaan.
Demikian halnya sidang jemaat, terlebih imam-imam yang dipercayakan suatu tanggung jawab di atas pundak, memang harus rela menanggung penderitaan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, jangan sampai kita rela menanggung penderitaan demi perkara-perkara lahiriah namun tidak rela menanggung penderitaan di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Banyak orang yang tidak memahami hal demikian, sehingga sesuai dengan 1 Timotius 6: 9-10; “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”

Sekarang kita bandingkan dengan; PELAYANAN RASUL PAULUS.
1 Korintus 15: 30-32
(15:30) Dan kami juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya?
(15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".

Rasul Paulus berjuang di tengah-tengah ibadah pelayanannya kepada Tuhan, tiap-tiap hari berhadapan dengan maut (bahaya maut), menghadapi binatang buas di Efesus, ini menunjukkan Rasul Paulus berada dalam pengalaman/bersuasanakan kebangkitan.
Pendeknya; orang yang bersuasanakan kebangkitan, rela menanggung penderitaan, memberi diri di dalam bahaya maut = rela mati karena Yesus telah bangkit, maut telah dikalahkan.
Sekali lagi saya katakan; kalau kita harus mati karena Tuhan, biarlah kita mati karena Tuhan, sesuai dengan perkataan Yesus Kristus kepada Petrus dalam Inijl Matius 16:26; Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”

Jadi, kalau kita telah dipanggil, selanjutnya kita berada dalam suasana kebangkitan, dipercaya ibadah dan pelayanan, perhatian jangan hanya tertuju kepada perkara lahiriah, sebab kalau pikiran hanya tertuju pada perkara lahiriah, itu adalah tanda bahwa ia belum mengalami pengalaman kebangkitan, = kehidupan yang menuju pada kematian, itu sebabnya Rasul Paulus berkata dalam 1 Korintus 15: 17, “... jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu”, selanjutnya dia berkata pada ayat 32: “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.”
Dosa makan minum adalah dosa kawin dan mengawinkan sesuai dengan Injil Matius 24:38.
Dosa kawin dan mengawinkan = dosa seks bebas, jadi semua orang boleh saja melakukan dosa dengan bebas termasuk melakukan puncaknya dosa seks bebas, jikalau memang tidak ada kebangkitan orang mati.

III.Penyucian/permandian.
Efesus 5: 26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Pengudusan/penyucian berlangsung sesudah dimandikan dengan air dan firman Tuhan.
Sama seperti seseorang akan bersih setelah ia mandi, berarti dalam hal ini dibutuhkan air yang banyak.

Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

1.    Hati telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat.
2.    Tubuh telah dibasuh dengan air yang murni.
Kedua hal di atas = lahir dan batin disucikan, dimandikan oleh air yang murni.
Air yang murni adalah firman yang disampaikan; tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.

Dampak positif setelah lahir dan batin disucikan: menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh.
1.    Tulus ikhlas = melayani Tuhan tanpa motivasi, tanpa kepentingan-kepentingan pribadi.
2.    Keyakinan iman yang teguh = tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci, yang tidak baik, yang tidak benar, juga tidak dapat dipengaruhi oleh dosa kejahatan dan kenajisan, tidak terpengaruh dengan perkara-perkara lahiriah di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.

Sekali lagi saya katakan; pengudusan itu terjadi setelah dimandikan dengan air dan firman, berarti membutuhkan air yang banyak/fiirman yang limpah.
Kalau mandi dengan dua tiga gayung air, artinya; menyampaikan firman hanya dengan dua tiga ayat firman Tuhan, maka lahir dan batin tidak akan pernah dikuduskan, sekalipun dua tiga ayat firman Tuhan ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, dan sekalipun dua tiga ayat firman dikurangkan, maksudnya; pemberitaan firman diganti dengan teori-teori kemakmuran. Teori-teori kemakmuran adalah pemberitaan firman dengan berkat berkelimpahan, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
Firman Tuhan yang demikian (yang ditambahkan dan dikurangkan) tidak akan sanggup menguduskan/menyucikan lahir dan batin sampai kapanpun.

Air yang banyak/firman yang limpah, artinya; ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain sampai terjadi pembukaan rahasia fiman Tuhan, sehingga segala sesuatu yang terselubung tersingkap.
Oleh sebab itu, pemberitaan firman jangan ditambahkan dan jangan dikurangkan, tetapi di hari-hari terakhir ini banyak hamba-hamba Tuhan yang menyampaikan firman cukup dengan dua tiga ayat, selanjutnya menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan, maka dengan demikian lahir dan batin tidak mungkin dapat disucikan.

Dampak positif setelah disucikan/dimandikan oleh air firman Tuhan.
Yehezkiel 36: 25
(36:25) Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.

Tuhan mencurahkan air yang jernih = murni; tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan, sehingga kuasanya:
1.    Ditahirkan dari segala dosa kenajisan.
2.    Ditahirkan dari segala berhala.
berhala adalah segala sesuatu yang melebihi Tuhan = menduakan hati Tuhan = perzinahan.

Yehezkiel 36: 26-27
(36:26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
(36:27) Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Selanjutnya Tuhan memberi 2 hal, yaitu;
1.    Hati yang baru dan Roh yang baru di dalam hati/batin, berarti; Tuhan menjauhkan hati yang keras (hati yang lama), selanjutnya memberikan hati yang taat.
Jadi, hati yang baru adalah hati yang taat kepada kebenaran, sebaliknya hati yang keras adalah hati yang tidak taat kepada kebenaran.
Taat = patuh pada ajaran yang benar.
2.    Tuhan mencurahkan Roh Kudus-Nya diam di dalam batin kita sekaliannya, sehingga dengan demikian, Tuhan membuat kita hidup menurut segala ketetapan-Nya dan berpegang kepada peraturan-peraturan-Nya dan melakukannya.
Setelah Yesus mati dan bangkit, selanjutnya 40 hari kemudian Yesus naik / dipermuliakan, dan 10 hari kemudian Roh Kudus turun.
Jangan sampai kita beribadah melayani/berada dalam suasana kebangkitan, tetapi kebangkitan Yesus tidak berkuasa, hal ini merugikan diri sendiri, karena setelah Tuhan memberikan hati yang baru dan roh yang baru, selanjutnya Ia akan mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk menolong kita dalam segala sesuatu, termasuk di tengah – tengah ibadah pelayanan kita kepada Tuhan.

Kesimpulan:
Hasilkanlah buah pertobatan dalam segala pekerjaan yang baik di tengah-tengah ibadah pelayanan ini.


Kisah Para Rasul 1: 8
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Seseorang akan berkuasa kalau ia dipenuhkan dengan Roh Kudus, sehingga dengan kuasa itulah seseorang menjadi kesaksian di Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi.
Janganlah sampai kita lebih mengutamakan perkara lahiriah, memikirkan hal lahiriah, tetapi perlu juga menjadi kesaksian;
-  Di Yerusalem, artinya; menjadi kesaksian di antara sesama pelayanan, berarti berlomba-lomba untuk menunjukkan yang terbaik kepada Tuhan di tengah-tengah pekerjaan pelayanan kepada Tuhan.
-  Di Yudea, artinya; menjadi kesaksian bagi mereka yang masih kanak-kanak rohani.
-  Di Samaria, artinya; menjadi kesaksian bagi mereka yang yang masih jauh dari Tuhan.
-  Sampai ke ujung bumi, artinya; menjadi kesaksian bagi mereka yang belum mengenal Tuhan.

Kisah Para Rasul 1: 6-7
(1:6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
(1:7) Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.

Tuhan akan memulihkan kerajaan Israel, yaitu ibadah dan pelayanan jikalau Roh Kudus itu turun menguasai setiap imam-imam dan raja-raja/pelayan-pelayan yang Tuhan percayakan, bahkan memulihkan segala sesuatunya, termasuk nikah jasmani maupun nikah rohani, yaitu hubungan tubuh dengan Kepala, gereja Tuhan dengan Kristus sebagai kepala.
Kerajaan Israel berada di Yerusalem, berarti hadirat/takhta Allah  berkuasa di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, berkuasa untuk memulihkan segala sesuatu, itulah masa/waktu menurut kuasa Tuhan.

Kiranya kita dipenuhkan Roh Kudus, jangan jauh dari ibadah, sehingga nama Tuhan semakin dimuliakan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment