KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, June 21, 2014

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 JUNI 2014


Tema:  STUDY YUSUF (Kejadian 37: 1-36, Kejadian 39)
(seri 76)                                         

Subtema:  MELAYANI KARENA KASIH KARUNIA
           
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang, kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan untuk beribadah melayani Tuhan pada malam hari ini, dalam Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya.
Biarlah Tuhan melawat kita semuanya pada malam hari ini.

Kita kembali memperhatikan PRIBADI YUSUF pada kitab Kejadian 39.
Kejadian 39: 4
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.

Yang harus kita “maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia”, berarti; tugas pelayanan yang dipercayakan adalah oleh karena KASIH KARUNIA.

Sebagaimana dalam ...
Efesus 4: 10-12
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Ia memberikan 5 jabatan untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus.
Turun dan naik à kematian dan kebangkitan Yesus Kristus = kasih karunia = kemurahan.
Berarti, kalau 5 jabatan itu diberikan lewat kematian dan kebangkitan, itu adalah kasih karunia.

Jadi, kalau pada malam hari ini kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, itu adalah kasih karunia demi kasih karunia Tuhan.

Untuk melengkapi kasih karunia yang dinyatakan oleh Tuhan, kita memperhatikan ...
1 Korintus 12: 7-10
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Ada 9 karunia-karunia Roh Kudus.
1.    karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
2.    karunia berkata-kata dengan pengetahuan,
3.    karunia untuk memberikan iman,
4.    karunia untuk menyembuhkan,
5.    karunia untuk mengadakan mujizat,
6.    karunia untuk bernubuat,
7.    karunia untuk membedakan bermacam-macam roh,
8.    karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
9.    karunia untuk menafsirkan bahasa roh.

1 Korintus 12: 11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Karunia-karunia Roh Kudus itu dikerjakan oleh roh yang satu dan yang sama.
Tuhan memberikan karunia-karunia kepada pelayan-pelayan Tuhan,  secara khusus, seperti yang dikehendakinya.
Dalam hal ini, pelayan-pelayan Tuhan yang telah menerima jabatan-jabatan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus.

Kalau tadi, Tuhan memberikan jabatan-jabatan, selanjutnya Tuhan memberikan karunia-karunia Roh Kudus untuk memperlengkapi hamba-hamba Tuhan, imam-imam di tengah-tengah pelayanan mereka kepada Tuhan.
Kesimpulannya; jabatan-jabatan dan karunia-karunia itu diberikan oleh Tuhan karena kasih karunia.
Jadi, kita melayani Tuhan bukan karena keperkasaan, bukan karena kekuatan, namun oleh Roh Tuhan sebagai tanda kasih karunia-Nya.
Kita telah menerima jabatan-jabatan dan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus, maka seorang pelayan Tuhan akan menyadari betul bahwa dia melayani karena kasih karunia.

Perlu untuk diketahui;
1 Korintus 12: 4-6
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

-      Ada rupa-rupa karunia tetapi satu Roh
Di tengah-tengah pelayanan ini Tuhan mempercayakan karunia-karunia Roh Kudus, tetapi sekalipun karunia itu berbeda-beda, semua itu dikerjakan dengan Roh yang satu dan yang sama.
Dan itu bisa terlihat kalau karunia-karunia Roh itu memperlengkapi imam-imam; satu dengan yang lain saling membangun, satu dengan yang lain saling menopang, saling melengkapi. Jadi, karunia-karunia itu sekalipun berbeda namun tidak berdiri sendiri.
Sebaliknya, kalau masing-masing melayani namun tidak saling melengkapi, berarti itu bukan karunia yang dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.
-      Ada rupa-rupa pelayanan tetapi satu Tuhan
Pelayanan dari seorang hamba Tuhan itu berbeda-beda. Pelayanan dari seorang penginjil berbeda dengan pelayanan dari seorang gembala; kalau penginjil tidak terpaku pada satu tempat, sedangkan pelayanan dari seorang gembala, dia harus bertanggung jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah dalam satu kandang penggembalaan, dengan kata lain tidak boleh meninggalkannya.
Demikian juga pelayanan dari hamba-hamba Tuhan berbeda-beda, tetapi satu Tuhan, artinya; hamba-hamba Tuhan melayani Tuhan, bukan manusia.
-      Ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Jadi, semua perbuatan yang ajaib itu bersumber dari Allah.

Dengan mendapat pengertian ini, sekarang tidak ada dasar lagi untuk bermegah, sebagaimana pelayanan Rasul Paulus di hadapan Tuhan ...
1 Korintus 9: 16-17
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.

Pelayanan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepada seorang hamba Tuhan.
Jadi, pelayanan itu adalah kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba Tuhan oleh karena kemurahan hati Tuhan, untuk selanjutnya dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.
Pelayanan yang Tuhan percayakan ini adalah tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundak kita masing-masing, sebagai kebenaran yang sejati.
Kalau kita melayani Tuhan, namun asal-asalan, itu bukanlah suatu kebenaran.
Kalau seorang hamba Tuhan bertanggung jawab atas pekerjaannya, ia tidak akan mengomel, bersungut-sungut sekalipun berat dan banyak, dan tidak bersungut-sungut, ngomel, sekalipun ditegor.

Matius 25: 14-16
(25:14) "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
(25:15) Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
(25:16) Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
(25:17) Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.

-      Hamba yang pertama dipercaya 5 talenta, selanjutnya mengusahakannya lalu memperoleh laba 5 talenta.
-      Demikian juga dengan hamba yang kedua, dipercaya 2 talenta, lalu ia mengusahakannya, sehingga memperoleh laba 2 talenta.
Dalam hal ini, hamba yang pertama dan hamba yang kedua mempertanggung jawabkan talenta yang dipercayakan oleh tuan mereka.
Sedangkan kepercayaan seorang tuan kepada hamba-hambanya, digambarkan seperti hal Kerajaan Sorga.
Berarti, apa yang dipercayakan Tuhan kepada seorang imam harus dipertanggung jawabkan tidak boleh bermain-main, karena itu ada kaitannya dengan kehidupan yang kekal (Kerajaan Sorga).

Orang yang di luar Tuhan, yang tidak mengerti ibadah dan pelayanan, mereka tidak mengerti bahwa pelayanan itu adalah sebuah tanggung jawab, sedangkan tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan ada kaitannya dengan Kerajaan Sorga. Jadi, tidak boleh bermain-main, dan jangan mengabaikannya.

Bandingkan dengan hamba yang ketiga ...
Matius 25: 18
(25:18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Hamba yang ketiga menerima satu talenta, berarti tuannya itu mempercayakan kepada hamba yang ketiga itu hanya satu talenta.
Tetapi sekalipun hamba yang ketiga ini dipercayakan satu talenta, namun ia menyembunyikan talenta itu ke dalam tanah. Berarti, ia tidak mempertanggung jawabkan apa yang dipercayakan oleh tuannya.

Sehingga kalau kita perhatikan ayat berikutnya, hamba pertama dan hamba kedua disebut hamba yang baik dan setia, selanjutnya diberikan kesempatan untuk masuk di dalam kebahagiaan tuannya/kebahagiaan yang kekal di dalam Kerajaan Sorg. Yesus Kristus adalah Tuan dari setiap hamba-hamba Tuhan.
Biarlah kiranya kita sungguh-sungguh mempertanggung jawabkan apa yang Tuhan percayakan di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Sebaliknya, hamba yang ketiga ini disebut hamba yang malas dan jahat.

Menyembunyikan satu talenta di dalam tanah = menganggap rendah, menganggap kecil apa yang dipercayakan oleh Tuhan.
Orang yang menganggap rendah dan kecil suatu pelayanan, pasti orang itu melayani Tuhan dengan asal-asalan, tidak sungguh-sungguh, dalam segala sesuatu pasti asal-asalan; baik dalam hal mendengar firman Tuhan, dan mengerjakan pekerjaan yang lainnya.

Pengertian menyembunyikan talenta dalam tanah:
1.    mengubur masa depan = masa depan suram.
Saya terlalu yakin dengan masa depan anak-anak Tuhan jika mereka sungguh-sungguh melayani Tuhan, tidak kuatir akan masa depan. Oleh sebab itu, saya selalu memberi nasihat kepada sidang jemaat, terlebih kaum muda remaja supaya sungguh-sungguh melayani, sebab Tuhan pasti akan memperhatikan saya dan saudara.
2.    mengubur hidup/binasa sebelum masa penghakiman.

Berbicara satu talenta, berbicara tentang pelita emas (kaki dian emas dengan 7 pelita di atasnya), sebab pelita emas terbuat dari 1 talenta emas.
Berarti, mempertanggung jawabkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan, menjadikan seorang pelayan Tuhan sebagai terang dunia/kesaksian.
Kalau kita gunakan ukuran timbangan, satu talenta sebesar 3000 syikal = ± 34 kg. Ini adalah jumlah yang sangat besar nialainya, yaitu 6000 dinar.

Kaki dian emas /pelita emas terbuat dari satu talenta emas, artinya; hanya satu Roh Kudus yang memenuhi dan menuntun semua anggota-anggota tubuh seantero bumi (1 Korintus 12: 11-14, Efesus 4: 4).
Itu sebabnya, bagi Rasul Paulus, tugas pelayanan ini adalah harga mati.

1 Korintus 9: 15-16
(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

Dengan tegas Rasul Paulus berkata: “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (melayani Tuhan)”
Oleh sebab itu, bagi Rasul Paulus, pelayanan sudah menjadi harga mati
Sebagai pembuktian, kita bisa melihat dalam Roma 8: 35-37, di mana Rasul Paulus berkata: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."”
Domba sembelihan berarti, siap untuk disembelih. Benarlah bahwa pelayanan itu sudah menjadi harga mati bagi Rasul Paulus.

Saya kira, di hari-hari terakhir, di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, saya tandaskan; sungguh-sungguhlah melayani Tuhan, giatlah bekerja di ladang Tuhan, jadikanlah pelayanan ini sebuah keharusan, tanpa memegahkan diri di tengah-tengah pelayanan, dan itu sudah menjadi harga mati.
Untuk apa seseorang memperoleh seisi dunia tetapi akhirnya dia kehilangan nyawanya.
Dan biarlah kita mengerti apa yang diucapkan oleh Ayub: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya” kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan kembali dengan tidak membawa apa-apa. darah daging tidak mewarisi Kerajaan Sorga, apalagi yang ada di dunia ini.

Ada hal penting yang harus diperhatikan pada ayat 15 ini, di mana Rasul Paulus berkata: aku lebih suka mati dari pada ...!
Pernyataan Rasul Paulus ini menjadi teka-teki karena tidak ada kelanjutannya. Namun atas dasar penulisan Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 9: 14-18, kita bisa menjawab tiga titik-titik itu.
-      Titik yang pertama: tidak melayani Tuhan sama sekali
-      Titik yang kedua: menerima upah di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.
-      Titik yang ketiga: memegahkan diri.
Jadi, kita dapat melihat kelanjutan dari pernyataan Rasul Paulus, yaitu;
-      Sebab aku lebih suka mati dari pada tidak melayani Tuhan sama sekali.
-      Sebab aku lebih suka mati dari pada menerima upah di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.
-      Sebab aku lebih suka mati dari pada memegahkan diri.

Saya menjawab tiga titik ini berdasarkan penulisan Rasul Paulus, dimulai dari ayat 14-18, bukan atas dasar karena Rasul Paulus berbicara langsung kepada saya, sekali lagi saya katakan; atas dasar penulisan Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 9: 14-18
Sesungguhnya, ini harus menjadi motto bagi hamba-hamba Tuhan, bagi imam-imam, terlebih kaum muda remaja di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.

1 Korintus 9: 18
(9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

Dipercaya untuk melayani Tuhan adalah upah besar bagi seorang pelayan Tuhan.
Jadi, semakin banyak, semakin giat, semakin sungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan Tuhan, maka otomatis makin bertambah juga kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba Tuhan.
Dan kalau kepercayaan Tuhan semakin bertambah-tambah = upah semakin bertambah-tambah.
           
Jadi, bukan berarti kalau semakin banyak tugas yang dipercayakan, bukan untuk memberatkan saya dan saudara, melainkan semakin bertambah-tambah kepercayaan Tuhan, maka semakin besar upah kita.
Kiranya kita dapat memahami, biarlah kita melayani dengan kerelaan, bukan dengan keterpaksaan, sehingga segala sesuatu yang kita kerjakan, semuanya menyenangkan hati Tuhan.
Sekali lagi; pelayanan itu adalah kasih karunia.

Kalau pekerjaan kita bertambah banyak, bukan maksud Tuhan untuk memberatkan kita, bukan semakin mempersulit kita.
Saya melakukan tugas ini semua bukan karena saya bodoh, kita menerbitkan majalah untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak Tuhan terlebih hamba-hamba Tuhan dari Sumatera sampai Papua, kemudian menerbitkan kotbah di dalam multimedia supaya dapat dinikmati oleh anak-anak Tuhan di dalam maupun di luar negeri, itu membutuhkan energi yang besar, juga membutuhkan dana dan biaya yang besar.
Tetapi sekalipun demikian, bukan berarti Tuhan memberatkan saya dan saudara, justru itu adalah tanda bahwa itu upah yang besar.

1 Korintus 15: 9-10
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Untuk yang kesekian kali saya katakan; kalau Rasul Paulus dipercayakan jabatan Rasul dan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus dan dipercayakan suatu pelayanan, semua oleh karena kasih karunia.
Kalau kita perhatikan alasan Rasul Paulus yang pertama, bahwa apa yang telah dipercayakan oleh Tuhan, semuanya adalah karena kasih karunia, sesungguhnya dia adalah orang yang paling hina, berarti tidak layak untuk semua itu.
Dia merasa paling hina karena dia adalah penganiaya umat Tuhan, juga pembunuh Stefanus.

Sama halnya dengan saya dan saudara, kita adalah orang yang paling hina dan tidak layak karena dosa kejahatan dan dosa kenajisan, namun Tuhan percayakan pelayanan, Tuhan berikan jabatan dan diperlengkapi karunia-karunia Roh yang dipercayakan Tuhan di tengah-tengah pelayanan ini.
Kalau kita ingat kembali, sebelum dipanggil oleh Tuhan untuk beribadah dan melayani, begitu jahat dan hinanya kita ini, namun sekalipun demikian kita telah dipanggil dan diberi kepercayaan oleh Tuhan kepada saya dan saudara.

Kemudian, kasih karunia itu tidak disia-siakan oleh Rasul Paulus, melainkan dia melayani lebih giat dari pada yang lain. Dan kalaupun dia melayani lebih giat, itu pun karena kasih karunia.

1 Korintus 15: 5-8
(15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
(15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
(15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Setelah kebangkitan Yesus, Dia terlebih dahulu menampakkan diri kepada;
-      Kefas dan 12 murid yang lain
-      Lebih dari 500 saudara-saudara yang lain
-      Yakobus dan kepada semua rasul
Berarti 12 murid dijadikan rasul.
-      Barulah Tuhan menampakkan diri kepada Paulus.

Kepada 12 murid yang disebut Rasul, Yesus menampakkan diri, itu berlangsung ketika Ia masih berada di atas muka bumi. Sedangkan penampakan Yesus kepada Paulus, itu ketika Tuhan telah diangkat dan berada di sorga.
Jadi, sesungguhnya, hampir-hampir tidak ada kemungkinan dan harapan bagi Paulus untuk menjadi rasul.
Itu sebabnya, ketika Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus, ia mengumpamakan “seperti anak yang lahir sebelum waktunya” = bayi prematur.
Ciri-ciri bayi prematur; badan kecil, kaki & tangan kecil, artinya; lemah tak berdaya, tidak ada kemampuan untuk melayani Tuhan.
Jadi, kalau Paulus dipercayakan jabatan pelayanan, dan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus, semuanya oleh karena kasih karunia.

Oleh karena banyaknya dosa, kita juga digambarkan seperti imam besar Yosua, bagaikan puntung yang ditarik dari api. Seharusnya seperti yang dikatakan oleh Daud; hidupnya selangkah dengan maut, tetapi oleh karena kasih karunia, Tuhan mempercayakan pelayanan dan melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan ini, bahkan Tuhan mengangkat derajat kita setinggi-tingginya, karena menjadikan kita suatu kerajaan imam di atas muka bumi ini.
Jadi, sesungguhnya kita ini adalah orang yang tidak layak, kalaupun layak, itu semua karena kasih karunia. Jadi, tidak ada dasar untuk bermegah.

Sekarang kita melihat;
Peristiwa ketika Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus.
2 Korintus 12: 2-4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Rasul Paulus menceritakan kepada sidang jemaat di Korintus, ketika ia menerima jabatan rasul, setelah 14 tahun melayani Tuhan.
Pengalaman ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, disebut juga Firdaus, gambaran dari Kerajaan Sorga.

Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada ruangan maha suci. Sedangkan di dalam ruangan maha suci terdapat tabut perjanjian dengan tutup pendamaian di atasnya.
Jadi, ketika ia diangkat pada tingkat yang ketiga, itu merupakan hubungan mempelai, hubungan spesial, antara mempelai wanita Tuhan dan mempelai pria sorga = terciptanya kesatuan tubuh dengan kepala.
Betapa mulianya Tuhan dan Rasul Paulus mendapat bagian di dalam kemuliaan Tuhan karena menjadi mempelai wanita Tuhan.

Bukti bahwa tingkat tiga adalah Kerajaan Sorga: Rasul Paulus “mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.”
Ini adalah hubungan spesial antara mempelai wanita Tuhan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.

Lebih jauh kita melihat hubungan spesial ini dalam  ...
Wahyu 14: 1-4
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Anak domba berdiri di bukit Sion, dan bersama-sama dengan Dia, 144000 orang.
144000 orang itu digambarkan seperti mempelai wanita Tuhan, perawan suci. Kemudian, mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada 144000 orang yang telah ditebus dari bumi.

Hubungan antara tubuh dengan kepala adalah hubungan mempelai, di situ akan terdapat nyanyian-nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun, selain mereka yang melakukan hubungan itu sendiri, seperti orang yang berlogat ganjil yang mendapatkan perhentian.
Logat ganjil = berbahasa lidah yang tidak dapat diartikan oleh siapapun.
Hubungan mempelai ini sungguh memuaskan, kenikmatan yang tidak ada taranya, yang tidak bisa dilukiskan, digambarkan oleh siapapun. Persis seperti suami isteri dalam hubungan nikah yang menyatu ada ungkapan-ungkapan yang baru, yang tidak dapat diketahui oleh orang lain.
Saya merindukan hal seperti ini terjadi dalam hidup kita masing-masing karena melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan oleh Tuhan, karena dengan kesadaran ini, kita melayani atas dasar kasih karunia, sehingga tidak ada dasar bagi kita untuk bermegah, melayani tidak asal-asalan, tidak acuh tak acuh saat mendengar firman.

Kalau kita kembali perhatikan ...
2 Korintus 12: 5
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

Rasul Paulus tidak bermegah atas penyataan-penyataan Allah yang luar biasa, selain bermegah atas kelemahan-kelemahannya (duri dalam daging), berarti; betul-betul menghambakan diri.
Kalau pelayan Tuhan masih bermegah atas apa yang dipercayakan Tuhan, berarti belum menjadi hamba sepenuhnya.

1 Korintus 9: 19
(9:19) Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.

Rasul Paulus betul-betul menjadi hamba Tuhan karena ia menjadi hamba bagi setiap orang, dan itu menjadi salah satu syarat untuk memenangkan jiwa sebanyak-banyaknya.
Saya merindukan supaya kita semua benar-benar menghambakan diri di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, sehingga kita dapat memenangkan jiwa sebanyak-banyaknya, untuk turut mengenal firman pengajaran mempelai. Di mana saja kita berada, biarlah kita menghambakan diri kepada semua orang, karena seorang pemimpin adalah seorang pelayan.
Kiranya domba beranak domba. Kalau gembala beranak domba, berarti ia adalah seorang pencuri.
           
1 Korintus 15: 11
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
(15:11) Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.

Lewat pelayanan dari Rasul Paulus, banyak orang menjadi percaya, dan biarlah kiranya kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, membawa jiwa-jiwa untuk mengenal firman pengajaran mempelai, yang membawa kita masuk pada pembangunan tubuh Kristus, menjadi mempelai wanita Tuhan dan selanjutnya menikmati kasih mempelai yang tidak dapat dilukiskan/digambarkan dengan kenikmatan, kebahagiaan dunia ini.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment