KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 30, 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 ARPIL 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 APRIL 2015

TemaDARI KITAB KOLOSE
          (Seri 40)

Subtema:  MENJADI AHLI WARIS

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus, karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam hari ini.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan  dari surat yang dikirim Rasul Paulus untuk jemaat di Kolose. 
Kolose 1: 20
(1:20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Oleh darah salib Kristus (korban Kristus), Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di sorga, maupun yang ada di bumi.

Efesus 1: 10
(1:10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Dipersatukan dalam Kristus, baik yang di sorga maupun yang di bumi, sebab Yesus Kristus adalah pengantara antara Allah dengan manusia, Ia adalah Imam Besar yang tugasnya memperdamaikan dosa manusia kepada Allah dengan darah-Nya sendiri.

Efesus 1: 11
(1:11) Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya --

Sehingga di dalam Kristus kita mendapat bagian yang dijanjikan sesuai dengan apa yang ditentukan Allah dari sejak semula.
Dalam 1 Yohanes 2: 2, Ia adalah pendamaian untuk seluruh dosa dunia, sehingga dengan demikian, kita mendapat bagian dari apa yang dijanjikan Allah di dalam Kristus Yesus.

Mari kita perhatikan lebih jauh....
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Bangsa kafir yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus.
Yang dimaksud UKURAN JAUH adalah: orang yang bukan Yahudi secara lahiriah dan tak bersunat secara lahiriah.
Pendeknya; tanpa Kristus berarti tanpa pengharapan (tanpa Allah di dalam dunia).
Tanpa pengharapan à tulang-tulang kering, suatu saat nanti akan terhilang dan lenyap (Yehezkiel 37: 11)

Pertanyaannya: APA MAKSUDNYA TANPA KRISTUS?
Artinya; tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dari ketentuan-ketentuan yang dijanjikan Allah dari sejak semula.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur, kita memiliki pengantara, Yesus Kristus, oleh darah salib Kristus, kita diperdamaikan dengan Allah Bapa, segala sesuatu dipersatukan di dalam diri-Nya baik yang ada di sorga maupun yang ada di bumi.
Kita adalah bangsa kafir, orang yang tidak bersunat, bukan merupakan bangsa Israel secara lahiriah, tetapi yang dahulu jauh menjadi dekat, oleh darah salib Kristus.

Mari kita lihat; SUATU GAMBARAN/KIASAN yang berkaitan dengan hal di atas.
Galatia 4: 28-31
(4:28) Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.
(4:29) Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini.
(4:30) Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu."
(4:31) Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.

Tidak menjadi ahli waris, itulah anak dari hamba perempuan karena diperanakkan menurut daging. Inilah bangsa kafir, orang-orang yang jauh dari Allah, tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tidak menjadi ahli waris.

Galatia 4: 23-24
(4:23) Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji.
(4:24) Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar --

Anak yang lahir dari perempuan hamba diperanakkan menurut daging.
Kesimpulannya; hidup menurut daging adalah hamba dosa. Dalam Galatia 5: 19-21 terdapat 15 tabiat daging, dengan menuruti 15 tabiat daging berarti menjadi hamba dosa.

1 Korintus 15: 50
(15:50) Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

Daging & darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah, sebab daging & darah suatu saat nanti akan dibinasakan = tidak mendapat ketentuan-ketentuan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan Allah dari sejak semula.

Galatia 4: 24-25
(4:24) Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar –
(4:25) Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab -- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.

Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab = Yerusalem yang sekarang, gambaran dari manusia lahiriah/daging.
Orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging akan menjadi hamba dosa, itulah manusia duniawi yang menjalankan hidup secara lahiriah.

Galatia 4: 1-2
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
(4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.

Seorang hamba dosa (karena diperanakkan menurut daging) berarti belum akil balig = tidak layak menjadi ahli waris, tidak layak menjadi warga Kerajaan Sorga dan tidak layak menerima semua janji-janji Allah.
Belum akil balig, arti rohaninya; belum dewasa rohani.

1 Korintus 3: 1-3
(3:1) Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
(3:2) Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

Kerohanian yang belum dewasa adalah gambaran dari manusia duniawi dan hidup secara manusiawi.
Kerugian bila belum akil balig/belum dewasa secara rohani: tidak mampu menerima makanan keras, itulah pemberitaan firman tentang salib Kristus, yang bersifat teguran, hajaran, didikan, sehingga orang yang semacam ini memiliki sifat iri hati, perselisihan, persungutan, dan sebagainya.
Kiranya, kalau ada di antara kita yang ditegur oleh firman, jangan ada persungutan ataupun pemberontakan, supaya tidak ada iri hati dan perselisihan.
Selama seseorang belum akil balig, ia tidak berhak menjadi pewaris Kerajaan Sorga, tidak mendapat bagian dari apa yang dijanjikan oleh Allah, sekalipun kita beribadah melayani Tuhan. Ukurannya bukanlah apa yang kita persembahkan, bukan apa yang kita korbankan, melainkan seseorang harus akil balig; harus dewasa rohani supaya jangan ada selisih (perbedaan-perbedaan dalam pikiran, dalam memberi pendapat).

Seseorang yang belum akil balig lebih menyukai susu. Susu à pemberitaan firman tentang asas-asas pokok dari ajaran tentang Kristus yaitu; hanya sebatas percaya, bertobat, kemudian di tengah-tengah itu adalah mujizat semata.
Tetapi orang yang dewasa rohani tidak lagi memerlukan susu, melainkan makanan keras itulah; teguran dan hajaran, yaitu; didikan dari Tuhan.

Dampak negatif belum akil balig.
Galatia 4: 3
(4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.

Selama seseorang belum akil balig (dewasa rohani), maka ia takluk juga kepada roh-roh dunia.

Kolose 2: 20-22
(2:20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia:
(2:21) jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;
(2:22) semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.

Takluk kepada roh-roh dunia berarti tunduk kepada perintah-perintah, aturan-aturan secara duniawi, tetapi tidak takluk, tidak taat kepada ajaran yang benar, itulah firman Allah.
= manusia daging memikirkan hal-hal yang dari daging, sebaliknya manusia Roh memikirkan hal-hal yang berasal dari Roh, itulah perkara di atas, perkara rohani, yaitu; segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah & pelayanan.

Lebih jauh kita melihat; ROH-ROH DUNIAWI.
Matius 15: 2-5
(15:2) "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."
(15:3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
(15:4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.
(15:5) Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah,

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, mereka takluk/tunduk kepada roh-roh duniawi, yaitu tetap berpegang pada adat istiadat nenek moyang, salah satunya; sebelum makan mencuci tangan, tetapi mereka tidak taat/takluk pada ajaran yang benar, sehingga mereka menjadi seteru dari firman Allah.
Hanya demi adat istiadat mereka tidak menghormati orang tua, tentu ini tidaklah benar, karena melanggar hukum yang kelima.

Saya tidak menyalahkan adat-adat yang ada di atas muka bumi, termasuk adat orang batak, tetapi jangan sampai karena adat istiadat kita melanggar firman Tuhan. Banyak orang batak melanggar aturan-aturan dari Tuhan /  tidak takluk pada aturan Tuhan (firman Allah) hanya karena adat istiadat.

Markus 7: 2-8
(7:2) Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
(7:3) Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
(7:4) dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
(7:5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
(7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(7:7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
(7:8) Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Kalau takluk kepada roh-roh dunia, lebih menuruti aturan-aturan dunia dari pada firman Allah, sama seperti orang yang memuliakan Allah dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Tuhan.
Ibadah yang seperti ini adalah ibadah yang sia-sia, sebab ajaran yang mereka ajarkan adalah perintah manusia, dan oleh karena perintah manusia, mereka mengabaikan perintah Allah.
Lihat saja orang yang berpegang teguh pada adat istiadat; akan lebih mengutamakan aturan-aturan (ruhut-ruhut) yang ada dalam adat istiadatnya, dari pada berpegang pada firman Allah (aturan dari sorga).
Sehingga kalau kita perhatikan, mereka menjalankan ibadahnya secara lahiriah (liturgis), sehingga hati mereka jauh dari Tuhan, dengan bukti; ketika harus diselidiki, dikoreksi oleh firman Tuhan (penyucian terhadap dosa), mereka bersungut-sungut.

Kolose 2: 23
(2:23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

Kalau menjalankan ibadah lahiriah, ibadah buatan sendiri, terlihat penuh hikmat karena seperti merendahkan diri, menyiksa diri namun tidak ada gunanya, selain untuk memuaskan manusia duniawi saja.
Apalah artinya kita menjalankan ibadah yang sia-sia, kalau hanya memuaskan hawa nafsu duniawi.
Oleh sebab itu, saya berkali-kali melihat ibadah yang dijalankan secara lahiriah, saya mau sering menangis dan hati saya hancur, tetapi bagi saya itu adalah kebiasaan. Tetapi biarlah di dalam kandang penggembalaan ini, kita menjalankan ibadah sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan Tuhan.
Kalau sidang jemaat bersungut-sungut ketika ditegor oleh firman Tuhan maka timbul suatu pertanyaan, untuk apa kita beribadah dan untuk apa menerima dan mendengar firman Tuhan.
Satu kali saya mengikuti ibadah natal Banten Barat, selama ibadah berlangsung, ada yang jalan sana jalan sini dengan alasan ini dan itu, buat saya itu tidak ada artinya, seharusnya apa yang harus dipersiapkan, dipersiapkan sebelum ibadah dimulai/berlangsung.

Galatia 4: 21-22
(4:21) Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat?
(4:22) Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?

Menjalankan ibadah secara lahiriah karena menuruti perintah duniawi demi adat istiadat, menunjukkan bahwa mereka berada & hidup di bawah hukum Taurat.
Hidup di bawah hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata = kejahatan dibalas kejahatan = kasih tidak sempurna; mengasihi sesama tetapi membenci musuh.
Dan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat; bibir/mulut memuji memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan.

Dalam Ibrani 10, Tuhan tidak berkenan kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa, sekalipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. Itu sebabnya Yesus datang dalam gulungan kitab untuk menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, sebab hukum Taurat tidak sempurna adanya.

Roma 4: 14-15
(4:14) Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
(4:15) Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.

Tidak ada pengharapan kalau seseorang hidup di bawah hukum Taurat. Justru hukum Taurat itu membangkitkan murka Allah, sebaliknya kalau tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada pelanggaran.
Kesimpulannya; hukum Taurat merangsang dosa + membangkitkan murka Allah.

Yehezkiel 37: 1-2, 11
(37:1) Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang.
(37:2) Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.
(37:11) Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.

Tulang kering à kehidupan tanpa Kristus, tanpa pengharapan, suatu saat nanti akan lenyap dan binasa.

Jalan keluarnya.
Efesus 1: 7
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

Oleh darah salib Kristus, kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, semua karena kekayaan kasih karunia / limpah kasih karunia yang kita rasakan.

Lebih meningkat lagi ...
Roma 5: 8-9
(5:8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
(5:9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

Karena darah salib Kristus, kita telah dibenarkan sampai akhirnya kita pasti diselamatkan dari murka Allah.
Tidak tersembunyi kuasa Allah kalau kita mau tinggikan korban Kristus; kita ditebus, diampuni, dibenarkan sampai diselamatkan, sebab di dalam Dia, segala sesuatu telah dipersatukan, supaya kita berhak menerima janji Allah, supaya kita berhak menjadi warga Kerajaan Sorga. Sebab apa artinya kita beribadah melayani kalau akhirnya kita tidak menjadi warga Kerajaan Sorga? Tentu itu adalah kerugian besar.
Semakin kita tinggikan korban, maka kita akan dibenarkan dan diselamatkan, diawali dengan ditebus dan diampuni.

Sekarang pertanyaannya; SIAPAKAH MEREKA YANG MENINGGIKAN KORBAN KRISTUS?
Galatia 4: 26-29
(4:26) Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.
(4:27) Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."
(4:28) Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.
(4:29) Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini.

Ishak adalah anak janji yang dilahirkan dari perempuan merdeka, itulah Sara, gambaran dari Yerusalem sorgawi, artinya; hidup menurut Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh, itulah perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani yang berkaitan dengan ibadah pelayanan dalam satu kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Ishak adalah anak janji, berarti; menjadi ahli waris Kerajaan Sorga.

Sesungguhnya disini dikatakan; “Yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh” = teraniaya berarti; meninggikan korban Kristus, sama artinya diperdamaikan oleh darah salib Kristus.
Orang yang meninggikan salib Kristus adalah orang yang telah ditentukan dalam Kristus Yesus, menerima janji-janji Allah, berhak menjadi ahli waris, itulah yang Tuhan inginkan.
Jadilah pendamaian di tengah-tengah ibadah pelayanan, di manapun kita berada; memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, berarti menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

2 Tesalonika 1: 4-5
(1:4) sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:
(1:5) suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.

Kalau kita harus menanggung penderitaan, itulah sengsara salib, maka layak menjadi warga Kerajaan Sorga, tetapi orang yang melepaskan diri dari sengsara salib, tidak layak untuk mendapat bagian dari apa yang dijanjikan Allah, dari sejak semula.
Perlu diketahui; dibalik salib ada kemuliaan yang tersedia.
Kalau karena teguran akhirnya bersungut-sungut, lalu bagaimana kita mendapat bagian dari apa yang dijanjikan Allah?

Filipi 3: 20
(3:20) Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

Kewargaan kita adalah di dalam sorga, dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, itulah Yerusalem sorgawi, dari situ kita menantikan Yesus datang.
Warga kerajaan surga menunjuk kepada orang yang diperanakan menurut Roh, setia memikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment