KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, June 16, 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN 1 JUNI 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN 1 JUNI 2016

“KITAB KOLOSE”
 (SERI 84)

Subtema : PERSEKUTUAN DENGAN ROH-ROH JAHAT
                 
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.

Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kita perhatikan kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang - orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Mereka yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu nyata dalam setiap perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Pendeknya, melakukan perbuatan-perbuatan jahat menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah.

Lebih jauh kita melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung pada kematian yang kekal.
Kita datang kepada Allah karena kita menaruh harapan kepada Dia sekalipun kita adalah bangsa kafir.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
-       Mengikuti jalan dunia ini (ayat 2).
Kalau pada akhirnya seseorang mengikuti jalan dunia, itu menunjukkan bahwa dunia memiliki arus dan juga daya tarik, sehingga mereka menuruti jalan dunia dari pada jalan Tuhan.
-       Mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka (ayat 2).
Orang durhaka = dikuasai roh pendurhakaan à orang yang suka memberontak.
-       Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging (ayat 3).

Keterangan: Hidup di dalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak daging
Perkara ini dikaitkan dengan pribadi Esau.
Kejadian 25:25-28
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Esau adalah seorang yang pandai berburu daging (binatang)” = hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.

Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.

Sebab itu, dengan tegas Rasul Paulus menghimbau kepada jemaat di Galatia supaya mereka tidak hidup di dalam hawa nafsu daging dan tidak hidup menurut keinginan daging. Sebab, orang yang hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti keinginan daging tidak layak untuk mendapat bagian dalam kerajaan sorga = tidak berkenan kepada Allah.
Jadi daging dan darah tidak mewarisi kerajaan sorga.
Kenapa seseorang meninabobokan daging, dengan membiarkan tabiat-tabiat daging merajalela untuk menikmati dunia dan kemegahannya, tetapi pada akhirnya dia binasa?

Perlu untuk diketahui:
1.     Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu ibadah dan pelayanan, termasuk segala kegiatan-kegiatan di dalamnya = tidak memikirkan perkara rohani.
Pendeknya, tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan. Ayo, kita semua harus terbeban dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, kalau tidak orang yang seperti itu pasti dagingnya masih kuat.

2.     Hidup menurut daging berarti; ia sedang berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman = berujung pada kematian yang kekal / binasa.
Pendeknya, hukum Taurat tidak mengenal belas kasihan dan tidak mengenal kasih karunia = jauh dari kasih karunia.
Praktek ibadahnya; dijalankan secara lahiriah saja, yaitu; mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmani tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah di hadapan Tuhan.
Sama seperti orang yang sedang beribadah, dia berada di dalam gereja tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari Tuhan sehingga setiap firman yang didengar pasti di tolak, firman Tuhan tidak tinggal diam di dalam hidupnya.
Ibadah lahiriah tidak mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Ciri-ciri hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

“Esau seorang yang suka tinggal di padang” menunjukkan bahwa Esau adalah manusia duniawi = lebih mengasihi dunia dari pada mengasihi Allah. Padang à dunia.

1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

“Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.”
Sebab itu jangan menginginkan kebebasan dunia (jauh dari Tuhan), sebab kebebasan dunia ini adalah jerat.
Kalau saat ini kita terikat dengan ibadah dan pelayanan kita patut bersyukur. Terikat dengan ibadah dan pelayanan itu kemurahan Tuhan. Sebab itu himbauan untuk kita malam ini: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.”

1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Semua yang ada di dalam dunia, yaitu;
1.    Keinginan daging.
Bertentangan dengan kebenaran (firman), karena daging tidak mengalami penyaliban. Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
2.    Keinginan mata.
Bertentangan dengan Roh Allah / Roh Kudus. Mata adalah pelita untuk menerangi seluruh anggota tubuh à orang yang diurapi roh kudus, menjadi terang dan kesaksian.
Sesungguhnya ketujuh mata Tuhan yang diutus ke seluruh bumi adalah orang-orang yang diurapi Roh Kudus. Itu sebabnya tadi saya katakan keinginan mata Bertentangan dengan Roh Allah / Roh Kudus.
Urapan Roh Kudus menjadikan kita terang / kesaksian. Tanpa Roh kita tidak dapat menjadi kesaksian.
3.    Keangkuhan hidup.
Keangkuhan hidup bertentangan dengan kasih Allah.
Ketika Yesus diutus ke bumi, Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Salib Kristus adalah: kasih Allah.

Kesimpulannya; keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup = penyembahan berhala. Menyembah berhala = jauh dari Tuhan.

Matius 4:8-9
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Kalau seseorang mengasihi dunia = menyembah kepada Setan.
Itu sebabnya ketika ular itu membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, ia memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan semua itu akan diserahkan kepada Yesus dengan syarat; Yesus harus menyembah Setan
Pendeknya; menyembah berhala = menyembah Setan. Hal ini perlu dihayati, di garis bawahi dalam hati dan pikiran kita, jangan lupa.
Kalau kita berada di gunung Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang hidup, tetapi kalau kita ada di gunung lain, , berarti kita menyembah Setan, itulah kerajaan dunia dengan segala kemegahannya (gunung Setan).
Setiap perkara ada rohnya, kalau pesta pora rohnya adalah percabulan, kerajaan dunia dengan kemegahannya rohnya adalah; menyembah Setan.
Dunia ini betul-betul membuat hati manusia jauh dari Tuhan, dunia ini memang punya daya tarik supaya hati terpikat, kalau hati terpikat, otomatis seseorang tidak lagi memiliki kasih Allah.
Jadi, mengasihi dunia = menyembah berhala = menyembah setan (roh-roh jahat).

1 Korintus 10:14
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!

Oleh sebab itu, “jauhilah penyembahan berhala.”
Ini himbauan dari pada rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, tentu rasul Paulus mempunyai alasan yang kuat untuk menyatakan hal ini.

1 Korintus 10:15-17
(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
(10:16) Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
(10:17) Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Cawan pengucapan syukur adalah; persekutuan dengan darah Kristus.
Roti yang dipecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus dan itu terjadi lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Oleh karena tubuh dan darah Yesus kita boleh beribadah kepada Dia, bahkan sekalipun kita banyak, kita adalah satu tubuh.

Bandingkan dengan bangsa Israel...
1 Korintus 10:18-20
(10:18) Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu?
(10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.

Kalau masih terikat dengan berhala, segala apapun yang dipersembahkan kepada Tuhan itu adalah persembahan kepada roh-roh jahat (setan) = persekutuan dengan roh jahat.
Sebab itu giat bekerja untuk Tuhan, di tempat pekerjaan terlebih dalam kandang penggembalaan ini.
Ada dikantor untuk Tuhan, ada di lapangan untuk Tuhan teramat lebih dalam kandang penggembalaan ini, kalau tidak, persembahannya kepada roh jahat.
Banyak orang Kristen tidak memahami hal seperti ini, sehingga keliru dalam pengikutannya kepada Tuhan, salah kaprah.

1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.

Kita tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga cawan roh-roh jahat. Orang seperti ini orang yang mendua hati, kalau ikut Tuhan sungguh-sungguh ikut Tuhan, kalau tidak, jangan setengah-setengah. Kalau mendua hati tidak mendapat apa-apa.

Saudaraku, saya tambahkan sedikit;
Kekerasan hati itu juga penyembahan berhala. Kekerasan hati digambarkan seperti tanah yang berbatu-batu tanahnya tipis, ketika benih ditaburkan dia hanya tumbuh sebentar karena tidak berakar. Kerugiannya; ketika ada penindasan, ujian, cobaan atas seijin Tuhan dia tidak kuat dan menjadi murtad.

Sebagai contoh;
1 Korintus 10:5-10
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
(10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
(10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
(10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.

Perhatikan; bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan = menyembah berhala.

Ketika bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala, maka diikuti oleh dosa-dosa yang lain, antara lain;
1.     Dosa makan minum = dosa merokok, narkoba dan minum-minuman keras / mabuk-mabukan.
2.     Percabulan dengan perempuan-perempuan Moab.
3.     Mencobai Tuhan, ini ketika bangsa Israel menginginkan roti makanan dan air minuman di situlah mereka mencobai Tuhan dan Musa
4.     Diikuti dengan dosa bersungut-sungut.
Ini terjadi setelah mereka melihat bani Korah ditelan bumi, keesokan harinya mereka kembali bersungut-sungut kepada Musa dan Tuhan.

Bangsa Israel berulang-ulang melakukan dosa, menunjukkan; kekerasan hati = penyembahan berhala.
Setelah mereka jatuh dalam penyembahan berhala (patung anak lembu emas tuangan) mereka diingatkan dan mereka menyesal, tetapi kemudian mengulangi dosa lagi, itulah percabulan (mengambil perempuan-perempuan Moab). Lalu Tuhan ampuni lagi setelah dibinasakan 23000 orang, tetapi tidak berapa lama lagi mereka jatuh dalam dosa, mencobai Tuhan karena tidak ada makanan dan minuman dan pada saat itu Tuhan berikan apa yang menjadi tuntutan mereka. Tetapi mereka kembali bersungut-sungut setelah melihat bani Korah dan pengikut-pengikutnya ditelan oleh bumi, mereka tidak mau menerima keputusan Tuhan.
Yang saya maksud di sini adalah; penyembahan berhala = kekerasan hati atau kekerasan hati = penyembahan berhala. Apa bukti keras hati adalah penyembahan berhala? Terus mengulangi kesalahan. Sesudah ditegor insyaf sebentar namun mengulangi lagi kesalahan yang sama itu menunjukkan kekerasan hati = berhala.
Orang yang seperti ini sekalipun minum dari cawan Allah dan makan dari roti yang satu, penyembahannya itu kepada roh-roh jahat, bukankah itu suatu kerugian bagi kita? Sedangkan kita sudah banyak berkorban, meninggalkan semua yang dibelakang, tinggalkan orang tua, adik kaka dan semua orang yang kita cintai, tetapi apa artinya kalau toh juga bersekutu dengan roh jahat?
Ayo, berpikir secara rasional saja, jangan sia-siakan waktumu, dan apa yang kita persembahkan kepada Tuhan, jangan sia-siakan segala sesuatu yang sudah kita kerjakan kepada Tuhan. Apa yang kita kerjakan kepada roh jahat adalah suatu kebodohan.

1 Korintus 10:11-12
(10:11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
(10:12) Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!

Apa yang dialami bangsa Israel ditulis Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, menjadi suatu peringatan kepada kita, mengingat sekarang adalah hari-hari terakhir di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, supaya kita jangan turut binasa dengan orang-orang yang keras hati.
Oleh sebab itu jangan merasa diri kuat, jangan merasa diri mampu lagi, supaya jangan jatuh dalam dosa. orang yang merasa diri kuat, pada hakikatnya dia adalah orang yang lemah tidak mempunyai kekuatan.
Justru pada saat kita lemah, di situ kita memperoleh kekuatan dari Tuhan. Pada saat kita bermegah karena salib, di situ kita kuat.

Jalan keluarnya.
1 Korintus 10:15
(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!

Memperhatikan dan mempertimbangkan perkataan-perkataan dari orang bijaksana.

Titus 2:11-12
(2:11) Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
(2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini

Perkataan yang bijaksana itulah firman Allah yang sifatnya mendidik kalau tidak mendidik itu bukan perkataan dari orang yang bijaksana.

Ibrani 12:5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Oleh sebab itu jangan anggap enteng terhadap didikan firman Tuhan dan jangan putus asa ketika kita diajar (diperingatkan-Nya).

Ibrani 12:7-8
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Ketika kita mau menerima didikan firman itu menunjukkan bahwa kita diakui sebagai anak-anak Tuhan.
Perlu diketahui; yang disebut anak-anak Allah tidak lepas dari ganjaran itulah hajaran dan didikan Tuhan. orang yang lepas dari ganjaran disebutlah anak gampangan (anak yang lahir di luar nikah).
Sebab itu, kalau kita perhatikan hasil dari perzinahan antara Daud dengan Barsyeba melahirkan seorang anak di luar nikah (anak gampangan), akhirnya berujung pada kematian. Sebab itu tidak boleh anggap enteng didikan, tidak boleh putus asa, tidak boleh bersungut-sungut.

Tujuan menerima perkataan-perkataan orang bijaksana (tujuan menerima didikan).
Titus 2:12
(2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini

Pertama: Supaya kita hidup bijaksana.

Mari kita lihat orang yang hidup bijaksana.
Matius 7:24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Orang yang bijaksana adalah orang yang mendengar firman Allah dan mau melakukannya.
Prakteknya; mendirikan rumah di atas batu bukan pasir.
Batu à Pribadi Yesus yang disalibkan = dasar bangunan. Jadi korban Kristus itu dasar kita supaya kita menjadi orang yang fundamental (kuat).

Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Kuat menghadapi ujian, sebab didirikan di atas dasar yang teguh itulah korban Kristus.
Adapun ujian-ujian itu antara lain;
1.     Turunlah hujan” à ujian yang dari atas = penghulu-penghulu dunia yang gelap, itulah roh jahat dengan segala tipu dayanya.
Yesus tidak terperangkap dengan tipu daya dari pada Iblis Setan, ketika Ia disalibkan, Ia tidak berjuang menghadapi imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Karena perjuangan kita bukan melawan darah dan daging tetapi melawan tipu muslihat dari roh jahat di udara, penghulu dunia yang gelap. Seandainya Yesus berjuang menghadapi sesama manusia, Dia sedang terperangkap dengan tipu muslihat Iblis/Setan, maka rencana Allah gagal, tidak terlaksana.

2.     Datanglah banjir” à roh najis.
Berarti kuat terhadap dosa kenajisan.

3.     “Angin melanda rumah itu” à angin-angin pengajaran palsu oleh tipu daya dan kelicikan dari pada nabi-nabi palsu.

Inilah orang-orang yang bijaksana; mendirikan rumah di atas batu, kuat terhadap tiga ujian; kuat terhadap Iblis/Setan, kuat terhadap angin-angin pengajaran palsu (firman yang ditambahkan dan dikurangkan).

Selain bijaksana...
Tits 2:12
(2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini

Kedua: Hidup adil di hadapan Tuhan dan sesama.
Praktek adil kepada Tuhan; mempergunakan waktu dengan baik, tidak hanya untuk kepentingan pribadi.
Praktek adil terhadap sesama = tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain = tidak pilih kasih.

Ketiga: Beribadah dalam dunia ini.
Kita mengetahui ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok;
1.     Tekun dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2.     Tekun dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
3.     Tekun dalam ibadah doa penyembahan.

Hasilnya.
Titus 2:12
(2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini

Supaya kita meninggalkan dua hal;
1.     Segala kefasikan.
Fasik = perbuatan-perbuatan jahat itulah kesombongan dan kecongkakan.
2.     Meninggalkan keinginan-keinginan duniawi.
Esau adalah manusia duniawi. Kalau duniawi sudah ditinggalkan maka; hati dan pikirannya tertuju pada perkara di sorga, matanya selalu tertuju pada perkara di atas untuk membesarkan kerajaan sorga, mengembang ke kiri dan ke kanan.

Yesaya 54:2-3
(54:2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!
(54:3) Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

Meninggalkan duniawi sama seperti kemah yang dilapangkan ke kiri dan ke kanan.
Pada saat kemah dikembangkan ke kanan dan ke kiri kita mengerjakan dua hal, yaitu;
-       “Pancangkanlah tali-tali kemahmu.”
Tali fungsinya adalah untuk mengikat à kasih Allah yang mempersatukan dan menyempurnakan gereja Tuhan.
-       “Pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu.”
Dua tangan dan kaki Yesus telah dipatok di atas kayu salib.
Patok à penyerahan diri.
Inilah orang yang telah meninggalkan dunia. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment