KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, August 7, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 03 AGUSTUS 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 03 AGUSTUS 2014

Tema:  JEMAAT DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
            (Seri 12)

Subtema: KEMULIAAN TUHAN TURUN ATAS SION

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih berkemurahan kepada kita untuk beribadah dalam Ibadah Raya Minggu pada malam hari ini.

Kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Sekarang kita membaca bagian dari ayat 9 ...
Wahyu 3: 9
(3:9) Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.

Tuhan menyerahkan jemaat Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta.
Jemaah Iblis ini Tuhan serahkan kepada jemaaat di Filadelfia, mereka datang dan tersungkur, mereka mengaku bahwa Tuhan sangat mengasihi jemaat di Filadelfia.

Dalam hal ini, kita dapat mengambil kesimpulan;
YANG PERTAMA
Yesaya 60: 13-14
(60:13) Kemuliaan Libanon, yaitu pohon sanobar, pohon berangan dan pohon cemara, akan dibawa bersama-sama kepadamu, untuk mempersemarak tempat bait kudus-Ku, sebab Aku hendak memuliakan tempat kaki-Ku berjejak.
(60:14) Anak-anak orang-orang yang menindas engkau akan datang kepadamu dan tunduk, dan semua orang yang menista engkau akan sujud menyembah telapak kakimu; mereka akan menyebutkan engkau "kota TUHAN", "Sion, milik Yang Mahakudus, Allah Israel."

Pada akhirnya, Tuhan akan mempermuliakan Sion, gunung Allah, sehingga orang-orang yang menista dan semua orang yang menindas akan datang sujud menyembah, dan mereka akan mengaku bahwa gunung Sion adalah kota Tuhan, milik Yang Maha Kudus, Allah Israel.
Kalau Tuhan memerintahkan bangsa-bangsa datang dan tersungkur dan mengaku bahwa Tuhan mengasihi jemaat di Filadelfia, itu menunjukkan bahwa Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, sebab Tuhan mau memulihkan Sion, gunung Allah, rumah Allah Yakub.

Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Pada hari-hari terakhir, segala bangsa akan berduyun-duyun ke gunung Sion, berarti; mengakui bahwa Tuhan mengasihi gunung Sion, dalam hal ini Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya atas gunung Sion.

Bukti bahwa Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya atas gunung Sion;
-      Dari Sion keluar pengajaran
Sion adalah kota raja besar à suasana ibadah, di dalamnya ada pengajaran, dan Tuhan akan mengajar mereka yang ada di gunung Sion tentang jalan-jalan-Nya.

Kita akan melihat jalan-jalan yang Tuhan tinggalkan.
1 Petrus 2: 20-21
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Tuhan telah menanggung penderitaan, sebagai teladan yang harus kita ikuti.
Teladan di sini à jalan/jejak yang pernah dilalui, antara lain;

1 Petrus 2: 22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Adapun jalan yang ditinggalkannya;
1.    “Ia tidak berbuat dosa”
Menunjukkan bahwa pribadi Yesus adalah pribadi yang murni.

1 Korintus 5: 6-8
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Kemurnian dan kebenaran ialah roti yang tidak beragi = tanpa keburukan dan kejahatan gambaran dari hidup lama.
Berarti, supaya menjadi adonan yang baru (hidup baru), marilah kita berpesta dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran, sebab Anak Domba Paskah telah disembelih, di mana tubuh dan darah-Nya adalah makanan dan minuman yang memurnikan hidup.
Ibadah pelayanan adalah suasana pesta untuk menikmati roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran, itulah firman Allah sebagai kebenaran/kemurnian.
Pribadi Yesus adalah pribadi yang murni, Dialah Anak Domba Paskah yang telah disembelih.
Hidup menjadi murni, sedangkan hidup terdiri dari 2 bagian;
-      Hati, pikiran dan perasaan murni.
-      tubuh, jiwa dan roh murni.

2.    “Tipu tidak ada dalam mulut-Nya”
Berarti, tidak ada dusta di dalam mulut-Nya.
Ketika seseorang berdusta, itu adalah tipu daya, sama seperti lidah ular bercabang dua, menunjukkan bahwa mulutnya penuh dengan tipu daya.

Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta, berarti orang yang suka berdusta adalah anak dari sipendusta yaitu; Iblis/Setan.
Dusta bukanlah kebenaran, melainkan kehendak seseorang, yang berasal dari Iblis/Setan, sebab di dalam dirinya tidak ada kebenaran, sehingga ketika ia berkata itu adalah atas kehendaknya sendiri, sebab Iblis adalah pendusta.
Perlu saya sampaikan; berbicaralah apa adanya sesuai dengan kebenaran, perkataan jangan berubah karena situasi/kondisi/lingkungan. Kalau berbicara karena situasi/lingkunan/keadaan, pasti di dalamnya tidak ada kebenaran, menunjukkan bahwa ia adalah anak pendusta, yaitu Iblis/Setan.
Sedangkan di dalam diri orang benar hanya ada kebenaran, sehingga kalau ia berbicara hanya tentang kebenaran saja, tanpa dipengaruhi oleh situasi dan keadaan.
Lihat saja orang, yang berusaha memojokkan lawannya, ia harus mengucapkan kata-kata dusta (tanpa kebenaran) untuk melawan musuhnya. Tetapi orang benar, berbicara sesuai dengan kebenaran, tidak berkata-kata karena situasi.

Ketika Yesus menyatakan kebenaran, orang-orang Yahudi tidak menerima pernyataan-Nya, itu sebabnya Yesus berkata dalam ayat 43: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku”, sehingga dengan tegas Yesus mengatakan bahwa orang-orang Yahudi adalah pendusta.
Kalau tidak ada kebenaran, tidak dapat menangkap firman adalah anak-anak dari si pendusta.

Kolose 3: 5-8
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
(3:6) semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].
(3:7) Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
(3:8) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

“... percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan ...” = penyembahan berhala, artinya; menduakan/berzinah. Dahulu 5 perkara ini terjadi waktu diluar Tuhan, dan sekarang setelah di dalam Tuhan, 5 perkara harus dilepaskan, yaitu: “... marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor yang keluar dari mulut ...”, tujuannya; supaya tidak ada lagi perkataan dusta yang keluar dari mulut, ini menunjukkan bahwa seseorang adalah manusia baru dalam Kristus Yesus.

Hati-hati, orang yang suka berdusta adalah anak dari pada Iblis/Setan
Juga, hati-hati dalam hal keuangan, sebab oleh karena uang, terjadi banyak kata-kata dusta yang keluar dari mulut, seperti Ananias dan Safira berdusta sehingga mendukakan Roh Kudus.

Efesus 4:29-30
(4:29) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Jangan mendukakan Roh Kudus, berarti jangan ada perkataan kotor yang keluar dari dalam mulut sesuai dengan Kolose 3:8-9, sebab Roh Kudus adalah meterai keselamatan.

Tidak berkata dusta = ya di atas ya, tidak di atas tidak. Lebih dari pada itu, berasal dari si jahat, lidah bercabang.

3.    “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki”
= tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, menunjukkan bahwa Yesus tidak berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat itu; “tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman, berarti setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak memperoleh keselamatan.

Roma 3: 19-20
(3:19) Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
(3:20) Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, justru oleh karena hukum Taurat, orang mengenal dosa, dengan kata lain hukum Taurat merangsang dosa.
Sebagaimana dengan 6 hukum yang tertulis pada loh batu yang kedua, di situ tertulis perkataan “jangan”, tetapi dengan adanya perkataan “jangan” justru orang melakukan dosa/melanggarnya.

Tetapi Yesus tidak berada di bawah hukum Taurat ...
Roma 8: 1-4
(8:1) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Jadi, Yesus harus menanggung hukuman di dalam diri-Nya, supaya hukum Taurat digenapi, sehingga manusia terbebas dari hukum maut/hukum dosa, yaitu; hukum Taurat.

Itu sebabnya Yesus datang dan menyatakan diri sebagai manusia, untuk menanggung hukum dosa di dalam daging-Nya di atas kayu salib, supaya manusia tidak binasa.
Sesungguhnya, ini adalah persoalan yang sederhana tetapi bagi mereka yang belum menerima Yesus, mereka membicarakan Yesus telanjang di atas kayu salib, padahal ini adalah perkara yang sederhana. Kalau seandainya saja  Yesus datang pada kali yang pertama langsung sebagai Raja, maka manusia akan binasa. Tetapi Yesus akan datang sebagai Raja sekaligus Mempelai Pria Sorga pada kali yang kedua, dan mengumpulkan segala bangsa dihadapan-Nya dan menghakimi, mengadakan pemisahan, seperti gembala memisahkan domba-domba dari kambing, yang menempatkan domba di sebelah kanan dan kambing di sebelah kiri.
Jadi, Yesus betul-betul tidak berada di bawah hukum Taurat, justru Dia berjuang untuk membebaskan manusia dari hukum maut, inilah tujuan kedatangan Yesus yang pertama ke dalam dunia ini.

Itu sebabnya dalam injil Matius ...
Matius 5: 17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Kedatangan Yesus yang pertama di dunia ini bukan untuk meniadakan hukum Taurat melainkan untuk menggenapi bahkan menyempurnakannya dengan hukum kasih karunia, supaya manusia yang berdosa memperoleh kasih karunia.

4.    Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil
Ketika Yesus menderita, Ia tidak mengancam, justru menyerahkan segala persoalan kepada Allah Bapa yang berhak menghakimi dengan adil.
Jejak yang keempat ini mungkin seringkali kita langgar. Ketika kita mulai terdesak, karena menderita, kita mulai mengancam, kita mulai mengadakan perlawanan, sesungguhnya itu merupakan sikap yang keliru.
Yang benar seperti sikap yang ditunjukkan Yesus, Ia tidak mengancam ketika Ia menderita, justru Ia menyerahkan persoalan itu kepada Allah Bapa yang akan menghakimi dengan adil, sebab memang setiap orang tidak berhak untuk menghakimi sesamanya atau hamba orang lain, entah ia salah, entah ia duduk atau berdiri, seseorang tidak berhak, itu adalah urusan Tuhan.
Saudaraku, ketika seseorang mulai mengancam, mengambil tindakan, itu menunjukkan bahwa ia adalah hakim, yang mengambil bagian Tuhan. Bagian kita adalah menyerahkan segala persoalan kepada Tuhan, bagian Tuhan adalah mengadili, memberi keputusan yang jujur, supaya orang yang tertindas memperoleh keadilan.

4 perkara di atas adalah jalan yang pernah dilalui oleh Yesus Kristus, ketika Ia datang pada kali yang pertama.
Biarlah kita mengikuti jejak itu, di mana jejak itu telah dilumuri oleh darah. Kalau kita mengikuti jejak yang dilumuri oleh darah, kita akan tepat berada di mana Yesus berada, sebagaimana dalam injil Yohanes 14, Yesus berkata: “Akulah jalan kebenaran dan hidup, tidak ada yang dapat sampai kepada Bapa, selain melaui Aku
Kalau kita mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Yesus, maka kita tidak akan pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan = menjadi pribadi yang dengar-dengaran, ikutilah jejak Kristus.

Jadilah seperti Sara, tidak hanya tunduk, tetapi juga taat, dan bahkan menjadikan Abraham tuannya. Kalau Abraham menjadi tuan, berarti Sara adalah hamba bagi Abraham. Kalau menjadikan diri sebagai hamba, berarti selalu menempatkan diri di bawah.
-      Tunduk = menempatkan Kristus sebagai kepala.
-      Taat = patuh pada ajaran yang benar, berarti dengar-dengaran.
-      Menjadikan Abrahamm tuannya, berarti; menjadikan dirinya sebagai hamba yang setia.

Yohanes 14: 4
(14:4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ
Kalau Yesus mengatakan itu, Dia yakin bahwa murid-murid akan melalui jejak yang ditinggalkan oleh Yesus.
Jadi, jangan menyimpang dari jejak yang ditinggalkan Yesus supaya kita berada di mana Yesus berada.

Yohanes 14: 5
(14:5) Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"

Tomas berkata: “kami tidak tahu ke mana Engkau pergi”, menunjukkan bahwa dia tidak percaya, sebab ketika Yesus menunjukkan luka paku di tangan dan luka tusukan di lambung, Tomas tidak bersama-sama murid-murid = belum melihat jejak yang dilalui/dilewati oleh Yesus.
Namun dalam kesempatan lain, Yesus menunjukkan 2 luka di tangan dan luka tusuk di lambung, akhirnya Tomas melihat dan percaya.
Luka-luka Yesus itulah jejak Yesus, teladan yang ditinggalkan-Nya.

Yohanes 14: 6
(14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Yesus adalah jalan, kebenaran, dan berada dalam hidup yang kekal.
Oleh sebab itu, di sini dikatakan: Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus, kalau tidak melalui jalan/jejak yang ditinggalkan oleh Yesus.

1 Petrus 2: 25
(2:25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Dahulu, sebelum mengikuti jejak Kristus, yaitu teladan yang ditinggalkan-Nya, digambarkan seperti domba yang sesat, mengambil jalannya masing-masing dan hanya menuruti kata hati.
Jadi, mengikuti jejak Kristus sama artinya kembali kepada Bapa, Dialah Gembala yang memelihara jiwa.
Tergembalalah dengan baik dengan satu gembala dalam satu kandang penggembalaan (digembalakan oleh fiman pengajaran mempali), supaya nyata pemeliharaan Tuhan.

-      Firman Tuhan dari Yerusalem
Artinya; melayani Tuhan dalam kebenaran, keadilan dan kesucian = menjadi guru-guru kebenaran.
Sekalipun tidak harus melalui proses pendidikan yang tinggi dengan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), namun jikalau seseorang melayani Tuhan dalam kebenaran dan keadilan, kemudian tidak terbawa arus yang tidak suci, sama artinya menjadi guru-guru kebenaran/teladan.
Layanilah Tuhan dengan baik dan benar dalam kesucian hidup, maka pasti menjadi guru kebenaran.
Jangan sampai digurui oleh orang-orang yang tidak mengenal Yesus.

Kalau kita menempatkan Kristus sebagai kepala maka Dia akan memimpin dalam kebenaran.
Itu sebabnya, mereka yang melayani di Yerusalem terlebih dahulu menerima pengurapan, berarti menempatkan Kristus sebagai kepala.

Dalam 1 Yohanes 2: 27 dikatakan: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
kalau seseorang diurapi oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus akan mengajar seseorang dalam seluruh kebenaran, dan pengajaran dari Roh Kudus tidak pernah salah (reformed).

Biarlah kita berjuang untuk menegakkan kebenaran di hadapan Allah, tidak perlu menggunakan kekuatan secara fisik. Memang untuk melepaskan tabiat lama tidak semudah membalikkan telapak tangan, melainkan harus berjuang, berjuang dan terus berjuang.
Biarlah kita berjuang sampai segambar serupa dengan Allah, kembali dalam wujud semula.

Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Dasar kita melayani adalah kebenaran dan keadilan, inilah pelayanan dengan sistem Kerajaan Sorga, sebab dasar dari Kerajaan Sorga itu sendiri adalah kebenaran dan keadilan.
Kalau kita melayani dengan keadilan dan kebenaran terlihat dengan jelas;
1.    Kuasa yang besar
2.    Damai sejahtera tidak berkesudahan
Jadilah guru-guru kebenaran, maka akan nyata kuasa yang besar dan damai sejahtera tidak berkesudahan.

Yehu berkata kepada Yoab anak Izabel: "Bagaimana ada damai, selama sundal dan orang sihir ibumu Izebel begitu banyak!" (2 Raja-Raja 9: 22)
Izebel adalah isteri seorang raja, tetapi pelayanan Izebel tidak mencerminkan pelayanan dengan sistem Kerajaan Sorga, yaitu; kebenaran dan keadilan, melainkan sihir; merubah segala sesuatu tanpa proses, mulai dari merubah kepala menjadi tubuh (mengajar Ahab suaminya), dan mengambil apa yang tidak menjadi miliknya (kebun anggor Nabot orang Yizreel )= sihir.

Hubungan kita kepada Kristus adalah hubungan nikah, sama seperti Kristus sebagai kepala dengan sidang jemaat sebagai tubuh.
Oleh sebab itu, biarlah kita menempatkan Kristus sebagai kepala untuk memimpin seluruh anggota tubuh.
Sekarang kita sudah berada di kota raja besar, dasar kita melayani adalah kebenaran dan keadilan.
Ijinkan Tuhan menjadi hakim di antara kita semua, supaya tidak ada pemberontakan, perlawanan.

Yesaya 2: 4-5
(2:4) Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
(2:5) Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!

Yesus tampil sebagai;
1.    hakim untuk memberi keadilan  
2.    wasit untuk memberi keputusan di negeri dengan kejujuran dengan kebenaran
Sehingga terciptalah damai sejahtera, tidak ada lagi perselisihan satu dengan yang lain, sebab;
1.  Mereka akan menempa pedang-pedangnya, senjata yang digunakan dalam peperangan menjadi bata bajak.
Kegunaan mata bajak adalah untuk membajak, menggarap, mengerjakan tanah yang tandus, tanah yang berbatu-batu, supaya menjadi tanah yang baik, tanah yang subur
2.    Mereka akan menempa tombak-tombaknya, yang juga adalah senjata dalam peperangan, menjadi pisau pemangkas (arit).
Kegunaannya:
-      Memangkas rumput duri, itulah pribadi yang senantiasa menyakiti hati/menusuk hati, pikiran dan perasaan sesamanya.
-    Memangkas rumput kering & jerami = kehidupan yang kering-kering yang tidak menghasilkan buah yang manis, buah yang baik, dan itu harus dipangkas.

Setelah kita berada di gunung Sion, di mana Tuhan mengajar tentang jalan-jalan-Nya, kemudian menjadi pelayan-pelayan dalam kebenaran dan keadilan, selanjutnya kita melihat ...
Posisi dari gunung Sion.
Yesaya 2: 2
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

Berdiri tegak di hulu gunung-gunung = nama Tuhan ditegakkan di dalam kediaman-Nya.
Kalau gunung Sion berdiri tegak di hulu gunung-gunung, itu menunjukkan bahwa Sion adalah terang dunia.

Mari kita lihat; TERANG DUNIA.
Matius 5: 14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Terang dunia sama seperti kota yang terletak di atas gunung, tidak mungkin tersembunyi = tidak ada dosa yang tersembunyi/terselubung, sama seperti kota yang letaknya di atas gunung terlihat dengan jelas, dari segala arah.
Jadilah terang dunia, tidak ada yang terselubung sehingga semua orang melihat terang itu bercahaya.

Sekali basah, mandi sekalian, itulah panggilan terhadap anak-anak Tuhan. Harus profesional; bertanggung jawab pada profesinya sebagai anak-anak Tuhan yang telah melayani.
Kita semua sudah berada di gunung Sion, dan Tuhan sudah mengajarkan kita tentang jalan-jalan-Nya, sekali lagi saya katakan, biarlah kita berjuang, berjuang dan berjuang.
Kalau melakukan sesuatu untuk manusia, berarti ia melakukan sesuatu di tempat yang tersembunyi, sebaliknya kalau kita melakukan sesuatu untuk Tuhan pasti menjadi terang.

Matius 5: 15
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Pelita diletakkan bukan di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga dengan demikian menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Gantang merupakan ukuran sesuai kebenaran manusia/kebenaran diri sendiri.

Perlu untuk diketahui; kaki dian emas berasal dari satu talenta, artinya; untuk menjadi terang dunia harus setia memikul tanggun jawab dalam perkara yang kecil.
Talenta merupakan kepercayaan Tuhan yang harus dikerjakan, pemberian Tuhan yang harus dipikul di atas pundak, untuk menjadi terang.
Jadi, tanggung jawab itu harus dipikul, sebab kita dipanggil untuk melayani  Tuhan sesuai dengan ukuran pemberian Tuhan (talenta yang dipercayakan).

Jangan meninginkan untuk melepaskan diri dari ikatan pelayanan hanya untuk kebebasan dunia, justru dengan pelayanan ini kita menjadi terang dunia, dan berharga, karena Tuhan memakai hidup kita.
Lihat saja orang di luaran sana, tidak menjadi terang, tidak berharga dan tidak berarti, apalagi jika ia adalah orang yang meninggalkan Yerusalem, ia menjadi lebih tidak berharga. Orang yang meninggalkan Yerusalem akan lebih hina bahkan lebih hina di luaran sana. Sebab orang yang meninggalkan Yerusalem akan lebih buruk dari sikap orang yang ada di dunia (manusia duniawi).

Matius 5: 16
(5:16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Apabila saya dan saudara melayani Tuhan dan menjadi terang dunia, maka terang itu bercahaya di depan orang yang akan melihat dan mereka turut memuliakan Bapa di sorga.
Jangan sia-siakan waktu, jangan sia-siakan kepercayaan Tuhan, percayalah tidak ada yang tidak mungkin di dalam Tuhan, supaya nanti orang-orang yang menista dan yang menindas (segala bangsa-bangsa) datang berduyun-duyun.

Ada kalanya kita hanya menjadi kesaksian di Yerusalem (orang-orang yang melayani Tuhan), tetapi tidak menjadi terang/kesaksian terhadap mereka yang diujung bumi (di luar Tuhan), dengan bukti terbawa arus dan pengaruh dari mereka, sehingga mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku dan cara bicaranya menjadi sama.
Saya berharap, terang yang bercahaya itu dapat dilihat, keluar dari diri kita pribadi lepas pribadi, supaya orang lain turut memuliakan Bapa di sorga.

Yesaya 60: 19-20
(60:19) Bagimu matahari tidak lagi menjadi penerang pada siang hari dan cahaya bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, tetapi TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu dan Allahmu akan menjadi keagunganmu.
(60:20) Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir.

Itulah terang yang berasal dari Tuhan, yang tidak pernah padam untuk selama-lamanya.
Kalau kita semua disebut menjadi gunung Sion, kita tidak lagi memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, maka terang itu tidak akan pernah padam, sehingga wajar saja orang yang menindas dan menista datang berduyun-duyun, karena terang yang lain mungkin saja padam. Dengan melihat terang yang abadi, orang akan datang.

Saudara bisa perhatikan; kalau listrik padam, maka semua konsumen PLN akan dirugikan dan menyusahkan hati.
Terang yang abadi tidak menyusahkan hati dan tidak akan membuat kita rugi.
Jadilah terang yang abadi, yang tidak pernah padam, sama seperti pelita yang tidak pernah kehabisan minyak, itu telah dibuktikan oleh 5 gadis yang bijaksana, teladan yang baik bagi gereja hujan akhir.
Tujuan semula dari 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh adalah untuk menyongsong mempelai laki-laki sorga, sehingga mereka mengambil pelita, membereskannya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki, tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka dan tertidur, kemudian ditengah malam  terdengarlah suara: mempelai datang songsonglah dia, itu adalah suara pengajaran mempelai yang mampu membangunkan kerohanian yang tertidur.
Pada akhirnya, 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh bangun dan membereskan pelita mereka masing-masing. Namun pelita dari 5 gadis yang bodoh hampir padam karena kehabisan minyak, lalu mereka pergi untuk membeli minyak, pada saat itulah mempelai laki-laki datang, mereka yang siap sedia, yaitu 5 gadis yang bijaksana (membawa minyak dalam buli-buli) segera masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, dan pada saat itu pintu tertutup.

Pelita dari 5 gadis yang bodoh padam pada waktu mempelai laki-laki datang.
Seharusnya pelita tetap menyala, tetap menjadi terang yang abadi, yang bersumber dari Tuhan.
Terang yang abadi telah menjadi bagian dari mempelai perempuan Tuhan.
Dalam Wahyu 12: 1, tampak suatu tanda besar di langit, seorang perempuan; berselubungkan matahari = terang dari kasih Allah, bulan di bawah kaki = terang dari kebenaran firman oleh Yesus Anak Allah, mahkota dari 12 bintang di atas kepala = terang dari Allah Roh Kudus.
Inilah terang yang abadi, tidak pernah padam.
Biarlah pelita tetap menyala, menjadi terang yang tidak pernah padam, di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Songsonglah Dia.

Syarat untuk menyongsong (mempertahankan minyak urapan).
Imamat 21: 10-12
(21:10) Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.
(21:11) Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

-      Sebagai seorang imam/pelayan Tuhan yang diurapi, jangan membiarkan rambutnya terurai.
Rambut yang panjang menunjukkan ketundukan seorang isteri kepada suaminya, sama seperti tubuh (gereja Tuhan) kepada Kristus sebagai kepala.
Terurai = membiarkan rambut tidak terurus, menunjukkan bahwa isteri (tubuh) tidak tunduk kepada suami yaitu Kristus yang adalah kepala dari tiap-tiap gereja.
-      Kemudian, janganlah ia mencabik, merusak, menodai, mencemari pakaiannya, melainkan memperhatikan pakaiannya supaya tetap bersih berkilau-kilauan, itulah lenan halus.
Lenan halus, itulah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
-      Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan mayat ayahnya atau ibunya, artinya; jangan dekat dengan perbuatan-perbuatan daging, supaya jangan mati rohani.
-      Jangan ia keluar dari tempat kudus.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, tempat kudus terkena pada ruangan suci.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat à ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, yang harus dijalankan;
·         Meja roti sajian à ketekunan dalam IBADAH PENDALAMAN ALKITAB disertai perjamuan suci.
Kegunaannya: mendewasakan sidang jemaat, puncaknya: tua-tua.
Menghaslkan iman.
·         Pelita emas à ketekunan dalam IBADAH RAYA MINGGU disertai kesaksian.
Kegunaannya: untuk meneguhkan, memantapkan karunia-karunia roh yang diterima tiap-tiap orang.
Menghasilkan pengharapan.
Pengharapan ini perlu dan itu harus menjadi bagian dari anak-anak Tuhan.
Pengharapan dari anak-anak Tuhan adalah sauh yang kuat, yang kokoh, aman bagi jiwa kita, yang melabuhkan kita sampai ke belakang tabir, Ruangan Maha Suci, dan perlu diketahui; pengharapan tidak mengecewakan, sebab Ia yang menjanjikannya setia.
Seharusnya, orang yang menaruh pengharapannya kepada Tuhan harus menyucikan diri (1 Yohanes 3: 3).
·         Mezbah dupa  à ketekunan dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Kegunaannya: memberi kemampuan untuk sampai berada di dalam perobekan daging, sebagaimana Yesus; Ia dimampukan untuk menanggung penderitaan di atas kayu salib, karena diawali dari penyembahan di taman Getsemani.
Ketika kita berlutut merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, kita akan mengalami kekuatan yang luar biasa.

Dua lutut adalah kekuatan kita. Ketika kita berlutut, di situ terdapat kekuatan kita untuk memikul tanggung jawab di atas pundak.
Tidak ada kekuatan bila kita tidak menyembah, kita harus menggunakan kedua lutut supaya kita memiliki kekuatan.
Doa penyembahan menghasilkan kasih, itu sebabnya ketika kita sujud menyembah, merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, tersungkur di bawah kaki Tuhan, kita tenggelam dalam kasih-Nya.
Oleh sebab itu, ketika kita menyembah, kita terserap oleh wujud-Nya, dan tenggelam dalam kasih-Nya, kemudian tanpa kita rasakan, air mata mengalir, bersama dengan Tuhan kita lalui kenikmatan, kita rasakan kasih-Nya yang besar, selanjutnya menyadari bahwa kita hidup oleh karena kemurahan Tuhan.

Dengan tekun dalam 3 macam ibadah utama, maka mereka tidak akan pernah melanggar kekudusan, tempat kudus Allah, tidak akan mengotori rumah Tuhan.
Dampak positif jika tekun dalam 3 macam ibadah utama, dengan kata lain berada dalam tempat kudus: minyak urapan Allah tetap ada di atas kepala, pengurapan itu terus berlangsung, inilah yang disebut pengurapan yang penuh.

Minyak à pengurapan Roh Kudus.
Kita membutuhkan minyak supaya pelita tetap menyala untuk menjadi terang yang abadi. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment