KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, November 4, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 1 NOVEMBER 2015

Ibadah raya minggu, 1 november 2015

Tema: “JEMAAT DI LAODIKIA”
             (seri 23)


Subtema : “BARANGSIAPA MENANG” (bagian kedua)


Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu, disertai kesaksian.

Wahyu 3:21
(3:21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Pada kesempatan minggu lalu saya telah menyampaikan : “Barangsiapa menang.” Saat ini juga saya akan kembali menyampaikannya.
Kalimat Barangsiapa menang” à bahwa jemaat di Laodikia ini masih mengalami kekalahan, buktinya mereka masih terdapat kekurangan kelemahan disana sini.
Pertama-tama Tuhan merindukan supaya sidang jemaat di Laodikia ini berkemenangan. Kekurangan yang paling mendasar disini adalah; jemaat di Laodikia tidak dingin dan tidak panas = suam-suam kuku, artinya; tidak sungguh-sungguh dalam beribadah dan melayani Tuhan = tidak sepenuh hati mengasihi Tuhan.

Penyebab mereka suam-suam.
Wahyu 3:17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia memperkayakan diri dan mereka tidak kekurangan apa-apa.
Memperkaya diri berarti mengumpulkan harta di bumi, bukan mengumpulkan harta di sorga. Sementara Alkitab mengatakan; dimana hartamu berada disitu juga hatimu berada (Matius 6:19-21), pendeknya, jemaat di Laodikia ini bergantung pada harta dan kekayaan tidak bergantung kepada Tuhan, kalau kita sungguh-sungguh beribadah dan melayani Tuhan tidak ada yang perlu ditakuti.
Pengertian yang sederhana, sesungguhnya yang menyebabkan seseorang sulit datang kepada Tuhan adalah daging, sehingga perjalanan rohani semakin jauh.
Sebab itu, negara maju dasar mereka untuk melayani Tuhan tidak ada lagi. Dasar melayani Tuhan adalah salib/korban Kristus, tetapi mereka telah bergantung pada harta kekayaan, sehingga banyak gereja di sana tutup/gulung tikar bahkan berubah fungsi menjadi tempat hiburan, diskotik bahkan menjadi masjid, mereka telah menggunakan logika mereka.

Lukas 12:15
(12:15) Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Walaupun seseorang berlimpah – limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaan itu.
Oleh sebab itu, berjaga-jaga dan waspada terhadap segala ketamakan.

Lukas 12:16-18
(12:16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
(12:17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
(12:18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.

Orang kaya yang bodoh mengumpulkan harta di bumi = hati terikat dengan harta di bumi.

Lukas 12:19
(12:19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Mengumpulkan harta di bumi, tujuannya bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan hanya untuk: “beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah” = bodoh karena hartanya tidak digunakan untuk memuliakan Tuhan.

Lukas 12:20-21
(20:20). Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri.
(20:21) Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah.

Akhirnya orang kaya yang bodoh itu mati dengan sia-sia, karena ternyata hartanya yang banyak itu tidak dapat menyelamatkan dirinya. Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri = tidak kaya dihadapan Tuhan.

Ketika jemaat di Laodikia mengaku kaya dan memperkaya diri tanpa kekurangan apa-apa, sebaliknya di mata Tuhan mereka:
Pertama:melarat, malang dan miskin.
Kedua: buta.
Ketiga: telanjang.
Ada orang melarat, malang, miskin, tetapi tidak buta, berarti betapa dalamnya jemaat di Laodikia ini jatuh dalam sumur penderitaan. Kejatuhan itu membuat mereka menderita.
Banyak orang yang seperti ini di luaran sana, bahkan orang Kristen seperti ini banyak, merasa tidak kekurangan, bisa beli ini itu, tercukupi, tetapi justru di mata Tuhan mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.

Sebetulnya, sisi mereka melihat kita ketika memikul salib; kasihan dan menganggap bodoh, tetapi dari sisi sudut pandang rohani justru mereka yang harus dikasihani, sebab di mata Tuhan mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, mereka yang paling menderita.
Orang kaya itu tidak bisa menikmati hidupnya, karena sibuk memikirkan hartanya, uangnya. Tetapi anak Tuhan tinggal di dalam kasih, tidur pada waktu tidur, menyembah pada waktu menyembah untuk menikmati kasih-Nya.

Sebab itu lihat nasihat firman kepada sidang jemaat di Laodikia.
Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan

Tuhan menasihatkan supaya mereka membeli tiga perkara.
Pertama: Membeli emas dari Tuhan yang telah dimurnikan dalam api.
1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Sengsara salib/pencobaan-pencobaan yang kita hadapi bertujuan untuk membuktikan kemurnian iman. Kalau emas semakin diuji dalam nyala api, akan semakin terlihat kemurniannya, sebab sanga dari emas itu akan terpisah, misalnya; kadar dari besi, tembaga dan lain sebagainya akan menyingkir sendiri.
Demikian juga ketika kita menghadapi ujian dan cobaan, bukan lantas putus asa dan kecewa, tetapi harus dihadapi untuk membuktikan kemurnian iman. Iman ini kadang tidak dapat tahan terhadap yang tak suci, harta, kekayaan dan lain sebagainya.
Jadi tidak usah heran terhadap nyala api siksaan, dan jangan membesar-besarkannya, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa.

Kemurniaan iman lebih tinggi nilainya dari emas yang telah diuji oleh nyala api (logam mulia). Kehidupan kita bernilai dihadapan Tuhan kalau kita mampu menunjukkan iman yang telah dimurnikan.
Apa yang membuat seseorang berharga dimata Tuhan? Bukan karena gagah, cakap, hebat, kekuatan, seseorang menjadi bernilai dan berharga, tetapi karena telah membuktikan kemurnian iman dihadapan Tuhan, memiliki kemampuan menghadapi berbagai medan pencobaan.

Tujuan iman dimurnikan: Supaya jemaat di Laodikia menjadi kaya.

Mazmur 23:5-6
(23:5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku”, tanda ia kaya dalam kemurahan dan kebajikan, dan perbuatan baik, ini yang disebut kaya. Kalau miskin tidak kaya dalam kemurahan, kebajikan dan perbuatan baik = tidak mampu memberi.
Buktikan diri kalau kita kaya dalam kebajikan dan kemurahan, sebab domba-domba harus dituntun keluar, artinya; tidak boleh pendam-pendam segala kekayaan, tetapi harus keluar supaya terwujud pembangunan tubuh Kristus.
Kekuatan kita tidak seberapa tetapi kita mampu memberi lebih dari kapasitas kita, dan itu yang harus terjadi di dalam gereja Tuhan, seperti jemaat di Makedonia, memberi dalam kekurangan, sehingga diperhitungkan oleh Tuhan buktinya; rasul Paulus selalu mengunjungi jemaat di Makedonia, menjadi central.
GPT Betania Serang dan Cilegon, kalau saya pikir-pikir kita ini kecil tetapi kemurahan Tuhan dinyatakan bagi kita, siapa kita ini jemaat menjadi central / pusat perhatian Tuhan. Tuhan kita hebat luar biasa dahsyat ditempat kudus-Nya.
Kita menjadi kaya di dalam Tuhan bukan kaya seperti yang dimaksud jemaat di Laodikia tadi.

Kedua: MEMBELI PAKAIAN PUTIH DARI TUHAN.
Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

Pakaian putih/lenan halus arti rohaninya; perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.

Mari kita lihat...
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Orang banyak yang tidak terhitung banyaknya / kumpulan besar dari 4 penjuru bumi, mereka semua memakai jubah putih itulah lenan halus.
Pertanyaannya: Apa yang mereka perbuat? Mereka berdiri dihadapan takhta dan dihadapan Anak Domba dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Matius 21:8-11
(21:8) Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.
(21:9) Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
(21:10) Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"
(21:11) Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."

Mereka sibuk mengikuti Tuhan, sibuk melayani Tuhan: Raja di atas segala Raja.
Disini kita melihat yang mereka layani adalah Raja di atas segala raja, yang telah menunggangi keledai untuk di bawa masuk ke kota Yerusalem, berarti dibawa masuk di dalam kemuliaan sang Raja.
Pada saat itu mereka berseru; "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, dalam ayat lain dikatakan; diberkatilah kerajaan-Nya yang datang dalam nama Tuhan.
Inilah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus, senantiasa melayani Tuhan, yang notabennya melayani Tuhan Raja di atas segala Raja, bukan melayani perut, manusia dan berhala.
Kalau melayani perut, manusia dan berhala itu tidak benar.

Tujuan membeli pakaian putih: “Supaya engkau memakainya” (dipakai).
Keluaran 28:1-4
(28:1). "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

Mengenakan pakaian putih berarti wajib untuk melayani Tuhan, tidak boleh tidak.
Kita harus memegang jabatan imam, layani Tuhan sungguh-sungguh, tidak salah menerima jabatan di dunia ini tetapi yang nomor satu memegang jabatan imam, sungguh-sungguh melayani Tuhan dalam kekudusan.

Setiap kali anak-anak Harun masuk Ruangan Suci, mereka terlebih dahulu membasuh kaki dan tangan mereka = hidup dalam pengudusan.

Dampak positif memakai pakaian putih: agar jangan kelihatan ketelanjangan yang memalukan.
Berarti hanya satu cara supaya ketelanjangan yang memalukan itu tidak terlihat yaitu; layani Tuhan dalam segala kekudusan.
Dunia ini berupaya dengan cara-cara mereka untuk menutupi ketelanjangan mereka, tetapi ketelanjangan mereka tetap terlihat, Adam dan Hawa berupaya untuk menutupi ketelajangan mereka dengan menggunakan daun pohon ara, tetapi seberapa lama daun pohon ara itu bertahan / dapat menutupi ketelanjangan itu? Cepat atau lambat akan terlihat kembali segala kekurangan, oleh sebab itu tetap memegang jabatan imam jangan lepaskan.
Maka kalau saya renungkan dulu dalam kebodohan tiga tahun lamanya lari dari panggilan Tuhan, tetapi Tuhan tetap kejar saya.
Jangan gunakan ukuran logika di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, jangan ukur akan apa yang telah engkau berikan di tengah kandang penggembalaan ini.

Yang ketiga: MEMBELI MINYAK DARI TUHAN.
Keluaran 27:20
(27:20) "Haruslah kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu, supaya orang dapat memasang lampu agar tetap menyala.

Disini dikatakan; membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu.
Untuk menghasilkan minyak berarti terlebih dahulu pohon zaitun itu ditumbuk. Yesus adalah pohon zaitun yang abadi, Dia telah mengalami penumbukan itu di atas kayu salib untuk memperoleh minyak zaitun yang murni.
Bayarlah harganya, yaitu lewat jiwa yang hancur dan hati yang patah dan remuk, tidak dipandang hina oleh Tuhan melainkan dipandang mulia oleh Tuhan.

Mazmur 51:19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Sekalipun jiwa kita hancur; hati kita patah dan remuk tidak akan dipandang hina oleh Tuhan.

Yesaya 57:15
(57:15) Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Lewat jiwa yang hancur dan hati yang patah inilah seseorang mengalami pengurapan sebab Tuhan bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati.
Belilah minyak dari Tuhan, bayar harganya, dengan jiwa yang hancur dan hati yang patah dan remuk karena Tuhan, karena ibadah, karena banyaknya kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, karena banyaknya pengorbanan = menjadi domba sembelihan.

Tujuan membeli minyak: “Untuk melumas mata.”
Perbandingannya.
Matius 6:22
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

Mata adalah pelita dari seluruh anggota tubuh, jadi jika mata baik teranglah seluruh tubuh dan anggota-anggotanya. Jika  mata itu baik maka akan berfungsi sedia kala untuk menjadi pelita, sehingga seluruh anggota tubuh terang.
Maka memang kita harus membeli minyak supaya jangan buta secara rohani. Buta adalah kegelapan yang paling gelap disitulah tempat dosa disembunyikan. Jadi jika mata baik / telah dilumasi dengan minyak, maka; tangan, kaki, mulut,  telinga, dan anggota tubuh yang lain tidak lagi menyembunyikan dosa.

Persamaannya.
Mazmur 119:105
(119:105). Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku, jadi kemanapun kita berjalan telah diterangi, mampu menghadapi / melewati sandungan-sandungan yang menghalangi perjalanan rohani kita.
Dunia ini berada di dalam kegelapan karena dosa semakin memuncak. Tetapi sekalipun dunia gelap kalau mata di lumas dengan minyak itu bagaikan firman Tuhan menjadi pelita bagi kaki dan terang bagi jalan-jalan yang dilalui, sehingga walaupun banyak sandungan kita bisa lalui, bersama dengan Tuhan kita pasti menang.
Lumas mata dengan minyak, tetapi beli / bayar dulu harganya.

Bandingkan dengan....
Matius 6:23
(6:23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Jika mata jahat maka seluruh tubuh gelap, dan betapa gelapnya kegelapan itu, tabrak sana dan tabrak sini, pendeknya semua dosa ditabrak.
Bagaimana menghadapi dunia yang keras kalau tidak hidup di dalam firman pengajaran?

Dengan segala kemurahan dan rahmat-Nya dilimpahkan kepada kita, hancur hati kita kalau mengingat peristiwa 2015 tahun yang lalu ketika Yesus Kristus disalibkan, Dia mendoakan kita semua. Dan doa itu berlaku dan berkuasa sampai selama-lamanya, tentu bagi setiap yang mau menerima pelayanan Imam Besar.

Syarat untuk menerima nasihat firman.
Wahyu 3:19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Pertama: “Merelakan hati terhadap setiap tegoran dan hajaran Tuhan.”
Teguran dan hajaran Tuhan itu merupakan / tanda bahwa Tuhan mengasihi saya dan saudara, tetapi kalau hamba Tuhan hanya melucu dan melawak, adalah tanda bahwa Allah tidak mengasihi sidang jemaat yang dilayani= jauh dari kasih karunia.
Kalau gereja Tuhan tidak membutuhkan tegoran dan hajaran, koreksi firman, sangat disayangkan, itu tanda bahwa Allah tidak mengasihi mereka.
Kalau seorang anak bebas dari ganjaran disebut anak gampangan = lahir diluar nikah, tidak ada teguran disana.

Kedua: “Bertobatlah.”
Bertobat = berkorban, sebab orang yang bertobat tandanya adalah pengorbanan.
Kalau dulu, hati pikiran dan perasaan dipuaskan tetapi setelah bertobat semua dikorbankan, itu syaratnya.

Perhatikan dua syarat ini untuk mampu menerima tiga nasihat di atas tadi dan akhirnya disini Tuhan berkata (ayat 20); “Lihat, aku berdiri di muka pintu dan mengetok.”
Diawali dengan himbauan untuk melihat.
Pertanyaannya: Apa yang dilihat? Yaitu; ketika Ia berdiri di muka pintu dan mengetok..

Kalau disini tidak terlihat secara rinci keberadaan Yesus saat berdiri di muka pintu dan mengetok tetapi di dalam Kidung Agung 5:2-6 terlihat dengan jelas dalam dua hal.
-     “Rambut / kepala berteteskan embun malam” = rela menerima kehinaan di atas kayu salib. Dia yang mulia menjadi hina supaya kita yang hina menjadi mulia, Dia yang benar dijadikan dosa supaya kita yang berdosa menjadi benar.
-     Pada pegangan kancing pintu berteteskan cairan mur” à darah Yesus yang menetes dari luka-luka-Nya di atas kayu salib. Ketika darah Yesus tercurah atas kita disitulah terwujud pengampunan terhadap dosa.

Imamat 1:5
(1:5) Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun, imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan.

Imamat 1:10-11
(1:10) Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela.
(1:11) Haruslah ia menyembelihnya pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan TUHAN, lalu haruslah anak-anak Harun, imam-imam itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.

Imamat 1:14
(1:14) Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati.
(1:15) Imam harus membawanya ke mezbah, lalu memulas kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya harus ditekan ke luar pada dinding mezbah.

Korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan, antara lain;
Yang pertama: Lembu jantan.
Yang kedua: Kambing domba (jantan).
Yang ketiga: Burung (tekukur atau anak merpati).

Tetapi darah dari korban bakaran itu harus disiramkan pada dinding mezbah = darah Yesus Kristus tercurah atas kita, artinya; dosa kita telah ditebus oleh darah salib Kristus.

Darah Yesus yang menetes di atas kayu salib / tercurah bagi kita untuk menebus dosa manusia.

Sekali lagi, tidak henti-hentinya saya ucapkan syukur kepada Tuhan lebih dari pada itu, lebih dari apa yang kita korbankan, lebih dari hidup kita, kita tidak pantas bermegah lagi selain mengucap syukur dan berterima kasih saja.

1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Dosa kita telah ditebus bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan emas dan perak melainkan dengan darah yang mahal yaitu; darah Kristus.

Sekarang dari pihak kita: “Jikalau ada orang yang mendengar-Ku dan membuka pintu.” Kalimat ini dibagi menjadi dua bagian.
Yang pertama: Mendengar suara Tuhan = dengar-dengaran.
Apabila domba-domba tergembala dengan baik akan terlihat dua hal....(Yohanes 10:2-4).
1.   Mendengar suara gembala = dengar-dengaran.
2.   Mengikuti gembala.
Pendeknya, mendengar suara dan mengikuti gembala, tidak akan pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan = mengutamakan Tuhan dalam segala hal.

Yang kedua: “Membuka pintu bagi Dia.” Artinya;
-     Tidak keras hati.
-     Jangan mempertahankan harga diri.

Selanjutnya, setelah mendengar suara Tuhan dan membuka pintu bagi Dia; Dia akan masuk mendapatkannya = Tuhan di dalam aku, aku di dalam Dia = ranting melekat pada pokok anggur (Yohanes 15).
Artinya: ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala.

Bukti adanya persekutuan yang indah:
Tuhan berkata: “Aku makan bersama-sama dengan dia” (Wahyu 3:20).
Persekutuan ini dimulai dari sekarang, di bumi, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, selanjutnya pada saat pesta nikah Anak Domba...(Wahyu 19:6-8). Amin.



Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati

Pemberita firman oleh;
Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang






No comments:

Post a Comment