KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, November 22, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 NOVEMBER 2015


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 NOVEMBER 2015

“KITAB MALEAKHI”

Subtema : PERBUATAN KASIH DARI DOMBA-DOMBA

Shalom…!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Kalimat yang mengatakan: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang” Ini menunjuk kedatangan Yesus Kristus pada kali yang kedua.

Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7)Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Pada saat Yesus datang pada kali yang kedua, maka Ia akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Keterangan: TAMPIL SEBAGAI RAJA.
Matius 25:31
(25:31)"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

Perhatikan kalimat yang mengatakan; “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya” = tampil sebagai Raja à Penghakiman terkahir.

Matius 25:32
(25:32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,

Lalu semua bangsa dikumpulkan dihadapan-Nya untuk mengadakan pemisahan, seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

Berbicara domba berarti berbicara tentang dua hal, yaitu:
Yang pertama: “Tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala.”
Keadaan bila domba-domba tergembala, dilihat dari Yohanes 10:2-4:
a.   Mendengar suara gembala = dengar-dengaran.
Dengar-dengaran itu di mulai dari bapa jasmani, meningkat kepada bapa rohani dan yang terakhir kepada Bapa di Sorga.
Kalau dengar-dengaran berarti; tidak mendengar suara asing, itulah suara daging dan suara Setan.

Keuntungan kalau dengar-dengaran;

-     Gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut nama” = dikenal = tertulis dalam kehidupan Anak Domba = terdaftar dalam kerajaan sorga.
Saudaraku, pekerjaan kita sekarang adalah bagaimana caranya supaya dosa kejahatan dan dosa kenajisan dihapus dari segala kitab-kitab, supaya nama ditulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba = terdaftar di sorga.

Saya sebagai gembala rindu untuk mengenal kawanan domba dalam kandang penggembalaan ini. Jangan sampai dalam kandang penggembalaan ini, saat beribadah dan melayani seperti malaikat, baik perkataan dan perbuatan, tetapi di luar tidak seperti malaikat, masih ada rasa terhadap daging, masih mendengar suara Setan itulah roh jahat dan roh najis.

-     “Menuntunnya keluar.”
Jadi domba-domba tidak hanya berada dalam kandang penggembalaan, tetapi harus dituntun keluar.
Tujuannya; supaya terwujud persekutuan tubuh Kristus.
Tubuh terdiri dari banyak anggota ada tangan, kaki, mata, hidung, mulut dan lain sebagainya, tetapi kalau kita dituntun keluar, maka akan terwujud pembangunan tubuh Kristus, jadi tidak boleh di dalam saja, tidak boleh menggemukkan diri.

Oleh sebab itu, dengan segala jerih payah kita membawa Firman Pengajaran Mempelai ini keluar, sudah di mulai dari media cetak / majalah kemudian media electronic, via internet, sudah diupayakan. Dan sudah banyak anak-anak Tuhan dalam dan luar negeri mengikuti firman penggembalan dari GPT “Betania” Serang dan Cilegon.

Tanggal 28 Desemeber 2015 jika Tuhan ijinkan, kita dipercayakan untuk melayani 50 hamba Tuhan berarti 50 gereja di Binjai. Kalau kita keluar berarti terwujud persekutuan tubuh Kristus, di mulai dari antar penggembalaan, antar gereja / antar denominasi, sampai nanti bangsa kafir bersatu dengan bangsa Israel, bersifat international.
Itu sebabnya dalam Wahyu 19:6-9 semua bangsa berdiri dihadapan-Nya dari empat penjuru bumi dan bunyinya seperti desau air bah katanya; “Haleluyah” itu bukti bahwa terwujudnya pembangunan tubuh Kristus / kesatuan tubuh Kristus.
Kalau tidak terbentuk kesatuan tubuh Kristus, terlihat dari suara yang keluar dari mulut; orang yang satu bilang A yang lain bilang B, itu tanda tidak terwujud kesatuan tubuh Kritus.
Kalau Tuhan percayakan saya membawa firman pengajaran ini ke Medan, maka kita juga harus satu suara. Satu suara berarti; sehati sepikir, sepenanggung, sependeritaan.

b.   Mengikuti gembala.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kemana saja kita dibawa ikuti saja. Hari – hari ini adalah kegerakan Roh Kudus hujan akhir, jangan keraskan hati.

Alasan mengikuti gembala:
Yohanes 10:4
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

“Domba-domba mengenal suara gembala” suara asing tidak dikenal domba-domba.
Kita mengenal suara firman penggembalaan yang akan membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Kalau suara asing tidak kita kenal karena arahnya tidak jelas, kalau Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel kita kenal, membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan. Sama halnya seperti Yesus berkata kepada binatang, itulah nabi-nabi palsu, pada akhirnya tidak dikenal…(Matius 7:21-23).


berbicara domba, berarti berbicara tentang dua hal, yaitu;
Yang kedua: Ibadah dan pelayanan, sebab domba-domba disebut dengan domba sembelihan…(Mazmur 51:19). Domba semebelihan = mempersembahkan korban, inilah tugas dari pada imam-imam.

1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Tugas imamat rajani adalah: Untuk mempersembahkan persembahan rohani = melayani Tuhan di dalam kekudusan. Inilah alasan Sang Raja sehingga domba-domba dipisahkan dari kambing.
Kita bersyukur kepada Tuhan sehingga kita mengerti kenapa Sang Raja memisahkan domba-domba dari kambing.

Saudaraku, kalau tergembala maka domba-domba bukan saja terpisah dari tabiat kambing tetapi juga terpisah dari, antara lain;
-     Dunia dengan segala arusnya yang menyeret dan menenggelamkan kerohanian anak-anak Tuhan sampai akhirnya mengalami kematian rohani.
Untuk kesekian kali saya sampaikan; andai kata saya tidak tergembala dengan baik dihadapan Tuhan saya sudah terseret oleh dunia dengan segala arus pengaruhnya. Jangan coba-coba, jangan main-main terhadap dunia, di dalam dunia hanya ada; keinginan mata, keinginan daging dan segala  keangkuhan hidup. Dunia berlomba-lomba untuk menyombongkan diri bukan berlomba-lomba untuk merendahkan diri.
-     Daging dengan segala hawa nafus dan keinginannya.
     Ada 15 tabiat daging dalam Galatia 5:19-21.
-     Terpisah dari Setan yaitu; roh jahat dan roh najis, sehingga dengan demikian terlepas dari penindasan, sebab seseorang akan tertindas oleh dosa kejahatan dan kenajisan.

Bandingkan dengan kambing, tabiatnya antara lain:
-     Menanduk gembala = memberontak = dikuasai roh pendurhakaan.
-     Liar, tidak tergembala.
-     Bersuara (mengembek) = hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
-     Menginjak – injak rumput makanannya = tidak menghargai firman penggembalaan.
Jangan pertahankan tabiat ini, tidak baik, merugikan kerohanian saudara, merugikan orang-orang yang ada disekitar saudara dan penggembalaan ini, merugikan segala sesuatu.
Malam ini tidak ada kesempatan untuk membicarakan mengenai kambing lebih jauh, selain membicarakan tentang domba-domba.

Matius 25:33
(25:33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

Selanjutnya, sang Raja menempatkan domba-domba disebelah kanan-Nya, sedangkan kambing-kambing disebelah kiri-Nya.
Kanan artinya;
-     Mengalami penyucian dosa (Ibrani 10:3).
-     Berada dalam kesempurnaan seperti Abraham memilih tanah Kanaan (Kejadian 13:11-13).
-     Dibela dan diberkati oleh Tuhan.

Mari kita lihat pembelaan dan berkat yang diterima itu..
Matius 25:34
(25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Menerima kerajaan sorga yang telah disediakan bagi domba-domba, sejak dunia dijadikan.

Kejadian 2:8
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Kata “selanjutnya” menunjukkan setelah Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya (Kejadian 1:1-31).
Kemudian, setelah Tuhan menjadikan langit dan bumi dengan firman-Nya, maka Tuhan membuat taman di Eden di sebelah Timur dan di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuknya itu, untuk menikmati berkat-berkat Tuhan.

Kejadian 2:9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Manusia yang dibentuknya itu selanjutnya menikmati pohon dari bumi, antara lain:
Pertama: “Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya” = zaman Allah Roh kudus.
Arti rohaninya; dengan bebas Roh Kudus berkarya dalam kehidupan seseorang = Roh Kudus mengurapi.
Tabiat Roh Kudus: (1) Menolong, (2) Menyertai, (3) Menghibur, (4) Mengajarkan, (5) Mengingatkan, (6) Menginsafkan, (7) Mempimpin dalam seluruh kebenaran.

Kedua: “Menikmati buah pohon kehidupan” = zaman Allah anak.
Artinya; dengan bebas firman Allah menggarap, mengerjakan hati kita.

Ketiga: “Buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” = zaman taurat.
Zaman Taurat; mengerti yang baik tetapi juga mengerti yang jahat, sehingga tidak sempurna di dalam perbuatan kebenaran dan tidak sempurna di dalam perbuatan kasih.
Saudaraku, kalau bekerja jangan setengah-setengah, kalau setengah-setengah berarti berada di bawah hukum Taurat; tidak sempurna dalam kebenaran dan tidak sempurna dalam perbuatan kasih.

Kejadian 2:15-17
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

“Semua pohon dalam taman Eden boleh dimakan buahnya denan bebas” antara lain; dengan bebas Roh Kudus menguasai seseorang, kemudian dengan bebas firman Allah menggarap dan mengerjakan hati kita. Sebaliknya, “buah pengetahuan tentang yang baik dan jahat jangan di makan buahnya”, supaya tidak berada di bawah hukum Taurat. Jangan berada di bawah hukum Taurat supaya kita sempurna di dalam perbuatan-perbuatan kasih dan perbuatan baik, dan ini harus dipelihara dan diusahakan, karena manusia dibentuk tujuannya hanya untuk mengusahakan dan memlihara taman Eden.
Inilah berkat yang diterima oleh domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan-Nya, harus dipelihara dan diusahakan, seperti memelihara dan menjaga taman hati kita, sebab dari sanalah terpancar kehidupan itu.

Praktek untuk menjadi domba-domba secara nyata di dalam hidup.
Matius 25:35-36
(25:35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
(25:36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

Domba-domba melakukan enam perbuatan kasih, antara lain;
- “Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan” = memberi makan orang yang lapar.
- “Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum” = memberi minum orang yang haus.
- “Ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan” = memberi tumpangan kepada orang asing.
- “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian” = memberi pakaian kepada orang telanjang.
- “Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku” = memperhatikan orang sakit.
- “Ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” = mengunjungi orang yang ketika berada di    penjara.
Inilah perbuatan kasih itu dan semua perbuatan kasih ini diakui oleh sang Raja, jadi bukan diakui dihadapan manusia saja, sebab ketika kita mengasihi Tuhan, berarti kita juga mampu mengasihi sesama.
Seringkali perbuatan kasih, perbuatan baik yang kita lakukan, semua itu supaya dilihat manusia, dalam hal ini Tuhan tidak akan akui, berarti kita dapat simpulkan; domba-domba di sebelah kanan ini seperti tangan kanan memberi tetapi tangan kiri tidak melihat, maka Tuhan yang berada di tempat tersembunyi membalaskannya terhadap domba-domba. Itu sebabnya sang Raja tidak ragu-ragu dan berkata kepada domba-domba itu terimalah kerjaan sorga yang telah ada sebelum dunia dijadikan. Biarlah segala perbuatan kasih itu diakui oleh Sang Raja, bukan untuk diakui manusia.

Kita melayani Tuhan, mempersembahkan waktu, tenaga, bahkan materi sekalipun hanya untuk Tuhan, jangan gunakan trik dan intrik,  seolah-olah memperhatikan pekerjaan Tuhan, padahal tidak, kalau ada yang seperti itu minta ampun, biar Sang Raja saja yang mengakui, tidak perlu kita pamer.
Saya tidak bosan mengatakan; berkali–kali saya melakukan sesuatu yang tidak diketahui sidang jemaat dan seringkali saya memberi dari kekurangan sekalipun ia bukan anggota jemaat, saya tetap perhatikan, apalagi kalau sidang jemaat.

Matius 25:37-39
(25:37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
(25:38)  Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
(25:39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

Enam perbuatan kasih dibagi menjadi tiga bagian.
Pertama: “Memberi makan dan minum orang yang lapar dan haus” = kebenaran.
Kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib Kristus di luar salib tidak ada lagi = tabiat Anak Allah.

Kedua: “Memberi tumpangan kepada orang asing dan memberi pakaian kepada orang yang telanjang” =  kasih, tabiat dari Allah Bapa.
Saudaraku, kiranya ketika kita mengasihi Tuhan dan sesama itu menjadi tabiat, jadi bukan karena ikut-ikutan, bukan untuk pamer-pamer.

Ketiga: “Mengunjungi orang yang sakit dan orang yang berada dalam penjara” = pekerjaan Roh Kudus.
Saudaraku, orang yang sakit dikunjungi pasti senang, juga orang yang terpenjara / terbelenggu dalam dosa kalau dikunjungi pasti senang, berada di dalam penjara berarti; tidak bebas, terpenjara, terbelenggu dalam dosa, mengunjungi itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
Biarlah pekerjaan Roh Kudus ini menjadi tabiat, kebiasaan kita, yang tidak perlu dipamerkan kepada orang lain.
Kebenaran harusnya menjadi tabiat, kasih juga harus menjadi tabiat, pekerjaan Roh Kudus juga harus menjadi tabiat = kebiasaan baik.

Matius 25:42
(25:42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;

Domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan itu melakukan enam perbuatan kasih kepada salah seorang yang paling hina / paling lemah.
Pertanyaannya: Siapakah orang yang paling hina/yang paling lemah itu?
Yesaya 53:2-3
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

Hamba Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan rela menderita.
Jadi salah seorang yang paling hina adalah hamba Tuhan, bukan orang miskin di luaran sana, bukan orang yang menderita karena kesalahan, jangan salah mengerti.

Yang sudah tergembala 10 tahun lebih, 7 tahun lebih, 5 tahun lebih, saya kira tidak salah saya mengatakan; bukan satu dua kali saya harus menanggung pemberontakan ketika sudara dikoreksi, beratus-ratus kali saya tanggung, baik pemberontakan secara langsung, baik sikap perbuatan dihati dan pikiran.
Sekalipun demikain, saya harus tetap sabar dengan segala pengajaran, dan akhirnya tertolong dan lepas dari segala tabiat daging, terlepas dari segala kekerasan, emosi, amarah karena dikoreksi, terlepas dari persungutan dan kebodohan. Namun sekalipun demikian, belum sebanding dengan apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Bahkan karena kenajisanmu juga saya menderita. Kalau mengerti apa yang saya sampaikan ini, malam ini engkau harus menangis.
Jangan merasa diri sudah berkorban, sebab kalau diukur, dengan segala apa yang telah kita perbuat itu belum ada apa-apanya dihadapan Tuhan. Sebab itu; kebenaran, kasih dan Roh Kudus harus menjadi tabiat.

Hamba Tuhan yang menderita:
Pertama: “Ia dihina.”
Dalam hal ini berarti…
-  Dihindari orang” berarti ditolak, tidak diakui. Kalau dihindari, ditolak itu sakit.
-  Seorang yang penuh kesengsaraan.”
-  Biasa menderita kesakitan”= orang yang sabar.

Kedua: “Ia sangat dihina.”
Dalam hal ini berarti…
- “Orang menutup muka terhadap dia”, berarti dianggap kecil.
- “Tidak masuk hitungan.”
Bayangkan, sebagai seorang hamba Tuhan Dia telah melayani Bapa disorga, melakukan kehendak Allah Bapa, menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa yang mengutus Dia, tetapi tetap saja orang menutup muka terhadap Dia. Kebenaran, kasih, Roh Kudus sudah menjadi tabiat-Nya, tetapi di sini kita lihat; “orang menutup muka terhadap Dia”, kemudian tidak masuk hitungan.
Andai saja ada perbuatan baik dari orang lain, niscaya pasti kita mengucapkan terimakasih. Tetapi, ini bukan saja perbuatan baik bahkan lebih dari perbuatan baik.

Lukas 22:24-26
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25)Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Orang yang melayani ukuran dunia.
-     "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka”
-     “Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.”

Bandingkan dengan seseorang yang melayani di dalam Tuhan.
-     “Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.”
Muda dalam arti biasa minim pengalaman, berarti senantiasa mau belajara dan mau diajar.
-     “Pemimpim sebagai pelayanan.”
Pelayan Tuhan = hamba Tuhan, dalam bahasa Yunani dulos, artinya; tidak mempunyai hak atas diri sendiri selain tuannya.

Jadilah yang terbesar di dalam kerajaan sorga, jangan di bumi supaya jangan selalu merasa besar, jangan hanya menjadi pemimpin, tetapi tidak terpimpin. Inilah hamba Tuhan sampai ia dihina dan sangat dihina.

Matius 11:11
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

Yohanes pembaptis sebagai utusan Tuhan / hamba Tuhan mau menjadi kecil.

Kita lihat pengakuannya dalam…
Yohanes 3:30
(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Sebagai seorang hamba Tuhan perkataan yang keluar dari mulut: “Ia harus semakin besar tetapi aku harus semakn kecil.”
Luruskanlah jalan bagi Dia, bawa orang kepada-Nya. Ini harus menjadi syarat  dasar dari seorang hamba Tuhan.
Bukti bahwa Tuhan besar di dalam diri kita masing-masing adalah: Kita mau menjadi kecil.

Saya sedih sekali kalau sidang jemaat tidak mengerti enam perbuatan kasih, tetapi untuk dunia nomor satu dia lakukan, untuk saudara, tentangga kanan dan kiri dia lakukan, saya tidak habis pikir.
Sebab itu saya selau menghimbau sidang jemaat; saudara seiman pertama-tama orang Kristen, lebih dalam lagi saudara–saudara dalam kandang penggembalaan, itu dulu nomor satu. Kalau gembala sejahtera, sidang jemaat juga sejahtera.
Contoh kecil: Dalam keadaan tidak bertenaga, cuci dulu mobil ini; saya sudah sejahtera sedikit.
Kalau saya sejahtera, sidang jemaat sejahtera, tidak ada berkat datang dari bawah ke atas, yang benar; dari atas ke bawah; dari Allah turun ke suami, turun ke isteri barulah anak.

Lukas 9:48
(9:48) dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."

Barangsiapa mau menjadi kecil karena nama Tuhan = terbesar dalam kerajaan Sorga.
Jadi tidak ada artinya besar di bumi tetapi kecil di sorga. Sambutlah Dia berarti mau mejadi kecil dengan segala enam perbuatan kasih di atas tadi.

Perlui diketahui:
Amsal 19:17
(19:17) Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

Melakukan enam perbuatan kasih kepada salah seorang yang paling hina = memiutangi Tuhan.
Kalau saya yang berhutang, saya akan membayar hutang itu sesuai hutang saya.
Tetpai kalau Tuhan yang dipiutangai, Dia akan membalas  lebih dari apa yang kita perbuat.
Jadi tidak usah pakai logika untuk melakukan belas kasih kepada orang yang paling hina, berhitung-hitung, tidak usah terlalu panjang kali lebar, itu yang membuat saudara tidak sempurna dalam kasih. Kiranya kita dapat melakukan enam perkara kasih. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment