KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 15, 2014

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 SEPTEMBER 2014


MOHON MAAF KAMI MENERBITKAN ULANG IBADAH KAUM MUDA REMAJA, KARENA ADA BEBERAPA AYAT YANG HARUS DIPERBAIKI, MOHON DIMAKLUMI.

Tema:  STUDY YUSUF (Kejadian 37: 1-36, Kejadian 39)
(seri 81)                                         

Subtema: BENIH YANG DITANAM/DITABURKAN DI LADANG

Shalom!
Selamat selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang, kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan, dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah kaum muda remaja.

Kita kembali memperhatikan PRIBADI YUSUF pada kitab Kejadian 39.
Kejadian 39: 5
(39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHANmemberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Tuhan memberkati rumah Potifar karena Yusuf, sehingga berkat Tuhan ada atas segala milik Potifar, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Kita memperhatikan secara khusus; BERKAT baik yang DI RUMAH, maupun yang DI LADANG.
1 Korintus 3: 9
(3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Umat Tuhan, termasuk kehidupan muda remaja, kita semua adalah ladang Allah, juga bangunan Allah = bait Allah = rumah Tuhan.

Terlebih dahulu kita melihat mengenai LADANG ALLAH.
1 Korintus 3: 6
(3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Berbicara tentang ladang, tidak terlepas dari MENANAM dan MENYIRAM.

Keterangan: MENANAM
1 Korintus 15: 35-37
(15:35) Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
(15:36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
(15:37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.

Yang ditaburkan di tanah (ditanam) adalah biji gandum/biji yang lain yang telah mati.
Jadi, bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi yang ditaburkan adalah biji yang tidak berkulit.

Yohanes 12: 23-24
(12:23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Sekali lagi saya katakan; yang ditanam/ditaburkan di ladang adalah biji gandum yang telah mati.
Biji yang telah mati menunjuk pada pengalaman kematian.

Roma 6: 3-4
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Dibaptis dalam Kristus, berarti; telah dibaptis dalam kematian-Nya. Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.
Jadi, pengalaman kematian membawa kita untuk mengubur hidup yang lama.

Roma 6: 5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Jika kita telah menjadi satu dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan kebangkita-Nya.
Tidak mungkin kita satu dalam kematian-Nya, tetapi tidak satu dalam kebangkitan-Nya, itu berarti pengikutan kita menjadi sia-sia. Seperi yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus dalam 1 Korintus 15:14, 17-18…..”tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu…... Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu……. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.”

Roma 6: 7, 10
(6:7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
 (6:10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Siapa yang telah mati, ia telah dibebaskan dari segala dosa, sebab kematian Kristus adalah kematian terhadap dosa dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah di dalam kebenaran.

Praktek pengalaman kematian sehari-hari.
YANG PERTAMA.
Yohanes 12: 25-26
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
(12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Tidak mencintai dirinya = rela kehilangan nyawa, itu merupakan syarat untuk mengikuti dan mengiringi Tuhan selama hidup di dunia.

Lebih jauh kita melihat ...
Matius 10: 38-39
(10:38) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
(10:39) Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Menyangkal dirinya dan memikul salibnya = tidak mencintai nyawanya/rela kehilangan nyawanya, itu adalah syarat untuk melayani/mengikuti Tuhan.

Maksudnya di sini adalah ...
Matius 10: 34-36
(10:34) "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
(10:35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
(10:36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

Tuhan datang membawa pedang untuk mengadakan pemisahan antara anak laki-laki dengan bapanya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya.
Kesimpulannya; tidak kompromi dengan tabiat daging, tidak kompromi terhadap dosa yang ditimbulkan hawa nafsu dan keinginan daging, sekalipun yang melakukannya adalah orang-orang terdekat.
Itulah yang dimaksud dengan tidak mencintai dirinya dan rela kehilangan nyawanya.

Itu sebabnya yang menjadi musuh orang adalah orang-orang seisi rumahnya, sebab Tuhan mengadakan pemisahan.
Tetapi mereka yang menyangkal dirinya, berarti; masuk dalam pengalaman kematian; tidak kompromi terhadap dosa yang disebabkan oleh hawa nafsu dan keinginan daging, juga rela menjadi musuh orang-orang seisi rumahnya, namun tidak memusuhi.

Matius 10: 37
(10:37) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Mengikuti/melayani Tuhan, berarti; harus menyangkal diri dan memikul salib, dengan kata lain lebih mencintai Tuhan dari pada dirinya sendiri, termasuk orang-orang seisi rumahnya.

Praktek kematian sehari-hari.
YANG KEDUA.
Matius 16: 24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Kembali saya katakan ...
Syarat untuk melayani/mengikuti Tuhan:
1.    Menyangkal dirinya
Menyangkal segala sesuatu yang ada di dalam diri, termasuk anak, orang tua, menantu, mertua = menyangkal tabit daging.
2.    Memikul salibnya.
Berarti, setia memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas pundak masing-masing, baik tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maupun tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Dan perlu kita ketahui; salib setiap orang berbeda-beda, tidak sama.

Menyangkal diri dan memikul salib, maksudnya di sini ialah ...
Matius 16: 26
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Rela kehilangan seluruh dunia, tidak tertarik dengan segala perkara-perkara yang di dunia, yaitu;  kerajaan dunia serta kemegahan-kemegahannya = tidak menyembah berhala-berhala yang ada di dunia, berarti mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan tidak ada yang lain.

Matius 4: 8-10
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Tidak tertarik dengan kerajaan dunia dan segala kemegahannya adalah tanda bahwa ia hanya sujud menyembah kepada Tuhan, tidak berbakti/beribadah kepada berhala-berhala.

Matius 16: 21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Yesus memberitakan kematian-Nya kepada murid-murid, menunjukkan bahwa menyangkal diri dan memikul salibnya/ rela kehilangan nyawanya adalah ajaran Kristus, ajaran yang benar, yang patut kita terima, diluar itu adalah ajaran Iblis Setan.

Matius 16: 22-23
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Menolak untuk menyangkal diri dan memikul salibnya/menolak pengalaman kematian adalah ajaran setan.
Itu sebabnya dengan tegas Yesus segera mengusir ajaran setan yang diadopsi oleh Simon Petrus.

Dampak negatif menolak ajaran Kristus: menjadi batu sandungan = menghambat pembangunan tubuh Kristus, yaitu penyelamatan yang sedang dikerjakan Allah terhadap manusia.

Menolak pengalaman kematian menunjukkan bahwa Simon Petrus memikirkan apa yang dipikirkan manusia, bukan apa yang dipikirkan oleh Allah.
Pikiran Allah adalah untuk menyelamatkan manusia berdosa, seperti yang tertulis dalam Yohanes 3: 16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sedangkan pikiran manusia adalah memikirkan hal-hal yang dari daging, bukan memikirkan hal-hal yang dari roh, yaitu ibadah pelayanan, perkara-perkara rohani yang berasal dari atas/dari sorga.

Ciri-ciri orang yang kehilangan nyawanya/pengalaman kematian.
1 Korintus 15: 37
(15:37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.

Yang ditaburkan adalah biji tanaman yang telah mati, yaitu biji yang tidak berkulit.

2 Korintus 5: 21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita = Yesus telah dikuliti, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

2 Korintus 5: 18-19
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Kristus Yesus telah dikuliti, dengan jalan itulah dosa manusia diperdamaikan dengan Allah.
Selanjutnya Allah telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada Rasul Paulus, juga kepada saya dan saudara, mempercayakan berita pendamaian = suasana kebangkitan.

2 Korintus 5: 20
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Setelah kita menerima berita pendamaian yaitu nasihat firman Tuhan dengan perantaraan hamba-hamba Tuhan sebagai utusan Kristus, selanjutnya biarlah kita memberi diri diperdamaikan dengan Allah, diawali dengan berdamai dengan sesama.

Ibrani 4: 14-15
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
(4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Sebagai Imam Besar, Ia telah melakukan tugasnya, yaitu tugas pendamaian, memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib, dan sebagai Imam Besar, di mana Ia turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, hanya saja Ia tidak berbuat dosa ketika Ia dicobai.

Ibrani 4: 16
(4:16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Oleh sebab itu, marilah kita dengan penuh keberanian untuk menghampiri takhta kasih karunia, yaitu ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, sebagai tanda bahwa kita telah diperdamaikan dengan Allah oleh salib Kristus, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Rahmat = segala kebaikan-kebaikan Tuhan. Kasih Karunia = kemurahan hati Tuhan = yang tidak layak menjadi layak.

Ketika Yesus memperdamaikan dosa, terlihat 2 hal;
1.    Galatia 3: 12-13
(3:12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
(3:13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab Ia telah digantung pada kayu salib.

Yesus Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat.
Hukum Taurat itu tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Ciri-ciri orang yang hidup di bawah hukum Taurat; beribadah secara lahiriah = berpegang teguh pada adat istiadat.
Berada di bawah hukum Taurat = tidak berada di bawah hukum kasih karunia.

2.    Filipi 3: 8-10
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Rasul Paulus menghendaki 2 hal, yaitu;
-      Mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya.
-      Persekutuan dalam penderitaannya untuk menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.

Kesimpulannya; Rasul Paulus tidak menghendaki hal-hal yang lain, antara lain ...
Filipi 3: 4-6
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
(3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.

Ada 8 perkara yang menjadi kelebihan-kelebihan Rasul Paulus, sebelum ia menerima jabatan rasul, namun ia tidak bermegah atas itu semua, ia tidak bermegah pada hal-hal yang bersifat lahiriah.
-      Disunat pada hari kedelapan
-      Bangsa Israel
-      Dari suku Benyamin
-      Orang Ibrani asli
-      Tentang pendirian tentang hukum Taurat, Rasul Paulus adalah orang farisi
-      Tentang kegiatan, dia adalah penganiaya
-      Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, ia tidak bercacat
Secara logika, itu semua merupakan kemuliaan, keagungan manusia lahiriah/duniawi.

Filipi 3: 7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi dia, ia menganggap itu adalah kerugian karena pengenalannya akan Kristus, ia melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, dengan tujuan supaya ia memperoleh Kristus.

Filipi 3: 9
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Rasul Paulus menyadari dirinya, bahwa ia hidup oleh karena iman, dibenarkan oleh karena iman, bukan atas dasar usaha sendiri, melainkan oleh karena kepercayaannya kepada Kristus.

Filipi 3: 11
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Rasul Paulus merindukan kebangkitan dari antara orang mati = satu di dalam kebangkitan Kristus, inilah misi dan visi Rasul Paulus di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan = memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan.

Yohanes 12: 24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Kuasa kebangkitan menjadikan kita menghasilkan banyak buah yang dapat dicicipi dan dinikmati oleh Tuhan lewat ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, seperti pribadi rasul Paulus.

Hakim-hakim 12: 2-3
(12:2) Tetapi jawab Yefta kepada mereka: "Aku dan rakyatku telah terlibat dalam peperangan yang hebat dengan bani Amon; lalu aku memanggil kamu, tetapi kamu tidak datang menyelamatkan aku dari tangan mereka.
(12:3) Ketika kulihat, bahwa tidak ada yang datang menyelamatkan aku, maka aku mempertaruhkan nyawaku dan aku pergi melawan bani Amon itu, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tanganku. Mengapa pada hari ini kamu mendatangi aku untuk berperang melawan aku?"

Yefta dan orang-orang yang bersama dengan dia rela mempertaruhkan nyawanya, rela kehilangan nyawanya ketika melawan bani Amon = masuk dalam pengalaman kematian, berarti; menjadi biji gandum yang telah mati dan dikuliti.

Efraim tidak ikut serta bersama-sama dengan Yefta untuk memerangi bani Amon, berarti tidak turut mempertaruhkan nyawa mereka = tidak masuk dalam pengalaman kematian.

Hakim-hakim 12: 4-6
(12:4) Kemudian Yefta mengumpulkan semua orang Gilead, lalu mereka berperang melawan suku Efraim. Dan orang-orang Gilead mengalahkan suku Efraim itu. Sebab orang-orang itu mengatakan: "Kamulah orang-orang yang telah lari dari suku Efraim!" -- kaum Gilead itu ada di tengah-tengah suku Efraim dan suku Manasye --.
(12:5) Untuk menghadapi suku Efraim itu, maka orang Gilead menduduki tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan. Apabila dari suku Efraim ada yang lari dan berkata: "Biarkanlah aku menyeberang," maka orang Gilead berkata kepadanya: "Orang Efraimkah engkau?" Dan jika ia menjawab: "Bukan,"
(12:6) maka mereka berkata kepadanya: "Coba katakan dahulu: syibolet." Jika ia berkata: sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan itu. Pada waktu itu tewaslah dari suku Efraim empat puluh dua ribu orang.

Akhirnya, Yefta dan orang-orang Gilead berperang melawan orang-orang Efraim.
Banyak dari antara orang Efraim yang mati terbunuh, karena tidak dapat mengatakan syibolet dengan tepat.
Syibolet, artinya; biji gandum yang telah mati dan yang telah dikuliti.
Sibolet artinya; tumbuh-tumbuhan yang masih hidup.

Kejadian 1: 11
(1:11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
Kerinduan Tuhan adalah supaya ladang/tanah menumbuhkan;
-      Tunas-tunas muda, gambaran dari kehidupan yang lemah lembut dan rendah hati
-      Tumbuh-tumbuhan yang berbiji à firman Allah, sebagai kebenaran
-   Segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji à kehidupan yang memiliki buah-buah Roh Kudus
Sehingga dengan demikian ada tumbuh-tumbuhan di bumi = ada kelangsungan hidup, sebagai tanda pemeliharaan dari Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment