KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 5, 2016

IBADAH PASKAH, 25 MARET 2016

Ibadah Paskah, 25 Maret 2016

Shalom, selamat malam, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan-Nya kita diperkenankan untuk merayakan paskah dalam tahun ini.
Oleh karena darah Anak Domba Paskah kita dibebaskan dari segala belenggu dosa, dari segala ikatan apapun; roh jahat, roh najis, dunia dengan segala arusnya, supaya kita merdeka dan bebas melayani Tuhan dan sesama, dalam setiap ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Terlebih dahulu saya mohon ampun kepada Tuhan Yesus atas keterbatasan kami, memang inilah kemampuan saya, sepanjang malam saya sudah mencari firman dan sampai tadi sore juga belum rampung, dan saya berkata kepada isteri saya; “tolong bantu doa.” sebanyak dua kali saya berkata, supaya ibadah kita jangan menjadi sia-sia saat merayakan paskah.

Segera kita perhatikan..
Ezra 6:19
(6:19) Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan merayakan Paskah.

Orang Yehuda yang pulang dari pembuangan (Babel) merayakan paskah.
Malam ini kita menjalankan ibadah sekaligus merayakan paskah, semua karena kemurahan Tuhan tentunya.

Lebih jauh...
1 Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Hari raya paskah berarti; pembebasan terhadap dosa yang disebut ragi.

Ulangan 16:1-2
(16:1) "Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam.
(16:2) Maka engkau harus menyembelih kambing domba dan lembu sapi sebagai korban Paskah bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih  TUHAN untuk membuat nama-Nya diam di sana.

Bulan abib adalah bulan pertama bangsa Israel harus; merayakan paskah bagi Tuhan Allah.
Hari raya paskah berarti; mempersembahakn korban yaitu menyembelih kambing domba ataupun lembu sapi.

Ulangan 16:3
(16:3) Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.

Pada saat merayakan paskah dilarang memakan sesutu yang beragi = bebas dari dosa.

Yohanes 18:39
(18:39) Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?"

Dari ayat-ayat di atas yang telah saya sampaikan, kita dapat menarik suatu kesimpulan, bahwa: Paskah adalah pembebasan dari dosa.

Kita kembali...
1 Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Sekali lagi saya katakan; paskah adalah bebas dari ragi yaitu dosa, terkhusus terbebas dari:
“Ragi yang lama, ragi keburukan, ragi kejahatan.”

“Ragi yang lama, keburukan, kejahatan” akan dikaitkan dengan 3 jenis ragi yang lain.
Kita akan perhatikan satu persatu tiga jenis ragi ini..
Keterangan : RAGI YANG LAMA.
Efesus 4:22,25-31
(4:22) yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
(4:25) Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
(4:26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
(4:27) dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
(4:28) Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
(4:29) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
(4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

Ragi yang lama dibagi menjadi dua bagian antara lain;
Yang pertama.
-       “Dusta” = perkataan yang tidak benar.
-       “Amarah” = emosional.
-       “Memberi kesempatan kepada Iblis” à orang yang berkelemahan.
-       “Mencuri”, berarti; mengambil yang bukan miliknya.
-       “Perkataan kotor” = perkataan yang tidak layak yang keluar dari mulut.
-       “Mendukakan Roh Kudus” à manusia daging. Kalau hidup menurut hawa nafsu dan kenginan daging maka yang berduka adalah Roh Kudus, sebab daging itu mati Roh yang menghidupkan.

Yang kedua: “Segala kepahitan, segala kegeraman, segala kemarahan, segala pertikaian, segala fitnah dan segala kejahatan.”

Kolose 3:5
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

“Segala sesuatu yang duniawi” = hidup lama, antara lain: “percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan.”
Lima perkara ini = penyembahan berhala.
Berhala = segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Apa saja, kalau itu melebihi dari Tuhan itu adalah berhala, baik pekerjaan, perut, uang, anak, suami, isteri, harta, kekayaan, apabila semuanya itu melebihi dari Tuhan = penyembahan berhala.

Kerugian bila hidup dalam penyembahan berhala...
1 Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Perhatikan; kekerasan hati Saul adalah tidak mendengar dan memperhatikan firman Tuhan = melangkahi titah Tuhan.
Sedangkan kedegilan / kekerasan hati = penyembahan berhala.
Jadi kesimpulannya; penyembahan berhala penyebab sehingga seseorang tidak mendengar dan tidak memperhatikan firman Tuhan.

Matius 13:20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.

Tanah yang berbatu-batu adalah gambaran dari kekerasan hati.
Kerugiannya:benih yang ditaburkan segera tumbuh tetapi tidak berakar, sehingga apabila ada ujian, cobaan, penindasan ia segera murtad tidak mampu menghadapinya.
Itulah tanah yang berbatu-batu gambaran dari kekerasan hati.

Ragi yang lama berhubungan dengan ragi Saduki.
Matius 16:6
(16:6) Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

Di sini ada peringatan kepada 12 murid supaya mereka waspada dan berjaga-jaga terhadap ragi orang Saduki.
Pemikiran murid-murid: Yesus mengatakan hal itu karena murid-murid tidak membawa roti, menunjukan bahwa murid-murid belum paham tentang kuasa Allah.

Matius 22:23
(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:

Ragi saduki ialah tidak percaya kepada kuasa kebangkitan Yesus Kristus.

Matius 22:24-28
(22:24) "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
(22:25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.
(22:26) Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
(22:25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.
(22:26) Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
(22:27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.
(22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."

Bila tidak percaya terhadap kuasa kebangkitan Yesus Kristus: “Hanya bicara soal kawin dan mengawinkan” = dikuasai roh najis.

Matius 22:29-30
(22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
(22:30) Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.

Pendeknya, orang saduki menjadi sesat = diluar jalur kebenaran, dengan tanda; tidak mengerti kitab suci (firman Allah yang tertulis) maupun kuasa Allah, seperti murid-murid, di atas tadi telah disinggung.

Matius 22:31-33
(22:31) Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:
(22:32) Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
(22:33) Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.

Berbicara tentang kebangkitan, ada tertulis: “Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup” = Allah yang hiduo, bukan Allah yang mati.

Matius 22:230
(22:30) Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.

Kuasa kebangkitan Yesus Kristus: “tidak kawin dan tidak dikawinkan”
Artinya; daging tidak ditunggangi oleh roh najis melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Berbicara malaikat di sorga:
1.     Tidak mempunyai perasaan manusia daging.
2.     Melayani Tuhan siang dan malam.

Keterangan: RAGI KEBURUKAN.
Matius 9:16-17
(9:16) Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
(9:17) Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Ragi keburukan ini berbicara tentang kebebalan, karena di sini adalah dua kali pernyataan;
-       “Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua.”
Alasannya; “karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.”
Ini berbicara tentang kebebalan. Kalau seseorang tetap mempertahankan prilaku yang buruk sekalipun diperbaiki tidak akan bisa = bebal.
Demikian juga anggur yang baru tidak akan diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, sebab apabila di isi maka anggur itu akan merobek kantong kulit yang tua.
Kantong kulit yang tua berbicara tentang hati yang belum dibaharui, sedangkan baju yang tua à perbuatan yang buruk.
Jadi ragi keburukan itu berbicara tentang kebebalan, dan kebebalan sangat sukar untuk diperbaiki dan tidak menghargai; kebenaran dan kasih Allah.
-       Kain penambal à kebenaran.
-       Anggur à kasih Allah.

Amsal 18:1-2
(18:1) Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.
(18:2) Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.

Orang bebal tidak suka kepada pengertian, tidak suka kepada kebenaran, tidak suka terhadap kasih Allah.
Saya banyak melihat orang yang seperti ini, ekonominya sudah hancur, hidupnya sudah hancur-hancuran, anaknya berantakan tetap saja ia tidak mau datang kepada Tuhan.

Amsal 28:25-25
(28:25) Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.
(28:26) Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.

“Percaya kepada hatinya dan pengertiannya” = orang bebal.
Jadi orang bebal itu hanya percaya kepada pengertiannya saja, tidak percaya kepada firman, tidak percaya kepada salib Kristus.
Orang yang bebal sama seperti orang yang loba = cinta uang = tamak = serakah, dalam seluruh pemikirannya hanyalah uang, harta, kekayaan.
Lalu kalau ditanya, kenapa tidak ibadah (tidak mau mendengar firman)? Jawabnya; kalau saya tidak kerja dari mana uang pak pendeta? Saya butuh makan, biaya sekolah, butuh ini dan itu, biaya ini dan itu, itukan pengertian sendiri. Padahal, kalau terlebih dahulu mencari kerajaan sorga serta kebenarannya, maka yang kurang-kurang akan ditambahkan, itu pengalaman saya.
Jadi, apa yang saya sampaikan ini bukan teori tetapi pengalaman saya, saya datang ke provinsi Banten ini nol, tidak membawa apa-apa.

Lebih jauh kita melihat orang bebal...
Efesus 5:15-17
(5:15) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
(5:16) dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
(5:17) Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
(5:18) Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,

Orang bebal tidak berlaku bijaksana / tidak arif, buktinya; tidak menggunakan waktu denga baik, tidak untuk beribadah dan melayani Tuhan, tidak mau serahkan hidupnya. Itulah orang bebal; menyia-nyiakan waktu.
Pada waktu sekolah dasar di dinding kelas saya ada tulisan; “waktu adalah uang.”

Kembali saya sampaikan; orang bebal disebut dengan dua hal;
·          Bodoh = tidak mengerti kehendak Tuhan.
·          Mabuk anggur / mabuk hawa nafsu. Biasanya orang yang mabuk hawa nafsu tidak berakal budi.
Ini adalah tanda-tanda orang malam, yang senantiasa berada dalam kegelapan; orang-orang malam, suka tidur dan suka mabuk = malas.

Ragi keburukan berhubungan dengan ragi orang farisi.
Mari kita lihat ragi orang farisi...
Matius 23:1-3
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Inilah ragi farisi; melayani Tuhan dengan pakaian yang buruk dan masih hidup di bawah hukum Taurat.

Matius 23:4-7
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Melayani dengan menggunakan pakaian buruk;
1.     Mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya” = tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan.
2.      “Melayani hanya untuk dilihat orang lain.”
3.     “Duduk ditempat yang terdepan.”
4.     Suka menerima penghormatan.”

Kondisi ini akan lebih dipertegas pada ayat berikutnya...
Matius 23:13-15
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
(23:14) (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.)
(23:15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

Melayani dengan pakaian buruk = munafik. Berarti dapat kita mengambil kesimpulan; ragi farisi adalah kemunafikan.
Munafik berarti; di luar dan di dalam tidak sama, di luar terlihat baik di dalam penuh kejahatan.

Sekarang kita lihat orientasi orang munafik dalam melayani Tuhan.
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Orang faris berkata; “Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.”
Kemudian mereka juga berkata; “Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.”
Artinya: Kalau melayani dengan kemunafikan, terikat dengan perkara-perkara lahiriah.
Kalau terikat dengan perkara lahiriah, mengabaikan dua hal:
1.     Tidak hidup dalam kesucian = mengabaikan ruangan suci.
2.     Tidak mempersembahkan diri sepenuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan = mengabaikan mezbah.

Sidang jemaat kiranya senantiasa mendoakan saya untuk terus melayani Tuhan dengan tulus, tidak terikat dengan perkara lahriah, berapa banyak yang kita kumpulkan, tadi kolekte yang pertama untuk kas gereja, nanti yang kedua pemberitaan Injil, sedikitpun saya tidak pernah mengambil uang dari kas gereja dan setiap uang yang ada, kita gunakan untuk biaya operasional, baik untuk internet, baik untuk peminjaman tempat ibadah, baik untuk mencetak majalah. Mencetak majalah itu, walaupun masih sistim manual, tetapi cukup membutuhkan biaya yang banyak; jutaaan.
Kita juga megirim majalah kepada hamba-hamba Tuhan, dari Sumatera sampai ke Irian, dibutuhkan jutaan ditambah juga biaya ongkos kirimnya, satu saja untuk satu buku, rata-rata duabelas ribu rupiah. Coba saudara kali ratusan, setiap tiga bulan dan tiap minggu, kita belajar untuk melakukan itu.
Kalau saya diundang melayani di mana-mana, saya belajar menggunakan ongkos saya sendiri; pulang dan pergi.
Belajar untuk tidak munafik, tidak terikat kepada perkara lahiriah sebab itu adalah ragi keburukan, ragi orang farisi.

Matius 23:20-21
(23:20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
(23:21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.

Kalau kita mau mempersembahkan korban, maka kita terikat dengan penyerahan diri kepada Tuhan = hidup dalam doa penyembahan, kalau kita mau menjadi rumah Tuhan maka kita akan terikat dengan kesucian sebagai bait suci, tempat Tuhan berdiam.

Keterangan: RAGI KEJAHATAN.
Kolose 3:8-9
(3:8) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Kejahatan sekarang (setelah dibebaskan dari ragi yang lama), antara lain; “marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu” = seharga dengan dusta.
Kalau dikuasai ragi kejahatan menjadi pendusta. Dusta ini dosa terakhir, kenapa saya katakan dosa terakhir? Karena kalau seseorang dikuasai ragi kejahatan, maka orang tersebut harus berdusta.
Pendeknya, dusta adalah sarang dan wadah bagi ragi kejahatan.
Jadi setiap orang yang berbuat jahat pasti berdusta, itu sebabnya saya katakan; dusta ini dosa terakhir.

Perhatikan saja orang yang melakukan kejahatan, suka membela diri dengan cara berdusta.
Membela diri dengan cara berdusta, berarti berdusta terhadap hati nurani, berdusta kepada Tuhan dan sesama, hal ini sangat bertentangan dengan tabiat Roh Kudus.
Kalau orang tidak punya hati nurani, sering terlanjur-lanjur kebablasan / rem blong, tabrak sana dan tabrak sini.
Jangan dustai hati nuranimu, jangan dustai Tuhan dan sesama jujurlah melayani Tuhan Yesus.
Masih banyak lagi jenis-jenis kejahatan, tetapi pada kesempatan malam ini tidak bisa saya uraikan satu persatu, mengingat waktu yang sudah terlalu malam, yang pasti itulah ragi kejahatan.

Ragi kejahatan berhubungan dengan ragi Herodes.
Mari kita lihat ragi Herodes.
Matius 2:16-18
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
(2:17) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
(2:18) "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

Ragi Herodes, yaitu; membunuh anak-anak di Betlehem, berumur dua tahun ke bawah.

1 Yohanes 3:15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Membenci sesama setara dengan dosa membunuh.
Jadi, kita jangan suka menghakimi seorang pembunuh, karena membenci sesama setara dengan dosa membunuh.
Pendeknya, menghakimi seorang pembunuh adalah salah kaprah, kenapa saya bilang salah kaprah, karena ketika mendengar berita pembunuhan sampai dimutilasi; tanpa sadar kita berkata; “kejam sekali orang itu, kok tega sekali di mana hati nuraninya, apa dia tidak punya belas kasihan..?” Tetapi saya mau sampaikan malam ini; membenci sesama setara dengan dosa pembunuh. Jadi jangan suka menghakimi seorang pembunuh, karena kita juga seorang pembunuh.
Jadi jangan kita jijik melihat seorang pembunuh, kita juga sama dengan dia seorang pembunuh, kalau masih membenci sesama.
Inilah kekeliruan orang Kristen, banyak yang salah kaprah dalam memandang seorang pembunuh.

Mari kita lihat lagi ragi Herodes..
Lukas 13:31-32
(13:31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.

Herodes juga disebut dengan si serigala. Serigala adalah gambaran dari roh jahat, kalau burung gambaran dari pada roh najis.
Yesus pernah berkata; "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Tuhan tidak berkenan menjadi kepala atas tubuh, bila dikuasai roh jahat dan roh najis.

Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerjaan dari serigala:
a.     Menerkam kawanan domba” berarti; menyakiti.
b.     Mencerai-beraikan kawanan domba” berarti; memisahkan kawanan domba dari Tuhan = tidak tergembala denga baik dalam satu kandang dengan satu gembala.
Jadi kalau orang terpisah dari Tuhan / tidak tergembala dalam satu kandang dengan satu gembala, berarti sedang dicerai-beraikan oleh si serigala = dikuasai roh jahat.

Pekerjaan dari si serigala; memisahkan kawanan domba dari gembala = ragi Herodes.

Kesimpulannya: Ragi yang lama, ragi keburukan, ragi kejahatan dahulu dialami oleh bangsa Israel, terkhusus orang Yehuda dan akhirnya mereka dibuang ke babel selama 70 tahun. Itulah tadi cerita atau kisah dalam kitab Ezra 2:19.
Kerajaan Israel itu akhirnya terpecah menjadi dua;
-       Sebelas suku itulah yang disebut Israel.
-       Satu suku lain itulah Yehuda.
Setiap raja-raja Yehuda ini, silih berganti, semua melakukan kejahatan, semua hidup dalam tiga ragi ini.

Mari kita lihat di akhir episode dari raja demi raja yang saling bergantian memimpin Yehuda.
2 Tawarikh 36:11
(36:11) Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
(36:12) Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya, dan tidak merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa pesan TUHAN.
(36:13) Lagipula ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah menyuruhnya bersumpah demi Allah. Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan tidak berbalik kepada TUHAN, Allah Israel.
(36:14) Juga semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka.

Zedekia adalah raja yang terakhir, ini adalah akhir episode dari kerajan Yehuda.
Yehuda hidup dengan tiga ragi dan akhirnya mereka di buang ke Babel selama 70 tahun di dalam perbudakan. Dengan tiga ragi inilah penyebab mereka dibuang.

Kita perhatikan; “Seluruh Yehuda” dimulai dari:
1.     Rajanya, silih berganti melakukan kejahatan = ragi kejahatan = ragi Herodes.
2.     Para imam, yang melayani Tuhan, berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain = ragi keburukan = ragi farisi.
3.     Rakyatnya, juga berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain, sampai puncaknya menajiskan rumah Tuhan yang di Yerusalem = ragi yang lama = ragi saduki.  
Rumah Tuhan yang di Yerusalem dibangun selam 46 tahun, itu dinajiskan dengan segala perabotan yang ada di dalamnya.

2 Tawarikh 36:15-16
(36:15) Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
(36:16) Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.

Sekalipun bangsa Isarel dan Yehuda melakukan kejahatan demi kejahatan silih berganti, Tuhan tetap sayang kepada mereka dan mengutus utusan-Nya itulah hamba-hamba Tuhan yang diurapi.
Respon mereka terhadap kebaikan dan kemurahan hati Tuhan;
1.     “Mengolok-olok utusan Allah” = tidak menghargai hamba Tuhan, tidak menghargai yang diurapi.
Yesus Gembala Agung, bangsa Israel adalah kawanan domba, sidang jemaat adalah kawanan domba dalam penggembalaan ini dan hamba Tuhan / pendeta adalah gembala sidang untuk menggembalakan sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah. Lalu kalau sidang jemaat tidak menghargai gembala sidang, saya tidak habis pikir, tidak menghargai utusan Tuhan yang diurapi untuk membawa kabar baik, kabar pembebasan.
Tetapi kenyataannya itulah yang terjadi itulah yang menimpa bangsa Israel terkhusus; Yehuda.
2.     Menghina firman Allah.”
Jangan sampai kita menghina firman Allah, apalagi malam ini kita sedang merayakan paskah, sebab batu sandungan akan berhadapan langsung dengan batu kilangan yang akan diikatkan dileher lalu ditenggelamkan di laut.
3.     Mengejek nabi-nabinya.”
Tugas nabi adalah untuk bernubuat = menyampaikan segala sesuatu yang terkandung di dalam hati.

Akhirnya:  “murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan”, kalau tiga perkara ini menguasai kehidupan seseorang.
Tidak menghargai kesempatan yang Tuhan berikan, tidak menghargai kemurahan hati Tuhan, tidak akan mengalami pemulihan.
Kasih karunia = kemurahan = yang tidak layak mejadi layak.
Kita ini bangsa kafir bukan bangsa pilihan / orang Israel, tetapi karena kemurahan hati Tuhan kita menjadi layak beribadah dan melayani, layak dengar firman Tuhan.
Kesempatan ini adalah panjang sabar Tuhan / kemurahan Tuhan yang harus dihargai.

Bukti tidak ada pemulihan.
2 Tawarik 36:17-18
(36:17) TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan--semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya.
(36:18) Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel.

Yang pertama: “Diserahkan kepada musuh”, menjadi tawanan.
Ada dua musuh utama;
-       Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Daging itu musuh dalam selimut, karena dia berdiam bersama dengan kita, sampai kapanpun dia musuh abadi, sebab itu jangan meninabobokan, jangan memuaskan daging.
-       Iblis/Setan gambaran dari roh jahat dan roh najis. Itu musuh utama.

Yang kedua: Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel.”
Saudaraku, karunia-karunia Roh dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan, itu merupakan harta yang indah yang harus dipelihara, dipertahankan oleh imam-imam yang melayani Tuhan.

Sedikit kesaksian....
Setelah pendeta In Yuono meninggal, penggembalaan dilanjutkan oleh bapak pendeta Pong Dogalemba. Lalu melihat cara Om Pong Dogalemba melayani Tuhan tidak sama dengan pendiri GPT itulah pendeta In Yuono (almarhum), maka ada satu orang kaya meninggalkan penggembalaan, sementara orang tersebut telah melayani Tuhan sesuai dengan karunia jabatan yang dia diperoleh dari Tuhan, di tinggallkan karena sosok bapak Pendeta Pong tidak seperti pendiri GPT itulah Om In Yuono.
Sampai kapanpun dia tidak akan pernah temukan yang seperti itu, dia pergi ke gereja-gereja, dari gunung yang satu ke gunung yang lain.
Kalau tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, biar cari firman di mana-mana, itu tidak baik, yang Tuhan mau; menjadi kawanan domba, tergembala dengan baik dalam satu kandang.
Gembala juga tidak boleh digilir-gilir, hanya satu Gembala Agung. Hanya gembala yang mengerti domba-domba, yang sakit dan lain sebagainya, hamba Tuhan yang digilir tidak tahu, dia hanya bisa khotbah.
Tetapi karena dia tidak temukan firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, dia kembali, dia minta ampun sejadi-jadinya kepada Tuhan.
Ayo, hargai karunia-karunia dan jabatan-jabatan, itu harta yang indah.

Selain menjadi tawanan; harta yang indah dirampas juga tidak tergembala kemudian tidak lagi melayani, sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan maka dapat dipasikan tidak ada pemulihan terhadap orang yang seperti ini.
Tetapi oleh karena kemurahan Tuhan, malam ini ada jalan keluarnya..
Ezra 6:19
(6:19) Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan merayakan Paskah.

Saya ulangi kembali, orang Yehuda yang pulang dari Babel merayakan paskah.
Jadi jalan keluarnya; kembali kepada Tuhan dan merayakan paskah.
Kemudian, pada saat mereka merayakan paskah adalah pada tanggal 14 pada bulan pertama, bulan abib, itu jalan keluarnya.

Kita lihat tanggal dan bulan ini.
Keluaran 12:1-6
(12:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir:
(12:2) "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.
(12:3) Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
(12:4) Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.
(12:5) Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.
(12:6) Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.

Pada waktu merayakan paskah maka yang pertama sekali; mereka harus mengambil kambing atau domba jantan yang tidak bercela, tidak timpang, tidak buta dan kulitnya tidak ada borok.
Ini menggambarkan kesempurnaan dari pribadi Yesus Kristus kepala gereja, Mempelai Pria Sorga.

Kemudian, “diambil pada tanggal 10”, artinya; harus hidup menurut ketetapan-ketetapan Tuhan.
Angka 10 à 10 perintah Allah.
Jadi, harus sesuai dengan kebenaran dan ketetapan Tuhan, pada saat merayakan paskah.
Malam ini kita merayakan paskah harus benar dulu, maka mereka yang kembali dari pembuangan itu, akhirnya membersihkan diri dari segala kenajisan, kekejian dari bangsa-bangsa disekitar mereka.
Ada beberapa orang yang menajiskan diri dengan bangsa-bangsa lain, kemudian membersihkan diri, barulah mereka merayakan paskah.

Mari kita buktikan itu...
Ezra 6:20
(6:20) Karena para imam dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri, sehingga tahirlah mereka sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para imam, dan bagi dirinya sendiri.

Orang-orang Lewi bersama para imam, itulah pelayan Tuhan bersama-sama mentahirkan diri, lalu tahirlah mereka sekaliannya.
Jadi terlebih dahulu benar (diambli pada tanggal 10), sedangkan domba jantan menunjuk pribadi Yesus Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.

Kemudian, “berumur setahun” berbicara tentang kedewasaan penuh.
Mari kita lihat orang yang dewasa...
Kidung agung 8:8-10
(8:8) --Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
(8:9) Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.
(8:10) --Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.

Seorang perempuan yang dewasa dilihat atau diketahui kalau dia sudah mempunyai buah dada.
Buah dada kalau dikaitkan dengan Tabernakel terkena kepada dua loh batu, berisikan 10 hukum Allah, dibagi menjadi dua bagian;
-       Hukum 1 sampai dengan 4, ditulis pada loh batu yang pertama = kasih kepada Tuhan.
-       Hukum 5 sampai dengan 10, ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Itulah buah dada; mampu mengasihi Tuhan dan mampu mengasihi sesama = dewasa penuh.
Kalau masih bersungut-sungut, tidak mampu mengasihi Tuhan dan tidak mampu mengasihi sesama, berarti belum dewasa rohani, pendeknya tidak mampu pikul salib. Itulah merayakan paskah.

Kemudian; kedewasaan rohani digambarkan menjadi suatu tembok.
Tembok ini juga berbicara tentang perisai atau iman, bisa menjaga adik rohaninya.
Kalau suami lebih dewasa rohani bisa menjaga isterinya, atau sebaliknya kalau isteri lebih dewasa, jadilah perisai iman, jangan  hakimi suami yang bodoh.

Dan selain disebut tembok disebut juga buah dadanya; menara.
Kegunaan menara adalah untuk menjaga, melindungi, memperhatikan dan membela à doa penyembahan.
Itu keadaan bila seseorang dewasa rohani; bisa mengayomi.

Keluaran 12:5-6
(12:5) Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.
(12:6) Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.

Diambil pada tanggal 10, kemudian dikurung sampai tanggal 14 bulan itu, bulan abib / pertama.
Berarti; ada 4 hari lamanya kambing domba paskah itu dikurung.
Artinya; sebelum disembelih terlebih dahulu diselidiki oleh 4 hal.

Empat hari ini berarti di selidki oleh;
1.     Hati nurani.
Jangan dustai hari nurani, kalau memang salah akui kepada Tuhan dan katakan aku masih salah dalam hal ini dan itu, sebut saja, akui dihadapan Tuhan.
2.     Setan.
Setan juga tahu kalau anak Tuhan itu sungguh-sungguh atau tidak.
Jadi jangan saudara coba-coba mendustai kebenaran.
3.     Dunia.
Kita masih berada dalam dunia, maka dunia juga akan menjadi saksi.
4.     Tuhan.
Jadi ada 4 hari dia dikurung, berarti; harus memberi dulu diselidiki oleh empat perkara ini, kalau lulus diselidiki Setan seperti Ayub dia layak, lulus diselidiki oleh Tuhan, dia layak, lulus diselidiki hati nurani, dia layak, kalau terlepas dari perkara lahiriah yang ada di dunia ini, dia layak, selanjutnya pada tanggal 14 disembelih.
Inilah jalan keluarnya, beri diri diperiksa oleh empat perkara tersebut, sudah lulus atau belum.

Kemudian, setelah tanggal 14; “disembelih pada waktu senja.”
Saudaraku, disembelih pada waktu senja itu untuk sepanjang malam. Pada waktu malam hari = berbicara tentang kegelapan dimana dosa berkuasa.
Kalau dosa semakin berkuasa bahkan dosa semakin memuncak, berarti keadaan dunia semakin gelap.
Berarti, disembelih pada waktu senja untuk sepanjang malam, supaya kita dapat bertahan menghadapi kegelapan di mana dosa sudah semakin memuncak.

Lalu...
Keluaran 12:22
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.

“Darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu.”
Artinya; ketika kita merayakan paskah harus ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh.
Ada tanda darah pada ambang atas dan kedua tiang pintu bebas dari tulah kemusnahan.

Kenapa harus seperti itu?
Keluaran 12:23
(12:23) Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.

Terbebas dari tulah pemusnah = ada pemeliharaan Tuhan, oleh kuasa darah Anak Domba Paskah.

Bandingkan dengan mereka yang tidak merayakan hari raya paskah.
Keluaran 12:27
(12:27) maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.

Sedangkan di Mesir tidak merayakan paskah, tidak ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh sehigga tulah pemusnah masuk ke rumah mereka; sehingga Mesir mengalami kematian anak sulung.
Lalu setelah bangsa Israel merayakan paskah, berlututlah mereka, sujud menyembah.

Malam ini kita akan merendahkan diri kita di bawah kaki Tuhan, karena kita sudah merayakan paskah dan kita sudah melihat jalan keluarnya. Ragi farisi, Saduki dan Herodes, yang membuat bangsa Israel secara khusus Yehuda dibuang ke Babel selama 70 tahun. Babel adalah tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi (Wahyu 14).
Tetapi oleh karena kemurahan Tuhan, mereka merayakan paskah, hari raya pembebasan; dibebaskan pada tahun 14 bulan yang pertama. Inilah jalan keluarnya. Amin.

Tuhan Yesus Kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment