KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 28, 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN 20 APRIL 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN  20 APRIL 2016

“KITAB KOLOSE”
 (SERI 81)

Subtema : YANG UTAMA ADALAH KASIH BUKAN SAYANG
                 
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.

Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kita perhatikan kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang - orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Mereka yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu nyata dalam setiap perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Pendeknya, setiap perbuatan-perbuatan jahat menunjukkan bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.

Lebih jauh kita melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung pada kematian yang kekal.
Kita datang kepada Allah karena kita menaruh harapan kepada Allah sekalipun kita adalah bangsa kafir.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran juga banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Kita bersyukur oleh karena darah salib Kristus yang dahulu jauh menjadi dekat. Seandainya, bangsa Israel tidak dibebaskan dari Mesir dan tidak dibawa masuk ke tanah Kanaan, bangsa israel tetapi jauh dari Allah.
Demikian juga, oleh karena darah salib Kristus, Tuhan memberikan ibadah dan pelayanan ini bagi kita = yang juh menjadi dekat.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
-       Mengikuti jalan dunia ini (ayat 2).
-       Mentaati penguasa kerajaan angkasa (ayat 2).
-       Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging (ayat 3).

Keterangan: Hidup di dalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak daging
Perkara ini dikaitkan dengan pribadi Esau.
Kejadian 25:25-28
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Esau adalah seorang yang pandai berburu daging (binatang)” = hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.

Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.

Orang yang hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti keinginan daging tidak layak untuk mendapat bagian dalam kerajaan sorga, sebab aturan untuk masuk dalam kerajaan sorga hanya satu; darah dan daging tidak masuk dalam kerajaan sorga. Ibadah dan pelayanan tidak boleh berbau daging, kalau berbau daging maka ditunggangi oleh perempuan kekejian itulah roh najis, dan aturan ini tidak boleh dilanggar. Sebab itu, dengan tegas Rasul Paulus menghimbau kepada jemaat di Galatia supaya mereka tidak hidup di dalam hawa nafsu daging dan tidak hidup menurut keinginan daging.

Keadaan seseorang yang hidup menurut daging.
1.     Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu ibadah dan pelayanan, termasuk segala kegiatan-kegiatan di dalamnya = tidak memikirkan perkara rohani.
Pendeknya, tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan. Ayo, kita semua harus terbeban dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, kalau tidak orang yang seperti itu pasti dagingnya masih kuat.
2.     Hidup menurut daging berarti; ia sedang berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman = berujung pada kematian / binasa.
Pendeknya, hukum Taurat tidak mengenal belas kasihan dan tidak mengenal kasih karunia.
Praktek ibadahnya; dijalankan secara lahiriah saja, yaitu; mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmani tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah di hadapan Tuhan.
Sama seperti orang yang sedang beribadah, dia berada di dalam gereja tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari Tuhan sehingga setiap firman yang didengar pasti di tolak, firman Tuhan tidak tinggal diam di dalam hidupnya.
Ibadah lahiriah tidak mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Sejenak kita melihat...
Roma 8:7
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Orang yang hidup menurut daging tidak takluk pada hukum Allah, tidak patuh pada ajaran yang benar sehingga menjadi seteru dari pada Allah (musuh Allah). Sebab itu jangan bermain-main jangan mengecilkan firman, supaya ketika Ia datang dengan kemuliaan-Nya kita tidak dikecilkan oleh-Nya melainkan turut bersama-sama dalam kemuliaan-Nya.

Ciri-ciri hidup menurut hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

“Esau seorang yang suka tinggal di padang” à Esau adalah manusia duniawi = lebih mengasihi dunia dari pada mengasihi Tuhan.
Padang à dunia.

1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

Himbauan untuk kita malam ini: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.”
Sesibuk-sibuknya kita dalam dunia ini, tetap kembali ke kandang penggembalaan.
Barangkali dalam pekerjaan kita lelah dan capek, tetapi tetaplah berada dalam kandang penggembalaan, biarlah tergembala itu menjadi tabiat / mendarah dagang.

Mari kita lihat apa saja yang ada di dalam dunia...
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Semua yang ada di dalam dunia, yaitu;
1.    Keinginan daging.
2.    Keinginan mata.
3.    Keangkuhan hidup.
Perlu diketahui: Ketiga perkara ini bukan berasal dari Allah, melainkan dari dunia, itu sebabnya dikatakan; “orang yang mengasihi dunia maka kasih Allah tidak ada dalam orang itu.”

Sekarang kita melihat: KEINGINAN MATA.
Keinginan mata = memandang perkara yang berada di di bawah berarti; tidak memandang perkara di atas = tidak memandang hal-hal yang rohani.

Kejadiaan 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Di sini kita perhatikan Ishak sayang kepada Esau, sedangkan Ribka kasih kepada Yakub.
Berarti; setiap orang kalau pandangannya hanya tertuju kepada perkara dunia ia hanya mendapat sebatas sayang, tetapi tidak mendapat kasih.
Ini adalah suatu kerugian yang besar.

Di dalam Lukas 15 ada 3 kisah mengenai hal yang terlihang;
-       Anak bungsu yang terhilang.
-       Satu dari 100 kambing domba tersesat di padang gurun.
-       Satu dari 10 dirham yang hilang.
Kalau kita perhatikan, di dalam diri anak yang terhilang ini ia tidak mendapat kasih, sehingga ia banyak menyakiti hati Tuhan, dengan cara berzinah dengan perempuan-perempuan pelacur sehingga ketika ia kehilangan harta ia makan makanan babi.

Kemudian domba yang terhilang juga tidak mendapat kasih, buktinya ia tidak dapat tergembala dengan baik dan benar, ia tidak dapat menikmati kasih Allah, sehingga ia tersesat di padang gurun.
Padang gurung atau padang belantara adalah hamparan padang luas, di mana di situ tidak ada jalan yang memberi petunjuk, di situ tidak ada Jl. DI. Panjaitan atau Jl. Jend. Sudirman, sehingga apabila orang jauh meninggalkan Tuhan, ia tidak akan bisa kembali lagi untuk mendapatkan kasih, sebab tidak ada petunjuk di sana, sementara bekas jejak-jejak kaki itu sudah ditutupi oleh tiupan angin sehingga ketika ia mau kembali ia tidak mengerti lagi, ia tidak tahu lagi arah dan tujuan hidupnya, sudah kehilangan kasih.

Seorang perempuan memiliki 10 dirham tetapi satu diantaranya terhilang.
10 kalau dikaitkan dengan 10 hukum Allah yang ditulis dalam 2 loh batu.
-       Hukum 1 sampai 4 ditulis pada loh batu pertama = kasih kepada Tuhan.
-       Hukum 6 sampai 10 ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Waktu 1 dirham itu terhilang ia berada di dalam kegelapan dosa.

Kita butuh kasih dari Allah Bapa, tidak cukup hanya sebatas sayang. Hubungan daging hanya sebatas sayang, kalau ada perkara daging, perkara lahiriah dia bisa berbuat baik, itu sayang. Tetapi kasih menutupi banyak sekali dosa, kasih mengikat, menyatukan dan yang menyempurnakan.

Apa artinya kita memandang perkara di bawah tetapi kita hanya mendapat sebatas sayang, tidak mendapat kasih dari Allah.
Apa yang kita butuhkan dari Tuhan? Tentu yang kita butuhkan adalah kasih, kita ingin mendapatkan kasih, bukan sebatas sayang.
Apa jadinya kalau seseorang tidak ada kasih, ia tinggalkan bapanya dan banyak melakukan pelanggaran, sampai akhirnya dia mau makan makanan babi. Dia tinggalkan kandang penggembalaan dan tersesat di padang gurun, (dunia ini) dan ia teriak, mengembik, menjerit di tengah dunia ini, tetapi ia tidak bisa pulang.
Satu dari sepuluh dirham yang terhilang berada dalam kegelapan dosa; tidak mampu mengasihi Tuhan dan sesama, seperti selubung menutupi hati sehingga ia tidak dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus. Tetapi perempuan itu menyalakan pelita dan menyapu untuk mencari satu dirham yang hilang itu.
Kita tidak butuh sayang, kalau orang sayang kepada kita silahkan, tetapi yang kita butuhkan kasih dari Allah.

Injil Lukas 15 ini terdapat tiga perikop antara lain;
1.     Perumpamaan tentang domba yang hilang.
2.     Perumpamaan tentang dirham yang hilang.
3.     Perumpamaan tentang anak yang hilang.
Terhilang berarti; tidak memiliki kasih, jauh dari Tuhan.

Roma 9:12-14
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!

Kalau hanya mendapat sayang dari manusia, ujung-ujungnya dibenci oleh Tuhan, lalu mau cari apa kita di dunia ini? Mau mendapatkan sayang atau mendapatkan kasih? Tuhan membenci Esau tetapi mengasihi Yakub.
Biarlah mata kita senantiasa terus melihat perkara di atas perkara rohani, kalau hanya memperhatikan perkara di bawah, keinginan mata hanya mendapat sebatas sayang saja dan akhirnya dibenci oleh Tuhan.
Kalau kita merindukan sayang dari manusia otomatis tidak merindukan kasih dari Tuhan sehingga dibenci oleh Tuhan.
Inikan kerugian besar, tetapi hal ini tidak disadari oleh kebanyakan orang.
Ketika Tuhan mengasihi Yakub tetapi membenci Esau; Apakah Allah tidak adil? Tidak mungkin Allah itu adil.

Mari kita lihat kasih...
1 Petrus 4:8
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

“Kasih menutupi banyak sekali dosa.”
Biarlah kiranya kita semua saling mengasihi satu dengan yang lain.

Tanda-tanda memiliki kasih.
Yang pertama
1 Petrus 4:9-10
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

-       “Memberi tumpangan kepada orang lain tanpa bersungut-sungut.”
-       “Melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan.”
Hal ini terjadi hanya oleh kasih karunia Allah.

Kasih karunia = kemurahan = yang tidak layak menjadi layak, yang jauh menjadi dekat oleh karena darah Yesus Kristus. Kalau tidak melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh belum memperoleh kasih karunia, biar hebat dia punya talenta.
Memang kita ada di dunia ini tetapi kiranya mata kita memandang perkara di atas saja. Kalau mata tertuju pada perkara di bawah kita tidak mendapatkan kasih tidak berada dalam kandang penggembalaan, tidak berada dalam kebenaran seperti selubung menyelubungi hati dan akhirnya meninggalkan kasih Bapa, meninggalkan ibadah dan pelayanan, menyembunyikan dosa. Kita berharga dan mulia karena kita tergembala saja, kalau tidak tergembala tidak ada harga mu dihadapan Tuhan.
Kita ini awalnya hanya seonggok tanah liat saja, lalu dibentuk di tangan penjunan sampai segambar dan serupa dengan-Nya lalu dihembuskan nafas hidup, tetapi kalau akhirnya kita lupa diri tidak mendapat kasih, sama seperti debu tanah saja, hina tidak ada harganya.

Kolose 3:13-14
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Kegunaan kasih adalah; sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Dan kalau kita perhatikan di sini, orang yang memiliki kasih mengampuni orang yang menaruh dendam terhadap dia dengan segala kesabaran.
Seseorang tidak bisa mengikat dirinya dengan orang lain, tetapi kasih berguna sebagai pengikat, mempersatukan dan juga menyempurnakan dan berkuasa mengampuni dosa dengan segala kesabaran termasuk orang yang menaruh dendam, benci, iri, dengki dan lain sebagainya.

Yang kedua
Kolose 3:15-16
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
(3:16) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

-       “Damai sejahtera Allah memerintah di dalam hati.”
Kalau seseorang kehilangan damai sejahtera, maka roh-roh yang lain memerintah di hati, itu sebabnya seseorang mudah menjadi kecewa, mudah marah, mudah emosi, mudah uring-uringan, mudah kesal dan lain sebagainya.
Jadi tanda orang yang memiliki kasih itu; damai sejahtera kristus memerintah di dalam hati.

-       “Perkataan Kristus diam dengan segala kekayaan-Nya di dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.”
Perkataan Kristus = firman kristus = firman yang diurapi.
Kegunaan firman yang diurapi; menimbulkan iman = kebenaran karena iman, bukan karena kekuatan / kebenaran diri sendiri.

Roma  9:15-16
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
(9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.

Yang harus kita perbuat sekarang adalah; mengejar belas kasih Tuhan dan kemurahan hati Tuhan, jangan lagi sesekali mengandalkan kekuatan, menggunakan perasaan, manusia daging, pengertian-pengertian dari pada manusia daging sebab Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Dia mau menaruh belas kasih.
Mungkin dulu banyak kesalahan, damai sejahtera tidak tinggal di dalam hati sehingga seringkali uring-uringan, sikap kita kurang terpuji, dan dulu kita tidak menyadari itu, tetapi sekarang, jangan lagi gunakan kekuatan, kejar belas kasih dan kemurahan hati Tuhan.
Bergantunglah kepada kemurahan hati Tuhan, kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu, segenap jiwa dan akal budi, ibadah jangan hanya rutinitas, bukan ibadah lahiriah, tetapi sungguh-sungguh beribadah kita menyerahkan diri kepada Tuhan sebagai persembahan dan korban, tanda kita mendapat belas kasih. Kasih berarti menyerahkan diri sebagai persembahan dan korban, tidak usah uring-uringan, kita kejar belas kasih malam ini di bawah kaki salib Kristus sujud menyembah Dia untuk dapatkan kasih, jangan tinggalkan kasih Allah dengan tiga contoh di atas tadi. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment