KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 16, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 14 SEPTEMBER 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 14 SEPTEMBER 2014

Tema:  JEMAAT DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
            (Seri 17)

Subtema: DILINDUNGI PADA HARI PENCOBAAN YANG AKAN MENIMPA DUNIA.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada saat malam ini, dan biarlah Tuhan berkemurahan bagi kita, lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, dan segala sesuatunya ditolong oleh Tuhan dan semuanya menjadi indah di hadapan Tuhan.

Kita segera memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Kita kembali membaca ayat 10 ...
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Bagian dari ayat 10 yang harus kita perhatikan terlebih dahulu adalah: “karena engkau menuruti firman-Ku”.
Setelah dikoreksi, Tuhan mengetahui keberadaan sidang jemaat di Filadelfia, itu sebabnya Tuhan berkata: “Karena engkau menuruti firman-Ku.
Kalau seseorang menuruti firman Tuhan, berarti ia hidup oleh firman, tidak hidup oleh yang lain-lain.
Kalaupun diberkati, Tuhan memberikan posisi, kedudukan yang baik, itu hanyalah bonus saja, tetapi orang yang menuruti firman; hidup oleh firman, bukan hidup karena yang lain-lain.

Kita lihat dari SISI PRIBADI YESUS KRISTUS.
Yohanes 1: 1, 14
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Firman menjadi manusia = firman mendarah daging, itulah pribadi Yesus Kristus, Dia menuruti setiap perkataan-perkataan Allah, Dia hidup oleh firman Allah.
Kalau firman Allah mendarah daging, maka seseorang akan menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dikenal dan dibaca oleh setiap orang, di manapun kita berada, duduk dan berdiri.
Kalau kita setia, orang dapat membaca Matius 25, bagaikan hamba yang pertama dan kedua setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil. Kalau kita rendah hati dan lemah lembut orang lain dapat membaca Matius 11:28-29 tertulis pada loh-loh daging yaitu di dalam hati, dan sebagainya.

Bukti bahwa Yesus hidup oleh firman.
Matius 4: 1-2
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

Setelah berpuasa 40 hari 40 malam, akhirnya laparlah Yesus, dan hal ini diketahui dengan jelas oleh Iblis/Setan.
Tuhan mengamat-amati hati dan batin manusia, demikian juga dengan Iblis/Setan.

Matius 4: 3-4
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Ujian/cobaan yang pertama Iblis/Setan berkata: “Perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti”.
Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Kalau menuruti firman; hidup oleh firman, bukan hidup untuk roti makanan. Makan untuk hidup, tetapi hidup bukan untuk roti makanan, melainkan kita hidup oleh firman Allah.

Adalah berbahagia kalau kita hidup menuruti firman, kita hidup oleh firman. Kalau seseorang hidup oleh karena status, orang semacam ini suka bermegah, menyombongkan diri, dibenarkan oleh hasil usaha, persis seperti ahli Taurat, tetapi yang benar; orang benar hidup oleh iman.
Oleh sebab itu, biarlah kita menuruti firman supaya hidup oleh firman dan tidak bermegah dalam hal apapun.

Ujian yang kedua yang harus dihadapi oleh Yesus Kristus adalah dimana ketika Yesus dibawa ke bubungan Bait Allah, lalu Iblis/Setan memerintahkan supaya Ia menjatuhkan diri.
Yesus menjawab: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!
Kalau Tuhan membawa kita pada puncak kekudusan, jangan mempermain-mainkan kesucian Tuhan, jangan mencobai Tuhan.
Tuhan telah membawa kita sampai sejauh ini dengan kedalaman firman Tuhan, jangan cobai Tuhan, sebab Yesus sendiri tidak mau menjatuhkan diri = tidak mencobai Tuhan.
Saya mau sampaikan malam hari ini; apabila seseorang jatuh dalam dosa, maka ia, orang lain, bahkan malaikat sekalipun tidak sanggup menatang, hanya Tuhan yang sanggup menatang. Oleh sebab itu, jangan permainkan kesucian, jangan cobai Tuhan dalam hal kesucian. Pemuda/i, awasi diri, awasi ajaranmu, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.

Ujian yang ketiga yang harus dihadapi oleh Yesus Kristus adalah Iblis membawa Yesus ke atas gunung dan memperlihatkan kerajaan dunia serta kemegahannya, semua itu akan diberikan, dengan syarat; menyembah kepada Iblis/Setan.
Tetapi Yesus kembali menjawab: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Ibadah pelayanan nomor satu, kemegahan dunia, pekerjaan, dan segala sesuatu yang ada di dunia ini nomor dua, tiga dan seterusnya.
Jangan berbakti kepada segala kerajaan dan kemegahan dunia!

Tiga kali menghadapi ujian, Yesus selalu berkata: “Ada tertulis”, bukti bahwa Ia menuruti firman dan hidup oleh firman.
Masa depan kita ada di tangan Tuhan, bukan pada pekerjaan, kedudukan, jabatan. Kalau diberkati, nikmati saja, tetapi bukan itu yang menjadi prioritas hidup, melainkan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan sampai memperoleh kehidupan yang kekal.

Selanjutnya, mari kita lihat; SISI SAMUEL.
1 Samuel 3: 19
(3:19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.

Samuel yang masih muda disertai Tuhan, dan tidak satupun dari firman Tuhan itu dibiarkannya gugur, itu menunjukkan bahwa Samuel hidup oleh firman karena menuruti firman, firman itu berhasil dalam kehidupannya, dan firman itu juga menjadikan kita berhasil.
Cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran/firman, maka semuanya akan ditambahkan, biarkan firman itu bekerja/sampai berhasil.

Pertanyaannya: APA YANG MEMBUAT SAMUEL HIDUP OLEH FIRMAN, MENURUTI FIRMAN, BAHKAN FIRMAN ITU TIDAK DIBIARKAN GUGUR?
1 Samuel 3: 1
(3:1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.

Samuel yang masih muda menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan imam Eli.
Layanilah Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang, melayani Tuhan dengan roh yang bernyala-nyala, lakukanlah yang baik untuk Tuhan, tanpa kepentingan-kepentingan pribadi, sebagaimana Samuel.

Kalau kita perhatikan di sini; pada waktu itu tidak ada firman, tidak ada penglihatan-penglihatan, tetapi bukan berarti Samuel tidak mau menerima firman dan penglihatan, karena pada waktu itu Tuhan tidak memakai imam Eli oleh karena kejahatan anak-anaknya dibiarkan saja, tetapi sekalipun begitu Samuel tetap melayani Tuhan.
Apa yang bisa kita perbuat di hadapan Tuhan, lakukan saja.
Kebiasaan dari kebanyakan orang; melakukan sesuatu hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi tidak demikian dengan Samuel. Inilah kunci sukses dari Samuel.

1 Samuel 3: 2-3
(3:2) Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
(3:3) Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.

Selanjutnya, lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah, dalam Ruangan Maha Suci.
Perhatikan perkataan di sini: “Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah”, menunjukkan bahwa Samuel dengan mudahnya masuk dalam pengalaman kematian.
Untuk masuk dalam pengalaman kematian tidaklah mudah, persoalannya manusia senantiasa menuruti pikiran dan perasaan daging. Tetapi kalau kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, mudah sekali masuk dalam pengalaman kematian sesuai Filipi 2; Dia meninggalkan sorga-Nya, tidak mempertahankan milik sebagai hak yang harus dipertahankan, mengambil rupa sebagai seorang hamba, dan sebagai manusia, Dia merendahkan diri sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Daging ini seringkali angkat suara apabila tidak menguntungkan tidak berpihak kepada kita, tetapi lampu Bait Allah belum padam, Samuel sudah tidur. Orang mati dagingnya tidak bersuara.

Sedikit kesaksian;
Pada hari Kamis saya ke Jakarta untuk melayat seorang hamba Tuhan. Saya melihat pada hari Kamis, jenazah beliau diam dan tenang, dua hari kemudian, hari Sabtu kemarin, saya kembali ke Jakarta untuk melayat, saya melihat jenazah beliau tetap diam dan tenang artinya; daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.

Di sinilah keberhasilan dari Samuel, di mana dia takluk pada firman, mau menuruti firman, oleh sebab itu, kalau dikoreksi lewat pemberitaan firman, terima saja dengan lemah lembut. Lebih baik kita takluk pada firman, dari pada takluk pada daging dengan keinginannya.
Dalam Roma 8:7 dikatakan: orang yang hidup menurut daging/menuruti hawa nafsu dan keinginan daging, adalah seteru Allah, karena dia tidak takluk pada hukum Allah.
Ada tertulis darah dan daging tidak mewarisi Kerajaan Sorga. Juga ada tertulis tanpa kesucian, tidak satupun manusia melihat Allah.

Yohanes 11: 11-14
(11:11) Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."
(11:12) Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."
(11:13) Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
(11:14) Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;

Tidur di sini adalah bukan dalam arti lahiriahnya, melainkan arti rohaninya, yaitu masuk dalam pengalaman kematian.
Berarti daging tidak lagi bersuara, tidak lagi menuruti hawa nafsu dan keinginannya.
Dalam suratan Yakobus 1:21 berkata, terimalah firman Allah dengan lemah lembut yang tertanam dalam hatimu, sebab itu yang menyelamatkan jiwamu.

Ada yang lucu di sini ...
Yohanes 11: 15-16
(11:15) tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
(11:16) Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

Setelah Tomas mengerti arti rohani tidur, akhirnya dia menerima dengan ketulusan dan keikhlasan apa yang dinyatakan Yesus Kristus, sebab Tomas berkata kepada murid-murid Yesus yang lain: “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia. Sepertinya bahasa ini konyol, lucu, tetapi ada kepolosan di dalamnya.
Perkataan marilah kita mati bersama-sama dengan Dia, berarti jangan menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.

Kita kembali dalam....
1 Samuel 3: 19-20
(3:19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
(3:20) Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.

Kalau menuruti firman dan hidup oleh firman, maka disertai Tuhan. Selanjutnya Tuhan mempercayakan jabatan nabi kepada Samuel.
Oleh karena kematian dan kebangkitan Yesus, Ia telah memberikan 5 jabatan, dan salah satunya adalah jabatan nabi telah diberikan kepada Samuel.
Dan seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.

Bukti bahwa Tuhan memberikan jabatan nabi kepada Samuel.
Dalam 1 Korintus 14: 3, tugas seorang nabi adalah bernubuat = membangun, menghibur, menasihati.
Malam ini kita telah menerima nasihat-nasihat firman, itulah firman para nabi untuk membangun kehidupan kita.
Setelah kita dinasihati, firman para nabi juga menghibur, karena setiap kita menerima firman para nabi, di situ ada jalan keluar dari setiap masalah yang kita alami, dan itu adalah penghiburan dari firman para nabi.

Saya heran melihat kebanyakan orang Kristen; ketika mendengar pemberitaan tentang mujizat, pemberitaan tentang berkat, begitu antusiasnya, tetapi ketika pemberitaan firman para nabi disampaikan, sangat sedikit  orang yang mau menerimanya.
Firman para nabi menyingkapkan segala yang terselubung. Setelah selubung itu disingkapkan oleh firman para  nabi, itulah yang membawa kita kembali pada wujud yang semula.
Manusia diciptakan oleh firman, langit dan bumi diciptakan oleh firman, tetapi mengapa ketika firman para nabi/firman nubuatan disampaikan banyak yang menolaknya?
Bukan berkat-berkat secara lahiriah yang membawa saudara masuk ke dalam kerajaan Sorga, melainkan kesucian oleh firman.
Berkat itu hanyalah bonus saja, dan janganlah kita bermegah dengan bonus-bonus itu.
Terimalah firman Allah, hidup oleh firman, menuruti firman. Manusia hanyalah seperti uap yang akan habis begitu saja, juga digambarkan seperti rumput, kemuliaannya seperti bunga rumput, kalau rumput kering, bungapun gugur. Tetapi firman Allah kekal untuk selama-lamanya. Lalu mengapa masih banyak orang yang menolak pembukaan rahasia firman yang disebut juga dengan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus?
Dan jabatan nabi telah diberikan kepada Samuel untuk menyingkapkan segala yang terselubung.

Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bila terjadi penyingkapan rahasia firman Tuhan;
1.    Memberi terang, berarti tidak tinggal dalam kegelapan dosa = tidak menyembunyikan dosa dalam kegelapan.
2.    Memberi pengertian kepada orang bodoh, tujuannya; supaya tidak mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.

Sesungguhnya, untuk ukuran manusia duniawi, saya adalah orang bodoh; saya tidak fasih lidah, daging masih kuat bersuara, itu sebabnya saya tolak permintaan orang tua saya untuk masuk sekolah Alkitab.
Tetapi setelah Tuhan memanggil untuk menjadi hamba Tuhan dan selanjutnya menerima jabatan gembala, juga Tuhan pakai dalam pembukaan rahasia firman, itu karena kemurahan Tuhan, karena saya mau menyerah di hadapan Tuhan.

Kembali kita melihat PRIBADI SAMUEL, di mana Tuhan meneguhkan jabatan nabi atas Samuel.
1 Samuel 3: 11-14
(3:11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.
(3:12) Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir.
(3:13) Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!
(3:14) Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."

Saat Samuel tidur, di situlah Tuhan meneguhkan jabatan nabi kepadanya, Tuhan menyatakan, menyingkapkan rahasia tentang keberadaan imam Eli dan keluarganya, yang tidak didengar oleh telinga orang lain.
Itulah nabi, mudah sekali mengerti keberadaan orang lain, karena Tuhan langsung berbicara kepada seorang nabi.
Dahulu saya tidak mengerti mana orang baik dan tidak benar. Yang saya tahu, kalau seseorang  duduk dengan diam, saya berpikir bahwa dia adalah orang baik, ia adalah orang benar. Tetapi oleh karena firman para nabi, firman nubuatan, saya dapat mengetahui sedikit banyaknya tentang keadaan seseorang.

Kekurangan keluarga imam Eli telah disingkapkan oleh Tuhan kepada Samuel; Hofni dan Pinehas berbuat zinah dengan perempuan-perempuan di depan pintu kemah pertemuan, dan tidak menghargai korban-korban Kristus.
Semua itu disingkapkan oleh Tuhan kepada Samuel karena Tuhan telah meneguhkan Samuel untuk menjadi seorang nabi.
Dan kalau malam hari ini Tuhan menyatakan, menyingkapkan rahasia firman, menyingkapkan segala yang terselubung dalam hati, ini merupakan kemurahan Tuhan kepada kita.
Firman nubuatan yang kita terima dalam kandang penggembalaan, itu merupakan kemurahan hati Tuhan, sebab Tuhan mau mengambil seluruh aib, cacat cela, dosa kejahatan, dosa kenajisan, supaya kita ditempatkan di hadapan-Nya tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu = kudus tidak bercela.
Kalau kita digembalakan oleh firman nubuatan, Tuhan tidak bermaksud untuk menyakiti saya dan saudara, melainkan Tuhan ingin mengambil aib kita semua.

Di sini kita melihat; segala yang terselubung disingkapkan, sehingga kejahatan dari imam Eli ini akan membuat bising telinga orang-orang Israel, karena firman nubuatan yang disampaikan itu akan membuat bising telinga orang yang mendengar berhubung banyaknya dosa kejahatan dan dosa kenajisan anak-anak imam Eli.
Malam ini, apakah imanmu terguncang oleh firman nubuatan karena berita ini membuat bising telinga, lalu saudara mundur dari firman pengajaran mempelai? Itu adalah suatu kerugian yang besar.
Karunia nabi tunduk kepada seorang nabi. Seorang imam biarlah tunduk kepada seorang nabi, untuk menunjukkan bahwa ia menghargai firman para nabi, firman yang rahasianya disingkapkan. Kiranya hal ini dapat kita pahami dengan baik.

Dua sisi kita sudah perhatikan yaitu; pribadi Yesus dan Samuel, mereka hidup oleh firman karena menuruti firman.
Samuel berhasil karena menuruti firman Tuhan. Kalau firman menyingkapkan segala yang terselubung, itu berarti firman berhasil dalam hidup kita, dan tunggu saja waktu Tuhan, di mana firman itu membuat kita berhasil.
Lakukan saja apa yang baik untuk Tuhan, orang benar hidup oleh iman, bukan karena usaha sendiri.

1 Samuel 3: 21
(3:21) Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.
1 Samuel 4: 1A
(4:1) Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel.

Tuhan menyatakan diri kepada Samuel dengan perantaraan firman Allah, dan akhirnya perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel.
Saya merindukan kita semua dipakai untuk menyatakan pembukaan rahasia firman dari Timur sampai ke barat, seperti kilat yang memancar melontarkan cahayanya dari timur sampai ke barat, sebagaimana pembangunan rumah Tuhan dimulai dari timur sampai ke barat.
Biarlah kita hidup oleh firman, daging tidak bersuara lagi, supaya kita berhasil seperti Samuel.

Setelah hidup menuruti firman, berarti hidup oleh firman sampai firman itu mendarah daging ...
Pertanyaannya; FIRMAN SEPERTI APA YANG DITERIMA/DITURUTI OLEH JEMAAT DI FILADELFIA?
Wahyu 3: 8
(3:8) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

Tuhan berkata: “Engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Tidak menyangkal nama Tuhan berarti menyangkal diri dan pikul salibnya, inilah firman yang mereka turuti, bukan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, jemaat di Filadelfia menghargai pemberitaan firman tentang salib.

Matius 16: 24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Syarat untuk mengikuti Tuhan dan melayani Tuhan: menyangkal diri dan memikul salib = rela kehilangan nyawa karena Tuhan, karena ibadah, karena pelayanan.
Jangan melayani Tuhan, tetapi tidak sangkal diri dan tidak mau pikul salib, itu tidak memenuhi syarat untuk melayani Tuhan. Demikian juga dengan sidang jemaat, untuk menerima firman harus sangkal diri dan pikul salib, kalau tidak, apa yang didengar akan mental, firman itu tidak mendarah daging.
Tidak satupun manusia sanggup, mempertahankan dirinya hidup suci kalau ia menolak firman nubuatan, firman yang rahasianya disingkapkan.

Oleh sebab itu, syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan adalah sangkal diri dan pikul salib.
-      Menyangkal diri, berarti tidak mengakui kelebihan-kelebihan diri sendiri = tidak bermegah.
-      Memikul salibnya.
Salib setiap orang berbeda-beda. Tuhan telah memberikan ibadah, dan tugas-tugas pelayanan di tengah-tengah ibadah. Tuhan memberikan firman-Nya, kasih-Nya, Roh-Nya, itu harus dipikul di atas pundak kita masing-masing.

Matius 16: 26
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Kalau kita menerima firman tentang salib Kristus; segala sesuatu yang ada di atas muka bumi ini tidak lebih berguna dan tidak lebih berharga dari pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Terimalah dengan lemah lembut firman para nabi, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk menyingkapkan segala yang terselubung.

Matius 16: 21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Memberitakan kematian Yesus kepada 12 murid = pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Yesus memberitakan bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga = menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Yang diberitakan oleh Yesus adalah pemberitaan firman tentang salib, bukan berkat-berkat lahiriah.

Oleh sebab itu, mereka yang menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus akan menjadi batu sandungan seperti orang Yahudi, sebab mereka hanya menghendaki tanda/mujizat.
Mujizat boleh saja terjadi, ditengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan, dimana yang sakit menjadi sembuh, misalnya; yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar, serta mengusir setan dan lain-lain, tetapi bukan itu yang utama, tetapi yang utama adalah pemberitaan firman tentang salib Kristus = firman penyucian.

Matius 16: 22-23
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus, berarti menerima ajaran Setan, seperti Simon Petrus.
Itu sebabnya Yesus berkata: “Enyahlah Iblis”, mengusir ajaran setan.
Biarlah firman ini mengubah konsep, cara berpikir, sudut pandang kita sekarang. kalau kita mau mengikut Tuhan, harus sangkal diri, pikul salib, inilah yang benar.

Banyak gereja yang mengecilkan pemberitaan firman tentang salib. Menyampaikan dua tiga ayat, lalu ditambahkan dengan berkat-berkat, tetapi menolak firman yang menyucikan dosa yang terselubung.
Saya tidak mau kita semua mengadopsi ajaran setan, sebaliknya saya rindu kita semua menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus, sebab kebenaran yang sejati letaknya pada salib Kristus.

Saudaraku, menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus; menjadi batu sandungan = menghambat pembangunan tubuh Kristus.

1 Korintus 1: 21-23
(1:21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Pemberitaan firman tentang salib bagi orang Yahudi adalah batu sandungan, karena mereka hanya mencari tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat semata.
Dan bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan, karena mereka hanya mencari hikmat, seperti ahli Taurat; yang mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku.
Tetapi Rasul Paulus memberitakan firman tentang salib Kristus di tengah-tengah pelayanannya dihadapan jemaat di Korintus, sebab dia memiliki satu tujuan yaitu untuk mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki yaitu mempelai Laki-Laki Sorga, sebagai perawan suci.
Biarlah kita terus belajar menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus, jangan menjadi batu sandungan atas pembangunan tubuh Kristus.

Awalnya Simon Petrus mengikuti Yesus hanya sebatas mujizat-mujizat, ia menjadi batu sandungan, tetapi setelah Yesus mengalami kematian, kemudian bangkit pada hari ketiga, selanjutnya Ia naik (dipermuliakan), Roh Kudus dicurahkan,  Rasul Petrus dipakai dalam kegerakan yang besar.
Pengalaman kematian dan kebangkitan mengubah cara berfikir dan sudut pandang Simon Petrus.

Kita kembali memperhatikan Matius 16: 23 ...
Ajaran setan menjadi batu sandungan dalam rencana Allah yang besar, yaitu pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, bertujuan untuk mempertunangkan sidang jemaat kepada mempelai Laki-Laki Sorga sebagai perawan suci.
Kalau seseorang menjadi batu sandungan dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; ia hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia daging.
Manusia daging hanya memikirkan apa yang berasal dari daging, untuk memuaskan hawa nafsunya.
Jangan ada di antara kita menjadi penghambat dalam rencana Allah yang besar ini, yaitu pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan.
Jangan memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia! Tetapi pikirikanlah apa yang dipikirkan oleh Allah.
Pikiran Allah untuk menyelamatkan seisi dunia dari dosa, untuk dapat bersanding dengan Yesus Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorga, lewat perjamuan kawin Anak Domba.
Ayat-ayat firman ini sudah berulang kali kita terima, menunjukkan bahwa Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya kepada kita, Dia mengetahui keadaan kita.
Biarlah apa yang kita terima, itu semua mendarah daging, kita menuruti firman, sampai akhirnya kita hidup oleh firman.

Matius 10: 38-39
(10:38) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
(10:39) Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus supaya kita dimampukan untuk menyangkal diri dan memikul salib = rela kehilangan nyawa, sebagai syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan.

Matius 10: 34-35
(10:34) "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
(10:35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,

Pada kedatangan-Nya yang kedua kalinya; Tuhan datang ke bumi untuk membawa pedang.
Pemberitaan firman tentang salib Kristus itu pedang, sebab kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib, itulah pedang. Di luar pemberitaan tentang salib tidak ada kebenaran.
Jadi, pedang adalah pemberitaan firman tentang salib.

Tujuan membawa pedang; supaya terjadi pemisahan, anak laki-laki dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu dengan mertua, artinya; tidak kompromi dengan dosa.
Ada kalanya kita kompromi dengan dosa, tetapi dengan menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus akan terlihat bahwa kita betul-betul terpisah dengan tabiat daging, dengan dosa.
Pemberitaan firman tentang salib memisahkan kita dari tabiat daging.

Matius 10: 36-37
(10:36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
(10:37) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Tuhan merindukan supaya kita semua menjadi layak lewat pedang Allah, pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Tujuannya; supaya terjadi pemisahan dari tabiat daging, sekalipun itu adalah ayah, ibu, anak, menantu atau mertua.
Tuhan mau putuskan dosa. Perhatikan; kesalahan orang tua akan turun kepada anak sampai keturunan keempat, oleh sebab itu harus terjadi pemisahan, supaya kutuk tidak terus berjalan.

Kalau menerima pemberitaan firman Tuhan tentang salib Kristus; menjadi musuh seisi rumah.
Kalau karena kita tekun dalam 3 macam ibadah, lalu menjadi musuh bagi seisi rumah, biarlah itu terjadi, tetapi jangan membalas, memusuhi, jangan turut kompromi.

Ibrani 12: 14
(12:14) Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

Berusahalah berbuat damai kepada semua orang, termasuk seisi rumah, tetapi tidak berhenti sampai di situ.
Selanjutnya, di sini dikatakan; kejarlah kekudusan, kesucian.
Banyak kali kita berdamai dengan sesama, dengan seisi rumah, tetapi masih kompromi dengan daging dan tabiatnya, oleh sebab itu ada kelanjutannya: “... dan kejarlah kekudusan
Jika kita berdamai, jangan kompromi dengan daging, kejarlah kekudusan.
Masa sekarang harus terjadi pemisahan, sebab pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya juga akan terjadi pemisahan antara domba dan kambing. Domba ditempatkan di sebelah kanan, dan kambing di sebelah kiri. Domba akan menerima tempat yang telah disediakan dari sejak dahulu.
Dalam Ibrani 1: 3, setelah Yesus mengadakan penyelamatan, selanjutnya Ia naik, duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Pemisahan harus terjadi, oleh sebab itu, terimalah pedang, pemberitaan firman tentang salib, bukan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.

Firman ini bukan semata-mata sebagai slogan tetapi betul-betul kemurahan Tuhan sebagai panjang sabar Tuhan.
Tanda-tanda dunia ini semakin terlihat, semuanya sudah serba instan, melakukan dosa juga sudah semakin instan, menunjukkan bahwa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Selanjutnya: “Tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Di sinilah kegunaan pedang, pemberitaan firman tentang salib, supaya kita terpisah dari daging dan segala tabiatnya; hidup dalam kekudusan dan kita melihat Allah suatu saat nanti.

Praktek menuruti firman:
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Praktek menuruti firman Tuhan: tekun menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, sebagai Raja, Mempelai Laki-Laki Sorga.

Dalam kitab Ibrani dikatakan kita memerlukan ketekunan.
Ibrani 10: 36
(10:36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

Kita memang memerlukan ketekunan, supaya sesudah menuruti firman Tuhan, selanjutnya memperoleh apa yang dijanjikan oleh Tuhan.

Mari kita lihat ketekunan itu.
Ibrani 10: 22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

1.    Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman.
Tanda bahwa seseorang memiliki iman;
-      Dengan hati yang tulus ikhlas datang beribadah melayani kepada Tuhan.
-    Hati kita telah dibersihkan dengan hati nurani yang jahat dan tubuh kita dibasuh dengan air yang murni

2.    Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, sesuai dengan karunia-karunia Roh.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan.
Pengharapan itu tidak mengecewakan, sebab pengharapan itu bagaikan sauh yang kuat yang dilabuhkan  sampai ke belakang tabir, itulah Ruangan Maha Suci, sampai kepada kesempurnaan.
Pengharapan kita tidak mengecewakan, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Ia setia terhadap janji-janji-Nya. Janji Allah kepada Abraham, Ishak, Yakub direalisasikan kurang lebih 500 tahun kemudian, Tuhan berikan kepada umat Israel, Tuhan memberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka dari 12 suku Israel, kecuali Lewi, sebab yang menjadi bagian mereka adalah Tuhan dan milik pusaka mereka adalah sepersepuluh, sama halnya dengan kita saat ini, bagian kita adalah Tuhan, milik pusaka kita adalah ibadah dan pelayanan.

3.    Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan KASIH.
Kegunaan kasih:
-      Saling memperhatikan satu dengan yang lain.
-      Saling mendorong, berarti; rela berada di belakang supaya orang lain maju.
Berarti dibalik kemajuan rohani yang dicapai orang lain, juga kemajuan ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan. Tidak perlu kita menunjukkan diri hebat, tetapi biarlah kita berada di belakang untuk mendorong dalam kasih.
Jangan saling menjatuhkan, jangan menyukai kelemahan-kelemahan orang lain!

Ketekunan dalam 3 macam ibadah utama ini, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada ruangan suci, di mana di dalamnya terdapat 3 macam alat, antara lain:
1.    Meja roti sajian menunjuk pada ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab.
Kalau kita tekun dalam ibadah pendalaman alkitab, kita menjadi dewasa rohani, di mana kita menyajikan kebenaran firman di hadapan Tuhan dan di hadapan sesama.
Dan roti itu disajikan pada hari Sabat, menunjukkan bahwa kita senantiasa berhenti pada hari ketujuh lewat ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Kalau kita menyajikan kebenaran firman, itu karena kita mau berhenti pada hari ketujuh dan menguduskannya.
2.    Kaki dian emas/pelita emas menunjuk pada ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
Menjadi pelita, menjadi terang di atas muka bumi ini, menjadi kesaksian.
Wahyui 4: 5, tujuh obor yang menyala itulah ketujuh Roh Allah, artinya; menjadi terang.
Wahyu 5: 6, tujuh pelita itulah ketujuh mata Allah di seluruh bumi, artinya; menjadi terang dan kesaksian di tengah-tengah dunia ini.
Kalau kita tekun dalam Ibadah Raya Minggu, Tuhan semakin meneguhkan karunia-karunia Roh kudus.
3.    Mezbah dupa menunjuk pada ketekunan ibadah doa PENYEMBAHAN.
Di atas mezbah itu terdapat dupa, kemenyan yang dibakar, asapnya menggumpal tinggi, berbau harum di hadapan Allah = menjadi rumah doa bagi segala bangsa.
Sekalipun kita tidak memiliki menara yang tinggi untuk berdoa di situ, asal saja kita menjadi kehidupan doa, rumah doa, kita senantiasa membakar kemenyan sebagai persembahan yang berbau harum di hadapan Tuhan, itulah doa orang-orang kudus (Wahyu5:3, Wahyu 8:5).

Saya tandaskan malam hari ini; tekunlah dalam 3 macam ibadah utama, sebab itulah yang menyelamatkan jiwa.
Buktinya:
Wahyu 3: 10
(3:10) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Tuhan memberi jaminan kepada mereka yang tekun dalam 3 macam ibadah utama, di mana jaminan itu; Tuhan akan melindungi dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.
Oleh sebab itu, kalau kita menjalankan ibadah, jangan menjalankan ibadah dengan buatan tangan manusia, jangan menuruti perintah/aturan manusia, melainkan ibadah harus sesuai pola Kerajaan Sorga, tekun dalam 3 macam ibadah utama. Jangan lupakan ketekunan dalam 3 macam ibadah utama.
Ibrani 8: 5 mengatakan; ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga. Pola Tabernakel adalah gambaran dari Kerajaan Sorga.
Jadi, ibadah itu jangan buatan tangan manusia sehingga mengabaikan, melupakan ketekunan dalam 3 macam ibadah utama.
Sebutan ibadah yang lain silahkan diikuti, tetapi jangan lupakan ketekunan dalam 3 macam ibadah, itulah yang terutama.

Kita jangan mau dibodoh-bodohi oleh pelayanan-pelayanan bodoh yang tidak memakai tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah utama, supaya nanti Tuhan memberi perlindungan atas pencobaan yang akan datang atas dunia.
3 hukuman yang akan menimpa manusia sebagai cobaan atas dunia.
-      Yang pertama: 7 hukuman dari 7 meterai Allah yang dibuka (Wahyu 6).
Ini terjadi jikalau anak-anak Tuhan tidak tekun dalam Ibadah Raya Minggu.
Meterai Roh Kudus menolong hidup saya dan saudara, oleh sebab itu tekunlah dalam Ibadah Raya Minggu.
Mengapa 7 meterai itu menjadi hukuman? Karena Roh Kudus tidak termeterai.
Seandainya Roh Kudus termeterai, tekun dalam Ibadah Raya Minggu, maka terhindar dari 7 meterai sebagai hukuman yang pertama dari Tuhan.
-      Yang kedua: 7 hukuman dari 7 sangkakala yang akan diperdengarkan (Wahyu 9).
Sangkakala yang ditiup; semakin lama diperdengarkan akan semakin keras. Pemberitaan salib Kristus, keras karena sifatnya menyucikan.
Makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, tetapi susu untuk kerohanian yang masih kanak-kanak.
Tetapi kalau menolak firman yang keras 7 hukuman dari 7 sangkakala, itu akan menimpa bumi.
Oleh sebab itu, saya prihatin melihat banyak jiwa yang tidak paham tentang firman pengajaran mempelai, namun lebih prihatin lagi bagi mereka yang telah menerima  firman pengajaran mempelai (pemberitaan tentang salib Kristus), tetapi tidak hidup didalamnya.
Ibadah Pendalaman Alkitab adalah jaminan hidup kita.

-      Yang ketiga: 7 malapetaka dari 7 cawan murka Allah (Wahyu 16).
Setiap cawan murka Allah ada hukumannya. Kalau kita tidak tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan, tidak membakar kemenyan di dalam cawan emas yang ada di atas mezbah dupa, maka 7 cawan Allah sebagai murka Allah akan ditumpahkan.

Jangan abaikan firman yang kita terima malam hari ini, sebab tidak seorangpun dapat bertahan terhadap murka Allah yang akan terjadi.

Wahyu 6:16-17
(6:16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
(6:17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

Orang-orang yang mengabaikan untuk tekun dalam 3 macam ibadah utama, tidak dapat tahan terhadap penghukuman yang terjadi, sehingga mereka berkata;kepada gunung-gunung, kepada batu-batu karang; “runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia terhadap murka Anak Domba itu.”
Sekali lagi saya katakan; tidak ada seorangpun yang dapat bertahan.

Firman nubuatan jauh mengetahui keberadaan kita tentang hari esok, bukan suatu kebetulan kedatangan saudara pada malam hari ini, sebab Tuhan mau menyelamatkan kita dari hukuman pertama, kedua dan ketiga.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena Tuhan baik. Kita lebih berbahagia dari orang-orang yang berbahagia di luaran sana, karena kebahagiaan yang akan kita terima adalah kekal.

Selanjutnya mengenai kitab Wahyu;
-      Wahyu 1 menunjuk Tuhan memberikan Wahyu kepada Rasul Yohanes di pulau Patmos = firman Allah Anak = Yesus.
-      Wahyu 2-3 menunjuk Tuhan menyucikan 7 sidang jemaat di Asia kecil = Roh Kudus = Kristus.
-      Wahyu 4 menunjuk Tuhan menunjukkan Kerajaan Sorga kepada Rasul Yohanes = KASIH ALLAH BAPA = Tuhan.
-      Wahyu 5 menunjuk Anak Domba membuka ketujuh meterai = KASIH ALLAH BAPA = Tuhan.
Semua dinyatakan sebagai kemurahan Tuhan, lalu penghukuman  terjadi, dimulai dari  Wahyu pasal 6-16, kemudian Wahyu pasal 17 Tuhan menghakimi Babel, kota yang besar, di mana Babel kota besar itu dikuasai roh jahat dan roh najis.
Dan pada Wahyu pasal 18, rubuhlah menara Babel, kota yang besar itu, yang dibangun oleh Nimrod.
Wahyu pasal 19, perjamuan kawin Anak Domba/pesta kawin Anak Domba, di mana Mempelai perempuan (gereja Tuhan yang disempurnakan) bersanding dengan mempelai Lai-Laki Surga.
Wahyu pasal 20 menunjuk Kerajaan 1000 tahun damai.
Wahyu pasal 21 meunjuk Yerusalem yang baru.
Wahyu pasal 22 menunjuk Tuhan menunjukkan keadaan kerajaan Sorga, di mana mereka terus melayani Dia siang dan malam.

Terlalu lama kita menerima ajaran di luar pemberitaan firman tentang salib, dininabobokan dengan berkat-berkat lahiriah. Sekarang waktunya untuk menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus, firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Anak Domba, Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment