KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 9, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 07 SEPTEMBER 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 07 SEPTEMBER 2014

Tema:  JEMAAT DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
            (Seri 16)

Subtema: TEKUN MENANTIKAN TUHAN.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada saat malam ini, dan biarlah Tuhan berkemurahan bagi kita, sehingga kita boleh menikmati pembukaan rahasia firman Tuhan, dan segala sesuatunya ditolong oleh Tuhan dan semuanya menjadi indah di hadapan Tuhan.

Kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Tiba saatnya bagi kita untuk membaca ayat 10 ...
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Sidang jemaat di Filadelfia menuruti firman Tuhan dan tekun menantikan Tuhan.
Sesuai dengan ayat 8, dengan jelas Tuhan berkata: engkau menuruti firman-Ku.
Menuruti firman Tuhan, berarti; hidup oleh firman bukan oleh yang lain-lain.
Selanjutnya, sidang jemaat di Filadelfia juga tidak menyangkal nama Tuhan, berarti; menyangkal diri sendiri. Menyangkal segala sesuatu yang ada di dalam diri sendiri antara lain;
-   Menyangkal kelebihan-kelebihan yaitu kebenaran diri sendiri, merasa diri lebih baik dan lebih suci.
-      Menyangkal harga diri, egosentris, kekerasan hati.
Kemudian, setelah menyangkal diri sendiri, diikuti dengan memikul salibnya.

Memikul salibnya; memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas pundak sebagai kebenaran yang sejati. Tuhan memberikan ibadah  dan tugas – tugas pelayanan ini, memberikan firman-Nya, Roh-Nya dan kasih-Nya, biarlah itu kita pikul.
Sedangkan salib tiap-tiap orang itu berbeda-beda, sehingga di dalam pengikutan kita tidak perlu ada persungutan, melainkan ucapan syukur di hadapan Tuhan.

Kita kembali memperhatikan, bahwa; SIDANG JEMAAT DI FILADELFIA MENURUTI FIRMAN TUHAN DAN TEKUN MENANTIKAN TUHAN.
Ibrani 10: 35-36
(10:35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
(10:36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

Kita semua memerlukan ketekunan supaya sesudah melakukan apa yang menjadi kehendak Allah, selanjutkan akan memperoleh apa yang dijanjikan oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, jangan ada di antara kita yang melepaskan kepercayaan yang sudah Tuhan berikan, karena besar upah menantikan orang yang tetap berpegang teguh dengan apa yang dipercayakan oleh Tuhan.

Saat ini kita dipercayakan oleh Tuhan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = firman pengajaran mempelai.
Biarlah berpegang atas apa yang sudah Tuhan percayakan, jangan dilepaskan.
Pengajaran mempelai harus disertai dengan pengajaran Tabernakel, sebab tidak mungkin menjadi mempelai kalau tidak menggunakan pola Tabernakel. Tetapi jika keduanya seiring sejalan, maka terwujudlah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (Tabernakel) = menjadi mempelai wanita Tuhan.

Jadi, kita memerlukan ketekunan supaya sesudah melakukannya, kita memperoleh apa yang dijanjikan.
Mari kita lihat KETEKUNAN ITU.
Ibrani 10: 22-25
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, berarti bertekun dalam 3 macam ibadah utama, yaitu;
1.    Tekun dalam IBADAH PENDALAMAN ALKITAB disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan IMAN.
Dengan memiliki iman, menunjukkan bahwa hati telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh telah dibasuh dengan air yang murni.
Jadi, kalau hati belum disucikan dari hati nurani yang jahat dan tubuh belum dibasuh dengan air yang murni, dapat dipastikan bahwa orang tersebut tidak memiliki iman.

Selanjutnya, orang yang telah disucikan dari hati nurani yang jahat; menghadap Allah dengan tulus ikhlas.
Jadi, kedatangan kita di sini tidaklah sia-sia, sebab kita datang beribadah dengan tulus ikhlas dan melayani kepada Tuhan, tidak hanya untuk menunjukkan diri atas pemakaian Tuhan.
Oleh sebab itu, jangan ada keinginan untuk meninggalkan Ibadah Pendalaman Alkitab atau ibadah-ibadah yang lain. Biarlah sedapat mungkin untuk terus mengikuti Ibadah Pendalaman Alkitab.
Orang yang memiliki iman, melayani Tuhan dengan tulus, itu terlihat dengan jelas, karena adanya kobaran dari dalam dirinya untuk beribadah dan melayani Tuhan.

2.    Tekun dalam IBADAH RAYA MINGGU disertai dengan kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan PENGHARAPAN.
Pengharapan itu penting dan berguna, sebab pengharapan kita tidak menjadi sia-sia, sebab Ia yang menjanjikan-Nya setia, dan segala yang dijanjikan-Nya akan ditepati / digenapi.
Selanjutnya pengharapan itu bagaikan sauh yang dilabuhkan sampai ke belakang tabir yaitu; Ruangan Maha Suic, berarti dibenarkan sampai kepada kesempurnaan.

3.    Tekun dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Ibadah ini menghasilkan KASIH.
Kasih berguna untuk saling memperhatikan supaya saling mendorong dalam kasih. Orang yang mengasihi tidak menonjolkan diri, tetapi rela menanggung dari belakang.

Jika dikaitkan dengan POLA TABERNAKEL, 3 macam ibadah tersebut, terkena pada 3 macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci.
1.    Ibadah Pendalaman Alkitab terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.
Berarti, menikmati roti yang dipecah-pecahkan = makan daging Yesus, kemudian minum dari cawan anggur = minum darah Yesus Kristus.

Yohanes 6: 55
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Daging Yesus adalah benar-benar makanan dan darah Yesus adalah benar-benar minuman.

1 Korintus 11: 23-25
(11:23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
(11:24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
(11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

Makan roti, itulah daging Yesus dan minum anggur, itulah darah Yesus, menjadi peringatan akan Dia, berarti; mengingat suatu peristiwa yang ajaib yang telah dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu.
Jadi, ketika kita menikmati tubuh dan darah Yesus lewat perjamuan suci, bukan hanya sebatas mengingat saja.

1 Korintus 11: 26
(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Makan daging Yesus dan minum darah Yesus adalah untuk memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Inilah yang dimaksud menjadi peringatan akan Dia.

Filipi 3: 10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Yang dikehendaki oleh Rasul Paulus ialah;
-      Mengenal Dia dan mengenal kuasa kebangkitan-Nya.
-      Persekutuan dalam penderitaan-Nya dan menjadi serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya.
Memberitakan kematian tidak harus dengan berkata-kata atau berteriak di jalan-jalan, melainkan menjadi serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya.
Banyak anak-anak Tuhan yang mengikuti Tuhan, beribadah melayani Tuhan, tetapi hanya menghendaki sebatas berkat-berkat lahiriah.

Rasul Paulus adalah teladan yang baik bagi kita , sebab ia mengkehendaki untuk menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, tidak lebih tidak kurang.
Ada banyak kematian tetapi tidak serupa dengan kematian Yesus Kristus. Tetapi kematian Yesus Kristus; di mana betul-betul daging tidak bersuara = tidak menuruti keinginan daging.
Kalau dalam hal tertentu daging tidak bersuara, namun dalam hal yang lain daging bersuara, berarti itu tidak serupa dengan kematian-Nya.

Pada ayat 5-6, di mana sesungguhnya Rasul Paulus adalah pribadi yang luar biasa, orang yang familiar, orang yang dihormati dan disegani, tetapi bagi dia, itu semua menjadi sampah, sebab yang dikehendakinya adalah menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.

2.    Ibadah Raya Minggu terkena pada PELITA EMAS.
= menjadi terang/menjadi kesaksian.

Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

7 obor menyala-nyala di hadapan takhta Anak Domba, itulah ketujuh Roh Allah, berarti kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh Allah akan menjadi terang di hadapan Tuhan.

Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi untuk menjadi terang, menjadi kesaksian, inilah kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh.

3.    Ibadah Doa Penyembahan terkena pada MEZBAH DUPA.
Berarti, membakar ukupan/kemenyan sebagai dupa yang harum di hadapan Tuhan.

Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Cawan emas penuh dengan kemenanyan, itulah doa orang-orang kudus.
Berarti, menjadi kehidupan doa = rumah doa.

Itulah ketekunan dalam 3 macam ibadah utama. Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, berarti; tekuan dalam 3 macam ibadah.

Kembali kita memperhatikan ...
Ibrani 10: 26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

Kalau anak Tuhan meninggalkan ibadah dan seorang pelayan Tuhan meninggalkan tanggung jawab sebagai pelayanan di hadapan Tuhan, maka korban penghapus dosa tidak berlaku atasnya.
Kalau kita sudah mengerti tentang kebenaran, terkhusus tentang ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, lalu dengan sengaja menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, maka korban penghapus dosa tidak berlaku atas dia.
Esau melepaskan hak kesulungan, selanjutnya dia merindukan berkat dari hak kesulungan itu sendiri, tetapi sekalipun dia meraung-raung/menangis, dia tidak akan menerima berkat dari hak kesulungan itu.

Ibrani 10: 27
(10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

Yang ada adalah kematian yang mengerikan karena penghakiman api yang dahsyat menghanguskan semua orang durhaka, yaitu orang yang menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah.

Lebih dari pada itu ...
Ibrani 10: 28-29
(10:28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
(10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?

Menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (3 macam ibadah utama) =
-   Menginjak-injak Anak Allah karena menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya = mengecilkan korban Kristus.
-      Menghina Roh kasih karunia.
Artinya ; tidak menghargai, karunia-karunia Roh dan jabatan-jabatan yang Tuhan berikan.

Ibrani 10:38
(10:38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Tuhan tidak berkenan kepada orang-orang yang mengundurkan dirinya, yaitu; orang-orang yang tidak bertekun menantikan Tuhan. Sama seperti dengan antikris, awalnya mereka besama-sama dengan anggota-anggota tubuh yang lain, namun karena mereka tidak sungguh-sungguh, mereka mengundurkan diri/murtad.

Tanda-tanda bagi orang yang bertekun.
Ibrani 10: 37-38
(10:37) "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
(10:38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Firman Tuhan berkata: “Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
Pemberitahuan ini menunjukkan bahwa perhatian Tuhan besar atas kita, di mana waktu sudah tidak lama lagi dan kedatangan-Nya tidak ditangguhkan, tidak ditunda-tunda, Ia akan datang segera. Perhatian Tuhan ini menunjukkan supaya kita berjaga-jaga senantiasa.

Kemudian, ada hal yang penting yang harus kita perhatikan, di mana; ORANG-ORANG YANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN sebagai tanda bagi orang yang bertekun.
Roma 3: 28
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat, bukan karena usaha seseorang.

Sebagai bukti;
Roma 3: 23-26
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
(3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Yesus telah ditentukan oleh Allah untuk menjadi pendamaian; memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib. Dia harus menanggung penderitaan untuk menebus dosa manusia. Dengan jalan itulah, Ia membenarkan orang-orang berdosa.
Jadi, benar sekali bahwa orang benar hidup oleh karena iman, bukan berdasarkan usaha seseorang.

Saya tambahkan sedikit; tidak ada seorang manusia di atas muka bumi yang sanggup mempertahankan dirinya benar, suci, apalagi sempurna, apabila ia menjauhkan diri dari Tuhan.

Roma 3: 27
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!

Karena kita dibenarkan oleh karena iman, dalam darah-Nya, oleh sebab itu tidak ada dasar untuk bermegah, tidak ada dasar untuk menyombongkan diri.

Roma 10: 4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.

Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran iman diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Jadi, Kristus telah menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, itu adalah kasih karunia.
Sedangkan hukum Taurat;
-      Mata ganti mata, tangan ganti tangan, gigi ganti gigi.
Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman, berarti; mereka yang berada di bawah hukum Taurat tidak mendapat keselamatan.

-      Menjalankan ibadah secara lahiriah.
Matius 15: 1-2
(15:1) Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
(15:2) "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."

Orang-orang Yahudi, terlebih orang Farisi dan ahli Taurat berpegang teguh kepada adat istiadat, itu menunjukkan bahwa mereka masih hidup/berada di bawah hukum Taurat = tanpa kemurahan/kasih karunia.

Sebagai bukti bahwa mereka masih berada di bawah hukum Taurat;
Matius 15: 3-6
(15:3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
(15:4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.
(15:5) Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah,
(15:6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.

Orang-orang Yahudi, secara khusus ahli-ahli Taurat dengan orang-orang farisi berpegang teguh pada adat istiadat; maka sebagai konsekuensinya seseorang akan melanggar hukum Allah bahkan melangkahinya, sebab firman Allah bagi mereka itu bukanlah yang utama.
Di sini secara khusus kita perhatikan, orang-orang Yahudi melangkahi hukum yang kelima, di mana mereka tidak menghormati ayah dan ibu hanya demi adat istiadat. Mereka berkata, apa yang ada untuk memelihara orang tuanya telah dipersembahkan kepada Tuhan, maka orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya dan ibunya.
Saya banyak melihat suku-suku yang berpegang pada adat istiadat, dan mereka tidak segan-segan melangkahi firman Tuhan demi adat istiadat mereka.

Perlu untuk diketahui; Tuhan tidak berkenan kepada korban bakaran dan korban-korban lainnya yang bersifat lahiriah, sungguh Ia datang dalam gulungan kitab untuk melakukan kehendak Allah (Ibrani 10:7).

Matius 15: 7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Ibadah lahiriah itu sama seperti mulut memuji/memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, berarti; tanpa kebenaran di dalam hati, tanpa kasih Allah, dan tidak hidup di dalam Roh, sehingga ia hanya menjalankan kebenaran diri sendiri, yang sifatnya lahiriah.

Matius 15: 9
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Menjalankan ibadah lahiriah adalah suatu kesia-siaan, karena ibadah lahiriah = menjalankan ibadah karena menuruti perintah manusia saja, menuruti aturan-aturan yang ada, bukan aturan yang berasal dari Tuhan, yaitu firman Tuhan.
Kembali saya katakan, bahwa; ibadah lahiriah itu mulut memuji Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan, berarti; tidak memiliki kebenaran iman di dalam hati.

Roma 10: 5
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."

Kebenaran karena hukum Taurat, yaitu; orang yang melakukannya akan hidup karenanya, bukan hidup karena iman.
Orang yang semacam ini suka bermegah, suka menunjukkan kelebihannya, menunjukkan sesuatu yang ia lakukan = bermegah.

Orang yang hidup karena iman, dia hidup oleh iman, bukan karena usahanya sendiri. Tetapi orang yang hidup di bawah hukum Taurat, maka ia hidup karena usahanya sendiri, itu sebabnya orang yang semacam ini suka bermegah, suka menonjolkan diri.

Roma 10: 6-7
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
(10:7) atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.

Kebenaran karena iman; percaya sepenuhnya dengan kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Turun dan naik à kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus = bergantung pada kemurahan/belas kasih Tuhan, tidak lagi bergantung/mengandalkan kekuatan diri sendiri/manusia.

Roma 10: 8
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.

Firman iman itu sangat dekat, tidak jauh, yakni di dalam mulut dan di dalam hati.
Sedangkan mereka yang berada di bawah hukum Taurat; menjalankan ibadah secara lahiriah, mulut memuji Tuhan tetapi hati jauh dari Tuhan = tidak memiliki kebenaran iman di dalam hati. Tetapi mereka yang memiliki kebenaran iman; firman iman itu sangat dekat sekali, yaitu di dalam mulut dan di dalam hati.

Itulah firman iman; firman yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Roma, jadi bukan pemberitaan firman yang lain-lain.
Kalau kita ingat pernyataan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 1: 20-24, dengan tegas ia berkata: orang Yahudi menghendaki tanda, orang Yunani menghendaki hikmat, tetapi kami memberitakan firman tentang Kristus yang disalibkan.
Kebenaran iman itu datang dari salib Kristus, itulah firman iman, bukan firman yang lain-lain.
Firman iman sangat tajam sekali, ia menusuk amat dalam, sehingga mengoreksi 3 perkara yang tidak dapat dilihat mata manusia; jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, juga pertimbangan dan pikiran hati manusia.
Pendeknya; firman iman yang begitu tajam mampu menyucikan dosa yang terselubung dalam 3 perkara diatas tersebut.

Roma 10: 9
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Selanjutnya, firman iman itu dekat sekali, yaitu;
-      Di dalam mulut, berarti mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
Kisah Para Rasul 4: 10-12
(4:10) maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
(4:11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Keselamatan itu tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia. Di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia, selain Yesus Kristus, Dialah Tuhan dan Juruselamat.
Kalau kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, niscaya kita beribadah, berbakti dan menyembah hanya kepada Tuhan, tidak kepada batu (kekerasan hati) dan kayu (hawa nafsu dan keinginan daging), yang sama dengan itu bukit batu yang tinggi (kesombongan) dan bernaung di bawah pohon yang rindang (mencari keteduhan tetapi dengan cara-cara manusia daging), itu semua adalah berhala.

Bagaimana dengan kita? Apakah kebenaran iman itu dekat dengan mulut, atau sebaliknya masih berada di bawah hukum Taurat, yaitu mulut memuji Tuhan tetapi hati jauh dari Tuhan? Bagaimana mungkin bisa menyatu dengan Tuhan, jika mulut dan hatinya saja belum menyatu?
Mulut ada di kepala, sedangkan hati ada di tubuh, kalau mulut dan hati tidak menyatu, maka tidak akan mungkin terwujud penyatuan antara tubuh dengan kepala.
-      Tubuh à gereja Tuhan.
-      Kepala à Kristus.

Biarlah hal ini kita perhatikan dengan baik. Jangan menjadi sama dengan orang dunia, baik lewat perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, karena mereka tidak mengenal kebenaran oleh iman, tidak mengenal Yesus Kristus yang menghapus dosa manusia.

Jemaat di Filadelfia menuruti firman untuk bertekun menantikan Tuhan, bagaimana dengan kita; menuruti firman tetapi tidak bertekun, apakah itu mungkin? Tentu tidak.
Biarlah hal ini kita perhatikan dengan baik, supaya kita murni di hadapan Tuhan.
Kalau kita dibenarkan karena iman di tengah-tengah ibadah pelayanan ini; kita selalu menempatkan diri di bawah kaki Tuhan dan merendahkan diri selalu.
Tidak ada artinya kelihatan dipakai oleh Tuhan, kemudian mengadakan banyak mujizat oleh  manifestasi Roh Kudus, semua itu tidak ada artinya kalau kita tidak mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Janganlah kita mengeraskan hati, sebab kalau kita mengeraskan hati, maka Tuhan turut keraskan hati.

-      Di dalam hati berarti hati percaya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati.
1 Korintus 15: 20
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.

Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal.
Kita patut bersyukur, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari antara orang-orang mati.

1 Korintus 15: 14-15, 17-19
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
(15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah kepercayaan kita kepada Tuhan, sebab jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka manusia tetap hidup dalam dosanya, demikian juga binasa orang yang mati dalam Kristus.

Selanjutnya, di sini dikatakan: jika dalam hidup ini saja menaruh pengarapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Hidup satu kali, tidak ada kebangkitan, maka ibadah pelayanan ini sia-sia, pengikutan kita sia-sia, sia-sia juga kepercayaan kepada Kristus, pemberitaan firman menjadi sia-sia dan kita adalah orang-orang yang paling malang, dan akhirnya si pemberita juga menjadi pendusta kalau ternyata Yesus tidak dibangkitkan.
Kalau hati percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan, itu menunjukkan bahwa hati telah dibaharaui, ditahirkan dan menjadi baru, itu adalah kuasa kebangkitan = pembaharuan manusia batiniah.

Mari kita lihat; KETIKA HATI DITAHIRKAN.
Matius 9: 17
(9:17) Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Kantong kulit yang baru menggambarkan pembaharuan kirbat = hati yang telah dibaharui.
Kalau terjadi pembaharuan kirbat, yaitu hati dibaharui seseorang akan; menghargai segala kemurahan-kemurahan Tuhan.
Sebab kantong kulit yang baru memelihara anggur yang baru, sebaliknya anggur yang baru memelihara kantong kulit yang baru, sehingga kedua-duanya terpelihara.
Anggur baru disebut juga dengan pembukaan rahasia firman Tuhan, akan memelihara kantong kulit yang baru dan sebaliknya, sehingga kedua-duanya akan terpelihara, saling menguntungkan kedua belah pihak= simbiosis mutualisme.
Banyak firman yang terabaikan begitu saja, itu karena hati belum dibaharui, belum ditahirkan, oleh sebab itu, anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena itu merupakan kesia-sian.

Jadi kalau mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, dan hati percaya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari kematian, maka firman Tuhan berkata: “maka kamu akan diselamatkan”. Dalam Roma 10:10 dikatakan; “karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”

Syarat memperoleh kebenaran iman.
Roma 10: 17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Iman itu timbul dari pendengaran oleh firman Kristus, oleh firman yang diurapi.
Iman itu bukan timbul dari melihat, tetapi dari mendengar firman Kristus.
Firman Kristus, firman yang diurapi; ayat satu menjelaskan ayat yang lain, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan = murni.

Kita akan melihat pribadi yang demikian ...
Roma 4: 1-3
(4:1) Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
(4:2) Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
(4:3) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."

Abraham percaya kepada Tuhan dan Tuhan memperhitungkan itu sebagai kebenaran.
Jadi, iman atau kepercayaan itu timbul dari mendengar firman Kristus, firman yang diurapi, sama seperti Abraham; ia dibenarkan karena kepercayaannya kepada Tuhan, bukan karena melihat.

Roma 4: 4-5
(4:4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
(4:5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.

Percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya itu diperhitungkan sebagai kebenaran di hadapan Tuhan.

Sebagai pembuktian;
Ibrani 11: 8
(11:8) Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

Karena iman, Abraham taat, patuh pada ajaran yang dia dengar, sehingga ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, sekalipun tidak mengetahui tempat yang ia tuju.
Taat = patuh pada ajaran yang benar = dengar-dengaran.
Itulah iman; percaya walaupun tidak melihat, dan kita juga harus percaya terhadap apa yang diteladani oleh Abraham ini, karena pada waktu ia dipanggil kita tidak melihat peristiwa ini, tetapi kita harus percaya pada peristiwa ini.

Ibrani 11: 9
(11:9) Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

Karena iman, ia menjadi ahli waris, menerima warisan sebagai milik pusaka, itulah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan, yaitu tanah Kanaan, dia tinggal sebagai pendatang di sana.
Tetapi tidak berhenti sampai di situ, ada tindakan Abraham ketika ia tinggal di Kanaan; ia tinggal di kemah, dengan Ishak dan Yakub.
Tinggal di kemah, berarti; diam di dalam rumah Tuhan.

Kalau kita perhatikan kemah yang didirikan oleh Musa, kita bisa melihat sedetail mungkin, sekecil apapun yang ada di dalamnya, bisa kita lihat dan ketahui, mulai dari timur sampai ke barat, dengan tiga daerah, yaitu; daerah halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci,  kita mengetahui lebar dan panjang halaman, lebar, panjang dan tinggi ruangan suci juga ruangan maha suci, dan arti-arti rohaninya jikalau Tuhan kehendaki dan berkenan dalam setiap pemberitaan-pemberitaan dalam 3 macam ibadah utama.
Tuhan perlihatkan demikian rupa, supaya kita kembali pada wujud semula, segambar dan serupa dengan Allah, menjadi sama mulia dengan Dia.
Inilah sasaran akhir dari kebenaran iman, itulah perjalanan panjang dari Abraham, mulai ketika ia dipanggil dari Ur-Kasdim sampai tanah Kanaan.
Banyak hal yang yang mustahil dalam kehidupan Abraham; umur yang sudah senja dan sudah mati pucuk, tetapi Tuhan justru memberi janji kepada yang mati pucuk, yang tidak mungkin lagi menghasilkan keturunan, tetapi justru kemuliaan Allah dinyatakan, karena kepercayaan Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran. Dan akhirnya Abraham sebagai yang mati pucuk menjadi bapa bagi orang percaya. Sungguh heran dan ajaib Allah yang kita sembah.

Ibrani 11: 10
(11:10) Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

Sebagai seorang pendatang, ia rindu dengan tanah air sorgawi, yaitu menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar yang direncanakan dan yang dibangun oleh Allah, itulah kota Yerusalem yang baru/kota mempelai Tuhan.
O… Yerusalem baru kota mulia, hatiku rindu kesana. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment